"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
Teknik Budidaya Ikan Bawal
1. PENDAHULUHAN
Ikan bawal berasal dari Amerika Selatan. Ikan bawal
merupakan salah satu jenis ikan air tawar tersebar dari
golongan ikan neotropik. Pertumbuhan ikan bawal relatif
lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis ikan air tawar
lain.
Budidaya ikan bawal tidak sulit. Ikan ini dapat
dibudidayakan di kolam tertutup atau tergenang dan kolam air
deras dan dipelihara dalam jala (jaring) apung yang dibangun
di pinggir waduk atau danau dan perairan umum.
Pemijahan ikan bawal di kolam hanya dapat dilakukan
dengan cara hypofisasi atau rangsangan hormon (induce
spawing) menggunakan ekstraks kelenjar hypopisa, ovaprim.
Selanjutnya, induk yang telah dirangsang dipijahan secara
alami ataupun dilakukan striping atau ovulasi buatan.
DESKRIPSI IKAN BAWAL
Sistematika ikan bawal menurut Bryner adalah sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma macropomum
Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangankan
bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian
bawah sirip ekor berwarna merah, bagian tepi sirip perut, sirip
anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah.
Dibandingkan dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil
dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agaksedikit ke
atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti
cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memeliki gigi seri
yang tajam.
Ikan bawal telah berkembang dan menyebar dari kawasan
Amerika selatan sampai Asia Tenggara. Ikan bawal termasuk
jenis ikan tawar yang mudah beradaptasi dengna perubahan
lingkungan. Ikan bawal mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan perairan tenang ataupun mengalir. Ikian bawal
juga mudah dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir
deras.
Ikan bawal merupakan jenis ikan pemakan segala
(omnivora). Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada
masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis
hewan yang paling disukai adalah Crustasea, Cladoceta,
Copepoda, dan Ostracoda. Meskipun ikan bawal tergolong
ikan omnivora, dalam pemeliharaannya dapat diberi pakan
tambahan berupa pellet, ikan-ikan kecil, dan daging keong
mas.
Bawal biasanya memijah pada awal dan selama musim
hujan. Di Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan
Juni dan Juli. Sedangkan di Indonesia kematangan gonad
bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April.
BUDIDAYA IKAN BAWAL
Pembenihan Ikan Bawal
1. Seleksi Induk
Postur tubuh induk betina melebar dan pendek, warna
kulit lebih gelap. Abdomen dan bibir urogenital berwarna
merah atau kemerah-merahan. Perut lembek dan dan
lubang kelamin agak membuka. Sedangkan postur tubuh
induk jantan relatif lebih langsing, panjang, dan
operkkulumnya agak kasar.
2. Pemijahan Induk
Pemijahan ikan bawal diawali dengna ovulasi telur induk
betina dan sperma induk jantan. Menjelang ovulasi, induk
jantan biasanya mengejar dan berenang membuntuti dan
menghimpit induk betina. Pemijahan ikan bawal terjadi
pada musim penghujan.
3. Penetasan telur dan Perawatan Larva
Telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam dengan
persentase 80 %.Perawatan larva di akuarium atau di
kolam selama 14 hari. Dalam kurun waktu tersebut, benih
yang dihasilkan sudah mencapai 1/2 – 3/4 inci.
4. Pendederan
Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan benih
hingga mencapai ukuran 4 inci (25 gram) yang siap dijual
sebagai ikan hias atau dipelihara di kolam pembesaran.
Pembesaran Ikan Bawal
Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan secara
kovensional dikolam besar (luas )tanpa dilakukan pengelolaan
pakan dan pembesaran secara intensif yang terkontrol dan di
kelolah secara baik.
Pengelolaan pakan secara efisien dapat di kalkulasikan
berdasarkan nilai food corversy ration (FCR), yaitu
perdandingan jumlah pakan yang diberikan dan berat ikan
(daging) yang dipanen (dihasilkan). Nilai FCR untuk
pembesaran ikan adalah 1- 1,2 Artinya, jumlah (berat) pakan
yang diberikan hampir sebanding berat ikan yang dihasilkan.
