WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
Makalah hanlon.docx
1. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Defenisi Prioritas Masalah ...........................................................................3
2.2. Defenisi Metode Hanlon ..............................................................................4
2.3. Tujuan Metode Hanlon.................................................................................5
2.4. Langkah penerapan metode Hanlon.............................................................5
2.5. Metoda Hanlon Kuantitatif...........................................................................6
2.6. Metoda Hanlon Kualitatif.............................................................................8
2.7. Kelebihan dan kekurangan metode hanlon ................................................10
BAB III REVIEW ARTIKEL................................................................................11
3.1 Analisa Artikel ...........................................................................................11
3.2 Permasalahan..............................................................................................12
3.3 Tujuan Penelitian........................................................................................12
3.4 Metode yang digunakan .............................................................................13
3.5 Penetapan Prioritas.....................................................................................13
3.6 Defenisi Kriteria dan Skor..........................................................................14
3.7 Hasil ...........................................................................................................15
3.7.1 Tinjauan literatur ...............................................................................15
3.7.2 Tinjauan para ahli..............................................................................16
3.7.3 Demografi para ahli...........................................................................16
3.7.4 Pemilihan sampel ..............................................................................16
3.7.5 Evaluasi urgensi ................................................................................16
3.7.6 Hanlon method ..................................................................................17
3.8 Kesimpulan.................................................................................................18
BAB IV PENUTUP................................................................................................19
4.1. Kesimpulan.................................................................................................19
4.2. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian atau riset merupakan suatu proses investigasi yang dilakukan
dengan aktif, tekun dan sistematis, yang mana tujuannya untuk menemukan,
menginterprestasikan dan merevisi fakta fakta yang ada. enyelidikan
intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka
peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut.
Dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah, peneliti dapat menggunakan
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif
menggunakan alat uji statistic, maupun matematik yang sering disebut sebagai
analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih
mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman terhadap
objek penelitian.
Metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam, terutama dalam
konteks sosial. Pendekatan ini menekankan aspek kualitas dari entitas yang
diteliti, seperti makna, sikap, keyakinan, dan persepsi. Penelitian kualitatif
digunakan ketika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang
tersembunyi, memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, dan
menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat. Metode ini melibatkan
pengumpulan data yang bersifat non-angka, seperti teks, narasi, gambar, audio,
atau video, dan proses analisis data yang bersifat induktif.
Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman
mendalam tentang fenomena yang diteliti dan menjelaskan secara rinci
berbagai aspek yang terkait. Metode penelitian kualitatif memiliki kelebihan,
antara lain mampu memberikan detail dan kedalaman dalam pemahaman, serta
fleksibilitas dalam pengumpulan dan analisis data. Namun, metode ini juga
memiliki kekurangan, seperti rentan terhadap subjektivitas peneliti dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan penelitian. Oleh
karena itu, pemilihan metode penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif,
3. 2
harus disesuaikan dengan tujuan, konteks, dan karakteristik penelitian yang
dilakukan.
Penelitian kualitatif juga digunakan dalam menetapkan prioritas yang
mungkin mempunyai dampak terbesar pada kebutuhan kesehatan masyarakat.
Berbagai metode dapat digunakan untuk mengidentifikasi tujuan dan
mengambil tindakan terhadap permasalahan masyarakat. Banyak pendekatan
yang mencakup peran fasilitator dari luar, seperti penyedia layanan kesehatan
masyarakat, individu dari departemen kesehatan masyarakat, atau peneliti
yang bermitra dengan anggota masyarakat.
Sebelum melakukan intervensi terhadap suatu masalah, kita perlu
menentukan prioritas dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada.
Hal ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program
kegiatan. Dalam tahapan ini kita akan menetapkan urutan prioritas dari yang
paling prioritas pada nomor urut satu, dua, tiga dan seterusnya.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penetapan prioritas
pemecahan masalah, namun kali ini kami akan membagikan sebuah metode
yang bernama metode Hanlon. Metoda Hanlon dalam proses awalnya
menggunakan curah pendapat (brain storming) dari anggota kelompok untuk
menentukan nilai dan bobot.
