SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
|aringan Otot
Terdapat tiga jenis jaringan otot dalam tubuh: otot rangka (textus muscularis striatus skeletalis),
otot polos (textus muscularis levis), dan otot iantung (textus muscularis striatus cardiacus) ' Setiap
jenis otot memiliki kemiripan struktur dan fungsi, dan juga perbedaan. Semua jaringan otot terdiri atas
sel-sel memanjang yang disebut serat. Sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma (sarcoplasma) dan
membran sel sekitar atau plasmalema disebut sarkolema (sarcolemma). Setlap sarkoplasma serat otot
(myofibra) mengandung banyak miofibril (myofibrilla), Iang mengandung dua jenis filamen protein
kontraktil, aktin (actinum) dan miosin (myosinum).
Otot Rangkn
Serat otot rangka adalah sel multinukleus silindris panjang, dengan inti-inti tersebar di perifer. Otot ini
memiliki banyak nukleus karena penyatuan prekursor sel otot mioblas (myoblastus) selama perkem-
bangan embrionik. Setiap serat otot terdiri dari subunit-subunit yang disebut miofibrilyang terentang di
sepanjangserat. Miofibril, selanjutnya, terdiri daribanyakmiofilamen (myofilamentum) yang dibentuk
oleh protein kontraktil tipis, aktin, dan protein kontraktil tebal, miosin.
Di dalam sarkoplasma, susunan fi.lamen aktin dan miosin sangat teratur, membentuk pola cross-
striation,yang dilihat di bawah mikroskop cahaya berupa stria I (discus isotropicus) terang dan stria
A (discus anisotropicus) gelap di setiap serat otot. I(arena cross-striation ini, otot rangka disebut juga
textus muscularis striatus (striated muscle). Pemeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihat-
kan susunan internal protein kontraktil di setiap miofibril. Gambaran resolusi-tinggi ini menunjukkan
bahwa setiap stria I terang terpisah menjadi dua oleh linea Z (diskus atau pita) padat melintang. Di antara
dua linea Zyangberdekatan terdapat unit kontraktil otot terkecif sarkomer (sarcomerum). Sarkomer
adalah unit kontraktil berulang yang terlihat di sepanjang setiap miofibril dan merupakan ciri khas
sarkoplasma serat otot rangka dan jantung'
Otot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat padat tidak teratur yang disebut epimisium (epi-
mysium). Dari epimisium, lapisan jaringan ikat kurang padat tidak teratur, disebut perimisium (peri-
mysium), masuk dan memisahkan bagian dalam otot menjadi berkas-berkas yang lebih kecil yaitu
fasikulus (fasciculus muscularis); setiap fasikulus dikelilingi oleh perimisium. Selapis tipis serat ja-
ringan ikat retikular, endomisium (endomysium), membungkus setiap serat otot. Di selubung jaringan
ikai terdapat pembuluh darah (vas sanguineum), saraf, dan pembuluh limfe (lihat Gambaran Umum 6).
Hampir semua otot rangka terdapat reseptor regang sensitif, yaitu gelendong neuromuskular
(iunctio neuromuscularis fusi). Gelendong ini terdiri atas kapsul jaringan ikat, tempat ditemukannya
serat otot modifikasi yaitu serat intrafusal (myofibra intrafusalis) dan banyak ujung saraf (terminatio-
nes neurales), dlkelilingl oleh ruang berisi-cairan. Gelendong neuromuskular memantau perubahan
(peregangan) panjang otot dan mengaktifkan refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot.
fftct fantung
Serat otot jantung (cardiomyofibra) luga silindris. Serat ini terutama terdapat di dinding dan sekat
iantung, dan dlnding pembuluh darah besar yang melekat pada jantung (aorta dan trunkus pulmonalis).
123
Seperti otot rangka, serat otot jantung memperlihatkan cross-sfriation yangjelas karena filamen aktin
dan miosin tersusun teratur. Pemeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihatkan adanya stria A,
stria I, linea Z (telophragma), dan unit sarkomer berulang. Namun, berbeda dari otot rangka, otot jan-
tung hanya memperlihatkan satu atau dua inti di tengah, yang lebih pendek dan bercabang.
Ujung terminal serat otot jantung yang berdekatan membentuk complexus junction alis " end-to-
end" tetpulas-gelap yang disebut diskus interkalaris (discus intercalaris). Diskus ini adalah tempat
perlekatan khusus yang menyilang sel-sel jantung pada interval yang tidak teratur dengan pola seperti
tangga. Di diskus ini terdapat nexus (gap junction) yang memungkinkan komunikasi ionik dan konti-
nuitas antara serat-serat otot jantung yang berdekatan (lihat Gambaran Umum 6).
Otot Polos
Otot polos memiliki distribusi yang luas dan ditemukan di banyak organ berongga. Serat otot polos juga
mengandung filamen kontraktil aktin dan miosin; namun, filamen-filamen ini tidak tersusun dalam pola
cross-striation teratur seperti pada otot rangka dan otot jantung. Akibatnya, serat otot ini tampak polos
atau tidak berserat. Serat otot polos adalah otot involunter dan, karenanya, berada di bawah kontrol
sistem saraf otonom dan hormon. Serat-seratnya kecil dan berbentuk fusiformis atau kumparan, dan
mengandung satu inti di tengah.
Di bawah mikroskop cahaya, otot polos tampak sebagai serat tunggal atau berkas tipis yaitu fasiku-
Ius' Otot polos banyak dijumpai melapisi organ visera berongga dan pembuluh darah. Di organ salur-
an Pencernaan, uterus, ureter, dan organ berongga lainnya, otot polos terdapat dalam bentuk lembaran
atau lapisan. Jaringan ikat membungkus masing-masing serat otot dan lapisan otot. Di pembuluh darah,
serat otot tersusun dengan pola melingkar, tempat otot ini mengendalikan tekanan darah dengan
mengubah diameter lumen pembuluh (lihat Gambaran Umum 6).
GAMBAR 6.1 ffi Potongan Longitudinal dan Transversal Otot Rangka {Lurik): Lidah
Di lidah, serat otot rangka tersusun dalam berkas-berkas dan memiliki arah berbeda-beda. Gambar ini
memperlihatkan serat otot lidah yang terpotong memanjang (daerah atas) dan melintang (daerah
bawah).
Setiap serat otot rangka (9, potongan melintang; I l, potongan memaniang) memiliki banyak
inti. Nukleus (r, 0) terletak di pinggir,dan tepat di bawah sarkolema setiap serat otot. (Sarkolema tidak
tampak pada gambar). Setiap serat otot rangka juga memperlihatkan cross-striation (3), yangtampak
sebagai stria A (Sa) gelap yang berselang seling dengan stria I (ab) terang. Dengan pembesaran lebih
kuat dan pemeriksaan mikroskop elektron, cross-striation dapat dilihat secara detail (Gambar 6.5-6.7).
Serat otot rangka bergabung menjadi berkas atau fasikulus ( tS), yang dikelilingi oleh seratiaringan
ikat (5). Selubung jaringan ikat (5) yang mengelilingi setiap fasikulus disebut p""i-i.io- (iz). irri
setiap perimisium (12), muncul lembaran tipis jaringan ikat ke dalam setiap fasikulus otot (15) dan
membungkus masing-masing serat otot (9, l1) dengan lapisan jaringan ikat yang disebut endomisium
(+, z).Pembuluh darah (s) kecil dan kapiler (2, t+) terdapar di dalam ftringan ikat (5) yang
mengelilingi setiap serat otot (9, 11).
Serat otot rangka yang terpotong memanjang ( t t ) menampakka n cross-striation terang dan gelap
(ea, :b). Serat otot yang terpotong melintang (9) menampakkan potongan melintang -ionUm