Ikan bawal yang dipelihara kolam bersifat garang,
cenderung ganas (buas), dan suka menyerang ikan-ikan lain ,
terutama ikan-ikan yang lemah dan berukuran kecil oleh
karena itu,pembesaran ikan bawal di lakukan secara
monokultul dikolam tertutup atau kolam tenang tanpa
penggantian air atau kolam air mengalir, termasuk air deras
dan jala apung yang di pasang di pinggir waduk (danau).
PENYAKIT UMUM YANG MENYERANG
Tabel 1. Penyakit yang seringMenyerang di Lokasi Pembenihan
PENYAKIT GEJALA
PENGOBATAN
KIMIAWI
PENGOBATAN
TRADISIONAL
1. Parasit
Penyakit Bintik
Putih / White
Spot disebabkan
oleh protozoa
IchthyphItirius
multifiliis
Malas berenang,
sering mengapung
di permukaan air,
terlihat bintik putih
di bagian sirip,
tutup insang,
permukaan tubuh,
dan ekor.
Direndam formalin
400 ppm dan
malachyt green 0,1
ppm selama 1 jam
Direndam dalam
air mengalir pelan
Direndam dengan
daun miana 7-10
lembar yang
direbus dengan 3
gelas air selama 3 x
sehari.
2. Parasit
Disebabkan oleh
parasit
Trichodinaspp
Benih lemah dan
kurus, kelihatan
gatal dan sering
menggosok pada
benda lain
Direndam formalin
dengan dosis 200
ppm selama 30
menit
Direndam
malachyt green
dengan dosis 0,1
ppm selama 24 jam
Direndam dengan
daun miana 7-10
lembar yang
direbus dengan 3
gelas air selama 3 x
sehari.
2. Tabel 2. Penyakit yang sering menyerang
PENYAKIT GEJALA
PENGOBATAN
KIMIAWI
PENGOBATAN
TRADISIONAL
1.Parasit
Disebabkan
oleh cacing
Dactylogyrus sp
dan parasit
Gyrodactylus sp
Kulit kusam , sirip
rontok, ikan
mengosokan tubuh
pada benda padat
(substrat),
operkulum
merenggang
Direndam formalin
dengan dosis 200
ppm selama 30
menit
Direndam
Direndam dalam air
mengalir pelan
Direndam dengan
daun miana 10-15
lembar yang
direbus dengan 5
gelas air selama 3 x
sehari.
2. Parasit
Disebabkan
oleh parasit
Trichodina spp
Benih lemah dan
kurus, kelihatan
gatal dan sering
menggosok pada
benda lain
Direndam formalin
dengan dosis 200
ppm selama 30
menit
Direndam malachyt
green dengan dosis
0,1 ppm selama 24
jam
Direndam dengan
daun miana 10-15
lembar yang
direbus dengan 5
gelas air selama 3 x
sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Abaas Siregar Djarijah. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Anonim, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Arie Usni. 2000. Budidaya Bawal Air Tawal. PT Penebar
Swadaya, Jakarta.
http://tipspetani.blogspot.com/2011/11/budidaya-ikan-
bawal-air-tawar.html
Suryati dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan
Bawal Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor.
Wijayakusumah, H. dkk, TANAMAN BERKHASIAT OBAT DI
INDONESIA. Penerbit Pustaka Kartini.
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL (KJF)
PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Medan MerdekaTimur No. 16, Jakarta Pusat
Gedung Mina Bahari III Lantai 6
Telp (021) 3513255, Fax (021) 3513328
FOLDER
PENYULUHAN PERIKANAN
NO. 040/FPP/2014
TEKNIK BUDIDAYA IKAN BAWAL
(Colossoma macropomum)
PENYUSUN: FAHRUR RAZI, S.ST
PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM KP
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN