SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Agama Hindu dan Sejarah Perkembanganya
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Agama
Dosen pengampu : Imamul Huda, M.Pd.I
Disusun oleh :
1. Maudyna Agustin Sismawanti 23010-15-0071
2. Andi Nafi Alamul Yaqin 23010-15-0078
3. Anastasya Nidya Anggraeni 23010-15-0095
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Agama Hindu dan Sejarah Perkembangannya” dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang senantiasa ditunggu syafa’atnya di hari kiamat.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan
Agama yang yang dibimbing oleh Bapak Imamul Huda, M.Pd.I.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Tegur, kritik, dan saran penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Mohon maaf atas segala
kekurangan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Salatiga, 21 April 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan pengertian agama Hindu 3
B. Konsep ketuhanan agama Hindu 4
C. Kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama hindu 5
D. Agama Hindu di Bali 11
E. pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu 13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Hindu merupakan salah satu agama yang dianut oleh sebagian umat
manusia di jagat raya ini. Eksistensi agama ini masih eksis sampai sekarang.
Agama Hindu sebenarnya adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan yang
meliputi zaman sejak kira-kira 1500 SM hingga sekarang. Dalam perjalanan
berabad-abad itu agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi,
sehingga agama ini memiliki ciri-ciri yang bermacam-macam yang oleh
pengikutnya diutamakan, tetapi kadang tidak diindahkan sama sekali.
Orang pribumi sendiri agama Hindu disebut Sanatama Dharma, yang
berarti agama yang kekal. Dengan ini orang Hindu manyatakan keyakinan, bahwa
agama tidaklah terikat zaman, agama ada bersamaan dengan hidup, sebab agama
adalah makanan rohani manusia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini antara
lain sebagai berikut:
1. Bagaimana asal-usul dan pengertian agama Hindu ?
2. Bagaimana konsep ketuhanan agama Hindu ?
3. Bagaimana kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama hindu ?
4. Bagaimana agama Hindu di Bali?
5. Bagaimana pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu ?
1
v
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penyusunan makalah ini
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menetahui asal-usul dan pengertian agama Hindu.
2. Untuk mengetahui konsep ketuhanan agama Hindu.
3. Untuk mengetahui kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama
hindu.
4. Untuk mengetahui bagaimana agama Hindu di Bali.
5. Untuk mengetahui bagaimana pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu
2
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-Usul dan Pengertian Agama Hindu
Hindu muncul sekitar tahun 1800 SM di India. Dari riwayat yang diketahui
Hindu berasal dari peradapan Lembah Sungai Indus. Kata Indus sendiri berasal
dari bahasa Sansakerta Siddhu kata yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan
sebagagi “Hindu”. Tidak lama sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebut
semua bangsa India pada umumnya. Tetapi sekarang kata itu hanya digunakan
untuk menyebut pengikut Hindunisme.1
Dipandang dari sudut ethnology (ilmu
tentang bangsa-bangsa), penduduk Hindu merupakan campuran antara penduduk
asli yang disebut dengan bangsa Dravida dengan suku pendatang yang berasal
dari sebelah utara, yaitu bangsa Aria yang merupakan rumpun dari Jerman yang
disebut Indo Jerman.
Agama Hindu merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah Kristen
dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir satu milyar jiwa, penganut
agama ini sebagian besar terdapat di anak benua Hindia. Di sini terdapat sekitar
90 % penganut agama Hindu.
Antara tahun 2000 dan 1000 SM dari sebelah utara masuk ke India suku
Arya yang memissahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran.2
Mereka memasuki
India melewati jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush. Setelah datang ke India
mereka menetap di sekitar lembah sungai Gangga yang dihuni oleh penduduk
asli.3
Suku-suku pribumi, yakni suku Dravida tidak tunduk begitu saja kepada
para pendatang itu dan memilih untuk pindah ke selatan anak benua India. Dan
sewaktu suku Arya semakin berkembang dan memencar menyusuri sungai
Gangga dan Sungai Indus dan memasuki daerah-daerah sepanjang pesisir selatan
India maka suku-suku Dravida itu menyingkir ke daerah pedalaman memasuki
dataran tinggi Vyndhia dan dataran tinggi Andhra.4
1
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 10.
2
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 89.
3
Jirhanuddin, Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 63-64.
4
Jaesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1996),
hlm. 26.
3
vii
Akibat dari pembaruan tersebut, maka terjadilah peleburan dua kebudayaan
berbeda, yang kemudian melahirkan kebudayaan Hindu yang nantinya melahirkan
agama Hindu. Agama Hindu dibentuk atau dipengaruhi oleh kedua unsur
kebudayaan, yang mula-mula banyak ditemukan perbedaan. Tetapi lama-
kelamaan dapat melebur menjadi satu. Sebagian ahli sejarah berpendapat, bahwa
agama India kuno tidak terlepas dari kutipan yang diambil dari agama-agama
yang dianut oleh bangsa Babilonia, Mesir, dan Austria. Pendapat itu mereka
hubungkan dengan tempat tinggal atau mula orang-orang Aria pertama yang
memasuki India hidup dan berada di sekitar bangsa-bangsa tersebut.
G. Honig menegaskan, Agama Hindu bukanlah merupakan suatu agama,
teapi kesimpulan sejumlah agama-agama yang meliputi segi etika dan
kemasyarakatan, dari keseluruhan ini disebut agama Hindu. Jadi dengan demikian
Honig berkesimpulan, agama Hindu adalah agama orang India dan juga seluruh
kebudayaan yang bersangkutan dengan itu.5
B. Konsep Ketuhanan Agama Hindu
Agama Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran
polytheisme karena memuja banyak dewa. Namun tidaklah sepenuhnya demikian.
Dalam agama Hindu, dewa bukanlah tuhan tersendiri. Tuhan itu Maha Esa dalam
salah satu ajaran filsafat Hindu, menururt Advaita Vedanta yang dikutip penulis
dari buku karya Michael Keene menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan
menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya
sebagai manusia dalam berbagai bentuk Brahmana adalah roh yang paling tinggi,
di luar jangkauan manusia, tidak terbatas oleh waktu dan ruang.6
Dalam agama Hindu memang cukup banyak jumlah dewa-dewa yang
dipuja. Dalam weda disebutkan sebanyak 32 dewa dan masing-masing memiliki
fungsi tersendiri dalam hubungannya dengan kehidupan manusia. Dewa-dewa
tersebut diantaranya : Dyous Pitar, Dewa matahari, Vairuna, dewa air, Indera,
dewa perang, Yama, dewa maut, Brahmana sebagai dewa pencipta alam, dan
Wisnu sebagai pemelihara alam.
5
Jirhanuddin, Perbandingan Agama, hlm. 64-65.
6
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 14.
4
viii
Konsepsi Hindu selanjutnya mengalami perkembangan, sehingga banyak
hal telah dijadikan pedoman dalam kitab suci Weda seperti jumlah dewa
mengalami perubahan. Dalam Hindu Weda belum dikenal adanya dewa Trimurti
yaitu tiga rangkaian dewa yang berkuasa atas alam semesta, maka dalam Hindu
selanjutnya muncul konsep Trimurti tersebut. Tiga dewa yang digabungkan
menjadi Trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan Syiwa.7
Brahma dalam rangkaian Trimurti dipandang sebagai dewa yang paling
berkuasa dalam menciptakan sesuatu. Jadi, dipandang lebih tinggi kekuasaannya
daripada kedua dewa lainnya. Brahmana digambarkan sebagai tokoh dewa
berkepala 4 serta berwajah indah dengan tanda sekuntum bunga teratai serta naik
Hamsa (angsa). 8
C. Kitab Agama Hindu, Pembagian Kasta, dan Asrama
1. Kitab Agama Hindu
Kitab suci agama Hindu ialah kitab Weda, kitab suci ini mengandung
kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat dan hukum-hukum juga tidak memiliki
pencipta yang pasti. Kata Weda berasal dari kata “Wid” yang artinya tahu. Ada
perbedaan pendapat mengenai pencipta dari kitab Weda tersebut. Faridi
menjelaskan, menurut tradisi Hindu, kitab-kitab tersebut adalah buah ciptaan
Dewa Brahma sendiri. Isinya diwahyukan oleh Dewa Brahma kepada para resi
(para pendeta) dalam bentuk mantera-mantera yang kemudian disusun sebagai
puji-pujian oleh para resi sebagai pernyataan rasa hati.9
Sedangkan menurut Shalaby, penganut agama Hindu mempercayai kitab
Weda adalah suatu kitab yang ada sejak dahulu dan tidak mempunyai tanggal
permulaan. Sebagaimana halnya agama Hindu yang tidak memiliki pendiri,
kitab Weda tidak mempunyai pencipta.10
7
Jirhanuddin, Perbandingan Agama, hlm. 71-72.
8
Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011),
hlm. 35.
9
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89.
10
Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama : Agama-Agama Besar di India, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998), hlm. 26.
5
ix
Kitab suci agama Hindu dibagi menjadi dua bagian, yaitu kitab-kitab Shruti
dan Smriti.
a. Shruti (yang didengar) dianggap sebagai yang suci yang berada di dalam
asal-usul segala sesuatu. Kitab Shruti berisi pujian-pujian kuno dari kitab
Weda.11
Kitab Weda sendiri terdiri atas empat samhita (himpunan)
yaitu:12
1) Rig Weda
Berisi mantera-mantera dalam bentuk nyanyian-nyanyian yang
diguna-kan ketika mengundang para Dewa agar hadir pada upacara-
upacara korban yang dipesembahkan kepada mereka (para Dewa). Para
pendeta yang melantunkan puji-pujian ini disebut Hor. Kitab ini
sekaligus merupakan kitab tertua diantara empat kitab yang ada.
2) Sama Weda
Berisi hampir sama dengan kitab sebelumnya hanya diberi “titi
suara” atau lagu. Pendeta yang melantunkan ini disebut Udgatr.
3) Yajur Weda
Berisi mantera-mantera, jampi-jampi yang harus diucapkan oleh
pendeta ketika sembahyang dan pujaan, atau untuk mengubah korban
menjadi makanan para dewa. Para pendeta yang melantunkannya
disebut dengan Adwary.
4) Atharwa Weda
Berisis mantera-mantera dan jampi-jampi khusus untuk menyem-
buhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat, dan sebagainya.
Dan biasanya dipimpin oleh Atharwan.
b. Smriti (yang diingat) yakni setiap tradisi (ucapan, perbuatan, tulisan),
kitab ini berisi cerita rakyat seumpama Krishna dan lainnya. Didalam
himpunan Smriti itu termasuk Brahmana, Upanishad, Mahabarata,
Bhagavad Gita, Ramayana, Purana, dan lainnya.13
11
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 20.
12
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89-90.
13
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 27.
6
x
Isi kitab Weda pada umumnya mengenai ritus (upacara-upacara
keagamaan), terutama soal korban. Bermacam-macam cara koerban diuraikan
di dalamnya dan yang terpenting ialah koban yang menggunakan air soma
(semacam minuman yang penyelenggaraanya memerlukan banyak tenaga dan
biaya).
Korban-korban tersebut dipersembahakan kepada para Dewa yang pada
hakikatnya merupakan personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam yang dahsyar
atau yang menakutkan, seperti Dewa Api (Agni), Matahari (Surya), Angin
(Vayu), Tufan (Maruta), Bumi (Pertiwi), Perang (Indra), Langit (Maruna),
Perusak (Rud), dan sebagainya.
Pandangan mereka terhadap Dewa-dewa tersebut tidak jauh berbeda
dengan pandangan bangsa-bangsa Arya di Iran sebelum mereka masuk India.
Jadi, merka mempercayai banyak Dewa (poteistik) dan antara yang satu
dengan yang lainya sama-sama tinggi kedudukanya.
2. Kasta dalam Agama Hindu
Agama ini mengenal adanya Kasta-kasta. Ada empat kasta dalam agama
Hindu yang sangat dipercayai bahwa perbedaan derajat tidak dapat diubah
sama sekali, diantaranya:14
a. Brahma
Terdiri dari golongan pendeta dan ulama-ulama.
b. Ksataria
Terdiri dari golongan perwira bala tentara dan pegawai negeri.
c. Waisya
Terdiri dari kaum buruh, tanim dan saudagar.
d. Sudra
Terdiri dari hamba sahaya dan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan
yang kurang baik.
14
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 92.
7
xi
Dalam catatan kitab Rigweda disebutkan sesungguhnya kasta-kasta itu
timbul dari anggota tubuh Purusa, ciptaan dunia. Dikatakan bahwa ada suatu
makhluk yang azali yang besar, laki-laki yang disebut Purusa. Makhluk
tersebut memiliki seribu kepala, mata dan kakinya menutupi bumi, bahkan
masih menonjol 10 dim. Purusa adalah segala yang ada dan yang akan ada dan
disebut sebagai Dewa yang tidak akan mati. Seperempat badanya adalah
makhluk abadi di langit. Para dewa melakukan melakukan persembahan
korban dengan purusa ini. Ketika ia dipotong-potong, mulutnya menjadi
Brahmana, lengannya menjadi Ksatria, pahanya menjadi Waisya, dan dari
kakinya muncul sudra, matanya menjadi matahari, nafasnya menjadi angin,
dan dari telinganya terjadi mata angin, dan seterusnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa timbulnya kasta dikarenakan terjadinya
benturan antara bangsa Arya (pendatang) dengan bangsa Dravida (penduduk
asli India). Semula bangsa Arya beusaha untuk tidak bercampur darah
(asimilasi) dengan penduduk asli, karena mereka merasa lebih tinggi daripada
penduduk yang ditakhlukkanya tadi. Hanya saja, akibat terjadinya peperangan,
beberapa suku kekurangan istri, sehingga mau tidak mau mereka kawin dengan
suku pribumi. Itulah sebabnya keturunan mereka dikemudian hari dianggap
lebih rendah status sosialnya dibanding dengan keturunan asli suku India.
Demikianlah, keturunan kedua dari mereka telah menimbulkan kelas antara
bangsa Arya asli dan bangsa pribumi, yakni orang-orang yang berdarah
campuran. Perkembagan seperti ini kemudian menimbulkan adanya empat
macam kasta dalam agama Hindu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kasta yang lebih tinggi acap kali selalu
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan enak. Hal tersebut tercantum
dalam kitab Undang-Undang Manawa Dharma Sasrta. Didalamnya antara lain
ditetapakan bahwa sesuatu kejahatan akan lebih ringan kalau yang
melakukannya seorang Brahmana daripada kalau kejahatan tersebut dilakukan
oleh seorang Ksatria, dan akan lebih berat lagi kalau yang melakukannya
seorang dari golongan yang lebih rendah. Sebaliknya, kejahatan yang
dilakukan terhadap orang-orang dari kasta yang lebih rendah.
8
xii
Meskipun demikian, dalam kenyataanya peraturan-peraturan tersebut
tidak selalu dipatuhi sepenuhnya. Perkawinan campur antara Varna cukup
banyak terjadi. Oleh karena itu, terdapat varna campuran yang memiliki
kedudukan tersendiri. Disamping keempat varna yang asal. Kelompok ini
sering disebut dengan jati, atau chandalan (orang-orang yang tidak perkasa).15
3. Asrama dalam Agama Hindu
Asrama merupakan tingkatan hidup. Dalam agama Brahmana disebutkan
adanya empat tingkatan hidup yang harus diakui oleh setiap penganut agama
tersebut. Sebelum memasuki keempat tingkatan tadi, setiap orang terlebih
dahulu harus melakukan upacara upanayana, yakni upacara menjadikan
seseorang anak menjadi dwija dan resmi sebagai anggota kasta serta siap
memasuki tingkatan hidup yang pertama, yaitu kehidupan sebagai
Brahmacarin. Anak tadi akan meninggalkan rumah orangtuanya dan menetap
sebagai seorang siswa di kediaman seorang guru untuk mempelajari isi Veda
dan pengetahuan keagamaan lainya. Ia harus tunduk kepada perintah guru dan
istri gurunya, patuh melaksanakan perintahnya dan harus mencari makan
sendiri dengan cara meminta-minta. Sebagai imbalanya ia akan menerima
pelajaran dari seorang guru, terutama tentang dharma dan kitab suci. Manakala
pelajaran sudah selesai, mereka segera pulang ke rumah orang tuanya dan
segera kawin.
Mulailah mereka memasuki tingkat kedua, Grhasta yang dimulai dengan
upacara tertentu, yakni kedua mempelai melangkah sebanyak tujuh langkah ke
arah timur laut sambil diperciki air suci, ia memegang tangan istrinya, sedang
sang suami mengucapkan mantera-mantera kemudian membawa api suci yang
harus tetap dipeliharanya di rumah. Setelah itu mulailah mereka sebagai suami
istri.
Tingkat ketiga ialah Vanaprastha (Kehidupan di hutan). Tingkatan ini
adalah tingkatan yang harus ditempuh apabila seseorang sudah mencapai usia
lanjut. Sebagai kewajibanya selaku kepala keluarga diserahkan sepenuhnya
kepada anak laki-lakinya. Adakalanya mereka masuk ke hutan bersama istrinya
15
Ibid., hlm. 93.
9
xiii
dengan harapan agar dapat memberikan ketenangan dan keheningan berfikir
dalam upayanya mencapai kesempurnaan hidup. Segala urusan yang
berhubungan dengan kehidupan atau keduniaan ditinggalkanya demi
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan secara keagamaan.
Tingkatan yang keempat adalah Sanyasin, yaitu tingkat pertapa yang
telah lepas dari kehidupan dunia. Sekalipun ia masih hidup di dunia ini namun
ia sama sekali telah melepaskan diri dari permasalahan dunia sehingga terbuka
kesempatan untuk mencapai moksha. 16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting yang
terdapat dalam tujuan hidup penganut agama Hindu, diantaranya:
a. Dharma
Kewajiban-kewajiban, termasuk tata-sopan, aturan orang hidup untuk
menepati tata masyarakat dan tata kesopanan sebagai imbangan rasa
keagamaan.
b. Artha
Kepentingan hidup yang sekarang berupa nafkah dengan jalan mencari
untung.
c. Karma
Kenikmatan, yaitu mencari kesenangan hidup dan kenikmatannya.
d. Moksha
Kelepasan, dilakukan dengan upanischaci.
Penganut agama Hindu menganggap lembu sebagai binatang suci,
sehingga harus dipujanya dan dilarang untuk disembelih. Selain lembu ular
juga dipandang suci.
Tempat sucinya adalah Benares, sebuah kota yang dipandang suci
karena merupakan tempat Syiwa. Sungai Gangga dianggap suci karena airnya
dapat menyucikan dosa-dosanya. Tulang dan abu seorang mayat yang sudah
dibakar dilemparkan ke sungai tersebut dengan tujuan agar arwahnya
langsung masuk ke surga.17
16
Ibid., hlm 94.
17
Ibid., hlm 95.
10
xiv
D. Sekilas Agama Hindu Bali
Nama asli dari agama Hindu Bali adalah “Hindu”. Kemudian mengalami
perubahan sesuai dengan tempat dan kemauan umatnya. Akhirnya dapat dijumpai
pula nama-nama lain, misalnya nama Hindu Jawa, Hindu Tirta (air). Sendi-sendi
keyakinan agama Hindu meliputi sebagai berikut :18
1. Percaya akan adanya asa Ketuhanan Yang Maha Esa, soal nama terserah
bagi umatnya, misalnya nama Brahmana, Widdhi dan sebagainya. Asas
Ketuhanan yang Maha Esa dan Maha Adil ini sudah tercantum dalam kitab
suci ayat Purusha dan Nasady Sukta (nama Tuhan tidak diketahui).
2. Percaya akan adanya kitab suci dan ajaran yang terkandung didalamnya.
Kitab suci tersebut disebut Weda atau mantera. Dengan tafsir-tafsirnya yang
disebut senitti sastra , Brahmana, dan upanisad.
3. Percaya akan adanya dewa-dewa sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai
kedudukan sebagai perantara hidup kebatinan dan keagamaan antara
manusia dan Tuhan. Karena mereka percaya bahwa dewa-dewa itu sebagai
perantara, maka dewa-dewa tersebut dimuliakan dan disanjung-sanjung