jf a)
dan inti di pinggir (6).
GAMBAR 6.2 ffi otot Rangka (Lurik): Lidah (Potongan Longitudinal)
Fotomikrograf lidah dengan pembesaran-kuat memperlihatkan serat otot rangka (l) dan cross-
striation (2). Perhatikan. nukleus (3) yang terletak di tepi dan miofibril (6) halus. Selapis tipis jaringan
ikat yaitu endomisium (5) mengelilingi setiap serat otot. Gabungan serat otot atau fasikulus dibunglus
oleh lapisan jaringan ikat yang lebih tebal yaitu perimisium (4). Berhubungan dengan perimtsium (4)
jaringan ikat terdapat sel adiposa (7).
2 Kapiler ------C
3 Seran-lintang
( Cross-sfrlaflon)
7 Endomisium
10 Fibroblas di
dalam
endomisiur
11 Serat otot
(a) stria A
(b) stria I
(terang)
4 Endomisium
12 Perimisium
5 Jaringan
ikat
6 lntr serat
otot
13 Miofibril
14 Kapiler
8 Pembuluh
darah
I Serat otot 15 Fasikulus otot
GAMBAR 6.1 Potongan longitudinal dan transversal otot rangka (lurik) lidah. Pulasan: hematoksilin dan
eosin. Pembesaran kuat.
4 Perimisium
1 Serat otot
angka
2 Seran-lintang
5 Endomisium
(Cross-striatlon)
3 Nukleus
6 Miofibril
7 Sel adiposa
130 x.
GAMBAR 6.2 Otot rangka (lurik) lidah (potongan longitudinal). Pulasan: Trikrom Masson.
GAMBAR 6.3 ffi fftat Rangka, $anaf, dan.{r.:netir: Neuramu*cularis
Sekelompok serat otot rangka (6,2) telahterurai dan diwarnai untuk memperlihatkan ujung saraf atau
junctio neuromuscularis di setiap serat otot. Perhatikan karakteristik cross-sfriation (2,8) pada serat
otot rangka (6,7). Struktur mirip-benangyang terpulas-gelap di antara serat otot (6, l) yangterurai
adalah saraf (3) motorikbermielin dan cabangnya, akson (f , S, rO). Sarafmotorik (3) berjalan di dalam
otot, bercabang-cabang, dan mendistribusikan akson-aksonnya (1, 5, 10) ke dalam setiap serat otot (7).
Akson berakhir pada masing-masing serat otot di daerah pertautan khusus yaitu iunctio neuromuscu-
laris (motor endplate) (+, l). Struktur-struktur bulat gelap yang kecil di setiap junctio neuromuscularis
adalah pelebaran terminal akson ( 1, 5, 10). Beberapa akson ( 1) juga terlihat tanpa junctio neuromuscu-
laris akibat proses pembuatan sediaan.
Otot rangka (textus muscularis striatus skeletalis) bersifat volunter karena rangsangarr untuk
kontraksi dan relaksasinya berada di bawah kontrol kesadaran. Otot rangka dipersarafi oleh akson
atau saraf motorik besar. Di dekat otot rangka, saraf motorik bercabang-iabang, dan cabang akson
yang lebih kecil mempersarafi satu serat otot. Akibatnya, serat otot rangka hanya berkontra"ksi jika
dirangsang oleh akson. Setiap serat otot rangka juga memperlihatkan suatu tempat khusus tempat
akson berakhir. Junctio neuromuscularis atau motor endplate ini adalah tempat yang mengirimkan
impuls dari akson ke serat otot rangka.
U jung terminal setiap akson eferen (motorik) memiliki banyak vesikel kecil yang mengandung
neurotransmiter asetilkolin. Timbulnya impuls saraf atau potensiat aksi di terminal akson
menyebabkan vesikel 1i1aps menyatu dengan membran plasma akson dan membebaskan
asetilkolin ke dalam celah sinaps (fissura synaptica), celah kecil di antara terminal akson dan
membran sel serat otot- Selanjutnyd neurotransmiter berdifusi melalui celah sinaps dan berikatan
dengan reseptor asetilkolin di membran sel serat otot dan merangsang otot untuk berkontraksi.
Suatu enzim, asetilkolinesterase, yang terdapat di celah sinaps dekat p"rrnrkaan membran sel
serat otot, menginaktifkan atau menetralkan asetilkolin yang dilepaskan. Inaktivasi asetilkolin
mencegah stimulasi dan kontraksi otot lebih lanjut, hingga timbul impuls baru di terminal akson.
2 Seran-lintang li+''i:t
(Cross-sfriallon) 1i:'l:,.tii
1 Terminal akson
4 Junctio neuro-
muscularis
7 Serat otot
rangka
8 Seran-lintang
(Cross-sfriallon)
9 Junctio
neuromuscularis
(motor end plate)
10 Akson
3 Saraf
bermielin
(motor end plate
5 Akson
6 Serat otol
rangka
i,il&{.
GAMBAR 6.3 Otot rangka, saraf, akson, dan junctio neuromuscularis. Pulasan: perak. Pembesaran
ku at.
GAMBAR 6.4 ffi Ctat Rangka dengan Gelendcng Otct iPotongan Transversal)
Potongan melintang otot rangka ekstraokular menunjukkan serat otot (2) dikelilingi oleh jaringan ikat,
endomisium (6). Serat otot (2) berkelompok membentuk fasikulus (f ) dan dikellingi oleh jaringan
ikat interfasikularis yaitu perimisium (4). Di dalam fasikulus otot (1) terdapat potongan melintang
sebuah gelendong otot (fusus neuromuscularis) (3). Di sekeliling serat otot rangka (2) dan gelen-
dong otot (3) terdapat banyak arteriol (S) di dalam perimisium (4).
Gelendong otot (3) adalah suatu organ sensorik berkapsul. Kapsul (8) jaringan ikat di sekeliling
gelendong otot berasal dari perimisium ( f f ) yang berdekatan dan membungkus beberapa komponen
gelendong. Serat otot khusus di dalam gelendong dan dikelilingi oleh kapsul (8) disebut serat intrafusal
(tO) fberbeda dengan serat otot rangka (7) ekstrafusal yang terletak di luar kapsul gelendong (S)].
Serat sarafkecil yang berhubungan dengan gelendong otot (3) adalah serat saraf (akson) (9) bermielin
dan tidak bermielin yang dikelilingi oleh sel Schwann (Schwannocytus). Di dalam dan sekeliling kapsul
gelendong otot (3) ditemukan pembuluh darah kecil dan arteriol (f Z) darl perimisium.
Gelendong otot (fusus neuromuscularis) adalah reseptor regang sangat khusus yang terletak
sejajar dengan serat otot di hampir semua otot rangka. Fungsi utamanya adalah untuk mendeteksi
perubahan panjang serat otot. Pertambahan panjang serat otot merangsang gelendong otot dan
mengirimkan impuls melalui akson aferen (sensorik) ke medula spinalis. lmpuls ini menghasilkan
refleks regang yang segera memicu kontraksi serat otot ekstrafusal, sehingga otot yang teregang
memendekdan menghasilkan gerakan. Pemendekan panjang otot rangka menghentikan tingtung"n
serat gelendong otot dan hantaran impuls ke medula spinalis.
Lengkung refleks regang sederhana menggambarkan fungsi reseptor ini. Ketukan pada tendon
patela di lutut dengan palu karet akan meregangkan otot rangka dan merangsang gelendong otot.
Tindakan ini menyebabkan kontraksi cepat otot yang teregang dan menimbulkan respons
involunter, atau refleks regang.
GAMBAR 6.5 ru $erat Ctot Rangka {Fatangan l-ongitudinai]
Ilustrasi dengan pembesaran-kuat memperlihatkan setiap serat otot rangka secara detail. Setiap serat
otot (2) rangka dikelilingi oleh membran sel atau sarkolema (4). Perhatikan nukleus (r, rS) serat otot
yang terletak di tepi dan tampak gepeng. Di dekat nukleus (t, tS) tampak sitoplasma tipis atau sar-
koplasma (5) dengan organelnya. Setiap serat otot (2) terdiri dari banyak miofibril ( f 3) yang tersusun
memanjang. Miofibril ( 13) paling jelas terlihat pada potongan melintang serat otot rangka pada Gambar
6.3, nomor 13. Setiap serat otot rangka (Z) dikelilingi oleh jaringan ikat tipis endomisium (f+) yang
mengandung sel jaringan ikat yaitu fibrosit (S, f f ). Di endomisium ( t+) dijumpai pembuluh darah dan
