Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang aluminium dan paduannya, khususnya aluminium 5083, yang merupakan paduan aluminium dengan magnesium yang memiliki sifat daya tahan korosi yang baik.
2. Dokumen tersebut juga membahas tentang pengaruh suhu interpass pada saat pengelasan multipass terhadap kualitas hasil las dan struktur mikro material.
3. Penelitian akan menguji pengaruh 3
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
1. Bab 1.
1.1.
Pendahuluan
Latar Belakang
Aluminium dan paduan aluminium termasuk logam ringan yang memiliki kekuatan
tinggi, tahan terhadap karat dan merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Aluminium
memiliki ductility yang bagus pada kondisi dingin dan memiliki daya tahan korosi yang
tinggi. Logam ini dipakai secara luas dalam bidang transportasi, kimia, listrik, bangunan dan
alat-alat penyimpanan. Aluminium dan paduannya memiliki sifat mampu las yang kurang
baik. Hal ini disebabkan oleh sifat aluminium itu sendiri seperti konduktivitas panas yang
tinggi, koefisien muai yang besar, reaktif dengan udara membentuk lapisan aluminium oxida
serta berat jenis dan titik cairnya yang rendah.
Aluminium terdiri dari beberapa kelompok yang dibedakan berdasarkan paduan
penyusunnya. Penambahan paduan ini akan menghasilkan sifat yang berbeda pula.
Aluminium 5083 merupakan paduan aluminium dengan magnesuim (Mg), paduan ini
memiliki sifat tidak dapat diperlaku-panaskan, tetapi memiliki sifat yang baik dalam daya
tahan korosi terutama korosi oleh air laut dan sifat mampu las. Al-Mg banyak dipakai untuk
konstruksi umum termasuk konstruksi kapal. Material jenis ini banyak sekali digunakan untuk
aplikasi pada temperatur di bawah nol derajat (cryogenic), tangki-tangki LNG, bejana tekan
temperature rendah (unfired pressure vessel), peralatan kelautan (marine component), rig
pengeboran dan struktur rangka bangunan.
Terlepas dari sifat mampu las aluminium, perkembangan teknologi pengelasan
berjalan dengan pesat. Terutama pengelasan busur listrik dengan pelindung gas mulia, telah
menjadikan sifat mampu las aluminium menjadi lebih baik. Proses pengelasan yang sering
digunakan untuk pengelasan aluminium adalah gas metal arc welding (GMAW) atau yang
lebih dikenal dengan las MIG. Jenis las ini sangat baik untuk menyambung logam aluminium
karena proses las ini menggunakan prinsip di lingkungan gas mulia yang dilengkapi
consumable metal electroda, di mana elektroda ini gunanya untuk menyalakan busur listrik.
Gas pelindung yang digunakan pada pengelasan GMAW atau MIG adalah argon, helium atau
campuran di antara keduannya. Fungsi dasar dari gas pelindung adalah melindungi busur dan
logam las cair dari kontaminasi oksigen dan nitrogen yang ada pada atmosfer. Jika gas
pelindung tidak tepat melindungi logam las cair maka akan dihasilkan cacat las seperti
porositas, slag inclusion, embrittlement. Maka akan menyebabkan perubahan struktur mikro,
sehingga terjadi perubahan sifat mekanis hasil lasan.
Penggunaan energi panas pada proses pengelasan akan menyebabkan terjadinya
perubahan struktur mikro pada logam di daerah HAZ (Heat Affected Zone), sehingga terjadi
perubahan sifat mekanis hasil lasan. Besarnya energi panas pada proses pengelasan
tergantung dari besar arus dan travel speed serta suhu interpass pada pegelasan multipass.
Umumnya para welder di lapangan yang melakukan pengelasan multipass cenderung
terburu-buru dalam melakukan pengelasan multipass, sehingga kurang memperhatikan suhu
interpass. Suhu interpass dapat menjadi masalah apabila kita melampaui batas maksimum
suhu interpas yang diijinkan. Suhu interpas yang terlalu tinggi akan menimbulkan cacat las
1
2. seperti hot crack. semakin tinggi suhu interpass, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya
hot crack.
Umumnya pengelasan aluminium dan paduannya sangat rentan terhadap terbentuknya
porositas yang berlangsung selama proses pembekuan logam lasan. Keberadaan porositas
akan secara langsung menurunkan sifat kekuatan mekanis hasil lasan. Oleh karena itu, kontrol
terhadap terbentuknya porositas dan pengaruh keberadaan porositas terhadap sifat hasil lasan
pada material aluminium dan paduannya merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk
diteliti. Menurut AWS D1.2, porositas didefinisikan sebagai cacat jenis lubang yang terbentuk
oleh adanya gas yang terperangkap selama proses pengelasan. Banyak faktor yang diketahui
berkontribusi terhadap cacat porositas lasan aluminium.
