Pertempuran melawan setan merupakan perjuangan yang berkelanjutan sepanjang hidup. Setan akan terus menggoda manusia dengan berbagai tipu daya untuk menyesatkan dan menjauhkan dari Allah. Untuk melawan godaan setan, diperlukan senjata seperti ilmu agama, ketaqwaan, dan kerukunan.
1. Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus” (QS. Al A’raf: 16)
Pertempuran melawan setan
2. Sepanjang hidup, godaan bagi manusia itu selalu ada.
Terlebih, setan sudah berjanji akan terus menggoda
manusia hingga hari kiamat nanti. Menjerumuskan
manusia ke jurang dosa, menyesatkan dan menghasut
manusia agar berpaling dari Allah SWT
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-
hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka” (QS. Shad:
82-83).
Peperangan antara
seorang mukmin
dengan setan adalah
peperangan sengit
yang terus
berlanjut. Tidak
akan selesai hingga
ruh keluar dari jasad
3. Mukmin
Bahkan semakin bertambah ketaatan,
katakutan dan ketaqwaan seorang hamba
kepada Allah, kesungguhannya untuk taat
dan mencari keridhaan Allah, maka
semakin bertambah sengit pula
permusuhannya dengan setan.
Ketika seorang mukmin sabar dalam
memerangi setan, melawan tipu daya dan
was-wasnya, maka Allah akan menurunkan
bantuannya kepada hamba-Nya yang jujur,
yang bisa bersabar dan berjiha melawan
musuh bebuyutannya ini.
Dengan demikian, kemenangan dalam
peperangan ini adalah milik orang yang
bertaqwa kepada Allah, yang berjihad
melawan setan dan hawa nafsunya serta
menundukkan jiwanya demi keridhaan
Allah.
Setan dengan seluruh pasukannya tidak
akan pernah berhenti dan tidak mengenal
istilah capai dalam menyesatkan manusia.
Dari segala arah mereka la'natullah
'alaihim menggoda dan menjerumuskan
kita; tidak berhasil dari arah depan, dicoba
dari belakang. Mentok dari samping
kanan, mereka lirik samping kiri
Sungguh kita tidak akan pernah menang perang
melawan makhluk terkutuk ini kecuali atas
pertolongan-Nya. Dengan memperkuat tauhid,
ikhlas, dan istiqamah ibadah serta
memperbanyak isti’adzah atau doa, niscaya kita
akan senantiasa mendapat perlindungan Allah
dan mampu menaklukkannya. (QS al-Mu’minun
97-98)
4. Senjata apa yang diperlukan melawan
syetan oleh orang Mukmin
Pertama, ikhlas dalam menghamba
kepada Sang Khaliq (QS al-Hijr [15]:40)
Kedua, meniti jalan takwa dengan
keseriusan taat yang sempurna. Lihat QS
al-Hijr [15]: 42 dan al-Baqarah [2]
Ketiga, iltizam biljamaah (melazimkan
diri dengan berjamaah), baik dalam
praktik ibadah, muamalah, maupun
secara manhaj hidup (pola dan tata cara
hidup)
Keempat, melazimkan shalat berjamaah
di masjid (QS al-Hadid [58]:19)
Kelima, sering-seringlah memohon
pertolongan Allah dari tipu daya setan
dan kehadirannya dalam semua majelis
kehidupan
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan
Engkau aku akan menyesatkan mereka
semuanya. kecuali hamba-hamba-Mu
yang mukhlis di antara mereka” (QS.
Shad: 82-83)
“Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat
baik” (QS. Al Ankabut: 69)
5. •medan yang penting dalam pertempuran melawan
setan adalah medan belajar ilmu syar’i. Setan
berusaha dengan semua kekuatannya untuk
memalingkan seseorang dari belajar ilmu syar’i
yang bermanfaat, agar orang tersebut tetap dalam
kebodohan dan terjerat hawa nafsunya. Karena
ilmu syar’i yang bermanfaat bagaikan cahaya dan
obat. Iblis berusaha memadamkan cahaya itu agar
manusia tetap dalam kegelapan, bisa dipermainkan
sekehendaknya setan, serta dijerumuskan ke
dalam kejelekan dan kehancuran
•Apabila hal ini telah kalian sadari, wahai
saudaraku tercinta dan saudariku yang
mulia, maka ketahuilah bahwa iblis
memiliki tipu daya dan lorong-lorong
masuk untuk menyerang hati, dan
menjadikannya malas belajar ilmu syar’i.