Dari masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai dengan jalan
melakukan scoring dengan skala tertentu, kemudian kelompok kriteria tersebut
dimasukkan kedalam formula dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya
maka itulah prioritas pemecahan masalah.
Dalam konteks penelitian kualitatif, metode Hanlon dapat digunakan untuk
menganalisis data kualitatif yang diperoleh melalui teknik pendekatan tertentu,
seperti ethnography, studi kasus, atau studi dokumen/teks. Metode ini
membantu dalam mengidentifikasi pola, perilaku, atau faktor yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, dan menggunakan hasil penelitian tersebut untuk
mengarah pengambil keputusan dalam mengidentifikasi prioritas intervensi
yang akan dilakukan
4. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Prioritas Masalah
Prioritas masalah didefinisikan sebagai upaya penentuan sejauh mana
masalah itu penting dan apakah masalah tersebut dapat teratasi. Penentuan
prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting.
Prioritas masalah perlu dilakukan karena terbatasnya sumber daya yang
tersedia, dan karena itu, tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Selain
itu, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, oleh
karena itu, tidak perlu semua masalah diselesaikan.
Hal yang penting untuk diketahui dalam prioritas masalah, antara lain:
Masalah apa yang perlu diprioritaskan. Dapat dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
- Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar penduduk?
- Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya
kematian bayi?
- Apakah masalah tersebut memengaruhi kesehatan dan kematian
anak balita?
- Apakah masalah tersebut mengganggu kesehatan dan
mengakibatkan kematian ibu hamil?
- Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis (endemik di
suatu wilayah tertentu), dan dapat mengganggu produktivitas kerja
kelompok masyarakat tertentu di suatu wilayah?
- Apakah masalah tersebut menyebabkan kepanikan masyarakat
secara luas?
Siapa yang melakukan prioritas masalah :
- Setiap individu/partisipan umumnya merupakan masukan dalam
proses prioritas masalah. Hal yang penting dipahami dalam
penentuan prioritas masalah adalah orang yang menentukan
5. 4
prioritas masalah tidak terlibat langsung dalam upaya intervensi
sehingga penentuan prioritas masalah terhindar dari kepentingan
yang lain sehingga penentuan lebih objektif.
- Dalam kesehatan masyarakat penentuan prioritas dilakukan oleh
organisasi yang memiliki kewenangan dalam intervensi pemecahan
masalah kesehatan masyarakat seperti Puskesmas dan Dinas
kesehatan.
Bagaimana metode untuk mengidentifikasi masalah :
- Penentuan metode dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
adalah analisis kekuatan dan kelemahan
- Metode mana yang tepat untuk digunakan.
- Metode yang memungkinkan untuk dilakukan
- Metode yang ada adalah item atau substansi yang memiliki nilai
tertinggi dan issu yang penting dalam masyarakat
Tujuan Prioritas Masalah antara lain:
1. Menyusun masalah dari yang relevan sampai yang tidak relevan
2. Menyeleksi masalah yang mempunyai daya ungkit
3. Mengesampingkan masalah yang tidak relevan
4. Membandingkan kekuatan dan kelemahan permasalahan
Sedangkan Manfaat Prioritas Masalah antara lain:
1. Memudahkan penentuan prioritas masalah
2. Menemukan urutan masalah secara rasional
3. Penetapan masalah yang relevan
2.2. Defenisi Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah secara kualitatif atau nama lain Basic Priority
Rating (BPR). Metode Hanlon merupakan alat yang digunakan untuk
membandingkan berbagai masalah kesehatan yang berbeda-beda dengan cara
relative dan bukan absolute, framework, seadil mungkin dan objektif.
6. 5
Metode ini terdiri dari dua metode, yaitu Hanlon kuantitatif dan Hanlon
kualitatif. Metode Hanlon kuantitatif digunakan untuk menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan data kuantitatif, seperti angka insiden,
prevalensi, atau tingkat kematian. Sedangkan metode Hanlon kualitatif
digunakan untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan data
kualitatif, seperti wawancara, observasi, atau analisis teks. Metode Hanlon
membantu para pengambil keputusan dalam mengidentifikasi faktor-faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah dan
mengembangkan intervensi yang efektif.