kapiler (r2) dengan sel-sel darah.
Pada pembesaran yang lebih kuat, cross-striation pada serat otot rangka terlihat berupa stria I (6)
berwarna-terang dan stria A (7) berwarna-gelap. Setiap stria A (Z) dibagi dua oleh stria H yang lebih
terang dan linea M (mesophragma) (S) yang lebih gelap. Linea Z (9) sempit melintasi bagian sentral
setiap stria I. Segmen-segmen selular di antara linea Z (9) menggambarkan sarkomer ( l0), unit struk-
tural dan fungsional textus muscrllaris striatus (otot rangka dan jantung).Jika miofibril (13) dipisahkan
dari serat otot (2), stria A, stria I, dan hneaZ tetap terlihat. Susunan memanjang miofibril yang sejajar
menyebabkan serat otot rangka b ergaris - garis.
1 Fasikulus
7 Serat ekstrafusal
2 Serat otot
rangka
3 Gelendong otot
8 Kapsul gelendong
otot
I Serat saraf dengan
sel Schwann
10 Serat intrafusal
11 Perimisium
12 Arteriol
GAMBAR 6.4 Otot rangka dengan gelendong otot (potongan transversal). Sediaan beku yang dipulas
dengan metode Van Gieson modifikasi (hematoksilin, pulasan asam pikrat - ponceau). Kiri: pembesaran
sedang; kanan, pembesaran kuat. (Contoh jaringan diberikan oleh Dr. Mark De Santis, WWAMI Medical
Program, University of ldaho, Moscow, ldaho).
1 lnti serat otot
11 Fibrosit
12 Eritrosit dalam kapiler
2Seratotot _l
N
ti
trt
n)
W^
3 Fibrosit di endomisium
13 Miofibril
14 Endomisium
15 lnti serat otol
4 Sarkolema
5 Sarkoplasma
6Strial TStriaA 8LineaM9LineaZ lOSarkomer
GAMBAR 6.5 Serat otot rangka (potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin dan eosin. Potongan
plastik. Pembesaran kuat.
GAMBAR 6.6 ffi LJltrastruktur fu4infibrii daiam fitat Ranaka
Mikrograf elektron memperlihatkan susunan miofibril dalam otot rangka yang sebagian berkontraksi.
Setiap miofibril terdiri dari unit berulang yang disebut sarkomer, elemen kontraktil otot rangka. Sarko-
-er (9) terletak di antara dua linea Z (8) padat-elektron. Di setiap sarkomer (9) terdapat miofilamen
aktin yang tipis dan miosin yang tebal. Filamen aktin tipis memanjang dari linea Z (8) dan membentuk
stria I (2) terpulas-terang. Di bagian tengah setiap sarkomer (9) terdapat striaA (5) terpulas-gelap, yang
terutama terdiri dari filamen miosin tebal yang bertumpang-tindih dengan filamen aktin tipis. Setiap stria
A (5) dibagi menjadi dua oleh stria M (7) yang lebih padat tempat filamen-filamen miosin berkaitan. Di
masing-masing sisi stria M (7) terdapat stria H (+, 6) leblh terang yang hanya terdiri dari filamen miosin.
Setiap sarkomer dikelilingi oleh tubulus retikulum sarkoplasma (reticulum sarcoplasmicum) (S)
dan mitokondria ( f ). Sewaktu kontraksi otot, panjang filamen tebal dan tipis tidak berubah, sementara
ukuran setiap sarkomer (9) berkurang (lihat Gambar 6.7).
GAMBAR 6.7 ffi tlltrastri"rktur $ar[<*mer, Tubulu* T, dan Triad clalanr #tot Rangka
Mikrograf elektron dengan pembesaran lebih kuat memperlihatkan sarkomer pada otot rangka yang
berkontraksi. Perhatikan bahwa sewaktu otot berkontrasi dan sarkomer memendek, lineaZ (2, 6) sallng
mendekat dan filamen tebal dan tipis bergeser saling melewati. Gerakan ini mempersempit stria I (7)
dan stria H (S), sedangkan stria A (t) tldak berubah. Di tengah sarkomer juga terlihat stria M (4)
terpulas-gelap. Tubulus retikulum sarkoplasma mengelilingi setiap sarkomer dari setiap miofibril (lihat
Gambar 6.6).Di pertautan antara stria A (1) dan stria I (7) (taut A-I), tubulus retikulum sarkoplasma
meluas ke dalam sisterna terminalis (cisterna terminalis). Agar stimulasi dan kontraksi sarkomer sinkron,
setiap miofibril ditembus oleh invaginasi sarkolema tubularis halus yang disebut tubulus t (a). tubulus
ini terletak di taut A-I (1,7). Di sini, satu tubulus T (3) dikelilingi oleh sisterna terminalis retikulum
sarkoplasma dan membentuk triad (trias) (S). lada otot rangka mamalia, triad (5) terletak di taut A-I.
Rangsangan untuk kontraksi otot kemudian menyebar ke setiap sarkomer melalui tubulus T (:) di triad
(s)
Sebelum rangsangan saraf sampai di otot, otot mengalami relaksasi dan ion kalsium disimpan
dalam sisterna retikulum sarkoplasma. Setelah rangsangan saraf tiba dan pelepasan neurotransmiter
di junctio neuromuscularis, sarkolema mengalami depolarisasi atau altivasi. Sinyal rangsangan
atau potensial aksi menjalar di sepanjang sarkolema dan ditransmisikan jauh ke dalam ke setiap
serat otot oleh jaringan tubulus T. Di setiap triad (trias), potensial aksi disalurkan dari tubulus T ke
membran retikulum sarkoplasma. Setelah stimulasi, sisterna retikulum sarkoplasma membebaskan
ion kalsium ke dalam masing-masing sarkomer dan miofilamen tipis dan tebal yang saling
bertumpang-tindih. lon kalsium mengaktifkan pengikatan antara aktin dan miosin menyebabkan
keduanya bergeser melewati satu sama lain dan kontraksi otot. J ika rangsangan hilang dan membran
tidak lagi terangsang, ion kalsium dikembalikan secara aktif dan disimpan dalam sisterna retikulum
sarkoplasma, menyebabkan otot relaksasi.
1 Mitokondria
2 Stria I
4 Stria H
GAMBAR 6.6 Ultrastruktur miofibril dalam otot
Rowley, Fort Collins, CO.
. 5 Stria A
6 Stria H
7 Stria M
B Linea Z
:,tu;ti!ffi
ti
W
rangka. 33.500 x. Gambar disajikan oleh Carter
1 Stria A
GAMBAR 6.7 Ultrastruktur sarkomer, tubulus T,
disajikan oleh Carter Rowley, Fort Collins, CO.
dan triad dalam otot rangka. 50.000 x. Gambar
5 Triad
6 Linea Z
7 Stria I
B Stria H
GAMBAR 6.8 m Potongan Longitudinal dan Transversal Otot jantung
Serat otot jantung memiliki beberapa ciri yang terlihat pada serat otot rangka. Gambar ini memperli-
hatkan otot iantung yang terpotong memanjang (bagian atas) dan melintang (bagian bawah). Cross-
striation (Z) pada serat otot jantung sangat mirip dengan yang terlihat pada otot rangka. Meskipun
begitu, serat otot jantung memperlihatkan percabangan (5, lO) tanpa banyak perubahan pada diame-
ternya. Serat otot jantung juga lebih pendek daripada serat otot rangka dan memiliki satu nukleus (3, 7)
yang terletak di tengah. Serat otot binukleus (berinti dua) (S) juga dapat terlihat. Letak intinya (7)
yang di tengah jelas terlihat pada serat yang terpotong melintang. Di sekitar inti (3, 7, 8) terdapat daerah
jernih yaitu sarcoplasma perinucleare (f, f a) nonfibrillare. Pada potongan melintang, sarcoplasma
perinucleare ( f f ) tampak sebagai rongga kosong jika irisan tidak melalui inti. Pada potongan melintang
juga terlihat miofibril ( f +) sel otot jantung.
Salah satu ciri khas untuk membedakan serat otot jantung adalah diskus interkalaris (+, g). Struk-
tur terpulas-gelap ini ditemukan pada interval tidak teratur di otot jantung dan merupakan kompleks
taut khusus antara serat-serat otot jantung.
Otot jantung memiliki suplai darah yang sangat banyak. Banyak pembuluh darah kecil dan kapiler
(6) ditemukan di sekat iaringan ikat (f t) dan endomisium (f Z) di antara masing-masing serat otot.
Contoh lain otot jantung dapat dilihat di Bab 8, Sistem Sirkulasi.
