SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau Spektrofotometri Serapan 
Atom adalah salah satu jenis analisa spektrofometri dimana dasar 
pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom, 
sinar yang tidak diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal listrik yang 
terukur. AAS pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun 
1955. AAS merupakan suatu metode yang populer untuk analisa logam, karena 
disamping sederhana, ia juga sensitif dan selektif. 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada 
makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan dari manusia. Betapa 
tidak setiap manusia lebih dituntut dan diarahkan kearah ilmu pengetahuan 
dan teknologi di segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik 
dengan ilmu mikropun tidak luput dari sosrotan perkebangan IPTEK ini. 
Belakangan ini telah lahir IPTEK-IPTEK yang berpeluang mempermudah dalam 
keperluan analisis kimia. Salah satu bentuk kemajuan IPTEK ini yang biasa 
dikenal sekarang diantaranya alat serapan atom yang kemudian sangat 
mendukung dalam analisis kimia dengan metode Spektroskopis Serapan Atom 
(SSA). 
Para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai suatu pembantu 
dalam mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal 
bertahun-tahun yang lalu. Dewasa ini penggunaan istilah spektrofotometri 
menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistim 
kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula 
pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu gelomabng tertentu. 
Perpanjangan spektrofotometri serapan atom ke unsur-unsur lain semula 
merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Bila disinari 
dengan benar, kadang-kadang dapat terlihat tetes-tetes sample yang belum 
menguap keluar dari puncak nyala, dan gas-gas nyala itu terencerkan oleh 
udara yang menyerobot masuk sebagai akibat tekanan rendah yang diciptakan 
oleh kecepatan tinggi itu, lagi pula sistim optis itu tidak memerikasa seluruh 
nayala melainkan hanya mengurusi suatu daerah dengan jarak tertentu diatas 
titik puncak pembakar.
Selain dengan metode serapan atom unsur-unsur dengan energi eksitasi 
rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi untuk unsur-unsur 
dengan energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotomeetri nyala. 
Untuk analisisi dengan garis spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri 
nyala sangat berguna, sedangkan antara 200-300 nm, metode AAS lebih baik 
dari fotometri nyala. Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih 
disukai dari AAS, karena AAS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow 
cathode). Kemonokromatisan dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu 
perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses eksitasi sehingga 
analisis dalam fotometri nyala dapat berfarisasi hasilnya. Dari segi biaya 
operasi, AAS lebih mahal dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa 
metode fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya. 
1.2 Ruang lingkup 
Spektroskopi serapan atom (AAS) adalah prosedur spectro analytical untuk 
penentuankualitatif dan kuantitatif unsur kimia yang mempekerjakan penyera 
pan radiasi optik(cahaya) oleh gratis atom dalam gas. Dalam analisis kimia tekn 
ik yang digunakan untukmenentukan konsentrasi dari elemen tertentu (analyte 
) dalam sampel untuk dianalisis.AAS dapat digunakan untuk menentukan lebih 
dari 70 elemen yang berbeda dalamlarutan atau langsung di padat sampel. 
1.3 Manfaat Penulisan 
Adapun Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi 
tugas dari guru mata pelajaran, juga bertujuan agar penulis maupun pembaca 
dapat mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana metode ataupun 
prinsip kerja dari Spektroskopi Serapan Atom (SSA) itu sendiri, selain itu agar 
kita dapat melihat sejauh mana efisiensi dari penggunaan metode ini jika 
dilihat dari kelebihan dan kekurangannya dan juga mengetahui cara 
mengoperasikan alat AAS novA 300
BAB II 
TEORI 
2.1 Teori Singkat Spektroskopi Serapan Atom (SSA) 
Sejarah singkat tentang serapan atom pertama kali diamati oleh Frounhofer, 
yang pada saat itu menelaah garis-garis hitam pada spetrum matahari. 
Sedangkan yang mememfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis 
adalah seorang Australia bernama Alan Walsh di tahun 1995. Sebelum ahli 
kimia banyak tergantung pada cara-cara spektrofotometrik atau metode analis 
spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan memakan waktu, kemudian 
segera di gantikan dengan Spektroskopi Serapan Atom atau Atomic Absorption 
Spectroscopy (ASS). Metode ini sangat tepat untuk analisis Zat pada 
konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan di bandingkan 
metode spektroskopi emisi konvensional.Memang selain dengan metode 
serapan atom,unsur-unsur dengan energi eksitasi dapat juga dianalisis dengan 
fotometri nyala,tetapi untuk unsure-unsur dengan energi eksitasi tinggi hanya 
dapat dilakukan dengan fotometri nyala Untuk analisis dengan garis spectrum 
resonansi antara 400-800 nm,fotometri nyala sangat berguna sedangkan 
antara 200-300 nm metode ASS lebih baik daripada fotometri nyala.Untuk 
analisis kualitatif,metode fotometri nyala lebih disukai dari ASS, karena ASS 
memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).kemonokromatisan dalam 
ASS merupakan sarat utama. Dari segi biaya AAS lebih mahal dari fotometri 
nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS 
merupakan komplomenter satu sama lainnya. 
Komponen-komponen lainnya dari sebuah spektrofotometer serapan atom 
adalah konfensional sifatnya. Monokromatornya dapat tak semahal 
monokromator spektrofotometer biasa yang sepadan kualitasnya, karena 
kurang dituntut. Satu-satunya tuntutan adalah bahwa monokromator itu 
melewatkan garis resonan yang dipilih, tanpa dibarengi garis-garis lain dalam 
spektrum sumber cahaya yang timbul dari katode logam atau gas lambannya. 
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap 
cahaya tersebut pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat 
unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm 
sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai 
cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi
energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan 
dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat 
eksitasinya pun bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan nomor atom 11 
mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk elektron 
valensi 3S, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat 
tereksitasi ketingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan 
energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 
589nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang 
menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum, 
yang dikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis 
resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energi 
molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari 
eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya. 
Pengertian Atomic Absorption Spectrometry 
Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk 
penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada 
penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut. 
Sekitar 67 unsur telah dapat ditentukan dengan cara AAS. Banyak penentuan 
unsur-unsur logam yang sebelumnya dilakukan dengan metoda polarografi, 
kemudian dengan metoda spektrofotometri UV-VIS, sekarang banyak diganti 
dengan metoda AAS. 
Prinsip pengukuran dengan metode AAS adalah adanya absorpsi sinar UV atau 
Vis oleh atom-atom logam dalam keadaan dasar yang terdapat dalam “bagian 
pembentuk atom”. Sinar UV atau Vis yang diabsorpsi berasal dari emeisi 
cahaya logam yang terdapat pada sumber energi “HOLLOW CATHODE”. 
Sinar yang berasal dari “HOLLOW CATHODE” diserap oleh atom-atom logam 
yang terdapat dalam nyala api, sehingga konfigurasi atom tersebut menjadi 
keadaan tereksitasi. Apabila electron kembali ke keadaan dasar “GROUND 
STATE” maka akan mengemisikan cahayanya. Besarnya intensitas cahaya yang 
diemisikan sebanding dengan konsentrasi sampel (berupa atom) yang terdapat 
pada nyala api.
Ada lima komponen dasar alat SSA : 
1) SUMBER SINAR, biasanya dalam bentuk “ HOLLOW CATHODE” yang 
mengemisikan spectrum sinar yang akan diserap oleh atom. 
2) Nyala Api, merupakan sel absorpsi yang menghasilkan sampel berupa 
atom-atom 
3) Monokromator, untuk mendispersikan sinar dengan panjang gelombang 
tertentu 
4) Detektor, untuk mengukur intensitas sinar dan memperkuat sinyal 
5) Readout, gambaran yang menunjukan pembacaan setelah diproses oleh 
alat elektronik 
Seperti umumnya pada peralatan spectrometer, analisi kuantitatif suatu 
sampel berdasarkan Hukum Lambert-Beer, yaitu : 
A = ε b C 
Keterangan: – A = absorbansi 
- ε = absorptivitas molar 
