2. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Outline
2
Indonesia Economy at a Glance
Perkembangan Terkini Ekonomi Global
Perkembangan Terkini Ekonomi Global
Respon kebijakan
Tantangan Perekonomian Ke Depan
1
2
3
4
5
4. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
-13,1
0,8
4,9
3,6 4,5 4,8 5,0 5,7 5,5 6,3 6,0
4,6
6,2 6,5 6,2 6.3
-15
-10
-5
0
5
10
Global Financial Crisis
Asian Financial Crisis Euro debt crisis
Fundamental ekonomi Indonesia masih sangat sehat…
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia vs peers (%)Pertumbuhan ekonomi Indonesia (%)
10,5
8,1
5,9
4,4 4,3
3,6
2,9 2,6
1,5
China India IndonesiaColombia Brazil Costa
Rica
Russia Thailand Mexico
5 years average growth vs. peers (%)
4
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Brazil
China
India
Indonesia
Korea
Russia
Total Investasi (% of GDP)
61.7 63.2
67.6 68.1 66.8 64.4 62.7 63.5
60.6 58.7
56.5 54.6 54.6 55.6
0
10
20
30
40
50
60
70
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Q2
2013
Konsumsi RT (% of GDP)
5. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Terjadi pergeseran sektoral pada PDB Indonesia di mana pasca tahun 2000 PDB didominasi oleh sektor-
sektor manufaktur dan jasa-jasa.... Namun, inovasi perlu terus ditingkatkan untuk memperoleh nilai
tambah ekonomi yang lebih besar untuk menghindari MIT...
Primary;
39,9
Industry;
15,3
Services;
44,8
1980
Primary;
34,6
Industry;
19,4
Services;
46,0
1990 Sumber: BPS, diolah
Primary
; 19,9
Industry;
25,6
Services;
54,5
2012
PDB Riil berdasarkan kelompok sektoral
5
Peralihan dari Cheap Labor dan Natural Resource Driven Growth ke Better
Value Added Economy sudah mulai berlangsung….
6. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
6
Lebih dari 60% total populasi Indonesia berusia di bawah 39 tahun
Source: World Bank, UNPP
Age 100+
Age 0
Year 2010 Year 2030E Year 2050E
30
40
50
60
70
80
90
1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050
Brazil China India Indonesia Russia
Demografi Indonesia dibandingkan negara peersDependency Ratio terus menurun hingga 2030
Indonesia juga memiliki bonus demografi dalam beberapa
tahun ke depan…
6
7. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
• Q2 2013, investasi langsung tumbuh
29.8%.
PMA tumbuh 18.9% (yoy)
PMDN tumbuh 59.1% (yoy)
• Secara kumulatif Semester I 2013,
investasi langsung tumbuh 30.2%
PMA tumbuh 22.9% (yoy)
PMDN tumbuh 49.6% (yoy)
SEKTOR
PRIMER
25%
SEKTOR
SEKUNDER
35%
Listrik, Gas
dan Air
10%
Transportasi,
Gudang &
Komunikasi
19%
2011
SEKTOR
PRIMER
23%
SEKTOR
SEKUNDER
56%
Listrik, Gas
dan Air
5%
Transportasi,
Gudang &
Komunikasi
6%
Sem-I 2013
Share PMA (2011-2013)
Investasi langsung terus tumbuh meskipun terdapat perlambatan investasi dalam
komponen pertumbuhan ekonomi (PMTB). Share terbesar PMA terus didominasi
oleh sektor manufaktur…
Sumber: BKPM, diolah
*) dikonversi ke dalam satuan mata uang USD, dengan kurs Rp 9500 per USD,.
7
Tanaman
Pangan &
Perkebuna
n
4,8%
pertamba
ngan
18,4%
lainnya
0,3%
Tanaman
Pangan
&
Perkebu
nan
6,3%
pertamb
angan
18,6%
lainnya
0,3%
Makanan
6,7%
Logam
Mesin &
elektronik
12,1%
Kimia &
farmasi
12,5%
Kertas dan
Percetakan
5,3%
Tekstil
2,8%
Lainnya
16,9%
Makanan
5,7%
Logam
Mesin &
elektronik
9,1%Kimia &
farmasi
7,5%
Kertas
dan
Percetaka
n
1,3%
Tekstil
2,6%
Lainnya
8,7%
37,8 60,5 76,0 92,2 60,6
87,6
148,0
175,3
221,0
132,2
197,5
2009 2010 2011 2012 2013
Target dan Realisasi Investasi PMA/PMDN (Rp Triliun)
Realisasi PMDN Realisasi PMA Target tersisa tahun berjalan
8. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Prospek investasi asing langsung di Indonesia tetap positif…
15,2
21,4
26,2
27,0
28,1
28,9
34,8
37,7
38,6
43,0
53,5
54,1
73,3
51,2
58,8
55,4
47,6
45,5
46,1
53,9
32,8
33,9
38,5
27,1
32,0
20,6
3,2
1,5
3,1
5,6
0,8
3,1
0,7
3,3
2,4
2,2
0,8
0,5
30,4
18,3
15,4
19,8
25,6
21,9
10,6
26,2
25,2
16,3
18,6
13,9
7,0
Taiwan
Hong Kong
Japan
Australia
Philippines
South Korea
Singapore
Vietnam
Thailand
Malaysia
Indonesia
India
China
Increase their level of investment
Still in the market, but will not invest more
Reduce their investment
Have no plans to invest
Berbagai survey internasional menunjukan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara favorit untuk tujuan investasi
langsung…
Source: UNCTAD, July 2012 Source: The Economist, January 2013
Promising Countries for Japanese
Investor (FDI)
Source: JBIC, December 2012
UNCTAD: Indonesia's ranking rose from
position 6 4 as a prime investment
destination 2012-2014
8
The Economist: Indonesia is the
#3 investment destination in Asia
in 2013
9. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia month of import and gov debt service
IMF reserve adequacy ratio upper bound
IMF reserve adequacy ratio lower bound
18.0%
1.9%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Dec-07
Dec-08
Dec-09
Dec-10
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
CAR (LHS) Gross NPL ratio (RHS)
79 79 80
81 82 83 83 84 83 84 84 84 83 84 85 85 86 87
60
65
70
75
80
85
90
95
100
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Cadangan Devisa masih berada pada level yang aman
(US$ bn)
(bulan)
CAR & NPL Loan to Deposit Ratio
Meskipun terdapat tekanan, beberapa indikator moneter dan perbankan
berada pada posisi yang jauh lebih baik dibandingkan masa krisis terdahulu...