Iblis akan melemahkan semangat kita,
memalingkan kita dari belajar sehingga
menyibukkan diri kita dengan kegiatan
yang sepele dari tujuan yang mulia
1. Taswif (berangan-angan akan
melakukan pekerjaan dan
menundanya)
•Setiap kali seseorang ingin belajar ilmu
syar’i, membaca dan memahami agamanya,
maka setan datang memberikan was-was.
Setan berkata: “Tunda dulu sampai besok!
Sekarang ini kurang cocok untuk belajar“.
Setan terus-menerus memperdayakannya
dengan angan-angan yang dusta, dan janji-
janji madu dari hati ke hati. Hati berlalu
dengan sia-sia. Masa muda yang penuh
semangat berlalu begitu saja, hingga tiba
masa tua renta. Bagaimana bisa belajar ilmu
setelah menjadi tua?
Dodaan Syetan
6. •2. Memberikan anggapan bahwa masih
banyak kesempatan di waktu yang akan
datang
•Setan memberikan angan-angan bahwa kita akan
bisa fokus belajar di waktu yang akan datang,
setelah nikah, setelah selesai kuliah, setelah dapat
kerja, dan lainnya. Adapun sekarang tidak perlu
terlalu memperhatikan belajar agama, karena
keadaan tidak mengizinkan. Dia akan
mendapatkan ilmu yang dia tinggalkan, pada
waktu yang akan datang. Demikianla seterusnya,
detik-demi-detik dihabiskan dalam kelalaian dan
permainan. Teman kita ini menunggu masa
depannya, tanpa memikirkan keadaan yang
sebenarnya. Apabila ia sudah menikah, atau
selesai kuliah atau kerja, tentunya akan bertambah
kesibukan dan aktifitasnya. Sehingga ia tidak akan
memiliki waktu yang cukup untuk membaca dan
belajar. Saat itu dia akan merasa rugi dengan masa
mudanya yang sia-sia tanpa menghasilkan ilmu.
Tetapi sesal kemudian tidak akan pernah
7. 3. Zuhud (merasa cukup) dari belajar
agama
•Setan senantiasa membuat orang merasa zuhud (cukup)
untuk belajar ilmu syar’i. Ia beranggapan bahwa ilmu
syar’i tidak akan bisa mengubah keadaan sekarang yang
pahit dan menyakitkan ini. Maka tidak ada gunanya
belajar ilmu syar’i. Karena ilmu syar’i hanya
dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan orang dan
realitas kehidupannya. Obat dari bisikan setan yang jahat
ini adalah dengan menelaah kisah-kisah para pejuan dan
pembaharu terdahulu. Anda akan dapatkan bahwa
mereka tidak akan mampu mengadakan peruubahan dan
perbaikan terhadap penyimpangan mereka dari petunjuk
Allah kecuali dengan ilmu syar’i.
•Misalnya, sejarah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab. Anda akan
dapati bahwa senjata yang mereka pergunakan dalam
melakukan perbaikan adalah senjata argumentasi, ilmu
dan dakwah. Kita juga mengatakan bahwa kalimat yang
benar, nasehat yang baik, kitab-kitab Islam yang
bermanfaat dan khutbah yang jelas, semua itu adalah
senjata-senjata yang sangat berpengaruh. Semua ini
berpijak di atas ilmu syar’i.
8. 4. Anggapan bahwa orang tidak membutuhkan ilmunya
•Setan memberikan persepsi bahwa orang yang belajar sudah banyak. Dengan
demikian, sudah tidak dibutuhkan lagi untuk belajar. Orang tidak akan ada yang
memanfaatkan ilmunya. Maka tidak perlu lagi belajar ilmu syar’i. Cara
menanggulangi bisikan setan ini adalah sebagai berikut:
•Hendaklah setiap orang mengetahui bahwa para ulama dan pelajar yang ada
sekarang ini pasti akan meninggal dan habis. Siapa yang akan mengajarkan
manusia tentang agamanya kalau bukan anda wahai para pemuda Islam. Oleh
karena itu, jangan sampai anda terpedaya dan terlena dari tugas anda
•Hendaklah setiap orang ingat, bahwa sekalipun banyak ulama dan pelajar, nanun
yang betul-betul menguasai ilmu syar’i sangatlah sedikit. Selama orang-orang yang
betul-betul mumpuni dalam ilmu syar’i itu sedikit, maka kenapa anda wahai
pemuda Islam, tidak giat belajar ilmu syar’i dan giat meraihnya? Barangkali
andalah orang yang menjadi orang mumpuni dan paling berhasil dalam meraihnya
•Hendaklah ia ingat bahwa sekalipun banyak sarjana alumni fakultas agama Islam
yang lulus setiap tahunnya di seluruh dunia Islam. Namun umat masih
membutuhkan jumlah yang berlipat ganda dari itu untuk mengajarkan agama.