- b = lebar sampel yang dilalui sinar 
- C = Konsentrasi zat 
Rumusan hokum Lambert Beer menunjukan bahwa besarnya nilai absorbansi 
berbanding lurus (linear) dengan konsentrasi. Berdasarkan penelitian, 
kelinieran hokum Lamber-Beer umumnya hanya terbatas pada nilai absorban 
0,2 sampai dengan 0,8. 
Hukum Lambert Beer dapat diterapkan pada metode standar biasa dan 
metode standar adisi.
STANDAR BIASA STANDAR ADISI 
1. 1. Pengukuran sampel dan 
standar dilakukan secara terpisah 
1.Pengukuran sampel dan standar 
dilakukan secara bersamaan 
1. 2. Pada kurva kalibrasinya hanya 
ada slop 
2.Pada kurva kalibrasinya selain ada 
slop ada juga intersep 
1. 3. Cara penentuan konsentrasi 
sampel langsung diplotkan ke kurva 
kalibrasi 
3.Cara penentuan konsentrasi sampel 
diplotkan ke kurva kalibrasi secara 
tidak langsung 
1. b. Prinsip Dasar 
Prinsip dasar dari pengukuran secara AAS ini adalah, proses penguraian 
molekul menjadi atom dengan batuan energi dari api atau listrik. Atom yang 
berada dalam keadaan dasar ini bisa menyerap sinar yang dipancarkan oleh 
sumber sinar, pada tahap ini atom akan berada pada keadaan tereksitasi. Sinar 
yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor, 
kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur. Panjang gelombang sinar 
bergantung pada konfigurasi elektron dari atom sedangkan intensitasnya 
bergantung pada jumlah atom dalam keadaan dasar, dengan demikian AAS 
dapat digunakan baik untuk analisa kuantitatif maupun kualitatif. 
Spektrofotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang 
didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang 
berada pada tingkat energi dasar (ground state). 
Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom 
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan 
kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk 
radiasi.
Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti 
energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi 
ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi 
dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. 
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang 
yang karakteristik untuk setiap atom bebas. 
Adanya absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu 
perpindahan electron dalam atom, dari tingkat energi yang satu ke tingkat 
energi yang lain. 
Absorpsi radiasi terjadi apabila ada elektron yang mengabsorpsi energi radiasi 
sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Emisi terjadi apabila 
ada elektron yang berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah sehingga 
terjadi pelepasan energi dalam bentuk radiasi. 
Panjang gelombang dari radiasi yang menyebabkan eksitasi ke tingkat eksitasi 
tingkat-1 disebut panjang gelombang radiasi resonansi. Radiasi ini berasal dari 
unsur logam/metalloid. 
Radiasi resonansi dari unsur X hanya dapat diabsorpsi oleh atom X, sebaliknya 
atom X tidak dapat mengabsorpsi radiasi resonansi unsur Y. Tak ada satupun 
unsur dalam susunan berkala yang radiasi resonansinya menyamai unsur lain. 
Hal inilah yang menyebabkan metode AAS sangat spesifik dan hampir bebas 
gangguan karena frekuensi radiasi yang diserap adalah karakteristik untuk 
setiap unsur. Gangguan hanya akan terjadi apabila panjang radiasi resonansi 
dari dua unsur yang sangat berdekatan satu sama lain. 
c. Jenis dan tipe AAS 
Ada tiga cara atomisasi (pembentukan atom) dalam AAS : 
1. Atomisasi dengan nyala 
Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada 
suhu ± 1700 ºC atau lebih. Sampel yang berbentuk cairan akan dilakukan 
atomisasi dengan cara memasukan cairan tersebut ke dalam nyala campuran
gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsure 
berbeda. Beberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas 
yang berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan 
memberikan sensitivitas yang berbeda pula. 
Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala: 
• Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi unsur 
yang akan dianalisa 
• Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan. 
• Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan 
• Gas cukup murni dan bersih (UHP) 
Campuran gas yang paling umum digunakan adalah Udara : C2H2 (suhu nyala 
1900 – 2000 ºC), N2O : C2H2 (suhu nyala 2700 – 3000 ºC), Udara : propana 
(suhu nyala 1700 – 1900 ºC). Banyaknya atom dalam nyala tergantung pada 
suhu nyala. Suhu nyala tergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan. 
Hal-hal yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala : 
1. Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan cukup 
stabil. Dianjurkan dalam larutan dengan keasaman yang rendah untuk 
mencegah korosi. 
2. Atomisasi dilakukan dengan nyala dari campuran gas yang sesuai dengan 
unsur yang dianalisa. 
3. Persyaratan bila menggunakan pelarut organik : 
• Tidak mudah meledak bila kena panas
• Mempunyai berat jenis > 0,7 g/mL 
• Mempunyai titik didih > 100 ºC 
• Mempunyai titik nyala yang tinggi 
• Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon 
Pembuatan atom bebas dengan menggunakan nyala (Flame AAS) 
Contoh: Suatu larutan MX, setelah dinebulisasi ke dalam spray chamber 
sehingga terbentuk aerosol kemudian dibawa ke dalam nyala oleh campuran 
gas oksidan dan bahan bakar akan mengalami proses atomisasi 
2. Atomisasi tanpa nyala 
Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang 
karbon (CRA – Carbon Rod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube 
Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda. 
Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga 
batang atau tabung menjadi panas (suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang 
dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga 3000 ºC. pemanasan 
larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu : 
• Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut 
• Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi 
dekomposisi dan penguapan senyawa organik yang ada dalam sampel sehingga 
diperoleh garam atau oksida logam 
• Pengatoman (atomization)
3. Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida 
Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, 
Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 800 ºC 
sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa hibrida berbentuk 
gas atau yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh 
SnCl2 atau NaBH4, contohnya merkuri (Hg). 
Bagian-Bagian Spectrometry AAS dan fungsinya 
a. Sumber radiasi resonansi 
Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda berongga 
(Hollow Cathode Lamp) atau Electrodeless Discharge Tube (EDT). Elektroda 
lampu katoda berongga biasanya terdiri dari wolfram dan katoda berongga 
dilapisi dengan unsur murni atau campuran dari unsur murni yang 
dikehendaki. 
Tanung lampu dan jendela (window) terbuat dari silika atau kuarsa, diisi 
dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi. Gas pengisi yang 
biasanya digunakan ialah Ne, Ar atau He. 
Pemancaran radiasi resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi tegangan, 
arus listrik yang terjadi menimbulkan ionisasi gas-gas pengisi. Ion-ion gas yang 
bermuatan positif ini menembaki atom-atom yang terdapat pada katoda yang 
menyebabkan tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi 
ini bersifat tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan 
energy eksitasinya dalam bentuk radiasi. Radiasi ini yang dilewatkan melalui 
atom yang berada dalam nyala. 
b. Atomizer 
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber dan burner 
(sistem pembakar)
• Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol (butir-butir 
kabut dengan ukuran partikel 15 – 20 μm) dengan cara menarik larutan melalui 
kapiler (akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gas bahan bakar dan 
oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-partikel kabut yang halus 
kemudian bersama-sama aliran campuran gas bahan bakar, masuk ke dalam 
nyala, sedangkan titik kabut yang besar dialirkan melalui saluran pembuangan. 
• Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antara 
gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung contoh sebelum 
memasuki burner. 
• Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahan 
kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal dalam 
nyala. 
c. Monokromator 
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi atom di 
dalam nyala, energy radiasi ini sebagian diserap dan sebagian lagi diteruskan. 
Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari radiasi lainnya. Pemilihan atau 
pemisahan radiasi tersebut dilakukan oleh monokromator. 
Monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi resonansi yang telah 
mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-radiasi lainnya. Radiasi lainnya 
berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda berongga atau 
