Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
2-NonVid-KOL MPP drNico-The New Emerging Professional Healthcare Bali-Mar2022 (1).pdf
1. 1
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua
Case Manager
KELAS ON LINE WIA TRAINING
MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP-CASE MANAGER
KERJASAMA KARS DENGAN PERSI DAERAH BALI
18 – 19 MARET 2022
2. • Pengenalan Awal MPP
• MPP dalam Standar Akreditasi
• Evolusi Perkembangan Case Management
• Filosofi – Prinsip Manajemen Pelayanan Pasien
• Kompetensi MPP, Peran dan Fungsi MPP
• Aktivitas dan Manfaat MPP bagi RS
• Elemen Dalam Pelaksanaan MPP
• Kualifikasi MPP
• Video PCC-APT
3. *Asuhan Pasien 4.0
PCC
APT
MPP
Pelayanan Rumah Sakit 1. Tata Kelola Rumah Sakit Yang Baik,
2. Tata Kelola Klinis Yang Baik,
3. Tata Kelola Asuhan Pasien Yang Baik.
Good Patient Care.
(MPP : Manajer Pelayanan Pasien)
Patient Centred Care
Asuhan Pasien
Terintegrasi
*Mutu
Klinis, Man, SKP
*Manajemen
Risiko
Korp,Klinis
*Adm
*Keselamatan
Pasien
4. Case Management - The Origins, Evolution and Future.
By Catherine M. Mullahy, RN, BS, CRRN, CCM, President of Mullahy & Associates, LLC and Jeanne
Boling, MSN, CRRN, CDMS, CCM, Vice President of Mullahy & Associates, LLC., LLC and Jeanne
Boling, MSN, CRRN, CDMS, CCM
In 1836, the Deaconess Institute (Kaiserswerth,
Germany) was founded to train deacons and nurses.
Its most prominent student was Florence
Nightingale. Beyond caring for soldiers during the
Crimean War, she also took a leadership role in the
training of nurses. Her school, the Nightingale
Training School for Nurses, was the first of its kind
and forerunner to other nursing schools which
covered the specialty area of medical case
management. Then defined as the planning and
coordination of health care services for the sick,
injured or disabled, its primary goal was to
rehabilitate patients. Since that time, there have
been many historical milestones for the case
management field.
Pada tahun 1836, Institut Diakon (Kaiserswerth, Jerman)
didirikan untuk melatih diaken dan perawat. Muridnya yang
paling menonjol adalah Florence Nightingale. Selain
kepedulian untuk tentara selama Perang Crimea Perang, dia
juga mengambil peran kepemimpinan dalam pelatihan perawat.
Sekolahnya, Sekolah Pelatihan Nightingale untuk Perawat,
adalah yang pertama dari jenisnya dan pelopor ke sekolah
perawat lain yang mencakup bidang khusus manajemen
pelayanan pasien medis. Kemudian didefinisikan sebagai
perencanaan dan koordinasi pelayanan kesehatan bagi yang
sakit, terluka atau cacat, tujuan utamanya adalah untuk
merehabilitasi pasien. Sejak saat itu, ada banyak tonggak
sejarah bagi bidang manajemen pelayanan pasien.
(Mullahy, C.M. and Boling, J. Case Management - The Origins, Evolution and Future.
CareManagement Vol. 21, No. 2 April/May 2015 , ACCM Inc., Westport, Connecticut)
5. The Nightingale Training School for Nurses was established at St Thomas' Hospital in
1860 as part of Florence's campaign to transform nursing and health care.
(Akses 18-08-2021 : http://tiny.cc/co1iuz)
6. • RS menghadapi berbagai tantangan dan tekanan : meningkatnya kompleksitas asuhan pasien,
tuntutan kualitas dan safety, pemenuhan terhadap peraturan perundangan. Dalam konteks biaya,
RS harus mengatasi kenaikan biaya staf, proses yg inefisien, pasien dgn lama dirawat yang
memanjang, prosedur yg tidak perlu dsb
• MPP-Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager) memegang peranan penting dalam
mengatasi masalah2 tsb
• MPP jelas bukan PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yg aktif, yg menulis resep, mengorder
pemeriksaan penunjang dsb. MPP adalah Tour Guide
• Peran MPP dapat menggabungkan beberapa karakteristik spt koordinator, problem solver,
fasilitator, konselor, manajer perencanaan, manajer finansial, edukator, dan advokasi.
• Cara pendekatannya dlm mengatasi masalah haruslah realistis, mempertimbangkan sifat2 dari
lingkungan RS, berbagai sikap anggota tim PPA sewaktu berinteraksi, sikap kepala instalasi/unit,
maupun manajemen lainnya dalam pelayanan pasien, yg kemungkinan tidak mempunyai
pengetahuan / petunjuk ttg peran yg dijalankan oleh MPP
7. Sistem Pelayanan
Klinis
Asuhan Pasien / Patient Care
Quality & Safety
PASIEN
Good
Clinical
Governance
Good
Hospital
Governance
Good
Patient
Care
•Good Patient Care
• Good Clinical
Governance
Sistem
Manajemen
Tata Kelola RS
yang Baik
Tata Kelola Klinis
yang Baik
Tata Kelola
Asuhan Pasien
yang Baik
• Good Hospital
Governance &
Ps 36 UU 44/2009
SNARS
KARS
Good
Ethical
Practice
“Main
Goal”
In Patient Care
8. Asuhan Pasien Terintegrasi
10 Dimensi PCC –Model Indonesia
1. Patient Engagement & Empowerment
2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager.
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien
8. Integrated Clinical Pathway
9. Integrated Discharge Planning
10.Budaya Keselamatan.
Pelayanan
Fokus Pasien
(Patient Centred
Care)
Manajemen
Risiko RS
→ Risiko Klinis
Evidence Based Medicine
Value Based Medicine (*Nico A Lumenta , 2020)
EBM
VBM
Etik
Kebutuhan
Pasien
• Mutu
• Patient
Safety
4 Fondasi PPA pada
Asuhan pasien
9. MPP
Patient Centred Care
❑ Asuhan Pasien Terintegrasi
❑ 3 Integrasi
❑ 10 Dimensi PCC
SNARS ed 1.1.
KARS
“Bangga & Konfiden”
(Nico Lumenta, 2021)
Kolaborasi MPP dalam
PCC dan APT
berpengaruh thd mutu
pelayanan dan
keselamatan pasien
10. 10
(National Case Management Network : Canadian Core Competency
Profile for Case Management Provider, Canada, 2012)
Case Management Provider Roles 1.Case management expert: Case Management (CMt)
Providers demonstrate expertise in complex health and social
needs planning. As leaders in coordination and facilitation,
CMt Providers integrate all Case Management roles to
promote and optimize the health and well-being of targeted
client populations.
2.Communicator: CMt Providers use effective communication
to develop and enrich the client’s health and social networks,
to build partnerships and to address barriers at the client and
system level using a variety of different communication
strategies/ methods/techniques.
3.Collaborator: CMt Providers facilitate the achievement of
optimal client & system outcomes by working with the broad
health and social networks. CMt Providers skilfully engage
individuals and groups to reach consensus by providing
direct or indirect assistance, guidance or supervision along
the continuum of care.
