SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Tujuan. . .
1. Mendiskripsikan manajemen pengendalian persediaan pupuk di
Selucing Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA
Group.
2. Menganalisis pengendalian persediaan pupuk yang dilakukan
oleh Selucing Agro Estat, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA
Group sudah efisien atau belum.
Metode Penyelesaian
Metode yang digunakan adalah Part Period Balancing (PPB),
dimana metode ini ditujukan untuk mencari frekuensi pemesanan yang
mampu meminimalkan biaya persediaan. Teknik PBB didasarkan pada
pendekatan frekuensi pemesanan yang optimum. Penentuan jumlah
periode pemesanan dalam teknik PBB dilakukan dengan cara mencari
rasio yang mampu mendekati nilai Economic Part Period (EPP).
Penentuan EPP dapat dilakukan dengan cara penggabungan atau
pengurangan periode dimana dapat menghasilkan rasio antara biaya
pemesanan dengan biaya penyimpanan yang mendekati nilai satu.
Sifatnya yang tidak terdapat rumus pasti, menuntut dilakukannya trial
and eror dalam penentuan jumlah periode yang mampu mencapai nilai
EPP.
Temuan
 Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pada Tandan Buah
Segar (TBS: penghasil kelapa sawit) adalah pupuk. Jika pupuk
mengalami kekurangan maka aplikasi pemupukan akan terganggu,
sebaliknya jika persedian pupuk mengalami kelebihan dapat
menyebabkan biaya persediaan tinggi. Permasalahan tersebut dapat
diatasi dengan melakukan pengendalian persedian pupuk agar dapat
mencukupi kebutuhan pupuk dengan biaya rendah.
 Metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan adalah
dengan menggunakan metode part period balancing (PPB), dimana
metode ini ditunjukan untuk mencari frekuensi pemesanan yang
mampu meminimalkanbiaya persedianan
Hasil
Penelitian ini menggunakan data sekunder tentang persediaan pupuk
dan biaya persediaan pupuk pada tahun 2012 yang diperoleh dari Selucing Agro
Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group. Selain itu juga
menggunakan data primer dari wawancara dan FGD sebagai data pendukung.
Tabel di atas menjelaskan bahwa total biaya persediaan pupuk
terbesar dimiliki oleh pupuk KCL (MOP), yaitu sebesar Rp
15.705.332,77; sebaliknya biaya persediaan pupuk yang terkecil
terdapat pada pupuk NPK 12, yaitu sebesar Rp 3.012.616,99.
Perbedaan biaya persediaan yang signifikan antara yang terbesar
dan terkecil dikarenakan persediaan rata-rata pupuk yang jauh
berbeda dan frekuensi pemesanan pupuk yang juga jauh berbeda.
Perbedaan kuantitas persediaan dapat mempengaruhi besarnya
biaya penyimpanan pupuk, sedangkan perbedaan frekuensi
pemesanan dapat mempengaruhi biaya pemesanan pupuk.
Analisis pengendalian persediaan pupuk
dengan metode Part Period Balancing
(PPB)
Analisis pengendalian persediaan pupuk dengan metode PPB pada pupuk Kieserite
menghasilkan jumlah periode ekonomis sebesar 12 kali pemesanan dimana kuantitas pemesanannya
sebesar 25.769,50 Kg. Rasio antara total biaya penyimpanan dengan total biaya pemesanan adalah
sebesar 0,923 yang menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 4.932.237,31. Hasil yang diperoleh dari
analisis dengan metode PPB pada pupuk NPK 12 adalah periode ekonomis terkecil diantara periode
ekonomis pupuk jenis lainnya. Periode ekonomisnya yaitu sebesar 6 kali pemesanan dengan kuantitas
pemesanan sebesar 9.307,167 Kg. Hasil tersebut memperoleh rasio antara biaya penyimpanan dengan
biaya pemesanan sebesar 1,04 dan menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 2.927.458,69. Hasil
analisis pengendalian persediaan dengan metode PPB pada pupuk Urea memperoleh hasil periode
pemesanan yang ekonomis sebesar 21 kali dengan kuantitas pemesanan sebesar 26.983,02 Kg. Rasio
antara biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan sebesar 1,01 dengan biaya persediaan yang
ditimbulkan sebesar Rp 8.476.688,11. Analisis metode PPB pada pupuk HGFB memperoleh periode