2.3. Tujuan Metode Hanlon
Tujuan dari metode hanlon antaralain:
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan
prioritas
2. Mengorganisasi faktor – faktor ke dalam kelompok yang memiliki
bobotrelatif satu sama lain
3. Memungkinkan faktor – faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan dinilai secara individual.
2.4. Langkah penerapan metode Hanlon
Beberapa langkah yang dapat diikuti dalam penerapan metode Hanlon
dalam penelitian kualitatif meliputi:
1. Mengumpulkan data kualitatif melalui teknik pendekatan yang sesuai,
seperti wawancara, observasi, atau analisis teks
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penting yang terkait dengan masalah
yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh
3. Menggunakan hasil penelitian untuk mengarah pengambil keputusan
dalam mengidentifikasi prioritas intervensi yang akan dilakukan
Metode Hanlon dalam penelitian kualitatif membantu dalam
mengidentifikasi prioritas intervensi yang akan dilakukan, sehingga
7. 6
memungkinkan pengambil keputusan yang lebih baik dan lebih efektif dalam
mengatasi masalah.
2.5. Metoda Hanlon Kuantitatif
Penggunaan metoda Hanlon dalam penetapan altematif prioritas jenis
intervensi yang akan diiakukan menggunakan 4 kriteria masing-masing:
A. Kelompok kriteria 1 yaitu besarnya masalah (magnitude)
B. Kelompok kriteria 2 yaitu tingkat kegawatan masalah
(emergency/seriousness)
C. Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah
(causability)
D. Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program dilaksanakan
(PEARL faktor).
Metoda Hanlon dalam proses awalnya menggunakan pendapat anggota
secara curah pendapat (brainstorming) untuk menentukan nilai dan bobot. Dari
masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai dengan jalan melakukan
scoring dengan skala tertentu, Kemudian kelompok kriteria tersebut
dimasukkan kedalam formula dan hasil yang didapat paling tinggi nilainya
maka itulah prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas
intervensi)
Langkah-langkah untuk melaksanakan metoda Hanlon :
1. Menetapkan Kriteria 1: Besarnya masalah (magnitude) (A)
Anggota kelompok merumuskan faktor apa saja yang digunakan untuk
menentukan besarnya masalah, misalnya: (1) Besarnya persentasi/prevalensi
penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut (2) Besarnya
pengeluaran biaya yang diperlukan perorang rata-rata perbulan untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut (3) Besarnya kerugian yang diderita.
2. Menetapkan Kriteria 2: Kegawatan (emergensy/seriousness) (B)
Langkah ini berbeda dengan langka pertama dimana banyak menggunakan
data kuantitatif untuk menentukan nilai. Menentukan tingkat kegawatan lebih
bersifat subjektif. Pada langkah ini kelompok menentukan tingkat kegawatan
misalnya dengan melihat faktor-faktor berikut ini: (a) Tingkat urgensinya (b)
8. 7
Kecenderungannya (c) Tingkat Keganasannya. Berdasarkan 3 faktor ini
anggota menentukan nilai dengan skala 0-10.
3. Menetapkan Kriteria 3: Kemudahan Penanggulangan (causability) (C)
Masing-masing anggota katakanlah jumlah anggota 6 orang memberikan
nilai antara 1-5 berdasarkan prakiraan kemudahan penanggulangan masing-
masing masalah. Angka 1 berarti bahwa masalah tersebut sulit ditanggulangi
dan angka 5 berarti bahwa masalah tersebut mudah dipecahkan. Kelompok
menentukan kriteria berdasarkan kemampuan dan tersedianya sumberdaya
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan kriteria:
1 : Apabila masalah sangat sulit ditanggulangi
2 : Apabila masalah sulit ditanggulangi
3 : Apabila masalah cukup sulit ditanggulangi
4 : Apabila masalah mudah ditanggulangi
5 : Apabila masalah sangat mudah ditanggulangi
4. Menetapkan Kriteria 4: Menentukan PEARL factor (D)
Kelompok kriteria 4 terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan
dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor tersebut meliputi:
P : Kesesuaian (Appropriateness)
E : Secara ekonomi murah (Economic feasibility)
A : Dapat diterima (Acceptability)
R : Tersedia sumber daya (Resources availability)
L : Legalitas terjamin (Legality)
Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL. Tujuannya
adalah untuk menjamin terselenggaranya program dengan baik. Jawaban hanya
dua yaitu Ya atau Tidak. Jawaban Ya nilai 1 dan jawaban Tidak nilainya 0.
