SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
1
GEOSOSPOL, STRATAK DAN
SISTEM KADERISASI PMII
Oleh: Nur Sayyid Santoso Kristeva
Aktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta
Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta
Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga
Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM
Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja
Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib
STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.
2
Globalisasi &
Sejarah Ekonomi
Internasional
Globalisasi ekonomi dunia
yang terintegrasi dan saling tergantung,
Faktor-faktor pendorong globalisasi
3
• Globalisasi ditandai dengan ketersinggungan antara negara,
pasar atau sistem ekonomi global dan masyarakat sipil.
• Persoalan pendidikan Indonesia tidak hanya masalah penataan
kurikulum, profesionalitas guru, out-put lembaga pendidikan,
paradigma pendidikan, dan persoalan internal penyelenggaraan
lembaga pendidikan lainnya.
• Ada faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh pada
pendidikan Indonesia yaitu persoalan rakyat miskin sehingga
tidak mampu sekolah, disorientasi kebijakan pemerintah,
pendidikan market oriented, relasi kekuasaan negara, dan
pusaran arus globalisasi.
Prawacana
4
Globalisasi dan
Sejarah Ekonomi Internasional
 Globalisasi kegiatan ekonomi dan persoalan pengelolaannya sering
dianggap baru muncul setelah Perang Dunia II, khususnya pada
tahun 1960-an.
 Masa sesudah tahun 1960-an adalah masa munculnya perusahaan
multinasional (MNC) dan berkembangnya perdagangan
internasional.
 Kemudian, setelah sistem nilai tukar setengah-tetap Bretton Woods
ditinggalkan pada tahun 1971-1973, investasi dalam bentuk surat-
surat berharga internasional dan pemberian kredit oleh bank mulai
berkembang dengan cepat.
 Seiring dengan meluasnya pasar modal ke seluruh dunia, yang
menambah rumit hubungan ekonomi internasional dan membuka
jalan bagi globalisasi ekonomi dunia yang terintegrasi dan saling
tergantung.
5
 James Petras mengatakan bahwa globalisasi telah dimulai pada
abad 15, yaitu sejak mulai berkembangnya kapitalisme yang
ditandai dengan ekspansi, penaklukan dan penghisapan Negara-
negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan bahkan Amerika Utara
dan Australia oleh kekaisaran global pada waktu itu, Spanyol dan
Portugis. Karena itulah globalisasi selalu diasosiasikan dengan
imperialisme, yaitu hubungan global yang didasarkan pada
akumulasi untuk Eropa, penghisapan dunia ketiga untuk akumulasi
dunia pertama.
 Menurut Pieterse, globalisasi dimulai sejak 1950-an. Menurut Marx
dimulai 1500-an dengan tema kapitalisme modern. Wallerstein
mencatat mulai 1500-an dengan tema sistem dunia baru. Robertson
menilai globalisasi mulai 1870-1920-an dengan tema
multidimensional, Giddens tahun 1800-an dengan tema modernitas,
dan Tomilson tahun 1960-an dengan tema planetarisasi budaya.
Sementara Scholte, menyatakan bahwa globalisasi berlangsung
sejak tahun 1960-an
6
 Pada abad ke-14, para pedagang petualang memperdagangkan wol
dan tekstil yang dihasilkan Inggris ke Belanda, Belgia, Luxemburg,
dan Negara-negara lain. Selain itu, di Italia, perusahaan-
perusahaan dagang dan bank-bank memainkan peran penting
dalam kegiatan perdagangan ke seluruh dunia pada masa-masa
awal Renaissance.
 Pada akhir abad ke-14, di Italia, ada sekitar 150 bank yang sudah
melakukan kegiatan di berbagai Negara (Duning, 1993, hlm. 97-98).
 Dalam abad ke-17 dan ke-18 dukungan oleh Negara meluas
dengan berdirinya perusahaan-perusahaan dagang besar kolonial,
seperti Dutch East India Company, British East India Company,
Muscovy Company, Royal Africa Company dan Hudson Bay
Company.
 Semua perusahaan ini mempelopori perdagangan berskala besar di
wilayah yang kelak menjadi wilayah jajahan yang penting.
7
 Baru pada tahun 1960-an muncul, bersamaan dengan munculnya
istilah MNC (multinational corporation). Meski tidak ada klasifikasi
data yang konsisten, pada umumnya disepakati, MNC sudah ada
dalam ekonomi dunia setelah pertengahan abad ke-19 dan berdiri
kokoh tidak lama sebelum Perang Dunia I.
 Kegiatan bisnis internasional tumbuh pesat pada tahun 1920-an
ketika perusahaan multinasional yang benar-benar terdiversifikasi
dan terintegrasi kokoh, tetapi kemudian menurun selama masa
depresi tahun 1930-an, hancur lebur karena perang pada tahun
1940-an, dan bangkit kembali setelah tahun 1950.
8
 Perwujudan dari kerakusan sistem kapitalisme-kolonialisme dalam
akumulasi modal melalui peperangan, akibatnya adalah Negara-
negara terjajah bangkit rasa nasionalismenya melawan penjajah
dan melahirkan Negara-negara merdeka, yang lazim disebut
Negara Sedang Berkembang (NSB).
 Kapitalisme sebagai suatu sistem dunia bermula pada akhir abad
15 dan awal abad 16 ketika orang-orang Eropa yang menguasai
pengetahuan pelayaran jarak jauh, menghambur keluar dari sudut
kecil dunia mereka dan mengarungi tujuh lautan, untuk
melanklukan, merampas dan berniaga.
 Pada awal abad ke-16 di Inggris terjadi revolusi industri yang
memacu laju perkembangan kapitalisme awal.
 Proses ini didorong lagi oleh munculnya revolusi Prancis pada
tahun 1789, yaitu revolusi yang mengakhiri hegemoni kaum feodal
di Eropa Barat dan mendorong matangnya kekuasan kaum borjuis.
9
 Di Eropa Barat terjadi over-produksi akibat maraknya industrialisasi,
maka yang kemudian harus dilakukan oleh Negara-negara Eropa
adalah ekspansi ke daerah-daerah terbelakang seperti Asia, Afrika,
Pasifik dan Amerika.
 Perang Dunia Pertama pada tahun 1918-1939 dan kemudian
Perang Dunia Kedua pada tahun 1940-1945 adalah sejarah nyata di
mana kapitalisme Vs kapitalisme berperang untuk menanamkan
pengaruhnya terhadap wilayah-wilayah jajahannya.
 Jadi perang yang dilakukan antara Blok Sekutu dan Blok Fasis
adalah perang antara dua kapitalis yang ingin melebarkan sayap
eksploitasinya terhadap Negara-negara dunia ketiga.
10
Gambar 1. Dimensi Institusional Modernitas, Giddens, 2005: 78
Kekuatan Militer
(Kontrol atas Sarana
Kekerasandalam Konteks
Industrialisasi Perang)
Kapitalisme
(Akumulasi Kapital dalam
Konteks Kerja dan Pasar
Produk yang kompetitif
Pengawasan
(Kontrol Informasi dan
Supervisi Sosial)
Industrialisme
(Transformasi Alam:
Perkembangan “Lingkungan
yang Diciptakan)
11
Globalisasi Ekonomi telah memperluas jangkauan dalam tiga
komodifikasi dalam tiga wilayah.
 Pertama, konsumerisme yang terhubungkan dengan produk-produk
global yang diperluas oleh kapitalisme industri.
 Kedua, pertumbuhan lembaga-lembaga yang beroperasi dalam
lingkup global (supra territorial) seperti global banking dan global
securities sehingga memperluas jangkauan modal uang.
 Ketiga, globalisasi telah mendorong perluasan komodifikasi dalam
wilayah baru yang melibatkan informasi dan komunikasi sebagai
akibatnya, item-item software komputer dan telepon panggil telah
menjadi objek akumulasi.
12
Faktor Pendorong Globalisasi
Kekuatan
Kaum Kapitalis
Internasional
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
dan Tekhnologi
Dukungan
Pemerintah
Negara-negara
Sedang Berkembang
Gambar 2. Faktor Pendorong Globalisasi
13
Kekuatan Kaum Kapitalis Internasional
 Menurut logika neo-liberal, ekonomi Negara akan berkembang
bila ada kebebasan pasar.
 Liberalisasi ini juga berarti penghapusan beban-beban yang
harus ditanggung oleh swasta.
 Liberalisasi berarti kebebasan yang seluas-luasnya bagi kapitalis
untuk mengeruk keuntungan.
 Aspek-aspek terpenting yang tercakup dalam proses globalisasi
ekonomi adalah: runtuhnya hambatan-hambatan ekonomi
nasional, meluasnya aktivitas-aktivitas produksi, keuangan dan
perdagangan secara internasional serta semakin
berkembangnya kekuasaan perusahaan-perusahaan
transnasional dan institusi-institusi Moneter Internasional.
14
 Keprihatinan-keprihatinan terhadap kemungkinan krisis moneter global
diperkuat oleh krisis keuangan di Asia Timur, yang dimulai pada paruh
kedua tahun 1997 dan menjalar hingga Rusia, Brasil dan Negara-
negara lain, menyebabkan kekacauan moneter dan resesi ekonomi
terburuk dalam periode pasca Perang Dunia II.
 Liberalisasi perdagangan juga meningkat secara gradual, namun tidak
seperti yang terjadi pada liberalisasi moneter. Peran perdagangan yang
meningkat dibarengi dengan pengurangan tarif secara umum, baik di
Negara-negara maju maupun di NSB (Negara sedang berkembang),
sebagian sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan otonom dan sebagian
lagi sebagai akibat dari babak-babak putaran perdagangan multilateral
di bawah GTT (General Agreement on Tariff and Trade).
 Namun demikian, tarif-tarif yang tinggi tetap masih muncul di Negara-
negara maju, dalam sektor-sektor seperti pertanian, tekstil dan produk-
produk manufaktur tertentu, yang merupakan sektor dimana (NSB)
memiliki keunggulan komparatif. Lebih jauh lagi, terdapat peningkatan
penggunaan hambatan non tarif yang mempengaruhi akses dari NSB
ke pasar Negara-negara maju.
15
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Tekhnologi
 Pada permulaan abad 21 ini, trend global semakin variatif. Barang,
uang, manusia, tekhnologi, dan informasi dalam era globalisasi
telah menyebar secara luas melewati batas Negara (nation state
cross border), yang berimplikasi terhadap semakin saling
terhubungnya setiap dinamika perubahan global saat ini, dan
mengikat semakin kuat membentuk suatu komunitas tunggal yang
terintegrasi dan dalam hal ekonomi telah menjadi semacam pasar
tunggal. Hal ini telah menjadikan dunia sebuah global village.
 Kehadiran tekhnologi komputer yang merupakan terobosan baru
sebagai infrastruktur global, bahkan sampai saat ini komputer telah
menyandang sebagai simbol kedua dari globalisasi. Tidak ada satu
arenapun (ekonomi, politik, sosial dan budaya) di dunia ini yang
kebal dari tekhnologi komputer.
16
 Hal ini akhirnya menuju pada sebuah Global Brain yang
memungkinkan akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi di dunia. Dunia penelitian, bisnis, industri
dimungkinkan untuk menggunakan suberdaya manusia maupun
fasilitas lainnya tanpa terikat pada dimensi-dimensi ruang dan
batas-batas Negara
 Meskipun globalisasi berhasil mengembangkan berbagai
tekhnologi dan komunikasi yang memudahkan atau dapat
memecahkan persoalan-persoalan, tak urung pula secara faktual
keberhasilan tersebut makin mempertajam kemiskinan, baik
ditingkat nasional maupun hubungan antar Negara.
17
Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang
Berkembang
 Pelaku utama dari globalisasi adalah Negara imperialis yang berkuasa
artinya Negara yang mempunyai prinsip ekonomi world competitive dan
mereka tidak mempunyai kerugian apa-apa karena semua biaya yang
dikeluarkan berasal dari pembukaan pasar (open market).
 Kelompok ini hendak memperjuangkan globalisasi yang bebas
(unrestricted globalization), mereka cenderung untuk membuka
perekonomian mereka dan sebagai gantinya mereka juga menuntut
Negara lain agar membuka perekonomiannya.
 Kelompok kedua yang pro globalisasi adalah Negara-negara pelayan
(clients) dari kelompok pertama. Kelompok kedua (NSB) ini
mengkhususkan dirinya pada ekspor barang-barang agromineral,
kelautan, dan kehutanan yang semua itu mendukung produk dan
memberi keuntungan bagi kelompok pertama.
 Dari Negara-negara imperialis inilah muncul korporasi-korporasi global
yang menjadi pelaku utama juga pada saat ini, dan agen utama
eksploitasi berbagai sumberdaya di berbagai belahan dunia ketiga,
yang pada akhirnya hasilnya dibawa kembali ke Negara-negara
metropolis
18
 Negara imperialis juga memainkan peran penting dalam membuka pintu
perekonomian dunia dengan menciptakan lembaga keuangan
internasional seperti Bank Dunia, IMF dan GATT/ WTO.
 Sementara itu di Dunia Ketiga, peran Negara tidak bisa dihilangkan.
Ada relasi yang dialektis antara peran Negara di pasar domestik dan
proses globalisasi.
 Dengan kebijakan upah rendah, pengurangan subsidi, dan pemupukan
modal swasta, Negara Dunia Ketiga mengonsentrasikan
pendapatannya untuk ekspansi ke luar (globalisasi ataupun capital
relocation).
 Proses ini sudah terlihat jelas dalam program yang dikenal dengan
istilah Struktural Adjustment Programs (SAPs) atau program pengetatan
ekonomi.
 Program ini dirancang oleh Bank Dunia dan IMF yang bekerja sama
dengan elite Negara Dunia Ketiga, tujuannya adalah meningkatkan arus
keluar modal dan kesediaan pasar nasional untuk melakukan
swastanisasi bagi kepentingan MNC
19
Structural Adjustment Programs (SAPs)
1. Penghapusan tarif-tarif yang membantu industri-industri kecil lokal agar tetap
mampu bertahan hidup berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar
global.
2. Penghapusan berbagai peraturan dalam negeri yang mungkin dapat
menghambat atau terlalu banyak mengatur masuknya investasi luar negeri.
3. Penghapusan kontrol harga (bahkan berkenaan dengan kebutuhan pokok
seperti pengadaan air sekalipun) dan secara tidak adil mewajibkan
pemberlakuan terhadap kontrol atas upah.
4. Pengurangan secara drastis berbagai pelayanan sosial dan badan-badan
yang menjalankannya, seperti pelayanan kesehatan, perawatan medis,
pendidikan, bantuan pangan, bantuan usaha kecil, angkutan, sanitasi, air dll.
5. Penghancuran secara agresif atas program-program rakyat, yang menjadi
sarana bagi bangsa-bangsa untuk bisa mencapai kemandirian dalam hal
kebutuhan pokok.
6. Perubahan yang dilaksanakan secara cepat atas perekonomian dalam negeri
untuk menekankan produksi ekspor, yang biasanya dikelola tanpa
ketatalaksanaan langsung dari investor asing dan korporasi global.