pemesanan yang ekonomis sebesar 10 kali pemesanan dengan kuantitas pemesanan untuk tiap kali
pemesanan sebesar 8.426,469 Kg. Berdasarkan periode ekonomis tersebut diperoleh rasio antara biaya
penyimpanan dengan biaya pemesanan sebesar 0,963 dan total biaya persediaan sebesar Rp
Hasil yang diperoleh pada pupuk KCL (MOP) menggunakan metode PPB adalah periode
pemesanan yang ekonomis sebesar 29 kali pemesanan, periode tersebut merupakan yang terbesar
dibandingkan jenis pupuk lainnya. Hasil analisis metode PPB pada pupuk KCL (MOP) juga
menghasilkan kuantitas pemesanan untuk setiap kali pemesanan sebesar 36.015,05 Kg. Total biaya
persediaan yang ditimbulkan sebesar Rp 11.433.010,30 dengan rasio antara biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan sebesar 1,006. Hasil yang diperoleh pada pupuk Rock Phosphate menggunakan
metode PPB adalah periode pemesanan yang ekonomis sebesar 16 kali pemesanan dengan kuantitas
pemesanan untuk setiap kali pemesanan sebesar 55.694,03 Kg. Total biaya persediaan yang
ditimbulkan sebesar Rp 6.758.408,51 dengan rasio antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan
sebesar 1,05. Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis pengendalian persediaan menggunakan
metode PPB menunjukkan adanya frekuensi pemesanan yang ekonomis. Pengaplikasian frekuensi
pemesanan ini akan sesuai jika dilakukan secara fleksibel, dengan cara menyesuaikan kebutuhan
aktual pupuk di Selucing Agro Estate. Penyesuaian kebutuhan pupuk dimaksudkan untuk tidak
melakukan pemesanan pada setiap bulan selama satu tahun, melainkan melakukan pemesanan pada
bulan yang terdapat kebutuhan aktual. Sebagai contoh, frekuensi pemesanan yang ekonomis pada
pupuk Kieserite adalah 12 kali. Pemesanan pupuk Kieserite tidak dilakukan pada setiap bulan,
melainkan hanya pada bulan Juni sampai Desember yang terdapat kebutuhan untuk pengaplikasian
pupuk.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
1. Manajemen pengendalian persediaan pupuk yang ada di Selucing Agro Estate meliputi
perencanaan, pengadaan, pengelolaan persediaan pupuk, monitoring, dan administrasi persediaan
pupuk. Perencanaan dilakukan berdasarkan rekomendasi Departemen Riset di awal tahun dan
disesuaikan dengan kondisi aktual di lapang oleh Estate Manager dan Asisten Kepala. Pengadaan
dilakukan melalui tahap reservasi, dan pengelolaan dilakukan sesuai dengan SOP yang diterapkan
oleh Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group. Administrasi melalui stock opname dan good issues
digunakan untuk mendukung monitoring persediaan pupuk.
2. Berdasarkan hasil analisis efisiensi manajemen pengendalian persediaan pupuk perusahaan
perkebunan kelapa sawit, diperoleh hasil bahwa manajemen pengendalian persediaan pupuk di
Selucing Agro Estate tahun 2012 belum efisien. Permasalahan yang menyebabkan manajemen
pengendalian persediaan belum efisien adalah belum adanya kebijakan untuk penentuan kuantitas
dan frekuensi pemesanan yang optimal.
Saran
1. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, khususnya Selucing Agro Estate,
PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group harus mengevaluasi kembali manajemen pengendalian
persediaan pupuk yang telah diterapkan agar bisa lebih efisien. Kebijakan yang paling perlu
diperhatikan adalah mengenai pemesanan atau pengadaan pupuk, terutama tentang kebijakan
penentuan kuantitas pupuk yang dipesan dan berapa kali frekuensi pemesanannya yang optimal.
Manfaat Menurut Kelompok
1. Dapat mengetahui cara meminimasikan biaya dengan
menggunakan metode yang baik.
2. Dapat mengetahui cara mengitung dengan menggunakan Part
Period Balancing (PPB).
3. Dapat mengetahui cara mencari rasio yang mampu mendekati
nilai Economic Part Period (EPP).
4. Dapat mengetahui Rasio antara total biaya penyimpanan dengan
total biaya pemesanan pada perusahaan.
5. Dapat mendeskripsikan manajemen pengendalian persediaan
pupuk di perusahaan