untuk mempermudah jalan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari sekian dewa
yang ada, yang terpenting untuk diketahui dan dimuliakan adalah dewa
Agni (api), indra (petir), Wisnu (air), Rudra (siwa), Candra, Surya,
Wayu,Prihtiwi, dan Waruna.
4. Percaya terhadap utusan Tuhan yang membawa ajaran Hindu, mereka
disebut Bhatara, diantara yang terkenal adalah Krisna dan Rama.
5. Percaya akan adanya takdir yang dikenal dalam hukum pengertian
phalakarma (hasil perbuatan), yaitu berusaha berbuat yang baik karena
perbuatan itulah yang menentukannya. Hal ini tercantum dalam ajaran
tentang Dharma.
6. Percaya akan adanya hari pralaya (kiamat).
7. Percaya akan adanya kebajikan yang tertinggi yang menjadi tujuan hidup
terakhir, dikenal sebagai surga atau Moskha.
18
Ibid., hlm 96.
11
xv
Tempat untuk melakukan ibadah agama Hindu disebut Pura yang terdiri
sebagai berikut :
a. Pura untuk persatuan sanak saudara
Dinamakan sanggar (sanggah, langgar, paramajan, kawitan, hibu, dan
sebagainya).
b. Pura untuk persatuan penduduk desa
Dinamakan balai agung, puseh, dan dalem.
c. Pura untuk persatuan sepengairan
Dinamakan subak, masceti, atau empelan
d. Pura untuk persatuan penduduk satu peraja
Dinamakan sadahyangan, penataran, atau pesaki.
Hari raya (hari suci) bagi agama Hindu Bali bermacam-macam dan wajib
diperhatikan oleh umatnya. Disamping itu, dikenal pula adanya hari naas dimana
pada hari tersebut tidak diperbolehkan melakukan persembahyangan. 19
1) Hari raya Galunganut
Di India hari ini disebut Durja Puja. Di Bali hari itu dikisahkan
dengan jatuhnya Raja Mayadanawia dari berdaulu atau nasehat Dewi Durga
untuk memperingati hari kebangkitan manusia ini kepada Raja Jayakesunu.
Namun, intinya sebagai upacara menentang kebangkitan penderitaan.
2) Hari raya Kuningan
Di India disebut Wijaya Dasani. Hari ini dirayakan sebagai hari
kemenangan dan kepahlawanan dan diperingati selama sepuluh hari.
3) Hari raya Sarwaswati
Hari raya turunnya kitab suci atau hari lahirnya Weda di dunia.
4) Hari raya Siwaratri
Sebuah peristiwa yang dimuliakan oleh aliran Siwa dan merupakan
malam penebusan dosa (disertai puasa selama 24 jam).
5) Hari raya Nyepi atau tahun baru Saka.
19
Ibid., hlm 96.
12
xvi
E. Aliran-aliran dalam Agama Hindu
Dalam agama Hindu terdapat beberapa aliran yang dipercaya pada kalangan
masyarakat, diantaranya:
1. Theologia Brahmana daripada Wedanta
Wedanta artinya: akhir Weda atau selesainya Weda. Dari mana ini
sudahlah terang, bahwa yang pokok disisni ialah penguraian pikiran-pikiran
atau soal-soal yang telah kita kenal di dalam bab-bab yang lampau.
Seanjutnya yang dibicarakan di dalam Wedanta itu ialah apa yang di
sebut ’jnana marga” artinya: “jalan ilmu”. Itu berarti, bahwa Wedanta
menunujukan suatu jalan kelepasan dengan mempergunakan ilmu
(pengetahuan).Paham-paham Weda itu ditetapkan secara dogmatis dan
selanjutnya di perkembangkan oleh enam macam “Pandangan“ atau
dogmatika (darsana).
Ada pula yang mengganggap bahwasanya darsana itu disebut
susunan-susunan filsafat. Tapi isinya sangat berlainan dengan filsafat dalam
arti kata yang lazim. Darsana-darsana itu menekankan bahwa berfikir
menurut akal itu sendiri tidak memberi kepastian. Darsana-darsana itu
hanya hendak menerangkan kebenaran yang kekal daripada Weda-weda
yang diwartakan oleh dewa-dewa. Darsana –darsana itu mau digunakan
untuk menolong dunia yang menderita, dunia yang telah terjerat di dalam
samsara dan mau membimbing ke arah kelepasan dan ketentraman yang
kekal.20
2. Theologi Brahmana pada golongan Sankhya
Perkataan Sankhya terjadi dari dua kata , yakni “san” artinya bersama-
sama atau dengan ; dan Khya “, artinya bilangan. Jadi Sankhya artinya
perjumlahan. Pernah juga diterjemahkan: susunan yang berukuran
bilangan”. Nanti akan kita lihat, bahwa bilangan-bilangan itu memainkan
peranan yang penting di dalam sistim ini.
Sistim Sankhya berpangkal pada suatu perlawanan yang principal dan
tak dapat diperhubungkan di dalam seluruh kosmos, yaitu perlawanan antara
20
Honig, Ilmu Agama, hlm.125.
13
xvii
roh (purusa) dan materi (praktis). Sistim sankhya mengajarkan, bahwa
prakti itu satu dan abadi, purusa itu tiada terhingga banyaknya,tetapi abadi
juga. Selanjutnya diajarkan oleh sistim ini, bahwa dunia yang dapat di
amati-amati oleh pancaindera itu sungguh ada. Oleh karena itu para
penganut ajaran sankhya menamakan juga sistemnya itu: satkaryavada, yang
artinya: suatu pandangan (Vada), yang menganggap, bahwa kerja atau
peristiwa (karya) itu kenyataan (sat). 21
3. Wishnuisme
Sebelum timbul Buddhisme, di dalam Hinduisme telah kelihatan
perkembangan kea rah suatu ajaran , yang kemudian menjadi terkenal
denagn nama “Bhakti-marga”. Tetapi Buddhisme telah menghambat
perkembangan tersebut. Baru beberapa abad kemudian, ketika Buddhisme
di india mulai hilang dapatlah aliran itu(Hindu) berkembang luas tetapi yang
terpenting ialah aliran Waicnawa, yakni penyembah Wishnu sebagai dewa
yang tertinggi. Aliran ini berkembang dari suatu kebaktian sebelum
Buddhisme, yakni kebaktian –Krshna, tertuju kepada Krshna Wasudewa,
yang kemudian dipandang sebagai penjelmaan, suatu awatara Wishnu.
Aliran Wishnuistis ini meluas baik ke India-Utara maupun ke India –
Selatan. didalam Bhagavad – Gita telah kita jumpai suatu permulaan dari
kesadaran teologis dari aliran ini.
Corak-corak pokok ajaran whisnuisme ialah: Ramanuya tidak
menerima ajaran tentang maya. Menurut dia adanya Weda itu telah lebih
dahulu daripada dunia. Weda-weda itu diwartakan kepada manusia karena
iba hati. Lahir dan mati itu hanya keadaan-keadaan peralihan. Nyawa tetap
sama adanya. Itulah yang merupakan penderitaan baginya. Segala materi itu
mengandung sedikit dari nyawa, berjiwa, meskipun berlain-lainan tarafnya.
Tujuan segala hal ialah, supaya nyawa-nyawa itu melepaskan diri dari
materi. Untuk itu ”marga-marga” tersebut diatas dapat menolongnya. Apa
yang dikerjakan oleh Ramanuya ialah,bahwa dia memberi keteguhan
dogmatis kepada kesalehan-Bhakti para penyair.
4. Shiwaisme
21
Ibid., hlm.128
14
xviii
Pati atau Shiwa mempunyai kesadaran, berwatak laki-laki dan ia
adalah budi yang berpikir. Sebagai sisi jasmaninya ia mempunyai sakti,
yang juga berkesadaran, tetapi berwatak perempuan. Ia disebut istri Shiwa ,
bernama durga. Sakti ialah bagian Shiwa yang bekerja dan yang
merangsang untuk bekerja . berkat adanya sakti inilah Shiwa memerintah
dunia materi ini tinggal para pasu, yakni jiwa-jiwa perseorangan. Nasib jiwa
–jiwa perseorangan ini ditentukan oleh karman, yakni jasa atau kesalahan-
kesalahan perbuatan. Karman ini memaksa Shiwa, berdasarkan Saktinya,
supaya bertindak di dalam apa yang terjadi di dunia. Jiwa-jiwa juga
mengandung mala yakni noda, seperti selaput biji membalut biji.
Begitulah jiwa itu jatuh kedalam samsara karena karmannya sendiri,
mala dan maya, dunia materi, dan ketiga unsur itu bersama-sama berakar
pada rodha-sakti yakni Kuasa yang merintangi. Dari sebab itu pekerjaan
Shiwa ialah, bahwa ia dengan kekuasaanya terhadap dunia materi (maya)
memungkinkan jiwa perseorangan melepaskan diri adri adri karman dan
mala, mencapai moksha dan menjadi sehakekat dengan dia sendiri, yakni
Shiwa.
Untuk menetapkan sifat Shiwa itu sukar. Di satu pihak ia
mendahsyatkan dan disebut juga pengrusak. Di lain pihak ia adalah dewa
kesenian, ia sendiri ahli kesenian dan pembangkit semangat kesenian.
Dialah dewa seamangat dan,dewa kesuburan.22
22
Ibid., hlm. 142-143
15
xix
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agama Hindu muncul sekitar tahun 1800 SM di India. Dari riwayat yang
diketahui Hindu berasal dari peradapan Lembah Sungai Indus. Kata Indus sendiri
berasal dari bahasa Sansakerta Siddhu kata yang oleh bangsa Persia kuno
diucapkan sebagagi “Hindu”. Tidak lama sebelumnya kata itu digunakan untuk
menyebut semua bangsa India pada umumnya.
Agama Hindu bukanlah merupakan suatu agama, teapi kesimpulan sejumlah
agama-agama yang meliputi segi etika dan kemasyarakatan, dari keseluruhan ini
disebut agama Hindu. Jadi dengan demikian Honig berkesimpulan, agama Hindu
adalah agama orang India dan juga seluruh kebudayaan yang bersangkutan
dengan itu.
Agama Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran
polytheisme karena memuja banyak dewa. Namun tidaklah sepenuhnya demikian.
Dalam agama Hindu, dewa bukanlah tuhan tersendiri. Tuhan itu Maha Esa dalam
salah satu ajaran filsafat Hindu, menururt Advaita Vedanta yang dikutip penulis
dari buku karya Michael Keene menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan
menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya
sebagai manusia dalam berbagai bentuk Brahmana adalah roh yang paling tinggi,
di luar jangkauan manusia, tidak terbatas oleh waktu dan ruang.
16
xx
DAFTAR PUSTAKA
Keene, Michael. (2006). Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius.
Faridi. (2002). Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jirhanuddin. (2010). Perbandingan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sou’yb, Jaesoef. (1996). Agama-Agama Besar di Dunia. Jakarta: PT Al-Husna
Zikra.
Mansur, Sufa’at. (2011). Agama-Agama Besar Masa Kini. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Shalaby, Ahmad. (1998). Perbandingan Agama : Agama-Agama Besar di India.
Jakarta: Bumi Aksara
Honig, Ilmu Agama,
Soemanto. (1990). Agama-Agama Indonesia. Jakarta : PT Renika Cipta.
Suryabrata, Sumadi. (1984). Agama Hindu. Cet. 4. Jakarta: CV. Rajawali.
Mahmud, M. Dimyati. 1990. Hindu. Yogyakarta: BPFE.
17