logam pengotor dalam lampu katoda berongga. Monokromator terdiri atas 
sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi. 
d. Detektor 
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan 
mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik. 
e. Rekorder 
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat 
menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
f. Lampu Katoda 
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki 
masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap 
unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti 
lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu 
katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu : 
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur 
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam 
sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal. 
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan 
untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan 
ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling 
menonjol dari ke-empat besi lainnya. 
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi 
sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip 
ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar 
dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat 
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar. 
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka 
lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada 
tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup 
kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian 
dicatat. 
g. Tabung Gas 
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas 
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000K, dan ada juga 
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan 
kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk 
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di
dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur 
tekanan yang berada di dalam tabung. 
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu 
dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, 
untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan 
bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa 
dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas 
regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, 
maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, 
jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran 
gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam 
tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan 
mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan. 
h. Ducting 
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa 
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap 
bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak 
berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada 
AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi yang dihasilkan tidak 
berbahaya. 
Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara 
horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada 
serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena 
bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka 
dapat menyebabkan ducting tersumbat. 
Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, 
karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting 
berfungsi untuk menghisap hasil pembakaran yang terjadi pada AAS, dan 
mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting 
i. Kompresor 
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat ini 
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, 
pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur
tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, 
spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan 
dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang 
kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara 
yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor 
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. 
Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, 
merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan posisi tertutup. Uap air 
yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai 
sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan 
bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah 
dan uap air akan terserap ke lap. 
j. Burner 
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner 
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar 
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan 
merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, 
dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api. 
Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator 
dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini 
merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai 
pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot 
larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada 
bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang 
yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan 
diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih 
dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di 
dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. 
Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api 
yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang 
diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. 
Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling 
panas. 
k. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. 
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar 
sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena 
bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada 
saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. 
Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi 
dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa 
alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang 
berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut 
juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila 
buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi 
disisakan sedikit, agar tidak kering. 
STANDAR OPERASIONAL PROCEDURE AAS novA 300 
Prosedur 
1. Buka katup / gas regulator yang digunakan 
2. air compressor katup (terletak di bawah) dan kompresor tutup di atasnya 
3. instrumen di atasnya (ada sebuah tombol di sebelah kanan alat warna hijau) 
4. Tunggu sampai layar "novA AAS 300" muncul. 
5. Klik "HCl TURRED", tempat kedudukan panah pada posisi lampu (jika Anda in 
ginmengganti lampu pilih "Perubahan" dan pilih unsur-unsur 
yang akan diuji) dankemudian klik OK - OK untuk mulai menu 
6. Klik "metode pengembangan" klik OK 
7. Klik "SPECTROPHOTOMETER","OPTICAL PARAMETER" pastikan yang dianalisi 
s dalam keadaan aktif, klik "Energi" atau"GAJN" dan pastikan energi di 
sekitar 60-80 ok 
8 kemudian. Klik "Kalibrasi", "Kalibrasistandar" klik "Kondisi" pemberitahuan " 
NO.OFF SATNDARD"Sesuaikan jumlah standardianalisis. Klik "Tabel", "Jelas tab 
el", klik "CAL-STANO". 
1. Klik "Mengubah" Pilih"konsentrasi" jika sudah ada sejumlah, "Hapu 
s", dan menggantinya dengan nomorbaru. "ENTER", hal yang sama dilakukan u 
ntuk standar lainnya. 
9 klik OK. Klik"Sampel" pilih baris memungkinkan diisi mengganti data sampel 
dengan mengklik"Mengubah" Masukkan nama sampel Anda klik OK kemudian 
OK again. 
10. Blower dipada it 
11. Klik "Api", klik pada "Menguji air" pemberitahuan harus aerosolized bentuk 
(hanya muncul ketika sebuah tool baru dioperasikan) TEST END.
12. Untuk menyalakankompor, klik "EGNITE api", tunggu sampai nyala 
api burner muncul, klik OK. 
13."Kalibrasi" dan "Standar kalibrasi", "Tabel", pilih "Mulai ABS /", klik OK. 
14. Ikuti petunjuk pada layar. Klik OK. 
"SELALU INGAT AQUADEST AKAN MENGGANTIKAN SELURUH SOLUSI" 
15. Klik "Sampel", pilih nama sampel yang Anda ingin mengukur, pilih "Garis" d 
an"Contoh menjalankan" klik OK sampai instruksi monitor. Ikuti petunjuk untu 
kmenyelesaikan. 
16. klik OK, kemudian klik OK lagi sampai start menu 
17. Klik "Api" dan "EXTINGUISH", klik OK 
18. ketika selesai klik "EXIT", kemudian instrumen telah dimatikan dengan 
menekan alatyang tepat. 
D. Keunggulan/ Kelebihan AAS 
Keuntungan metoda AAS adalah: 
• Spesifik 
• Batas (limit) deteksi rendah 
• Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur 
• Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi 
contoh sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali bila ada zat pengganggu) 
• Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh. 
• Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga 
persen)
E. Kelemahan Metode AAS 
Analisis menggunakan AAS ini terdapat kelemahan, karena terdapat beberapa 
sumber kesalahan, diantaranya: Sumber kesalahan pengukuran yang dapat 
terjadi pada pengukuran menggunakan SSA dapat diprediksikan sebagai 
