Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jamur predator nematoda dan parasit nematoda. Jamur-jamur tersebut tergolong ke dalam Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota, dan Oomycota. Mereka memiliki berbagai mekanisme untuk menangkap atau menginfeksi nematoda seperti tombol lekat, jaring perekat, cincin, racun, dan endoparasitisme. Beberapa jamur memiliki potensi untuk pengendalian hayati nematoda di pertan
3. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN ASCOMYCOTA
CABANG LATERAL DAN
TOMBOL LEKAT
• Tombol-tombol bulat ditutupi oleh
bahan lengket
• Terdapat pada sepanjang hifa dan cabang-cabang lateral yang pendek
• Nematoda yang berada di sekitar hifa atau cabang lateral akan terperangkap
pada tombol lekat tersebut mati
• Jamur yang memiliki tombol lekat Monacrosporium sp., Arthrobotrys sp. dan
Dactylella sp.
4. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN ASCOMYCOTA
JARING PEREKAT
• Jaringan perekat yang terbentuk dari anastomosis.
• Seluruh permukaan jaringan ditutupi oleh perekat
• Nematoda yang berada di jaring tersebut akan
terperangkap mati
• Monacrosporium eudermatum dan Duddingtonia
flagran
5. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN ASCOMYCOTA
CINCIN NON-KONSTRIKSI
• Menjerat mangsanya dengan cincin bersel tiga yang dibentuk
oleh lengkungan dari ujung cabang lateral
• Cincin Non-konstriksi memiliki bagian permukaan dalam
yang sangat lengket
• Jika tubuh nematoda menyentuh cincin tersebut akan
dapat terjepit di dalamnya
• Saat terjepit, nematoda akan berjuang untuk melepaskan diri
• Jamur memproduksi cincin non-konstriksi Dactylaria
candida
6. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN ASCOMYCOTA
CINCIN YANG MENGENCANG
• Sama dengan Cincin Non-Konstriksi menjerat
mangsanya dengan cincin bersel tiga yang dibentuk oleh
lengkungan dari ujung cabang lateral
• Mampu mengembang dengan cepat setelah terjadi kontak
mekanis nematoda dengan permukaan bagian cincin
• Pembesaran cincin akan terjadi sangat cepat nematoda
akan terperangkap di dalamnya
• Permukaan cincin konstriksi tidak mengandung perekat
• Jamur memproduksi cincin konstriksi genus
Drechslerella
7. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN BASIDIOMYCOTA
• Hanya 2 genus yang teridentifikasi sebagai predator
nematode Pleurotus dan Hohenbuehelia
• Pleurotus Hifa memanjang menuju rongga mulut
mengeluarkan toxin (asam trans-2-decene-dioic dan asam
linoleic) yang membunuh nematoda
• Nematoda yang telah terinfeksi racun pergerakannya
melambat melemah dan mati
• Hifa Pleurotus akan tumbuh dengan cepat menuju lubang
nematoda yang lumpuh dan kolonisasi terjadi kemudian
dalam waktu satu sampai beberapa jam
8. JAMUR PREDATOR
GOLONGAN BASIDIOMYCOTA
• Hanya 2 genus yang teridentifikasi sebagai
predator nematode Pleurotus dan
Hohenbuehelia
• Hohenbuehelia memiliki hifa yang berbentuk
jam pasir yang memIliki daya lekat yang kuat
• Kedua bentuk tersebut masuk pada kutikula
nematoda sering juga disebut transisi antara
predator dan endoparasitik
• Nematoda yang telah terinfeksi pergerakannya
melambat melemah dan mati
9. JAMUR PREDATOR
ENDOPARASIT
• Konidia yang menempel pada kutikula inangnya
menembus ke dalam rongga tubuh, akhirnya mengisinya
dengan hifa.