More Related Content

What's hot

Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeAliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeradenkuning
 
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)Jocareture Interprises
 
Macam tepuk dan lagu santri tpa
Macam tepuk dan lagu santri tpaMacam tepuk dan lagu santri tpa
Macam tepuk dan lagu santri tpaSukiman Sukiman
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)Islamic Studies
 
Penciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUranPenciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUranSri Sumarni
 
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaFaktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaAsri Yunita
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestanpjj_kemenkes
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamKris Feby
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaHabibullah Al Faruq
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 

What's hot (20)

Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeAliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
 
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
Makalah Filsafat (Realisme Aristoteles)
 
Macam tepuk dan lagu santri tpa
Macam tepuk dan lagu santri tpaMacam tepuk dan lagu santri tpa
Macam tepuk dan lagu santri tpa
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Islamisasi Ilmu PengetahuanIslamisasi Ilmu Pengetahuan
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
 
Penciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUranPenciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUran
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaFaktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 

Similar to Agama Hindu dan Sejarah Perkembangannya

Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)WellyHannyPolii1
 
Teori masuknya hindu
Teori masuknya hinduTeori masuknya hindu
Teori masuknya hinduhypeerion
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindupjj_kemenkes
 
Persebaran hindu-buddha Kelas XII
Persebaran hindu-buddha Kelas XIIPersebaran hindu-buddha Kelas XII
Persebaran hindu-buddha Kelas XIIjajarM
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Paarief Udin
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Paarief Udin
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Paarief Udin
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Paarief Udin
 
Agama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfAgama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfZukét Printing
 
Agama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxAgama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxZukét Printing
 
class history melia khasanah (1) (1).pptx
class history melia khasanah (1) (1).pptxclass history melia khasanah (1) (1).pptx
class history melia khasanah (1) (1).pptxMeliaKhasanah1
 