berikut : 
1. Kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti : 
- Proses destruksi yang kurang sempurna 
- Tingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama 
Kesalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan matriks sampel dan 
matriks standar 
Aliran sampel pada burner tidak sama kecepatannya atau ada penyumbatan 
pada jalannya aliran sampel. 
1. Gangguan kimia berupa : 
- Disosiasi tidak sempurna 
- Ionisasi 
- Terbentuknya senyawa refraktori 
F. Penerapan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Dalam Analisis Kimia 
Untuk metode serapan atom telah diterapkan pada penetapan sekitar 60 
unsur, dan teknik ini merupakan alat utama dalam pengkajian yang meliputi 
logam runutan dalam lingkungan dan dalam sampel biologis. Sering kali teknik 
ini juga berguna dalam kasus-kasus dimana logam itu berada pada kadar yang 
cukup didalam sampel itu, tetapi hanya tersediasedia sedikit sampel dalam 
analisis, kadang-kadang demikianlah kasus dengan metaloprotein misalnya. 
Laporan pertama mengenai peranan biologis yang penting untuk nikel 
didasarkan pada penetapan dengan serapan atom bahwa enzim urease, 
sekurang-kurangnya dari organisme pada dua ion nikel per molekul protein. 
Sering kali tahap pertama dalam analisis sampel-sampel biologis 
adalah mengabukan untuk merusak bahan organik. Pengabuan basa dengan
asam nitrat dan perklorat sering kali lebih disukai daripada pengabuan kering 
mengingat susut karena menguap dari unsur-unsur runutan tertentu 
(pengabuan kering semata-mata adalah pemasangan sampel dalam satu tanur 
untuk mengoksidasi bahan organik). Kemudian serapan atom dilakukan 
terhadap larytan pengabuan basa atau terhadap larutan yang dibuat dari 
residu pengabuan kering. 
Segi utama serapan atom tentu saja adalah kepekaan. Dalam satu segi, 
serapan atom menyolok sekali bebasnya dari gangguan. Perangkat tingkat-tingkat 
energi elektronik untuk sebuah atom adalah unit untuk unsur itu. Ini 
berarti bahwa tidak ada dua unsur yang memperagakan garis-garis spektral 
yang eksak sama panjang gelombangnya. Sering kali terdapat garis-garis untuk 
satu unsur yang sangat dekat pada beberapa garis unsur yang lain, namun 
biasanya untuk menemukan suatu garis resonansi untuk suatu unsur tertentu, 
jika tak terdapat gangguan spektral oleh unsur lain dalam sampel. 
Gangguan utama dalam serapan atom adalah efek matriks yang 
mempengaruhi proses pengatoman. Baik jauhnya disosiasi menjadi atom-atom 
pada suatu temperatur tertentu maupun laju proses bergantung sekali pada 
komposisi keseluruhan dari sampel. Misalnya jika suatu larutan kalsium klorida 
dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl2 padat akan berdisosiasi 
menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah daripada paertikel kalsium 
fosfat, Ca3 (PO4)2. 
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang dieksistensikan dengan makin 
banyaknya publikasi penelitian dalam bidang spektroskopi serapan atom, 
tampak bahwa tekhnik spektroskopi serapan atom masih dalam taraf 
penyempurnaan 
G. Gangguan-Gangguan Dalam Metode AAS 
 Gangguan kimia 
Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia 
dengan anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga 
tidak semua analit dapat teratomisasi. Untuk mengatasi gangguan ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi, 
2) penambahan zat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion 
pengganggu dari ikatannya dengan analit. Zat kimia lain yang ditambahkan 
disebut zat pembebas (Releasing Agent) atau zat pelindung (Protective Agent). 
 Gangguan Matrik 
Gangguan ini terjadi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam, atau 
bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut zat standar, atau bila 
suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda. Gangguan ini dalam 
analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam 
analisis kuantitatif. Untuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif 
dapat digunakan cara analisis penambahan satandar (Standar Adisi). 
 Gangguan Ionisasi 
Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga mampu 
melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk ion positif. 
Pembentukan ion ini mengurangi jumlah atom netral, sehingga isyarat absorpsi 
akan berkurang juga. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan 
penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih 
elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na. 
Penambahan ini dapat mencapai 100-2000 ppm. 
 Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) 
Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) merupakan istilah yang digunakan 
untuk menunjukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala 
api, absorpsi molekular, dan penghamburan cahaya.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Dari pejelasan-penjelasan terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 
 Spektroskopi serapan atom didasarkan pada besarnya energi yang 
diserap oleh atom-atom netral dalam keadaan gas. 
 Agar intensitas awal sinar (Po) dan sinar yang diteruskan (P) dapat 
diukur, maka energi sinar pengeksitasi harus sesuai dengan energi 
eksitasi atom penyerap dan energi penyerap ini diperoleh melalui sinar 
lampu katoda berongga. 
 SSA memiliki keakuratan yang tinggi pada analisis kualitatif. 
 AAS novA 300 mempunyai banyak kelebihan dibandingkan AAS jenis 
lainnya 
3.2 Saran 
Pada kesempatan kali ini penulis menyarankan kepada semua pihak yang 
merasa memiliki andil dalam pengembangan pendidikan agar supaya hal-hal 
pendukung yang berbau teknologi untuk kemudahan pengembangan 
pendidikan dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan 
mutu pendidikan nasional kita. Selain itu hendaknya semua pihak hendaknya 
lebih ditingkatkan lagi rasa kepedulian terhadap teknologi sains agar kedepan 
kita dapat mewujudkan masyarakat yang berjiwa teknologi. 
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada 
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang 
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang 
tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skooget al., 2000). Metode 
ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini 
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode spektroskopi 
emisi konvensional. Memang selain dengan metode serapan atom, unsur-unsurdengan 
energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri
nyala,akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan 
energy eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada 
panjang gelombang 400-800 nm, sedangkan AAS memiliki range ukur optimum 
pada panjang gelombang 200-300 nm (Skoog et al., 2000).Untuk analisis 
kualitatif,metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS 
memerlukanlampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan 
dalam AASmerupakan syarat utama. Suatu perubahan temperature nyala 
akanmengganggu proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala 
berfilter.Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS 
merupakankomplementer satu sama lainnya. 
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atommenyerap 
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung padasifat 
unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5nm 
sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini 
mempunyaicukup energiuntukmengubah tingkat energy elektronik suatu 
atom. Denganabsorpsi energy, berarti memperoleh lebih banyak energy, suatu 
atom padakeadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. 
Tingkat-tingkateksitasinya pun bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan 
noor atom 11mempunyai konfigurasi electron 1s1 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar 
untuk electronvalensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energy. Elektronini 
dapattereksitasi ketingkat 3p dengan energy 2,2 eV ataupun ketingkat 4p 
denganenergy 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang 
sebesar 589nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang 
ini yangmenghasilkan garis spectrum yang tajam dan dengan intensitas 
maksimum,yangdikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan 
garisresonansi dapat berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari 
eksitasitingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya.Apabila cahaya 
dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatusel yang 
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagiancahaya 
tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurusdengan 
banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel. Hubungan 
antaraabsorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:1.
DAFTAR PUSTAKA 
http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/makalah-atomic-absorption-spectroscopy-aas/ 
http://organiksmakma3b03.blogspot.com/2013/10/bhsinggris-sop-aas.html