GAMBAR 6.9 ffi Otot Jantung {Potongan Longitudinal)
Fotomikrograf dengan pembesaran-kuat menggambarkan otot jantung yang terpotong memanjang.
Serat otot iantung (2) memiliki cross-striation (4), percabangan (a), dan inti (5) tunggal di tengah.
Diskus interkalaris (l) terpulas-gelap menghubungkan setiap serat otot jantung (Z). Oi dalam setiap
serat otot jantung terlihat miofibril (6) halus. Serat iaringan ikat (7) halus mengelilingi masing-masing
serat otot jantung.
1 Sarcoplasma
perinucleare
2 Seran-lintang
(Cross
3 Nukleus sentral
4 Diskus
interkalaris
5 Seratjantung
1 Diskus
rnterkalaris
2 Serat otot
jantung
Serat otot
jantung
bercabang
&;,6*
GAMBAR 6.9 Otot jantung (potongan longitudinal). Pulasan: Trikrom Masson. 130 x
#
,.jJ o.
:_11{
8 Serat
binukleus
9 Diskus
interkalaris
10 Seratjantung
bercabang
11 Jaringan
ikat
Endomisium
Sarcoplasma
perinukleare
Seran-lintang
( Cross-sfrlafion)
lnti
Miofibril
bercabang
6 Kapiler
Z Nukleus
sentral 14 Miofibril
GAMBAR 6.8 Potongan longitudinal dan transversal otot jantung. Pulasan: hematoksilin dan eosin.
Pembesaran kuat.
12
'13
GAMBAR 6.10 ffi fitCIt Jantung dalam Fotcngan L*ngitudinal
Perbandingan otot jantung dan otot rangka pada pembesaran lebih kuat dan pewarnaan yang sama
(Gambar 6.5) memperlihatkan kesamaan dan perbedaan kedua jenis jaringan otot.
Cross-striation (t) serupa baik di otot rangka maupun otot jantung tetapi kurang menonjol di serat
otot jantung. Serat otot iantung (9) ya"g bercabang jelas berbeda dari serat otot rangka yang tidak
bercabang dan memanjang. Adanya diskus interkalaris (5, 7) di serat otot jantung dan strukturnyayang
tidak teratur tampak lebih jelas pada pembesaran yang lebih kuat. Diskus interkalaris (5, Z) tampak
sebagai pita lurus (5) atau terputus-putus memotong setiap serat.
Inti (3) besar lonjong, biasanya satu dalam satu sel, terletak di bagian tengah serat otot jantung,
berbeda dengan inti serat otot rangka yang gepeng dan terletak di tepi. Inti serat otot jantung dikelilingi
oleh sarcoplasma perinucleare (2, tO) yang menyolok dan tidak memperlihatkan cross-striation dan
miofibril.
Fibrosit (6, 8) laringan ikat dan serat jaringan ikat endomisium (4) yang halus mengelilingi serat
otot jantung. Dalam keadaan normal terdapat kapiler yang mengandung eritrosit ( I I ) di endomisium
(4, 6,8).
Meskipun susunan protein kontraktil di serat otot jantung (cardiomyofibra) dan sarkomer pada
dasarnya sama dengan yang terdapat di otot rangka, namun terdapat perbedaan yang penting.
Tubulus T terletak di linea Z, lebih besar daripada di otot rangka, dan retikulum saikoplasma
kurang berkembang. Mitokondria di sel jantung lebih banyak, yang mencerminkan tingginya
kebutuhan metabolik serat otot jantung untuk aktivitas yang berkelanjutan.
Sel-sel jantung dihubungkan ujung-ke-ujung oleh kompleks taut interdigitasi khusus yang
disebut diskus interkalaris (discus intercalaris). Selain fasia adheren (fascia adhaerens) dan
desmosom (desmosoma), diskus ini mengandung nexus yang secara fungsional menggabungkan
semua serat otot jantung sehingga memungkinkan penyebaran cepat stimulus untuk kontraksl otot
jantung. Hantaran impuls eksitatorik ke sarkomer jantung berlangsung melalui tubulus T dan
retikulum sarkoplasma. Difusi ion-ion melalui pori di nexus antara serat-serat otot jantung
mengoordinasikan fungsi jantung dan otot jantung yang bekerla sebagai sinsitium funlsional
memungkinkan rangsangan untuk kontraksi melalui seluruh otot jantung.
Serat otot jantung memperlihatkan otoritmisitas, suatu kemampuan untuk menghasilkan
impuls secara spontan. Jantung dipersarafi baik oleh divisi parasimpatis maupun simpatis sistem
saraf otonom. Serat saraf dari divisi parasimpatis, melalui saraf vagus, memperlambat denyut
jantung dan menurunkan tekanan darah. Serat saraf dari divisi simpatis meninrbulkan efek yang
berlawanan dan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
lnformasi tambahan tentdng histologi jantung, pemacu jantung, serat Purkinje, dan hormon
jantung disajikan secara lebih rinci di Bab 8. Sistem Sirkulasi.
$n$$Ms
1 Seran-lintang
(Cross-sfrlaflon)
2 Sarcoplasma
perinucleare
3 Nukleus sentralis
4 Endomisium
5 Diskus interkalaris
6 Fibrosit di endomisium
1&1€ u"*
7 Diskus interkalaris
8 Fibrosit di endomisium
9 Serat otot jantung
bercabang
10 Sarcoplasma
perinucleare
11 Eritrosit dalam
kapiler
GAMBAR 6.10 Otot jantung dalam potongan longitudinal. Pulasan: hematoksilin dan eosin.
Pembesaran kuat.
GAMBAR 6.11 tr ilotnngan Lnngrtudinal dan Transversal fttnt Fok:s: ilinding LjsLrs
Halus
Di bagian otot usus halus, serat otot polos tersusun dalam dua lapisan konsentrik: lapisan sirkularis da-
lam dan lapisan longitudinal luar. Di sini, serat-serat otot sangat rapat dan serat-serat otot dari satu lapisan
tersusun tegak lurus terhadap serat dari lapisan yang berdekatan.
Di bagian atas gambar terlihat serat otot polos di lapisan sirkularis dalam yang terpotong meman-
jang. Serat otot polos (f ) adalah sel bentuk-kumparan dengan kedua ujung meruncing. Sitoplasma
(sarkoplasma) setiap otot terpulas gelap, dengan inti (7) lonjong atau memanjang di bagian tengah serat
otot.
Bagian bawah gambar memperlihatkan otot di lapisan longitudinal yang terpotong melintang.
I(arena sel bentuk-kumparan terpotong dalam berbagai bidang irisan sepanjang seratnya, sel-sel itu
memperlihatkan berbagai ukuran dan bentuk. Inti (5) besar hanya tampak pada serat otot polos (5)
yang terpotong di tengah. Serat otot yang tidak terpotong di tengah hanya tampak daerah sitoplasma
(sarkoplasma) (3, yang bawah; 9, yang bawah) jernih yang berwarna gelap atau sebagian inti sel.
Di usus halus, lapisan-lapisan otot polos terletakberdekatan dan hanya dipisahkan oleh sedikit serat
jaringan ikat dan fibroblas (2, 4, 8, l0) yang terdapat di antara kedua lapisan. Otot polos juga
mengandung banyak kapiler (6, t t ) di antara serat dan lapisan ototnya.
GAMBAR 6.12 Hi *tct Fclo*t: Einrding {Jsr:* L**i,;s {Fn?*ng*n"!"ran*qversal dan
L*nGitudinal)
Fotomikrograf usus halus memperlihatkan dinding muskular luarnya. Serat-serat otot polos tersusun
dalam dua lapisan, lapisan sirkularis dalam (Z) da" lapisan longitudinal luar (S). Pada lapisan
sirkularis dalam (7) tampak sebuah inti (1) di bagian tengah sitoplasma (Z). lada lapisan longitudinal
luar (8), terpotong melintang, sitoplasma (5) tampak kosong dan sebuah inti (6) serat otot hanya
terlihat jika bidang irisan melaluinya. Di antara kedua lapisan otot polos usus halus terdapat sekelompok
neuron otonom pleksus saraf mienterikus (3). Tampak pembuluh darah (4) kecil di antara serat-
serat otot dan lapisan otot.
Di otot polos (textus muscularis levis), miofilamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan
teratur seperti dijumpai di textus muscularis striatus. Miofilamentum intermeclium, aktin dan
miosin, membentuk suatu anyaman kisi-kisi di sarkoplasma. Filamentum intermedium yang tipis
menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum (dense bodyl di sarkoplasma yang sepadan dengan
linea Z textus muscularis striatus. Sebagai respons terhadap rangsangan, terjadi peningkatan
kalsium yang menyebabkan kontraksi otot polos. Filamentum intermedium dan aktin menyisip ke
dalam vinculum sarcoplasmicum. Baik aktin maupun miosin berkontraksi melalui mekanisme
pergeseran filamen yangtimbul serupa pada otot rangka. Ketika kompleks aktin-miosin berkontraksi,
perlekatan filamen pada vinculum sarcoplasmicum menyebabkan sel memendek.
Otot polos biasanya menampakkan aktivitas spontan bergelombang berupa kontraksi lambat
terus-menerus di seluruh otot. Dengan cara ini, otot polos menghasilkan kontraksi kontinu dengan
kekuatan rendah dan mempertahankan tonus di struktur berongga. Di ureter, tuba uterina, dan
organ pencernaan, kontraksi otot polos menimbulkan kontraksi peristaltik, yang mendorong isi di
sepanjang organ ini. Di arteri dan pembuluh darah lainnya, otot polos mengatur diameter lumen.
Otot polos juga saling berkontak melalui nexus khusus. Nexus ini memungkinkan komunikasi
ionik yang cepat di antara serat otot polos sehingga terjadi aktivitas terkoordinasi di lapisan otot
polos. Otot polos adalah otot involunter. Otot ini dipersarafi dan diatur oleh saraf-saraf dari neuron
pascaganglionik yang badan selnya terletak di divisi simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom. Persarafan ini mempengaruhi kecepatan dan kekuatan kontraksi. Selain itu, serat otot
polos mengalami kontraksi dan relaksasi sebagai respons terhadap rangsangan nonsaraf, misalnya
peregangan atau pajanan terhadap hormon.
1 Serat otot
polos
2 Jaringan
ikat
3 Serat otot
polos
4 Fibroblas
5 lnti serat
otot polos
ffi 11 Kaniler
GAMBAR 6.11 Potongan longitudinal dan transversal otot polos di dinding usus halus. Pulasan:
hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat.
N
6 Kapiler
7 Inti serat
otot polos
8 Jaringan ikat
dan
fibroblas
9 lnti dan
sitoplasma
serat otot
polos
10 Jaringan
ikat
7 Lapisan
sirkular
dalam
2 Sitoplasma
3 Neuron
pleksus
mienterikus
4 Pembuluh
darah
5 Sitoplasma
6 lnti
GAMBAR 6.12 Otot polos: dinding usus halus (potongan transversal dan longitudinal). Pu
hematoksilin dan eosin. 80 x.
l
! a rupi."n
I longitudinal
)
uar
lasan:
flr. l
,lx{
ii
,ti,
f
t
t
,$r
BAB 6 Ringkasan
farlngan #tot
o Tiga ienis jaringan otot: otot rangka, otot jantung dan otot polos
o Semua otot terdiri dari sel memanjang yaitu serat
o Sitoplasma otot adalah sarkoplasma dan membran sel otot adalah sarkolema
o Serat otot mengandung miofibril, terbentuk dari protein kontraktil aktin dan miosin
fitnt Rangka
o Serat multinukleus dengan nukleus terletak di tepi
o Filamen aktin dan miosin membentuk p ola cross-striationyangnyata
o Otot dikelilingi oleh jaringan ikat epimisium
o Fasikulus otot dikelilingi oleh jaringan ikat perimisium
. Setiap serat otot dikelilingi oleh jaringan ikat endomisium
o Otot volunter berada di bawah kontrol kesadaran
o Junctio neuromuscularis adalah tempat persarafan dan transmisi rangsangan ke otot
o Terminal akson mengandung neurotransmiter asetilkolin
o Potensial aksi menyebabkan pembebasan asetilkolin di celah sinaps
r Asetilkolin berikatan dengan reseptornya di membran otot
o Asetilkolinesterase di celah sinaps menetralkan asetilkolin dan mencegah kontraksi lebih lanjut
o Gelendong neuromuskularis adalah reseptor regang khusus di hampir semua otot rangka
o Peregangan otot menyebabkan refleks regang dan gerakan untuk memperpendek otot
fiamharan Mikreiskop f;lektrsn $tst Rangka
o Pita terang adalah stria I dan dibentuk oleh filamen tipis aktin
o Stria I dipotong oleh linea Z
o Di antara lineaZ terdapat unit kontraktil terkecil otot yaitu sarkomer
o Pita gelap adalah stria A dan terletak di bagian tengah sarkomer
o Stria A dibentuk oleh filamen aktin dan miosin yang tumpang-tindih
r Stria M di bagian tengah stria A memperlihatkan ikatan filamen-filamen miosin
o Stria H di setiap sisi stria M hanya mengandung filamen miosin
. Setiap sarkomer dikelilingi oleh retikulum sarkoplasma dan mitokondria
o Ketika otot berkontraksi, stria I dan H memendek, sementara stria A tidak berubah
r Invaginasi sarkolema ke dalam masing-masing serat otot membentuk tubulus T
o Sisterna terminalis retikulum sarkoplasma dan tubulus T membentuk triad
e Pada otot rangka mamalia, triad terletak di taut A-I
o Rangsangan untuk kontraksi otot dibawa oleh tubulus T ke setiap serat otot
o Setelah stimulasi, retikulum sarkoplasma membebaskan ion kalsium ke dalam sarkomer
r I(alsium mengaktifkan pengikatan aktin dan miosin, menyebabkan kontraksi otot
o Pada akhir kontraksi, kalsium secara aktif diangkut ke dan disimpan di dalam retikulum sarkoplasma
fftst famtung
o Terletak di jantung dan pembuluh besar yang melekat pada jantung
o Cross-striqtion aktin dan miosin membentuk stria I, stria A, dan linea Z yang serupa dengan otot rangka
o Mengandung satu atau dua nukleus di sentral; serat bercabang
o Ditandai oleh kompleks taut padat yaitu diskus interkalaris yang mengandung nexus
o Tubulus T terletak di linea Z; lebih besar daripada di otot rangka
o Retikulum sarkoplasma kurang berkembang
o Nexus menyatukan semua serat untuk kontraksi ritmik
138
a
a
Memperlihatkan otoritmisitas dan menghasilkan rangsangan secara spontan
Sistem saraf otonom mempersarafi jantung dan mempengaruhi kecepatan deny'ut jantung dan tekanan darah
Otnt Pnlos
o Ditemukan di organ berongga dan pembuluh darah
o Mengindung filamen aktin dan miosin tanpa pola cross-striation
o Serat berbentuk fusiformis dan mengandung satu nukleus
o Di ususr otot tersusun dalam lapisan konsentrik
o Filamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan teratur dan tidak terdapat serat-melintang
o Aktin dan miosin membentuk anyaman kisi-kisi dan menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum di
sarkoplasma
o Aktin dan miosin berkontraksi dan memperpendek otot dengan mekanisme pergeseran yang mirip dengan otot
rangka
o Memperlihatkan aktivitas spontan dan mempertahankan tonus di organ berongga
o Nexus menggabungkan otot dan memungkinkan komunikasi ionik di antara semua serat
. Otot involunter diatur oleh sistem saraf otonom, hormon, dan peregangan.
Kulit kepala
Encephalon
Cranium
Vas sanguineum
Pia mater
Cortex cerebri
Granulatio arachnoidea
Sinus sagittalis superior
Substantia alba cerebri
l-p"r" o"r;o"1ss Lr. 11
,--'l R"r" meningea 4
L,/
Ruang subdural -rc
Trabecula arachnoidea
Arachnoidea mater
Spatium subarachnoideum
Substantia alba
Substantia grisea
Canalis centralis
Pars
peripherica
Medulla spinalis
Vas sanguineum
Arachnoidea
mater
GAMBARAN UMUM 7.1 Susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula
spinalis. Dalam gambar diperlihatkan otak dan medula spinalis dengan lapisan-lapisan jaringan ikat
pelindung yaitu meningen (dura mater, araknoid mater, dan pia mater) .
140