20
Sistem
Negara-
Bangsa
Pembagian
Kerja
Internasional
Ekonomi
Kapitalis
Dunia
Tatanan
Militer
Dunia
Gambar 3. Dimensi Globalisasi, Giddens, 2005: 93
21
Globalisasi dan
Krisis Masyarakat
Kapitalisme
Krisis Masyarakat Kapitalisme,
Pokok-pokok Pendirian Neo-liberalisme,
Global Poll Finds Diverse Economic Perceptions
22
Globalisasi dan Krisis
Masyarakat Kapitalisme
 Globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisasi yakni
perusahaan-perusahaan transnasional (TNC, Trans-National
Corporations) dan Bank Dunia/IMF melalui kesepakatan yang
dibuat di World Trade Organization (WTO, Organisasi Perdagangan
Dunia) sesungguhnya dilandaskan pada suatu ideologi yang dikenal
dengan sebutan “neo-liberalisme”.
 Arsitek tata dunia ini ditetapkan dalam apa yang dikenal “The Neo-
Liberal Washington Consensus”, yang terdiri dari para pembela
ekonomi swasta terutama wakil dari perusahaan-perusahaan besar
yang mengontrol dan menguasai ekonomi internasional dan
memiliki kekuasaan untuk mendominasi informasi kebijakan dalam
membentuk opini publik.
23
Global Economic Actors
State (Penjamin
Keberlangsungan
Pasar Bebas)
Perusahaan
Transnasional (TNC,
Trans-National Corporations)
Bank Dunia/
IMF International
Monetary Fund
World Trade Organization
(WTO, Organisasi
Perdagangan Dunia)
NEO-LIBERALISME
Gambar 4. Global Economic Actors
24
Pokok-pokok Pendirian
Neo-Liberalisme
1. Bebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah,
misalnya jauhkan pemerintah dari campur tangan di bidang
perburuhan, investasi, harga serta biarkan perusahaan itu mangatur
diri sendiri untuk tumbuh dengan menyediakan kawasan
pertumbuhan.
2. Hentikan subsidi Negara kepada rakyat karena bertentangan
dengan prinsip pasar dan persaingan bebas. Negara harus
melakukan swastanisasi semua perusahaan Negara, karena
perusahaan Negara dibuat untuk melaksanakan subsidi Negara
pada rakyat. Ini juga menghambat persaingan bebas.
3. Hapuskan ideologi “kesejahteraan bersama” dan pemilikan komunal
seperti yang masih banyak dianut oleh masyarakat “tradisional”
karena menghalangi pertumbuhan.
4. Serahkan manajemen sumberdaya alam kepada ahlinya, bukan
kepada masyarakat “tradisional” (sebutan bagi masyarakat adaptif)
yang tidak mampu mengelola sumberdaya alam secara efisien dan
efektif.
25
Global Poll Finds
Diverse Economic
Perceptions
Mexicans, Germans, Russians Become More
Upbeat-Indonesians, Britons, French, Americans More Negative
World Bank Viewed Most Positively Among
Global Economic Actors Global Companies Least Positive
http--www_globescan_com-news_archives-images-BBC06_PR_map_web_version_png.mht
26
• As the World Economic Forum meets in Davos this week to talk about the international economy, a new BBC World
Service poll of 32 nations finds highly divergent economic perceptions in countries around the world. In 15 countries
majorities or pluralities see conditions in their country getting better, while in 17 they see conditions getting worse.
Perceptions of the world economy are also divided with 14 countries seeing it getting better and 15 seeing it getting worse
(with 3 divided). Among the 19 countries that were polled a year ago as well as in the current poll, there are also divergent
trends with some growing more optimistic and some less.
• The poll also asked citizens to rate various global economic players. The World Bank was viewed most positively, being
seen as a positive influence by a majority of 55 percent.
• The poll of 37,572 people was conducted for the BBC World Service by the international polling firm GlobeScan together
with the Program on International Policy Attitudes (PIPA) at the University of Maryland. The 32-nation fieldwork was
coordinated by GlobeScan and completed between October 2005 and January 2006.
• Steven Kull, director of the Program on International Policy Attitudes comments, ÒWhile it is true that we live in a more
globalized economy, it is also true that people around the world have highly different perceptions of the state of their own
economies and even of the world economy."
27
Europe
Germans' feelings about their economy appears
to be turning a corner. While in late 2004 52
percent saw their economy worsening, this
dropped to 37 percent in late 2005, while the
perception that it is improving moved up to 50
percent from 41 percent. Perceptions of their
personal situation followed a similar pattern.
The French seem to be going from bad to worse:
perceptions that their economy is getting worse
has gone from an already large 74 percent in
2004 to 83 percent. For themselves individually
they do not seem to have such dire perceptions,
but here too things have gotten worse. The
percentage saying things are getting worse for
them and their family increased from 45 percent
to 52 percent.
In Great Britain the bloom is coming off the rose.
While in 2004 57 percent were optimistic about
their country’s economy, this has slipped to 52
percent, while pessimistic perceptions have
drifted upward from 35 percent to 41 percent.
Perceptions of personal conditions, while on a
higher tier, have shifted similarly. Positive
perceptions slipped from 64 percent to 60
percent, while negative perceptions rose from 22
percent to 28 percent.
28
Asia
Indonesians’ optimism about their economy
has been all but washed away by the
tsunami. While in 2004—just before the
tsunami--52 percent saw their country’s
economy as getting better (37% worse), this
has plunged to 17 percent, with 81 percent
saying that it is getting worse. But for
Indonesians personally this drop has been
much more modest.
Indians’ perception that their own lot is
improving has come down from the heights of
2004—dropping from 77 percent to 59
percent. But Indians’ perceptions of their
country’s economy has actually firmed up a
bit, with the perception that it is getting worse
dropping from 40 percent to 23 percent.
South Koreans’ pessimism about their
economy has abated a bit, but is still quite
extreme. While 88 percent saw their economy
getting worse in 2004, now 76 percent see it
that way. The percentage seeing their
personal position slipping has also moderated
a bit—going from 71 percent to 54 percent.
29
Latin America
Globally, the biggest positive
movement was among the
Mexicans. While in 2004, 66 percent
saw their economy getting worse,
this dropped 28 points to 38 percent.
Mexican perceptions that their own
economic conditions are worsening
also dropped from 69 percent to 32
percent.
While Brazilians were divided about
their perceptions of their economy in
2004, perceptions that it is getting
worse has jumped 24 points to 67
percent. However, there has only
been a 5-point increase in
Brazilians’ perception that their
individual conditions are getting
worse, rising from 34 percent to 39
percent.
30
United States
Americans' view of their economy
has slipped, with the percentage
saying that they see it getting
worse increasing from 51 percent
to 58 percent. Perceptions of
their personal situation, though,
continue to be majority positive,
slipping only 2 points from 58
percent to 56 percent.
31
Rating of Global Players
The poll also asked respondents to
evaluate a number of economic global
players and found surprisingly high levels
of approval for the World Bank given the
level of criticism it has received. On
average 55 percent rated it as having a
positive influence in the world, while just
18 percent rated it as having a negative
influence. Among the 32 countries polled,
in 30 a majority (17 countries) or a
plurality (13) rated the World Bank as
positive. In only one country—Argentina
—did a plurality (47%) say it is having a
negative influence.
Global companies received the lowest
positive ratings (average of 41%)
compared to all other global players, and
the highest negative ratings (26%). In
only 6 countries did a majority rate global
companies as having a positive influence,
though in another 16 a plurality did. Eight
countries rated them negatively—7 by
pluralities and one by a majority. Two
countries were divided.
32
33
• The International Monetary Fund is not as well regarded as the World Bank, but still, on average a plurality of 47
percent see it as having a positive influence and just 21 percent see it has having a negative influence. In 29
countries a majority (13 countries) or a plurality (16) views it positively. The only two countries in which a
majority views it negatively are Argentina (60%) and Brazil (57%), which have recently paid off their loans from
the Fund so as to free themselves from its influence. A plurality of 49 percent is negative in Turkey as well.
• Of all the global players examined in the poll, NGOs (“Non-governmental organizations such as environmental
and social advocacy groups”) got the highest grades with an average of 60 percent rating them as having a
positive influence on the world, just 12 percent negative. NGOs were rated positively across all 32 countries
polled, in 25 by a majority.
• The United Nations was close behind with 59 percent rating it positively—however, this is down from last year’s
BBC World Service Poll in which 66 percent rated it positively. Just 16 percent rated it negatively this year. In 30
countries a majority (23 countries) or a plurality (7) sees it as having a positive influence.
Commenting on these citizen assessments of various global actors, GlobeScan President Doug Miller says,
“The very positive views of non-governmental organizations and the United Nations, and the negative views of
global companies are consistent with other research we have conducted. The surprises are the positive
assessment of the World Bank’s role and the fact that more citizens are negative about the news media than of
the much-maligned International Monetary Fund.”
• Steven Kull, director of PIPA, comments: “The widespread belief that the World Bank and even the IMF are
having a positive influence in the world does not necessarily contradict the criticism they have received. The
global public clearly sees it as positive that there are international institutions that seek to address the problems
of poverty and economic instability, and on balance see them as doing more good than harm. At the same time,
many see them as falling short of these goals and disproportionately serving the needs of the wealthy states—
enough to drive many out on the street to demand that these institutions better fulfill their purpose and potential.”
• A growing factor in world affairs is world public opinion. The influence of world public opinion was rated positively
in every single country--a distinction only shared by NGOs--in 15 countries by a majority, and 17 by a plurality.
On average, 51 percent saw public opinion as positive and only 17 percent as negative. An unusually large 32
percent did not provide an assessment.
• The news media received muted approval, receiving positive ratings from a 48 percent plurality and negative
ratings from 24 percent. Twenty-six rated it positively (16 a majority, 10 a plurality). Six countries rated it
negatively (4 a plurality, 2 a majority).
34
Globalisasi &
Pengaruhnya Terhadap
Perubahan Ekonomi
Indonesia
Analisis Pertumbuhan Ekonomi 2005-2008,
World Oil Reseves, Analisis Pertumbuhan Ekonomi
dan Kemiskinan Indonesia, Perbandingan Indikator Ekonomi
Indonesia
35
Pertumbuhan Ekonomi 2005
Perekonomian Indonesia pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 % dibanding tahun
2004. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2005 mencapai Rp. 1.749,5 triliun, sedangkan
pada tahun 2004 sebesar Rp 1.656,8 triliun. Bila dilihat berdasar harga yang berlaku, PDB tahun
2005 naik sebesar Rp 468,0 triliun, dari Rp 2.261,7 triliun pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp
2.729,7 triliun pada tahun 2005. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
36
Selama tahun 2005, hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 12,97%,
diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,59%, sektor bangunan 7,34%, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan 7,12%, sektor lisrtrik, gas dan air bersih 6,49%, sektor jasa-jasa
5,16%, sektor industri pengolahan 4,63%, sektor pertanian 2,49%, serta sektor pertambangan dan
penggalian 1,59%. Selanjutnya jika dilihat secara total, pertumbuhan PDB tanpa migas tumbuh lebih
cepat yaitu sebesar 6,48% pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004.
(Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
37
Dibandingkan dengan peranan pada tahun 2004, pada tahun 2005 terjadi perubahan peranan pada beberapa
sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik gas dan air
bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor
jasa-jasa. Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor pertanian dari 14,66 persen pada tahun 2004 menjadi
13,41 persen di tahun 2005. Peranan sektor industri pengolahan menurun dari 28,28 persen menjadi 28,05
persen, sektor listrik, gas, dan air bersih menurun dari 0,98 persen menjadi 0,92 persen, sektor perdagangan,
hotel dan restoran menurun dari 15,83 persen menjadi 15,74 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan menurun dari 8,60 persen menjadi 8,36 persen dan sektor jasa-jasa menurun dari 10,38 menjadi
10,10 persen. Sementara sektor pertambangan naik peranannya dari 8,67 persen di tahun 2004 menjadi 10,44
persen di tahun 2005, sektor bangunan naik dari 6,32 persen menjadi 6,35 persen dan sektor pengangkutan dan