4.Navigator: CMt Providers help clients navigate health and
social systems by working with their networks to identify and
address disparities and barriers.
5.Manager: CMt Providers are integral participants in making
decisions about time, resources and priorities that affect the
CMt plan and contribute to the effectiveness of clients’
healthcare plan, social networks and the organizational
systems.
6.Advocate: CMt Providers use their expertise and influence
to speak on behalf of their clients, community or population to
advance their health and well-being.
7.Professional: CMt Providers demonstrate professional
behaviour in the best interests of clients and society by
adhering to the Canadian standards of Practice for Case
Management & through ethical & evidence-informed practice.
1. Pakar MnPP : MPP menunjukkan keahlian dalam
perencanaan kebutuhan kesehatan dan sosial yg kompleks.
Sbg pemimpin dalam koordinasi dan fasilitasi, MPP
mengintegrasikan semua perannya untuk mempromosikan
dan mengoptimalkan kes dan kesejahteraan populasi klien yg
ditargetkan.
2. MPP menggunakan komunikasi yg efektif untuk
mengembangkan dan memperkaya jaringan kes dan sosial
klien, untuk membangun kemitraan dan untuk mengatasi
hambatan di tingkat klien dan sistem dengan menggunakan
berbagai strategi/metode/teknik komunikasi yg berbeda.
3. MPP memfasilitasi pencapaian hasil klien dan sistem yg
optimal yg bekerja dengan jaringan kes dan sosial yg luas.
Penyedia MnPP secara terampil melibatkan individu dan
kelompok untuk mencapai konsensus dgn memberikan
bantuan langsung atau tidak langsung, bimbingan atau
pengawasan sepanjang rangkaian asuhan/perawatan.
4. MPP membantu klien menavigasi sistem kes dan sosial
dengan bekerja dgn jaringan mereka untuk mengidentifikasi
dan mengatasi perbedaan dan hambatan.
5. MPP adalah peserta integral dalam membuat keputusan
tentang waktu, sumber daya dan prioritas yg mempengaruhi
rencana MnPP dan berkontribusi pada efektivitas rencana
pelayanan kes klien, jaringan sosial dan sistem organisasi.
6. MPP menggunakan keahlian dan pengaruh mereka untuk
berbicara atas nama klien, komunitas, atau populasi mereka
utk memajukan kes dan kesejahteraan mereka.
7. MPP menunjukkan perilaku profesional demi kepentingan
terbaik klien dan masyarakat dengan mematuhi standar
Praktik MPP dan melalui praktik etis dan berdasarkan bukti.
7 2
1
6
5 4
3
11. The role of KARS in presenting MPP for the first time
at the Indonesian Hospital
• MPP (Manajer Pelayanan Pasien – Case Manager) is a
relatively new function in hospitals in Indonesia.
• MPP was initiated by KARS (Indonesian Commission on
Accreditation for Hospital) in 2012.
• Its history began when KARS included this case
management function in the 2012 version of the Hospital
Accreditation Standard in 2012.
• In the APK chapter (Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas)
the following are written:
✓Standard APK 2.1. : In all phases of service, there are
competent staff who are responsible for patient care.
✓The intent and purpose of APK.2.1.:
To maintain continuity of care during the patient's stay in
the hospital, the staff who are generally responsible for the
coordination and continuity of patient care or at a particular
service phase are clearly identified. This staff (case
manager) can be a doctor or competent nursing staff….etc
• MPP (Manajer Pelayanan Pasien – Case Manager) merupakan
fungsi yang relatif baru di RS di Indonesia.
• MPP diinisiasi oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Indonesia) pada tahun 2012.
• Sejarahnya dimulai ketika KARS memasukkan fungsi
manajemen kasus ini dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit
versi 2012 tahun 2012.
• Dalam bab APK (Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas) tertulis
hal-hal sbb :
✓ Standar APK 2.1. : Dalam semua fase pelayanan, ada staf yang
kompeten sebagai orang yg bertangg-jwb thd pelayanan pasien.
✓ Maksud dan tujuan APK.2.1.:
Untuk mempertahankan kontinuitas pelayanan selama pasien
tinggal di RS, staf yang bertanggung jawab secara umum terhadap
koordinasi dan kesinambungan pelayanan pasien atau pada fase
pelayanan tertentu teridentifikasi dengan jelas. Staf yg dimaksud
(case manager) dapat seorang dokter atau tenaga keperawatan yang
kompeten ….dst.
12. • The term MPP was used by KARS for the first time
in 2018 in the 1st edition of SNARS, namely in the
ARK 3.1 Standard.
• ARK 3.1 standard. : The hospital establishes
regulations to carry out the process of continuity of
service in the hospital and coordination among
professional care providers (PPA) assisted by
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager
• The development of MPP seems very fast
because it is a necessity for Indonesian hospitals,
especially in this era of the Covid-19 pandemic.
• A survey by KARS in August-September 2021 to
hospitals in Indonesia showed data that 87% of
hospitals already have MPP. Inevitably it can be
expressed that MPP is: "The new emerging (&
important) healthcare profession in Indonesian
hospital".
• Istilah MPP digunakan pertama kali dalam SNARS
ed 1, th 2018, yaitu di Standar ARK 3.1.
• Standar ARK 3.1. : RS menetapkan regulasi untuk
melaksanakan proses kesinambungan pelayanan
di RS dan koordinasi diantara profesional
pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh Manajer
Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
• Perkembangan MPP tampak sangat cepat karena
memang merupakan suatu kebutuhan bagi RS-RS
Indonesia, apalagi di era pandemi Covid-19 ini.
• Survei oleh KARS pada bulan Agustus-September
2021 kepada RS di Indonesia menunjukkan data
87 % RS telah memiliki MPP. Tidak pelak lagi
dapat diekspresikan bahwa MPP adalah suatu :
“The new emerging (& important) healthcare
profession in Indonesian hospital”.
The role of KARS in presenting MPP for the first time
at the Indonesian Hospital
13. (Nico Lumenta, 2022)
SNARS 1.1.
1. Pahami “Sistem” dari
substansi yg sedang dinilai.
2. Dgn Proporsi beri Skor
pada Ep terkait.
Proses Sur vei
15. (“Kebijakan Akreditasi RS Dalam Mendukung Penetapan RS Pendidikan Kemenkes RI”, dr. Kalsum Komaryani, MPPM.
Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan, Sosialisasi Kebijakan Akselerasi Penetapan RS Pendidikan, 4 Maret 2022)
16. No SNARS 1.1. Std Akreditasi RS Kemenkes
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) AKSES DAN KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN (AKP)
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
4 Asesmen Pasien (AP) PENGKAJIAN PASIEN (PP)
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO)
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
(PKPO)
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) KOMUNIKASI DAN EDUKASI (KE)
9 Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMKP)
PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN
(PMKP)
10 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
11 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) TATA KELOLA RS (TKRS)
12 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN (MFK)
13 Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS) KUALIFIKASI PENDIDIKAN & STAF (KPS)
14 Manajemen Informasi & Rekam Medis (MIRM)
MANAJEMEN REKAM MEDIK DAN INFORMASI
KESEHATAN (MRMIK)
15 Program Nasional PROGRAM NASIONAL
16 Integrasi Pendidikan Kes dlm Pelayanan RS (IPKP) PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN (PPK)
Komparasi Standar Akreditasi Rumah Sakit
17. 17
MPP dalam SNARS Edisi 1.1.
