1. Bertata Krama dan Menjauhi
Sikap Tercela
Kelompok 3:
1. Ahmad Sajid
2. Andi Asri Ainun
3. Andi Siti Bani Fitriasih
4. Muhammad Hidayat Aras
2. 1. Tata Krama dalam Berpakaian
2. Tata Krama dalam Berhias
3. Tata Krama dalam Bertamu
4. Tata Krama dalam Menerima Tamu
A. Bertata Krama
3. Bagi laki-laki Muslim diharamkan memakai pakaian dari sutra
Bagi Muslim dimakruhkan memperpanjang celana atau
pakaiannya hingga menutupi mata kaki
Disunahkan memakai pakaian-pakaian yang berwarna putih
daripada warna-warna lain, akan tetapi tidak ada larangan
memakai pakaian dengan warna-warna lain
1. Tata Krama Dalam Berpakaian
“Barangsiapa mengenakan sutra di dunia, ia tidak akan
mengenakannya di akhirat.”
(H.R. Muslim dari Anas bin Malik: 3866)“Al-isbãl adalah memanjangkan hingga di bawah kedua tumit
pada kain, gamis, dan serban. Barangsiapa menyeret salah satu
daripadanya dengan sombong, Allah swt tidak melihat
kepadanya pada hari kiamat.”
(H.R. Ibnu Majah dari Abi Salim: 3566)
“Sebaik-baik pakaian kalian adalah yang berwarna putih, maka
pakailah dengannya dan kafanilah mayat kalian dengan kain
yang berwarna putih.”
(H.R. Ibnu Majah dari Ibnu Abbas: 3556)
4. Wanita muslimah wajib memanjangkan pakaiannya hingga
menutupi kedua kakinya
ُف َنْظَفْحَي َو َّنِه ِارَصْبَأ ْنِم َنْضُضْغَي ِتَانِمْؤُمْلِل ْلُق َوَم ََّلِإ َّنُهَتَني ِز َينِدْبُي ََل َو َّنُهَجوُرَرَهَظ ا
ْبُي ََل َو ۖ َّنِهِبوُيُج ٰىَلَع َّنِه ِرُمُخِب َْنب ِرْضَيْل َو ۖ اَهْنِمَبآ ْوَأ َّنِهِتَلوُعُبِل ََّلِإ َّنُهَتَني ِز َينِدَّنِهِئاِاءَبآ ْوَأ
ْخِإ ْوَأ َّنِهِتَلوُعُب َِاءنْبَأ ْوَأ َّنِهِئَانْبَأ ْوَأ َّنِهِتَلوُعُبََوخَأ يِنَب ْوَأ َّنِهِنا َوْخِإ يِنَب ْوَأ َّنِهِنا َوِتاَّنِهِئاَسِن ْوَأ َّنِه
َب ْرِ ْاْل يِلوُأ ِْريَغ َينِعِباَّتال ِوَأ َّنُهُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأْظَي ْمَل َينِذَّلا ِلْفِالط ِوَأ ِلاَج ِالر َنِم ِةٰىَلَع واُرَه
ُي اَم َمَلْعُيِل َّنِهِلُج ْرَأِب َْنب ِرْضَي ََل َو ۖ ِاءَسِالن ِتاَر ْوَعِ َّاّلل ىَلِإ واُبوُت َو ۚ َّنِهِتَني ِز ْنِم َينِفْخِمَجَهُّيَأ اًعي
ْمُكَّلَعَل َونُنِمْؤُمْالَونُحِلْفُت
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putra-putri mereka, atau putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung.” (Q.S. An-Nur/24: 31)
5. Laki-laki muslim diharamkan memakai pakaian muslimah dan
sebaliknya
Disunahkan mengerjakan sesuatu termasuk memakai pakaian
dengan mendahulukan sebelah kanan
“Rasulullah saw. Melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan
wanita yang menyerupai laki-laki.”
(H.R. Ibnu Majah dari Ibnu Abbas: 1894)“Jika salah seorang dari kalian mengenakan sandal, hendaklah ia
memulai dengan kaki kanan, dan jika ia melepasnya, hendaklah
ia memulai dengan kaki kiri.”
(H.R. Ibnu Majah dari Abu Hurairah: 3606)
6. Laki-laki muslim diharamkan memakai cincin emas
Laki-laki muslim diperbolehkan memakai cincin perak. Hal ini
disebabkan Rasulullah saw. pernah memakai cincin perak di jari
kelingking tangan kirinya. Di tengah mata cincin tersebut
terdapat tulisan Muhammad Rasulullah. Beliau kemudian
menggunakan cincin tersebut sebagai cap.
Muslim disunahkan untuk bercukur dan memotong kuku
2. Tata Krama dalam Berhias
“Rasulullah keluar di tengah-tengah kami, salah satu tangannya
memegang pakaian dari sutra dan yang tangan lainnya
memegang emas. Rasulullah bersabda, “Keduanya ini
diharamkan atas laki-laki dari umatku dan halal bagi kaum
wanitanya.”