komunikasi naik dari 6,28 persen menjadi 6,63 persen pada tahun 2005. Selanjutnya jika dilihat secara total,
peranan PDB tanpa migas naik sedikit dari 0,96 persen pada tahun 2004 menjadi 0,97 persen pada tahun 2005.
(Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
38
Data PDB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukkan
peranan sektor dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun.
Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan
perdagangan mempunyai peranan sebesar 57,20 % tahun 2005. Sektor
industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,05 %, sektor
perdagangan, hotel dan restoran 15,74 %, dan sektor pertanian 13,41%.
(Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
39
Analisis Ekonomi 2007
 Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi
kuartal ketiga (Q-3) 2007 yang tumbuh 6,5%. Ini mengingat, situasi ekonomi
di dalam negeri sedang dihantui oleh berbagai kondisi eksternal seperti
krisis subprime mortagage di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga
minyak mentah dunia yang nyaris tembus US$100 per barel.
 Publikasi BPS menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Q-3 2007
sebesar 6,5% disumbang oleh pertumbuhan ekspor 7,8%, impor 8,1%,
konsumsi pemerintah 6,5%, konsumsi rumah tangga (RT) 5,3%, dan
investasi 8,8%. Ini maknanya, telah terjadi perubahan komposisi pada
variabel pembentuk pertumbuhan ekonomi. Dimana, tingkat konsumsi RT
mencapai 5% lebih, sedangkan investasi berada pada level di bawah 10%.
 Realisasi lifting minyak mentah yang digunakan dalam APBN 2007
diperkirakan hanya 0,91 juta barel per hari (bph) lebih rendah dibandingkan
target APBN 2007 sebesar 0,95 juta bph.
 Dari sisi belanja negara, sejumlah langkah efisiensi belanja di tingkat pusat
juga dilakukan pemerintah. Diperkirakan bahwa selama tahun 2007, belanja
pusat akan dapat dihemat sebesar Rp19,6 triliun. Dengan kombinasi antara
sisi penerimaan dan sisi belanja, posisi APBN 2007 akan tetap dalam posisi
aman. Dalam arti target defisit sebesar 1,5% dari PDB dapat dipertahankan.
[Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala,
The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]
40
World Oil
Reserves
http--swaramuslim_net-images-uploads-xfiles-Oil-07_jpg.mht
41
42
43
44
45
46
47
Analisis Ekonomi 2008
 Dalam RAPBN 2008, dinyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar
6,8%. Pertumbuhan 6,8% terutama terutama
diharapkan didukung oleh meningkatnya
pertumbuhan investasi dan ekspor.
 Investasi diharapkan tumbuh 15,53%, konsumsi
RT diatas 5%, konsumsi pemerintah 6,24%,
ekspor 12,65% dan impor 17,81%.
[Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala,
The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]
48
Sumber:Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun
2008,Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu
RI.
49
50
51
Pertumbuhan Ekonomi dan
Kemiskinan di Indonesia
 Pasca krisis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000
sebesar 4.92 %, ternyata kondisi ini belum mampu menciptakan
lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang
muncul sekitar 2.5 juta setiap, akibatnya jumlah pengangguran
meningkat, sebesar 9.76 juta orang tahun 2001–2004.
 Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah
pengangguran mengakibatkan jumlah penduduk miskin belum
dapat diturunkan setelah pasca krisis, tercatat bahwa tahun 2002
penduduk miskin sebesar 38.4 juta jiwa dimana angka ini lebih
besar jika dibandingkan sebelum krisis, yaitu sebesar 34.5 juta
jiwa pada tahun 1996 (BPS, 2002).
Sumber: Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on
Economic Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach),
Sekolah Pascasarjana IPB.
52
Syarat Pertumbuhan Ekonomi
Teori Harrold-Domart tentang syarat yang harus dipenuhi
negara dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang stabil (steady growth) dalam jangka waktu
yang panjang:
1. Keadaan barang dan modal yang sudah mencapai
kapasitas penuh.
2. Keadaan saving yang sebanding atau proporsional
dengan pendapatan nasional.
3. Keadaan rasio modal produksi (capital out-put ratio) yang
stabil.
Sumber: Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000. p. 225-226
53
Tabel 2.1
Inflasi, Jumlah Uang Beredar, M2, Suku Bunga
Kredit
Dan Produk Domestik Bruto
Tahun 1998-2007
(%)
Tahun
Inflasi
(Y)
Jumlah Uang Beredar
(X1)
M2
(X2)
Suku bunga
kredit
(X3)
Produk
domestik
bruto
(X4)
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
77,60
2,00
9,35
12,55
10,03
5,06
6,40
17,11
6,60
6,56
56,36
13,60
17,95
12,38
5,29
9,63
9,14
15,36
17,37
20,70
62,35
11,92
15,60
12,99
4,72
8,12
8,14
16,42
12,03
18,85
22,72
22,62
16,86
17,11
18,09
17,05
14,59
14,20
15,71
13,92
2,24
2,03
4,02
3,71
5,04
4,58
5,04
5,70
5,51
6,32
Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia yang diolah kembali
54
KRISIS 1997 GEJOLAK 2008
100 % Depresi Rupiah 5 %
20 % Inflasi 11,14 %
60 % NPL Perbankan 1 %
50 % Suku Bunga SBI 9,29 %
200 % Suku Bunga PUAB 12 %
Minus
Rp. 2,26 Triliun
Giro Bank
terhadap GWM
Surplus
Rp. 3 Triliun
22,1 Milliar
Dollar AS
Cadangan Devisa 57 Milliar
Dollar AS
Perbandingan Indikator Ekonomi Indonesia
NPL: Nonperfoming loan/ Kredit bermasalah
PUAB: Pasar uang antar bank
GWM: Giro wajib minimum
LANGKAH-LANGKAH YANG SUDAH
DIAMBIL UNTUK MEREDAM KRISIS:
1. Antisipasi krisis dengan mengajukan
Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor
Keuangan, Lembaga Penjamin
Simpanan, dan UU BI.
2. Melonggarkan likuiditas perbankan
dengan penyederhanaan giro wajib
minimum, fasilitas repo, dan percepatan
penyerapan anggaran pemerintah pusat.
Likuiditas terkucur lebih dari Rp. 50
Triliun dari kebijakan ini.
3. Antisipasi kerugian bank, korporasi, dan
institusi keuangan lainnya akibat
penurunan nilai surat berharga dengan
diperbolehkan tidak menggunakan harga
pasar dalam penuruan neraca.
4. Meredam kejatuhan indeks saham
dengan pelarangan “short selling”
merelaksasi aturan “buyback”, pembelian
saham oleh Pusat Investasi Pemerintah,
dan Penegakkan hukum di Bursa.
5. Menjaga daya beli masyarakat dengan
penurunan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM)
Sumber: The Economic Business Week, dan diolah
dari berbagai sumber/ Kompas, 13 Oktober 2008
USULAN LANGKAH YANG HARUS
DIAMBIL PEMERINTAH
1. Memperkuat impor barang jadi dan
mencegah barang impor ilegal
2. Memacu pembangunan infrastruktur
3. Insentif pajak untuk perusahaan yang
berorietasi ekspor seperti tekstil, industri
hilir dan industri padat karya
4. Pengurangan harga BBM untuk
menggerakan sektor riil.
55
STRATEGI
PENGEMBANGAN
PMII
“Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang
mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya) azab yang keras,
maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang-
orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan
peringatan kepadamu.” Al-Talaq (65):10
56
 Rencana Strategi (renstra) Pembinaan dan Pengembangan Pergerakan
Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan garis-garis besar
pembinaan dan pengembangan dan perjuangan sebagai pernyataan
kehendak warga PMII yang hakekatnya adalah pola dasar dan umum
program jangka panjang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Renstra
ini menjadi penting supaya langkah PMII menjadi terarah, terpadu dan
sustainable (berkelanjutan) setiap kebijakan, program dan garis
perjuangan.
 Renstra pembinaan dan pengembangan PMII merupakan implementasi
dari berbagai idea dalam ketentuan ideal konstitusional dan produk-
produk historias serta analisis antisipatif dan prediksi PMII ke Depan,
Sebagai arah dalam rangkaian program-program yang menyeluruh,
terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.
 Rangkaian strategi dan program yang terus menerus tersebut dimaksud
untuk mewujudkan tujuan PMII seperti termaktub dalam Anggaran
Dasar Bab IV pasa 4 yaitu : “terbentuknya pribadi muslim Indonesia
berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dari komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”
57
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN PMII
 Pembinaan dan pengembangan adalah upaya pendidikan baik
formal maupun informal yang dilaksanakan secara sadar,
terencana. Terarah, terpadu, teratur dan bertanggungjawab
dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan membimbing
dan mengembangkan suatu kepribadian yang utuh.
 Pembinaan dan pengembangan diserahkan untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta membentuk sikap
mental spritual berakhalkul-karimah sesuai dengan bakat dan
minat serta kemampuan sebagai bekal selanjutnya, atas
prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan
mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungan yang
optimal . dari bekal yang dicapai melalui pembinaan dan
pengembangan tersebut merupakan jaminan gerak sistem
perjuangan PMII dalam mencapai cita-citanya.
58
MODAL DASAR
 Modal dasar PMII adalah:
1. PMII merupakan organisasi kemasyarakatan pemuda yang eksistensinya dijaman oleh UUD 1945 dan karena itu
menjadi aset bangsa dalam melakukan proses pembinaan, dan pengembangan generasi muda khususnya
mahasiswa.
2. NDP sebagai nilai prinsip ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sumber motivasi dan inspirasi
pergerakan, sekaligus sebagai pendorong, penggerak dan landasan berpijak dalam kehidupan pribadi insan
PMII.
3. PMII sebagai organisasi mahasiswa islam mempunyai keterikatan dan tanggung jawab dengan seluruh
masyarakat bangsa indonesia yang menganut sistem berfikir keagamaan, dan kemasyarakatan yang sama yaitu
ASWAJA dan sistem kebangsaan.
4. Peran kesejarahan PMII telah menunjukkan kepelaporan dan patriotismenya dalam menegakkan dan membela
agama. Selain itu, PMII sebagai elemen civil sopciaty telah terbukti perannya dalam melakukan pendampingan
masyarakat, dalam usaha melakukan proses demokratisasi dikalangan masyarakat dan sebagainya. Peran PMII
dalam setiap perubahan, terutama dalam menegakkan reformasi secara total, dalam segala lapis kehidupan
kemasyarakatan.
5. Jumlah dan persebaran anggota PMII yang berada di seluruh wilayah Indonesia sebagai sumber daya yang
potensial. Dengan kemapanan struktur organisasi dari tingkat pusat samapi daerah, maka sosilisasi nilai dan
gagasan serta kebijakan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
6. Ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan acuan dasar dan sekaligus menjadi Inspirasi bagi peningkatan
Kualitas Diri menuju kesempurnaan Hidup manusia sebagai hamba Allah SWT.
7. Jumlah dan penyebaran profesi alumni PMII merupakan bagian potensi bagi pengembangan organisasi dan
masyarakat.
8. Tipologi kader yang beragam warga PMII merupakan modal utama dalam menyusun renstra gerakan PMII.
Setidaknya, ada 5 tipologi dan kecenderungan. Pertama, intelektual baik akademik (scholar) maupun organik
(analisis/praktis). Kedua, gerakan mahasiswa (Student Movement), baik yang nenggunkan baju organisasi
maupun organ gerakan lainnya. Ketga, advokasi sosial baik yang intens dengan pendampingan sosial
kemasyarakat maupun advokasi wacana. Keempat, politisi baik keterlibatan dalam panggungpun kontelasi politik
maupun persinggungan dengan dunia poltik. Kelima, kecenderungan profesional dan enterpreneur. Hanya saja
persebaran tipologi kader ini tidak merata, sehingga cenderung ada disparitas pranata satu cabang dengan
lainnya.
59
FAKTOR DOMINAN
 Dalam menggerakkan dan memanfaatkan modal dasar untuk mencapai tujuan PMII dengan landasan serta azas-
azas di atas, perlu diperhatikan faktor-faktor dominan tersebut:
1. Ideologi merupakan aspek dominan dari organisasi PMII yang berisi padangan hidup, cita-cita
sserta sistem yang memberikan arah terhadap tingkah laku dari setiap anggota PMII. PMII
beraqidah Ahlussunah Waljamaah dan atas dasar aqidah itulah PMII dengan penuh kesadaran
berideologi pancasila dalam kehidupan berbagsa dan bernegara di Indonesia. Aqidah dan
Ideologi tersebut merupakan faktor pendorong dan penggerak dalam proses pembinaan,
pembinaan, pengembangan dan perjuangan organisasi sekaligus sebagai dasar berbijak dalam
menghadapi proses perubahan dan gonjangan-gonjangan ditengah-tengah masyarakat.
Padangan terhadap wacana Islam yang inklusif dan paradigma Kritis Transformatif dalam
membangun masyarakat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri PMII. Pola
pandang keagamaan ini, merupakan faktor dominan yang dimiliki PMIIdalam rangka
pengembangan mendatang.
2. Komunitas Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagai sekelompok masyarakat terbesar Indoensia
merupakan wahana dan tempat pengabdian yang jelas bagi PMII.
3. Jumlah anggota PMII yang setiap tahunnya bertambah dengan kuantitas yang cukup besar yang
merupakan faktor strategis yang menentukan usaha pembinaan generasi muda dalam proses
kelahiran kader bansa, sekaligus menjadi pelanjut kepemimpinan organisasi.
4. Jumlah alumni yang setiap tahunnya bertambah, sejak berdirinya PMII tahun 1960 tersebut
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dan bergerak dalam berbagai profesi dan disiplin ilmu
yang mengabdikan pada agama, masyarakat dan negara.
5. Sumber dana dan fasilitas yang tersebar di berbagai komunitas dan kelompok terutama umat
Islam merupakan aset yang perlu dikoordinir, dikembangkan sebagai sumber dana perjuangan.
Oleh karena itu PMII harus mampu menjalin hubungan organisasi yang saling bermanfaat dan
memberikan nilai lebih antara keduanya yang pada akhirnya PMII mempunyai sumber dana
secara mandiri.
60
MENEGASKAN TUJUAN
