Rangkuman hasil pengawasan terkait pengaduan masyarakat perumahan Villa Mutiara terhadap PT. Barry Callebaut dan PT. Comextra Majora di Makassar adalah: tim terpadu melakukan verifikasi dokumen, wawancara, dan kunjungan lapangan untuk menyelidiki dugaan pencemaran lingkungan. Kedua perusahaan belum sepenuhnya mematuhi peraturan terkait pengelolaan limbah cair dan udara.
1. HASIL PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP TERKAIT
PENGADUAN MASYARAKAT PERUMAHAN VILLA MUTIARA
Terhadap PT. BARRY CALLEBOUT INDONESIA & PT. COMEXTRA MAJORA
DI MAKASSAR
Oleh :
TIM TERPADU
(DPLH Prov. Sulsel - Balai Gakkum – DLH Kota Makassar)
2. I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
• Surat Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor : 005/051/IV/DPLH, perihal Undangan Rapat, tanggal 04 Januari 2018.
• Rapat Terpadu (DPLH Provinsi Sulsel, Balai Gakkum Sulawesi dan DLH Kota
Makassar) untuk menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat terkait dugaan
terjadinya pencemaran dan/atau pengrusakan lingkungan oleh PT. Barry
Callebaut Comextra Indonesia dan PT. Comextra Majora.
• Pemen LHK Nomor P.22/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2017 tentang Tata Cara
Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan
Hidup dan/atau Perusakan Hutan
• Surat Perintah Tugas dari Kepala DPLH Prov. Sulsel Nomor : 094/110/IV/DPLH
tanggaln18 Januari 2018 untuk melakukan verifikasi lapangan lanjutan terkait
dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan oleh PT. Barry
Callebaout Comextra Indonesia dan PT. Comextra Majora
3. Pengaduan dan Substansi Aduan
• Pengadu :
1. Andi Syamsuh Hp. 085263565700, Alamat Jalan
Kesatuan No.89, RT/RW : 004/003 Kelurahan Maccini
Parang, Kecamatan Makassar Kota Makassar.
2. Ahmad Abdullah, Hp. 082396519271, Alamat
Perumahan Villa Mutiara Indah XI No. 25, RT/RW :
008/014, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar
• Substansi Aduan
Keluhan masyarakat Perumahan Villa Mutiara Indah
berupa bau tidak sedap, gatal-gatal, serbuk putih halus,
air sumur berubah warna dan tidak bisa digunakan.
4. 2. Tujuan Pelaksanaan Verfikasi
• Melakukan verifikasi lapangan tindaklanjut hasil
rapat terpadu Balai Gakkum-DPLH Provinsi Sulsel
dan DPLH Kota makasar terhadap pengaduan dari
masyarakat Perumahan Villa Mutiara terkait dugaan
terjadinya pencemaran dan/atau pengrusakan
lingkungan oleh PT. Bary Callebout Comextra
Indonesia dan PT. Comextra Majora..
• Untuk mengetahui apakah terjadi pelanggaran
peraturan perundang-Undangan Lingkungan Hidup
terkait hasil verifikasi pengaduan tersebut.
5. II. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Rapat Terpadu antara DPLH Prov. Sulsel - Balai Gakkum Sulawesi – DLH
Kota Makassar di Kantor DPLH Prov. Sulsel pada tanggal 4 Januari 2018
2. Pembentukan Tim Terpadu yang dikoordinir DPLH Prov Sulsel melalui
Surat Tugas Nomor : 094/056./DPLH Prov Sulsel, tanggal 8 Januari 2018.
3. Pertemuan dengan pihak perusahaan yaitu PT. Barry Callebaut Comextra
Indonesia dan PT. Comextra Majora.
4. Peninjauan lokasi dan pengambilan foto kegiatan di PT. Barry Callebaut
Comextra Indonesia dan PT. Comextra Majora.
5. Peninjauan lapangan di sekitar lokasi pengadu Perumahan Villa Mutiara
yang berbatasan langsung dengan perusahaan yang diadukan (PT.
