Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24 - Menuju desa tanpa kemiskinan dengan metodologi selawe 25

2. LATAR BELAKANG
- MENURUT BPS JUMLAH PENDUDUK MISKIN SAAT INI TERCATAT SEBANYAK 26,42 JUTA
- MENURUT PUSPENSOS (2020), AKIBAT PANDEMI COVID-19 PENDUDUK GOLONGAN
RENTAN MISKIN DAN HAMPIR MISKIN DI INDONESIA SUDAH MENCAPAI 66,7 JUTA
- PERMENDESA PDTT NO.13 / 2020 TENTANG PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021
PRIORITAS NO.1 ADALAH DESA TANPA KEMISKINAN
BAGAIMANA POLA DAN METODA MENUJU DESA TANPA KEMISKINAN ??
SUDAH ADAKAH PEDOMAN YANG SIAP DIGUNAKAN ??

3. TUJUAN
MEMBERIKAN SEBUAH MODEL / PEDOMAN / POLA DAN METODA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERDESAAAN, SEHINGGA
MASYARAKAT MISKIN MENINGKAT PENDAPATANNYA DAN DAPAT
HIDUP SEJAHTERA, MANDIRI DAN BERKELANJUTAN MENUJU DESA
TANPA KEMISKINAN

4. APA ITU METODA SELAWE ??
•SELAWE ADALAH ISTILAH YANG PENULIS PILIH YANG DAPAT
DIARTIKAN SEBAGAI “SE MANGAT MEMBELA WONGORADUWE”
(SEMANGAT MEMBELA ORANG MISKIN).
•KARENA TANPA ADA SEMANGAT DARI SEMUA PIHAK UNTUK
MEMBELA ORANG MISKIN MAKA YANG MISKIN AKAN TETAP
MISKIN DAN SEMAKIN MISKIN.

5. •SELAWE ADALAH BAHASA JAWA YANG ARTINYA DUAPULUH LIMA (25).
DALAM METODOLOGI INI MENCAKUP 25 POINT (ITEM) YANG AKAN
DIBAHAS DAN DILAKSANAKAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
•APA SAJA 25 ITEM TERSEBUT ? YAITU :
# 3 (TIGA) STRATEGI KUNCI,
# 7 (TUJUH) PRINSIP DASAR DAN
# 15 (LIMA BELAS) LANGKAH PEMBINAAN
JIKA DIJUMLAHKAN : 3 + 7 + 15 = 25 ( SELAWE )

6. TIGA STRATEGI PEMBERDAYAAN
1. PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
2. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DALAM
PERMODALAN
3. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
MASYARAKAT

10. 7 PRINSIP PEMBERDAYAAN
1. PRINSIP PENDEKATAN KELOMPOK
2. PRINSIP KESERASIAN
3.PRINSIP KEPEMIMPINAN DARI MASYARAKAT
4.PRINSIP KEMITRAAN
5. PRINSIP SWADAYA
6.PRINSIP BELAJAR SAMBIL BEKERJA
7.PRINSIP PENDEKATAN KELUARGA

11. 1. PRINSIP PENDEKATAN
KELOMPOK
PEMBERDAYAAN DILAKUKAN MELALUI
PENDEKATAN KELOMPOK, SEHINGGA
MENUMBUHKAN KEKUATAN GERAK DARI
MASYARAKAT KECIL .
KELOMPOK DITUMBUHKAN DARI, OLEH DAN
UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT SENDIRI,
BUKAN KEPENTINGAN PETUGAS/INSTANSI
PEMBINA

12. 2. PRINSIP KESERASIAN
ANGGOTA KELOMPOK HARUSLAH TERDIRI
DARI MASYARAKAT KECIL YANG SALING
MENGENAL, SALING PERCAYA DAN
MEMPUNYAI KEPENTINGAN YANG SAMA
SEHINGGA AKAN TUMBUH KERJASAMA
YANG KOMPAK DAN SERASI

13. 3. PRINSIP KEPEMIMPINAN DARI
MEREKA SENDIRI
MEMBERI KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA
KEPADA MASYARAKAT DESA ( MASYARAKAT
KECIL/ TIDAK BERDAYA) UNTUK
MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN DARI
KALANGAN MEREKA SENDIRI

14. 4. PRINSIP KEMITRAAN
MEMPERLAKUKAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI
MITRA KERJA PEMBANGUNAN YANG BERPERAN
SERTA AKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
IKUTSERTANYA MASYARAKAT DALAM SELURUH
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN AKAN
MENJADIKAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI MITRA
KERJA AKTIF DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN DI DESA

15. 5. PRINSIP SWADAYA
BIMBINGAN DAN DUKUNGAN KEMUDAHAN
YANG DIBERIKAN HARUSLAH YANG MAMPU
MENUMBUHKAN KESWADAYAAN DAN
KEMANDIRIAN

16. 6. PRINSIP BELAJAR SAMBIL
BEKERJA
MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIMBING
DAN DIBINA MELALUI PROSES MELAKUKAN
SENDIRI, MENGALAMI SENDIRI, DAN
MENEMUKAN SENDIRI

17. 7. PRINSIP PENDEKATAN KELUARGA
YANG DIBIMBING DAN DIBINA TIDAK
HANYA BAPAKNYA, TAPI JUGA IBUNYA DAN
ANAK-ANAKNYA, SEHINGGA SELURUH
ANGGOTA KELUARGA MENDAPAT
PEMBINAAN