 Tujuan pembinaan pengembangan dan
perjuangan PMII diarahkan pada
terbentuknya pribadi dan kondisi organisasi
yang dapat mencapai tujuan dan cita-cita
PMII. Pribadi dan kondisi organisasi yang
dimaksud adalah tercapainya suatu sikap
dan perilaku:
61
TUJUAN-PERILAKU
 PMII yang bertaqwa kepada Allah SWT, berpegang teguh pada ajaran agamaIslam Aswaja serta
Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya ideologi dan pandangan hidup bangsa dan negara.
 Terwujudnya penghayatan dan pengalaman nilai-nilai ajaran agama islam Aswaja dan moral bangsa
untuk memperkokoh alas pijak dalam rangka menempuh kehidupan bermasyarakat, berbengsa dan
bernegara yang berkembang cepat sebagai akibat lajunya perkembangan IPTEK serta arus globalisasi
dan informasi.
 Tumbuh dan berkembangnya kreatifitas, dinamika dan pola berfikir yang mencerminkan budaya
pergerakan, selektif, akomodatif, integratif dan konstruktif dalam menghadapi dan menyelesaikan
setiappermasalaahn baik secara individu, organiasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
 Tumbuh dan berkembangnya sikap orientasi ke masa depan, orientasi fungsi dan produktifitas serta
mengutamakan prestasi.
 Terciptanya suatu organisasi sebagai kehidupan organisasi sebagai suatu sistem yang sehat dan dinamis
karena didukung oleh nilai, aparat, sarana dan fasilitas serta teknik pengolahan yang memadai sesuai
dengan tuntutan PMII maupun tyuntutan lingkyunagn yang senantiasa berkembang.
 Terciptanya suatu kehidupan organisasi yang dinamis, kritis dan cerdas dalam merebut tanggung jawab
dan peran sosial sebagai bentuk partisipasi dan pengalaman nyata pergerakan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga PMII dapat benar-benar menjadilembaga altenatif
baik pada dimensi pemikiran maupun kualitas kepemimpinan dan sumber daya manusia.
 Tumbuhnya suatu situasi dan kondisi yang mencerminkan kekokohan PMII yang betpijak pada nilai-nilai
dan tradisi yang dimilikinya serta mampu mencari alternatif yang paling mungkin dalam usaha untuk tidak
terseret pada polarisasi dan opini yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang dapat
merugikan perjuangan mewujudkan cita-cita PMII.
 Tersedianya kader-kader yang memadai baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai konsekuensi
logis dari arah PMII s3ebagai organisasi pembinaan,pengembangan dan perjuangan yang dikhidmatkan
kepada agama, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
62
STRATEGI
 Strategi yang dimaksud disini adalah adanya
suatu kondisi serta langkah-langkah yang
mendasar, konsistensi dan aplikatif yang
harus dilakukan dalam rangka mewujudkan
tujuan dan cita-cita PMII.
 Dari memahami strategi itulah maka untuk
mencapai tujuan pembinaan pengembangan
dan perjuangan yang telah ditetapkan
diperlukan strategi sebagai berikut:
63
STRATEGI AKSI
 Iklim yang mampu menciptakan suasana yang sehat, dinamis dan kompetitif yang selalu dibimbing
dengan bingkai taqwa, inteleqtualitas dan profesionalitas sehingga mampu meningkatkan kualitas
pemikiran dan prestasi, terbangunnya suasana kekeluargaan dalam menjalankan tugas suci
keorganisasian, kemasyarakatan dan kebangsaan.
 Kepemimpinan harus difahami sebagai amanat Allah yang menempatkan setiap insan PMII sebagai
Da’I untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga kepemimpinannya selalu tercermin sikap
bertanggung jawab melayani, barani, jujur, adil dan ikhlas serta di dalam menjalankan
kepemimpinannya selalu penuh dengan kedalaman rasa cinta, arif bijaksana, terbuka dan demokratis.
 Untuk mewujudkan suasana taqwa, intelektualitas dan profesionalitas serta kepemimpinan sebagai
amanat Allah SWT diperlukan suatu gerakan dan mekanisme organisasi yang bertumpu pada
kekuatan dzikir dan fikir dalam setiap tata perilaku baik secara individu maupun organisatoris.
 Struktur dan aparat organisasi yang tertata dengan baik sehingga dapat mewujudkan sistem dan
mekanisme organisasi yang efektif dan efisien, mampu mewadai dinamika intern organisasi serta
mampu merespon dinamika perubahan eksternal.
 Produk dan peraturan-peraturan organisasi yang konsisten dan tegas menjadi panduan konsitutif,
sehingga tercipta aturan mekanisme organisasi yang teratur dan mempunyai kepastian hukum dari
tingkat pengurus besar samapai pengurus rayon.
 Pola komunikasi yang dikembangkan adalah komunikasi individual dan kelembagaan, yaitu
terciptanya komunikasi timbal balik dan berdaulat serta mampu membedahkan antara hubungan
individual dan hubungan kelembagaan ; baik kedalam maupun keluar.
 Pola kaderisasi yang dikembangkan selaras dengan tuntutan perkembangan zaman kini dan
mendatang, sehingga fungsi kekhalifahan yang terjewantahkan dalam prilaku keseharian, baik selaku
kader bangsa maupun agama.
64
SISTEM KADERISASI
PERGERAKAN MAHASISWA
ISLAM INDONESIA
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
benar-benar sama dengan orang yang buta?
Hanyalah Ulul Albab saja yang dapat mengambil
pelajaran.” Al-ra’d (13): 19
65
CITRA DIRI ULUL ALBAB
 Individu-individu yang membentuk komunitas PMII
dipersatukan oleh konstruks ideal seorang manusia.
Secara idelogis, PMII merumuskannya sebagai ulul
albab-citra diri seorang kader PMII. Ulul albab
secara umum didefinisikan sebagai seseorang yang
selalu haus akan ilmu pengetahuan (olah pikir) dan
ia pun tak pula mengayun dzikir. Dengan sangat
jelas citra ulul albab disarikan dalam motto PMII
dzikir, pikir dan amal sholeh. Dalam Al Qur’an
secara lengkap kader ulul albab digambarkan
sebagai berikut:
66
 Al-Baqarah (2): 179
“Dan dalam hokum qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai Ulul Albab,
supaya kamu bertaqwa.
 Al-Baqarah (2): 197
“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.”
 Al-Baqarah (2); 296
“Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam tentang Al-Quran dan
Hadits) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu,
maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulul Albab-lah yang
dapat mengambil pelajaran.”
 Ali-Imran (3):190
“Dialah yang menurunkan al-kitab kepada kamu. Diantra (isi)nya ada ayat-ayat muhkamah
itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat, Adapun orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-
ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari Tugas Akhir’wilnya,
padahal tidak ada orang yang tahu Tugas Akhir’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya mengatakan: “kamu beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semua itu
dari sisi Tuhan kami.” Dan kami tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan Ulul
Albab.”
 Ali Imran (3): 190
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi Ulul Albab.”
67
 Al-Maidah (5) 100
“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya
yang buruk itu menarik hatimu, maka betaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab,
agar kamu mendapat keuntungan.”
 Al-ra’d (13): 19
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah Ulul
Albab saja yang dapat mengambil pelajaran.”
 Ibrahim (14); 52
“(Al-Quran) ini adalah penjelasan sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan denganya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia
adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar Ulul Albab mengambil pelajaran.”
 Shaad (38): 29
“Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
Ulul Albab.”
 Shaad (38): 29
“Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan
(kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rakhmat dari
Kami dan pelajaran bagi Ulul Albab.”
68
 Al-Zumar (39): 9
“(Apakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung)ataukah orang-orang yang
beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhanya? Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya Ulul Albab-lah yang dapat
menerima pelajaran.”
 Al-Zumar: (39): 17-18
“Dan orang-orang yang menjauhi taghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah,
bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-
orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah Ulul Albab.”
 Al-Zumar (39): 21
“Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air langit dari bumi,
maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulul Albab.”
 Al-Mu’min (40): 53-54
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa, dan kami wariskan taurat kepada
Bani Israil untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi Bani Ulul Albab.”
 Al-Talaq (65):10
“Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya)
azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang-orang yang
beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.”
69
a. Inventarisasi pemetaan dan pemilahan problem pengkaderan
Latar belakang Kader Motivasi Hasil
 Santri NU
 Gaul, orang bebas
 Ikut-ikutan Teman
 Ekonomi Menengah Ke
bawah
 Abangan
 Masyarakat pedalaman
(desa)
 Masyarakat
Tradisionalis
 Aktualisasi diri,
 Aktif di NU,
 Tertarik dengan figur,
 Ikut teman
 Tertarik dg PMII
 Belajar organisasi
 Belajar Islam
 Pinter
 Demo
 Banyak pengalaman
 Anti Muhammadiyah/
kelompok kanan
 Kekuasaan/ politik/ batu
loncatan
 Mendapatkan sesuatu
yang baru
 Biasa saja
 kurang agresif
 Militan
 Setengah-Setengah
 Tidak aktif lagi di
PMII
-
70
Keterangan Anatomi Setrategis Kaderisasi
Identitas kultural 1. Problem perbedaan latar belakang calon anggota
2. Citra PMII yang tidak agamis
3. Tawaran belajar paket agama
4. Pendekatan santun
5. Merebut mesjid kampus
6. Etos kerja
7. Agama aplikatif
8. Kebanggaan beragama
Agama 1. Tawaran apa yang ingin dipelajari oleh anggota
berbasis kampus umum (Shalat, mengaji, menjadi
Khotib dsb)
2. Kegiatan di daerah
3. Cara pandang
a. Kampus Agama : Agama sebagai ilmu
b. Kampus Umum : Ritual, spritual
4. Kepentingan : Teosentris, Antroposentris
5. Perlu fase-fase dalam pembelajaran agama, teologi –
antriposentri
6. Perlu mentoring untuk membina mereka
7. Formulasi pengkaderan PMII yang beragam atau latar
belakang yang anggota beragam
Aktualisasi diri 1. Ruang Aktualisasi: Wadah, jaringan. Pelatihan dan
gerakan
2. Identifikasi minat dan bakat
Akses politik  PMII jadi batu loncatan atau itu adalah dampak =
rawan sehingga ada masalah baru
 Tidak ada modul bagi politisi
 PMII memberi ruang untuk
 Isu strategis: ruang aktualisasi politik bagi kader
 Contoh ruang : partai di kampus-ruang alternatif, BEM
 Diaspora
 Politik eksternal : PMII menyiapkan ruang untuk
berkompetisi
 Matri : Manajemen konflik/manajemen Forum
 Apa kepentingan PMII? Politik kampus dengan
pembelajaran ketrampilan berpolitik.
 Ansos Politik Pribadi Media pembelajaran
Politik eksternal Politik Mahasiswa
(DPRD, Birokrasi) (BEM, Internal)
- Materi : merebut politik kampus
- Wacana politik : materi
71
ULUL ALBAB ADALAH KADER
PELOPOR
 Ulul Albab itulah yang dalam bahasa pergerakan
disebut dengan kader pelopor (vanguardist).
Kepeloporan dalam pengertian apa? Siapakah
sebenarnya kader pelopor tersebut?
 Asal usul istilah pelopor berasal dalam khasanah
politik. Pertama kali diperkenalkan oleh Lenin di
Rusia pada sekitar tahun 1980-an. Istilah itu
digunakan untuk menyebut suatu partai pelopor
(Vanguard party). Artinya, kepeloporan pada
mulanya bermakna politik. Dalam pegnertian ini
kepeloporan dimaknai sebagai kepeloporan politik
atau propaganda.
72
Referensi Primer
1. Adelman dan C. Morris, Economics Growth and Social Equaity in Developing Countries, Standford,
Standford University Press, 1973.
2. Anthony Giddens, Runway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
3. Adam Smith, The Wealth of Nations, New York: The Modern Library, 1973.
4. Daniel Bell,The Cultural Contradictions of Capitalism, New York: Basic Books, 1976.
5. Francis Fukuyama, The End of History and Last Man, London: Hamish Hamilton, 1992.
6. Fredric Jameson, Postmodernism or The Cultural of The Late Capitalism, London, Verso, 1990.
7. Heru Nugroho, Negara, Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.
8. Ignas Kleden, Masyarakat dan Negara: Sebuah Persoalan, Magelang, Indonesiatera, 2004.
9. Jamil Salmi, Kekerasan dan Kapitalisme, Pendekatan Baru dalam Melihat HAM, Pustaka Pelajar,
Jogjakarta, 2003.
10. Jerry Mander, Debi Barker & David Korten, Globalisasi Membantu Kaum Miskin, dalam Globalisasi
Kemiskinan & Ketimpangan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003.
11. Jurgen Hebermas, Ilmu dan Tekhnologi Sebagai Ideologi, Jakarta: LP3ES, Tahun 1990.
12. Martin Khoor, Globalisasi Perangkap Negara-negara Selatan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas,
Yogyakarta, 2000.
13. Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar & Pustaka Averroes, 2000.
14. Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia Yang Menakutkan Mesin-mesin Kekarasan dalam Jagat Raya
Chaos, Mizan, Bandung, 2001.
15. Kompas, 13 Oktober 2008
16. The Economic Business Week, 2008
17. Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006
18. Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala,
The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.
19. Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on Economic
Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach), Sekolah
Pascasarjana IPB.
73
go on to the next slide
Have been presented by:
NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA
NIM. 08/275928/PSP/3433
Mahasiswa Program Pascasarjana Sosiologi Fisipol UGM
E-mail: nuriel.ugm@gmail.com/ skristeva@gmail.com
Website pribadi: www.nursayyidsantoso.blogspot.com
Website lembaga: www.sosiologidialektis.wordpress.com
Cp. (0282) 540 437/ Hp. 085 647 634 312