9
Juli: 5,1
bulan
112,8
107,3
92,7
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
2013
10. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential
- McKinsey Report, September 2012 -
Indonesia By 2030Indonesia Today
7th largest economy in the
world
135 million members of
consuming class
113 million skilled workers
needed
US$ 1.8 trillion market opportunity
in consumer services, agriculture
and fisheries, resources, and
education.
0,9 1,0
1,5
1,6 1,6 1,7 1,7 1,8 1,8 1,9
0,0
0,4
0,8
1,2
1,6
2,0
Indonesia
Australia
Portugal
Norway
France
New…
Belgium
Switzerland
Canada
India
11,5
7,7
5,2 4,9 4,9 4,2 4,0 3,9 3,8 3,7
0,0
4,0
8,0
12,0
China
India
Indonesia
Russia
Slovakia
SouthKorea
Turkey
Poland
Estonia
Chile
45
85
135
170
195
180
145
110
240
265 280 280
2010 2020 2030 in 5–6%
GDP scenario
2030 in 7%
GDP scenario
Consuming class Below consuming class
15,1
7,3
5,9
3,6 2,8 2,5 2,4 2,2 1,9 1,7 1,7 1,5 1,5 1,2 1,1 0,8 0,8 0,8
0
4
8
12
16
US
China
Japan
Germany
France
Brazil
UK
Italy
Russia
Canada
India
Spain
Australia
Mexico
South
Korea
Indonesia
Netherland
TurkeyMcKinsey projects favorable population dynamics
Growth deviation (2000-2010)% GDP growth (2000 – 2010)
2012 National GDP (US$ tn)
#1#3
#16
Note: Consuming class refers to individuals with annual net income of more than US$3,600 in purchasing power
parity at 2005 exchange rate
Source: McKinsey report (September 2012)
10
12. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Proyeksi pertumbuhan global 2014 direvisi ke bawah masing-masing oleh IMF
(WEO, Juli 2013) dan World Bank (Global Economic Prospect, Juni 2013)...
1. Ekonomi Global masih hadapi
risiko pelemahan di 2014 walau
diperkirakan lebih baik dari 2013:
• Pemulihan ekonomi AS nampak
terjadi, dibayangi risiko dari
pengetatan fiskal;
• Pemulihan krisis Eropa belum
sesuai dengan rencana, tapi
tertolong penguatan Jerman dan
relaksasi fiskal;
• China diperkirakan keluar dari
perlambatan artifisial saat ini.
• Jepang diperkirakan dapat
mencapai inflasi 2% - mengatasi
tekanan utang dan fiskal.
2. Potensi gejolak likuiditas global
• Kebijakan moneter yang longgar
di berbagai negara maju
3. Gejolak Harga Komoditas Pasar
Global
• termasuk harga minyak dan
harga komoditas ekspor
Indonesia.
Jan'13 July'13 Jan'13 July'13
World 3,2 3,5 3,1 4,1 3,8
US 2,2 2,0 1,7 3,0 2,7
Europe -0,6 -0,2 -0,6 1,0 0,9
China 7,8 8,2 7,8 8,5 7,7
India 3,2 5,9 5,6 6,4 6,3
ASEAN-5 6,1 5,5 5,6 5,7 5,7
Indonesia 6,2 n.a. n.a n.a. n.a
Trade Vol. World 2,5 3,8 3,1 5,5 5,4
WEO-IMF
GDP
20142013
2012
Global Economic Prospect
World Bank
2012
2013 2014
Jan-13 Jun-13 Jan-13 Jun-13
GDP
World* 2.3 2.4 2.2 3.1 3.0
OECD Countries 1.2 1.1 1.1 2.0 1.9
Euro Area -0.5 -0.1 -0.6 0.9 0.9
Japan 2.0 0.8 1.4 1.2 1.4
US 2.2 1.9 2.0 2.8 2.8
China 7.8 8.4 7.7 8.0 8.0
Indonesia** 6.2 6.3 5.9 6.6 6.2
India*** 5.0 6.1 5.7 6.8 6.5
Trade Vol. World 2.7 6.0 4.0 6.7 5.0
(Satuan dalam %)
Note:
*) Aggregate growth rates calculated using constant 2005 dollars GDP weights
**) World Bank Indonesia Economic Quarterly Report, July 2013
**) reported on a fiscal year basis and calculated using real GDP at factor cost
12
13. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Sumber: Bloomberg
Sumber: WEO-IMF, Januari-Juli 2013
Melemahnya permintaan eksternal, keterbatasan kapasitas, harga komoditas, serta
stabilitas sektor keuangan telah memicu revisi ke bawah perkiraan pertumbuhan
ekonomi negara-negara emerging market pada 2014
8,5
6,4
5,7
4 3,8 3,5
7,7
6,3
5,7
3,2 3,3 3,2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
China India ASEAN-5 Brazil Russia Mexico
Revisi Perkiraan Pertumbuhan Negara-negara Emerging Market 2014 (%, yoy)
Jan-13 Jul-13
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
China Philippines Indonesia Thailand India Vietnam Malaysia Russia Mexico
Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market 2013 (%, yoy)
Q1-2013 Q2-2013
13
14. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
6,0
4,1
7,8
0,2
5,3
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand
2008 2009 2010
2011 2012 Q1 2013
0
2
4
6
8
10
12
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2010 2011 2012 2013
Cina India Brazil
Russia Indonesia
7,7
6,0
4,8
3,0 3,0 2,5 2,1 1,9 1,9 1,6 1,5 1,4 0,8 0,4 0,3
-0,1 -0,4
-1,4
-2,4-4,0
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
China
Indonesia
India
Argentina
Turkey
Australia
SaudiArabia
SouthAfrica
Brazil
USA
Korea
Canada
Mexico
Japan
UK
EU
France
Germany
Italy
Pertumbuhan ekonomi negara G-20, Q1 2013 (%,yoy)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif paling stabil dibandingkan negara lain di kawasan dan peers
Sumber: WEO, Bloomberg, diolah
Pertumbuhan India menggunakan GDP at factor cost
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara anggota
G20, BRICS, dan ASEAN masih sangat baik…
14
15. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
****) pada rilis ADB July, belum mencakup update proyeksi
Indonesia
Consensus forecast terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2013 & 2014
Inflasi Dunia
Trade volume meningkat di 2013 dan 2014 seiring perbaikan demand
global... sementara Inflasi relatif stabil pada tingkat rendah...
