Manusia diciptakan oleh Allah sebagai laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa-Nya. Manusia memiliki tubuh, jiwa, dan roh yang sempurna dan diciptakan untuk menguasai bumi atas nama Allah serta merefleksikan sifat-sifat Ilahi seperti ketunggalan dan kejamakan.
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Manusia Gambar Allah
1. 1
Nama : Adrian Dunggun
Nim : 20188601
Tugas Dokmatika : tentang Manusia
Nats: Kejadian 1:27 “ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka”
Manusia itu adalah laki-laki dan perempuan. Kesejajaran keduanya ditunjukan dalam
penciptaan pada waktunya. Manusia itu diciptakan menurut gambar (Ibrani=zelem) dan rupa
(Ibrani=demut) Allah. Kata zelem artinya patung yang dipahat untuk melukiskan seseorang
dengan demikian manusia adalah bayangan dari Allah, sedangkan kata demut berarti perwujudan
atau penampakan dari Allah yang tidak tampak. Jadi muatan kata bahwa manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah merarti manusia itu perwujudan dari penciptanya.
Kata zelem lebih jarang muncul dari pada demut karena kata zelem muncul 17 kali ini
juga sulit ditafsirkan. Karena dari ke 17 ini 10 kali merujuk pada berbagai gambar secara fisik
yang berhubungan dengan penyembahan berhala, misalnya gambar borok dan tikus (1 Sam. 6:5),
patung lelaki 9Yeh 16:17), berhala (Bil. 33:52), 2 kali merujuk pada keadaan manusia yang
digambarkan seperti bayangan (Mzm. 39:7;73:20), 5 kali muncul di Kitab Kejadian dalam
konteks penciptaan manusia (1:26,27; 5:3;9:6). Dari penjelasan ini zelem bisa merujuk pada
peniruan secara fisik (bentuk/gambar/patung/tertentu) maupun sesuatu yang tidak riil
(ketidakadaan, ketidakstabilan). Diantara dua makna ini, kita tidak bisa menentukan makna mana
yang dimaksut dalam kitab Kejadian.
Kata demut di sisi lain, memiliki arti yang lebih jelas, kata yang muncul 26 kali ini dapat
menunjuk pada sebuah sketsa/model 92 Raj. 16:10), gambar/pahatan (2 Taw. 4:3), sesuatu yang
menyerupai yang lain (Mzm. 58:5; Yes. 13:4; Dan. 10:16) berhala (Yes. 40:48). Kata ini berkali-
kali muncul dalam penglihatan Yeheskial (1:5;10,13,16,22,26,28;10:1,10,21,22). Dari permuncul
ini yang terlihat bahwa Yehezkial tidak perna mengatakan bahwa ia melihat Allah secara
langsung, tetapi hanya sekedar keserupaan dengan Allah atau hal lain yang berkaitan dengan
Allah.
2. 2
Ayat ini memberitahukan bahwa manusia itu benar-benar ciptaan Allah atau dengan kata
lain bahwa Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa manusia diciptakan oleh Allah, dan manusia
ini adalah karya tangan Allah sebab semua ciptaan yang lain Allah berfirman akan tetapi
manusia, Allah menenunnya satu per satu sel yang ada didalam tubuh manusia ini dengan penuh
ketelitian dan rancangan yang luar biasa dari Tuhan mengapa demikian? Kita bisa mempelajari
tubuh kita ini bahwa ada sel dan kromozon yang ada didalam kita ini dan itu membuktikan
bahwa Tuhan kita itu luar biasa karena Ia memenun dengan kesempurnaan secara fisik dan
secara kasat mata itu adalah hal istimewa. Dan itu pun telah dijelaskan oleh Alkitab bahwa ini
adalah ciptaan yang sangat istimewa.
Dalam ayat diatas menyatakan bahwa diciptakan dalam bahasa Ibraninya ialah bara
dengan mempunyai arti bertumbuh, akan tetapi didalam ayat 25 kata yang dipakai adalah asah
yang mengandung arti berubah rupa atau menjadi yang lain yang berkenaan dengan binatang liar
dan jinak. Perkataan asah berarti membuat dengan memakai bahan-bahan sperti membuat meja
dari kayu, dan kalau kita lihat bahwa manusia diciptakan dari debuh tanah dan tulang rusuk,
yang berarti bahwa manusia ini diciptakan atau asah dari yang sudah ada dan digunakan untuk
yang ada lagi atau sudah ada dikembangkan menjadi yang lain.
Sedangkan bara berarti menjdikan dengan tidak memakai apa-apa atau itu secara luar
biasa dilakukan oleh kuasa yang dimiliki oleh Allah sendiri. Jadi Alkitab tidak mengungkapkan
alasan apapun sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia
adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab menerangkan bahwa
Allah menciptakan manusia secara langsung (Kej. 1:27;5:1-2) cara Tuhan menjadikan manusia
diterangkan dalam kejadian 2:7 dan 2:21-22.