Comextra Majora)
6. Wawancara dengan Warga Perumahan Villa Mutiara Makassar
7. Wawancara dengan Warga sekitar perusahaan sebagai data
pembanding.
8. Pertemuan dengan pihak developer Villa Mutiara Makassar
6. 1. Rapat Terpadu : Balai Gakkum Sulawesi – DPLH Prov. Sulsel
dan DLH Kota Makassar di Kantor DPLH Prov. Sulsel.
7. PT. BARRY CALLEBAUT COMEXTRA INDONESIA
• Pertemuan dengan pihak perusahaan
• Melakukan verifikasi dan telaah dokumen
lingkungan
• Kunjungan lokasi kegiatan serta pengambilan
foto lapangan serta foto dokumen pendukung
8. Pertemuan dengan Pihak Perusahaan
PT. Barry Callebout Comextra Indonesia
• PT. Barry Callebaut Comextra
Indonesia diwakili Site
Manager Iman Sarwoko
beserta Tim Terpadu (09 - 10
Januari 2018) untuk meminta
penjelasan terkait aduan
masyarakat
• Melakukan verifikasi dokumen
Lingkungan PT. Barry Callebout
Comextra Indonesia.
• Melakukan pemantauan dan
verfikasi lapangan di lokasi
kegiatan PT. Barry Callebaut
Comextra Indonesia
10. Kapasitas Produksi :
•Terpasang : 28.000 ton/tahun
•Senyatanya : 14.000 ton/tahun)
Uraian Proses Produksi
•Penerimaan biji kakao) Pembersihan
biji kakao Proses Winnowing (
pemisahan kulit dari biji kakao) Mixer
Roasting Grinding Molding
Packing & Labelling Warehouse
11. Potensi limbah masing-masing
proses:
• Pembersihan biji kakao : kotoran berupa
pasir, batu, tali raffia, besi dibuang ke TPS
domestik
• Pemisahan kulit dari biji kakao (winnowing):
kulit biji kakao yang dimanfaatkan sebagai
bahan bakar di boiler
• Mixer : nibs/biji kakao bersih di campur
dengan bahan additive berupa potassium
12.
13. FAKTA LAPANGAN
1. DOKUMEN LINGKUNGAN
• Telah memiliki Izin Lingkungan berupa Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) yang disetujui oleh
Kepala BLHD Kota Makassar Nomor : 660.2/912/Kep./BLHD/XII/2012 tanggal 27
Desember 2012 dengan Dokumen UKL-UPL.
• Telah melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan periode bulan
Januari – Juni 2017, sedangkan untuk laporan periode Juli – Desember 2017 masih
menunggu hasil uji air limbah, air bersih, air tanah, udara ambien dan udara emisi
dari Laboratorium BBIHP (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan)
• Format pelaporan UKL-UPL TIDAK sesuai dengan format di dalam Kepmen LH
Nomor 45 Tahun 2005.
• TIDAK melaksanakan seluruh kewajiban yang termuat dalam izin terutama terkait
dengan pengelolaan air limbah dari proses produksi (tidak memiliki izin
pembuangan air limbah, IPAL tidak beroperasi optimal karena masih ada beberapa
parameter air limbah tidak memenuhi baku mutu), tidak melakukan pengujian
seluruh parameter emisi udara pada boiler dan genset sesuai peraturan.
14. 2. PENGELOLAAN PENCEMARAN AIR
• Tidak memiliki Izin IPAL.
• Telah memiliki instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) dengan kapasitas 60
m3/hari, sedangkan rata-rata air limbah
yang masuk ke IPAL sebesar 70
m3/bulan. Sumber air limbah berasal
dari laboratorium quality control, area
produksi serta dari proses pencucian
alat operasi yang dialirkan melalui
saluran tertutup ke IPAL untuk
dilakukan treatment secara biologis dan
fisika sebelum dibuang ke lingkungan,
namun TIDAK dioptimalkan.
• Sejak bulan Desember 2017 air limbah
yang dihasilkan TIDAK DIBUANG KE
LINGKUNGAN namun diserahkan ke PT.