Inflasi dunia 2014 diperkirakan stabil:
harga minyak menurun akibat peningkatan supply minyak
(AS dan OPEC)
Permintaan minyak oleh Jepang menurun (PLTN mulai
beroperasi)
Trade volume kembali meningkat akibat perbaikan
ekonomi dan demand global
3,0
-10,4
12,6
6,0
2,5 3,1
5,4
-15
-10
-5
0
5
10
15
2008 2009 2010 2011 2012 2013f 2014f
Volume Perdagangan Dunia
Kawasan 2008 2009 2010 2011 2012e 2013f 2014f
Dunia 4,4 3,1 4,2 5,1 4,0 3,8 n.a
NegaraMaju 1,7 1 1,9 2,7 2,0 1,5 1,9
NegaraBerkembang 7,7 5,6 6,7 7,1 6,1 6,0 5,5
Economic Forecasters 2013 2014
Citigroup 6.0 6.1
HSBC Economics 6.0 6.3
OCBC Bank 6.0 6.5
Goldman Sachs Asia 6.0 6.2
BBVA 5.9 6.5
IHSGlobal Insight 5.9 6.0
Nomura 5.8 6.0
BofA -Merrill Lynch 5.8 6.2
Econ Inteligence Unit 5.8 5.9
ANZ Bank 5.8 6.3
Credit Suisse 5.7 5.3
Barclays Capital 5.6 5.5
JP Morgan Chase 5.6 5.5
Consensus (average) 5.8 6.0
2013 2014
Bank Indonesia (Agt '13) 5.8 - 6.2 6.0 - 6.4
World Bank (Jul '13) 5.9 6.2
IMF (April '13) 6.3 6.4
ADB (April '13)**** 6.4 6.6
OECD (May '13) 6.0 6.2
Consensus Forecast (August 2013)
Other Institutions
15
16. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Perkembangan Kebijakan Terkini di Beberapa Negara yang Berdampak
pada Perekonomian Global
Kawasan Eropa
• ECB mempertahankan tingkat suku bunga
0,5% serta kebijakan moneter longgar
hingga awal tahun depan. Sementara
pengetatan fiskal berkurang jauh
dibandingkan dengan tahun 2012.
• IMF telah sepakat untuk mencairkan dana
talangan bagi Yunani senilai 1,72 miliar
euro atau sekitar US$2,29 miliar.
• Pada Q2 – 2013 PDB Kawasan Eropa
menyusut 0,3% (qoq). Namun
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya perekonomian Kawasan
Eropa kontraksi 0,7% (yoy). Estimasi
FY2013 saat ini Euro Zone kontraksi 0,6%.
• Tingkat pengangguran Zona Euro di bulan
Juni tetap stabil sebesar 12,1% selama
tiga bulan berturut-turut. Jumlah
pengangguran pada akhir 2013
diperkirakan akan mencapai 20 juta.
• Purchasing Manager’s Index (PMI) Eropa
pada kembali meningkat menjadi 51,5 di
bulan Agustus dari level sebelumnya 50,5
(Juli 2013).
Amerika Serikat
• Pada tingkat pengangguran 7,4% dan
pertumbuhan mencapai 3%, FOMC
mensinyalkan bahwa tapering QE dapat
dimulai secara bertahap dalam beberapa
bulan ke depan.
• The Fed memprediksi:
pertumbuhan ekonomi AS di 2013 berkisar
antara 2,3-3,8% dan di 2014 berkisar antara
3,0-3,5% .
tingkat pengangguran diperkirakan turun
ke level terendah sebesar 6,5% di tahun
2014.
dalam jangka menengah tingkat inflasi akan
berada di bawah 2%.
• Pertumbuhan ekonomi AS di Q2-2013 sebesar
2,5% (qoq) lebih tinggi perkiraan sebelumnya
yang sebesar 1,7% (qoq) dan dari Q1-2013
yang sebesar 1,1% (qoq).
• Tingkat pengangguran AS pada Juli 2013
kembali turun ke level terendah sejak 2008,
sebesar 7,4%, pada Juni 2013 tingkat
pengangguran AS sebesar 7,6%.
• Yield US Treasury 10 thn tetap tinggi minggu
ini pada kisaran di atas 2,78% (per 30 Agustus
2013).
• Pemerintah AS telah mendesak Kongres untuk
segera menaikkan batasan utang terkait
kapasitas maksimum sebesar US$16,7 triliun
yang akan habis pada pertengahan Oktober.
Asia
• The People`s Bank of China (PBOC) menghapus “floor”
suku bunga kredit.
• Perekonomian China tumbuh 7,5% (yoy) di Q2-2013
lebih lambat dari Q1-2013 sebesar 7,7% (yoy).
Pemerintah China mentargetkan pertumbuhan 7,5%
FY2013.
• China belum berencana memberikan stimulus fiskal
tambahan namun mendorong kebijakan-kebijakan lain
yang mendukung pertumbuhan: pelonggaran aturan
investasi asing dan proyek rail construction.
• China akan mempercepat pemangkasan kelebihan
kapasitas industrinya mulai tahun ini meski
pertumbuhan ekonomi negara tersebut melambat.
Pemangkasan kelebihan kapasitas industri akan
diselesaikan pada 2014 setahun lebih cepat dari rencana
sebelumnya pada 2015.
• PM Jepang ajukan pemangkasan defisit anggaran senilai
8 triliun yen (US$82 miliar) dalam dua tahun ke depan,
mengingat utang nasional Jepang tembus 1.000 triliun
yen. Hal ini juga diikuti rencana kenaikan pajak
penjualan menjadi 8% pada April 2014 dari saat ini
sebesar 5%.