More Related Content

Similar to Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf

Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
PendidikanAnestesi
 
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambarTugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Muhammad Amin
 
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan ototITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
Fransiska Puteri
 

Similar to Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf (20)

Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2
 
Faal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletalFaal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletal
 
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptx
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptxSistem MUSKULOSKELETAL.pptx
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptx
 
Histologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptxHistologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptx
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppt
 
Sistem rangka
Sistem rangkaSistem rangka
Sistem rangka
 
1. jenis tulang
1. jenis tulang1. jenis tulang
1. jenis tulang
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
 
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambarTugas klsxa1 group3_penjelasangambar
Tugas klsxa1 group3_penjelasangambar
 
Anfis tuma
Anfis tumaAnfis tuma
Anfis tuma
 
Jaringan otot
Jaringan otot Jaringan otot
Jaringan otot
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
 
Tisu Otot
Tisu OtotTisu Otot
Tisu Otot
 
Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletalSistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal
 
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdfBab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
 
Jaringan hewan(jar. penguat dan lemak)
Jaringan hewan(jar. penguat dan lemak)Jaringan hewan(jar. penguat dan lemak)
Jaringan hewan(jar. penguat dan lemak)
 
Ifa3
Ifa3Ifa3
Ifa3
 
Ifa3
Ifa3Ifa3
Ifa3
 
Ifa3
Ifa3Ifa3
Ifa3
 
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan ototITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
ITP UNS SEMESTER 1 Gerakan sel dan gerakan otot
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
AgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
AgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
AgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (13)

FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf

  • 1. |aringan Otot Terdapat tiga jenis jaringan otot dalam tubuh: otot rangka (textus muscularis striatus skeletalis), otot polos (textus muscularis levis), dan otot iantung (textus muscularis striatus cardiacus) ' Setiap jenis otot memiliki kemiripan struktur dan fungsi, dan juga perbedaan. Semua jaringan otot terdiri atas sel-sel memanjang yang disebut serat. Sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma (sarcoplasma) dan membran sel sekitar atau plasmalema disebut sarkolema (sarcolemma). Setlap sarkoplasma serat otot (myofibra) mengandung banyak miofibril (myofibrilla), Iang mengandung dua jenis filamen protein kontraktil, aktin (actinum) dan miosin (myosinum). Otot Rangkn Serat otot rangka adalah sel multinukleus silindris panjang, dengan inti-inti tersebar di perifer. Otot ini memiliki banyak nukleus karena penyatuan prekursor sel otot mioblas (myoblastus) selama perkem- bangan embrionik. Setiap serat otot terdiri dari subunit-subunit yang disebut miofibrilyang terentang di sepanjangserat. Miofibril, selanjutnya, terdiri daribanyakmiofilamen (myofilamentum) yang dibentuk oleh protein kontraktil tipis, aktin, dan protein kontraktil tebal, miosin. Di dalam sarkoplasma, susunan fi.lamen aktin dan miosin sangat teratur, membentuk pola cross- striation,yang dilihat di bawah mikroskop cahaya berupa stria I (discus isotropicus) terang dan stria A (discus anisotropicus) gelap di setiap serat otot. I(arena cross-striation ini, otot rangka disebut juga textus muscularis striatus (striated muscle). Pemeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihat- kan susunan internal protein kontraktil di setiap miofibril. Gambaran resolusi-tinggi ini menunjukkan bahwa setiap stria I terang terpisah menjadi dua oleh linea Z (diskus atau pita) padat melintang. Di antara dua linea Zyangberdekatan terdapat unit kontraktil otot terkecif sarkomer (sarcomerum). Sarkomer adalah unit kontraktil berulang yang terlihat di sepanjang setiap miofibril dan merupakan ciri khas sarkoplasma serat otot rangka dan jantung' Otot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat padat tidak teratur yang disebut epimisium (epi- mysium). Dari epimisium, lapisan jaringan ikat kurang padat tidak teratur, disebut perimisium (peri- mysium), masuk dan memisahkan bagian dalam otot menjadi berkas-berkas yang lebih kecil yaitu fasikulus (fasciculus muscularis); setiap fasikulus dikelilingi oleh perimisium. Selapis tipis serat ja- ringan ikat retikular, endomisium (endomysium), membungkus setiap serat otot. Di selubung jaringan ikai terdapat pembuluh darah (vas sanguineum), saraf, dan pembuluh limfe (lihat Gambaran Umum 6). Hampir semua otot rangka terdapat reseptor regang sensitif, yaitu gelendong neuromuskular (iunctio neuromuscularis fusi). Gelendong ini terdiri atas kapsul jaringan ikat, tempat ditemukannya serat otot modifikasi yaitu serat intrafusal (myofibra intrafusalis) dan banyak ujung saraf (terminatio- nes neurales), dlkelilingl oleh ruang berisi-cairan. Gelendong neuromuskular memantau perubahan (peregangan) panjang otot dan mengaktifkan refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot. fftct fantung Serat otot jantung (cardiomyofibra) luga silindris. Serat ini terutama terdapat di dinding dan sekat iantung, dan dlnding pembuluh darah besar yang melekat pada jantung (aorta dan trunkus pulmonalis). 123
  • 2. Seperti otot rangka, serat otot jantung memperlihatkan cross-sfriation yangjelas karena filamen aktin dan miosin tersusun teratur. Pemeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihatkan adanya stria A, stria I, linea Z (telophragma), dan unit sarkomer berulang. Namun, berbeda dari otot rangka, otot jan- tung hanya memperlihatkan satu atau dua inti di tengah, yang lebih pendek dan bercabang. Ujung terminal serat otot jantung yang berdekatan membentuk complexus junction alis " end-to- end" tetpulas-gelap yang disebut diskus interkalaris (discus intercalaris). Diskus ini adalah tempat perlekatan khusus yang menyilang sel-sel jantung pada interval yang tidak teratur dengan pola seperti tangga. Di diskus ini terdapat nexus (gap junction) yang memungkinkan komunikasi ionik dan konti- nuitas antara serat-serat otot jantung yang berdekatan (lihat Gambaran Umum 6). Otot Polos Otot polos memiliki distribusi yang luas dan ditemukan di banyak organ berongga. Serat otot polos juga mengandung filamen kontraktil aktin dan miosin; namun, filamen-filamen ini tidak tersusun dalam pola cross-striation teratur seperti pada otot rangka dan otot jantung. Akibatnya, serat otot ini tampak polos atau tidak berserat. Serat otot polos adalah otot involunter dan, karenanya, berada di bawah kontrol sistem saraf otonom dan hormon. Serat-seratnya kecil dan berbentuk fusiformis atau kumparan, dan mengandung satu inti di tengah. Di bawah mikroskop cahaya, otot polos tampak sebagai serat tunggal atau berkas tipis yaitu fasiku- Ius' Otot polos banyak dijumpai melapisi organ visera berongga dan pembuluh darah. Di organ salur- an Pencernaan, uterus, ureter, dan organ berongga lainnya, otot polos terdapat dalam bentuk lembaran atau lapisan. Jaringan ikat membungkus masing-masing serat otot dan lapisan otot. Di pembuluh darah, serat otot tersusun dengan pola melingkar, tempat otot ini mengendalikan tekanan darah dengan mengubah diameter lumen pembuluh (lihat Gambaran Umum 6). GAMBAR 6.1 ffi Potongan Longitudinal dan Transversal Otot Rangka {Lurik): Lidah Di lidah, serat otot rangka tersusun dalam berkas-berkas dan memiliki arah berbeda-beda. Gambar ini memperlihatkan serat otot lidah yang terpotong memanjang (daerah atas) dan melintang (daerah bawah). Setiap serat otot rangka (9, potongan melintang; I l, potongan memaniang) memiliki banyak inti. Nukleus (r, 0) terletak di pinggir,dan tepat di bawah sarkolema setiap serat otot. (Sarkolema tidak tampak pada gambar). Setiap serat otot rangka juga memperlihatkan cross-striation (3), yangtampak sebagai stria A (Sa) gelap yang berselang seling dengan stria I (ab) terang. Dengan pembesaran lebih kuat dan pemeriksaan mikroskop elektron, cross-striation dapat dilihat secara detail (Gambar 6.5-6.7). Serat otot rangka bergabung menjadi berkas atau fasikulus ( tS), yang dikelilingi oleh seratiaringan ikat (5). Selubung jaringan ikat (5) yang mengelilingi setiap fasikulus disebut p""i-i.io- (iz). irri setiap perimisium (12), muncul lembaran tipis jaringan ikat ke dalam setiap fasikulus otot (15) dan membungkus masing-masing serat otot (9, l1) dengan lapisan jaringan ikat yang disebut endomisium (+, z).Pembuluh darah (s) kecil dan kapiler (2, t+) terdapar di dalam ftringan ikat (5) yang mengelilingi setiap serat otot (9, 11). Serat otot rangka yang terpotong memanjang ( t t ) menampakka n cross-striation terang dan gelap (ea, :b). Serat otot yang terpotong melintang (9) menampakkan potongan melintang -ionUm jf a) dan inti di pinggir (6). GAMBAR 6.2 ffi otot Rangka (Lurik): Lidah (Potongan Longitudinal) Fotomikrograf lidah dengan pembesaran-kuat memperlihatkan serat otot rangka (l) dan cross- striation (2). Perhatikan. nukleus (3) yang terletak di tepi dan miofibril (6) halus. Selapis tipis jaringan ikat yaitu endomisium (5) mengelilingi setiap serat otot. Gabungan serat otot atau fasikulus dibunglus oleh lapisan jaringan ikat yang lebih tebal yaitu perimisium (4). Berhubungan dengan perimtsium (4) jaringan ikat terdapat sel adiposa (7).
