2. Post-modernisme (Post-modern) adalah gerakan abad akhir ke-20 dalam seni, arsitektur, dan kritik
itu adalah keberangkatan dari modernisme. Postmodernisme termasuk interpretasi skeptis
terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, ekonomi, arsitektur, fiksi, dan kritik sastra. Hal ini
sering dikaitkan dengan dekonstruksi dan pasca-strukturalisme karena penggunaannya sebagai
istilah mendapatkan popularitas yang signifikan pada waktu yang sama sebagai abad kedua puluh
dalam pemikiran post-struktural.
3. Post-modernisme adalah faham yang berkembang setelah
era modern dengan modernisme-nya. Postmodernisme
bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru
menghargai teori-teori yang bertebaran dan sulit dicari
titik temu yang tunggal. Banyak tokoh-tokoh yang
memberikan arti post-modernisme sebagai kelanjutan dari
modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat
beragam. Bagi Lyotard dan Geldner, post-modernism
adalah pemutusan secara total dari modernism. Bagi
Derrida, Foucault dan Baudrillard, bentuk radikal dari
kemodernan yang akhirnya bunuh diri karena sulit
menyeragamkan teori-teori. Sehingga David Graffin
berpendapat, Post-modernisme adalah koreksi beberapa
aspek dari modernisme. Menurut Giddens, Post-
modernisme adalah bentuk modernisme yang sudah sadar
diri dan menjadi bijak. Sedangkan menurut Habermas,
Post-modernisme merupakan satu tahap dari modernisme
yang belum selesai.
4. Ciri-ciri umum Arsitektur post-modern
(menurut Budi Sukada, 1988) :
• Mengandung unsur-unsur
komunikatif yang bersifat lokal
atau popular
• Membangkitkan kembali kenangan
kembali historic
• Berkonstek urban
• Menerapkan kembali teknik
ornamentasi
• Bersifat representasional
• Berwujud metaforik (dapat berarti
dari bentuk lain)
• Dihasilkan dari partispasi
• Mencerminkan aspirasi umum
• Bersifat plural
• Bersifat ekletik
5. Perubahan mendasar dalam sejarah dunia arsitektur adalah
saat hadirnya arsitektur modern. Arsitektur sampai abad ke-19
dianggap sebagai seni bangunan. Reformasi pemikiran
Arsitektur Modern ini mulai muncul pada abad ke-18, dimana
yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya arsitektur,
melainkan ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar
tentang arsitektur. Pemikiran tersebut baru dapat direalisasikan
pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan pendidikan
Arsitektur yang dibagi menjadi dua, sebagai kesenian dan
sebagai ilmu teknik sipil, dan munculnya industri bahan
bangunan. Antara tahun 1890-1930 muncul berbagai macam
pergerakan, antara lain : Art and Craft, Art Noveau,
Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School,
dll. Periode tersebut merupakan puncak sekaligus titik awal
dari arsitektur modern.
8. Terdapat 6 Aliran yang muncul pada masa
Post Modern, Diantaranya :
1. ALIRAN HISTORICM
2. ALIRAN STRAIGHT REVIVALISM
3. ALIRAN NEO-VERNACULARISM
4. ALIRAN CONTEXTUALISM
(URBANIST + AD HOC)
5. ALIRAN METAPHOR &
METAPHISICAL
6. ALIRAN POST-MODERN SPACE
9. 1. ALIRAN HISTORICISM
Aliran ini mengunakan dekorasi
berupa elemen-elemen klasik
(misalnya ionic, doric dan
Corinthian) yang digabungkan
dan disesuaikan dengan pola-pola
modern pada bangunan
Tokoh : Aero Saarinen, Philip
Johnson, Robert Venturi, Kisho
Kurokawa, Kyonori Kikutake,
Aldo Rossi
Contoh :
AT & T Office Building, Amerika
Serikat
Arsitek : Philip Johnson
10. 2. STRAIGHT REVIVALISME
Pembangkitan kembali neo-
klasik ke dalam bangunan
yang bersifat monumental
dengan irama komposisi
berulang dan simetris.
Tokoh: Aldo Rossi, Monta
Mozuna, Ricardo Bofill, Mario
Botta
Contoh :
San Cataldo Cemetery
Konstruksi Tahun 1978
Arsitek : Aldo Rossi
11. 3. NEO VERNACULARISM
Menghidupkan kembali
elemen tradisional yang
membuat bentuk dan
bangunan lokal.
Tokoh: Darbourne and Darke,
Joseph Isherick, Aldo Van
Eyck.
Contoh :
Estec Noordwijk –NL
Arsitek : Aldo Van Eyck &
Hannie Van Eyck
12. 4. CONTEXTUALISM
Penempatan dan bentuk
bangunan disesuaikan dengan
lingkungan sekitar sehingga
didapatkan komposisi
bangunan dan lingkungan
yang serasi. Aliran ini juga
disebut dengan Urbanis
Tokoh: Lucien Kroll, Leon
Krier, James Stirling.
Contoh :Leicester University
Engineering Building
Arsitek : Leon Krier & James
Stirling
13. 5. METAPHOR & METAPHISICAL
Mengekspresikan secara bentuk-
bentuk suatu hal yang ditampilkan ke
dalam konsep atau desain bangunan.
Terdapat tiga metaphor, yakni
metaphor lugu (bentuk bangunan
sama persis dengan bentuk benda
yang menjadi konsep), Metaphor
kompleks (terdapat beberapa bentuk
benda yang digabung sehingga
menimbulkan bentuk bangunan yang
kompleks)
Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio
Gaudi, Mimoru Takeyama.
Contoh :
La Sagrada Familia – Barcelona,
Spanyol
Arsitek : Antoni Gaudi
14. 6. POST MODERN SPACE
Memperlihatkan pembentukan ruang
dengan mengkomposisikan komponen
bangunan itu sendiri. Difokuskan pada
rancangan spatial interpenetration,
dimana dua atau lebih ruangan dapat
digabung secara overlap dan saling
bertemu. Aliran ini mencoba
mendefinisikan ruang lebih dari
sekedar ruang abstrak dan
menghasilkan arti ganda,
keanekaragaman dan kejutan.
Tokoh : Peter Eisenman, Robert Stern,
Charles Moore, Kohn, Pederson-Fox.
Contoh :
Peter Eisenmen’s Center for Design
and Art – University of Cincinnati
Arsitek : Eisenmen’s Aronoff