• Perekonomian Jepang kembali tumbuh positif sebesar
2,6% (qoq saar) pada Q2-2013, namun melambat
dibandingkan Q1-2013 yang sebesar 3,8% (qoq saar).
• Ekspor Jepang pada Juli 2013 melonjak signifikan,
dengan kenaikan 12,2% (yoy), sementara impor naik
19,6%.
• Perekonomian India pada Q2 2013 kembali melambat
sebesar 4,4% (yoy) dari dan inflasi mencapai 9,6% di
bulan Juli. Bank sentral India juga mengumumkan
rencananya untuk membeli obligasi pemerintah jangka
panjang guna menekan pelemahan Rupee.
16
17. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Keluarnya dana asing akibat Fed tapering dialami oleh seluruh negara Emerging
Market dan mengakibatkan goncangan pada stabilitas nilai tukar...
-1,500
-1,000
-500
0
500
1,000
1,500
2008 2009 2010 2011 2012 2013
US $mm
QE1
Announced
QE2
Announced
Operation
Twist
QE3 Announced
Fed Tapering?
QE1
diumumkan
QE2
diumumkan
Operation
Twist
QE3 diumumkan
Fed tapering?
Sumber: JP Morgan
Total aliran dana obligasi EM berdenominasi mata uang lokal
17
19. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini (1)
Indikator Kinerja
Nilai Tukar
• Per 28 Des 2012: Rp9.670/USD depresiasi 6,6 % (ytd)
• Per 30 Agustus 2013 : Rp11.184/USD depresiasi 12,4% (ytd)
IHSG
• Per 31 Des 2012: 4.316,7 menguat 12,9% (ytd)
• Per 30 Agustus 2013 : 4195,1 melemah 2,8% (ytd)
Inflasi
• Inflasi sepanjang tahun 2012 sebesar 4,30% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2012:
4,28%, lebih rendah dibandingkan rata-rata 2011: 5,38%
• Inflasi Agustus 2013: 1,12% (mtm); 7,94% (ytd) atau 8,79% (yoy)
Harga Minyak
Mentah Indonesia
• Rata-rata ICP sepanjang tahun 2012 sebesar US$112,7 per barel.
• Per Juli 2013 ICP mencapai US$103,12 per barel.
• Rata-rata ICP Jan-Juli 2013 sebesar US$105,1 per barel
Pertumbuhan PDB • Q2-2013 : 5,81% (yoy), 2,61 (qoq). Sem1-2013 : 5,92% (yoy)
• Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%
Arus Modal Masuk
• Pada Bulan Agustus 2013 terdapat Rp5,7 T keluar dari pasar saham sementara
sebesar Rp1,19 T keluar dari pasar SUN (29 Agustus 2013). Year to date, secara
total masih mencatatkan net inflows sebesar Rp2,41 T (saham Rp11,65 T
outflows, sedangkan SUN inflows Rp14,06 T.
19
20. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini (2)
Indikator Kinerja
Investasi Langsung
• Realisasi investasi Triwulan II 2013 sebesar Rp99,8T atau naik 29,8% (yoy) dari
triwulan II 2012 (Rp76,9T)
PMA : Rp 66,7T naik 18,9% (yoy)
PMDN : Rp 33,1T naik 59,1%(yoy)
• Realisasi investasi Semester I 2013 sebesar Rp192,8T atau naik 30,2% (yoy)
dari Semester I 2012 (Rp71,2T)
PMA : Rp 132,2T naik 22,9% (yoy)
PMDN : Rp 60,6T naik 49,6% (yoy)
Perdagangan
Internasional
• Juli 2013 : ekspor turun 6,1% (ytd) menjadi US$15,10 miliar
impor naik 6,5% (ytd) menjadi US$17,42 miliar
defisit perdagangan sebesar US$2,31 miliar
• Semester 1 2013 : ekspor turun 6,09% (yoy) menjadi US$90,05 miliar
impor turun 2,16% (yoy) menjadi US$94,36 miliar
defisit perdagangan sebesar US$3,31 miliar
Neraca
Pembayaran
• Defisit transaksi berjalan Q2-2013 melebar dari US$5,3 miliar (2,4% dari PDB)
pada Q1-2013 menjadi US$9.8 miliar (4.4% PDB) .
• Transaksi modal dan finansial kembali positif sebesar US$8.2miliar setelah
triwulan sebelumnya defisit sebesar US$0.3 miliar.
20
22. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Laju pertumbuhan PMTB Q2 2013 mencapai 4,7% (yoy),
melemah dari kuartal sebelumnya yang 5,9% (yoy)...
• PMTB Q2 2013 meningkat
menjadi Rp722,4T
(Rp685,7T pada Q1 2013).
• Penurunan PMTB Q2 2013
terutama akibat penurunan
pertumbuhan investasi
mesin dan perlengkapan LN,
alat angkutaan LN, serta
investasi lainnya LN
• Mesin dan perlengkapan LN
dan Alat Angkutan LN
mencatat pertumbuhan
Negatif (harga konstan)
2012 2013 2012 2013
Q2 Q2 Q2 Q2
PMTB 671,6 722,4 12,5 4,7
aBangunan 564,4 612,7 7,3 6,9
bMesindanPerlengkapanDalamNegeri 6,5 6,9 3,8 4
cMesindanPerlengkapanLuarNegeri 61,9 61,1 23,8 -3,5
dAlatAngkutanDalamNegeri 4,9 5,5 25,5 9,4
eAlatAngkutanLuarNegeri 20,8 20,3 61,5 -4,1
fLainnyaDalamNegeri 8,0 10,7 -2 24,9
gLainnyaLuarNegeri 5,2 5,1 39,6 -3,5
PertumbuhanPMTB/InvestasidalamPertumbuhanEkonomi
HargaBerlaku(RpT) Pertumbuhan
22
23. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
• Menurut Sektor, proporsi investasi terbesar pada Triwulan II 2013:
PMA : Pertambangan (17,3%); Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (14,0%); Transportasi, Gudang
dan Telekomunikasi (10,7%); Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (9,5%);
PMDN : Pertambangan (15,8%); Industri makanan (15%) Industri Kertas, Barang dari Kertas dan Percetakan
(11,8%); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (10,7%)
• Menurut Lokasi, proporsi investasi terbesar pada Triwulan II 2013:
PMA : Jawa Barat (23,1%); Banten (17,6%); DKI Jakarta (13,4%); Papua (7,2%)
PMDN : Jawa Timur (31,7%); Kalimantan Timur (9,9%); Banten (6,9%); Kalimantan Selatan (12,4%)
Sebaran lokasi proyek di luar Jawa mencapai 39,0% (Rp 38,9 triliun) dari total realisasi investasi, meningkat
12,1% (yoy)
• Singapura (19%) merupakan negara investor terbesar selama Triwulan II 2013 disusul oleh Jepang (16,1%), Amerika
Serikat (6,5%); Korea Selatan (6,3%)
Kinerja PMA/PMDN Triwulan II 2013 meningkat sebesar 29,8% (yoy),
namun mulai mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya...
