Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok serta berfungsi untuk merencanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, memecahkan masalah sosial, dan melakukan penelitian tentang kehidupan sosial."
3. Objek Sosiologi
A. Objek Material
kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses
hubungan antarmanusia yang mempengaruhi
kesatuan hidup manusia itu sendiri.
B. Objek Formal
ditekankan pada manusia sebagai makhluk
sosial atau masyarakat. Dengan demikian,
objek formal sosiologi adalah hubungan
antarmanusia serta proses yang timbul dari
hubungan manusia di dalam masyarakat
4. Perkembangan Sosiologi Di Dunia
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial
dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis,
bernama Auguste Comte tahun 1842 dan
kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa
pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya
secara khusus mempelajari kondisi dan
perubahan sosial.
5. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun
suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki
masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Comte membedakan antara:
1. sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan
pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar
adanya masyarakat.
2. sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan
tentang perkembangan masyarakat dalam arti
pembangunan.
Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh
masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah
ilmuwan besar di bidang sosiologi.
6. Mereka antara lain; Herbert Spencer, Karl
Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies,
Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim
Sorokin (semuanya berasal dari Eropa).
Masing-masing berjasa besar
menyumbangkan beragam pendekatan
mempelajari masyarakat yang amat berguna
untuk perkembangan Sosiologi.
7. • Émile Durkheim [Ilmuwan Sosial Perancis] berhasil melembagakan
Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial
sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
• Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiologi dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat
seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-
bagian yang tergantung satu sama lain.
• Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang
menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan
perkembangan masyarakat.
• Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang
berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi
penuntun perilaku manusia.
• Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
8. Sejarah Perkembangan Sosiologi Di
Indonesia
Sosiologi di Indonesia sebenarnya telah berkembang sejak
zaman dulu. Walaupun tidak mempelajari sosiologi sebagal ilmu
pengetahuan, para tokoh bangsa Indonesia telah banyak
memasukkan unsur sosiologi dalam ajaran-ajaran mereka. Ki
Hadjar Dewantara yang dikenal sebagai peletak dasar
pendidikan nasional Indonesia banyak mempraktikkan konsep
penting sosiologi seperti kepemimpinan dan kekeluargaan dalam
proses pendidikan. Hal yang sama dapat juga kita selidiki
darikarya tentang Indonesia yang ditulis oleh beberapa orang
Belanda seperti Snouck Hurgronje dan Van Volenhaven sekitar
abad 19. Mereka menggunakan unsur sosiologi sebagai kerangka
berpikir untuk memahami masyarakat Indonesia. Snouck
Hurgronje menggunakan pendekatan sosiologis untuk
memahami masyarakat Aceh yang hasilnya dipergunakan oleh
pemerintah Belanda untuk menguasai daerah tersebut.
9. Sebelum Perang Dunia II Ilmu Sosiologi hanya dianggap sebagal ilmu
pembantu bagi ilmu Iainnya. Secara formal, Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtsshogeschool) di Jakarta pada waktu itu menjadi satu-satunya
lembaga perguruan tinggi yang mengajarkan mata kuliah sosiologi di
Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi di
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Soenario
Kolopaking adalah yang pertama kali memberikan kuliah sosiologi dalam
bahasa Indonesia pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta
(sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM). Sehingga sosiologi
mulai mendapat tempat dalam insan akademisi di Indonesia. Semenjak
terbukanya kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu di luar
negeri sejak tahun 1950, Banyak para pelajar Indonesia yang memperdalam
ilmu sosiologi di luar negeri, kemudian mengajarkannya di Indonesia. Buku
sosiologi dalam bahasa Indonesia pertama kali diterbitkan oleh Djody
Gondokusumo dengan judul Sosiologi Indonesia yang memuat beberapa
pengertian mendasar dari sosiologi. Kehadiran buku ini mendapat
sambutan baik dan golongan terpelajar di Indonesia. Selepas itu, muncul
buku sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono.
10. METODOLOGI SOSIOLOGI
• secara umum
A. METODE KUALITATIF
Metode Kulitatif adalah metode yang memprioritaskan
berbagai gejala yang sulit untuk diukur dengan angka atau
tidak bisa dijabarkan secara matematis
B. METODE KUANTITATIF
Metode Kuantitatif adalah metode yang
memprioritaskan penelitian berdasarkan kepada angka atau
gejala yang dapat diukur dengan skala matematis seperti
tabel, grafik.