Hasil penciptaan manusia ada tiga yaitu secara jasmani manusia itu elok rupanya (Mzm.
139.14). secara jiwa, pemikirannya tidak dihalangi, manusia telah mengetahui banyak hal karena
akal budinya, karena pemikiran yang tidak dihalangi manusia dapat menamai semua jenis
binatang, dan hal itu menandahkan bahwa Adam pandai dan pengetahuannya luas, secara rohani
manusia memiliki kesadaran yang tidak dihalangi oleh dosa memiliki kesadaran akan hal-hal
rohani dan memiliki persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi.
Secara jasmani jiwa dan rohani manusia itu sempurna, manusia yang diciptakan itu
sungguh amat baik (Kej. 1:31). Karena segala bangsa didunia ini berasal dari satu keturunan
3. 3
(Kis. 17:26), kita yang percaya pada Yesus Kristus wajib memberitakan Injil kepada semua
saudara kita. Pekerjaan pengembaran Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan
manusia. Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27; 1 Kor. 11:7). Dlam dua hal, manusia dijadikan menurut gambar
dan rupa Allah, yaitu dalam kesucian dan sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian, itu berarti
bahwa manusia dijadikan denga pengetahuan tentang baik dan jahat; manusia dijadikan suci dan
tidak berdosa ( Pkh. 7:29; Ef 4:24: Kol 3:10).
“ Adam dijadikan dengan tabiat yang suci, yaitu dengan kerinduan Allah. Namun, semua
orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan kerinduan, untuk mendekatkan diri dengan
Allah”. Sebagai suatu pribadi, itu berarti manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah juga adalah
satu pribadi, dan memiliki pengetahuan tentang dirinya sendiri serta memiliki kehendak sendiri.
Manusia memiliki pengetahuan, perasaan, dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian,
manusia memiliki hati nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan mana yang jaha.
Akan tetapi bisikan hati nurani bukan suatu ukuran dan patokan yang sempurna sebab hati nurani
mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu, kita perlu membaca Firman Tuhan supaya
hati nurani kita sesuaikan dengan Firman Tuhan.
“ Pengkauan akan kuasa yang lebih tingga daripada seseorang dalam artian apa pun
bukanlah merendahkan; melainkan itu dimuliakan. Jika kita mau menyadari bahwa kita telah
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, kita tidak mungkin menemukan Dia, sulit didekatin
pengetahuan ini, itu hanya diperoleh melalui ima, akan mendatangkan batin dan kedamaian yang
mendalam”.
Menurut keserupaan kita
“ Allah sendiri perna seperti kita adanya sekarang, dan adalah Orang yang dipermuliakan,
dan duduk di takhta di surga sana! Itulah rahasia besar-Nya. Jika tabir dikoyakan pada hari ini
dan jika kita melihat Dia hari ini, kita akan melihat-Nya seperti seorang maunia dalam bentuk
seperti kita sendiri dalam segala pribadi,rupa, dan bentuk sebagai seorang manusia”.
Manusia adalah Anak Allah, yang dibentuk menurut gambar Ilahi dan diberkahi dengan
sifat-sifat Ilahi, dan bahkan sebagai putra bayi dari ayah dan ibu fana mampu pada waktunya
4. 4
menjadi seorang pria, demikian juga keturunan yang belum berkembang dari orang tua selestial
mampu, oleh pengalaman melalui usia dan keabadian,berkembang menjadi Allah”.
Kekuasaan
“Bumi dan segala sesuatu yang ada didalamnya seharusnya digunakan secara
bertanggung jawab untuk menyongsong keluarga manusia.Akan tetapi, semua adalah penjaga
bukan pemilik terhadap bumi ini dan kelimpahannyaserta akan bertanggung jawab dihadapan
Allah untuk apa yang mereka lakukan terhadap ciptaan-ciptaan-Nya”.
Berkuasa (rada). Kata ini muncul 25 kali dalam PL. sebagian besar dari permunculan ini
melibatkan relasi antara manusia, misalnya tuan atau hamba upahannya ( Im. 25:43;46,53),
pejabat tertentu atas bawahannya (Raj. 5:16;9:23), raja atas jajahannya (Mzm. 72:8;110:2), suatu
bangsa atas bangsa lain (Im. 26:17; Bil. 24:19;Neh.928;Mzm.62:28;Yes. 14:2,6;Yeh. 29:15).