• Realisasi investasi Triwulan II 2013 sebesar Rp99,8T
atau naik 29,8% (yoy) dari triwulan II 2012
(Rp76,9T)
PMA : Rp 66,7T naik 18,9% (yoy)
PMDN : Rp 33,1T naik 59,1%(yoy)
• Investasi Triwulan II 2013 mampu menyerap tenaga
kerja langsung sebanyak 626.376 orang,
PMA : 386.566 orang
PMDN : 239.810 orang
72,7
23,0
31,7
11,9
32,8 27,2
38,2
14,2
35,4 35,6 40,1 36,9 39,5 43,1 46,4 46,2 51,5 56,1 56,6 56,8
65,5 66,7
4,6
3,9
6,5
5,4
8,5
9,3
10,4
9,7
7,0
15,0
16,6 22,0 14,1
18,9
19,0 24,0 19,7
20,8 25,2 26,5
27,5
33,1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Realisasi Investasi Langsung (Rp Triliun)
PMA PMDN Total
23
24. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Inflasi Agustus tercatat 1,12%(mtm) sehingga
mengakibatkan laju inflasi tahunan meningkat
menjadi 8,79% (yoy). Angka ini merupakan inflasi
Agustus tertinggi dalam 10 tahun terakhir dan
berada di atas rerata inflasi historis 5 tahun terakhir
yang sebesar 0,74% (mtm).
Penyebabnya antara lain:
Dampak lanjutan kenaikan harga BBM terhadap
tarif angkutan serta peningkatan harga emas
(Inti).
Kenaikan harga bahan pangan dan penurunan
pasokan karena anomali iklim (Harga Bergejolak).
Lanjutan kenaikan Tarif Listrik (Harga diatur
Pemerintah).
Laju komponen inflasi bervariasi secara tahunan,
antara lain sbb:
Laju inflasi komponen inti naik menjadi
4,48%(yoy).
Laju inflasi harga bergejolak (volatile foods) naik
menjadi 16,53%(yoy)
Laju inflasi harga diatur pemerintah
(administered prices) naik menjadi 15,40%(yoy).
3,43
6,44
5,67
7,02
3,56
Aug-2013; 8,79
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
J-10
A-10
J-10
O-10
J-11
A-11
J-11
O-11
J-12
A-12
J-12
O-12
J-13
A-13
J-13
yoy (%)
PERKEMBANGANINFLASI
Sumber: BPS, data diolah(2012)
3,56
5,15
4,48
-0,18
5,92
15,40
18,25
2,49
16,53
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
J-10
A-10
J-10
O-10
J-11
A-11
J-11
O-11
J-12
A-12
J-12
O-12
J-13
A-13
J-13
yoy(%)yoy(%)
Inflasi Berdasarkan Komponen (persen, yoy)
Inti (LHS) HargaDiatur Pemerintah (RHS) HargaBergejolak(RHS)
Sumber: BPS, data diolah(2012)
Pada Agustus 2013 inflasi sebesar 1,12% (mtm), 7,94% (ytd) atau 8,79%
(yoy)...
24
25. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Perkembangan inflasi bulanan 2012, 2013 dan rerata 5 tahun
terakhir...
• Inflasi bulan Agustus sebesar 1,12% (mtm), menyebabkan laju inflasi tahun berjalan menjadi 7,94% (ytd) dan inflasi tahunan menjadi
8,79% (yoy).
• Beberapa faktor yang memberikan tekanan meningkat (upside risk) terhadap inflasi tahun 2013 antara lain: efektifitas kebijakan nasional
yang berpengaruh terhadap penyediaan pasokan dalam negeri terutama untuk pasokan bahan pangan (seperti daging sapi, hortikultura
dan kedelai), kebijakan administered prices di bidang energi, antara lain rencana perubahan tata niaga gas elpiji 12 kg, kenaikan tarif jalan
tol serta gangguan iklim dan cuaca. Beberapa faktor tekanan inflasi tersebut mendorong laju inflasi tahun 2013 diperkirakan sekitar 9,2%.
• Dengan penerbitan 4 paket kebijakan, Pemerintah berharap agar penjagaan impor pada masa pelemahan rupiah saat ini akan dapat
menahan defisit neraca pembayaran, menjaga kestabilan nilai tukar rupiah serta menurunkan laju inflasi.
0,76
0,05
0,07
0,21
0,07
0,62
0,70
0,95
0,01
0,16
0,07
0,54
1,03
0,75
0,63
-0,10
-0,03
1,03
3,29
1,12
0,84
0,27
0,15 0,06
0,39
0,93
0,95
0,74
0,55
0,15 0,22
0,46
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
(mtm,%)
2012
2013
Rerata 5 tahun
25
26. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Sumber: BPS
Defisit neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif hingga Juli 2013
sebesar US$5,65 miliar...
• Nilai ekspor Indonesia Juli 2013 mencapai US$ 15,11 miliar atau
mengalami kenaikan sebesar 2,37% dibanding ekspor Juni 2013.
Dan bila dibanding Juli 2012 mengalami penurunan sebesar
6,07%.
• Impor migas yang masih meningkat menjadi faktor utama
meningkatnya defisit neraca perdagangan Indonesia dan
diperparah oleh kinerja sektor nonmigas yang juga mengalami
defisit.
• Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari−Juli 2013
mencapai US$ 106,18 miliar atau menurun 6,07% dibanding
periode yang sama tahun 2012 sehingga trade Balance (total)
secara kumulatif masih defisit US$ 5.65 miliar. Pada bulan Juli
2013 saja, trade balance (total) masih defisit US$ 2,31 miliar
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
2010-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2011-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2012-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2013-J
F
M
A
M
J
J
JutaUSD
Neraca Perdagangan (per bulan)
MIGAS
NONMIGAS
TOTAL
Jul -'13 Jun-'13
Juta USD yoy ytd yoy ytd
Total Ekspor 15.108,5 -6,1% -6,1% -4,4% -6,1%
Total Impor 17.417,8 6,5% -0,9% -6,5% -2,1%
NonMigas
Ekspor 12.826,1 -2,6% -2,7% -4,7% -2,7%
Impor 13.280,5 -2,3% -3,4% -9,5% -3,6%
Migas
Ekspor 2.282,4 -21,8% -19,4% -3,4% -19,0%
Impor 4.137,3 49,9% 8,5% 5,3% 3,1%
26
15.375
15.016
15.025
14.761
16.133
14.759
15.109
15.450
15.313
14.887
16.463
16.661
15.636
17.418
14.000
15.000
16.000
17.000
18.000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
-74.7 -297.7 137.5 -1,702.6 -527.2 -877.2 -2,309.3
Ekspor Impor
Total Ekspor – Impor (US$ Juta)
27. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Neraca Pembayaran di Q2-2103 menunjukkan perbaikan meskipun
defisit transaksi berjalan (Current Account) semakin lebar…
Defisit transaksi berjalan semakin lebar yaitu menjadi US$9.8 miliar (4.4% GDP) dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar US$5.8 miliar (2.6%GDP)
Neraca perdagangan barang untuk pertama kalinya mengalami defisit sebesar US$0.6 miliar.
Transaksi modal dan finansial kembali positif sebesar US$8.2miliar setelah triwulan sebelumnya defisit sebesar
US$0.3 miliar.
(US$ miliar)
Sumber: Bank Indonesia, Kemenkeu
ITEM
2011 2012 2013
Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2
A. TRANSAKSI BERJALAN 2.9 0.3 0.8 -2.3 1.7 -3.1 -8.2 -5.3 -7.8 -24.4 -5.8 -9.8
1. Barang 9.3 9.2 9.7 6.6 34.8 3.8 0.8 3.2 0.8 8.6 1.6 -0.6
a. Ekspor, fob 45.9 51.8 52.4 50.7 200.8 48.4 47.5 45.5 47.0 188.5 45.2 45.7
b. Impor, fob -36.6 -42.6 -42.7 -44.1 -166.0 -44.5 -46.7 -42.4 -46.3 -179.9 -43.7 -46.3
2. Jasa-jasa -1.8 -3.1 -2.6 -3.1 -10.6 -2.1 -2.9 -2.5 -3.2 -10.3 -2.5 -3.1
3. Pendapatan -5.5 -6.8 -7.4 -7.0 -26.7 -5.9 -6.8 -6.9 -6.6 -26.7 -6.0 -7.1
4. Transfer Berjalan 1.0 1.0 1.0 1.2 4.2 1.1 0.9 0.9 1.2 4.0 1.1 1
B. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 4.8 11.6 -3.1 0.2 13.6 2.3 5.2 6.0 12.1 25.1 -0.3 8.2
1. Transaksi Modal 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2. Transaksi Finansial 4.8 11.6 -3.1 0.2 13.5 2.3 5.2 6.0 12 25.1 -0.3 8.2
a. Investasi Langsung 3.8 2.5 2.1 3.1 11.5 1.6 4.0 4.3 4.2 14 3.9 3.3
b. Investasi Portofolio 2.9 5.2 -4.6 0.2 3.8 2.6 3.9 2.5 0.2 9.2 2.8 2.5
c. Investasi Lainnya -1.9 3.9 -0.7 -3.2 -1.8 -2.0 -2.7 -0.8 6.7 1.9 -7.0 2.3
C. TOTAL (A + B) 7.8 11.9 -2.3 -2.1 15.3 -0.9 -2.8 0.7 4.2 0.7 -6.2 -1.7
D. SELISIH PERHITUNGAN BERSIH -0.1 0.0 -1.6 -1.6 -3.4 -0.2 -0.1 0.2 -1 -0.5 0.0 -0.8
E. NERACA KESELURUHAN (C + D) 7.7 11.9 -4.0 -3.7 11.9 -1.0 -2.8 0.8 3.2 0.2 -6.6 -2.5
Posisi Cadangan Devisa 105.7 119.7 114.5 110.1 110.1 110.5 106.5 110.2 112.8 112.8 104.8 98.1
(bulan impor & pemb. ULN Pemt.) 7.5 7.9 7.1 6.5 6.5 6.2 5.8 6.0 6.1 6.1 5.7 5.4
Transaksi Berjalan (% PDB) 1.5 0.1 0.3 -1.1 0.2 -1.4 -3.6 -2.4 -3.5 -2.8 -2.6 -4.4
Debt Service Ratio (%) 18.4 21.9 19.8 26.2 21.7 30.3 35 35.2 39.4 34.9 34.8 41.4
27
28. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Per 30 Agustus, IHSG dan Rupiah masih mengalami pelemahan seiring
dengan pelemahan di kawasan regional dan global...
Nilai tukar regional dan globalIndeks saham regional dan global
Beberapa isu yang dicermati pasar ke depannya:
1. Data-data perekonomian kawasan Asia yang menyangkut fundamental ekonomi jangka pendek, seperti data-data Current
Account Deficit (CAD)
2. Arah kebijakan QE The Fed ke depan
3. Dari sisi domestik, respon kebijakan Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah juga dicermati pasar di tengah
inflasi yang tinggi, kebutuhan external financing yang besar, cadangan devisa yang menurun dan CAD yang melebar
Sumber: Bloomberg
-7.01
-4.36
-4.15
-3.54
-2.82
2.29
4.51
8.73
13.02
28.80
17.19
9.07
3.27
-0.16
20.65
5.62
27.05
15.98
16.81
50.33
-10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Thailand
Singapore
India
Korea
Indonesia
Malaysia
Philippines
UK
US
Japan
ytd 22 mei
ytd 30 Agt
-16.30
-12.44
-11.63
-8.02
-6.90
-4.85
-4.17
-4.11
-1.49
0.22
1.80
-0.87
0.24
-15.91
-0.56
1.21
2.33
-3.55
-4.43
-0.76
-2.54
1.62
-20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00
India
Indonesia
Japan
Philippines
Malaysia
Thailand
Singapore
Korea
Vietnam
EU
China
ytd 22 mei ytd 30 agt
28
29. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Per 30 Agustus, meskipun yield obligasi 10Y Indonesia mengalami kenaikan
terbesar di kawasan terutama didorong oleh faktor domestik yang berasal dari
kenaikan inflasi pasca kenaikan BBM, appetite investor masih baik...