(H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr: 3587)
7. a. Tata Krama sebelum Perjalanan
1) Bermusyawarah
2) Mengajak kawan atau pendamping
3) Mengangkat Pemimpin
4) Mengembalikan hak dan kewajiban
5) Berpamitan
3. Tata Krama dalam Perjalanan
Sebelum melakukan perjalanan, seorang muslim sebaiknya
bermusyawarah dengan keluarganya atau dengan orang-
orang yang akan bepergian bersamanya, misalnya tentang
barang-barang yang barang-barang yang harus dibawa,
kendaraan yang akan digunakan, dan rute perjalanan yang
akan dilewati
Perjalanan akan lebih baik jika orang yang bepergian
mengajak kawan atau pendamping yang bisa berupa istri atau
suami, saudara, atau teman dekat. Mengajak pendamping
diwajibkan bagi wanita Islam yang bepergian
Jika perjalanan dilakukan berombongan, pilihlah salah seorang
sebagai pemimpin rombongan. Pemimpin tersebut hendaknya
yang paling luas ilmunya, baik akhlaknya, dan bijaksana
Seorang Muslim sebaiknya mengingat adakah ia mempunyai
amanah seperti utang atau pinjaman dan mengembalikannya
kepada yang berhak. Apabila belum mampu, hendaknya
berpesan kepada keluarga yang ditinggalkan tentang amanah
tersebut
8. b. Tata Krama selama Perjalanan
1) Berangkat pada pagi hari
2) Membaca doa keluar rumah
3) Membaca doa ketika berjalan
4) Membaca doa ketika berlayar
5) Membaca doa ketika tiba di tempat tujuan
6) Membaca doa ketika masuk rumah
7) Menolong kawan dalam perjalanan
8) Mempersingkat perjalanan
9. c. Tata Krama Sesudah Perjalanan
1) Bersyukur
2) Mengerjakan salat dua rakaat
3) Menyambut kedatangan musafir
10. Kebiasaan saling mengunjungi merupakan hal yang sangat baik.
Hal ini adalah salah satu cara untuk memelihara tali kekeluargaan
dan persahabatan. Rasulullah saw bersabda dalam hadits:
4. Tata Krama Bertamu dan
Menerima Tamu
Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman, “Kecintaan-Ku berhak
dimiliki orang-oran yang saling berkunjung karena-Ku.
Kecintaan-Ku berhak dimiliki orang-orang yang saling menolong
karena-Ku.”
(H.R. Ahmad dari Abu Dabyah: 18621)
Telingaku mendengar dan mataku melihat saat Rasulullah saw berbicara,
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya dengan memberi sesuatu pemberian kepadanya.” Para sahabat
bertanya, “Apa pemberian itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Memenuhi
kebutuhannya selama sehari semalam dan melayani tamu itu selama tiga
hari. Yang lebih dari itu merupakan sedekah atas yang menjamunya.” Dan
beliau bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata yang baik atau hendaklah ia diam.”
(H.R. Muslim dari Abu Syuraih al-’Adawi: 3255)
Untuk dapat mencapai tujuan mereka, umat Islam harus
memerhatikan adab dan tata krama dalam bertamu. Jangan
sampai kunjungan kita menimbulkan hal yang tidak
mengenakkan karena ketidaktahuan kita terhadap tata krama
yang harus diterapkan.
11. a. Kewajiban Penerima Tamu
1) Memberikan hidangan yang baik (istimewa) selama sehari
semalam.
2) Memberikan hidangan pada hari dan malam kedua serta ketiga
tetapi tidak harus sebaik hidangan pada hari pertama.
3) Sesudah tiga hari tiga makam, tuan rumah tidak mempunyai
kewajiban lagi untuk menjamu tamunya, tetapi apabila tuan
rumah masih menjamunya, hal itu merupakan sedekah baginya.
b. Kewajiban Tamu
1) Tidak mempermasalahkan segala makanan yang telah
dihidangkan tuan rumah dan menikmati secukupnya sesuai
etika.
2) Sebaiknya tidak menginap lebih dari tiga hari.
3) Apabila karena sesuatu hal sehingga tamu harus menginap
lebih dari tiga hari, sebaiknya meminta izin kepada tuan rumah
terlebih dahulu.
12. Dalam pergaulan sehari-hari, umat Islam harus memupuk sikap-
sikap terpuji serta memgembangkan tata krama. Hal itu akan
menjalin persahabatan dan persaudaraan yang kuat di antara umat
Islam yang disebut ukhuwah islamiah.
Di lain pihak, umat Islam juga harus mewaspadai serta menjauhi
sikap-sikap tercela yang akan merusak pergaulan serta
memutuskan tali silaturahmi.
Dalam bahasan ini aka dikemukakan beberapa sikap tercela, yaitu
hasad, ria, aniaya, dan diskriminasi, faktor penyebabnya, dan cara
menghindarinya sikap-sikap tercela.
B. Menjauhi Sikap Tercela
13. a. Hasad
Hasad adalah perasaan iri terhadap kebaikan yang diperoleh orang
lain, ingin kenikmatan yang diperoleh orang itu berpindah pada
dirinya, dan tidak ingin orang lain menyamai apapun nikmat yang
diperolehnya.