KIMA untuk diolah di WWTP sebanyak
55.000 L (Pada Tanggal 2/1/2018, jam
17.00 – 20.30 WITA).
15. 3. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Sumber Emisi Udara PT. Barry Callebout
• Telah melakukan pemantauan terhadap semua
sumber emisi boiler setiap 6 (enam) bulan
sekali dan pengambilan sampel dan analisisnya
dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi
(Laboratorium Uji dan Kalibrasi BBIHP
Makassar) mengacu pada Peraturan Gubernur
Nomor 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan
Kriteria Kerusakan Lingkungan Lampiran III.24
BME untuk Ketel Uap untuk bahan bakar
minyak sementara bahan bakar yang
digunakan adalah cangkang coklat.
• Hanya 6 (enam) parameter yang diuji yaitu
partikulat, SO2, NO2, opasitas, CO, CO2, yang
seharusnya 8 (delapan parameter) yang diuji
yaitu Partikulat, Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen
Oksida (NO2), Hydrogen Klorida (HCl), Gas
Klorin (Cl2), Ammonia (NH3), Hydrogen Florida
(HF), Opasitas.
• Parameter emisi udara yang terakreditasi Lab
BBIHP hanya 2 (dua) yaitu : SO2, NO2,
16. • Melakukan uji emisi
genset sesuai
dipersyaratkan dalam
PermenLH No. 13
Tahun 2009 sekali
per 3 tahun apabila
1000 jam/pertahun
atau < 750 Kwh
17. 4. PENGELOLAAN LIMBAH B3
• Telah memiliki Izin Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 Nomor
660.3.74/Kep./BLHD/XII/2015 tanggal 23
Desember 2015 dan berlaku selama 5
(lima) tahun.
• Kemasan limbah B3 tidak dilengkapi
dengan symbol dan label
18. Pertemuan PT. Comextra Majora
• Pertemuan pertama, PT.
Comextra Majora diwakili
Direktur Utama : Jimmy Wisan
dan Tim (11 Januari 2018) untuk
meminta Penjelasan Terkait
Aduan masyarakat
• Pertemuan kedua, PT. Comextra
Majora diwakili oeh Bapak Irfan
dan Bapak Hajar
• Melakukan verifikasi dokumen
Lingkungan PT. Comextra Majora
• Melakukan pemantauan/verfikasi
lapangan lokasi kegiatan PT.
Comextra Majora
19. ALUR PROSES PENGOLAHAN KAKAO
PEMBELIAN
OLEH CABANG
PENERIMAAN
BARANG OLEH
KANTOR PUSAT
MAKASSAR
PENJEMURAN PENGAYAKAN
PENGEMASAN
PENYIMPANAN
PENGIRIMAN
KE PEMBELI
Proses pengolahan kakao
dilakukan di ruangan permanen
dan tertutup
• Pemindahan kakao dari satu
proses ke proses lainnya
menggunakan conveyor
Limbah yang dihasilkan berupa
debu dan kotoran dari bijih coklat
• Bau yang timbul hanya berupa
bau biji coklat kering
Kapasitas produksi adalah :
………………………… ton/hari
21. FAKTA LAPANGAN
1. DOKUMEN LINGKUNGAN
• PT. Comextra Majora telah memiliki Izin Lingkungan dikeluarkan oleh Kepala BLHD Kota
Makassar Nomor : 660.2/576/Kep/BLHD/VIII/2012 tanggal 11 April 2012.
• PT. Comextra Majora mengalami perubahan ruang lingkup kegiatan dengan adanya
penambahan proses kegiatan baru berupa produksi minyak Cashew Nut Shell Liquid
(CNSL) dan penggilingan gabah/beras sehingga telah mengajukan permohonan revisi Izin
Lingkungan No 4555/SRK/CM/XII/17 Tanggal 7 Desember 2017.
• Proses kegiatan produksi minyak Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) telah berlangsung sejak +
3 (tiga) tahun lalu
• Penggilingan gabah/beras PT. Comextra Majora telah dilakukan sejak bulan Maret 2017.