Dengan cara aklamasi atau voting maka tiap faktor dapat diperoleh angka 1
atau 0 untuk masing-masing masalah.
5. Penilaian prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan
dalam Formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta nilai Prioritas Total
(NPT)/BPR untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
(𝐴 + 𝐵)𝐶
𝑁𝑃𝐷 =
3
(𝐴 + 𝐵)𝐶
𝑁𝑃𝑇 = × 𝐷
3
9. 8
2.6. Metoda Hanlon Kualitatif
Metode Hanlon kualitatif ini lebih efektif dipergunakan untuk masalah yang
bersifat kualitatif dan data atau informasi yang tersediapun bersifat kualitatif
miaslkan peran serta masyarakat, kerjasama lintas program, kerja sama lintas
sektor dan motivasi staf.
Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan pentingnya
masalah yang satu dengan yang lainnya dengan cara “matching”.
Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat matriks masalah
2. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada sumbu
vertikal dan horizontal.
3. Membandingkan “matching” antara masalah yang satu dengan yang
lainnya pada sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila
masalah lebih penting dan memberi tanda (-) bila masalah kurang
penting
4. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan pada kotak
total (+) horizontal.
5. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada
kotaktotal (-) vertikal.
6. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horizontal di bawah
kotak (-) vertikal.
7. Jumlah hasil vertikal dan horizontal dan masukan pada kotak total.
8. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi
adalah urutan prioritas masalah.
10. 9
Kriteria yang dipakai:
A. Mendesak (urgency)
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat di tunda atau
harus segeraditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya
artinya semakin mendesak masalahitu untuk ditanggulangi.
B. Kegawatan ( seriousness)
C. Perkembangan (Growth)
Kecenderungan atau perkembangan akibat daru suatu
permasalahan. Semakin berkembang masalah maka masalah
tersebut semakin di prioritaskan
11. 10
D. Prioritas Masalah
2.7. Kelebihan dan kekurangan metode hanlon
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode Hanlon dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. Kelebihan menggunakan metode hanlon:
1. Mengidentifikasi Prioritas Masalah
Metode Hanlon memungkinkan para pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi relatif satu sama lain berbagai masalah yang ada.
2. Mengumpulkan Data Kualitatif
Melalui pengumpulan data kualitatif, metode Hanlon membantu
dalam mengidentifikasi faktor-faktor penting yang terkait dengan
masalah yang diteliti
3. Mengarahkan Pengambil Keputusan
Hasil penelitian dari metode Hanlon dapat digunakan untuk
mengarahkan pengambil keputusan dalam mengidentifikasi
prioritas intervensi yang akan dilakukan
B. Kekurangan menggunakan metode hanlon
1. Subjektivitas
Metode Hanlon rentan terhadap subjektivitas peneliti dalam
menentukan prioritas masalah
2. Waktu
Proses pengumpulan data kualitatif dan analisis yang dilakukan
dalam metode Hanlon membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan penelitian
12. 11
BAB III
REVIEW ARTIKEL
3.1 Analisa Artikel
1 Judul Artikel : Prioritising Risk Factors for Prescription Drug
Overdose among Older Adults in South Korea:
A Multi-Method Study
2 Publisher : International Journal of Environmental
Research and Public Health
3 Author : Eun-Hae Lee, Ju-Ok Park, Joon-Pil Cho dan
Choung-Ah Lee
4 Volume artikel : 18
5 Halaman artikel : 5948
6 Tahun terbit artikel : 1 Juni 2021
7 Indeks Scopus : Q2
Gambar 1. Halaman Depan Artikel memuat judul, author,publisher, volume,
halaman dan tahun terbit artikel
Gambar 2. Indeks Scopus Journal
13. 12
3.2 Permasalahan
Kematian akibat overdosis obat masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan.
