Dokumen tersebut membahas latar belakang dan tujuan dari kegiatan magang untuk mahasiswa calon guru. Magang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik mengajar di sekolah dan mengembangkan kompetensi kependidikan mahasiswa sebelum menjadi guru. Magang dilaksanakan secara berjenjang untuk melatih keterampilan mengajar dan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan Magang
Sesuai amanat konstitusi (UUD 1945), bahwa setiap warga negara Indonesia
harus memeroleh pendidikan yang baik, dalam rangka untuk mewujudkan
kecerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perwujudan amanat konstitusi
menjadi tugas utama guru. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di
Indonesia ditugaskan untuk menyiapkan calon guru.
Sejak tahun 2000, perguruan tinggi menerapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kemudian diikuti dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang
pendidikan tinggi sebagai perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT), tetapi basisnya masih tetap kompetensi.
Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) dan kurikulum pendidikan tinggi salah
satu elemennya adalah Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) yang diberikan
kepada mahasiswa hanya pada saat semester VII.
Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Tinggi, kompetensi belajar yang
dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi yang dinyatakan dengan capaian
pembelajaran (learning outcome) harus sesuai dengan tuntutan kompetensi kerja.
Kompetensi kerja tersebut dirumuskan dalam Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menetapkan 9 level kompetensi.
Penetapan kompetensi kerja tersebut dalam Permendikbud No.73 Tahun 2013
tentang penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi. Kompetensi belajar di LPTK
2. 2
harus sesuai dengan 9 level di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). Kurikulum Perguruan Tinggi yang berbasis Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI), Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) berada pada
level 9 setelah mahasiswa menyelesaikan KKLP, Penelitian dan Ujian Akhir.
Sedangkan pendidikan akademik untuk calon guru harus memberikan pengalaman
sedikit mungkin melalui magang di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang.
Magang merupakan salah satu kegiatan akademik yang tercantum dalam
kurikulum semua program studi di lingkungan STKIP Muhammadiyah Bone.
Magang merupakan kegiatan yang dapat menjadi pengalaman awal dan dapat
membangun jati diri dan kompetensi akademik calon guru. Magang merupakan
upaya pengenalan secara dini mahasiswa kepada sekolah yang dilaksanakan
secara berjenjang (magang 1, 2 dan 3). Magang dilaksanakan di sekolah mitra dan
mahasiswa didampingi oleh Dosen Pendamping magang dan Guru Pembimbing
magang.
Peserta magang dalam Penerapan magang 3 akan memegang tanggung
jawab guru yang menjadi pamongnya. Peserta Magang akan terjun langsung untuk
melaksanakan pembelajaran layaknya seorang guru di lapangan.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam Penerapan magang 3, tidak hanya
mampu untuk menyampaikan materi namun penguasaan terhadap model
pembelajaran, metode, strategi, teknik bahkan media pembelajaran, karena media
pembelajaran merupakan sarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran agar
pembelajaran berjalan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Meski peranan guru dalam pembelajaran pada dasarnya merupakan
fasilitator. Penyediakan pembelajaran yang sesuai bagi peserta belajar atau siswa,
3. 3
guru perlu memahami hubungan di antara fungsi media pembelajaran dengan teori
pembelajaran (Woeryantari, 2015:252).
B. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Magang
Magang merupakan observasi dan penting dilaksanakan karena akan menggali
pengalaman dan pengetahuan baru bagi mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bone
dan tentunya dapat mengembangkan pengetahuan mahasiswa dalam metode
pembelajaran sebelum dihadapkan ke siswa.
Sebagai institusi yang berlabel pendidikan dan lulusannya adalah guru.
Mengenal benar pembelajaran sangat penting untuk ditanamkan sejak mahasiswa
berada di institusi pendidikan, karena dalam penyampaian pembelajaran bukanlah
hal yang mudah, banyak hal yang perlu dikuasai dan dipahami.
Riyana & Susilana (2007) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memeroleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk
belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai
pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar. Sebab sesuatu dikatakan belajar
jika memenuhi beberapa ciri berikut: (1) belajar sifatnya disadari, hal ini siswa
merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi
untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam
belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul
disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal
4. 4
ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instan, namun bertahap
(squensia) (Habidin, Purnama & Kristianto, 2015:1).
Martinis & Yamin (2013) mengemukakan bahwa metode pembelajaran
merupakan bagian dari strategi instruksional, metode instruksional berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi
latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode
instruksional sesuai digunakan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu,
sehingga di dalam dunia pendidikan perlu adanya kejelasan dalam tujuan, karena
mencakup masa depan siswa Lamajau (2015:202).
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama yang memungkinkan suatu
negara mengalami kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPT), dan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan biaya besar
(Nugroho, 69:2011). Pendidikan dalam suatu negara sangatlah penting sehingga
menjadi perhatian besar bagi suatu negara untuk menciptakan pendidikan tinggi
akan manusia-manusia yang berkualitas, sehingga penting adanya kegiatan
observasi untuk menggali lebih dalam mengenai dunia pendidikan.
Secara umum program magang bertujuan untuk membangun jati diri pendidik,
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi,
memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan
perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang
keahlian pendidikan. Magang merupakan kegiatan akademis dan praktis yang
lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah.
Secara khusus program magang 3 bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam
menerapakan pembelajaran secara langsung, antara lain:
5. 5
1. Pengamatan langsung kultur sekolah;
2. Pengamatan untuk membangun kompetensi dasar pedagogik, kepribadian,
dan sosial;
3. Pengamatan untuk memperkuat pemahaman siswa;
4. Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas;
5. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran.
Adapun manfaat magang yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh
di bangku perkuliahan;
2. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia pendidikan;
3. Menjalin silaturahmi antara mahasiswa, guru dan siswa.