• Memiliki luas lahan + 138.260,71 m2 dan kapasitas produksi terpasang 192. ton/bulan,
kapasitas riil sejak 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 7.000 ton/tahun.
• PT.Comextra Majora Telah melaksanakan ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam
RKL-RPL yaitu :
• Melakukan pengelolaan dan pemantauan kualitas udara (emisi, ambien)
• Melakukan pengelolaan dan pemantauan kualitas air (air limbah dan air bersih)
• Melakukan pengelolaan limbah B3
• PT.Comextra Majora telah melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan periode
bulan Januari – Juni 2017, sedangkan untuk laporan periode Juli – Desember 2017 masih
menunggu hasil uji air limbah, air bersih, air tanah, udara ambien dan udara emisi dari
Laboratorium BBIHP (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan) yang telah terakreditasi.
Untuk pengujian air limbah hanya dilakukan per enam bulan/persemester (data terlampir),
data hasil pengujian semester II Th 2017 belum diterima oleh pihak PT. Comextra Majora.
• Format pelaporan RKL-RPL PT.Comextra Majora belum sesuai dengan format sebagaimana
ditetapkan dalam Kepmen LH Nomor 45 Tahun 2005.
22. FAKTA LAPANGAN
1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• PT.Comextra Majora Memiliki Kolam Pengendapan Air limbah kedap air
dengan luas 4 x 2 meter dengan kapasitas 4 m3/hari, sedangkan rata-
rata air limbah yang masuk ke kolam pengendapan sebesar 3 m3/hari.
Sumber air limbah berasal dari air scrubber boiler, area produksi serta
dari proses pencucian alat operasional yang dialirkan melalui saluran
tertutup ke IPAL untuk dilakukan treatment dengan sistem
pengendapan 3 sekat memakai arang dan ijuk sebelum dibuang ke
lingkungan. Memiliki flowmeter namun belum difungsikan, adapun air
limbah domestik (toilet dan kantin) dialirkan ke kolam yang sama.
• PT.Comextra Majora belum memiliki IPLC (Ijin Pembuangan Limbah
Cair) namun sudah mengajukan permohonan Ijin No.
4448/SRK/CM/XI/17 ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar Tanggal
4 Desember 2017.
• PT.Comextra Majora sudah merencanakan Pembangunan IPAL yang
baru yang akan mengkoneksikan seluruh sumber sumber air limbah
baik dari Prosesing maupun air limbah domestik tahun 2018 (Master
Plant IPAL terlampir).
23. • PT. Comextra Majora tidak melakukan pengukuran kualitas air limbah
setiap bulan, tetapi pengukuran kualitas air limbah dilakukan per 6
(enam) bulan sekali.
• Pengukuran kualitas air PT. Comextra Majora mengacu pada Lampiran
XLVI - KEPMENLH Nomor 5 tahun 2014 Tentang Baku mutu Air
limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Domestik yaitu parameter : pH,
BOD, TSS serta minyak dan lemak
• Pengukuran kualitas air limbah dilakukan oleh Laboratorium yang
terakreditasi (Laboratorium Uji dan Kalibrasi BBIHP Makassar)
• Berdasarkan hasil pengukuran swapantau PT. Comextra Majorapada
outlet IPAL, bulan Desember 2016 dan Juli 2017 sebagian besar
parameter memenuhi baku mutu, kecuali pH pada desember 2016 tidak
memenuhi baku mutu pH = 4,69. seperti tabel di bawah ini:
Parameter
Satuan Baku Mutu Dese-16 Juli-17
pH 6.0 – 9.0 4,69 6,7
BOD Mg/l 100 15,6023 16,6091
TSS Mg/l 100 5 4
Minyak dan lemak Mg/l 10 3 Tdk ada data
24. FAKTA LAPANGAN
2. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
1
No
Sumber