❖ Standar ARK. 3.1 :RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di RS dan koordinasi
diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.
❖ Standar PAP.2. : Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi inter unit pelayanan serta koordinasi pelayanan dan
asuhan kepada setiap pasien. → M
❖ Standar AP.4. : Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing2
melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana asuhan (IAR), dengan
DPJP sebagai ketua tim asuhan yg mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi
pasien rawat inap. → W
❖ Standar ARK 2.2. : RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di seluruh bagian RS. → M
❖ Standar PAP.2.4. : Pasien & keluarga diberi tahu ttg hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yg tidak
diharapkan. →. I
❖ Standar ARK.3.3. : RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer. → M
❖ Standar MIRM 13.1. : Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien, mendukung
diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan serta meningkatkan kesinambungan
asuhan diantara PPA termasuk manajer pelayanan pasien (MPP). → S
❖ Standar PAP.1. : RS menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien → W
22. ❖Standar PAP
.2.
Ditetapkan proses utk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan dan
asuhan kpd setiap pasien.
➢Elemen Penilaian PAP.2.
1. Ada regulasi yg mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi di dan antar
berbagai unit pelayanan (R)
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (lihat juga ARK.2, EP 3) (D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain ttg kerjasama
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
Integrasi Pelayanan
*MPP-Case Manager*
23. ➢Maksud dan Tujuan PAP.2.
-Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak
PPA dan dapat melibatkan berbagai unit pelayanan. Integrasi dan koordinasi
kegiatan pelayanan dan asuhan pasien merupakan sasaran yg menghasilkan
efisiensi, penggunaan SDM dan sumber lainnya efektif, dan hasil asuhan pasien yg
lebih baik. Kepala unit pelayanan menggunakan alat dan teknik utk melakukan
integrasi dan koordinasi pelayanan dan asuhan lebih baik. (Contoh, asuhan secara
tim oleh PPA, ronde pasien multi disiplin, form catatan perkembangan pasien
terintegrasi, manajer pelayanan pasien /case manager) (lihat juga AP.4, Maksud
dan Tujuan).
-Pelayanan berfokus pada pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk asuhan pasien
terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal
misalnya pada integrasi inter PPA dengan kontribusi profesi tiap-tiap PPA sama
pentingnya/sederajat. Pada integrasi vertikal yaitu integrasi inter unit, pelayanan
berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda,
di sini peran MPP penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang
memadai dengan PPA.
24. -Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup elemen
antara lain sebagai berikut:
• Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat PAP 4, PAP 2, PAP 5);
• DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader) sebagai “motor” proses integrasi
antar PPA, melakukan integrasi asuhan pasien melalui review dan verifikasi asuhan per
24 jam;
• PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, antara lain
memakai Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya disertai Alur
Klinis terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi/CPPT;
• Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi;
• Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5);
• Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager berperan dalam integrasi inter unit dalam
pelayanan pasien, membantu integrasi intra-inter PPA.
-Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan
menggambarkan integrasi serta koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat
observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, pertemuan resmi tim,
rapat tentang pasien, ronde klinis, setiap hasil atau simpulan dari rapat tim atau diskusi
tentang pasien dicatat dalam CPPT. (lihat juga PAP5, EP 2)
25. 25
❖Standar ARK 2.2.
RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di seluruh bagian RS.
Elemen penilaian ARK 2.2.
1. Ada regulasi yg mengatur tentang proses utk mengatur alur pasien di RS
termasuk elemen a. s/d g. di dlm Maksud dan Tujuan.(R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien utk menghindari penumpukan.
(D,W)
3. Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan
melaksanakan upaya perbaikannya. (D,O,W)
Pengelolaan alur pasien
→ perihal stagnasi
26. 26
IGD
Ruang Rawat Inap
a) sd g)
Pengelolaan ranap
MPP
Pulang
Sesuai
Jadwal
P3
Masalah di IGD :
Sering “penuh sesak”,
shg banyak/sering
terpaksa dirujuk…
Solusi di Ruang Ranap:
Kelola di ranap dgn a) sd g) utk
memperoleh solusi…
Shg ranap lebih “longgar”
a. Ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b. Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis,
dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c. Perencanaan tenaga SDM untuk menghadapi penumpukan pasien di
beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di UGD;
d. Alur pasien didaerah dimana pasien menerima asuhan, tindakan,
pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi
dan unit pasca anestesi)
e. Efisiensi pelayanan non-klinik penunjang asuhan dan tindakan kepada
pasien (spt kerumahtanggaan dan transportasi)
f. Pemberian pelayanan ke ranap sesuai kebutuhan pasien
g. Akses pelayanan yg bersifat mendukung (spt pekerja sosial, keagamaan
atau bantuan spiritual, dsb).
27.
28. (Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yg tepat dan bermanfaat utk
mengatasi masalah. Semua staf RS, mulai dari unit ranap, unit GD, staf medik,
keperawatan, administrasi, lingkungan, manajemen risiko, dapat ikut berperan serta
menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh
seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit GD berpotensi membuat pasien
bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit GD yg merupakan jalan keluar
sementara mengatasi penumpukan pasien ranap RS. Maka RS harus menetapkan
standar waktu berapa lama pasien di unit GD, di unit intermediate, kmd selanjutnya
harus ditransfer ke unit ranap RS. Yg diharapkan disini adalah agar RS mengatur
dan menyediakan tempat aman bagi pasien.
28
29. 29
*Standar ARK.3.3.
RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.
Elemen penilaian ARK.3.3.
1. Ada regulasi ttg transfer pasien antar unit pelayanan di dlm RS dilengkapi dgn form transfer pasien . (R)
2. Form tsb memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)
3. Form tsb memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik. (D)
4. Form tsb memuat setiap diagnosis yg dibuat. (D)
5. Form tsb memuat setiap prosedur yg dilakukan.(D)
6. Form tsb memuat obat yg diberikan dan tindakan lain yg dilakukan. (D)
7. Form tsb memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D)
8. Ketentuan tsb dilaksanakan. (D,O,W)
Transfer intra RS
Maksud dan Tujuan ARK.3.3.
Selama di ranap di RS, pasien mungkin dipindah dari satu pelayanan atau dari satu unit ranap ke berbagai unit pelayanan
lain atau unit ranap lain. Jika PPA berubah akibat perpindahan ini, informasi penting terkait asuhan harus mengikuti pasien.
Pemberian obat dan tindakan lain dpt berlangsung tanpa halangan, kondisi pasien dapat dimonitor. Untuk memastikan setiap
tim asuhan menerima informasi yg diperlukan, rekam medik pasien ikut pindah atau ringkasan informasi yg ada di rekam
medik disertakan wkt pasien pindah dan menyerahkan kpd tim asuhan yg menerima pasien. Ringkasan memuat sebab
pasien masuk dirawat, temuan penting, diagnosis, prosedur atau tindakan, obat yg diberikan, keadaan pasien waktu pindah.
Bila pasien dalam pengelolaan MPP, maka kesinambungan proses tsb diatas dipantau, diikuti dan transfernya
disupervisi oleh MPP.
30. Elemen Penilaian MIRM 13.1
1. Ada regulasi tentang isi spesifik dari berkas rekam medis pasien yang ditentukan oleh
rumah sakit untuk kesinambungan asuhan oleh PPA (R)
2. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien. (D,O)
3. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung diagnosis. (D,O)
4. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi asuhan dan
pengobatan. (D,O)
5. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan pemberian dan
hasil pengobatan. (D,O)
6. Aktivitas manajer pelayanan pasien (MPP) dicatat dalam rekam medis. (D,O,W)
Standar MIRM 13.1
Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi
pasien, mendukung diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan
dan hasil pengobatan, serta meningkatkan kesinambungan asuhan di antara
profesional pemberi asuhan (PPA) termasuk manajer pelayanan pasien (MPP).
31. Konsep Deskripsi Sumber
Asuhan Pasien
Terintegrasi
: The Indonesian model of PCC
• 1.Integrasi Horzontal Intra-Inter PPA,
2.Integrasi Vertikal Inter Unit, 3.Integrasi
Horizontal PPA-Pasien.
• 10 Dimensi PCC.
Standar Akreditasi RS v.2012, SNARS 1 & 1.1,
KARS 2012, 2019.
Pelaksanaan PCC :
Patient Centred Care
34. Direktur
Ka Bidang Yan
DPJP
Asuhan Medis
Pasien
& Kel
PPA Lain
Asuhan PPA Lain
Komite
Med
• Kredensial
• Mutu
• Etik-Disiplin
Ka Bidang Wat
Komite
Wat
Asuhan Terintegrasi
Clinical Team
Leader
(“One Patient, One Clinical Team,
Several Units”)
1. Triage ARK 1.1.
2. AsesmenAwal : AP 1, 1.1,1.2, 1.3
3. Asesmen Ulang → CPPT : AP 2, 2.1
4. PRMRJ : ARK 4.3
5. Asesmen Pra Sedasi/Anestesi/PraInduksi PAB 3.2,
4, 4.1
6. IC : PAB 3.3, 5.1, 7.1
7. Konsul : AP 1.6.
8. Asuhan Gizi terintegrasi : PAP 5
9. Operasi : Laporan, Plan postop : PAB 7.2, 7.3
10. MPP: Form A & B : ARK 3.1.
11. Ringkasan Pasien Pulang : ARK 4.2, MIRM 15
12. Rujukan : ARK 5.2
13. Farmasi: Meso, PTO : PKPO 7
Form :
•Nurse
•Apoteker
•Dietisien
Kelompok
Staf Medis
34
35. SITUASI PASIEN MASUK RS……
Pasien masuk RS…….
,pengalaman baru, banyak proses pemeriksaan, banyak prosedur
yang dijalani, relatif banyak yang tidak jelas…
…..Pasien tidak pernah mendapat “pendidikan untuk menjadi
pasien” …..
“Hutan”
…. seperti masuk
“hutan”
Pasien
36. MPP/
Case Mgr
(di Klinik/
FKTP)
DM,
Gangrene Kaki,
Batuk (KP)
FKTP
Puskesmas
Dr Praktek
Klinik 24 jam
Penjelasan
“Harus dirawat
di Rumah Sakit”!!
???
Rumah Sakit
sesuai kebutuhan
Pasien
Pasien
Keluarga
Pasien
Keluarga
Ilustrasi Pra Rumah Sakit
(Minim Literasi
Kesehatan)
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Rumah Sakit
(Penyakit kompleks,
Pertama X berobat)
• Edukasi
• Advokasi
• Fasilitasi
37. Sakit : (kompleks):
DM, Gangrene Kaki,
Batuk (KP)
PPA
DPJP, Perawat,
Dietisien,
Apoteker dsb
??/!!
Di
Rumah
Pasien
Keluarga
Pasien
Keluarga
Ilustrasi di Rumah Sakit
Dirumah
• Periksa Lab
• Ro, USG
• Endoskopi
• Biopsi
• Obat
• Konsultasi
Spesialis Lain
• Operasi
• ICU
• Pem Ro diluar
• Komplikasi..
• Dsb…..
• Discharge Planning
• Proses Adm di RS
• Proses Adm di luar RS :
BPJS, Perusahaan dsb
Harus
DIRUJUK
“Urusan Panjang”
Masalah Keluarga, Sosial,
Psikologis, Spiritual
MPP/
Case Mgr
Proses
Pulang
Asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, monev dan advokasi untuk opsi dan
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien
di ranap & di rumah, dgn kendali mutu &
biaya, melalui kolaborasi dan komunikasi
(Minim Literasi
Kesehatan)
44. PPA :
Dokter
Perawat
Apoteker
Dietisien
Lainnya
Asesmen Pasien
(Skrining, “Periksa Pasien”)
1. Informasi dikumpulkan :
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
2. Analisis informasi :
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
3. Rencana Asuhan/Plan of Care :
Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien
Pemberian Pelayanan,
Implementasi Rencana,
Intervensi, Monitoring
Proses Asuhan Pasien
Patient Care
1
2
Asesmen
Awal
Asesmen
Ulang
SOAP
Asesmen Ulang
I
A
R
Pencatatan:
Triple Aim PCC :
1. Sasaran PPA
2. Sasaran /
Harapan Pasien
3. Sasaran MPP
(KARS, 2012)
45. Pasien
Keluarga
MPP
Case
Manager
• RS
• PPA
• Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”)
Output CM :
▪ Kontinuitas Pelayanan
▪ Pelayanan dgn Kendali
Mutu dan Biaya
▪ Pelayanan yg memenuhi
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah
▪ Good Patient Care
MPP :
• ARK 3.1. – MPP
• PAP 2 – Integrasi Inter Unit
• AP 4 – Integrasi inter PPA
• ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
• PAP 2.4. - KTD
• ARK 3.3. – Transfer
• MIRM 13.1. – Transfer
• PAP 1. – Keseragaman Asuhan
46. 1. Identifikasi, seleksi /
skrining pasien utk
manajemen pelayanan
pasien
2. Asesmen untuk
manajemen pelayanan
pasien
3. Identifikasi masalah dan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen
pelayanan pasien
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi,
Komunikasi dan
Kolaborasi
7. Advokasi
8. Hasil Pelayanan
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP
10.Manajemen Sumber Daya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien
1. Pemahaman Pasien ttg
asuhan (penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil
keputusan terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain
pasien
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn
kebutuhannya
10.Kesinambungan pelayanan
Tataklaksana
MPP
Sasaran MPP
SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
❑ Pada Asesmen MPP gunakan
konsep IAR
❑ I : Kumpulkan informasi,
termasuk Sasaran PPA,
Harapan/Sasaran Pasien,
masalah psiko-sosio-kultural
❑ A : Jabarkan
• Masalah yang mendukung
pencapaian sasaran.
• Masalah yang dapat
menghambat pencapaian
sasaran
❑ R : Susun rencana, jabarkan
Sasaran MPP dan langkah2nya
❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi
❑ “Loop” balik untuk menambah
a.l. Asesmen & Rencana
Proses
48. (The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!
49. (Sumber : Case Management Society of America, 2010, Commission for Case Manager Certification, 2016)
adalah suatu proses kolaboratif utk asesmen, perencanaan,
fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi
untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan
komprehensif pasien dan keluarganya, melalui komunikasi
dan sumber daya yg tersedia sehingga memberi hasil
asuhan pasien yg bermutu dengan biaya efektif.
Definisi Manajemen Pelayanan Pasien
MPP bukanlah PPA aktif
(KARS)
Ratio : 1 MPP menangani 25 Pasien
oKompleksitas Pasien
oKebutuhan RS
50. THE DECISION MAKING PROCESS,A PATIENT CENTERED APPROACH:
AN ESSENTIAL PART OF A PATIENT-CENTERED APPROACH TO MEDICINE, CALLED
COLLABORATION
HEALTH CARE TEAM (PHYSICIANS, NURSES AND
TECHNICIANS:
INTERDICIPINARY TEAM MODEL/APPROACH
THE HEALTH CARE
INSTITUTIONS
(HOSPITALS, INSURANCE
COMPANIES, ETC.)
SETTING FACILITY DESIGN
BASED ON REGULATIONS
THE PATIENT'S
FAMILY:
Involved in
decision-making
Health Care
Institution
Patient Centered Care - A Conceptual Model and Review of the State of the Art
Ravishankar Jayadevappa and Sumedha Chhatre. The Open Health Services and Policy Journal, 2011, 4, 15-25
MPP
Case Mgr
52. Utilization review
Discharge
Planning
Discharge
Planning
(Cesta,T & Cunningham, B :Core Skills for Hospital Case Managers: A Training Toolkit for Effective Outcomes, 2009)
(Fig 1.1) Model tradisional dimana utilization
review dilakukan oleh perawat dan discharge
planning oleh pekerja sosial, hubungan kedua
peran ini minim dan terpisah.
(Fig 1.2) Ketika diterapkannya PPS (Prospective Payment
System) & Managed care perlahan-lahan mulai ada upaya
mengintegrasikan secara parsial utilization review,
manajemen utilisasi, koordinasi dan fasilitasi asuhan dgn
discharge planning.
Fig 1.1 Fig 1.2
53. Fig 1.3 Fig 1.4
(Dyad model,
SOTA)
(Fig 1.3)
Dengan makin kompleksnya discharge planning baik aspek psikososial
maupun hal2 terkait asuhan dirumah maka perubahan model menjadi
seperti gambar diatas tsb. Pada model ini MPP Perawat menggarap
discharge planning untuk aspek asuhan, sedangkan MPP pekerja
sosial untuk aspek psikososiokultural.
Registered nurse case manager:
Utilization management,
coordination, and facilitation of care,
discharge planning
Social worker: Psychosocial
assessment and
interventions, some
discharge planning
Social worker
Psychosocial interventions,
discharge planning on high-
risk cases
Case manager:
Utilization manage- ment,
discharge planning, patient
flow, variance tracking, quality
management
(Fig 1.4)
Selanjutnya menjadi Integrated (Dyad) model, juga disebut sebagai
State of the Art (SOTA) model, yang mengintegrasikan penuh
semua fungsi penting manajemen pelayanan pasien dan dikelola
oleh MPP menjadi manjemen tunggal (single case management).
54. (SOTA)
(Fig 1.5)
Model Kolaboratif (Triad) menambah fungsi penting ketiga : utilization management dan DRG
(Diagnostic Related Groups). Fungsi ketiga ini berperan penting terkait dgn berbagai peraturan dan
proses reimbursemen.
(Cesta,T & Cunningham, B :Core Skills for Hospital Case Managers: A Training Toolkit for Effective Outcomes, 2009)
Fig 1.5
55. Beragam Jenis Case Manager
❑ Case Manager pada pelayanan kesehatan di komunitas
❑ Case Manager di rumah sakit
❑ Case Manager pd perusahaan, perusahaan asuransi
Perkembangan Case Manager mengikuti perkembangan “landscape” tempat
bekerjanya :
❖ Perawat Kepala Ruangan difungsikan sbg CM
❖ Nurse Case Manager
❖ Case Manager dari profesi Social Worker
❖ Case Manager dgn kualifikasi dari profesi kes lainnya
❖ Bidang Case Management …..
❖ Direktur Case Management ….
56. Filosofi – Prinsip
Manajemen Pelayanan Pasien
a) Filosofi Manajemen Pelayanan Pasien
1. Dasar manajemen pelayanan pasien adalah bhw bila seseorang mencapai tingkat kes (wellness)
dan fungsional yg optimal mk semua pemangku kepentingan mendpt manfaat : pasien & sistem
supportnya, sistem pemberi pelayanan dan sistem reimbursemennya
2. MPP memberikan pelayanan melalui advokasi, edukasi, identifikasi sumber daya dan fasilitasi
pelayanan agar klien mencapai tingkat kesehatan (wellness) dan kemandirian yg maksimal
3. Kegiatan MnPP yg terbaik adalah melalui iklim yg memungkinkan / kondusif utk komunikasi
langsung MPP dgn klien, tim PPA dan staf pelayanan lainnya, utk dpt memperoleh hasil asuhan yg
optimal.
4. Keberhasilan menjalankan peran MPP butuh kerja tim : klien, sistem support klien, dan para
profesional pemberi asuhan,staf lainnya, termasuk perwakilan pembayar serta para staf lain
57. b) Prinsip Manajemen Pelayanan Pasien
1. Gunakan pendekatan kolaboratif berfokus pada pasien “klien-centris”
2. Sedapatnya memfasilitasi otonomi pasien dan perawatan mandiri melalui advokasi,
pengambilan keputusan bersama, dan pendidikan.
3. Gunakan pendekatan holistik secara komprehensip.
4. Gunakan pendekatan budaya dengan kesadaran dan menghargai perbedaan
5. Promosikan keselamatan klien optimal
6. Bina hubungan dgn sumber daya masyarakat
7. Bantu pasien menjelajahi sistem pelayanan kesehatan utk mencapai pelayanan yg
sukses, termasuk selama transisi
8. Tingkatkan keunggulan profesional dan memelihara praktik MnPP
9. Evaluasi hasil dan promosikan hasil yg berkualitas
10. Dukung dan patuh peraturan organisasi lokal, nasional.
58. Case Management Guiding Principles
……
1. Case Management bukanlah suatu profesi yg berdiri sendiri, ttpi
adalah suatu praktek spesialistik yg lintas disiplin serta saling
terkait (interdependent)
2. Pelayanan Case Management memfasilitasi pelayanan yg sesuai
dgn manfaat/benefit asuransi kes mereka
3. Proses Case Management terpusat pd klien dan sistem support /
pendukung
4. Pelayanan Case Management optimal bila dlm suasana yg
diwarnai komunikasi dan kolaborasi yg langsung, terbuka, dan
jujur antara case manager, klien/sistem pendukung, pembayar,
pemberi pelayanan primer
…… (The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
59. Kompetensi MPP
The Seven Essential Domains of Case Management
Knowledge
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
60. (Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Konsep Manajemen Yan Pasien
Prinsip2 Praktek MnPP Pasien
Manajemen Pelayanan Kes
Reimbursmen Pelayanan Kes
Aspek Psikososial Asuhan
Rehabilitasi
Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien
1
2
3
4
5
6
7
Ranah
Pengetahuan
Manajemen
Yan
Pasien
Nilai
Manajemen
Pelayanan
Pasien
Kompetensi Manajer Pelayanan Pasien.
61. Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
1 2 3 4 5 6 7
62. Domain 1.
Konsep
MnPP
2.
Prinsip2
Praktik MPP
3.
Manajemen
Yan Kes &
Pelaksanaan
nya
4.
Reimbursm
en Yan Kes
5.
Aspek
Psikososial
Pelayanan
6.
Rehabilitasi
7.
Pengemban
gan
Profesional
Sub-Domain
a. Kepemimpinan
dan Administrasi
MnPP
a. Mutu a. MnPP dan
Proses Asuhan
a. Sistem
Pendanaan dan
Sumber Pembayar
a. Faktor
Psikososial Yan
Pasien
a. Proses Yan
Rehabilitasi
a. Nilai MnPP
b. Proses MnPP b. Akreditasi b. Sistem Yan
Kesehatan
b. Manajemen dan
Review Utilisasi
b. Faktor Sos-Ek
Yan Pasien
b. Pelayanan dan
SD Rehabilitasi
b. Advokasi
c. Sumber Daya
MnPP
c. Manajemen
Risiko
c. Program dan
Model MnPP
c. ROI Sistem Yan
Kesehatan
c. Advokasi yg
Relevan dgn aspek
Psiko-sos Yan
Pasien
c. Hasil Yan
Rehabilitasi
c. Kebijakan
Bidang
Kesehatan dan
Publik
d. Hasil MnPP d. Isu hukum
Terkait MnPP
d. Pelayanan
MnPP
d.Menyeimbangka
n Mutu dan
Biayanya
d. Klinis dan
Perilaku
Kesehatan
d. Keterampilan
Rehabilitasi MPP
d. Beasiswa
d. Regulasi
Terkait MnPP
d. Standar Etik
terkait MnPP
d. Sumber Daya
Umum MnPP
d. Edukasi Pasien /
Sistem
Pendukungnya
d. Edukasi Pasien,
Dukungan, dan
Konseling
d. Komunikasi
dalam Rehabilitasi
e. Keterampilan
dan Teknik dari
MPP
e. Isu Legal dan
Etik terkait aspek
Psikososial Yan
e. Regulasi
berkaitan dgn
Rehabilitasi
f. Keterampilan
Komunikasi MPP
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
63. 63
(National Case Management Network : Canadian Core Competency
Profile for Case Management Provider, Canada, 2012)
Case Management Provider Roles
7 2
1
6
5 4
3
64. Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
65.
66.
67. Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
7. Professional Development and Advancement
Pengembangan Profesional
Ranah Pengembangan dan Kemajuan Profesional terdiri dari pengetahuan
yg terkait dengan peran dan tanggung jawab MPP untuk maju dan
menunjukkan nilai praktik MnPP. Ini juga mencakup topik seperti
keterlibatan MPP dalam kegiatan lain beasiswa/scholarship (mis., Menulis
untuk publikasi, berbicara di depan umum, penelitian dan pemanfaatan
bukti, pengembangan kurikulum) dan kesehatan atau kebijakan publik.
• Value of Case Management
• Advocacy
• Health and Public Policy
• Scholarship resources
• Nilai MnPP
• Advokasi
• Kebijakan Bidang Kesehatan dan Publik
• Sumber daya beasiswa
68. (Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Konsep Manajemen Yan Pasien
Prinsip2 Praktek MnPP Pasien
Manajemen Pelayanan Kes
Reimbursmen Pelayanan Kes
Aspek Psikososial Asuhan
Rehabilitasi
Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien
1
2
3
4
5
6
7
Ranah
Pengetahuan
Manajemen
Yan
Pasien
Nilai
Manajemen
Pelayanan
Pasien
Kompetensi Manajer Pelayanan Pasien.
69. 1. Seorang MPP hrs mempunyai kemampuan utk mengekspresi-kan pendapat, keinginan,
bukan membela diri, atau cemas. Dapat mengatasi orang2 maupun situasi yg sulit
dengan tenang & penuh percaya diri. Agar MPP dapat berhasil melayani dalam peran
advokasi, memperjuangkan untuk yg terbaik bagi pasien, RS, dan para pelanggannya
2. MPP bekerja secara otonom / mandiri, harus mempunyai rasa percaya diri. Harus
mempunyai gambaran yg akurat ttg kekuatan dirinya, kelemahannya, maupun
kepribadiannya serta harus bebas dari kepentingan dirinya.
3. MPP harus siap utk menjangkau staf klinis dalam tim PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
untuk memberikan advokasi dan dukungan. MPP menanamkan hubungan positif dengan
pihak lain dalam komunikasi keseharian. Perlu ketrampilan bernegosiasi
4. MPP harus seorang yg berani mengambil risiko, mencari sasaran baru yang lebih memadai
utk tujuan memenuhi kebutuhan pasien. Ada pendapat bahwa MPP haruslah sering
“berpihak” kepada pasien.
Karakteristik Seorang MPP
70. Kompetensi Budaya – Cultural Competence MPP
MPP perlu memahami dan tanggap thd beragam budaya populasi dimana pasien berasal, dan
kekhasan profilnya, termasuk juga untuk/ dengan PPA, manajer instalasi dsb
1. MPP memahami berbagai informasi ttg keberagaman budaya, berkomunikasi secara efektif, bermartabat
dan sensitif dalam konteks budaya ybs
2. Lakukan asesmen kebutuhan linguistiknya dan lakukan komunikasi yg memadai
3. Bila diperlukan jalani edukasi / pelatihan utk kompetensi / pemahaman budaya guna meningkatkan
efektifitas dlm melayani populasi yg multikultural
Manajemen Sumber Daya
MPP hrs mengintegrasikan faktor-faktor terkait mutu, keselamatan, akses, dan efektifitas biaya dlm
proses asesmen, monitoring, dan evaluasi sumber daya utk asuhan pasien
1. Catat pemeriksaan/ pelayanan yg akan dilakukan sesuai kebutuhan & harapan pasien dan rencana
pelayanan. Berikan informasi berkenaan terkait waktu yg diperlukan, antisipasi hasil dan beban biaya
2. Catat komunikasi pasien dgn PPA dalam proses transisi / perpindahan secara internal maupun eksternal,
juga pada perubahan kondisi (penting) pasien
3. Kumpulkan keterangan pelaksanaan pelayanan dlm rangka memenuhi kebutuhan & harapan pasien,
termasuk pemeriksaan keluar / outsource, bandingkan dgn panduan / norma
4. Pencatatan agar memperlihatkan bhw intensitas pelayanan dari MPP memang sesuai kebutuhan &
harapan pasien.