More Related Content

Recently uploaded

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 

Recently uploaded (20)

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 

Featured

Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them wellGood Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Saba Software
 

Featured (20)

Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
 
Barbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationBarbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy Presentation
 
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them wellGood Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
 

TUGAS RESUME PAPER SCM

  • 1.
  • 2. Tujuan. . . 1. Mendiskripsikan manajemen pengendalian persediaan pupuk di Selucing Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group. 2. Menganalisis pengendalian persediaan pupuk yang dilakukan oleh Selucing Agro Estat, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group sudah efisien atau belum.
  • 3. Metode Penyelesaian Metode yang digunakan adalah Part Period Balancing (PPB), dimana metode ini ditujukan untuk mencari frekuensi pemesanan yang mampu meminimalkan biaya persediaan. Teknik PBB didasarkan pada pendekatan frekuensi pemesanan yang optimum. Penentuan jumlah periode pemesanan dalam teknik PBB dilakukan dengan cara mencari rasio yang mampu mendekati nilai Economic Part Period (EPP). Penentuan EPP dapat dilakukan dengan cara penggabungan atau pengurangan periode dimana dapat menghasilkan rasio antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan yang mendekati nilai satu. Sifatnya yang tidak terdapat rumus pasti, menuntut dilakukannya trial and eror dalam penentuan jumlah periode yang mampu mencapai nilai EPP.
  • 4. Temuan  Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pada Tandan Buah Segar (TBS: penghasil kelapa sawit) adalah pupuk. Jika pupuk mengalami kekurangan maka aplikasi pemupukan akan terganggu, sebaliknya jika persedian pupuk mengalami kelebihan dapat menyebabkan biaya persediaan tinggi. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengendalian persedian pupuk agar dapat mencukupi kebutuhan pupuk dengan biaya rendah.  Metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan adalah dengan menggunakan metode part period balancing (PPB), dimana metode ini ditunjukan untuk mencari frekuensi pemesanan yang mampu meminimalkanbiaya persedianan
  • 5. Hasil Penelitian ini menggunakan data sekunder tentang persediaan pupuk dan biaya persediaan pupuk pada tahun 2012 yang diperoleh dari Selucing Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group. Selain itu juga menggunakan data primer dari wawancara dan FGD sebagai data pendukung.
  • 6.
  • 7. Tabel di atas menjelaskan bahwa total biaya persediaan pupuk terbesar dimiliki oleh pupuk KCL (MOP), yaitu sebesar Rp 15.705.332,77; sebaliknya biaya persediaan pupuk yang terkecil terdapat pada pupuk NPK 12, yaitu sebesar Rp 3.012.616,99. Perbedaan biaya persediaan yang signifikan antara yang terbesar dan terkecil dikarenakan persediaan rata-rata pupuk yang jauh berbeda dan frekuensi pemesanan pupuk yang juga jauh berbeda. Perbedaan kuantitas persediaan dapat mempengaruhi besarnya biaya penyimpanan pupuk, sedangkan perbedaan frekuensi pemesanan dapat mempengaruhi biaya pemesanan pupuk.
  • 8. Analisis pengendalian persediaan pupuk dengan metode Part Period Balancing (PPB) Analisis pengendalian persediaan pupuk dengan metode PPB pada pupuk Kieserite menghasilkan jumlah periode ekonomis sebesar 12 kali pemesanan dimana kuantitas pemesanannya sebesar 25.769,50 Kg. Rasio antara total biaya penyimpanan dengan total biaya pemesanan adalah sebesar 0,923 yang menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 4.932.237,31. Hasil yang diperoleh dari analisis dengan metode PPB pada pupuk NPK 12 adalah periode ekonomis terkecil diantara periode ekonomis pupuk jenis lainnya. Periode ekonomisnya yaitu sebesar 6 kali pemesanan dengan kuantitas pemesanan sebesar 9.307,167 Kg. Hasil tersebut memperoleh rasio antara biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan sebesar 1,04 dan menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 2.927.458,69. Hasil analisis pengendalian persediaan dengan metode PPB pada pupuk Urea memperoleh hasil periode pemesanan yang ekonomis sebesar 21 kali dengan kuantitas pemesanan sebesar 26.983,02 Kg. Rasio antara biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan sebesar 1,01 dengan biaya persediaan yang ditimbulkan sebesar Rp 8.476.688,11. Analisis metode PPB pada pupuk HGFB memperoleh periode pemesanan yang ekonomis sebesar 10 kali pemesanan dengan kuantitas pemesanan untuk tiap kali pemesanan sebesar 8.426,469 Kg. Berdasarkan periode ekonomis tersebut diperoleh rasio antara biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan sebesar 0,963 dan total biaya persediaan sebesar Rp
  • 9. Hasil yang diperoleh pada pupuk KCL (MOP) menggunakan metode PPB adalah periode pemesanan yang ekonomis sebesar 29 kali pemesanan, periode tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan jenis pupuk lainnya. Hasil analisis metode PPB pada pupuk KCL (MOP) juga menghasilkan kuantitas pemesanan untuk setiap kali pemesanan sebesar 36.015,05 Kg. Total biaya persediaan yang ditimbulkan sebesar Rp 11.433.010,30 dengan rasio antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan sebesar 1,006. Hasil yang diperoleh pada pupuk Rock Phosphate menggunakan metode PPB adalah periode pemesanan yang ekonomis sebesar 16 kali pemesanan dengan kuantitas pemesanan untuk setiap kali pemesanan sebesar 55.694,03 Kg. Total biaya persediaan yang ditimbulkan sebesar Rp 6.758.408,51 dengan rasio antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan sebesar 1,05. Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis pengendalian persediaan menggunakan metode PPB menunjukkan adanya frekuensi pemesanan yang ekonomis. Pengaplikasian frekuensi pemesanan ini akan sesuai jika dilakukan secara fleksibel, dengan cara menyesuaikan kebutuhan aktual pupuk di Selucing Agro Estate. Penyesuaian kebutuhan pupuk dimaksudkan untuk tidak melakukan pemesanan pada setiap bulan selama satu tahun, melainkan melakukan pemesanan pada bulan yang terdapat kebutuhan aktual. Sebagai contoh, frekuensi pemesanan yang ekonomis pada pupuk Kieserite adalah 12 kali. Pemesanan pupuk Kieserite tidak dilakukan pada setiap bulan, melainkan hanya pada bulan Juni sampai Desember yang terdapat kebutuhan untuk pengaplikasian pupuk.
  • 10. Kesimpulan & Saran Kesimpulan 1. Manajemen pengendalian persediaan pupuk yang ada di Selucing Agro Estate meliputi perencanaan, pengadaan, pengelolaan persediaan pupuk, monitoring, dan administrasi persediaan pupuk. Perencanaan dilakukan berdasarkan rekomendasi Departemen Riset di awal tahun dan disesuaikan dengan kondisi aktual di lapang oleh Estate Manager dan Asisten Kepala. Pengadaan dilakukan melalui tahap reservasi, dan pengelolaan dilakukan sesuai dengan SOP yang diterapkan oleh Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group. Administrasi melalui stock opname dan good issues digunakan untuk mendukung monitoring persediaan pupuk. 2. Berdasarkan hasil analisis efisiensi manajemen pengendalian persediaan pupuk perusahaan perkebunan kelapa sawit, diperoleh hasil bahwa manajemen pengendalian persediaan pupuk di Selucing Agro Estate tahun 2012 belum efisien. Permasalahan yang menyebabkan manajemen pengendalian persediaan belum efisien adalah belum adanya kebijakan untuk penentuan kuantitas dan frekuensi pemesanan yang optimal. Saran 1. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, khususnya Selucing Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group harus mengevaluasi kembali manajemen pengendalian persediaan pupuk yang telah diterapkan agar bisa lebih efisien. Kebijakan yang paling perlu diperhatikan adalah mengenai pemesanan atau pengadaan pupuk, terutama tentang kebijakan penentuan kuantitas pupuk yang dipesan dan berapa kali frekuensi pemesanannya yang optimal.
  • 11. Manfaat Menurut Kelompok 1. Dapat mengetahui cara meminimasikan biaya dengan menggunakan metode yang baik. 2. Dapat mengetahui cara mengitung dengan menggunakan Part Period Balancing (PPB). 3. Dapat mengetahui cara mencari rasio yang mampu mendekati nilai Economic Part Period (EPP). 4. Dapat mengetahui Rasio antara total biaya penyimpanan dengan total biaya pemesanan pada perusahaan. 5. Dapat mendeskripsikan manajemen pengendalian persediaan pupuk di perusahaan