1.2.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana struktur mikro material alumunium 5083 setelah dilakukan pengelasan
GMAW dengan 3 variasi suhu interpass (50ºC, 100ºC, dan 200ºC)?
2. Bagaimana perbandingan dari ketiga variasi suhu interpass terhadap kualitas las, serta
cacat las yang mungkin terjadi akibat masukan panas pada saat pengelasan?
3. Bagaimana tingkat kekerasan dari alumunium 5083 setelah dilakukan pengelasan GMAW
dengan 3 variasi suhu interpass?
1.3.
Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui struktur mikro material alumunium 5083 setelah dilakukan pengelasan
GMAW dengan 3 variasi suhu interpass.
2. Untuk mengetahui perbandingan dari ketiga variasi suhu interpass terhadap kualitas las
dan cacat las akibat masukan panas pada saat pengelasan.
3. Untuk mengetahui tigkat kekerasan dari alumunium 5083 setelah dilakukan pengelasan
GMAW dengan 3 variasi suhu interpass.
1.4.
Manfaat
Manfaat yang akan didapat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh
suhu interpass terhadap kualitas hasil pengelasan yang meliputi cacat las, hardness dan
struktur mikro. Sehingga dapat dipakai sebagai bahan referensi dalam pembangunan kapal
yang akan dioperasikan agar terhindar dari kerugian finansial yang besar akibat penurunan
sifat material aluminium terutama untuk hasil pengelasan multipass.
2
3. 1.5.
Batasan Masalah
Batasan masalah tugas akhir ini adalah :
1. Material plat yang digunakan adalah aluminium 5083 dengan tebal 8 mm.
2. Pengelasan dilakukan pda suhu dan kelembaban ruang.
3. Pengelasan menggunakan elektroda ER 5356.
4. Gas pelindung yang digunakan yaitu argon HP (high purity).
5. Analisa cacat las menggunakan radiography test.
6. Pengujian Hardness dengan Microhardness Test.
7. Analisa struktur mikro menggunakan foto mikro.
8. Suhu Interpas yang digunakan adalah 50ºC, 100ºC, dan 200ºC.
1.6.
Hipotesa Awal
Dugaan awal dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah temperatur interpass pada pengelasan
multipass sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Semakin tinggi suhu interpass, semakin
besar pula kemungkinan untuk terjadinya cacat las pada hasil pengelasan Alumunium 5083.
1.7.
Metodologi
Metode dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang sesuai, sehingga
dapat mempermudah dalam proses penelitian dan analisa data penelitian.
2. Pelaksanaan Pengujian
Untuk melaksanakan pengujian dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang dilakukan
yaitu:
Persiapan material
Pengamatan visual
Pengujian radiography
Pengujian metallography
Pengujian hardness
3. Metode Penelitian
Analisa dan pembahasan dilakukan terhadap hasil pengujian yang dilakukan. Hasil
pengujian yang dianalisa adalah sebagai berikut :
Hasil Pengamatan Visual
Hasil pengujian radiografi
Hasil pengujian microhardness
Hasil Pengujian metalografi
4. Metode Penelitian
Dari hasil analisa maka diambil kesimpulan dari pengujian yang telah dilakukan.
3
4. Metode dan langkah-langkah di atas dapat ditampilkan dalam bentuk diagram,
berikut ini diagram dari metode dan langkah-langkah di atas :
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Penentuan Material Uji
Aluminium 5083
Pembersihan Permukaan
Proses Pengelasan
Pengelasan dengan GMAW
(dengan suhu interpass 50ºC, 100ºC, dan 200ºC)
Pengujian Radiography
(3 spesimen)
Hasil : pengamatan cacat las subsurface
Pengujian Metalografi
(3 Specimen)
Hasil : fotomikro daerah BM, WM
dan HAZ
Pengujian Hardness
(3 Specimen)
Hasil : Tingkat kekerasan material di
daerah weldmetal dan HAZ
Pengolahan Hasil Uji
Analisa Data
Kesimpulan
Gambar 1.1. Flow chart metodologi penelitian.
4
5. 1.8.
Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh hasil laporan tugas akhir yang sistematis dan tidak keluar dari pokok
permasalahan maka dibuat sistematika sebagai berikut :
Bab 1. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan
manfaat penulisan tugas akhir.
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Berisikan teori yang memberikan penjelasan mengenai teori yang digunakan dalam
pembuatan specimen pengujian.
Bab 3. Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan dibahas tentang kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian.
Bab 4. Analisa Dan Pembahasan
Pada bab ini akan berisi analisa yang dilakukan terhadap hasil perhitungan dan pengujian.
Bab 5. Kesimpulan Dan Saran
Pada bab ini akan berisi kesimpulan dari tugas akhir dan saran untuk pengujian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5