1. Nama : Lilin Fitria Eka Wulandari ( 14010128 )
Luckyta Wahyu Wulandari ( 14010129 )
Kelas : 2C
Kelompok : 13
RHIZOPUS OLIGOSPORUS
1. Taksonomi :
- Kingdom : Fungi
- Phylum : Zygomycota
- Genus : Rhizopus
- Kelas : Zygomicetes
- Ordo : Mucorales
- Family : Mucoraceae
- Species : Rhizopus Oligosporus
2. Ukuran :
- Tinggi : 1
- Panjang : > 1000 µ
- Diameter : 100 – 180 µ
3. Diskripsi :
- Bentuk
Rhizopus Oligosporus yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-
abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan;
sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam
kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada
posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan
dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam
bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit
kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk
2. pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat
yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto
dan Slamet, 1989).
- Kondisi Pertumbuhan
Rhizopus Oligosporus dapat tumbuh optimum pada suhu 30 – 350 C dengan suhu
minimum 120C dan suhu maksimum 420 C.
- Manfaat :
Beberapa manfaat dari R. Oligosporus antara lain meliputi aktivitas enzimatiknya,
kemampuan menghasilkan antibiotik alami yang secara khusus dapat melawan
bakteri gram prositif, biosintesa vitamin – vitamin B, kebutuhannya akan senyawa
sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora dan menutrisi miselia jamur
tempe kedalam jaringan biji kedelai.
- Pemanfaatan
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan
tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan
Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai
lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu
jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992). Menurut
Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6.
Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat
sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur.
- Bahan lain yang di butuhkan
Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan
mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan
mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur
Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease. Rhizopus sp tumbuh baik pada
kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe
semakin meningkat sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH
tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga
membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit
3. dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk
pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur.
- Kondisi Pertumbuhan
R. oligosporus dapat tumbuh optimum pada suhu 30-35 °C, dengan suhu minimum
12 °C, dan suhu maksimum 42 °C.
- Masa Inkubasi
Proses inkubasi tempe yaitu perubahan kimia yang terjadi pada proses pembuatan
tempe. Pada saat itu terjadilah reaksi fermentasi. Proses fermentasi yang dilakukan
oleh jamur Rhizopus sp menghasilkan energi. Energi tersebut sebagian ada yang
dilepaskan oleh jamur Rhizopus sp sebagai energi panas. Energi panas itulah yang
menyebabkan perubahan suhu selama proses inkubasi tempe. Selain terjadi
perubahan suhu, selama proses inkubasi tempe juga terjadi perubahan warna, dan
munculnya titik- titik air yang dapat diamati pada permukaan dalam plastik
pembungkus tempe. Pada awal pengamatan, kedelai pada tempe seperti berselimut
kapas yang putih. Tetapi dengan bertambahnya masa inkubasi, mulai muncul warna
hitam pada permukaan.
Perubahan warna ini menunjukkan adanya reaksi kimia pada proses inkubasi. Jamur
Rhizopus sp tergolong makhluk hidup. Oleh karena itu ia juga melakukan respirasi.
Respirasi merupakan reaksi kimia atau perubahan kimia. Salah satu zat yang
dilepaskan dari peristiwa respirasi adalah gas karbondioksida dan uap air. Uap air
itulah yang menyebabkan permukaan dalam plastik pembungkus tempe basah oleh
titik-titik air. Sebuah reaksi kimia tidak selalu menunjukkan seluruh ciri reaksi
tersebut. Kadang, reaksi tersebut hanya menunjukkan salah satu atau beberapa ciri
saja (Sutikno, 2009).
Fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan tempe. Menurut
hasil penelitian pada tahap fermentasi terjadi penguraian karbohidrat, lemak, protein
dan senyawa-senyawa lain dalam kedelai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
sehingga mudah dimafaatkan tubuh. Pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe
terjadi aktivitas enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik, yang diproduksi oleh
kapang Rhizopus sp. Pada proses pembuatan tempe, sedikitnya terdapat empat
genus rhizopus yang dapat digunakan. Rhizopus oligosporus merupakan genus
utama, kemudian Rhizopus oryzae merupakan genus lainnya yang digunakan pada
pembuatan tempe Indonesia.