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Aas
AasAas
Aas
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Ir dan ftir
Ir dan ftirIr dan ftir
Ir dan ftir
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Hplc ppt
Hplc pptHplc ppt
Hplc ppt
 
Sektrofotometri uv vis - sample
Sektrofotometri uv vis - sampleSektrofotometri uv vis - sample
Sektrofotometri uv vis - sample
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 

Similar to Makalah aas nov a 300

Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxSpektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxrahmat267549
 
Materi 7. AAS AES.ppt
Materi 7. AAS AES.pptMateri 7. AAS AES.ppt
Materi 7. AAS AES.pptSanjayaBarata
 
Ppt spektrofotometri serapan atom
Ppt spektrofotometri serapan atomPpt spektrofotometri serapan atom
Ppt spektrofotometri serapan atomRATNA S
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1mila_indriani
 
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfSinta Lestari
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptDewiLidiawati1
 
Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa jimmy taopan
 
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdfdedenindradinata
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfDimasAjidinata
 
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptanditia3
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visSpektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visNanaMisrochah1
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentFadilah Nur
 

Similar to Makalah aas nov a 300 (20)

Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxSpektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
 
Materi 7. AAS AES.ppt
Materi 7. AAS AES.pptMateri 7. AAS AES.ppt
Materi 7. AAS AES.ppt
 
Ppt spektrofotometri serapan atom
Ppt spektrofotometri serapan atomPpt spektrofotometri serapan atom
Ppt spektrofotometri serapan atom
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
9.AAS 2021.ppt
9.AAS 2021.ppt9.AAS 2021.ppt
9.AAS 2021.ppt
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
 
Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa Paper instrumen ssa
Paper instrumen ssa
 
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.pptkel-07-spektrometrimolekular.ppt
kel-07-spektrometrimolekular.ppt
 
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf
11_Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).pdf
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdf
 
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv visSpektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
Spektrofotometri uv vis : konsep dasar spetroskopi uv vis
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
Final acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometriFinal acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometri
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Makalah aas nov a 300