Kata ini juga pera dipakai untuk gembala yang mengawasi dombanya (Yeh. 34:4). Dari semua
penggunaan kata rada ini dapat disimpulkan bahwa kata ini bisa menyiratkan unsur kekerasan,
namun nuansa ini bukan makna yan dominan. Imamat 25 memperingatkan para tuan untuk tidak
menguasai budak mereka dengan kekerasan. Kekuasaan salomo di 1Raja-raja 4:24
mengindikasikan suasana pemeritahan yang penuh damai. Raja yang berkuasa Mazmur 72 juga
merupakan pelindung bagi orang miskin terpingirkan.
Laki-laki dan perempuan
Semua pria dan wanita adalah dalam keserupaan dengan bapa dan ibu universal dan
secara harafiah adalah para putra dan putri Allah”. Jenis kelami merupakan mutlak dari identitas
dan tujuan pra dunia, kehidupan fana, dan kekal setiap orang.” Ada beberapa poin untuk
manusia yaitu: Pertama, manusia adalah wakil Allah untuk menguasai bumi, penciptaan
manusia sebagai sebagai gambar dan rupa Allah di Kejadian 1:26 dihubungkan dengan manusia
ciptaan lain. Berdasarkan struktur kalimat Ibrani yang dipakai, kaata sambung wE yang
menghubungkan frase “marilah kita menjadikan” dengan “merekaa berkuasa” bisa dipahami
sebagai dan mayoritas versi atau supaya. Pilihan maupun dipilih, konsep manusia gambar da
rupa Allah tetap melibatkan unsur penguasaan bumi. Konsep inilah yang ada dalam pemilikiran
pemasmur (Mzm 8) ketika ia mensyukuri kehormatan dan kemuliaan manusia dalam kaitan
dengan otoritas atas alam yang diberikan oleh Allah (8:6-7).
5. 5
Konsep diatas memiliki kesamaan dengan sekaligus kontras terhadap mitologi kuno.
Menurut budaya dan keagamaan kafir waktu itu, raja atau penguasa dianggap sebagai wakil
dewa yang menjabatani antara dewa dan mayarakat. Kesejahtraan suatu negara atau masyarakat
sangat ditentukan oleh bagaimana raja tersebut menyenangkan hati dewa. Perbedaan antara
konsep mitologi kuno dan Alkitab terletak pada cakupan gambar dan rupa Allah. Kejadian 1:26-
28 mengajarkan bahwa semua orang tidak terbatas pada kaum bangsawan atau raja adalah
gambaran dan rupa Allah. Ajaran ini merupakan kritikan terhadap sisten sosial kuno waktu itu.
Konsep ini harusnya membebaskan manusia dari perbudakan kelas sosial yang sangat menekan
yang dilakukan oleh pihak penguasa.
Kedua, manusia adalah reflesi Allah dalam hal ketunggalan dan kejamakan. Sebagaimana
sudah sempat disinggung dibagian sebelumnya, ide tentang kesatuan dalam kejamakan ada
dalam diri Allah (1:26-27) maupun manusia (1:27;2:18,24). Dalam taraf tertentu Allah adalah
jamak (marilah kita gambarkan dan rupa Kita), tetapi juga tunggal (gambar-Nya). Begitu pula
dengan manusia yang memiliki aspek ketunggalan (manusia itu… diciptakan-Nya dia) dan
kejamakan (diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan). Di satu sisi Adam dan Hawa
adalah satu (sama-sama manusia 1:27 dan satu daging 2:24), namun di sisi lain mereka terpisah
dari sisi jenis kelamin. Ini pula yang menjadi alasan mengapa perbedaan jenis kelamin manusia
diutarakan secara eksplisit (1:27) sedangankan binatang tidak ( 1:24-25). Perbedaan jenis
kelamin ini sekaligus menjadi penjelasaan bagi keserupaan manusia dengan Allah dalam aspek
fisik juga, seperti yang telah disinggung di depan. Maksutnya, perbedaan fisik di Adam dan
Hawa (1:27) serta kesatuan hakekat mereka (1:24) merupakan refleksi sempurna dari kejamakan
dan ketunggalan diri Allah. Sebagaimana dalam diri Allah terdapat ketunggalan (dalam hakekat)
dan kejamakan (dalam hal pribadi), demikian pula dalam diri manusia terdapat ketunggalan
(hakekat) dan kejamakan jenis kelamin yang berbeda dan dua individu yang berbeda). Ketiga,
manusia adalah gambaran Allah. Konsep ini didasarkan pada Kejadian 5:1-3. Dalam teks ini
dikatakan bahwa Allah menciptakan Adam menurut rupa-Nya. Selanjutnya Adam
memperanakkan Set rupa dan gambaranya. Walaupun Set tetap gambar Allah namun dalam
konteks perkembangbiakan manusia. Dari teks ini dapat disimpulkan bahwa konsep “gambar dan
rupa” memang melibatkan aspek gambaran.