Pertumbuhan yield obligasi berbagai negara (10Y)
• Meskipun masih berada dalam tren meningkat, dalam 3 hari perdagangan terakhir, pergerakan yield mulai stabil di
beberapa negara tersebut meskipun Indonesia masih memiliki kenaikan rata-rata 3 harian tertinggi dibanding
negara lainnya
• Pada 13 Agustus 2013, rata-rata bid to cover ratio SUN10Yr bernilai 2,04 yang menunjukkan masih cukup baiknya
minat investor di pasar obligasi. Antusiasme ini juga terlihat pada lelang terakhir yang dilaksanakan pada 27
Agustus 2013 dengan rata-rata bid to cover ratio sebesar 2,17.
53.0
73.0
93.0
113.0
133.0
153.0
Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13
US China
Jepang Malaysia
Philippines Taiwan
Indonesia
Index 100
= 1 Jan 2013
Bernanke
Effect
Pengumuman
Kenaikan BBM
29
31. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Paket Kebijakan
Pemerintah
Paket Kebijakan
BI
Langkah-langkah
antisipasi dari
Otoritas Jasa
Keuangan
1. Memperbaiki Neraca
Transaksi Berjalan
(current account) dan
menjaga nilai tukar
Rupiah
2. Menjaga
Pertumbuhan
Ekonomi dan Daya
beli Masyarakat
3. Menjaga Tingkat
Inflasi
4. Mempercepat
Investasi
1. Menaikkan BI Rate
2. Stabilisasi nilai tukar
rupiah
3. Memperketat
ketentuan permodalan
dan langkah
pengawasan bank
(antara lain GWM-
LDR, LTV, dst)
4. Relaksasi ketentuan
untuk pengembangan
pasar valas domestik
dan meningkatkan
pasokan valas (term
deposit, lelang FX
swap)
1. Relaksasi peraturan
tentang Pembelian
Kembali Saham
Yang Dikeluarkan
Emiten Atau
Perusahaan Publik
2. Relaksasi
Ketentuan Terkait
dengan
Pengelolaan Reksa
Dana
3. Relaksasi Peraturan
Terkait Masa
Penawaran Umum
Diharapkan pada Q3-Q4
2013: Defisit Neraca
Transaksi Berjalan menurun,
iklim dunia usaha tetap
terjaga dan kondusif. Paket
insentif dan perbaikan iklim
investasi yang ditempuh
akan membuat pertumbuhan
ekonomi dapat tetap dijaga
pada level yang realistis
Paket kebijakan pemerintah, paket kebijakan moneter oleh BI, dan langkah-langkah antisipasi
dari OJK bekerja secara simultan dan saling melengkapi untuk mengatasi permasalahan dan
tekanan yang dihadapi...
31
32. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Insentif diberikan dengan tetap memastikan defisit anggaran 2013 sebesar 2,38%, sehingga pembiayaan APBN-P 2013
tetap dalam batas aman.
A. Insentif Jangka Pendek:
1. Relaksasi pembatasan kawasan berikat untuk produk domestik
2. Penghapusan PPN buku
3. Penghapusan PPn BM untuk produk dasar yang sudah tidak tergolong barang mewah
4. Mengarahkan penetapan UMP untuk mencegah terjadinya PHK, dengan menggunakan skema UMP yang
mengacu pada KHL, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi, dengan menerapkan pembedaan kenaikan upah
minimun industri antara UMKM, serta Industri Padat Karya dan Industri Padat Modal.
5. Untuk kebijakan 1, 2 dan 3, PMK tersebut sudah diterbitkan
B. Insentif Jangka Panjang:
1. Paket insentif untuk kegiatan inovasi dan R&D
2. Mengoptimalkan penggunaan tax allowance untuk insentif investasi
Memperbaiki Neraca Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar
1. Mendorong Ekspor : Paket insentif fiskal untuk industri padat karya dan ekspor
2. Menurunkan Impor migas: meningkatkan porsi biodiesel dalam porsi solar sehingga mengurangi konsumsi solar
3. Pengenaan tambahan Pajak Barang Mewah sebesar 25% sd 50% pada produk yang berasal dari Impor:(seperti mobil
CBU, branded product)
4. Mendorong ekspor mineral: relaksasi prosedur terkait dengan kuota dan Clear and Clean.
Menjaga Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat
Paket Kebijakan Pemerintah… (1)
32
33. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Kebijakan Mempercepat Investasi
1. Penyederhanaan perizinan dengan mengefektifkan fungsi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan
menyederhanakan jenis-jenis perizinan yang menyangkut kegiatan investasi
Saat ini telah dirumuskan penyederhanaan perizinan di bidang investasi hulu migas dari 69 jenis perizinan
menjadi 8 perizinan
2. Mempercepat penerbitan Revisi Peraturan Presiden tentang Daftar Negatif Investasi (DNI)
3. Mempercepat program-program investasi berbasis
agro (CPO, Kakao, Rotan),
mineral Logam (Bauksit, Nikel, Tembaga)
Dengan memberikan insentif fiskal berupa Tax Holiday dan Tax Allowance serta percepatan renegosiasi kontrak
karya dan PKP2B
4. Debotlenecking penyelesaian masalah proyek-proyek investasi strategis yang menjadi proyek pembangkit tenaga
listrik, migas, pertambangan mineral, infrastruktur.
Kebijakan Menjaga Laju Inflasi
Dalam kerangka koordinasi dengan Bank Indonesia:
Pemerintah akan mengatasi komponen inflasi harga bergejolak (volatile food) dengan mengubah tata niaga daging sapi dan
produk hortikultura dari pembatasan kuantitas atau kuota, menjadi mekanisme yang mengandalkan harga.