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau Spektrofotometri Serapan Atom adalah salah satu jenis analisa spektrofometri dimana dasar pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom, sinar yang tidak diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal listrik yang terukur. AAS pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun 1955. AAS merupakan suatu metode yang populer untuk analisa logam, karena disamping sederhana, ia juga sensitif dan selektif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan dari manusia. Betapa tidak setiap manusia lebih dituntut dan diarahkan kearah ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu mikropun tidak luput dari sosrotan perkebangan IPTEK ini. Belakangan ini telah lahir IPTEK-IPTEK yang berpeluang mempermudah dalam keperluan analisis kimia. Salah satu bentuk kemajuan IPTEK ini yang biasa dikenal sekarang diantaranya alat serapan atom yang kemudian sangat mendukung dalam analisis kimia dengan metode Spektroskopis Serapan Atom (SSA). Para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal bertahun-tahun yang lalu. Dewasa ini penggunaan istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistim kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu gelomabng tertentu. Perpanjangan spektrofotometri serapan atom ke unsur-unsur lain semula merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Bila disinari dengan benar, kadang-kadang dapat terlihat tetes-tetes sample yang belum menguap keluar dari puncak nyala, dan gas-gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai akibat tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu, lagi pula sistim optis itu tidak memerikasa seluruh nayala melainkan hanya mengurusi suatu daerah dengan jarak tertentu diatas titik puncak pembakar.
  • 2. Selain dengan metode serapan atom unsur-unsur dengan energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi untuk unsur-unsur dengan energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotomeetri nyala. Untuk analisisi dengan garis spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat berguna, sedangkan antara 200-300 nm, metode AAS lebih baik dari fotometri nyala. Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dalam fotometri nyala dapat berfarisasi hasilnya. Dari segi biaya operasi, AAS lebih mahal dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya. 1.2 Ruang lingkup Spektroskopi serapan atom (AAS) adalah prosedur spectro analytical untuk penentuankualitatif dan kuantitatif unsur kimia yang mempekerjakan penyera pan radiasi optik(cahaya) oleh gratis atom dalam gas. Dalam analisis kimia tekn ik yang digunakan untukmenentukan konsentrasi dari elemen tertentu (analyte ) dalam sampel untuk dianalisis.AAS dapat digunakan untuk menentukan lebih dari 70 elemen yang berbeda dalamlarutan atau langsung di padat sampel. 1.3 Manfaat Penulisan Adapun Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi tugas dari guru mata pelajaran, juga bertujuan agar penulis maupun pembaca dapat mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana metode ataupun prinsip kerja dari Spektroskopi Serapan Atom (SSA) itu sendiri, selain itu agar kita dapat melihat sejauh mana efisiensi dari penggunaan metode ini jika dilihat dari kelebihan dan kekurangannya dan juga mengetahui cara mengoperasikan alat AAS novA 300
  • 3. BAB II TEORI 2.1 Teori Singkat Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Sejarah singkat tentang serapan atom pertama kali diamati oleh Frounhofer, yang pada saat itu menelaah garis-garis hitam pada spetrum matahari. Sedangkan yang mememfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia bernama Alan Walsh di tahun 1995. Sebelum ahli kimia banyak tergantung pada cara-cara spektrofotometrik atau metode analis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan memakan waktu, kemudian segera di gantikan dengan Spektroskopi Serapan Atom atau Atomic Absorption Spectroscopy (ASS). Metode ini sangat tepat untuk analisis Zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan di bandingkan metode spektroskopi emisi konvensional.Memang selain dengan metode serapan atom,unsur-unsur dengan energi eksitasi dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala,tetapi untuk unsure-unsur dengan energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala Untuk analisis dengan garis spectrum resonansi antara 400-800 nm,fotometri nyala sangat berguna sedangkan antara 200-300 nm metode ASS lebih baik daripada fotometri nyala.Untuk analisis kualitatif,metode fotometri nyala lebih disukai dari ASS, karena ASS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).kemonokromatisan dalam ASS merupakan sarat utama. Dari segi biaya AAS lebih mahal dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakan komplomenter satu sama lainnya. Komponen-komponen lainnya dari sebuah spektrofotometer serapan atom adalah konfensional sifatnya. Monokromatornya dapat tak semahal monokromator spektrofotometer biasa yang sepadan kualitasnya, karena kurang dituntut. Satu-satunya tuntutan adalah bahwa monokromator itu melewatkan garis resonan yang dipilih, tanpa dibarengi garis-garis lain dalam spektrum sumber cahaya yang timbul dari katode logam atau gas lambannya. Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi
  • 4. energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk elektron valensi 3S, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum, yang dikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya. Pengertian Atomic Absorption Spectrometry Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut. Sekitar 67 unsur telah dapat ditentukan dengan cara AAS. Banyak penentuan unsur-unsur logam yang sebelumnya dilakukan dengan metoda polarografi, kemudian dengan metoda spektrofotometri UV-VIS, sekarang banyak diganti dengan metoda AAS. Prinsip pengukuran dengan metode AAS adalah adanya absorpsi sinar UV atau Vis oleh atom-atom logam dalam keadaan dasar yang terdapat dalam “bagian pembentuk atom”. Sinar UV atau Vis yang diabsorpsi berasal dari emeisi cahaya logam yang terdapat pada sumber energi “HOLLOW CATHODE”. Sinar yang berasal dari “HOLLOW CATHODE” diserap oleh atom-atom logam yang terdapat dalam nyala api, sehingga konfigurasi atom tersebut menjadi keadaan tereksitasi. Apabila electron kembali ke keadaan dasar “GROUND STATE” maka akan mengemisikan cahayanya. Besarnya intensitas cahaya yang diemisikan sebanding dengan konsentrasi sampel (berupa atom) yang terdapat pada nyala api.
  • 5. Ada lima komponen dasar alat SSA : 1) SUMBER SINAR, biasanya dalam bentuk “ HOLLOW CATHODE” yang mengemisikan spectrum sinar yang akan diserap oleh atom. 2) Nyala Api, merupakan sel absorpsi yang menghasilkan sampel berupa atom-atom 3) Monokromator, untuk mendispersikan sinar dengan panjang gelombang tertentu 4) Detektor, untuk mengukur intensitas sinar dan memperkuat sinyal 5) Readout, gambaran yang menunjukan pembacaan setelah diproses oleh alat elektronik Seperti umumnya pada peralatan spectrometer, analisi kuantitatif suatu sampel berdasarkan Hukum Lambert-Beer, yaitu : A = ε b C Keterangan: – A = absorbansi - ε = absorptivitas molar - b = lebar sampel yang dilalui sinar - C = Konsentrasi zat Rumusan hokum Lambert Beer menunjukan bahwa besarnya nilai absorbansi berbanding lurus (linear) dengan konsentrasi. Berdasarkan penelitian, kelinieran hokum Lamber-Beer umumnya hanya terbatas pada nilai absorban 0,2 sampai dengan 0,8. Hukum Lambert Beer dapat diterapkan pada metode standar biasa dan metode standar adisi.
  • 6. STANDAR BIASA STANDAR ADISI 1. 1. Pengukuran sampel dan standar dilakukan secara terpisah 1.Pengukuran sampel dan standar dilakukan secara bersamaan 1. 2. Pada kurva kalibrasinya hanya ada slop 2.Pada kurva kalibrasinya selain ada slop ada juga intersep 1. 3. Cara penentuan konsentrasi sampel langsung diplotkan ke kurva kalibrasi 3.Cara penentuan konsentrasi sampel diplotkan ke kurva kalibrasi secara tidak langsung 1. b. Prinsip Dasar Prinsip dasar dari pengukuran secara AAS ini adalah, proses penguraian molekul menjadi atom dengan batuan energi dari api atau listrik. Atom yang berada dalam keadaan dasar ini bisa menyerap sinar yang dipancarkan oleh sumber sinar, pada tahap ini atom akan berada pada keadaan tereksitasi. Sinar yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor, kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur. Panjang gelombang sinar bergantung pada konfigurasi elektron dari atom sedangkan intensitasnya bergantung pada jumlah atom dalam keadaan dasar, dengan demikian AAS dapat digunakan baik untuk analisa kuantitatif maupun kualitatif. Spektrofotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi.