Emisi
Koordinat
Kapasita
s
Bahan
bakar
Waktu Operasi Data-data
Cerobong Status
1. 3 Genset -
275 Kva
591 Kva
2.500
KVa
Solar
< 1000 jam per
tahun
Standby
2. 2 Boiler
S: 05o04.516’
E: 119o29.267
S: 05o04.591’
E: 119o29.233’
2
4
ton/jam
4000 kkl
Cangkan
g
-
23 meter
dan 21
meter
continous
. PT.Comextra Majora memiliki 5 (lima) sumber emisi berupa :
25. 2. PT.Comextra Majora telah melakukan swapantau setiap 6 (enam) bulan sekali untuk
emisi boiler dan pengambilan sampel dan analisisnya dilakukan oleh laboratorium
yang terakreditasi (Laboratorium Uji dan Kalibrasi BBIHP Makassar) terakhir
dilaporkan pada bulan Juni 2017 dengan menggunakan Pergub Sulsel No. 69Tahun
2010 Lampiran III.C.24.a Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak bergerak untuk
ketel Uap yang menggunakan Bahan Bakar Bio Massa berupa serabut dan/atau
cangkang. Dari 8 (delapan) parameter di Pergub tersebut, hanya 2 (dua)
terakredasi yaitu : SO2 dan NO2 sementara 6 (enam) parameter lainnya belum
terkareditasi dari labotatorium Uji dan Kalibrasi BBIHP Makassar
3. PT. Comextra Majora telah melakukan pemantauan dan pengujian terhadap
kebisingan lingkungan kerja, udara ambien 1 jam
4. Sumber pengemisi udara boiler PT. Comextra Majora dilengkapi lubang
pengambilan sampel udara emisi (sesuai kaidah 2D dan 8D), memiliki tangga dan
platform untuk pengambilan sampel udara emisi sesuai dipersyaratkan dalam
peraturan yang berlaku.
5. PT. Comextra Majora sudah melaporkan pelaksanaan hasil pengukuran swapantau
semester II 2016 dan semester I 2017 kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota
Makassar dan DPLH Provinsi Sulawesi Selatan
26. No. Parameter Satuan BM
Hasil
Keterangan
Parameter
Semester II
2016
Semester I
2017
1. SO2 Mg/Nm3 206 < 1 278 terakreditasi
2. NO2 Mg/Nm3 800 25 22 terakreditasi
3. Partikulat Mg/Nm3 300 27,1605 22,6244 Tidak terakreditasi
4. Opasitas % 30 20 28 Tidak terakreditasi
5. Amoniak Mg/Nm3 1 < 0,001 < 0,001 Tidak terakreditasi
6. HCL Mg/Nm3 5 2,6613 3,5269 Tidak terakreditasi
7. HF Mg/Nm3 8 < 0,001 6,3385 Tidak terakreditasi
8. Cl2 Mg/Nm3 5 < 0,001 < 0,001 Tidak terakreditasi
No. Parameter Satuan BM
Hasil Keterangan
ParameterSemester II
2016
Semester I
2017
1. SO2 Mg/Nm3 206 207 33 terakreditasi
2. NO2 Mg/Nm3 800 9 13 terakreditasi
3. Partikulat Mg/Nm3 300 78,2828 13,4907 Tidak terakreditasi
4. Opasitas % 30 20 11 Tidak terakreditasi
5. Amoniak Mg/Nm3 1 < 0,001 < 0,001 Tidak terakreditasi
6. HCL Mg/Nm3 5 3,5389 12,3667 Tidak terakreditasi
7. HF Mg/Nm3 8 < 0,001 15,9907 Tidak terakreditasi
8. Cl2 Mg/Nm3 5 < 0,001 < 0,001 Tidak terakreditasi
•Hasil pengukuran kualitas udara kedua boiler tersebut sebagai berikut;
Cerobong Boiler Pabrik Mete
Standar : Pergub Sulsel No. 69Tahun 2010 Lampiran III.C.24.a Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
bergerak untuk ketel Uap yang menggunakan Bahan Bakar bio Massa berupa serabut dan/atau
cangkang
Cerobong Boiler Pabrik Kupas
Standar : Pergub Sulsel No. 69Tahun 2010 Lampiran III.C.24.a Tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak bergerak untuk ketel Uap yang menggunakan Bahan Bakar bio Massa berupa
serabut dan/atau cangkang
27. FAKTA LAPANGAN
3. PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. PT. Comextra Majora sudah memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