More Related Content

What's hot

Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiHarya Wirawan
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaQuinta Nursabrina
 
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelContoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelDhini Fazri
 
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiTiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiCyndieN
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakAnzilina Nisa
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Syaiful Ahdan
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoliyuniar putri
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopolifauzie zie
 
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukContoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukYusuf Saefudin
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kueJack Mclean
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Presentasi business plan (popeye crispy)
Presentasi business plan (popeye crispy)Presentasi business plan (popeye crispy)
Presentasi business plan (popeye crispy)Ria Vinola
 

What's hot (20)

Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelContoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
 
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasiTiga pandangan mengenai proses globalisasi
Tiga pandangan mengenai proses globalisasi
 
Analisis SWOT KFC Indonesia
Analisis SWOT KFC IndonesiaAnalisis SWOT KFC Indonesia
Analisis SWOT KFC Indonesia
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
 
Analisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaanAnalisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukContoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
 
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptxPERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kue
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah rangkuman ajeng
Makalah rangkuman ajengMakalah rangkuman ajeng
Makalah rangkuman ajeng
 
Presentasi business plan (popeye crispy)
Presentasi business plan (popeye crispy)Presentasi business plan (popeye crispy)
Presentasi business plan (popeye crispy)
 

Viewers also liked

Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaPMII
 
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaah
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaahPembelajaran bahasa-arab-muthalaah
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaahmuchafidanshori
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIPMII
 
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningMateri 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningPMII
 
ASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTPMII
 
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifMateri 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifPMII
 

Viewers also liked (6)

Buku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah AswajaBuku Panduan Sekolah Aswaja
Buku Panduan Sekolah Aswaja
 
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaah
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaahPembelajaran bahasa-arab-muthalaah
Pembelajaran bahasa-arab-muthalaah
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
 
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential LearningMateri 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
Materi 5 Generasi Tehnik Fasilitasi dalam Experiential Learning
 
ASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKTASWAJA + NDP + PKT
ASWAJA + NDP + PKT
 
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan PartisipatifMateri 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
Materi 6 Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif
 

Similar to Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiPMII
 
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangGlobalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangUtam Ejaz
 
Rangkuman globalisasi kelas 9 smp
Rangkuman globalisasi kelas 9 smpRangkuman globalisasi kelas 9 smp
Rangkuman globalisasi kelas 9 smpMuslimatur Rohmah
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanWulan Yulian
 
9 globalisasi
9 globalisasi9 globalisasi
9 globalisasihalilibun
 
Teori modernisasi
Teori modernisasiTeori modernisasi
Teori modernisasiEvra46
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiIntan Irawati
 
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses Globalisasi
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses GlobalisasiTugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses Globalisasi
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses GlobalisasiDebby Zalina
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialLazuardi45
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkapStudent
 

Similar to Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi (20)

Mengenal globalisasi
Mengenal globalisasiMengenal globalisasi
Mengenal globalisasi
 
Mengenal globalisasi
Mengenal globalisasiMengenal globalisasi
Mengenal globalisasi
 
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangGlobalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
 
Rangkuman globalisasi kelas 9 smp
Rangkuman globalisasi kelas 9 smpRangkuman globalisasi kelas 9 smp
Rangkuman globalisasi kelas 9 smp
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
 
Kelompok 1.docx
Kelompok 1.docxKelompok 1.docx
Kelompok 1.docx
 
9 globalisasi
9 globalisasi9 globalisasi
9 globalisasi
 
Teori modernisasi
Teori modernisasiTeori modernisasi
Teori modernisasi
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
 
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya GlobalisasiSejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
Sejarah dan Proses Masuknya Globalisasi
 
G l obalisasi-1
G l obalisasi-1G l obalisasi-1
G l obalisasi-1
 
Artikel globalisasi
Artikel globalisasiArtikel globalisasi
Artikel globalisasi
 
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses Globalisasi
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses GlobalisasiTugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses Globalisasi
Tugas pkn kls 9 - Pengertian dan Proses Globalisasi
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis Finansial
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkap
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 

More from PMII

Reframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaReframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaPMII
 
Perumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPerumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPMII
 
Perumusan Formulasi Grand Design Pelatihan
Perumusan Formulasi Grand Design PelatihanPerumusan Formulasi Grand Design Pelatihan
Perumusan Formulasi Grand Design PelatihanPMII
 
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik Komunikasi
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik KomunikasiMateri 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik Komunikasi
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik KomunikasiPMII
 
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifMateri 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifPMII
 
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifMateri 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifPMII
 
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifMateri 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifPMII
 
Analisis Diri
Analisis DiriAnalisis Diri
Analisis DiriPMII
 

More from PMII (8)

Reframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & MapabaReframing Alur TOF & Mapaba
Reframing Alur TOF & Mapaba
 
Perumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOFPerumusan Gambaran Umum TOF
Perumusan Gambaran Umum TOF
 
Perumusan Formulasi Grand Design Pelatihan
Perumusan Formulasi Grand Design PelatihanPerumusan Formulasi Grand Design Pelatihan
Perumusan Formulasi Grand Design Pelatihan
 
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik Komunikasi
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik KomunikasiMateri 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik Komunikasi
Materi 4 Fasilitator, Peranan, Fungsi & Tehnik Komunikasi
 
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan TransformatifMateri 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
Materi 3 Metodologi Pelatihan Transformatif
 
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran TransformatifMateri 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
Materi 2 Metodologi Pembelajaran Transformatif
 
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator TransformatifMateri 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
Materi 1 Gagasan Dasar Fasilitator Transformatif
 
Analisis Diri
Analisis DiriAnalisis Diri
Analisis Diri
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