  • 7. Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas. Adanya absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu perpindahan electron dalam atom, dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lain. Absorpsi radiasi terjadi apabila ada elektron yang mengabsorpsi energi radiasi sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Emisi terjadi apabila ada elektron yang berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah sehingga terjadi pelepasan energi dalam bentuk radiasi. Panjang gelombang dari radiasi yang menyebabkan eksitasi ke tingkat eksitasi tingkat-1 disebut panjang gelombang radiasi resonansi. Radiasi ini berasal dari unsur logam/metalloid. Radiasi resonansi dari unsur X hanya dapat diabsorpsi oleh atom X, sebaliknya atom X tidak dapat mengabsorpsi radiasi resonansi unsur Y. Tak ada satupun unsur dalam susunan berkala yang radiasi resonansinya menyamai unsur lain. Hal inilah yang menyebabkan metode AAS sangat spesifik dan hampir bebas gangguan karena frekuensi radiasi yang diserap adalah karakteristik untuk setiap unsur. Gangguan hanya akan terjadi apabila panjang radiasi resonansi dari dua unsur yang sangat berdekatan satu sama lain. c. Jenis dan tipe AAS Ada tiga cara atomisasi (pembentukan atom) dalam AAS : 1. Atomisasi dengan nyala Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada suhu ± 1700 ºC atau lebih. Sampel yang berbentuk cairan akan dilakukan atomisasi dengan cara memasukan cairan tersebut ke dalam nyala campuran
  • 8. gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsure berbeda. Beberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan memberikan sensitivitas yang berbeda pula. Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala: • Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi unsur yang akan dianalisa • Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan. • Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan • Gas cukup murni dan bersih (UHP) Campuran gas yang paling umum digunakan adalah Udara : C2H2 (suhu nyala 1900 – 2000 ºC), N2O : C2H2 (suhu nyala 2700 – 3000 ºC), Udara : propana (suhu nyala 1700 – 1900 ºC). Banyaknya atom dalam nyala tergantung pada suhu nyala. Suhu nyala tergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala : 1. Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan cukup stabil. Dianjurkan dalam larutan dengan keasaman yang rendah untuk mencegah korosi. 2. Atomisasi dilakukan dengan nyala dari campuran gas yang sesuai dengan unsur yang dianalisa. 3. Persyaratan bila menggunakan pelarut organik : • Tidak mudah meledak bila kena panas
  • 9. • Mempunyai berat jenis > 0,7 g/mL • Mempunyai titik didih > 100 ºC • Mempunyai titik nyala yang tinggi • Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon Pembuatan atom bebas dengan menggunakan nyala (Flame AAS) Contoh: Suatu larutan MX, setelah dinebulisasi ke dalam spray chamber sehingga terbentuk aerosol kemudian dibawa ke dalam nyala oleh campuran gas oksidan dan bahan bakar akan mengalami proses atomisasi 2. Atomisasi tanpa nyala Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (CRA – Carbon Rod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda. Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga batang atau tabung menjadi panas (suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga 3000 ºC. pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu : • Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut • Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi dekomposisi dan penguapan senyawa organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam • Pengatoman (atomization)
  • 10. 3. Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 800 ºC sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl2 atau NaBH4, contohnya merkuri (Hg). Bagian-Bagian Spectrometry AAS dan fungsinya a. Sumber radiasi resonansi Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp) atau Electrodeless Discharge Tube (EDT). Elektroda lampu katoda berongga biasanya terdiri dari wolfram dan katoda berongga dilapisi dengan unsur murni atau campuran dari unsur murni yang dikehendaki. Tanung lampu dan jendela (window) terbuat dari silika atau kuarsa, diisi dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi. Gas pengisi yang biasanya digunakan ialah Ne, Ar atau He. Pemancaran radiasi resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi tegangan, arus listrik yang terjadi menimbulkan ionisasi gas-gas pengisi. Ion-ion gas yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom yang terdapat pada katoda yang menyebabkan tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan energy eksitasinya dalam bentuk radiasi. Radiasi ini yang dilewatkan melalui atom yang berada dalam nyala. b. Atomizer Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber dan burner (sistem pembakar)
  • 11. • Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol (butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15 – 20 μm) dengan cara menarik larutan melalui kapiler (akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gas bahan bakar dan oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama aliran campuran gas bahan bakar, masuk ke dalam nyala, sedangkan titik kabut yang besar dialirkan melalui saluran pembuangan. • Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung contoh sebelum memasuki burner. • Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahan kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal dalam nyala. c. Monokromator Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi atom di dalam nyala, energy radiasi ini sebagian diserap dan sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari radiasi lainnya. Pemilihan atau pemisahan radiasi tersebut dilakukan oleh monokromator. Monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-radiasi lainnya. Radiasi lainnya berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda berongga atau logam pengotor dalam lampu katoda berongga. Monokromator terdiri atas sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi. d. Detektor Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik. e. Rekorder Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
  • 12. f. Lampu Katoda Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu : Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal. Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat. g. Tabung Gas Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di
  • 13. dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan. h. Ducting Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakaran yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting i. Kompresor Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur
  • 14. tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah dan uap air akan terserap ke lap. j. Burner Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas. k. Buangan pada AAS
  • 15. Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering. STANDAR OPERASIONAL PROCEDURE AAS novA 300 Prosedur 1. Buka katup / gas regulator yang digunakan 2. air compressor katup (terletak di bawah) dan kompresor tutup di atasnya 3. instrumen di atasnya (ada sebuah tombol di sebelah kanan alat warna hijau) 4. Tunggu sampai layar "novA AAS 300" muncul. 5. Klik "HCl TURRED", tempat kedudukan panah pada posisi lampu (jika Anda in ginmengganti lampu pilih "Perubahan" dan pilih unsur-unsur yang akan diuji) dankemudian klik OK - OK untuk mulai menu 6. Klik "metode pengembangan" klik OK 7. Klik "SPECTROPHOTOMETER","OPTICAL PARAMETER" pastikan yang dianalisi s dalam keadaan aktif, klik "Energi" atau"GAJN" dan pastikan energi di sekitar 60-80 ok 8 kemudian. Klik "Kalibrasi", "Kalibrasistandar" klik "Kondisi" pemberitahuan " NO.OFF SATNDARD"Sesuaikan jumlah standardianalisis. Klik "Tabel", "Jelas tab el", klik "CAL-STANO". 1. Klik "Mengubah" Pilih"konsentrasi" jika sudah ada sejumlah, "Hapu s", dan menggantinya dengan nomorbaru. "ENTER", hal yang sama dilakukan u ntuk standar lainnya. 9 klik OK. Klik"Sampel" pilih baris memungkinkan diisi mengganti data sampel dengan mengklik"Mengubah" Masukkan nama sampel Anda klik OK kemudian OK again. 10. Blower dipada it 11. Klik "Api", klik pada "Menguji air" pemberitahuan harus aerosolized bentuk (hanya muncul ketika sebuah tool baru dioperasikan) TEST END.