dari BLHD Kota Makassar Nomor: 660.3/83/Kep./BLHD/IV/2016 tanggal 11 April
2016 dan berlaku selama 5 tahun
2. Pada saat pengamatan lapangan, ditemukan kondisi lantai TPS Limbah B3 tidak
retak, penempatan Limbah B3 tidak sesuai karakteristik (tidak sesuai
dipersyaratkan), sebagian kemasan tidak dilengkapi simbol dan label, jarak
segregasi Limbah B3 tidak memadai, belum dilengkapi peralatan APAR, tidak
dilengkapi SOP Penyimpanan Limbah B3, dan tidak memiliki eye washer/shower
sesbagaimana dipersyaratkan dalam izin
28. 3. PT. Comextra Majora tidak melakukan pencatatan masuk-keluar Limbah B3 berupa
log book dan neraca Limbah B3;
4. PT. Comextra Majora tidak memiliki manifest (dokumen) penyerahan limbah B3
kepada pihak ketiga berizin sesuai dipersyaratkan.
5. PT. Comextra Majora tidak pernah menyerahkan limbah B3 pada pihak ketiga yang
berijin selama perusahaan beroperasi
30. Kondisi Perum. Villa Mutiara yang berbatasan
langsung dengan pagar PT. Comextra Majora
31. Masjid Lukman Al Hakim Villa Mutiara Yang berbatasan
langsung dengan pagar PT. Comextra Majora
Kondisi Air di Masjid : Bersih, Jernih dan tidak berbau, tidak berasa ( perlu uji alboratorium)
32. INFORMASI PENDUKUNG
• PT. Comextra Majora dan PT.Barry Callebout Comextra
Indonesia 2 (dua) kali Proper MERAH (Pengelolaan
Lingkungan TIDAK TAAT).
• terjadi sengketa lahan antara PT. Comextra Majora
dengan Pihak Developer Villa Mutiara yang berbatasan
langsung/pembatas pagar perusahaan PT. Comextra
majora (Along Pemilik Developer)
• Pokok Sengketa perumahan Sepanjang Blok (gambar
merah) Villa Mutiara yang merupakan milik PT.
Comextra Majora diminta untuk dirobohkan sesuai
dengan hasil keputusan Mahkamah Agung Nomor :
1705 K/Pdt/2014
33.
34.
35. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAKLANJUT
Berdasarkan fakta dan temuan lapangan tim verifikasi Terpadu PT. Barry
Callebout Comextra Indonesia dan PT. Comextra Majora MELANGGAR :
1. Pasal 20 Ayat (3), Undang-Undang No. 32 tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Pasal 53, ayat (1), huruf a, Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan.
3. Pasal 19 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 101 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Pasal 21 dan Pasal 30, ayat (1). Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara .
5. Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 7 Tahun 2007 tentang baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Bagi Ketel Uap
6. Pasal 16 ayat (4) huruf (a) Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun 2010
tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup
1. KESIMPULAN:
36. 2. Saran/Langkah Tindak
• Direkomendasikan untuk menindaklanjuti hasil verifikasi
pengaduan dengan memanggil penanggungjawab PT. Barry
Callebout Comextra Indonesia dan PT. Comextra Majora
dan Pihak Developer
• Memberikan Sanksi Administrasi Teguran Tertulis kepada
PT. Barry Callebout Comextra Indonesia dan PT. Comextra
Majora untuk melakukan perbaikan pengelolaan LH
• Melakukan penyelidikan dengan melibatkan Penyidik PNS
LH untuk menggali lebih mendalam data dan fakta terkait
hasil verifikasi lapangan ini.
• Untuk membuktikan adanya pencemaran perlu dilakukan
Uji Laboratorium secara ketat terkait air limbah dan emisi
udara.