  • 1. 1 GEOSOSPOL, STRATAK DAN SISTEM KADERISASI PMII Oleh: Nur Sayyid Santoso Kristeva Aktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.
  • 2. 2 Globalisasi & Sejarah Ekonomi Internasional Globalisasi ekonomi dunia yang terintegrasi dan saling tergantung, Faktor-faktor pendorong globalisasi
  • 3. 3 • Globalisasi ditandai dengan ketersinggungan antara negara, pasar atau sistem ekonomi global dan masyarakat sipil. • Persoalan pendidikan Indonesia tidak hanya masalah penataan kurikulum, profesionalitas guru, out-put lembaga pendidikan, paradigma pendidikan, dan persoalan internal penyelenggaraan lembaga pendidikan lainnya. • Ada faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh pada pendidikan Indonesia yaitu persoalan rakyat miskin sehingga tidak mampu sekolah, disorientasi kebijakan pemerintah, pendidikan market oriented, relasi kekuasaan negara, dan pusaran arus globalisasi. Prawacana
  • 4. 4 Globalisasi dan Sejarah Ekonomi Internasional  Globalisasi kegiatan ekonomi dan persoalan pengelolaannya sering dianggap baru muncul setelah Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1960-an.  Masa sesudah tahun 1960-an adalah masa munculnya perusahaan multinasional (MNC) dan berkembangnya perdagangan internasional.  Kemudian, setelah sistem nilai tukar setengah-tetap Bretton Woods ditinggalkan pada tahun 1971-1973, investasi dalam bentuk surat- surat berharga internasional dan pemberian kredit oleh bank mulai berkembang dengan cepat.  Seiring dengan meluasnya pasar modal ke seluruh dunia, yang menambah rumit hubungan ekonomi internasional dan membuka jalan bagi globalisasi ekonomi dunia yang terintegrasi dan saling tergantung.
  • 5. 5  James Petras mengatakan bahwa globalisasi telah dimulai pada abad 15, yaitu sejak mulai berkembangnya kapitalisme yang ditandai dengan ekspansi, penaklukan dan penghisapan Negara- negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan bahkan Amerika Utara dan Australia oleh kekaisaran global pada waktu itu, Spanyol dan Portugis. Karena itulah globalisasi selalu diasosiasikan dengan imperialisme, yaitu hubungan global yang didasarkan pada akumulasi untuk Eropa, penghisapan dunia ketiga untuk akumulasi dunia pertama.  Menurut Pieterse, globalisasi dimulai sejak 1950-an. Menurut Marx dimulai 1500-an dengan tema kapitalisme modern. Wallerstein mencatat mulai 1500-an dengan tema sistem dunia baru. Robertson menilai globalisasi mulai 1870-1920-an dengan tema multidimensional, Giddens tahun 1800-an dengan tema modernitas, dan Tomilson tahun 1960-an dengan tema planetarisasi budaya. Sementara Scholte, menyatakan bahwa globalisasi berlangsung sejak tahun 1960-an
  • 6. 6  Pada abad ke-14, para pedagang petualang memperdagangkan wol dan tekstil yang dihasilkan Inggris ke Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Negara-negara lain. Selain itu, di Italia, perusahaan- perusahaan dagang dan bank-bank memainkan peran penting dalam kegiatan perdagangan ke seluruh dunia pada masa-masa awal Renaissance.  Pada akhir abad ke-14, di Italia, ada sekitar 150 bank yang sudah melakukan kegiatan di berbagai Negara (Duning, 1993, hlm. 97-98).  Dalam abad ke-17 dan ke-18 dukungan oleh Negara meluas dengan berdirinya perusahaan-perusahaan dagang besar kolonial, seperti Dutch East India Company, British East India Company, Muscovy Company, Royal Africa Company dan Hudson Bay Company.  Semua perusahaan ini mempelopori perdagangan berskala besar di wilayah yang kelak menjadi wilayah jajahan yang penting.
  • 7. 7  Baru pada tahun 1960-an muncul, bersamaan dengan munculnya istilah MNC (multinational corporation). Meski tidak ada klasifikasi data yang konsisten, pada umumnya disepakati, MNC sudah ada dalam ekonomi dunia setelah pertengahan abad ke-19 dan berdiri kokoh tidak lama sebelum Perang Dunia I.  Kegiatan bisnis internasional tumbuh pesat pada tahun 1920-an ketika perusahaan multinasional yang benar-benar terdiversifikasi dan terintegrasi kokoh, tetapi kemudian menurun selama masa depresi tahun 1930-an, hancur lebur karena perang pada tahun 1940-an, dan bangkit kembali setelah tahun 1950.
  • 8. 8  Perwujudan dari kerakusan sistem kapitalisme-kolonialisme dalam akumulasi modal melalui peperangan, akibatnya adalah Negara- negara terjajah bangkit rasa nasionalismenya melawan penjajah dan melahirkan Negara-negara merdeka, yang lazim disebut Negara Sedang Berkembang (NSB).  Kapitalisme sebagai suatu sistem dunia bermula pada akhir abad 15 dan awal abad 16 ketika orang-orang Eropa yang menguasai pengetahuan pelayaran jarak jauh, menghambur keluar dari sudut kecil dunia mereka dan mengarungi tujuh lautan, untuk melanklukan, merampas dan berniaga.  Pada awal abad ke-16 di Inggris terjadi revolusi industri yang memacu laju perkembangan kapitalisme awal.  Proses ini didorong lagi oleh munculnya revolusi Prancis pada tahun 1789, yaitu revolusi yang mengakhiri hegemoni kaum feodal di Eropa Barat dan mendorong matangnya kekuasan kaum borjuis.
  • 9. 9  Di Eropa Barat terjadi over-produksi akibat maraknya industrialisasi, maka yang kemudian harus dilakukan oleh Negara-negara Eropa adalah ekspansi ke daerah-daerah terbelakang seperti Asia, Afrika, Pasifik dan Amerika.  Perang Dunia Pertama pada tahun 1918-1939 dan kemudian Perang Dunia Kedua pada tahun 1940-1945 adalah sejarah nyata di mana kapitalisme Vs kapitalisme berperang untuk menanamkan pengaruhnya terhadap wilayah-wilayah jajahannya.  Jadi perang yang dilakukan antara Blok Sekutu dan Blok Fasis adalah perang antara dua kapitalis yang ingin melebarkan sayap eksploitasinya terhadap Negara-negara dunia ketiga.
  • 10. 10 Gambar 1. Dimensi Institusional Modernitas, Giddens, 2005: 78 Kekuatan Militer (Kontrol atas Sarana Kekerasandalam Konteks Industrialisasi Perang) Kapitalisme (Akumulasi Kapital dalam Konteks Kerja dan Pasar Produk yang kompetitif Pengawasan (Kontrol Informasi dan Supervisi Sosial) Industrialisme (Transformasi Alam: Perkembangan “Lingkungan yang Diciptakan)
  • 11. 11 Globalisasi Ekonomi telah memperluas jangkauan dalam tiga komodifikasi dalam tiga wilayah.  Pertama, konsumerisme yang terhubungkan dengan produk-produk global yang diperluas oleh kapitalisme industri.  Kedua, pertumbuhan lembaga-lembaga yang beroperasi dalam lingkup global (supra territorial) seperti global banking dan global securities sehingga memperluas jangkauan modal uang.  Ketiga, globalisasi telah mendorong perluasan komodifikasi dalam wilayah baru yang melibatkan informasi dan komunikasi sebagai akibatnya, item-item software komputer dan telepon panggil telah menjadi objek akumulasi.
  • 12. 12 Faktor Pendorong Globalisasi Kekuatan Kaum Kapitalis Internasional Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang Gambar 2. Faktor Pendorong Globalisasi
  • 13. 13 Kekuatan Kaum Kapitalis Internasional  Menurut logika neo-liberal, ekonomi Negara akan berkembang bila ada kebebasan pasar.  Liberalisasi ini juga berarti penghapusan beban-beban yang harus ditanggung oleh swasta.  Liberalisasi berarti kebebasan yang seluas-luasnya bagi kapitalis untuk mengeruk keuntungan.  Aspek-aspek terpenting yang tercakup dalam proses globalisasi ekonomi adalah: runtuhnya hambatan-hambatan ekonomi nasional, meluasnya aktivitas-aktivitas produksi, keuangan dan perdagangan secara internasional serta semakin berkembangnya kekuasaan perusahaan-perusahaan transnasional dan institusi-institusi Moneter Internasional.
  • 14. 14  Keprihatinan-keprihatinan terhadap kemungkinan krisis moneter global diperkuat oleh krisis keuangan di Asia Timur, yang dimulai pada paruh kedua tahun 1997 dan menjalar hingga Rusia, Brasil dan Negara- negara lain, menyebabkan kekacauan moneter dan resesi ekonomi terburuk dalam periode pasca Perang Dunia II.  Liberalisasi perdagangan juga meningkat secara gradual, namun tidak seperti yang terjadi pada liberalisasi moneter. Peran perdagangan yang meningkat dibarengi dengan pengurangan tarif secara umum, baik di Negara-negara maju maupun di NSB (Negara sedang berkembang), sebagian sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan otonom dan sebagian lagi sebagai akibat dari babak-babak putaran perdagangan multilateral di bawah GTT (General Agreement on Tariff and Trade).  Namun demikian, tarif-tarif yang tinggi tetap masih muncul di Negara- negara maju, dalam sektor-sektor seperti pertanian, tekstil dan produk- produk manufaktur tertentu, yang merupakan sektor dimana (NSB) memiliki keunggulan komparatif. Lebih jauh lagi, terdapat peningkatan penggunaan hambatan non tarif yang mempengaruhi akses dari NSB ke pasar Negara-negara maju.
  • 15. 15 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi  Pada permulaan abad 21 ini, trend global semakin variatif. Barang, uang, manusia, tekhnologi, dan informasi dalam era globalisasi telah menyebar secara luas melewati batas Negara (nation state cross border), yang berimplikasi terhadap semakin saling terhubungnya setiap dinamika perubahan global saat ini, dan mengikat semakin kuat membentuk suatu komunitas tunggal yang terintegrasi dan dalam hal ekonomi telah menjadi semacam pasar tunggal. Hal ini telah menjadikan dunia sebuah global village.  Kehadiran tekhnologi komputer yang merupakan terobosan baru sebagai infrastruktur global, bahkan sampai saat ini komputer telah menyandang sebagai simbol kedua dari globalisasi. Tidak ada satu arenapun (ekonomi, politik, sosial dan budaya) di dunia ini yang kebal dari tekhnologi komputer.
  • 16. 16  Hal ini akhirnya menuju pada sebuah Global Brain yang memungkinkan akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di dunia. Dunia penelitian, bisnis, industri dimungkinkan untuk menggunakan suberdaya manusia maupun fasilitas lainnya tanpa terikat pada dimensi-dimensi ruang dan batas-batas Negara  Meskipun globalisasi berhasil mengembangkan berbagai tekhnologi dan komunikasi yang memudahkan atau dapat memecahkan persoalan-persoalan, tak urung pula secara faktual keberhasilan tersebut makin mempertajam kemiskinan, baik ditingkat nasional maupun hubungan antar Negara.
  • 17. 17 Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang  Pelaku utama dari globalisasi adalah Negara imperialis yang berkuasa artinya Negara yang mempunyai prinsip ekonomi world competitive dan mereka tidak mempunyai kerugian apa-apa karena semua biaya yang dikeluarkan berasal dari pembukaan pasar (open market).  Kelompok ini hendak memperjuangkan globalisasi yang bebas (unrestricted globalization), mereka cenderung untuk membuka perekonomian mereka dan sebagai gantinya mereka juga menuntut Negara lain agar membuka perekonomiannya.  Kelompok kedua yang pro globalisasi adalah Negara-negara pelayan (clients) dari kelompok pertama. Kelompok kedua (NSB) ini mengkhususkan dirinya pada ekspor barang-barang agromineral, kelautan, dan kehutanan yang semua itu mendukung produk dan memberi keuntungan bagi kelompok pertama.  Dari Negara-negara imperialis inilah muncul korporasi-korporasi global yang menjadi pelaku utama juga pada saat ini, dan agen utama eksploitasi berbagai sumberdaya di berbagai belahan dunia ketiga, yang pada akhirnya hasilnya dibawa kembali ke Negara-negara metropolis
  • 18. 18  Negara imperialis juga memainkan peran penting dalam membuka pintu perekonomian dunia dengan menciptakan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF dan GATT/ WTO.  Sementara itu di Dunia Ketiga, peran Negara tidak bisa dihilangkan. Ada relasi yang dialektis antara peran Negara di pasar domestik dan proses globalisasi.  Dengan kebijakan upah rendah, pengurangan subsidi, dan pemupukan modal swasta, Negara Dunia Ketiga mengonsentrasikan pendapatannya untuk ekspansi ke luar (globalisasi ataupun capital relocation).  Proses ini sudah terlihat jelas dalam program yang dikenal dengan istilah Struktural Adjustment Programs (SAPs) atau program pengetatan ekonomi.  Program ini dirancang oleh Bank Dunia dan IMF yang bekerja sama dengan elite Negara Dunia Ketiga, tujuannya adalah meningkatkan arus keluar modal dan kesediaan pasar nasional untuk melakukan swastanisasi bagi kepentingan MNC
  • 19. 19 Structural Adjustment Programs (SAPs) 1. Penghapusan tarif-tarif yang membantu industri-industri kecil lokal agar tetap mampu bertahan hidup berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar global. 2. Penghapusan berbagai peraturan dalam negeri yang mungkin dapat menghambat atau terlalu banyak mengatur masuknya investasi luar negeri. 3. Penghapusan kontrol harga (bahkan berkenaan dengan kebutuhan pokok seperti pengadaan air sekalipun) dan secara tidak adil mewajibkan pemberlakuan terhadap kontrol atas upah. 4. Pengurangan secara drastis berbagai pelayanan sosial dan badan-badan yang menjalankannya, seperti pelayanan kesehatan, perawatan medis, pendidikan, bantuan pangan, bantuan usaha kecil, angkutan, sanitasi, air dll. 5. Penghancuran secara agresif atas program-program rakyat, yang menjadi sarana bagi bangsa-bangsa untuk bisa mencapai kemandirian dalam hal kebutuhan pokok. 6. Perubahan yang dilaksanakan secara cepat atas perekonomian dalam negeri untuk menekankan produksi ekspor, yang biasanya dikelola tanpa ketatalaksanaan langsung dari investor asing dan korporasi global.
  • 21. 21 Globalisasi dan Krisis Masyarakat Kapitalisme Krisis Masyarakat Kapitalisme, Pokok-pokok Pendirian Neo-liberalisme, Global Poll Finds Diverse Economic Perceptions
  • 22. 22 Globalisasi dan Krisis Masyarakat Kapitalisme  Globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisasi yakni perusahaan-perusahaan transnasional (TNC, Trans-National Corporations) dan Bank Dunia/IMF melalui kesepakatan yang dibuat di World Trade Organization (WTO, Organisasi Perdagangan Dunia) sesungguhnya dilandaskan pada suatu ideologi yang dikenal dengan sebutan “neo-liberalisme”.  Arsitek tata dunia ini ditetapkan dalam apa yang dikenal “The Neo- Liberal Washington Consensus”, yang terdiri dari para pembela ekonomi swasta terutama wakil dari perusahaan-perusahaan besar yang mengontrol dan menguasai ekonomi internasional dan memiliki kekuasaan untuk mendominasi informasi kebijakan dalam membentuk opini publik.
  • 23. 23 Global Economic Actors State (Penjamin Keberlangsungan Pasar Bebas) Perusahaan Transnasional (TNC, Trans-National Corporations) Bank Dunia/ IMF International Monetary Fund World Trade Organization (WTO, Organisasi Perdagangan Dunia) NEO-LIBERALISME Gambar 4. Global Economic Actors
  • 24. 24 Pokok-pokok Pendirian Neo-Liberalisme 1. Bebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah, misalnya jauhkan pemerintah dari campur tangan di bidang perburuhan, investasi, harga serta biarkan perusahaan itu mangatur diri sendiri untuk tumbuh dengan menyediakan kawasan pertumbuhan. 2. Hentikan subsidi Negara kepada rakyat karena bertentangan dengan prinsip pasar dan persaingan bebas. Negara harus melakukan swastanisasi semua perusahaan Negara, karena perusahaan Negara dibuat untuk melaksanakan subsidi Negara pada rakyat. Ini juga menghambat persaingan bebas. 3. Hapuskan ideologi “kesejahteraan bersama” dan pemilikan komunal seperti yang masih banyak dianut oleh masyarakat “tradisional” karena menghalangi pertumbuhan. 4. Serahkan manajemen sumberdaya alam kepada ahlinya, bukan kepada masyarakat “tradisional” (sebutan bagi masyarakat adaptif) yang tidak mampu mengelola sumberdaya alam secara efisien dan efektif.
  • 25. 25 Global Poll Finds Diverse Economic Perceptions Mexicans, Germans, Russians Become More Upbeat-Indonesians, Britons, French, Americans More Negative World Bank Viewed Most Positively Among Global Economic Actors Global Companies Least Positive http--www_globescan_com-news_archives-images-BBC06_PR_map_web_version_png.mht
  • 26. 26 • As the World Economic Forum meets in Davos this week to talk about the international economy, a new BBC World Service poll of 32 nations finds highly divergent economic perceptions in countries around the world. In 15 countries majorities or pluralities see conditions in their country getting better, while in 17 they see conditions getting worse. Perceptions of the world economy are also divided with 14 countries seeing it getting better and 15 seeing it getting worse (with 3 divided). Among the 19 countries that were polled a year ago as well as in the current poll, there are also divergent trends with some growing more optimistic and some less. • The poll also asked citizens to rate various global economic players. The World Bank was viewed most positively, being seen as a positive influence by a majority of 55 percent. • The poll of 37,572 people was conducted for the BBC World Service by the international polling firm GlobeScan together with the Program on International Policy Attitudes (PIPA) at the University of Maryland. The 32-nation fieldwork was coordinated by GlobeScan and completed between October 2005 and January 2006. • Steven Kull, director of the Program on International Policy Attitudes comments, ÒWhile it is true that we live in a more globalized economy, it is also true that people around the world have highly different perceptions of the state of their own economies and even of the world economy."