  • 16. 12. Untuk menyalakankompor, klik "EGNITE api", tunggu sampai nyala api burner muncul, klik OK. 13."Kalibrasi" dan "Standar kalibrasi", "Tabel", pilih "Mulai ABS /", klik OK. 14. Ikuti petunjuk pada layar. Klik OK. "SELALU INGAT AQUADEST AKAN MENGGANTIKAN SELURUH SOLUSI" 15. Klik "Sampel", pilih nama sampel yang Anda ingin mengukur, pilih "Garis" d an"Contoh menjalankan" klik OK sampai instruksi monitor. Ikuti petunjuk untu kmenyelesaikan. 16. klik OK, kemudian klik OK lagi sampai start menu 17. Klik "Api" dan "EXTINGUISH", klik OK 18. ketika selesai klik "EXIT", kemudian instrumen telah dimatikan dengan menekan alatyang tepat. D. Keunggulan/ Kelebihan AAS Keuntungan metoda AAS adalah: • Spesifik • Batas (limit) deteksi rendah • Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur • Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali bila ada zat pengganggu) • Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh. • Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga persen)
  • 17. E. Kelemahan Metode AAS Analisis menggunakan AAS ini terdapat kelemahan, karena terdapat beberapa sumber kesalahan, diantaranya: Sumber kesalahan pengukuran yang dapat terjadi pada pengukuran menggunakan SSA dapat diprediksikan sebagai berikut : 1. Kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti : - Proses destruksi yang kurang sempurna - Tingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama Kesalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan matriks sampel dan matriks standar Aliran sampel pada burner tidak sama kecepatannya atau ada penyumbatan pada jalannya aliran sampel. 1. Gangguan kimia berupa : - Disosiasi tidak sempurna - Ionisasi - Terbentuknya senyawa refraktori F. Penerapan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Dalam Analisis Kimia Untuk metode serapan atom telah diterapkan pada penetapan sekitar 60 unsur, dan teknik ini merupakan alat utama dalam pengkajian yang meliputi logam runutan dalam lingkungan dan dalam sampel biologis. Sering kali teknik ini juga berguna dalam kasus-kasus dimana logam itu berada pada kadar yang cukup didalam sampel itu, tetapi hanya tersediasedia sedikit sampel dalam analisis, kadang-kadang demikianlah kasus dengan metaloprotein misalnya. Laporan pertama mengenai peranan biologis yang penting untuk nikel didasarkan pada penetapan dengan serapan atom bahwa enzim urease, sekurang-kurangnya dari organisme pada dua ion nikel per molekul protein. Sering kali tahap pertama dalam analisis sampel-sampel biologis adalah mengabukan untuk merusak bahan organik. Pengabuan basa dengan
  • 18. asam nitrat dan perklorat sering kali lebih disukai daripada pengabuan kering mengingat susut karena menguap dari unsur-unsur runutan tertentu (pengabuan kering semata-mata adalah pemasangan sampel dalam satu tanur untuk mengoksidasi bahan organik). Kemudian serapan atom dilakukan terhadap larytan pengabuan basa atau terhadap larutan yang dibuat dari residu pengabuan kering. Segi utama serapan atom tentu saja adalah kepekaan. Dalam satu segi, serapan atom menyolok sekali bebasnya dari gangguan. Perangkat tingkat-tingkat energi elektronik untuk sebuah atom adalah unit untuk unsur itu. Ini berarti bahwa tidak ada dua unsur yang memperagakan garis-garis spektral yang eksak sama panjang gelombangnya. Sering kali terdapat garis-garis untuk satu unsur yang sangat dekat pada beberapa garis unsur yang lain, namun biasanya untuk menemukan suatu garis resonansi untuk suatu unsur tertentu, jika tak terdapat gangguan spektral oleh unsur lain dalam sampel. Gangguan utama dalam serapan atom adalah efek matriks yang mempengaruhi proses pengatoman. Baik jauhnya disosiasi menjadi atom-atom pada suatu temperatur tertentu maupun laju proses bergantung sekali pada komposisi keseluruhan dari sampel. Misalnya jika suatu larutan kalsium klorida dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl2 padat akan berdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah daripada paertikel kalsium fosfat, Ca3 (PO4)2. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang dieksistensikan dengan makin banyaknya publikasi penelitian dalam bidang spektroskopi serapan atom, tampak bahwa tekhnik spektroskopi serapan atom masih dalam taraf penyempurnaan G. Gangguan-Gangguan Dalam Metode AAS  Gangguan kimia Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia dengan anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga tidak semua analit dapat teratomisasi. Untuk mengatasi gangguan ini dapat
  • 19. dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi, 2) penambahan zat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion pengganggu dari ikatannya dengan analit. Zat kimia lain yang ditambahkan disebut zat pembebas (Releasing Agent) atau zat pelindung (Protective Agent).  Gangguan Matrik Gangguan ini terjadi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut zat standar, atau bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda. Gangguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif. Untuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif dapat digunakan cara analisis penambahan satandar (Standar Adisi).  Gangguan Ionisasi Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga mampu melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk ion positif. Pembentukan ion ini mengurangi jumlah atom netral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang juga. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na. Penambahan ini dapat mencapai 100-2000 ppm.  Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api, absorpsi molekular, dan penghamburan cahaya.
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pejelasan-penjelasan terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :  Spektroskopi serapan atom didasarkan pada besarnya energi yang diserap oleh atom-atom netral dalam keadaan gas.  Agar intensitas awal sinar (Po) dan sinar yang diteruskan (P) dapat diukur, maka energi sinar pengeksitasi harus sesuai dengan energi eksitasi atom penyerap dan energi penyerap ini diperoleh melalui sinar lampu katoda berongga.  SSA memiliki keakuratan yang tinggi pada analisis kualitatif.  AAS novA 300 mempunyai banyak kelebihan dibandingkan AAS jenis lainnya 3.2 Saran Pada kesempatan kali ini penulis menyarankan kepada semua pihak yang merasa memiliki andil dalam pengembangan pendidikan agar supaya hal-hal pendukung yang berbau teknologi untuk kemudahan pengembangan pendidikan dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional kita. Selain itu hendaknya semua pihak hendaknya lebih ditingkatkan lagi rasa kepedulian terhadap teknologi sains agar kedepan kita dapat mewujudkan masyarakat yang berjiwa teknologi. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skooget al., 2000). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi konvensional. Memang selain dengan metode serapan atom, unsur-unsurdengan energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri
  • 21. nyala,akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan energy eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 400-800 nm, sedangkan AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-300 nm (Skoog et al., 2000).Untuk analisis kualitatif,metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS memerlukanlampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan dalam AASmerupakan syarat utama. Suatu perubahan temperature nyala akanmengganggu proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala berfilter.Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakankomplementer satu sama lainnya. Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atommenyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung padasifat unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyaicukup energiuntukmengubah tingkat energy elektronik suatu atom. Denganabsorpsi energy, berarti memperoleh lebih banyak energy, suatu atom padakeadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkateksitasinya pun bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan noor atom 11mempunyai konfigurasi electron 1s1 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk electronvalensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energy. Elektronini dapattereksitasi ketingkat 3p dengan energy 2,2 eV ataupun ketingkat 4p denganenergy 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yangmenghasilkan garis spectrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum,yangdikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan garisresonansi dapat berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasitingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya.Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatusel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagiancahaya tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurusdengan banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel. Hubungan antaraabsorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:1.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/makalah-atomic-absorption-spectroscopy-aas/ http://organiksmakma3b03.blogspot.com/2013/10/bhsinggris-sop-aas.html