71. • MPP me navigasi melalui 9+1 fase
• Berulang & Cyclical
• Berpusat pd pasien
• Sistem support dari pasien
(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)
Skrining Asesmen
Perenca
naan
Implemen
tasi
(Koordinasi
Asuhan)
Tindak
lanjut
Proses
Transisi
Evalua
si hasil
Stratifik
asi
Risiko
Komunikasi
Pasca
Transisi
Form A
MPP
Form B
MPP
s/d Selesai
Level bervariasi berdasarkan pengaturan
praktik. Termasuk pengumpulan data yg
dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
Proses Manajemen
Pelayanan Pasien
Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada
pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi
adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll.
Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko
stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase
Asesmen
71
Terminasi
MnPP
72. Peran :
1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi
asuhannya, baik akut, dalam proses rehabilitasi di RS maupun pasca rawat,
mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (patient centered
care) dan asuhan pasien terintegrasi, serta membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen
Peran & Fungsi MPP
Fungsi :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dgn pasien, keluarga, PPA, shg menghasilkan
outcome/hasil asuhan yg diharapkan.
(Lihat Std ARK 3.1. pd Maksud-Tujuan : butir f s/d m)
73. 1. Seorang MPP hrs mempunyai kemampuan utk mengekspresi-kan pendapat, keinginan,
bukan membela diri, atau cemas. Dapat mengatasi orang2 maupun situasi yg sulit
dengan tenang & penuh percaya diri. Agar MPP dapat berhasil melayani dalam peran
advokasi, memperjuangkan untuk yg terbaik bagi pasien, RS, dan para pelanggannya
2. MPP bekerja secara otonom / mandiri, harus mempunyai rasa percaya diri. Harus
mempunyai gambaran yg akurat ttg kekuatan dirinya, kelemahannya, maupun
kepribadiannya serta harus bebas dari kepentingan dirinya.
3. MPP harus siap utk menjangkau staf klinis dalam tim PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
untuk memberikan advokasi dan dukungan. MPP menanamkan hubungan positif dengan
pihak lain dalam komunikasi keseharian. Perlu ketrampilan bernegosiasi.
4. MPP harus seorang yg berani mengambil risiko, dengan pola pikir adaptif, mencari sasaran
baru yang lebih memadai utk tujuan memenuhi kebutuhan pasien, agar dapat
mempertahankan kinerja, mutu dan keselamatan pasien. Ada pendapat bahwa MPP
haruslah sering dengan arif “berpihak” kepada pasien.
Karakteristik Seorang MPP
74. Figure 1.1 | Nurse and Social Worker Case Management Roles and Responsibilities
(Rossi, PA, The Hospital Case Management Orientation Manual, HCPro, 2014)
75. Asesmen manajemen
pelayanan pasien
(MnPP)
• Kebutuhan kesehatan
• Aspek psiko-sosio-kultural-nya, kognitif, literasi tentang
kesehatan dan pelayanannya
• Stratifikasi risiko
• Status health literacy (kurang pengetahuan ttg kesehatan)
• Sasaran/harapan pasien terkait asuhan & kesehatannya
• Kumpulkan data-informasi yang mendukung/
menghambat pencapaian Harapan/Sasaran Pasien,
Sasaran PPA dan Sasaran MPP
Perencanaan MnPP • Kolaborasi dgn pasien, keluarga, PPA, pembayar, PPA di
fasilitas pelayanan primer
• Jabarkan sasaran MPP (SMART)
• Tujuan memaksimalkan hasil asuhan yg berkualitas,
aman, dan efektif-biaya
• Perencanaan pemulangan pasien / discharge planning,
terintegrasi dengan PPA.
76. Komunikasi dan
koordinasi dlm
pelaksanaan MnPP
1.Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar
PPA dlm konteks keterlibatan pasien dalam
pengambilan keputusan, shg meminimalkan
fragmentasi yan.
2.Membantu pasien utk transisi pelayanan yg
aman ke tingkat yan berikutnya yg memadai.
Edukasi dan advokasi
dlm pelaksanaanMnPP
1.Memberikan edukasi & advokasi kpd pasien-
keluarga atau pemberi asuhan utk
memaksimalkan kemampuan pasien-keluarga
dlm pengambilan keputusan terkait pelayanan
yg diterimanya.
2.Memberikan …
77. Edukasi dan
advokasi dlm
pelaksanaan
manajemen
pelayanan
pasien
2. Memberikan edukasi kpd pasien-keluarga atau pemberi
asuhannya, PPA, terkait alternatif pelayanan, sumber daya di
komunitas / lingkungan rumahnya, manfaat asuransi, aspek
psiko-sosio-kultural shg keputusan tepat waktu dgn dasar
informasi lengkap
3. Memberikan advokasi shg meningkatkan kemampuan
pasien-keluarga mengatasi masalah dgn mencari opsi
pelayanan yg tersedia, rencana alternatif sesuai kebutuhan,
agar tercapai hasil asuhan yg diharapkan
4. Berusaha meningkatkan kemandirian advokasi dan
kemandirian pengambilan keputusan pasien
5. Memberikan advokasi kepada pasien dan pembayar utk
memfasilitasi hasil yg positif bagi pasien, bagi PPA dan
pembayar. Namun bila ada perbedaan kepentingan maka
kebutuhan pasien lebih menjadi prioritas.
Kendali mutu
dan biaya
Mendorong pemberian pelayanan yg memadai utk kendali
mutu dan biaya dengan basis kasus per kasus.
79. Keuntungan MPP di Rumah Sakit
Bagi RS adanya MPP dalam manajemen pelayanan pasien akan memberikan
keuntungan sbb :
1. Biaya pelayanan efektif
2. Orientasi pelayanan yang holistik
3. Kontinuitas pelayanan diseluruh tatatan pelayanan kesehatan
4. Klien mengetahui siapa yang harus dihubungi untuk bantuan
80. Figure 1.2 | Setting and Resetting Priorities for a Day (Rossi,PA:The Hospital Case Management
Orientation Manual, HCPro, 2014 )
Menetapkan dan Mengatur Ulang Prioritas Kegiatan MPP untuk Sehari
Contoh
Kegiatan MPP
81. Keuntungan MPP di Rumah Sakit
(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.
ABeye Network White Paper. 2010)
(Hasil survei)
82. Elemen-elemen Dalam Pelaksanaan
Manajemen Pelayanan Pasien
1. Identifikasi dan seleksi Pasien : fokus pd identifikasi pasien yg akan mendpt
manfaat dari pelayanan MPP. Dipertimbangkan kebutuhan informed consent.
2. Asesmen dan identifikasi masalah dan kesempatan. Dimulai saat admisi
maupun selama dirawat secara intermiten sesuai kebutuhan.