  • 27. 27 Europe Germans' feelings about their economy appears to be turning a corner. While in late 2004 52 percent saw their economy worsening, this dropped to 37 percent in late 2005, while the perception that it is improving moved up to 50 percent from 41 percent. Perceptions of their personal situation followed a similar pattern. The French seem to be going from bad to worse: perceptions that their economy is getting worse has gone from an already large 74 percent in 2004 to 83 percent. For themselves individually they do not seem to have such dire perceptions, but here too things have gotten worse. The percentage saying things are getting worse for them and their family increased from 45 percent to 52 percent. In Great Britain the bloom is coming off the rose. While in 2004 57 percent were optimistic about their country’s economy, this has slipped to 52 percent, while pessimistic perceptions have drifted upward from 35 percent to 41 percent. Perceptions of personal conditions, while on a higher tier, have shifted similarly. Positive perceptions slipped from 64 percent to 60 percent, while negative perceptions rose from 22 percent to 28 percent.
  • 28. 28 Asia Indonesians’ optimism about their economy has been all but washed away by the tsunami. While in 2004—just before the tsunami--52 percent saw their country’s economy as getting better (37% worse), this has plunged to 17 percent, with 81 percent saying that it is getting worse. But for Indonesians personally this drop has been much more modest. Indians’ perception that their own lot is improving has come down from the heights of 2004—dropping from 77 percent to 59 percent. But Indians’ perceptions of their country’s economy has actually firmed up a bit, with the perception that it is getting worse dropping from 40 percent to 23 percent. South Koreans’ pessimism about their economy has abated a bit, but is still quite extreme. While 88 percent saw their economy getting worse in 2004, now 76 percent see it that way. The percentage seeing their personal position slipping has also moderated a bit—going from 71 percent to 54 percent.
  • 29. 29 Latin America Globally, the biggest positive movement was among the Mexicans. While in 2004, 66 percent saw their economy getting worse, this dropped 28 points to 38 percent. Mexican perceptions that their own economic conditions are worsening also dropped from 69 percent to 32 percent. While Brazilians were divided about their perceptions of their economy in 2004, perceptions that it is getting worse has jumped 24 points to 67 percent. However, there has only been a 5-point increase in Brazilians’ perception that their individual conditions are getting worse, rising from 34 percent to 39 percent.
  • 30. 30 United States Americans' view of their economy has slipped, with the percentage saying that they see it getting worse increasing from 51 percent to 58 percent. Perceptions of their personal situation, though, continue to be majority positive, slipping only 2 points from 58 percent to 56 percent.
  • 31. 31 Rating of Global Players The poll also asked respondents to evaluate a number of economic global players and found surprisingly high levels of approval for the World Bank given the level of criticism it has received. On average 55 percent rated it as having a positive influence in the world, while just 18 percent rated it as having a negative influence. Among the 32 countries polled, in 30 a majority (17 countries) or a plurality (13) rated the World Bank as positive. In only one country—Argentina —did a plurality (47%) say it is having a negative influence. Global companies received the lowest positive ratings (average of 41%) compared to all other global players, and the highest negative ratings (26%). In only 6 countries did a majority rate global companies as having a positive influence, though in another 16 a plurality did. Eight countries rated them negatively—7 by pluralities and one by a majority. Two countries were divided.
  • 32. 32
  • 33. 33 • The International Monetary Fund is not as well regarded as the World Bank, but still, on average a plurality of 47 percent see it as having a positive influence and just 21 percent see it has having a negative influence. In 29 countries a majority (13 countries) or a plurality (16) views it positively. The only two countries in which a majority views it negatively are Argentina (60%) and Brazil (57%), which have recently paid off their loans from the Fund so as to free themselves from its influence. A plurality of 49 percent is negative in Turkey as well. • Of all the global players examined in the poll, NGOs (“Non-governmental organizations such as environmental and social advocacy groups”) got the highest grades with an average of 60 percent rating them as having a positive influence on the world, just 12 percent negative. NGOs were rated positively across all 32 countries polled, in 25 by a majority. • The United Nations was close behind with 59 percent rating it positively—however, this is down from last year’s BBC World Service Poll in which 66 percent rated it positively. Just 16 percent rated it negatively this year. In 30 countries a majority (23 countries) or a plurality (7) sees it as having a positive influence. Commenting on these citizen assessments of various global actors, GlobeScan President Doug Miller says, “The very positive views of non-governmental organizations and the United Nations, and the negative views of global companies are consistent with other research we have conducted. The surprises are the positive assessment of the World Bank’s role and the fact that more citizens are negative about the news media than of the much-maligned International Monetary Fund.” • Steven Kull, director of PIPA, comments: “The widespread belief that the World Bank and even the IMF are having a positive influence in the world does not necessarily contradict the criticism they have received. The global public clearly sees it as positive that there are international institutions that seek to address the problems of poverty and economic instability, and on balance see them as doing more good than harm. At the same time, many see them as falling short of these goals and disproportionately serving the needs of the wealthy states— enough to drive many out on the street to demand that these institutions better fulfill their purpose and potential.” • A growing factor in world affairs is world public opinion. The influence of world public opinion was rated positively in every single country--a distinction only shared by NGOs--in 15 countries by a majority, and 17 by a plurality. On average, 51 percent saw public opinion as positive and only 17 percent as negative. An unusually large 32 percent did not provide an assessment. • The news media received muted approval, receiving positive ratings from a 48 percent plurality and negative ratings from 24 percent. Twenty-six rated it positively (16 a majority, 10 a plurality). Six countries rated it negatively (4 a plurality, 2 a majority).
  • 34. 34 Globalisasi & Pengaruhnya Terhadap Perubahan Ekonomi Indonesia Analisis Pertumbuhan Ekonomi 2005-2008, World Oil Reseves, Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Indonesia, Perbandingan Indikator Ekonomi Indonesia
  • 35. 35 Pertumbuhan Ekonomi 2005 Perekonomian Indonesia pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 % dibanding tahun 2004. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2005 mencapai Rp. 1.749,5 triliun, sedangkan pada tahun 2004 sebesar Rp 1.656,8 triliun. Bila dilihat berdasar harga yang berlaku, PDB tahun 2005 naik sebesar Rp 468,0 triliun, dari Rp 2.261,7 triliun pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp 2.729,7 triliun pada tahun 2005. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
  • 36. 36 Selama tahun 2005, hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 12,97%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,59%, sektor bangunan 7,34%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,12%, sektor lisrtrik, gas dan air bersih 6,49%, sektor jasa-jasa 5,16%, sektor industri pengolahan 4,63%, sektor pertanian 2,49%, serta sektor pertambangan dan penggalian 1,59%. Selanjutnya jika dilihat secara total, pertumbuhan PDB tanpa migas tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 6,48% pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
  • 37. 37 Dibandingkan dengan peranan pada tahun 2004, pada tahun 2005 terjadi perubahan peranan pada beberapa sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor pertanian dari 14,66 persen pada tahun 2004 menjadi 13,41 persen di tahun 2005. Peranan sektor industri pengolahan menurun dari 28,28 persen menjadi 28,05 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih menurun dari 0,98 persen menjadi 0,92 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran menurun dari 15,83 persen menjadi 15,74 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menurun dari 8,60 persen menjadi 8,36 persen dan sektor jasa-jasa menurun dari 10,38 menjadi 10,10 persen. Sementara sektor pertambangan naik peranannya dari 8,67 persen di tahun 2004 menjadi 10,44 persen di tahun 2005, sektor bangunan naik dari 6,32 persen menjadi 6,35 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi naik dari 6,28 persen menjadi 6,63 persen pada tahun 2005. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik sedikit dari 0,96 persen pada tahun 2004 menjadi 0,97 persen pada tahun 2005. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
  • 38. 38 Data PDB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukkan peranan sektor dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 57,20 % tahun 2005. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,05 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 15,74 %, dan sektor pertanian 13,41%. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)
  • 39. 39 Analisis Ekonomi 2007  Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga (Q-3) 2007 yang tumbuh 6,5%. Ini mengingat, situasi ekonomi di dalam negeri sedang dihantui oleh berbagai kondisi eksternal seperti krisis subprime mortagage di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak mentah dunia yang nyaris tembus US$100 per barel.  Publikasi BPS menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Q-3 2007 sebesar 6,5% disumbang oleh pertumbuhan ekspor 7,8%, impor 8,1%, konsumsi pemerintah 6,5%, konsumsi rumah tangga (RT) 5,3%, dan investasi 8,8%. Ini maknanya, telah terjadi perubahan komposisi pada variabel pembentuk pertumbuhan ekonomi. Dimana, tingkat konsumsi RT mencapai 5% lebih, sedangkan investasi berada pada level di bawah 10%.  Realisasi lifting minyak mentah yang digunakan dalam APBN 2007 diperkirakan hanya 0,91 juta barel per hari (bph) lebih rendah dibandingkan target APBN 2007 sebesar 0,95 juta bph.  Dari sisi belanja negara, sejumlah langkah efisiensi belanja di tingkat pusat juga dilakukan pemerintah. Diperkirakan bahwa selama tahun 2007, belanja pusat akan dapat dihemat sebesar Rp19,6 triliun. Dengan kombinasi antara sisi penerimaan dan sisi belanja, posisi APBN 2007 akan tetap dalam posisi aman. Dalam arti target defisit sebesar 1,5% dari PDB dapat dipertahankan. [Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]
  • 41. 41
  • 42. 42
  • 43. 43
  • 44. 44
  • 45. 45
  • 46. 46
  • 47. 47 Analisis Ekonomi 2008  Dalam RAPBN 2008, dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 6,8%. Pertumbuhan 6,8% terutama terutama diharapkan didukung oleh meningkatnya pertumbuhan investasi dan ekspor.  Investasi diharapkan tumbuh 15,53%, konsumsi RT diatas 5%, konsumsi pemerintah 6,24%, ekspor 12,65% dan impor 17,81%. [Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]
  • 48. 48 Sumber:Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008,Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.
  • 49. 49
  • 50. 50
  • 51. 51 Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia  Pasca krisis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000 sebesar 4.92 %, ternyata kondisi ini belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang muncul sekitar 2.5 juta setiap, akibatnya jumlah pengangguran meningkat, sebesar 9.76 juta orang tahun 2001–2004.  Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran mengakibatkan jumlah penduduk miskin belum dapat diturunkan setelah pasca krisis, tercatat bahwa tahun 2002 penduduk miskin sebesar 38.4 juta jiwa dimana angka ini lebih besar jika dibandingkan sebelum krisis, yaitu sebesar 34.5 juta jiwa pada tahun 1996 (BPS, 2002). Sumber: Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on Economic Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach), Sekolah Pascasarjana IPB.
  • 52. 52 Syarat Pertumbuhan Ekonomi Teori Harrold-Domart tentang syarat yang harus dipenuhi negara dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil (steady growth) dalam jangka waktu yang panjang: 1. Keadaan barang dan modal yang sudah mencapai kapasitas penuh. 2. Keadaan saving yang sebanding atau proporsional dengan pendapatan nasional. 3. Keadaan rasio modal produksi (capital out-put ratio) yang stabil. Sumber: Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000. p. 225-226
  • 53. 53 Tabel 2.1 Inflasi, Jumlah Uang Beredar, M2, Suku Bunga Kredit Dan Produk Domestik Bruto Tahun 1998-2007 (%) Tahun Inflasi (Y) Jumlah Uang Beredar (X1) M2 (X2) Suku bunga kredit (X3) Produk domestik bruto (X4) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 77,60 2,00 9,35 12,55 10,03 5,06 6,40 17,11 6,60 6,56 56,36 13,60 17,95 12,38 5,29 9,63 9,14 15,36 17,37 20,70 62,35 11,92 15,60 12,99 4,72 8,12 8,14 16,42 12,03 18,85 22,72 22,62 16,86 17,11 18,09 17,05 14,59 14,20 15,71 13,92 2,24 2,03 4,02 3,71 5,04 4,58 5,04 5,70 5,51 6,32 Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia yang diolah kembali
  • 54. 54 KRISIS 1997 GEJOLAK 2008 100 % Depresi Rupiah 5 % 20 % Inflasi 11,14 % 60 % NPL Perbankan 1 % 50 % Suku Bunga SBI 9,29 % 200 % Suku Bunga PUAB 12 % Minus Rp. 2,26 Triliun Giro Bank terhadap GWM Surplus Rp. 3 Triliun 22,1 Milliar Dollar AS Cadangan Devisa 57 Milliar Dollar AS Perbandingan Indikator Ekonomi Indonesia NPL: Nonperfoming loan/ Kredit bermasalah PUAB: Pasar uang antar bank GWM: Giro wajib minimum LANGKAH-LANGKAH YANG SUDAH DIAMBIL UNTUK MEREDAM KRISIS: 1. Antisipasi krisis dengan mengajukan Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan UU BI. 2. Melonggarkan likuiditas perbankan dengan penyederhanaan giro wajib minimum, fasilitas repo, dan percepatan penyerapan anggaran pemerintah pusat. Likuiditas terkucur lebih dari Rp. 50 Triliun dari kebijakan ini. 3. Antisipasi kerugian bank, korporasi, dan institusi keuangan lainnya akibat penurunan nilai surat berharga dengan diperbolehkan tidak menggunakan harga pasar dalam penuruan neraca. 4. Meredam kejatuhan indeks saham dengan pelarangan “short selling” merelaksasi aturan “buyback”, pembelian saham oleh Pusat Investasi Pemerintah, dan Penegakkan hukum di Bursa. 5. Menjaga daya beli masyarakat dengan penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Sumber: The Economic Business Week, dan diolah dari berbagai sumber/ Kompas, 13 Oktober 2008 USULAN LANGKAH YANG HARUS DIAMBIL PEMERINTAH 1. Memperkuat impor barang jadi dan mencegah barang impor ilegal 2. Memacu pembangunan infrastruktur 3. Insentif pajak untuk perusahaan yang berorietasi ekspor seperti tekstil, industri hilir dan industri padat karya 4. Pengurangan harga BBM untuk menggerakan sektor riil.
  • 55. 55 STRATEGI PENGEMBANGAN PMII “Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya) azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang- orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.” Al-Talaq (65):10
  • 56. 56  Rencana Strategi (renstra) Pembinaan dan Pengembangan Pergerakan Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan garis-garis besar pembinaan dan pengembangan dan perjuangan sebagai pernyataan kehendak warga PMII yang hakekatnya adalah pola dasar dan umum program jangka panjang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Renstra ini menjadi penting supaya langkah PMII menjadi terarah, terpadu dan sustainable (berkelanjutan) setiap kebijakan, program dan garis perjuangan.  Renstra pembinaan dan pengembangan PMII merupakan implementasi dari berbagai idea dalam ketentuan ideal konstitusional dan produk- produk historias serta analisis antisipatif dan prediksi PMII ke Depan, Sebagai arah dalam rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.  Rangkaian strategi dan program yang terus menerus tersebut dimaksud untuk mewujudkan tujuan PMII seperti termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV pasa 4 yaitu : “terbentuknya pribadi muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dari komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”
  • 57. 57 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PMII  Pembinaan dan pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun informal yang dilaksanakan secara sadar, terencana. Terarah, terpadu, teratur dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan membimbing dan mengembangkan suatu kepribadian yang utuh.  Pembinaan dan pengembangan diserahkan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta membentuk sikap mental spritual berakhalkul-karimah sesuai dengan bakat dan minat serta kemampuan sebagai bekal selanjutnya, atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungan yang optimal . dari bekal yang dicapai melalui pembinaan dan pengembangan tersebut merupakan jaminan gerak sistem perjuangan PMII dalam mencapai cita-citanya.