Makalah masuknya budaya india ke indonesia
Makalah masuknya budaya india ke indonesiaMakalah masuknya budaya india ke indonesia
Makalah masuknya budaya india ke indonesiaSeptian Muna Barakati
 
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdf
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdfBA KELAS X MIPA DAN IPA .pdf
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdfCintaPrasasti
 
teori hindu buddha.pptx
teori hindu buddha.pptxteori hindu buddha.pptx
teori hindu buddha.pptxRikaDian3
 

Similar to Agama Hindu dan Sejarah Perkembangannya (20)

Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
Berdialog dengan Agama dan Kepercayaan Lain (Agama Hindu)
 
Makalah kerajaan hindu budha di indonesia
Makalah kerajaan hindu budha di indonesiaMakalah kerajaan hindu budha di indonesia
Makalah kerajaan hindu budha di indonesia
 
Makalah kerajaan hindu budha di indonesia
Makalah kerajaan hindu budha di indonesiaMakalah kerajaan hindu budha di indonesia
Makalah kerajaan hindu budha di indonesia
 
Teori masuknya hindu
Teori masuknya hinduTeori masuknya hindu
Teori masuknya hindu
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindu
 
Persebaran hindu-buddha Kelas XII
Persebaran hindu-buddha Kelas XIIPersebaran hindu-buddha Kelas XII
Persebaran hindu-buddha Kelas XII
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2
 
Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2Annisa haryati kelas xii ips 2
Annisa haryati kelas xii ips 2
 
Agama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdfAgama-Agama di Dunia.pdf
Agama-Agama di Dunia.pdf
 
Agama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docxAgama-Agama di Dunia.docx
Agama-Agama di Dunia.docx
 
class history melia khasanah (1) (1).pptx
class history melia khasanah (1) (1).pptxclass history melia khasanah (1) (1).pptx
class history melia khasanah (1) (1).pptx
 
Perkembangan hindu budha
Perkembangan hindu budhaPerkembangan hindu budha
Perkembangan hindu budha
 
Makalah masuknya budaya india ke indonesia
Makalah masuknya budaya india ke indonesiaMakalah masuknya budaya india ke indonesia
Makalah masuknya budaya india ke indonesia
 
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdf
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdfBA KELAS X MIPA DAN IPA .pdf
BA KELAS X MIPA DAN IPA .pdf
 
Agama Hindu
Agama HinduAgama Hindu
Agama Hindu
 
6. india
6. india6. india
6. india
 
teori hindu buddha.pptx
teori hindu buddha.pptxteori hindu buddha.pptx
teori hindu buddha.pptx
 
Ppt pert i
Ppt pert iPpt pert i
Ppt pert i
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Agama Hindu dan Sejarah Perkembangannya

  • 1. Agama Hindu dan Sejarah Perkembanganya Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Agama Dosen pengampu : Imamul Huda, M.Pd.I Disusun oleh : 1. Maudyna Agustin Sismawanti 23010-15-0071 2. Andi Nafi Alamul Yaqin 23010-15-0078 3. Anastasya Nidya Anggraeni 23010-15-0095 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama Hindu dan Sejarah Perkembangannya” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa ditunggu syafa’atnya di hari kiamat. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Agama yang yang dibimbing oleh Bapak Imamul Huda, M.Pd.I. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Tegur, kritik, dan saran penulis terima dengan senang hati demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Salatiga, 21 April 2017 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan Masalah 2 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah dan pengertian agama Hindu 3 B. Konsep ketuhanan agama Hindu 4 C. Kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama hindu 5 D. Agama Hindu di Bali 11 E. pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu 13 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 16 DAFTAR PUSTAKA 17
  • 4. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang dianut oleh sebagian umat manusia di jagat raya ini. Eksistensi agama ini masih eksis sampai sekarang. Agama Hindu sebenarnya adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan yang meliputi zaman sejak kira-kira 1500 SM hingga sekarang. Dalam perjalanan berabad-abad itu agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi, sehingga agama ini memiliki ciri-ciri yang bermacam-macam yang oleh pengikutnya diutamakan, tetapi kadang tidak diindahkan sama sekali. Orang pribumi sendiri agama Hindu disebut Sanatama Dharma, yang berarti agama yang kekal. Dengan ini orang Hindu manyatakan keyakinan, bahwa agama tidaklah terikat zaman, agama ada bersamaan dengan hidup, sebab agama adalah makanan rohani manusia. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana asal-usul dan pengertian agama Hindu ? 2. Bagaimana konsep ketuhanan agama Hindu ? 3. Bagaimana kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama hindu ? 4. Bagaimana agama Hindu di Bali? 5. Bagaimana pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu ? 1
  • 5. v C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menetahui asal-usul dan pengertian agama Hindu. 2. Untuk mengetahui konsep ketuhanan agama Hindu. 3. Untuk mengetahui kitab suci, sistem kasta, dan sistem asrama dalam agama hindu. 4. Untuk mengetahui bagaimana agama Hindu di Bali. 5. Untuk mengetahui bagaimana pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu 2
  • 6. vi BAB II PEMBAHASAN A. Asal-Usul dan Pengertian Agama Hindu Hindu muncul sekitar tahun 1800 SM di India. Dari riwayat yang diketahui Hindu berasal dari peradapan Lembah Sungai Indus. Kata Indus sendiri berasal dari bahasa Sansakerta Siddhu kata yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan sebagagi “Hindu”. Tidak lama sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebut semua bangsa India pada umumnya. Tetapi sekarang kata itu hanya digunakan untuk menyebut pengikut Hindunisme.1 Dipandang dari sudut ethnology (ilmu tentang bangsa-bangsa), penduduk Hindu merupakan campuran antara penduduk asli yang disebut dengan bangsa Dravida dengan suku pendatang yang berasal dari sebelah utara, yaitu bangsa Aria yang merupakan rumpun dari Jerman yang disebut Indo Jerman. Agama Hindu merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir satu milyar jiwa, penganut agama ini sebagian besar terdapat di anak benua Hindia. Di sini terdapat sekitar 90 % penganut agama Hindu. Antara tahun 2000 dan 1000 SM dari sebelah utara masuk ke India suku Arya yang memissahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran.2 Mereka memasuki India melewati jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush. Setelah datang ke India mereka menetap di sekitar lembah sungai Gangga yang dihuni oleh penduduk asli.3 Suku-suku pribumi, yakni suku Dravida tidak tunduk begitu saja kepada para pendatang itu dan memilih untuk pindah ke selatan anak benua India. Dan sewaktu suku Arya semakin berkembang dan memencar menyusuri sungai Gangga dan Sungai Indus dan memasuki daerah-daerah sepanjang pesisir selatan India maka suku-suku Dravida itu menyingkir ke daerah pedalaman memasuki dataran tinggi Vyndhia dan dataran tinggi Andhra.4 1 Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 10. 2 Faridi, Agama Jalan Kedamaian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 89. 3 Jirhanuddin, Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 63-64. 4 Jaesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1996), hlm. 26. 3
  • 7. vii Akibat dari pembaruan tersebut, maka terjadilah peleburan dua kebudayaan berbeda, yang kemudian melahirkan kebudayaan Hindu yang nantinya melahirkan agama Hindu. Agama Hindu dibentuk atau dipengaruhi oleh kedua unsur kebudayaan, yang mula-mula banyak ditemukan perbedaan. Tetapi lama- kelamaan dapat melebur menjadi satu. Sebagian ahli sejarah berpendapat, bahwa agama India kuno tidak terlepas dari kutipan yang diambil dari agama-agama yang dianut oleh bangsa Babilonia, Mesir, dan Austria. Pendapat itu mereka hubungkan dengan tempat tinggal atau mula orang-orang Aria pertama yang memasuki India hidup dan berada di sekitar bangsa-bangsa tersebut. G. Honig menegaskan, Agama Hindu bukanlah merupakan suatu agama, teapi kesimpulan sejumlah agama-agama yang meliputi segi etika dan kemasyarakatan, dari keseluruhan ini disebut agama Hindu. Jadi dengan demikian Honig berkesimpulan, agama Hindu adalah agama orang India dan juga seluruh kebudayaan yang bersangkutan dengan itu.5 B. Konsep Ketuhanan Agama Hindu Agama Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran polytheisme karena memuja banyak dewa. Namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, dewa bukanlah tuhan tersendiri. Tuhan itu Maha Esa dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, menururt Advaita Vedanta yang dikutip penulis dari buku karya Michael Keene menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya sebagai manusia dalam berbagai bentuk Brahmana adalah roh yang paling tinggi, di luar jangkauan manusia, tidak terbatas oleh waktu dan ruang.6 Dalam agama Hindu memang cukup banyak jumlah dewa-dewa yang dipuja. Dalam weda disebutkan sebanyak 32 dewa dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam hubungannya dengan kehidupan manusia. Dewa-dewa tersebut diantaranya : Dyous Pitar, Dewa matahari, Vairuna, dewa air, Indera, dewa perang, Yama, dewa maut, Brahmana sebagai dewa pencipta alam, dan Wisnu sebagai pemelihara alam. 5 Jirhanuddin, Perbandingan Agama, hlm. 64-65. 6 Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 14. 4
  • 8. viii Konsepsi Hindu selanjutnya mengalami perkembangan, sehingga banyak hal telah dijadikan pedoman dalam kitab suci Weda seperti jumlah dewa mengalami perubahan. Dalam Hindu Weda belum dikenal adanya dewa Trimurti yaitu tiga rangkaian dewa yang berkuasa atas alam semesta, maka dalam Hindu selanjutnya muncul konsep Trimurti tersebut. Tiga dewa yang digabungkan menjadi Trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan Syiwa.7 Brahma dalam rangkaian Trimurti dipandang sebagai dewa yang paling berkuasa dalam menciptakan sesuatu. Jadi, dipandang lebih tinggi kekuasaannya daripada kedua dewa lainnya. Brahmana digambarkan sebagai tokoh dewa berkepala 4 serta berwajah indah dengan tanda sekuntum bunga teratai serta naik Hamsa (angsa). 8 C. Kitab Agama Hindu, Pembagian Kasta, dan Asrama 1. Kitab Agama Hindu Kitab suci agama Hindu ialah kitab Weda, kitab suci ini mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat dan hukum-hukum juga tidak memiliki pencipta yang pasti. Kata Weda berasal dari kata “Wid” yang artinya tahu. Ada perbedaan pendapat mengenai pencipta dari kitab Weda tersebut. Faridi menjelaskan, menurut tradisi Hindu, kitab-kitab tersebut adalah buah ciptaan Dewa Brahma sendiri. Isinya diwahyukan oleh Dewa Brahma kepada para resi (para pendeta) dalam bentuk mantera-mantera yang kemudian disusun sebagai puji-pujian oleh para resi sebagai pernyataan rasa hati.9 Sedangkan menurut Shalaby, penganut agama Hindu mempercayai kitab Weda adalah suatu kitab yang ada sejak dahulu dan tidak mempunyai tanggal permulaan. Sebagaimana halnya agama Hindu yang tidak memiliki pendiri, kitab Weda tidak mempunyai pencipta.10 7 Jirhanuddin, Perbandingan Agama, hlm. 71-72. 8 Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 35. 9 Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89. 10 Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama : Agama-Agama Besar di India, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm. 26. 5