11. • SECARA KHUSUS
A. METODE STATISTIK
Metode Statistik adalah metode yang digunakan untuk menunjukan hubungan atau
pengaruh kualitas, dan memperkecil prasangka pribadi dari suatu pihak. Contohnya adalah penggunaan
tabel saat melakukan pengamatan agar memperoleh hasil secara kuantitatif.
B. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk membandingkan hasil percobaan
dari dua kelompok. Satu kelompok sebagai eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol.
C. METODE INDUKTIF
Metode Induktif adalah metode yang digunakan dengan mempelajari suatu hal yang khusus
untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan yang lebih luas dan bersifat umum.
D. METODE DEDUKTIF
Metode Deduktif adalah metode yang digunakan untuk mempelajari suatu hal yang bersifat
umum untuk mendapatkan suatu hasil atau kesimpulan yang kemudian dipelajari pada keadaan lebih
sempit atau lebih khusus.
E. METODE STUDI KASUS
Metode Studi Kasus adalah metode yang digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa
yang terjadi dengan melakukan pengamatan terhadap suatu keadaan, individu, dan berbagai kelompok.
Alat – alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara, pertanyaan – pertanyaan kuesioner,
dan teknik keterlibatan peneliti dalam suatu masalah.
12. F. METODE SURVEI LAPANGAN
Metode Survei Lapangan adalah metode yang digunakan dengan cara turun secara
langsung kedalam lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data.
G. METODE PARTISIPASI
Metode Pertisipasi adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian
secara mendalam terhadap suatu kelompok tertentu. Agar mendapatkan data dengan metode ini,
Peneliti harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat / kelompok yang diamati.
H. METODE EMPIRIS DAN RASIONALISTIS
Metode Empiris adalah metode yang menggunakan fakta yang telah terjadi dalam
masyarakat untuk mendapatkan data.
• Metode Rasionalistis adalah metode yang menggunakan akal sehat untuk menemukan dan
meninjau masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
I. METODE FUNGSIONALISME
Metode Fungsionalisme adalah metode yang digunakan untuk menilai bagaimana fungsi
suatu lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
J. METODE STUDI PUSTAKA
Metode Studi Pustaka adalah metode yang memanfaatkan berbagai literatur dan buku
untuk mendapatkan suatu data. Metode ini tidak memerlukan banyak biaya karena dapat
memanfaatkan perpustakaan untuk mendapatkan banyak sumber. Namun peneliti harus memiliki
kemampuan untuk mencari buku – buku yang memang sesuai dengan topik yang akan dibahas.
13. Manfaat Sosiologi
A. Menghargai Perbedaan Pendapat
Media sosial sebagai sarana menyampaikan berbagai informasi faktual saat ini fungsinya bisa bermacam-
macam. Untuk seseorang yang mengerti manfaat ilmu sosiologi, mereka akan terbuka dengan perbedaan
ide, dukungan dan pendapat. Perdebatan mereka bukan lagi soal ejek-mengejek atau menghina, namun
membahas kekurangan subjek pembicaraan berdasarkan fakta dan data namun dengan opini rasioanal juga
mencerdaskan.
B. Menghargai perbedaan pendapat lawan bicara
Dalam mengeluarkan pernyataan di media sosial seseorang yang mengerti ilmu sosiologi mudah
menerima kritikan. Sebaliknya, jika ada yang berbeda pendapat, orang ini akan menyampaikan ide dan
pemahamannya secara logis dan masuk akal. Orang seperti ini lebih mengutamakan menambah sudut
pandang baru, bukan perselisihan dan caci maki di media sosial.
C. Berfikiran Terbuka
Manfaat mempelajari ilmu sosiologi terkait bidang media sosial, adalah merespon lawan dengan pikiran dan
ide cemerlang. Senang membuka pikiran dengan lebih banyak mendengar dari orang disekitarnya. Ilmu
sosiologi juga membantu seseorang lebih mudah menerima perbedaan pendapat juga sudut pandang
tentang cara hidup masing-masing orang.
