2. Pengertian Al-
Akhir
Yang Maha Akhir, Yang tidak ada sesuatupun
setelah Allah SWT. Dia Maha Kekal tatkala semua
makhluk hancur, Maha Kekal dengan kekekalan-
Nya.
3. Dalil Al-Akhir
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zahir dan Yang
Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala seuatu.” Q.S AL-
Hadid ayat 3
ِاطَبألاَو ُرِهاَّظالَو ُر ِخ أاْلَو ُلَّوَ أاْل َوُهِلَع ٍءأيَش ِِّلُكِب َوُهَۖو ُنٌمي
4. Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan
tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan
Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah
satu-satunya tempat bergantung atas segala urusan
kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan
yang akan kita bawa sampai ke akhirat kelak.
5. Apa yang dimiliki oleh hamba-hamba-Nya, baik yang
bersifat material dan spiritual adalah milik Allah
dan akan kembali kepada-Nya. Dan Mahluk-
makhluk-Nya akan mempertanggung jawabkan
bagaimana kita menggunakan dan menjaga apa yang
telah dipinjamkan Allah kepada kita selama kita
hidup. Hamba yang bertanggung jawab, melakukan
perbuatannya dari awal hingga akhir karena Allah
SWT dan demi keridhoan-Nya semata. Orang yang
menegaskan al-Akhir akan menjadikan Allah SWT
sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada
tujuan hidup selain-Nya, tdak ada permintaan
selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya
6. Meneladani sifat ini berarti kita menyadari
bahwa tujuan akhir kita adalah kembali
kepada Allah SWT . Karenanya kita harus
menyiapkan bekal menempuh hari akhir
dengan berbuat amal saleh.
7. Perilaku Seseorang yang meyakini Al-Akhir
Akan senantiasa memiliki kontrol diri dalam
kehidupannya karena dia meyakini akan adanya hari
akhir dan perhitungan semua amal perbuatannya di
dunia.
Contoh: Tika anak yang sangat pintar di
sekolahnya. Kepintarannya itu pun diimbangi
dengan akhlaknya yang bagus juga. Tika selalu
taat beribadah. Tak pernah dia melewatkan
sholat berjam’ah. Apabila dia mempunyai uang
yang lebih dia selalu menginfakkan sebagian
uangnya kepada fakir miskin. Dia juga selalu
8. BALASAN KAUM
PEMBANGKANG
Nabi Syu’aib AS adalah termasuk salah satu dari keturunan
Nabi Ibrahim AS. Ia berasal dari sebuah negeri yang sangat
subur dan maksmur, yaitu Madyan. Meskipun hidup dalam
keadaan serba kecukupan, namun mereka telah melupakan dan
melalaikan Allah SWT. Setiap hari mereka selalu menyembah
berhala dan berbuat curang dalam perdagangan. Para
pedagang di nnegeri itu selalu mengurangi timbangan atau
takaran, sehingga merugikan para pembelinya
9. Akhirnya Allah mengutus Nabi Syu’aib AS agar
berdakwah kepada mereka. Siang dan malam, Nabi
Syu’aib AS selalu mengajak kaum Madyan untuk
menyembah kepada Allah, namun hanya beberapa orang
saja yang mau menerimanya dan mengikuti seruannya.
Meskipun demikian, Nabi Syu’aib AS tetap sabar dan
teguh dalam berdakwah. Akhirnya Allah memberikan
hukuman kepada penduduk Madyan dengan mengirimkan
petir dan gempa bumi yang sangat dahsyat, sehingga
dalam sekejap negeri Madyan rata dengan tanah, dan
para penduduknya pun mati dalam keadaan hina di mata
Allah SWT.