7. serta memaknai nilai – nilai
terkandung didalamnya
yang
dan
dalam
dikontekstualisasikan
kehidupan masa kini.
Indikator Capaian
Pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan
dan menganalisis peristiwa sejarah di
Indonesia (Kerajaan Hindu- Buddha)
8. 1.Menganalisis berbagai teoritentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha
keIndonesia.
2.Mengolah informasitentang proses
masuknya agama dan kebudayaan
Hindu dan Buddha ke Indonesiaserta
pengaruhnyapada kehidupan
masyarakatIndonesiamasa kini
3.Menuangkan hasil analisis dan
pengolahan informasitentang proses
masuknya agama dan kebudayaanHindu
dan Buddha ke Indonesiadalam bentuk
tulisan
Tujuan
Pembelajaran
10. AGAMA HI NDU
perkembangan kebudayaan Hindu di I ndia
berkaitan dengan sistem kepercayaan bangsa Arya
yang masuk ke India pada 1500 SM Agama Hindu
bersifat Politheisme, yaitu percaya terhadap banyak
dewa yang masing- masing dewa memiliki peranan
dalam kehidupan masyarakat.Ada tiga dewa utama
dalam agama Hindu yang disebut Trimurti terdiri
dari Dewa Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu
(dewa pelindung),dan Dewa Siwa (dewa perusak).
Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda)
11. AGAMAHINDU
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 SM.Agama ini
lahir
sebagai reaksi terhadap agama Hindu terutama
karena
keberadaan kasta. Pembawa agama Buddha adalah
Sidharta
Gautama(563-486 SM), seorang putra dari Raja
Suddhodana dari
Kerajaan Kosala di Kapilawastu.
Ajaran Buddha,hidup manusia adalah menderita,
disebabkan karena adanya tresna atau cinta, yaitu
cinta (hasrat/nafsu) akan kehidupan.
13. Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan
Hindu – Buddha ke Indonesia.
Brahmana
Kesatria
W aisya
Sudra
Arus Balik
14. Teori Brahmana
Teori Brahmana olehJ. C. van Leur
Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknyaagama Hindu-
Budha di Indonesia dibawa olehpara Brahmana yaitu golongan
pemukaagama di India. Landasan dari teori Brahmana
berdasarkan prasasti-prasasti peninggalankerajaan Hindu-Budha
di Indonesia.
Beberapa peningalansejarah berupa prasasti yangditemukan
menggunakanhuruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Di India,
aksara dan bahasa tersebut hanya dikuasai olehgolongan
Brahmana. Selainitu, ajaran Hindu yang utuh dan benar pada
masanyahanya bolehdipahamiolehpara Brahmana. Sehingga,
hanya orang-orang golonganBrahmana yangdianggapberhak
menyebarkan ajaran Hindu.
15. Teori Kesatria
Pendukung teori Ksatria ialah C.CBerg, Majumdar,
Moekerji, dan Nehru. Teori Ksatria ini
mengungkapkanbahwa pembawaagama dan
kebudayaan Hindhu-Budha ialah golongankaum
ksatria
16. Teori waisya
Teori ini terkait dengan pendapat N.J.
Krom yang mengatakan bahwa kelompok yang
berperan dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia adalah kaum pedagang.
Pada mulanya para pedagang India berlayar untuk
berdagang. Pada saat itu jalur perdagangan melalui
lautan yang tergantung dengan adanya musim angin
yang menyebabkan mereka tergantung pada kondisi
alam. Bila musim angin tidak memungkinkan maka
mereka akan meneap lebih lama untuk menunggu musim
baik.
17. Dikemukakan oleh George Soedes, Sarjana Perancis, mengatakan bahwa
setelah terjadi jalinan dagang antara Indonesia dengan India banyak pedagang
Indonesia yang melawat ke India kemudian mereka mendatangi tempat-
tempat penting baik di India selatan maupun di India Utara yang merupakan
pusat-pusat pengetahuan dan kebudayaan India. Sekembalinya dari India
kemudian mereka mengajar dan menyebarkan ilmunya tersebut kepada
orang-orang Indonesia. Pendapat Coedes tersebut didukung oleh Dr. F. D.
Bosch, sejarawan Belanda yang mengemukakan bahwa ketika banyak
pemuda Indonesia menuntut ilmu ke India, terutama di pusat kebudayaan
(Nalanda dan Benggala). Jadi, menurut teori ini, bangsa Indonesia tidak hanya
menerima pengetahuan agama dari orang-orang asing yang datang. Mereka
juga aktif mencari ilmu agama di negeri orang dan menyebarkannya setelah
kembali ke kampung halamannya.
Teori Arus Balik
18. Teori Sudra
Penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia menurut
teori sudra diawali oleh para kaum Sudra ( golongan budak). Golongan
budak yang melakukan migrasi ke wilayah Nusantara menetap dan
menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha pada masyarakat pribumi.
Awalnya, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut animisme dan
dinamisme menjadi beralih kepercayaan pada ajaran Hindu dan Budha.
Perubahan kepercayaan pada masyarakat Indonesia berkaitan erat dengan
interaksi masyarakat pribumi dengan golongan budak yang terjadi pada
waktu itu.
Namun teori sudra yang didukung van Faber ini dianggap lemah karena
kaum sudra tidak mengerti seluk beluk dari ajaran agama Hindu dalam
Kitab Suci Weda. Selain itu, golongan budak juga disebut tidak menguasai
bahasa Sansekerta.