1. Macam-Macam Sikap Tercela
“Jauhilah olehmu hasad, sesungguhnya hasad itu memakan
kebajikan sebagaimana api menghabiskan kayu bakar.”
(H.R. Abu Dawud dari Abu Hurairah: 4257)
14. b. Ria
Ria adalah mengerjakan suatu pekerjaan atau ibadah untuk
mendapatkan pujian dari orang lain, tidak ikhlas dalam beramal
serta tidak semata-mata mengharap rahmat dan rida Allah swt.
Orang ria biasanya akan putus asa dan kecewa apabila tujuan yang
diinginkannya tidak tercapai.
Rasulullah saw. menggolongkan ria ke dalam syirik kecil.
“Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling
aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil.” sahabat
bertanya, “Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?” Rasulullah
saw menjawab, “Ria.”
(H.R. Ahmad dari Mahmud bin Labid: 22523)
15. Aniaya
Perbuatan aniaya dikenal pula dengan zalim, yaitu berbuat
sewenang-wenang dan mengikuti kemauan sendiri. Perbuatan
aniaya bisa ditujukan kepada Allah swt., diri sendiri, dan kepada
sesama makhluk yang lain.
Berbuat aniaya kepada Allah swt ialah hidup dalam kekafiran,
adapun perbuatan aniaya terhadap sesama makhluk Allah swt bisa
dengan cara menyakiti secara fisik, harta benda, atau kehormatan
mereka.
Rasulullah saw bersanda dalam hadis berikut,
“Barang siapa merampas hak orang muslim lainnya dengan
sumpahnya, Allah mewajibkan neraka dan mengharamkan surga
baginya. Salah seorang sahabat bertanya, “Walaupun hanya
sesuatu yang sederhana, ya Rasululah?” Rasulullah saw
bersabda, “Kendati hanya potongan kayu urok.”
(H.R. Muslim dari Abu Umamah: 196)
16. Diskriminasi
Diskriminasi adalah pembedaan perlaukan terhadap sesama
berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, status
sosial, atau sebab-sebab lain.
Contoh sikap diskriminasi pada zaman dahulu adalah perbudakan.
Hal itu dihilangkan dengan contoh Rasulullah saw mengangkat
Bilal bin Rabah sebagai muazin dan orang kepercayaan Rasulullah
saw padahal Bilal bin Rabah adalah seorang bekas budak yang
berkulit hitam legam. Sebagai keturunan Arab, Nabi Muhammad
saw menegaskan tidak ada kemuliaan bagi bangsa Arab atas non-
Arab.
“Dan sesungguhnya nenek moyangmu adalah satu. Ingat, orang
Arab tidak memiliki keunggulan atas orang non-Arab dan orang
non-Arab juga tidak memiliki keunggulan atas orang Arab.”
(H.R Ahmad dari Abu Nadrah: 22391)
17. Sikap-sikap tercela apabila melekat dalam diri umat Islam akan
membawa bencana. Hal itu disadari atau tidak merupakan usaha
setan untuk menghancurkan Islam. Dengan demikian umat Islam
harus berjuang keras untuk menghindarinya dengan cara
mendekatkan diri kepada Allah swt sebab hanya Dia yang bisa
menyelamatkan manusia dari segala godaan.
Nabi Muhammad saw bersabda
2. Cara Menjauhi Sikap Tercela
“Salah seorang dari kalian tidak akan selamat dengan amal
perbuatannya.” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau
sendiri, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab, “Ya,
termasuk aku, hanya saja Allah swt melimpahkan rahmat
kepadaku.”
(H.R. Al-Bukhari dari Abu Hurairah: 5982)
18. Beberapa cara mendekatkan diri kepada Allah swt.:
1) Melakukan ibadah dengan khusyuk;
2) Mensyukuri semua nikmat Allah swt.;
3) Berdoa dan bertawakal kepada Allah swt.;
4) Mempererat tali persaudaraan.
19. Kelompok 1 : Bagaimana cara memperlakukan tamu yang berbeda
agama dengan si pemilik rumah?
Kelompok 2 : Bagaimana cara Rasulullah saw dalam menyikapi
orang Islam yang berpakaian tidak sesuai dengan syariat Islam?
Kelompok 4 : Apakah dengan membiarkan diri sendiri dalam
kebodohan dan kegalauan termasuk dalam perbuatan aniaya?
Kelompok 5 : Apabila seorg wanita memiliki suami dan suaminya
keluar dan melarang istrinya menerima tamu terutama laki-laki,
apakah itu benar dan dianggap sopan?
kelompok 6 : Mengapa orang ria biasanya kecewa jika
keinginannya tidak tercapai?
Editor's Notes
Moderator : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang sederhana ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.Kami dari kelompok 3 akan mempresentasikan tugas kami yang berjudul ‘Bertata Krama dan Menjauhi Sikap Tercela’. Untuk mengefisienkan waktu, langsung saja saya persilahkan kepada .... Untuk mempresentasikan cara bertata krama.
Beberapa tata krama yang penting diketahui adalah tata krama dalam berpakaian, berhias, bertamu, dan menerima tamu