  • 9. ix Kitab suci agama Hindu dibagi menjadi dua bagian, yaitu kitab-kitab Shruti dan Smriti. a. Shruti (yang didengar) dianggap sebagai yang suci yang berada di dalam asal-usul segala sesuatu. Kitab Shruti berisi pujian-pujian kuno dari kitab Weda.11 Kitab Weda sendiri terdiri atas empat samhita (himpunan) yaitu:12 1) Rig Weda Berisi mantera-mantera dalam bentuk nyanyian-nyanyian yang diguna-kan ketika mengundang para Dewa agar hadir pada upacara- upacara korban yang dipesembahkan kepada mereka (para Dewa). Para pendeta yang melantunkan puji-pujian ini disebut Hor. Kitab ini sekaligus merupakan kitab tertua diantara empat kitab yang ada. 2) Sama Weda Berisi hampir sama dengan kitab sebelumnya hanya diberi “titi suara” atau lagu. Pendeta yang melantunkan ini disebut Udgatr. 3) Yajur Weda Berisi mantera-mantera, jampi-jampi yang harus diucapkan oleh pendeta ketika sembahyang dan pujaan, atau untuk mengubah korban menjadi makanan para dewa. Para pendeta yang melantunkannya disebut dengan Adwary. 4) Atharwa Weda Berisis mantera-mantera dan jampi-jampi khusus untuk menyem- buhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat, dan sebagainya. Dan biasanya dipimpin oleh Atharwan. b. Smriti (yang diingat) yakni setiap tradisi (ucapan, perbuatan, tulisan), kitab ini berisi cerita rakyat seumpama Krishna dan lainnya. Didalam himpunan Smriti itu termasuk Brahmana, Upanishad, Mahabarata, Bhagavad Gita, Ramayana, Purana, dan lainnya.13 11 Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 20. 12 Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89-90. 13 Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 27. 6
  • 10. x Isi kitab Weda pada umumnya mengenai ritus (upacara-upacara keagamaan), terutama soal korban. Bermacam-macam cara koerban diuraikan di dalamnya dan yang terpenting ialah koban yang menggunakan air soma (semacam minuman yang penyelenggaraanya memerlukan banyak tenaga dan biaya). Korban-korban tersebut dipersembahakan kepada para Dewa yang pada hakikatnya merupakan personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam yang dahsyar atau yang menakutkan, seperti Dewa Api (Agni), Matahari (Surya), Angin (Vayu), Tufan (Maruta), Bumi (Pertiwi), Perang (Indra), Langit (Maruna), Perusak (Rud), dan sebagainya. Pandangan mereka terhadap Dewa-dewa tersebut tidak jauh berbeda dengan pandangan bangsa-bangsa Arya di Iran sebelum mereka masuk India. Jadi, merka mempercayai banyak Dewa (poteistik) dan antara yang satu dengan yang lainya sama-sama tinggi kedudukanya. 2. Kasta dalam Agama Hindu Agama ini mengenal adanya Kasta-kasta. Ada empat kasta dalam agama Hindu yang sangat dipercayai bahwa perbedaan derajat tidak dapat diubah sama sekali, diantaranya:14 a. Brahma Terdiri dari golongan pendeta dan ulama-ulama. b. Ksataria Terdiri dari golongan perwira bala tentara dan pegawai negeri. c. Waisya Terdiri dari kaum buruh, tanim dan saudagar. d. Sudra Terdiri dari hamba sahaya dan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan yang kurang baik. 14 Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 92. 7
  • 11. xi Dalam catatan kitab Rigweda disebutkan sesungguhnya kasta-kasta itu timbul dari anggota tubuh Purusa, ciptaan dunia. Dikatakan bahwa ada suatu makhluk yang azali yang besar, laki-laki yang disebut Purusa. Makhluk tersebut memiliki seribu kepala, mata dan kakinya menutupi bumi, bahkan masih menonjol 10 dim. Purusa adalah segala yang ada dan yang akan ada dan disebut sebagai Dewa yang tidak akan mati. Seperempat badanya adalah makhluk abadi di langit. Para dewa melakukan melakukan persembahan korban dengan purusa ini. Ketika ia dipotong-potong, mulutnya menjadi Brahmana, lengannya menjadi Ksatria, pahanya menjadi Waisya, dan dari kakinya muncul sudra, matanya menjadi matahari, nafasnya menjadi angin, dan dari telinganya terjadi mata angin, dan seterusnya. Pendapat lain mengatakan bahwa timbulnya kasta dikarenakan terjadinya benturan antara bangsa Arya (pendatang) dengan bangsa Dravida (penduduk asli India). Semula bangsa Arya beusaha untuk tidak bercampur darah (asimilasi) dengan penduduk asli, karena mereka merasa lebih tinggi daripada penduduk yang ditakhlukkanya tadi. Hanya saja, akibat terjadinya peperangan, beberapa suku kekurangan istri, sehingga mau tidak mau mereka kawin dengan suku pribumi. Itulah sebabnya keturunan mereka dikemudian hari dianggap lebih rendah status sosialnya dibanding dengan keturunan asli suku India. Demikianlah, keturunan kedua dari mereka telah menimbulkan kelas antara bangsa Arya asli dan bangsa pribumi, yakni orang-orang yang berdarah campuran. Perkembagan seperti ini kemudian menimbulkan adanya empat macam kasta dalam agama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, kasta yang lebih tinggi acap kali selalu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan enak. Hal tersebut tercantum dalam kitab Undang-Undang Manawa Dharma Sasrta. Didalamnya antara lain ditetapakan bahwa sesuatu kejahatan akan lebih ringan kalau yang melakukannya seorang Brahmana daripada kalau kejahatan tersebut dilakukan oleh seorang Ksatria, dan akan lebih berat lagi kalau yang melakukannya seorang dari golongan yang lebih rendah. Sebaliknya, kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang dari kasta yang lebih rendah. 8
  • 12. xii Meskipun demikian, dalam kenyataanya peraturan-peraturan tersebut tidak selalu dipatuhi sepenuhnya. Perkawinan campur antara Varna cukup banyak terjadi. Oleh karena itu, terdapat varna campuran yang memiliki kedudukan tersendiri. Disamping keempat varna yang asal. Kelompok ini sering disebut dengan jati, atau chandalan (orang-orang yang tidak perkasa).15 3. Asrama dalam Agama Hindu Asrama merupakan tingkatan hidup. Dalam agama Brahmana disebutkan adanya empat tingkatan hidup yang harus diakui oleh setiap penganut agama tersebut. Sebelum memasuki keempat tingkatan tadi, setiap orang terlebih dahulu harus melakukan upacara upanayana, yakni upacara menjadikan seseorang anak menjadi dwija dan resmi sebagai anggota kasta serta siap memasuki tingkatan hidup yang pertama, yaitu kehidupan sebagai Brahmacarin. Anak tadi akan meninggalkan rumah orangtuanya dan menetap sebagai seorang siswa di kediaman seorang guru untuk mempelajari isi Veda dan pengetahuan keagamaan lainya. Ia harus tunduk kepada perintah guru dan istri gurunya, patuh melaksanakan perintahnya dan harus mencari makan sendiri dengan cara meminta-minta. Sebagai imbalanya ia akan menerima pelajaran dari seorang guru, terutama tentang dharma dan kitab suci. Manakala pelajaran sudah selesai, mereka segera pulang ke rumah orang tuanya dan segera kawin. Mulailah mereka memasuki tingkat kedua, Grhasta yang dimulai dengan upacara tertentu, yakni kedua mempelai melangkah sebanyak tujuh langkah ke arah timur laut sambil diperciki air suci, ia memegang tangan istrinya, sedang sang suami mengucapkan mantera-mantera kemudian membawa api suci yang harus tetap dipeliharanya di rumah. Setelah itu mulailah mereka sebagai suami istri. Tingkat ketiga ialah Vanaprastha (Kehidupan di hutan). Tingkatan ini adalah tingkatan yang harus ditempuh apabila seseorang sudah mencapai usia lanjut. Sebagai kewajibanya selaku kepala keluarga diserahkan sepenuhnya kepada anak laki-lakinya. Adakalanya mereka masuk ke hutan bersama istrinya 15 Ibid., hlm. 93. 9
  • 13. xiii dengan harapan agar dapat memberikan ketenangan dan keheningan berfikir dalam upayanya mencapai kesempurnaan hidup. Segala urusan yang berhubungan dengan kehidupan atau keduniaan ditinggalkanya demi sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan secara keagamaan. Tingkatan yang keempat adalah Sanyasin, yaitu tingkat pertapa yang telah lepas dari kehidupan dunia. Sekalipun ia masih hidup di dunia ini namun ia sama sekali telah melepaskan diri dari permasalahan dunia sehingga terbuka kesempatan untuk mencapai moksha. 16 Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting yang terdapat dalam tujuan hidup penganut agama Hindu, diantaranya: a. Dharma Kewajiban-kewajiban, termasuk tata-sopan, aturan orang hidup untuk menepati tata masyarakat dan tata kesopanan sebagai imbangan rasa keagamaan. b. Artha Kepentingan hidup yang sekarang berupa nafkah dengan jalan mencari untung. c. Karma Kenikmatan, yaitu mencari kesenangan hidup dan kenikmatannya. d. Moksha Kelepasan, dilakukan dengan upanischaci. Penganut agama Hindu menganggap lembu sebagai binatang suci, sehingga harus dipujanya dan dilarang untuk disembelih. Selain lembu ular juga dipandang suci. Tempat sucinya adalah Benares, sebuah kota yang dipandang suci karena merupakan tempat Syiwa. Sungai Gangga dianggap suci karena airnya dapat menyucikan dosa-dosanya. Tulang dan abu seorang mayat yang sudah dibakar dilemparkan ke sungai tersebut dengan tujuan agar arwahnya langsung masuk ke surga.17 16 Ibid., hlm 94. 17 Ibid., hlm 95. 10
  • 14. xiv D. Sekilas Agama Hindu Bali Nama asli dari agama Hindu Bali adalah “Hindu”. Kemudian mengalami perubahan sesuai dengan tempat dan kemauan umatnya. Akhirnya dapat dijumpai pula nama-nama lain, misalnya nama Hindu Jawa, Hindu Tirta (air). Sendi-sendi keyakinan agama Hindu meliputi sebagai berikut :18 1. Percaya akan adanya asa Ketuhanan Yang Maha Esa, soal nama terserah bagi umatnya, misalnya nama Brahmana, Widdhi dan sebagainya. Asas Ketuhanan yang Maha Esa dan Maha Adil ini sudah tercantum dalam kitab suci ayat Purusha dan Nasady Sukta (nama Tuhan tidak diketahui). 2. Percaya akan adanya kitab suci dan ajaran yang terkandung didalamnya. Kitab suci tersebut disebut Weda atau mantera. Dengan tafsir-tafsirnya yang disebut senitti sastra , Brahmana, dan upanisad. 3. Percaya akan adanya dewa-dewa sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai kedudukan sebagai perantara hidup kebatinan dan keagamaan antara manusia dan Tuhan. Karena mereka percaya bahwa dewa-dewa itu sebagai perantara, maka dewa-dewa tersebut dimuliakan dan disanjung-sanjung untuk mempermudah jalan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari sekian dewa yang ada, yang terpenting untuk diketahui dan dimuliakan adalah dewa Agni (api), indra (petir), Wisnu (air), Rudra (siwa), Candra, Surya, Wayu,Prihtiwi, dan Waruna. 4. Percaya terhadap utusan Tuhan yang membawa ajaran Hindu, mereka disebut Bhatara, diantara yang terkenal adalah Krisna dan Rama. 5. Percaya akan adanya takdir yang dikenal dalam hukum pengertian phalakarma (hasil perbuatan), yaitu berusaha berbuat yang baik karena perbuatan itulah yang menentukannya. Hal ini tercantum dalam ajaran tentang Dharma. 6. Percaya akan adanya hari pralaya (kiamat). 7. Percaya akan adanya kebajikan yang tertinggi yang menjadi tujuan hidup terakhir, dikenal sebagai surga atau Moskha. 18 Ibid., hlm 96. 11