Sistem Informasi Departemen Darurat Nasional dari pusat medis darurat
nasional, tingkat rawat inap pasien dengan overdosis obat meningkat. Dari
50.000 pasien mengunjungi ruang gawat darurat karena overdosis akut, dan
obat-obatan farmasi merupakan proporsi terbesar yaitu 44,2%.
Karena Korea tidak memiliki pusat manajemen informasi keracunan, sulit
untuk memperoleh statistik epidemiologi yang akurat.
Lansia memiliki prevalensi tinggi terhadap berbagai kondisi medis kronis;
oleh karena itu, mereka menggunakan lebih banyak resep obat
dibandingkan kelompok umur lainnya.Lansia lebih mungkin terpapar
berbagai obat karena adanya penyakit penyerta, dan risiko interaksi obat-
obat juga meningkat sebagai akibat dari perubahan farmakokinetik dan
farmakodinamik obat yang berkaitan dengan usia. Oleh karena itu, orang
dewasa yang lebih tua berisiko tinggi mengalami kematian akibat
overdosis.
3.3 Tujuan Penelitian
Untuk mencegah overdosis pada orang lanjut usia, penting untuk
mengidentifikasi faktor risiko yang spesifik pada kelompok usia tersebut
dan memprioritaskan faktor tersebut agar dapat melanjutkan intervensi
secara efektif.
Penetapan prioritas menentukan arah strategis rencana kesehatan nasional.
Karena sumber daya selalu terbatas, penetapan prioritas harus
mencerminkan tidak hanya faktor medis seperti kejadian dan tingkat
keparahan penyakit tetapi juga faktor lain seperti efektivitas biaya, nilai-
nilai sosial, dan kebutuhan pemangku kepentingan.
Penetapan prioritas tidak hanya membantu memaksimalkan sumber daya
keuangan tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi tujuan penelitian ini untuk memprioritaskan faktor risiko overdosis
obat resep di kalangan lansia yang menggunakan BPRS
14. 13
3.4 Metode yang digunakan
Metode yang digunakan adalah multi method. Alat penentuan prioritas
meliputi teknik multi-voting, matriks prioritas, teknik kelompok nominal,
metode Hanlon yaitu Skala Penilaian Prioritas Dasar (BPRS)
Desain multi-metode dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama,
faktor risiko primer dipilih dengan melakukan tinjauan literatur mengenai
faktor risiko overdosis obat resep di kalangan orang dewasa lanjut
usia. Delphi modifikasi dua fase dilakukan untuk pemilihan utama faktor
risiko.
Pada tahap kedua, prioritas akhir dihitung untuk faktor risiko yang awalnya
dipilih menggunakan rumus BPRS. BPRS, Skala Pemeringkatan Prioritas
Dasar; PEARL, kesopanan, ekonomi, penerimaan, sumber daya, legalitas.
Gambar 3.metode yang digunakan
3.5 Penetapan Prioritas
Sumber data
National Health Insurance Service-National Sample Cohort (NHIS-NSC)
dan survei ahli digunakan sebagai sumber data untuk penghitungan BPRS.
Populasi
Pasien yang mengalami overdosis obat resep antara tahun 2011 dan 2015
dipilih dari kelompok ini. Di antara 5.222.094 kasus penggunaan institusi
medis selama periode tersebut, pasien yang mengunjungi ruang gawat
darurat dengan kode overdosis obat resep diidentifikasi (table 1)
15. 14
Metode
Sekelompok pasien dengan faktor risiko yang diidentifikasi melalui
tinjauan literatur didefinisikan. Usia tua diartikan sebagai usia di atas 85
tahun.