  • 58. 58 MODAL DASAR  Modal dasar PMII adalah: 1. PMII merupakan organisasi kemasyarakatan pemuda yang eksistensinya dijaman oleh UUD 1945 dan karena itu menjadi aset bangsa dalam melakukan proses pembinaan, dan pengembangan generasi muda khususnya mahasiswa. 2. NDP sebagai nilai prinsip ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sumber motivasi dan inspirasi pergerakan, sekaligus sebagai pendorong, penggerak dan landasan berpijak dalam kehidupan pribadi insan PMII. 3. PMII sebagai organisasi mahasiswa islam mempunyai keterikatan dan tanggung jawab dengan seluruh masyarakat bangsa indonesia yang menganut sistem berfikir keagamaan, dan kemasyarakatan yang sama yaitu ASWAJA dan sistem kebangsaan. 4. Peran kesejarahan PMII telah menunjukkan kepelaporan dan patriotismenya dalam menegakkan dan membela agama. Selain itu, PMII sebagai elemen civil sopciaty telah terbukti perannya dalam melakukan pendampingan masyarakat, dalam usaha melakukan proses demokratisasi dikalangan masyarakat dan sebagainya. Peran PMII dalam setiap perubahan, terutama dalam menegakkan reformasi secara total, dalam segala lapis kehidupan kemasyarakatan. 5. Jumlah dan persebaran anggota PMII yang berada di seluruh wilayah Indonesia sebagai sumber daya yang potensial. Dengan kemapanan struktur organisasi dari tingkat pusat samapi daerah, maka sosilisasi nilai dan gagasan serta kebijakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. 6. Ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan acuan dasar dan sekaligus menjadi Inspirasi bagi peningkatan Kualitas Diri menuju kesempurnaan Hidup manusia sebagai hamba Allah SWT. 7. Jumlah dan penyebaran profesi alumni PMII merupakan bagian potensi bagi pengembangan organisasi dan masyarakat. 8. Tipologi kader yang beragam warga PMII merupakan modal utama dalam menyusun renstra gerakan PMII. Setidaknya, ada 5 tipologi dan kecenderungan. Pertama, intelektual baik akademik (scholar) maupun organik (analisis/praktis). Kedua, gerakan mahasiswa (Student Movement), baik yang nenggunkan baju organisasi maupun organ gerakan lainnya. Ketga, advokasi sosial baik yang intens dengan pendampingan sosial kemasyarakat maupun advokasi wacana. Keempat, politisi baik keterlibatan dalam panggungpun kontelasi politik maupun persinggungan dengan dunia poltik. Kelima, kecenderungan profesional dan enterpreneur. Hanya saja persebaran tipologi kader ini tidak merata, sehingga cenderung ada disparitas pranata satu cabang dengan lainnya.
  • 59. 59 FAKTOR DOMINAN  Dalam menggerakkan dan memanfaatkan modal dasar untuk mencapai tujuan PMII dengan landasan serta azas- azas di atas, perlu diperhatikan faktor-faktor dominan tersebut: 1. Ideologi merupakan aspek dominan dari organisasi PMII yang berisi padangan hidup, cita-cita sserta sistem yang memberikan arah terhadap tingkah laku dari setiap anggota PMII. PMII beraqidah Ahlussunah Waljamaah dan atas dasar aqidah itulah PMII dengan penuh kesadaran berideologi pancasila dalam kehidupan berbagsa dan bernegara di Indonesia. Aqidah dan Ideologi tersebut merupakan faktor pendorong dan penggerak dalam proses pembinaan, pembinaan, pengembangan dan perjuangan organisasi sekaligus sebagai dasar berbijak dalam menghadapi proses perubahan dan gonjangan-gonjangan ditengah-tengah masyarakat. Padangan terhadap wacana Islam yang inklusif dan paradigma Kritis Transformatif dalam membangun masyarakat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri PMII. Pola pandang keagamaan ini, merupakan faktor dominan yang dimiliki PMIIdalam rangka pengembangan mendatang. 2. Komunitas Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagai sekelompok masyarakat terbesar Indoensia merupakan wahana dan tempat pengabdian yang jelas bagi PMII. 3. Jumlah anggota PMII yang setiap tahunnya bertambah dengan kuantitas yang cukup besar yang merupakan faktor strategis yang menentukan usaha pembinaan generasi muda dalam proses kelahiran kader bansa, sekaligus menjadi pelanjut kepemimpinan organisasi. 4. Jumlah alumni yang setiap tahunnya bertambah, sejak berdirinya PMII tahun 1960 tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dan bergerak dalam berbagai profesi dan disiplin ilmu yang mengabdikan pada agama, masyarakat dan negara. 5. Sumber dana dan fasilitas yang tersebar di berbagai komunitas dan kelompok terutama umat Islam merupakan aset yang perlu dikoordinir, dikembangkan sebagai sumber dana perjuangan. Oleh karena itu PMII harus mampu menjalin hubungan organisasi yang saling bermanfaat dan memberikan nilai lebih antara keduanya yang pada akhirnya PMII mempunyai sumber dana secara mandiri.
  • 60. 60 MENEGASKAN TUJUAN  Tujuan pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII diarahkan pada terbentuknya pribadi dan kondisi organisasi yang dapat mencapai tujuan dan cita-cita PMII. Pribadi dan kondisi organisasi yang dimaksud adalah tercapainya suatu sikap dan perilaku:
  • 61. 61 TUJUAN-PERILAKU  PMII yang bertaqwa kepada Allah SWT, berpegang teguh pada ajaran agamaIslam Aswaja serta Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya ideologi dan pandangan hidup bangsa dan negara.  Terwujudnya penghayatan dan pengalaman nilai-nilai ajaran agama islam Aswaja dan moral bangsa untuk memperkokoh alas pijak dalam rangka menempuh kehidupan bermasyarakat, berbengsa dan bernegara yang berkembang cepat sebagai akibat lajunya perkembangan IPTEK serta arus globalisasi dan informasi.  Tumbuh dan berkembangnya kreatifitas, dinamika dan pola berfikir yang mencerminkan budaya pergerakan, selektif, akomodatif, integratif dan konstruktif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiappermasalaahn baik secara individu, organiasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Tumbuh dan berkembangnya sikap orientasi ke masa depan, orientasi fungsi dan produktifitas serta mengutamakan prestasi.  Terciptanya suatu organisasi sebagai kehidupan organisasi sebagai suatu sistem yang sehat dan dinamis karena didukung oleh nilai, aparat, sarana dan fasilitas serta teknik pengolahan yang memadai sesuai dengan tuntutan PMII maupun tyuntutan lingkyunagn yang senantiasa berkembang.  Terciptanya suatu kehidupan organisasi yang dinamis, kritis dan cerdas dalam merebut tanggung jawab dan peran sosial sebagai bentuk partisipasi dan pengalaman nyata pergerakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga PMII dapat benar-benar menjadilembaga altenatif baik pada dimensi pemikiran maupun kualitas kepemimpinan dan sumber daya manusia.  Tumbuhnya suatu situasi dan kondisi yang mencerminkan kekokohan PMII yang betpijak pada nilai-nilai dan tradisi yang dimilikinya serta mampu mencari alternatif yang paling mungkin dalam usaha untuk tidak terseret pada polarisasi dan opini yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang dapat merugikan perjuangan mewujudkan cita-cita PMII.  Tersedianya kader-kader yang memadai baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai konsekuensi logis dari arah PMII s3ebagai organisasi pembinaan,pengembangan dan perjuangan yang dikhidmatkan kepada agama, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • 62. 62 STRATEGI  Strategi yang dimaksud disini adalah adanya suatu kondisi serta langkah-langkah yang mendasar, konsistensi dan aplikatif yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita PMII.  Dari memahami strategi itulah maka untuk mencapai tujuan pembinaan pengembangan dan perjuangan yang telah ditetapkan diperlukan strategi sebagai berikut:
  • 63. 63 STRATEGI AKSI  Iklim yang mampu menciptakan suasana yang sehat, dinamis dan kompetitif yang selalu dibimbing dengan bingkai taqwa, inteleqtualitas dan profesionalitas sehingga mampu meningkatkan kualitas pemikiran dan prestasi, terbangunnya suasana kekeluargaan dalam menjalankan tugas suci keorganisasian, kemasyarakatan dan kebangsaan.  Kepemimpinan harus difahami sebagai amanat Allah yang menempatkan setiap insan PMII sebagai Da’I untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga kepemimpinannya selalu tercermin sikap bertanggung jawab melayani, barani, jujur, adil dan ikhlas serta di dalam menjalankan kepemimpinannya selalu penuh dengan kedalaman rasa cinta, arif bijaksana, terbuka dan demokratis.  Untuk mewujudkan suasana taqwa, intelektualitas dan profesionalitas serta kepemimpinan sebagai amanat Allah SWT diperlukan suatu gerakan dan mekanisme organisasi yang bertumpu pada kekuatan dzikir dan fikir dalam setiap tata perilaku baik secara individu maupun organisatoris.  Struktur dan aparat organisasi yang tertata dengan baik sehingga dapat mewujudkan sistem dan mekanisme organisasi yang efektif dan efisien, mampu mewadai dinamika intern organisasi serta mampu merespon dinamika perubahan eksternal.  Produk dan peraturan-peraturan organisasi yang konsisten dan tegas menjadi panduan konsitutif, sehingga tercipta aturan mekanisme organisasi yang teratur dan mempunyai kepastian hukum dari tingkat pengurus besar samapai pengurus rayon.  Pola komunikasi yang dikembangkan adalah komunikasi individual dan kelembagaan, yaitu terciptanya komunikasi timbal balik dan berdaulat serta mampu membedahkan antara hubungan individual dan hubungan kelembagaan ; baik kedalam maupun keluar.  Pola kaderisasi yang dikembangkan selaras dengan tuntutan perkembangan zaman kini dan mendatang, sehingga fungsi kekhalifahan yang terjewantahkan dalam prilaku keseharian, baik selaku kader bangsa maupun agama.
  • 64. 64 SISTEM KADERISASI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran.” Al-ra’d (13): 19
  • 65. 65 CITRA DIRI ULUL ALBAB  Individu-individu yang membentuk komunitas PMII dipersatukan oleh konstruks ideal seorang manusia. Secara idelogis, PMII merumuskannya sebagai ulul albab-citra diri seorang kader PMII. Ulul albab secara umum didefinisikan sebagai seseorang yang selalu haus akan ilmu pengetahuan (olah pikir) dan ia pun tak pula mengayun dzikir. Dengan sangat jelas citra ulul albab disarikan dalam motto PMII dzikir, pikir dan amal sholeh. Dalam Al Qur’an secara lengkap kader ulul albab digambarkan sebagai berikut:
  • 66. 66  Al-Baqarah (2): 179 “Dan dalam hokum qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai Ulul Albab, supaya kamu bertaqwa.  Al-Baqarah (2): 197 “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.”  Al-Baqarah (2); 296 “Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam tentang Al-Quran dan Hadits) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulul Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran.”  Ali-Imran (3):190 “Dialah yang menurunkan al-kitab kepada kamu. Diantra (isi)nya ada ayat-ayat muhkamah itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat, Adapun orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat- ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari Tugas Akhir’wilnya, padahal tidak ada orang yang tahu Tugas Akhir’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan: “kamu beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan kami.” Dan kami tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan Ulul Albab.”  Ali Imran (3): 190 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulul Albab.”
  • 67. 67  Al-Maidah (5) 100 “Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka betaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, agar kamu mendapat keuntungan.”  Al-ra’d (13): 19 “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran.”  Ibrahim (14); 52 “(Al-Quran) ini adalah penjelasan sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan denganya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar Ulul Albab mengambil pelajaran.”  Shaad (38): 29 “Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran Ulul Albab.”  Shaad (38): 29 “Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rakhmat dari Kami dan pelajaran bagi Ulul Albab.”
  • 68. 68  Al-Zumar (39): 9 “(Apakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung)ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya? Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya Ulul Albab-lah yang dapat menerima pelajaran.”  Al-Zumar: (39): 17-18 “Dan orang-orang yang menjauhi taghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang- orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah Ulul Albab.”  Al-Zumar (39): 21 “Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulul Albab.”  Al-Mu’min (40): 53-54 “Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa, dan kami wariskan taurat kepada Bani Israil untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi Bani Ulul Albab.”  Al-Talaq (65):10 “Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya) azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.”
  • 69. 69 a. Inventarisasi pemetaan dan pemilahan problem pengkaderan Latar belakang Kader Motivasi Hasil  Santri NU  Gaul, orang bebas  Ikut-ikutan Teman  Ekonomi Menengah Ke bawah  Abangan  Masyarakat pedalaman (desa)  Masyarakat Tradisionalis  Aktualisasi diri,  Aktif di NU,  Tertarik dengan figur,  Ikut teman  Tertarik dg PMII  Belajar organisasi  Belajar Islam  Pinter  Demo  Banyak pengalaman  Anti Muhammadiyah/ kelompok kanan  Kekuasaan/ politik/ batu loncatan  Mendapatkan sesuatu yang baru  Biasa saja  kurang agresif  Militan  Setengah-Setengah  Tidak aktif lagi di PMII -
  • 70. 70 Keterangan Anatomi Setrategis Kaderisasi Identitas kultural 1. Problem perbedaan latar belakang calon anggota 2. Citra PMII yang tidak agamis 3. Tawaran belajar paket agama 4. Pendekatan santun 5. Merebut mesjid kampus 6. Etos kerja 7. Agama aplikatif 8. Kebanggaan beragama Agama 1. Tawaran apa yang ingin dipelajari oleh anggota berbasis kampus umum (Shalat, mengaji, menjadi Khotib dsb) 2. Kegiatan di daerah 3. Cara pandang a. Kampus Agama : Agama sebagai ilmu b. Kampus Umum : Ritual, spritual 4. Kepentingan : Teosentris, Antroposentris 5. Perlu fase-fase dalam pembelajaran agama, teologi – antriposentri 6. Perlu mentoring untuk membina mereka 7. Formulasi pengkaderan PMII yang beragam atau latar belakang yang anggota beragam Aktualisasi diri 1. Ruang Aktualisasi: Wadah, jaringan. Pelatihan dan gerakan 2. Identifikasi minat dan bakat Akses politik  PMII jadi batu loncatan atau itu adalah dampak = rawan sehingga ada masalah baru  Tidak ada modul bagi politisi  PMII memberi ruang untuk  Isu strategis: ruang aktualisasi politik bagi kader  Contoh ruang : partai di kampus-ruang alternatif, BEM  Diaspora  Politik eksternal : PMII menyiapkan ruang untuk berkompetisi  Matri : Manajemen konflik/manajemen Forum  Apa kepentingan PMII? Politik kampus dengan pembelajaran ketrampilan berpolitik.  Ansos Politik Pribadi Media pembelajaran Politik eksternal Politik Mahasiswa (DPRD, Birokrasi) (BEM, Internal) - Materi : merebut politik kampus - Wacana politik : materi
  • 71. 71 ULUL ALBAB ADALAH KADER PELOPOR  Ulul Albab itulah yang dalam bahasa pergerakan disebut dengan kader pelopor (vanguardist). Kepeloporan dalam pengertian apa? Siapakah sebenarnya kader pelopor tersebut?  Asal usul istilah pelopor berasal dalam khasanah politik. Pertama kali diperkenalkan oleh Lenin di Rusia pada sekitar tahun 1980-an. Istilah itu digunakan untuk menyebut suatu partai pelopor (Vanguard party). Artinya, kepeloporan pada mulanya bermakna politik. Dalam pegnertian ini kepeloporan dimaknai sebagai kepeloporan politik atau propaganda.
  • 72. 72 Referensi Primer 1. Adelman dan C. Morris, Economics Growth and Social Equaity in Developing Countries, Standford, Standford University Press, 1973. 2. Anthony Giddens, Runway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. 3. Adam Smith, The Wealth of Nations, New York: The Modern Library, 1973. 4. Daniel Bell,The Cultural Contradictions of Capitalism, New York: Basic Books, 1976. 5. Francis Fukuyama, The End of History and Last Man, London: Hamish Hamilton, 1992. 6. Fredric Jameson, Postmodernism or The Cultural of The Late Capitalism, London, Verso, 1990. 7. Heru Nugroho, Negara, Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001. 8. Ignas Kleden, Masyarakat dan Negara: Sebuah Persoalan, Magelang, Indonesiatera, 2004. 9. Jamil Salmi, Kekerasan dan Kapitalisme, Pendekatan Baru dalam Melihat HAM, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2003. 10. Jerry Mander, Debi Barker & David Korten, Globalisasi Membantu Kaum Miskin, dalam Globalisasi Kemiskinan & Ketimpangan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003. 11. Jurgen Hebermas, Ilmu dan Tekhnologi Sebagai Ideologi, Jakarta: LP3ES, Tahun 1990. 12. Martin Khoor, Globalisasi Perangkap Negara-negara Selatan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2000. 13. Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar & Pustaka Averroes, 2000. 14. Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia Yang Menakutkan Mesin-mesin Kekarasan dalam Jagat Raya Chaos, Mizan, Bandung, 2001. 15. Kompas, 13 Oktober 2008 16. The Economic Business Week, 2008 17. Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006 18. Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI. 19. Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on Economic Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach), Sekolah Pascasarjana IPB.
  • 73. 73 go on to the next slide Have been presented by: NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA NIM. 08/275928/PSP/3433 Mahasiswa Program Pascasarjana Sosiologi Fisipol UGM E-mail: nuriel.ugm@gmail.com/ skristeva@gmail.com Website pribadi: www.nursayyidsantoso.blogspot.com Website lembaga: www.sosiologidialektis.wordpress.com Cp. (0282) 540 437/ Hp. 085 647 634 312