PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Tugas Agama Islam Ku
1. 1. Setiap orang memiliki potensi keagamaan/fitrah yang mendorong dirinya
untuk mempercayai adanya Tuhan. Apakah orang yang telah mempercayai
adanya Tuhan harus beragama?
Jawab:
Orang yang mempercayai adanya Tuhan harus beragama, karena jika kita percaya
adanya Tuhan, tetapi tidak beragama, itu sama saja dengan tidak mempercayai
adanya Tuhan. Kemudian, agama itu diturunkan langsung oleh Tuhan yang
mengatur sisi kehidupan manusia yang harus dilaksanakan perintah-perintah-
Nya serta menjauhi segala larangan-larangan- Nya, karena Islam adalah Agama
yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan, meliputi hubungan
manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam Islam
yang menyelamatkan manusia adalah Iman dan amal perbuatan. Iman meliputi
Iman Kepada Allah, Malaikat, Nabi dan Rasul, kitab-kitab, dan Iman kepada
Qada’ dan Qadar. Sedangkan Amal meliputi Ibadah kepada Allah seperti Sholat,
Puasa dan Zakat.
Sebelumnya pastinya kita pernah mendengar atau membaca tentang kisah Nabi
Ibrahim a.s, yang mana pada zaman Nabi Ibrahim berkembang suatu kepercayaan
yang bernama Politheisme yaitu kepercayaan menyembah lebih dari satu Tuhan.
Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang,
bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, astronomi
merupakan bidang yang sangat penting. Sewaktu kecil lagi nabi Ibrahim a.s.
sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia coba mencari
kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu.
Dalam Al-Quran Surah Al-Anaam (ayat 76-78) menceritakan tentang
pencariannya dengan kebenaran. Pada waktu malam yang gelap, beliau melihat
sebuah bintang (bersinar-sinar), lalu ia berkata: "Inikah Tuhanku?" Kemudian
apabila bintang itu terbenam, ia berkata pula: "Aku tidak suka kepada yang
terbenam hilang". Kemudian apabila dilihatnya bulan terbit (menyinarkan
cahayanya), dia berkata: "Inikah Tuhanku?" Maka setelah bulan itu terbenam,
berkatalah dia: "Demi sesungguhnya, jika aku tidak diberikan petunjuk oleh
Tuhanku, nescaya menjadilah aku dari kaum yang sesat". Kemudian apabila dia
melihat matahari sedang terbit (menyinarkan cahayanya), berkatalah dia: "Inikah
Tuhanku? Ini lebih besar". Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: "Wahai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan
(Allah dengannya)". Inilah daya logik yang dianugerah kepada beliau dalam
menolak agama penyembahan langit yang dipercayai kaumnya serta menerima
tuhan yang sebenarnya.
Pada saat itu Nabi Ibrahim meyakini Allah dengan logikanya yang luar biasa
,Subhanallah. Dengan kata lain pada saat itu Nabi Ibrahim belum beragama tapi
dia meyakini ada suatu zat yang MAHA SEGALA-GALANYA didunia ini yang
mengatur seluruh jagat raya ini. Untuk itu Allah menurunkan agama seperti
yahudi , Kristen dan Islam agar umat manusia bisa menjalankan kehidupan
dengan tatanan yang benar dan teratur. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid
2. (keyakinan) adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling
besar, dan merupakan salah satu syarat merupakan syarat diterimanya amal
perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasululah.
2. John Locke menyebutkan bahwa manusia itu lahir dalam keadaan kosong,
seperi kertas kosong (Tabularasa), bagaimana pendapat saudara tentang teori
tersebut jika dihubungkan dengan konsep fitrah?
Jawab:
Pendapat John Locke bisa diterima, hanya saja John Locke mengungkapkannya
dalam versi lain. Dan menurut saya, teori tersebut berhubungan dengan konsep
fitrah, hal ini terjadi, karena semenjak awal pertama kita lahir di dunia, Allah
memberi kita dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Lalu, Allah memberi kita
panca indra, dan potensi-potensi yg kita miliki itu, dengan mensyaratkan, agar
manusia beribadah kepada Allah semata.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Yg artinya:
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua ibu-bapaknyalah
yang akan menjadi-kannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang
Majusi”.
Maksudnya: Setiap bayi lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu Islam. Maka
dari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengatakan menjadikannya
sebagai muslim. Maka, memeluk agama selain Islam dianggap sebagai tindakan
keluar dari dasar dan pondasi aslinya karena disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal. Kedua orang tua kadang dapat menjadikan penyebab keluarnya sang
anak dari fitrah aslinya menjadi seorang penganut agama Yahudi atau Nasrani
atau Majusi atau agama lainnya yang bertentangan dengan fitrah aslinya.
Kemudian, sesungguhnya akal sehat selalu mendukung fitrah yang masih suci.
Akal sehat menunjukkan dengan sebesar-besarnya dalil kepada keimanan kepada
Allah. Maka siapa saja yang memperhatikan jagad raya ini dan merenungkan
berbagai keajaiban berbagai makhluk yang ada di dalamnya, berupa bumi (tanah),
langit, gunung-gunung, lautan, manusia, tanaman, benda-benda mati dan lain-lain
sebagainya, niscaya ia mengetahui bahwa alam-raya ini mempunyai Pencipta,
yaitu Allah subhanahu wata'aala.
Manusia diciptakan dalam sebaik-baik bentuk, baik lahir maupun batin, sehingga
saat itu manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna, bahkan lebih
sempurna ketimbang malaikat. Namun di antara sekian banyak manusia sebagai
makhluk terbaik itu, ternyata ada yang disiapkan untuk isi neraka jahanam.
Mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai perasaan, pendengaran dan
penglihatan namun tidak dipergunakan untuk mengabdi kepada Sang Penciptanya,
bahkan hanya digunakan untuk memperturutkan kehendak hawa nafsu belaka.
3. Mereka itulah orang-orang yang lalai dan lupa kepada bai’at pertama yang pernah
mereka lakukan di hadapan Allah.
Supaya fitrah tersebut tidak menjadi rusak, manusia harus melaksanakan amal
sholeh. Oleh karena itu, dzikir kepada Allah dalam pelaksanaan ibadah puasa
maupun ibadah lainnya, baik di bulan Ramadhan maupun di luarnya, akan
mengingatkan manusia agar tidak lalai kepada perjanjian pertama tersebut.
Dengan amal sholeh itu, meskipun dalam perjalanan hidupnya terkadang
terpeleset dalam perbuatan dosa, namun menjadikan manusia mampu menjaga diri
untuk kembali kepada fitrahnya. Dengan pelaksanaan ibadah Ramadhan supaya
manusia kembali kepada fithrahnya, yaitu Idul Fitri.