Karena kebodohan telah tersebar di tengah umat yang jumlahnya mencapai jutaan
orang
9. 5. Anggapan seseorang bahwa ia tidak
mampu belajar agama
•Setan menanamkan perasaan kepada seseorang,
terlebih lagi yang baru bertaubat, bahwa dirinya tidak
bisa belajar ilmu dan mendapatkannya. Karena ia
terbiasa dengan kelalaian, lupa dan kemalasannya belum
bertaubat. Hatinya dipenuhi dengan kefasikan dan
kemaksiatan, sehingga ia sekarang tidak bisa terlepas
dari masa lalunya. Dia sulit belajar ilmu syar’i dan sukar
untuk bersungguh-sungguh mendapatkannya. Obat dari
tipu daya setan ini terangkum dalam beberapa hal
berikut ini:
•Hendaklah seseorang menyadari bahwa kebiasaan jelek
yang dilakukan di suatu masa, bisa diuabh dan diganti
menjadi kebiasaan yang terpuji lewat kesungguhan,
pembiasaan dan pengulangan.
•Hendaknya memperhatikan orang-orang yang belajar di
sekelilingnya. Pada awalnya mereka hidup menyimpang
dan tersesat dari petunjuk, kemudian Allah memberi
mereka hidayah dan istiqamah. Mereka segera belajar
ilmu dan meraihnya hingga menjadi orang-orang yang
unggul. Kenapa dia tidak bisa menjadi seperti mereka?
10. 6. Anggapan bahwa ia tidak mampu
menghafal ilmu atau mengingatnya
•Setan mengelabui seseorang dengan anggapan bahwa dia
tidak mungkin bisa menghafal Al Qur’an dan Sunnah.
Karena ia sulit menghafal. Atau bila ia bisa menghafal
beberapa ayat, ia akan cepat lupa dalam waktu singkat.
Karena ingatannya lemah. Oleh karena itu, ia tidak perlu
menyusahkan diri untuk menghafal karena akan cepat lupa
lagi.
•Ini adalah tiou daya setan. Obatnya adalah hendaknya ia
memperhatikan keadaan para ulama Salaf terdahulu, yang
menjadi oara penghafal di dunia dan para ulama besar. Di
antara mereka ada yang berhasil menghafal puluhan ribu
hadits Nabi dan permasalahan-permasalahan keagamaan.
Setiap orang hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri,
“bukankah mereka juga bisa lupa sebagaimana kita lupa?“.
Jawabnya, “ya, mereka juga bisa lupa, karena mereka juga
manusia sebagaimana manusia yang lain“. Lantas mengapa
mereka bisa menghafal hadits Nabi dan masalah-masalah
agama yang banyak itu? Apakah mereka sekedar
mengulangnya satu kali atau sepuluh kali? Tidak.
11. •Mereka tidak menghafal semua yang mereka hafal,
kecuali setelah mengulangnya ratusan kali sambil
mengecek hafalannya di setiap saat. Agar mereka
tidak melupakan hafalannya. Walaupun demikian,
mereka tidak bisa selamat dari kekeliruan dan lupa.
•Apabila demikian keadaan para ulama Salaf yang
mulia, para penghafal pilihan di dunia, bagaimana
anda ingin menghafal suatu ilmu dengan hanya
sekedar mengulangnya sepuluh atau dua puluh
kali?
•Dengan demikian, permasalahan “cepat lupa,
lambat hafalan dan sulit menghafal” dapat diobati
dengan sering mengulang-ulang apa yang ingin di
hafal, dan sering mengecek hafalan sampai
menancap kuat dalam ingatan dan hati. Hal ini bisa
dilakukan oleh setiap orang yang menginginkannya.
Kenapa anda tidak termasuk orang yang ingin
mendapatkannya?
12. “Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-
Nisa’:76)
Setan adalah makhluk yang lemah dan tipu dayanya
sangat lemah. Tapi, kondisi ini tidak berlaku bagi
semua manusia. Tipu daya lemah ini hanya berlaku
bagi manusia yang berlindung kepada Sang Maha
Kuasa, Allah SWT.
•Sepanjang hidup, godaan bagi manusia itu selalu ada.
Terlebih, setan sudah berjanji akan terus menggoda
manusia hingga hari kiamat nanti. Menjerumuskan manusia
ke jurang dosa, menyesatkan dan menghasut manusia agar
berpaling dari Allah SWT.