14. Sosiologi Sebagai Ilmu
Pengetahuan
• Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu karena didukung
beberapa syarat, antara lain :
Bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi
(pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya
tidak bersifat spekulatif (memperkirakan) tetapi objektif
• Bersifat teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun observsasi
dari hasil – hasil observasi, yang merupakan unsur – unsur yang
tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar
hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori.
• Bersifat komulatif artinya teori – teori sosiologi telah ada
sebelumnya, dalam arti memperbaiki, diperluas dan diperluas
teori – teori tersebut
• Bersifat non etis yang artinya sosiologi menjelaskan fakta –
fakta secara analitis dalam masyarakat.
15. Fungsi Sosiologi Dalam
Pembangunan
• Dalam tahap perencanaan, sosiologi memberikan fakta
dan informasi yang merupakan kebutuhan sosial di
masyarakat untuk dijadikan bahan membuat
perencanaan pembangunan, sehingga pembangunan
yang akan dijalankan sesuai dengan kebutuhan sosial.
• Hal yang penting diperhatikan dalam tahap
pelaksanaan adalah kekuatan sosial dalam masyarakat
beserta perubahan sosialnya, dan sosiologi
memberikan informasi mengenai hal tersebut,
sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai
dengan kemampuan serta memperhatikan dampak
perubahan sosial.
16. Fungsi Sosiologi Dalam Pemecahan
Masalah Sosial
• Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu kesulitan
yang perlu diselesaikan. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di masyarakat
berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan. Disebut
masalah sosial karena dapat mengganggu keharmonisan di
masyarakat. Oleh karena itu masalah sosial harus ada pemecahannya
agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat.
Metode pemecahan masalah sosial ada 3 (tiga):
1.Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta
mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.
2.Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.
3.Metode Restitusif: tindakan yang berupa
pemberian penghargaan/reward kepada seseorang yang menaati hukum.
17. Fungsi Sosiologi Dalam Penelitian
Dalam sosiologi, penelitian berguna untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan
masyarakat.
Kegiatan penelitian dalam sosiologi, biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat.
Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.
Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, pengambil keputusan dapat menyusun
rencana penyelesaian suatu masalah sosial, seperti cara untuk mencegah kenakalan remaja dan
mengatasi masalah pengangguran, maupun meningkatkan rasa solidaritas antarwarga yang
semakin memudar.
Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:
• 1.Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat
• 2.Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
• 3.Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional
• 4.Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat
• 5.Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi obyek penelitian.
18. Fungsi Sosiologi Dalam
Perencanaan Sosial
Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu kesulitan yang perlu
diselesaikan. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah
sosial yang ada di masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan. Disebut
masalah sosial karena dapat mengganggu keharmonisan di masyarakat. Oleh karena itu masalah
sosial harus diselesaikan agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat.
Metode pemecahan masalah sosial ada 3 (tiga):
• 1.Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu
yang mungkin terjadi.
• 2.Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.
• 3.Metode Restitusif: tindakan yang berupa pemberian penghargaan/reward kepada
seseorang yang menaati hukum.
Beberapa gejala sosial yang dianggap sebagai masalah sosial:
• 1.Kemiskinan
• 2.Kesenjangan sosial
• 3.Masalah kependudukan
• 4.Disorganisasi keluarga
• 5.Kenakalan remaja
• 6.Masalah lingkungan sekitar
19. Fungsi Sosiologi Dalam Memahami
Gejala Sosial
1. Mempelajari Interaksi Sosial agar terjadi dapat saling
memahami fungsi masing-masing sebagai komponen
sosial.
2. Mempelajari Konflik Sosial dan cara mengatasinya.
3. Menyadarkan bahwa semua merupakan bagian dari
Masyarakat Multikultural, yang berbeda-beda,
budaya,adat,keyakinan, ras/suku bangsa, latar belakang
pendidikan, kemampuan ekonomi dll.
4. Mengamati dan mempelajari Perubahan Sosial, dalam
berbagai bidang kehidupan.
5. Penelitian Sosial mengenai fenomena yang terjadi di
masyarakat untuk keperluan menyusun tatanan yang
dapat diterima oleh semua komponen masyarakat.