3.6 Defenisi Kriteria dan Skor
Setiap subkriteria diberi skor pada skala 0 sampai 5, dan total skor untuk
komponen keseriusan adalah 20 poin. Kami menghitung rasio risiko kematian
di antara pasien overdosis dengan faktor risiko untuk setiap periode 5 tahun,
dan mengklasifikasikan tren ini menjadi 'menurun', 'menstabilkan', atau
'meningkat'; kami kemudian menetapkan masing-masing 1, 3, dan 5 poin.
Dalam penelitian ini, hanya biaya langsung akibat overdosis obat resep pada
pasien dengan faktor ini yang dicerminkan.
Kategori A - Size
Besar Masalah (prevalensi 100.000 populasi).
Kategori B - Seriousness
Terdiri dari sub kategori (Urgensi, tingkat keparahan (severity), kerugian
ekonomi, dampak terhadap orang lain.
- urgensi : sebagai tingkat kedaruratan yang memerlukan respons
cepat untuk mencegah meluasnya masalah atau kematian
- tingkat keparahan : didefinisikan sebagai angka kematian,
dimodifikasi dengan angka rawat inap di unit perawatan intensif
untuk membuat penyimpangan pada setiap faktor risiko.
- kerugian ekonomi: akumulasi biaya yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan ditanggung oleh Masyarakat
Kategori C – efektivitas intervensi
16. 15
Gambar 4. Defenisi kriteria dan Skor
3.7 Hasil
Penyakit medis kronis meliputi penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis,
diabetes, penyakit ginjal kronis, dan penyakit serebrovaskular. Penyakit
muskuloskeletal diklasifikasikan ke dalam kategori cacat fisik/berkurangnya
mobilitas, dan gangguan kejiwaan, termasuk penyakit Alzheimer,
diklasifikasikan secara terpisah.
3.7.1 Tinjauan literatur
Faktor risiko overdosis obat resep pada orang lanjut usia
diidentifikasi sebagai penyakit medis kronis yang terjadi bersamaan,
polifarmasi, penyakit kejiwaan yang terjadi bersamaan, jenis kelamin
perempuan, usia lanjut, isolasi sosial, cacat fisik/mobilitas berkurang,
nyeri kronis, riwayat masalah alkohol, dan transisi dalam situasi
perawatan/hidup
17. 16
3.7.2 Tinjauan para ahli
Polifarmasi sebagai 'lebih penting' dan 'lebih mudah diubah' dan
menjawab bahwa usia tua, jenis kelamin perempuan, penyakit medis
dan kejiwaan kronis yang ada, dan status sosial ekonomi (SES) yang
rendah merupakan isu-isu yang penting namun tidak dapat diubah
3.7.3 Demografi para ahli
Gambar 5. Demografi para ahli
3.7.4 Pemilihan sampel
Antara tahun 2011 dan 2015, jumlah kasus yang terdaftar dalam
kelompok sampel adalah 5.222.094. Diantaranya, 525.580 kasus
dirawat di ruang gawat darurat, 1.506 dirawat karena overdosis obat
resep, dan 327 berusia di atas 65 tahun.
Gambar 6. Pemilihan sampel
3.7.5 Evaluasi urgensi
Untuk mengevaluasi urgensinya, angka kematian dievaluasi pada
pasien dengan masing-masing faktor risiko di antara jumlah total
pasien per tahun. Tren proporsi kematian pada pasien overdosis dengan
18. 17
faktor risiko. SES, status sosial ekonomi; CMD, penyakit medis
kronis; PD, penyakit kejiwaan.
Gambar 7. Evaluasi urgensi
3.7.6 Hanlon method
Hasil analisa hanlon method menunjukkan indikator yang dihitung
dari enam faktor risiko. Di antara semua pasien overdosis, 93,9%
menderita penyakit medis kronis, dan 78,3% menggunakan berbagai
obat. Di antara pasien yang dirawat di unit perawatan intensif yang
tingkat keparahannya diukur, 94,9% menderita penyakit medis kronis.
Proporsi pasien dengan SES rendah lebih besar dibandingkan pasien
dengan faktor risiko lain.
