Dokumen ini membahas tentang sifat mekanis dan komposisi baja serta kapasitas produksi industri baja di Indonesia. Baja adalah logam paduan berbasis besi dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Sifat mekanis baja yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi standar tegangan leleh dan putus. Saat ini kapasitas produksi slab di Indonesia belum meningkat sejak 2004, namun produksi plate dan lembaran mengalami peningkatan.
2. Cacu
Najmudin
Hilman Fazri Rukmana
Ina Karina
Muhammad Ibrahim
Wina Indah Riani
Zulkifli Al-Barkati
3. Baja adalah logam paduan, logam besi
sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur
karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen
berikut ini selalu ada dalam baja: karbon,
mangan, fosfor,sulfur, silikon, dan sebagian
kecil oksigen,nitrogen dan aluminium.
4.
5.
6. 1. Sifat Mekanis Baja
Sifat mekanis baja struktural yang digunakan
dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan
minimum yang diberikan pada Tabel dibawah.
2. Tegangan leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan (fy) tidak
boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel
dibawah.
3. Tegangan putus
Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidak
boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel
dibawah.
7. 4. Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk
maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 Mpa
Modulus geser : G = 80.000 Mpa
Nisbah poisson : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : α = 12 x 10E-6 ºC
5. Syarat Penerimaan baja
Laporan uji material baja di pabrik yang disahkan
oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap
sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini.
8. 6. Baja yang tidak teridentifikasi
Baja yang tidak teridentifikasi boleh
digunakan selama memenuhi ketentuan
berikut ini:
bebas dari cacat permukaan
sifat fisik material dan kemudahannya untuk
dilas tidak mengurangi kekuatan dan
kemampuan layan strukturnya
ditest sesuai ketentuan yang berlaku.
Tegangan leleh (fy) untuk perencanaan tidak
boleh diambil lebih dari 170 MPa sedangkan
tegangan putusnya (fu) tidak boleh diambil
lebih dari 300 MPa.
11. 1. Baut, mur, dan ring
Baut, mur, dan ring harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
2. Alat sambung mutu tinggi
Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi
ketentuan berikut:
komposisi kimiawi dan sifat mekanisnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya,
harus lebih besar dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda
cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung
boleh berbeda dari ketentuan selama persyaratan gaya tarik minimum
alat sambung dipenuhi dan prosedur penarikannya dapat diperiksa.
12. 3. Las
Material pengelasan dan logam las harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Penghubung geser jenis paku yang dilas
Semua penghubung geser jenis paku yang dilas harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Baut angker
Baut angker harus memenuhi ketentuan Butir atau
dibuat dari batang yang memenuhi ketentuan selama
ulirnya memenuhi ketentuan yang berlaku.
13. Spesifikasi
Kayu
Beton
Baja
Beton
Konvensional
Berat
+/- 10,24
kg/m2
+/- 30 kg/m2
+/- 20 kg/m2
+/- 7 kg/m2
Ketahanan
Karat
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ketahanan
Serangga
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ketahanan
Rambat Api
Cepat
Lambat
Lambat
Lambat
Presisi Ukuran Tidak
Tidak
Ya
Ya
Dampak
Perubahan
Temperatur
Tidak
Lambat
Lambat
Desain Rangka Ada/Tidak
Ada/Tidak
Ada
Ada
Sisa Material
Banyak
Sedikit
Sangat Sedikit
Cepat
Banyak
14. Finishing
Anti Rayap
Plester
Anti Rayap
Tidak Ada
Kecepatan
Pekerjaan
Coef=0,8
Coef=1,3
Coef=1
Coef=0,7
Perawatan
Sering
Jarang
Jarang
Bebas
Bentuk Desain Bebas
Asap
Terbatas
Terbatas
Bebas
Pelatihan
Pemasangan
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Jaminan
Kualitas
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
+20 Tahun
+20 Tahun
+25 Tahun
Rata-rata Usia 10 tahun
Material
15. a. Biaya minimum
b. Bobot minimum
c. Periode pekerjaan konstruksi minimum
d. Kebutuhan tenaga kerja minimum
e. Biaya manufaktur minimum
f. Manfaat maksimum pada saat layan
16.
Hingga saat ini kapasitas produksi industri hulu baja
lembaran ( flat product) yang terdiri dari slab tidak
mengalami perkembangan sejak 2004. Sebab KS satusatunya produsen slab belum meningkatkan kapasitas
produksi serta tidak adanya investasi baru di sektor ini.
Namun untuk industri HRC/Plate dan CRC/Sheet
mengalami peningkatan sejak 2007. Kapasitas produksi
HRC/Plate nasional meningkat menjadi 2.300.000 ton
per tahun dari sebelumnya 2.200.000 ton. Ini
merupakan kontribusi dari KS dan Gunung Raja Paksi
yang meningkatkan kapsitas produksinya.
17. Industri CRC/Sheet juga mengalami pertumbuhan, saat
ini kapasitas produksi meningkat menjadi 1.680.000 ton
per tahun, dari sebelumnya 1.610.000 ton per tahun.
Artinya terdapat penambahan kapasitas sekitar 70.000
ton.
Industri Slab
Saat ini satu-satunya produsen slab di Indonesia adalah
Krakatau Steel. Pabrik yang memproduksi slab terdiri
dari 2 unit masing-masing SSP-1 yang menggunakan
teknologi MAN GHH dari Jerman. Sedangkan SSP-2
menggunakan teknologi dari Voest Alpine dari Austria.