• Drechmeria coniospora Konidia berbentuk kerucut
saat matang berbentuk bulat, tombol perekat di ujung
sempit masuk ke dalam tubuh nematoda melalui
lubang/rongga mulut
• Harposporium anguillulae Konidia berbentuk bulan
sabit tertelan ujung runcing dari spora bersarang di
dinding kerongkongan setelah perkecambahan
menembus rongga tubuh dari dalam
• Konidiofor akan muncul dari tubuh nematoda yang
telah mati
• Miselium dalam nematoda membentuk klamidospora
yang bisa bertahan di dalam tanah
10. CONTOH KERAGAMAN
NEMATOPHAGOUS FUNGI
NO GENUS
PERTALIAN
TAKSONOMI
MODE PARASITISM
A PREDATOR
Acoulopage ; Stylopage Zygomycota Hifa Lekat
Gamsylella; Dactylellina; Arthrobotrys
(Dactylella; Dactylaria;
Monacrosporium)
Orbiliaceae
(Ascomycota)
Tombol Lekat, Jaring
dan Cincin Tak
Mengencang
Drechslerella(Arthrobotrys;
Dactylella; Monacrosporium)
Orbiliaceae
(Ascomycota)
Cincin Mengencang
Nematoctonus (Hohenbuehelia);
Pleurotus
Pleurotaceae
(Basidiomycota)
Tombol Lekat dan
Beracun
11. CONTOH KERAGAMAN
NEMATOPHAGOUS FUNGI
NO GENUS
PERTALIAN
TAKSONOMI
MODE PARASITISM
B ENDOPARASITIK
Hoptoglossa
Plasmodiophoromycota
(Oomycota)
Gun sel
Myzocytium ; Nematophthora Oomycota Encysting Zoospores
Catenaria Chytridiomycota Encysting Zoospores
Harposporium,Drechmeria,
Verticillium,Hirsutella
Clavicipitaceae (Pyrenomycetes,
Ascomycota)
Ingestion
C Parasit Telur
Rhopalomyces Zygomycota Kolonisasi Hifa
Pochonia chlamydosporia
Clavicipitaceae (Pyrenomycetes,
Ascomycota)
Kolonisasi Hifa
12. JAMUR PARASITE TELUR
• Banyak jamur saprotropik tanah yang menunjukkan asosiasi
dengan telur nematoda terutama yang menetap dalam akar.
• Telur nematoda mengandung kitin dan kolagen Jamur
menggunakan ujung hifa untuk merusak struktur telur dan
menggunakan kitin dan kolagen sebagai sumber energi
• Pochonia chlamydosporia dan Paecilomyces lilacinus sangat
berpotensi untuk menjadi parasite telur
13. AQUATIC HYPOMYCETES
• Lemonniera aquatic Konidiofor berkembang dari
miselium dalam jaringan daun atau dari
klamidospora atau sklerotia dan berakhir pada 1 - 3
phialid.
• Dari ujung phialid berkembang empat cabang dan
ujungnya memperpanjang secara bersamaan untuk
membentuk lengan silinder.
• Konidium matang melekat terpusat ke phialid pada
titik lengan. Ketika terbentuk Konidium pertama
terlepas akan terbawa oleh arus air menyebar
KONIDIA TETRARADIATE PHIALID
14. AQUATIC HYPOMYCETES
• Alatospora ujung pendek yang
berkembang sendiri. Spora awal memanjang
dua lengan lateral yang lain muncul dan
berkembang secara bersamaan.
• Heliscus lugdunensis jamur yang terdapat
di kulit ranting yang jatuh ke dalam sungai.
Konidiofor berkembang di pustula dan
cabang secara berulang-ulang di phialid.
Konidia yang terbentuk di dalam air
ujung atas berbentuk kerucut
KONIDIA TETRARADIATE PHIALIDIC
15. AQUATIC HYPOMYCETES
• Articulospora tetracladia konidiofor pendek
membentang dari miselium dalam daun. Di ujung
konidiofor pertama berkembang sebagai tunas silinder
• Pada puncak lengan pertama, tiga tunas silinder
berkembang.
• Clavariopsis aquatica memiliki miselium dan konidia
gelap. Konidia memiliki tubuh dengan ujung bulat
membesar tiga lengan silinder mengembang secara
bersamaan.
KONIDIA TETRARADIATE BLASTIC
16. AQUATIC HYPOMYCETES
• Tricladium splendens juga memiliki miselium dan
konidia berwarna gelap. Puncak konidiofor
membengkak. Sebuah tunas berkembang pada satu
titik pada sumbu utama, yang akan diikuti dengan
tunas kedua pada titik yang berbeda
• Taeniomyces memiliki konidium agak
menyerupai Tricladium, tapi dengan koneksi
penjepit tunggal pada septum.
KONIDIA DENGAN CLAMP
17. AERO - AQUATIC FUNGI
• Ada beberapa cara di mana aero Konidia dapat
berkembang. Dalam Helicoon berkembang
seperti silinder atau spiral gentong dan tidak
bercabang. Warna konidia bervariasi dari bening
menjadi hitam. Arah kumparan berkelok-kelok (jika
tampak atas dari puncak konidiospora) searah
jarum jam pada H. richonis sementara di beberapa
jamur lain Helicosporous arah berkelok-kelok
berlawanan arah jarum jam.