3. Penyusunan rencana manajemen pelayanan pasien : tetapkan sasaran
intervensi dan prioritas kebutuhan pasien, termasuk kebutuhan jenis pelayanan sesuai
sumber daya yg tersedia. Atau tetapkan hasil yg diharapkan.
4. Implementasi dan koordinasi utk pelaksanaan rencana manajemen pelayanan
pasien
5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, pemenuhan
kebutuhan pasien dan hasil asuhan.
6. Terminasi proses manajemen pelayanan pasien, bila kebutuhan pasien sdh
tercapai, sdh terlaksana ke transisi pelayanan yg lebih baik.
83. (Treiger, TM : The Next Generation: Case Management Today and Its Evolution into the
Future. CMSA TODAY, ISSUE 7 • 2013 • DIGITAL)
Identification &
Selection
Assessment &
Problem/ Opportunity
Identification
Development of the
Case Mgt Plan
Implementation
& Coordination
Of Care Activities
Evaluation of
The Case Mgt
Plan & Follow-up
Termination of the
Case Mgt
Process
84. 1. Identifikasi, seleksi /
skrining pasien utk
manajemen pelayanan
pasien
2. Asesmen untuk
manajemen pelayanan
pasien
3. Identifikasi masalah dan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen
pelayanan pasien
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi,
Komunikasi dan
Kolaborasi
7. Advokasi
8. Hasil Pelayanan
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP
10.Manajemen Sumber Daya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien
1. Pemahaman Pasien ttg
asuhan (penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil
keputusan terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain
pasien
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn
kebutuhannya
10.Kesinambungan pelayanan
Tataklaksana
MPP
Sasaran MPP
SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
❑ Pada Asesmen MnPP gunakan
konsep IAR
❑ I : Kumpulkan informasi,
termasuk sasaran PPA,
sasaran/harapan pasien,
masalah psiko-sosio-kultural
❑ A : Jabarkan
• Masalah yang mendukung
pencapaian sasaran.
• Masalah yang dapat
menghambat pencapaian
sasaran
❑ R : Susun rencana, jabarkan
sasaran MnPP dan langkah2nya
❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi
❑ “Loop” balik untuk merevisi a.l.
Asesmen & Rencana
Proses
85. Kualifikasi MPP
Seorang MPP ditetapkan berdasarkan kualifikasi sebagai berikut :
1. Perawat
a.Pendidikan minimal S1 Ners
b.Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi asuhan minimal 3
tahun
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun
2. Dokter (Umum)
a.Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di RS
b.Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun.
86. Pelatihan Tambahan
1. Pelatihan utk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dgn penyusunan dan
penerapan SPO Pelayanan Kedokteran yg terdiri dari Panduan Praktik Klinis,
Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Berfokus pada Person (PCC)
3. Pelatihan ttg perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan ttg Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge planning)
5. Pelatihan Manajemen Risiko
6. Pelatihan Etiko-Legal
7. Pelatihan soft skill seperti : aspek psiko-sosio-kultural, komunikasi
interpersonal.
87. Beberapa aspek MPP (Hasil survei)
(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.
ABeye Network White Paper. 2010)
88. (Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management.
ABeye Network White Paper. 2010)
89. • MPP is an new emerging & important healthcare professional
in Indonesian hospitals
• The presence of MPP in the hospital is important as part of the
implementation of patient-centred care (PCC).
• The role of MPP has greatly increased in the era of the covid-
19 pandemic when PPA is focused on implementing PPK
• In addition, the role of MPP also optimizes the implementation
of PCC and integrated patient care, including helping to
improve PPA/HCP interprofessional collaboration.
• MPP increases the involvement and empowerment of patients
and families in patient care, and results in better care
outcomes, including patient satisfaction.
• MPP facilitates the fulfillment of patient care needs, including
their families and caregivers, both acutely, as well as in the
rehabilitation process in hospitals and after treatment, which
is often not easy to implement in the pandemic era.
• MPP also plays a role in quality control and cost control,
including in relation to reimbursement.
• MPP adalah profesi baru dan penting dalam peRSan Indonesia
• Kehadiran MPP di RS penting sbg bgn dari penerapan PCC-Patient
Centered Care.
• Peran MPP sangat meningkat di era pandemi covid-19 saat PPA
sangat fokus pada penerapan PPK.
• Selain itu peran MPP juga mengoptimalkan terlaksananya PCC dan
Asuhan Pasien Terintegrasi, termasuk membantu meningkatkan
kolaborasi interprofessional PPA.
• MPP meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan pasien serta
keluarga dlm asuhan pasien, dan menghasilkan outcome asuhan yg
lebih baik, termasuk kepuasan pasien.
• MPP memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk
keluarga dan pemberi asuhannya, baik akut, maupun dalam proses
rehabilitasi di RS maupun pasca rawat, yang seringkali tidak mudah
pelaksanaannya pada era pandemi.
• MPP juga berperan dalam kendali mutu dan kendali biaya, termasuk
terkait reimbursmen pihak pembayar.
90. 1. Frater, J : The History and Evolution of Case Management, 2015. http: //www.
tcshealthcare.com/History-and-Evolution-of-Case-Management.
2. The Case Management Handbook Committee : Arizona Case Management Handbook, Department of
Economic Security, 2010
3. Commission for Case Manager Certification, Case Management Body of Knowledge, 2011,
http://www.cmbodyofknowledge.com/
4. Case Management Society of America : Standards of Practice for Case Management, Arkansas 2010
5. Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5th edJones & Bartlett Learning, 2014
6. Harrison,JP, Nolin,J, Suero,E : The Effect of Case Management on US Hospitals. Nurs Econ. 2004, 22 (2)
7. Daniels,S and Ramey,M : The Leader’s Guide to Hospital Case Management, Jones and Bartlett, 2005
8. Johnson, B et al. : Partnering with Patients and Families to Design a Patient and Family-Centered Health Care
System, Institute for Family-Centered Care 2008
9. Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Hanbook, 5th ed. Jones & Bartlett Learning, 2014
10. Zander, K : Hospital Case Management Models. HC Pro, 2008
11. Accredited Case Manager, Candidate Handbook : American Case Management Association, 2012
Referensi :
91. 12. Cesta, T and Cunningham, B : Core Skills for Hospital Case Managers. HC Pro, 2009.
13. Interprofessional Education Collaborative Expert Panel : Core competencies for interprofessional
collaborative practice. Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education
Collaborative, 2011
14. Kersbergen AL : Case management, a rich history of coordinating care to control costs. Nurs Outlook,
44, 4, 1996
15. Heath,H, Sturdy,D and Cheesley,A : Discharge Planning, Department of Health, RCN Publishing
Company, 2010
16. Hibbard, JH : What we know about patient activation, engagement, and health outcomes, University of
Oregon, 2015
17. Hibbard, JH ; Stockard, J; Mahoney, ER; Tusler, M. "Development of the Patient Activation Measure (PAM):
Conceptualizing and measuring activation in patients and consumers". Health Services Research 39, 2004.
18. Hood, L.J. : Leddy & Pepper’s: Conceptual Bases of Professional Nursing. 8th ed. Lippincott Williams &
Wilkins, 2014
Referensi :
*****