Gambar 8. Data elemen perhitungan BPRS
Menurut BPRS, keberadaan penyakit kronis menduduki peringkat
faktor risiko terpenting dengan skor 78 poin, disusul polifarmasi
dengan skor 70 poin. Penyakit kejiwaan dan SES rendah ditempatkan
pada peringkat yang sama dengan 45 poin; jenis kelamin perempuan
memiliki 35 poin dan usia tua 21 poin.
19. 18
Gambar 9. Urutan prioritas menggunakan skala BPR
Para ahli memberikan skor tertinggi lima untuk dampak SES yang
rendah dan penyakit kronis dibandingkan dengan yang lainnya. Selain
itu, jawaban mereka menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok
pasien yang menggunakan banyak obat adalah yang paling
efektif. Untuk semua faktor risiko, satu poin diberikan pada skor
PEARL.
3.8 Kesimpulan
1. Studi ini menyoroti faktor risiko overdosis obat pada orang lanjut usia dan
menawarkan pendekatan multi-metode untuk menetapkan prioritas
pencegahan. Faktor risiko utama meliputi penyakit medis kronis,
polifarmasi, penyakit kejiwaan, status sosial ekonomi rendah, jenis
kelamin perempuan, dan usia lanjut.
2. Penelitian ini mengusulkan penggunaan model BPRS (Benefit, Penalty,
and Risk Score) untuk menentukan prioritas dengan mempertimbangkan
sumber daya sosial, pengaruh sosial, efektivitas intervensi, dan biaya
ekonomi
3. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit medis kronis adalah faktor risiko
paling signifikan, diikuti oleh polifarmasi dan penyakit kejiwaan.
4. Prioritas ini diharapkan membantu mengembangkan strategi pencegahan
overdosis obat yang lebih efektif untuk populasi lanjut usia. Studi ini juga
menyoroti keterbatasan data dan faktor-faktor potensial yang tidak
dimasukkan dalam penelitian.
20. 19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. Metode Hanlon merupakan salah satu metode yang digunakan pada
penelitian ilmiah.
b. Metode Hanlon digunakan untuk menetapkan tingkatan prioritas
dari masalah yang diteliti.
c. Metode Hanlon dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif dan
juga kualitatif.
4.2. Saran
Metode hanlon lebih baik digunakan untuk menentukan prioritas secara
kuantitatif.
21. 20
DAFTAR PUSTAKA
Bimmaharyanto.s, Dedent Eka, Achmad Fudholi, and Gunawan Pamudji Widodo.
2017. “Evaluasi Tingkat Kesesuaian Standar Akreditasi Terhadap Pelayanan
Farmasi Dan Strategi Perbaikan Dengan Metode Hanlon Di Rsud Kabupaten
Bima.” Jurnal Ilmiah Mandala Education 3(2): 209.
Choi, Bernard C.K. et al. 2019. “The Pan American Health Organization-Adapted
Hanlon Method for Prioritization of Health Programs.” Revista Panamericana
de Salud Publica/Pan American Journal of Public Health 43: 1–8.
Hasibuan, Rapotan. 2021. PT. Nasya Expanding Management Perencanaan Dan
Evaluasi Kesehatan Masyarakat. 1st ed. ed. Moh. Nasrudin. Jawa Tengah:
Nasya Expanding Management. http://repository.uinsu.ac.id/14025/1/Buku
Ajar Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Masyarakat - Rapotan
Hasibuan.pdf.
Ruliyandari, Rochana, Dwi Indah Purwanti, Sitti Nur Djanah, and Fatma
Nuraisyah. 2022. “Prioritizing Health Problems In Dukuh Demangan , Bantul ,
Yogyakarta Using Community Diagnosis And Hanlon Method.” : 555–57.
Symond, Denas. 2013. “Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas 7(2): 94–100.
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/115.
Wibawanto, Hari. 2021. Edisi I MODUL 01 Teknologi Informasi dan Internet
MODUL 01 Teknologi Informasi Dan Internet. Indonesia.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSLK5109-M1.pdf.