  • 15. xv Tempat untuk melakukan ibadah agama Hindu disebut Pura yang terdiri sebagai berikut : a. Pura untuk persatuan sanak saudara Dinamakan sanggar (sanggah, langgar, paramajan, kawitan, hibu, dan sebagainya). b. Pura untuk persatuan penduduk desa Dinamakan balai agung, puseh, dan dalem. c. Pura untuk persatuan sepengairan Dinamakan subak, masceti, atau empelan d. Pura untuk persatuan penduduk satu peraja Dinamakan sadahyangan, penataran, atau pesaki. Hari raya (hari suci) bagi agama Hindu Bali bermacam-macam dan wajib diperhatikan oleh umatnya. Disamping itu, dikenal pula adanya hari naas dimana pada hari tersebut tidak diperbolehkan melakukan persembahyangan. 19 1) Hari raya Galunganut Di India hari ini disebut Durja Puja. Di Bali hari itu dikisahkan dengan jatuhnya Raja Mayadanawia dari berdaulu atau nasehat Dewi Durga untuk memperingati hari kebangkitan manusia ini kepada Raja Jayakesunu. Namun, intinya sebagai upacara menentang kebangkitan penderitaan. 2) Hari raya Kuningan Di India disebut Wijaya Dasani. Hari ini dirayakan sebagai hari kemenangan dan kepahlawanan dan diperingati selama sepuluh hari. 3) Hari raya Sarwaswati Hari raya turunnya kitab suci atau hari lahirnya Weda di dunia. 4) Hari raya Siwaratri Sebuah peristiwa yang dimuliakan oleh aliran Siwa dan merupakan malam penebusan dosa (disertai puasa selama 24 jam). 5) Hari raya Nyepi atau tahun baru Saka. 19 Ibid., hlm 96. 12
  • 16. xvi E. Aliran-aliran dalam Agama Hindu Dalam agama Hindu terdapat beberapa aliran yang dipercaya pada kalangan masyarakat, diantaranya: 1. Theologia Brahmana daripada Wedanta Wedanta artinya: akhir Weda atau selesainya Weda. Dari mana ini sudahlah terang, bahwa yang pokok disisni ialah penguraian pikiran-pikiran atau soal-soal yang telah kita kenal di dalam bab-bab yang lampau. Seanjutnya yang dibicarakan di dalam Wedanta itu ialah apa yang di sebut ’jnana marga” artinya: “jalan ilmu”. Itu berarti, bahwa Wedanta menunujukan suatu jalan kelepasan dengan mempergunakan ilmu (pengetahuan).Paham-paham Weda itu ditetapkan secara dogmatis dan selanjutnya di perkembangkan oleh enam macam “Pandangan“ atau dogmatika (darsana). Ada pula yang mengganggap bahwasanya darsana itu disebut susunan-susunan filsafat. Tapi isinya sangat berlainan dengan filsafat dalam arti kata yang lazim. Darsana-darsana itu menekankan bahwa berfikir menurut akal itu sendiri tidak memberi kepastian. Darsana-darsana itu hanya hendak menerangkan kebenaran yang kekal daripada Weda-weda yang diwartakan oleh dewa-dewa. Darsana –darsana itu mau digunakan untuk menolong dunia yang menderita, dunia yang telah terjerat di dalam samsara dan mau membimbing ke arah kelepasan dan ketentraman yang kekal.20 2. Theologi Brahmana pada golongan Sankhya Perkataan Sankhya terjadi dari dua kata , yakni “san” artinya bersama- sama atau dengan ; dan Khya “, artinya bilangan. Jadi Sankhya artinya perjumlahan. Pernah juga diterjemahkan: susunan yang berukuran bilangan”. Nanti akan kita lihat, bahwa bilangan-bilangan itu memainkan peranan yang penting di dalam sistim ini. Sistim Sankhya berpangkal pada suatu perlawanan yang principal dan tak dapat diperhubungkan di dalam seluruh kosmos, yaitu perlawanan antara 20 Honig, Ilmu Agama, hlm.125. 13
  • 17. xvii roh (purusa) dan materi (praktis). Sistim sankhya mengajarkan, bahwa prakti itu satu dan abadi, purusa itu tiada terhingga banyaknya,tetapi abadi juga. Selanjutnya diajarkan oleh sistim ini, bahwa dunia yang dapat di amati-amati oleh pancaindera itu sungguh ada. Oleh karena itu para penganut ajaran sankhya menamakan juga sistemnya itu: satkaryavada, yang artinya: suatu pandangan (Vada), yang menganggap, bahwa kerja atau peristiwa (karya) itu kenyataan (sat). 21 3. Wishnuisme Sebelum timbul Buddhisme, di dalam Hinduisme telah kelihatan perkembangan kea rah suatu ajaran , yang kemudian menjadi terkenal denagn nama “Bhakti-marga”. Tetapi Buddhisme telah menghambat perkembangan tersebut. Baru beberapa abad kemudian, ketika Buddhisme di india mulai hilang dapatlah aliran itu(Hindu) berkembang luas tetapi yang terpenting ialah aliran Waicnawa, yakni penyembah Wishnu sebagai dewa yang tertinggi. Aliran ini berkembang dari suatu kebaktian sebelum Buddhisme, yakni kebaktian –Krshna, tertuju kepada Krshna Wasudewa, yang kemudian dipandang sebagai penjelmaan, suatu awatara Wishnu. Aliran Wishnuistis ini meluas baik ke India-Utara maupun ke India – Selatan. didalam Bhagavad – Gita telah kita jumpai suatu permulaan dari kesadaran teologis dari aliran ini. Corak-corak pokok ajaran whisnuisme ialah: Ramanuya tidak menerima ajaran tentang maya. Menurut dia adanya Weda itu telah lebih dahulu daripada dunia. Weda-weda itu diwartakan kepada manusia karena iba hati. Lahir dan mati itu hanya keadaan-keadaan peralihan. Nyawa tetap sama adanya. Itulah yang merupakan penderitaan baginya. Segala materi itu mengandung sedikit dari nyawa, berjiwa, meskipun berlain-lainan tarafnya. Tujuan segala hal ialah, supaya nyawa-nyawa itu melepaskan diri dari materi. Untuk itu ”marga-marga” tersebut diatas dapat menolongnya. Apa yang dikerjakan oleh Ramanuya ialah,bahwa dia memberi keteguhan dogmatis kepada kesalehan-Bhakti para penyair. 4. Shiwaisme 21 Ibid., hlm.128 14
  • 18. xviii Pati atau Shiwa mempunyai kesadaran, berwatak laki-laki dan ia adalah budi yang berpikir. Sebagai sisi jasmaninya ia mempunyai sakti, yang juga berkesadaran, tetapi berwatak perempuan. Ia disebut istri Shiwa , bernama durga. Sakti ialah bagian Shiwa yang bekerja dan yang merangsang untuk bekerja . berkat adanya sakti inilah Shiwa memerintah dunia materi ini tinggal para pasu, yakni jiwa-jiwa perseorangan. Nasib jiwa –jiwa perseorangan ini ditentukan oleh karman, yakni jasa atau kesalahan- kesalahan perbuatan. Karman ini memaksa Shiwa, berdasarkan Saktinya, supaya bertindak di dalam apa yang terjadi di dunia. Jiwa-jiwa juga mengandung mala yakni noda, seperti selaput biji membalut biji. Begitulah jiwa itu jatuh kedalam samsara karena karmannya sendiri, mala dan maya, dunia materi, dan ketiga unsur itu bersama-sama berakar pada rodha-sakti yakni Kuasa yang merintangi. Dari sebab itu pekerjaan Shiwa ialah, bahwa ia dengan kekuasaanya terhadap dunia materi (maya) memungkinkan jiwa perseorangan melepaskan diri adri adri karman dan mala, mencapai moksha dan menjadi sehakekat dengan dia sendiri, yakni Shiwa. Untuk menetapkan sifat Shiwa itu sukar. Di satu pihak ia mendahsyatkan dan disebut juga pengrusak. Di lain pihak ia adalah dewa kesenian, ia sendiri ahli kesenian dan pembangkit semangat kesenian. Dialah dewa seamangat dan,dewa kesuburan.22 22 Ibid., hlm. 142-143 15
  • 19. xix BAB III PENUTUP Kesimpulan Agama Hindu muncul sekitar tahun 1800 SM di India. Dari riwayat yang diketahui Hindu berasal dari peradapan Lembah Sungai Indus. Kata Indus sendiri berasal dari bahasa Sansakerta Siddhu kata yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan sebagagi “Hindu”. Tidak lama sebelumnya kata itu digunakan untuk menyebut semua bangsa India pada umumnya. Agama Hindu bukanlah merupakan suatu agama, teapi kesimpulan sejumlah agama-agama yang meliputi segi etika dan kemasyarakatan, dari keseluruhan ini disebut agama Hindu. Jadi dengan demikian Honig berkesimpulan, agama Hindu adalah agama orang India dan juga seluruh kebudayaan yang bersangkutan dengan itu. Agama Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran polytheisme karena memuja banyak dewa. Namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, dewa bukanlah tuhan tersendiri. Tuhan itu Maha Esa dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, menururt Advaita Vedanta yang dikutip penulis dari buku karya Michael Keene menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya sebagai manusia dalam berbagai bentuk Brahmana adalah roh yang paling tinggi, di luar jangkauan manusia, tidak terbatas oleh waktu dan ruang. 16
  • 20. xx DAFTAR PUSTAKA Keene, Michael. (2006). Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius. Faridi. (2002). Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jirhanuddin. (2010). Perbandingan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sou’yb, Jaesoef. (1996). Agama-Agama Besar di Dunia. Jakarta: PT Al-Husna Zikra. Mansur, Sufa’at. (2011). Agama-Agama Besar Masa Kini. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Shalaby, Ahmad. (1998). Perbandingan Agama : Agama-Agama Besar di India. Jakarta: Bumi Aksara Honig, Ilmu Agama, Soemanto. (1990). Agama-Agama Indonesia. Jakarta : PT Renika Cipta. Suryabrata, Sumadi. (1984). Agama Hindu. Cet. 4. Jakarta: CV. Rajawali. Mahmud, M. Dimyati. 1990. Hindu. Yogyakarta: BPFE. 17