18. 15 LANGKAH PEMBERDAYAAN
1. IDENTIFIKASI LOKASI BINAAN
2.IDENTIFIKASI USAHA-USAHA EKONOMI SKALA KECIL
3.IDENTIFIKASI CALON PESERTA BINAAN (MASYARAKAT MISKIN)
4.PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN (KMM).
5.SURVEY RUMAH TANGGA PESERTA BINAAN

19. 15 LANGKAH PEMBERDAYAAN
6. BIMBINGAN PENYUSUNAN RENCANA USAHA BERSAMA (RUB)
7. BIMBINGAN MENABUNG DAN MENDAPATKAN KREDIT
8. BIMBINGAN PELAKSANAAN USAHA BERSAMA
9. BIMBINGAN PEMASARAN
10. BIMBINGAN MENABUNG DAN MENGAMBALIKAN KREDIT

20. 15 LANGKAH PEMBERDAYAAN
11. BIMBINGAN ADMINISTRASI PEMBUKUAN KELOMPOK
12. BIMBINGAN PEMUPUKAN MODAL DAN PENGGUNAANNYA
13. BIMBINGAN PENGGUNAAN WAKTU DAN UANG SECARA TEPAT
14. BIMBINGAN KERJASAMA ANTAR KELOMPOK DAN PERKOPERASIAN
15. BIMBINGAN UNTUK MENDAPAT PEMBINAAN DARI LEMBAGA/ INSTANSI TERKAIT.

21. BUMDES SEBAGAI MITRA PEMBERI KREDIT / MODAL
USAHA KMM
DALAM POLA DAN METODA INI DIBUTUHKAN LEMBAGA KEUANGAN
YANG BERSEDIA MEMBERIKAN MODAL USAHA BERUPA KREDIT,
DIHARAPKAN BUMDES YANG ADA DI SETIAP DESA ATAU LEMBAGA
KEUANGAN LAINNYA (BANK) BERSEDIA MENJADI MITRA KELOMPOK
MASYARAKAT MISKIN (KMM).

22. Skim kredit yang perlu dikembangkan oleh Bumdes/Bank dengan
Metodologi Selawe ini adalah skim kredit yang bersifat mendidik
melalui cara :
 Diberikan secara bertahap
 Ada kegiatan menabung
 Hubungan yang akrab
 Ada peringatan dini
 Tanggung renteng
 Berkelanjutan

23. PINJAMAN MODAL / KREDIT INI DIBERIKAN KEPADA KELOMPOK BUKAN KEPADA
PERORANGAN. ADAPUN PERSYARATAN PEMINJAMAN UANG UNTUK MODAL USAHA
YAITU :
•MASYARAKAT MISKIN YANG TERGABUNG DALAM KELOMPOK.
•JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK ANTARA 5 – 10 ORANG
•KETUA DAN SEKRETARIS KELOMPOK MEMILIKI SURAT KUASA DARI ANGGOTA TENTANG
PERSETUJUAN UNTUK MEMPEROLEH PINJAMAN.
•MEMILIKI RENCANA USAHA BERSAMA (RUB) SECARA TERTULIS YANG DISUSUN OLEH
KELOMPOK DAN DITANDATANGANI OLEH KETUA DAN SEKRETARIS KELOMPOK,
DIKETAHUI OLEH PETUGAS PEMBINA/PENDAMPING DAN KEPALA DESA.

24.  Tidak mempunyai kewajiban membayar pengembalian kredit
kepada Bank atau Lembaga Perkreditan lain.
 Bersedia membayar kembali pinjaman secara tanggung
renteng.
 Memiliki tabungan di Bumdes/Bank /Lembaga Keuangan
pemberi kredit.
 Jangka waktu pinjaman bisa 12 bulan, 15 bulan atau 18 bulan.
 Jaminan kredit adalah semua benda dan modal usaha
bersama yang dibiayai oleh uang pinjaman.

25. Apabila terjadi musibah yang mengakibatkan kegagalan usaha maka :
Segera dibuat berita acara .
Setelah diperoleh data dan informasi yang lengkap, pihak pemberi pinjaman
(Bumdes/Bank) akan mengambil keputusan sebagai berikut :
 Kelompok harus tetap mengembalikan pinjaman apabila musibah
tersebut dinilai karena kesalahan kelompok, atau
 Memberi kelonggaran waktu cicilan apabila kelompok tersebut dinilai
masih mampu mengembalikan kredit, atau
 Memberi pinjaman tambahan jika dengan pinjaman tambahan tersebut
kelompok masih mampu untuk melanjutkan usaha bersama, sehingga
dapat mengembalikan semua pinjaman.

26.  Pinjaman dapat digunakan untuk segala macam usaha baik
dibidang pertanian maupun non pertanian yang dapat
meningkatkan pendapatan keluarga miskin.
 Perubahan jenis usaha bersama yang dikelola oleh kelompok
dimungkinkan dengan jalan menyampaikan alasan-alasan
yang tepat serta mendapat persetujuan dari petugas Pembina /
pendamping kelompok.

27. KESIMPULAN
DENGAN METODOLOGI 25 APABILA DITERAPKAN SECARA UTUH
DENGAN SEMANGAT PENGABDIAN
SEMANGAT MEMBELA WONGORADUWE (SELAWE)
DESA TANPA KEMISKINAN AKAN SEGERA TERWUJUD

28. BURUNG IRIAN
BURUNG CEDRAWASIH
CUKUP SEKIAN
TERIMAKASIH