• Helicodendron merupakan genus anamorph
polifiletik konidia dapat membentuk cabang
samping.
PERKEMBANGAN PROPAGUL
18. AERO - AQUATIC FUNGI
• Beverwijkella pulmonaria struktur tunggal berbentuk
balon. Di permukaan, sel agregat gelap, berdinding
tebal dengan udara yang terjebak di dalamnya.
• Spirosphaera pembentukan propagul bulat yang
dibentuk dari banyak cabang, hifa melengkung
• Cara lain untuk menangkap udara ditunjukkan oleh
propagul Clathrosphaerina zalewskii membentuk
propagul berongga seperti bola golf. Struktur ini
dibentuk oleh perkembangan konidium yang melekat
erat di titik lengan. Jamur ini berkembang di udara
pada ranting atau potongan kayu yang telah terendam
sebelumnya.
PERKEMBANGAN PROPAGUL
19. INTERAKSI JAMUR DAN
NEMATODA
• Banyak jamur nematophagous tidak menghasilkan organ perangkap dalam biakan
murni
• Organ perangkap jamur akan terbentuk ketika ada nematoda atau ekstrak nematoda
menyentuh hifa jamur
• Molekul-molekul mendorong oligopeptida kecil yang mengandung asam amino
non-polar dan aromatik, seperti dipeptida phenylalanyl-valin. Zat lain, seperti serum
kuda atau ekstrak ragi, juga efektif dalam mendorong pembentukan perangkap
• 1. Arthrobotrys Bentuk jaring predator yg sangat kuat yang hanya hadir ketika
ada namatoda
2. Dactylellina Bentuk knob dan cincin kemampuan terbatas untuk hidup
saprofit di dalam tanah
3. Drechmeria coniospora Endoparasit cairan lengket tidak mampu hidup
saprofit di dalam tanah
20. INTERAKSI JAMUR DAN
NEMATODA
• Adhesi Daya lekat perangkap atau conidium ke mangsa nematoda
yang sangat kuat mengandung lektin protein yang mengikat
residu karbohidrat
• Toksin Selain karena aktivitas organ perangkap, nematoda mati
racun asam linoleic diproduksi lebih banyak saat terbentuk organ
perangkap dibanding ketika organ perangkap tidak terbentuk
sangat toxic pada nematoda,. Bahkan pada Pleurotus mengeluarkan
asam trans-2-decene-dioic dan asam linoleic
• Proses infeksi kutikula nematoda sebagian besar terdiri dari kolagen
tipe protein. Jamur nematophagous mengandung serin protease dari
jenis Subtilisin yang dianggap memainkan peran penting dalam infeksi
inang Subtilisin dari A. oligospora memiliki sifat nematotoxic.
21. PENGENDALIAN HAYATI
NEMATODA
• Predator cenderung menunjukkan daya saing yang rendah di dalam
tanah belum dimanfaatkan secara baik
Namun, banyak jamur yang membentuk organ perangkapnya jika
hidup pada kotoran bersama dengan nematoda yang memparasit
serangga herbivora. Persoalannya adalah sulit untuk
dikembangbiakkan
• Endoparasitik parasit obligat sulit dalam produksi inokulum dan
masalah mendasar kapasitas saprotrofiknya yang rendah. Hirsutella
rhossiliensis dapat tumbuh dalam kultur murni dan mungkin berguna
untuk pengendalian biologis di masa depan
• Parasit Telur Pochonia chlamydosporia dan Paecilomyces lilacinus,
memiliki kemampuan yang tinggi untuk kolonisasi akar tanaman di
tanah pertanian, dan karena itu berpotensi sebagai kontrol biologis
pada nematoda parasit tanaman.
22. AQUATIC HYPOMYCETES
• Tidak semua hyphomycetes air memiliki
cabang atau konidia sigmoid. Margaritispora
aquatica membentuk hialin, phialoconidia
bulat yang menghasilkan tonjolan kerucut
• Tumularia aquatica memiliki bentuk
seperti buah pir atau blastoconidia fusiform-
nya luas yang dapat terpisah oleh pemutusan
/ pelepasan septa.
BENTUK LAIN
23. SUMBER :
Diolah dari Electronic Book (E-Book) berjudul “INTODUCTION TO
FUNGI (THIRD EDITION)“ yang ditulis oleh John Webster dan Roland
Weber, Cambridge University Press, New York” sebagai bagian
dari Tugas Mata Kuliah “Mikologi” pada Program Studi Ilmu Hama
dan Penyakit Tanaman, Universitas Hasanuddin, Makassar.