Kebijakan Lain yang sedang dikaji
1. Konversi gas untuk transportasi publik
2. Pemberian insentif untuk produksi barang setengah jadi/intermediate goods
Paket Kebijakan Pemerintah… (2)
33
35. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Pertumbuhan Ekonomi Global dan Beberapa Negara Mitra Dagang Utama yang Melambat,
terutama China dan India:
•Berdampak pada pelemahan kinerja ekspor Indonesia dan investasi.
Sentimen Arus Modal akibat Pelonggaran Kebijakan Moneter di Negara-Negara Maju:
• Pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju telah mengakibatkan aliran likuiditas yang besar di pasar global.
Dengan masih terdapatnya ketidakpastian, perubahan arus likiditas dapat mengganggu keseimbangan pasar uang di nilai
tukar di berbagai negara.
• Pasca pernyataan Gubernur Bank Sentral AS pada 22 Mei 2013 mengenai kemungkinan penghentian Quantitative Easing
(QE) 3 apabila keadaan ekonomi AS membaik (tapering), terjadi penarikan dana asing dari seluruh pasar uang negara-
negara emerging market memberikan tekanan pada nilai tukar, termasuk Indonesia.
Gejolak Harga Komoditas Pasar Global:
•Harga minyak mentah dunia sejak awal 2000 telah meningkat cukup tinggi dengan fluktuasi yang besar, sehingga
turut meningkatkan ketidakpastian.
•Di sisi lain pelemahan harga komoditas primer di pasar global berdampak negatif pada ekspor beberapa negara,
termasuk Indonesia.
•Ketidakpastian akibat faktor geopolitik penyelesaian krisis Timur Tengah.
1
2
3
Tantangan Perekonomian Global Ke Depan
35
36. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Pelebaran
Defisit Neraca
Perdagangan
Penurunan oil
lifting dan external
demand
Impor yang
meningkat
terutama BBM dan
untuk mendukung
aktivitas investasi.
Pelebaran defisit
neraca
perdagangan akan
mendorong
pelebaran defisit
transaksi berjalan
dan memberikan
tekanan pada nilai
tukar Rupiah.
Stabilitas
Sistem
Keuangan
Dominasi
kepemilikan asing
masih tinggi,
terutama dalam
pasar dan pasar
obligasi potensi
terjadinya sudden
reversal.
Peningkatan utang
LN swasta sebagai
akibat kebutuhan
pembiayaan
peningkatan
risiko currency
mismatch
Stabilitas
harga
Kebijakan
kenaikan
harga BBM
serta
gangguan
pasokan untuk
beberapa
produk
komoditas
telah
memberikan
tekanan pada
inflasi.
Tekanan
Defisit APBN &
percepatan
penyerapan
belanja
Penurunan
penerimaan
perpajakan dan
SDA.
Perlunya
mengoptimalkan
daya serap
belanja
Pemerintah.
Perlunya
meningkatkan
quality of
spending
infrastruktur dan
perlindungan
sosial
Perbaikan
Iklim Investasi
Perbaikan
kesejahteraan
tenaga kerja (UMP
yang diimbangi
produktivitas), serta
menjaga iklim pasar
tenaga kerja yang
kondusif
Sinkronisasi
peraturan dan
perizinan pusat dan
daerah
Perbaikan dan
peningkatan
infrastruktur ,
termasuk listrik.
Percepatan
Pertumbuhan
Ekonomi yang
Lebih Inklusif
Angka
kemiskinan
menurun
sementara
koefisien Gini
(Gini ratio)
makin
melebar
salah satu
upaya
perbaikan
melalui
implementasi
BPJS dan
SJSN
Tantangan Perekonomian Domestik Ke Depan
36
37. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Paul Krugman: The Unsaved World, The New York Times, 29 August 2013
….Indonesia’s slump, which saw the economy contract 13 percent in 1998, was a terrible thing.
But a solid recovery was under way by 2000. By 2003, Indonesia’s economy had passed its
pre-crisis peak; as of last year, it was 72 percent larger than it was in 1997….
…So, is Asia next? Probably not. Indonesia has a much lower level of foreign debt relative to
income now than it did in the 1990s. India, which also has a sliding currency that worries many
observers, has even lower debt. So a repetition of the ’90s crisis, let alone a Greek-style
never-ending crisis, seems unlikely…..
S&P Asia-Pacific Chief Economist Paul Gruenwald: South and Southeast Asian
Economies Grapple with Growth and External Financing Risks, 28 August 2013
“The road may be rocky in the near term, particularly for the largest deficit countries —
India and Indonesia — but we don’t think this is the Asian crisis all over again,”
Fitch Rating Sovereign Analyst Andrew Colquhoun, 29 August 2013
“…India, Indonesia sell-off different from 1997….. India’s and Indonesia’s sovereign
credit profiles are much stronger today than 16 years ago as they now rely on
foreign-exchange reserves…. Foreign exchange reserves have come under pressure but
are still sizeable.... In both countries, reserves remain higher than residual maturity
short-term debt…”
Apa Kata Mereka….???
37
38. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
4 Juni 2012
Badan Kebijakan FiskalB K F
Outlook Asumsi Makro 2013 dan 2014
* Realisasi Sem I 2013
** Rata-rata kurs nilai tukar rupiah hingga hari ini (ytd) Selasa, 3 September 2013 mencapai Rp10.005/US$
2012
Realisasi APBN-P
Realisasi
per 1 Sept
2013
Outlook Outlook
a. Pertumbuhan ekonomi % yoy 6,2 6,3 5,9* 5,9 6,0
b. Laju inflasi % yoy 4,3 7,2 8,79 9,2 5,5
c.
Tingkat suku bunga
SPN 3 bulan
% 3,2 5,0 4,2 5,0 5,5
d. Nilai tukar Rp/US$ 9.384 9.600 9.887 10.200 10.500
e. Harga minyak mentah US$/barel 112,7 108 105 105 106
f. Lifting minyak
Ribu barel per
hari
860 840 829 834 870
g. Lifting gas
Ribu barel per
hari setara
minyak
n.a 1.240 1.204 1.207 1.240
Indikator Ekonomi
2013 2014
38