  • 3. 2 Kapiler ------C 3 Seran-lintang ( Cross-sfrlaflon) 7 Endomisium 10 Fibroblas di dalam endomisiur 11 Serat otot (a) stria A (b) stria I (terang) 4 Endomisium 12 Perimisium 5 Jaringan ikat 6 lntr serat otot 13 Miofibril 14 Kapiler 8 Pembuluh darah I Serat otot 15 Fasikulus otot GAMBAR 6.1 Potongan longitudinal dan transversal otot rangka (lurik) lidah. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat. 4 Perimisium 1 Serat otot angka 2 Seran-lintang 5 Endomisium (Cross-striatlon) 3 Nukleus 6 Miofibril 7 Sel adiposa 130 x. GAMBAR 6.2 Otot rangka (lurik) lidah (potongan longitudinal). Pulasan: Trikrom Masson.
  • 4. GAMBAR 6.3 ffi fftat Rangka, $anaf, dan.{r.:netir: Neuramu*cularis Sekelompok serat otot rangka (6,2) telahterurai dan diwarnai untuk memperlihatkan ujung saraf atau junctio neuromuscularis di setiap serat otot. Perhatikan karakteristik cross-sfriation (2,8) pada serat otot rangka (6,7). Struktur mirip-benangyang terpulas-gelap di antara serat otot (6, l) yangterurai adalah saraf (3) motorikbermielin dan cabangnya, akson (f , S, rO). Sarafmotorik (3) berjalan di dalam otot, bercabang-cabang, dan mendistribusikan akson-aksonnya (1, 5, 10) ke dalam setiap serat otot (7). Akson berakhir pada masing-masing serat otot di daerah pertautan khusus yaitu iunctio neuromuscu- laris (motor endplate) (+, l). Struktur-struktur bulat gelap yang kecil di setiap junctio neuromuscularis adalah pelebaran terminal akson ( 1, 5, 10). Beberapa akson ( 1) juga terlihat tanpa junctio neuromuscu- laris akibat proses pembuatan sediaan. Otot rangka (textus muscularis striatus skeletalis) bersifat volunter karena rangsangarr untuk kontraksi dan relaksasinya berada di bawah kontrol kesadaran. Otot rangka dipersarafi oleh akson atau saraf motorik besar. Di dekat otot rangka, saraf motorik bercabang-iabang, dan cabang akson yang lebih kecil mempersarafi satu serat otot. Akibatnya, serat otot rangka hanya berkontra"ksi jika dirangsang oleh akson. Setiap serat otot rangka juga memperlihatkan suatu tempat khusus tempat akson berakhir. Junctio neuromuscularis atau motor endplate ini adalah tempat yang mengirimkan impuls dari akson ke serat otot rangka. U jung terminal setiap akson eferen (motorik) memiliki banyak vesikel kecil yang mengandung neurotransmiter asetilkolin. Timbulnya impuls saraf atau potensiat aksi di terminal akson menyebabkan vesikel 1i1aps menyatu dengan membran plasma akson dan membebaskan asetilkolin ke dalam celah sinaps (fissura synaptica), celah kecil di antara terminal akson dan membran sel serat otot- Selanjutnyd neurotransmiter berdifusi melalui celah sinaps dan berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran sel serat otot dan merangsang otot untuk berkontraksi. Suatu enzim, asetilkolinesterase, yang terdapat di celah sinaps dekat p"rrnrkaan membran sel serat otot, menginaktifkan atau menetralkan asetilkolin yang dilepaskan. Inaktivasi asetilkolin mencegah stimulasi dan kontraksi otot lebih lanjut, hingga timbul impuls baru di terminal akson.
  • 5. 2 Seran-lintang li+''i:t (Cross-sfriallon) 1i:'l:,.tii 1 Terminal akson 4 Junctio neuro- muscularis 7 Serat otot rangka 8 Seran-lintang (Cross-sfriallon) 9 Junctio neuromuscularis (motor end plate) 10 Akson 3 Saraf bermielin (motor end plate 5 Akson 6 Serat otol rangka i,il&{. GAMBAR 6.3 Otot rangka, saraf, akson, dan junctio neuromuscularis. Pulasan: perak. Pembesaran ku at.
  • 6. GAMBAR 6.4 ffi Ctat Rangka dengan Gelendcng Otct iPotongan Transversal) Potongan melintang otot rangka ekstraokular menunjukkan serat otot (2) dikelilingi oleh jaringan ikat, endomisium (6). Serat otot (2) berkelompok membentuk fasikulus (f ) dan dikellingi oleh jaringan ikat interfasikularis yaitu perimisium (4). Di dalam fasikulus otot (1) terdapat potongan melintang sebuah gelendong otot (fusus neuromuscularis) (3). Di sekeliling serat otot rangka (2) dan gelen- dong otot (3) terdapat banyak arteriol (S) di dalam perimisium (4). Gelendong otot (3) adalah suatu organ sensorik berkapsul. Kapsul (8) jaringan ikat di sekeliling gelendong otot berasal dari perimisium ( f f ) yang berdekatan dan membungkus beberapa komponen gelendong. Serat otot khusus di dalam gelendong dan dikelilingi oleh kapsul (8) disebut serat intrafusal (tO) fberbeda dengan serat otot rangka (7) ekstrafusal yang terletak di luar kapsul gelendong (S)]. Serat sarafkecil yang berhubungan dengan gelendong otot (3) adalah serat saraf (akson) (9) bermielin dan tidak bermielin yang dikelilingi oleh sel Schwann (Schwannocytus). Di dalam dan sekeliling kapsul gelendong otot (3) ditemukan pembuluh darah kecil dan arteriol (f Z) darl perimisium. Gelendong otot (fusus neuromuscularis) adalah reseptor regang sangat khusus yang terletak sejajar dengan serat otot di hampir semua otot rangka. Fungsi utamanya adalah untuk mendeteksi perubahan panjang serat otot. Pertambahan panjang serat otot merangsang gelendong otot dan mengirimkan impuls melalui akson aferen (sensorik) ke medula spinalis. lmpuls ini menghasilkan refleks regang yang segera memicu kontraksi serat otot ekstrafusal, sehingga otot yang teregang memendekdan menghasilkan gerakan. Pemendekan panjang otot rangka menghentikan tingtung"n serat gelendong otot dan hantaran impuls ke medula spinalis. Lengkung refleks regang sederhana menggambarkan fungsi reseptor ini. Ketukan pada tendon patela di lutut dengan palu karet akan meregangkan otot rangka dan merangsang gelendong otot. Tindakan ini menyebabkan kontraksi cepat otot yang teregang dan menimbulkan respons involunter, atau refleks regang. GAMBAR 6.5 ru $erat Ctot Rangka {Fatangan l-ongitudinai] Ilustrasi dengan pembesaran-kuat memperlihatkan setiap serat otot rangka secara detail. Setiap serat otot (2) rangka dikelilingi oleh membran sel atau sarkolema (4). Perhatikan nukleus (r, rS) serat otot yang terletak di tepi dan tampak gepeng. Di dekat nukleus (t, tS) tampak sitoplasma tipis atau sar- koplasma (5) dengan organelnya. Setiap serat otot (2) terdiri dari banyak miofibril ( f 3) yang tersusun memanjang. Miofibril ( 13) paling jelas terlihat pada potongan melintang serat otot rangka pada Gambar 6.3, nomor 13. Setiap serat otot rangka (Z) dikelilingi oleh jaringan ikat tipis endomisium (f+) yang mengandung sel jaringan ikat yaitu fibrosit (S, f f ). Di endomisium ( t+) dijumpai pembuluh darah dan kapiler (r2) dengan sel-sel darah. Pada pembesaran yang lebih kuat, cross-striation pada serat otot rangka terlihat berupa stria I (6) berwarna-terang dan stria A (7) berwarna-gelap. Setiap stria A (Z) dibagi dua oleh stria H yang lebih terang dan linea M (mesophragma) (S) yang lebih gelap. Linea Z (9) sempit melintasi bagian sentral setiap stria I. Segmen-segmen selular di antara linea Z (9) menggambarkan sarkomer ( l0), unit struk- tural dan fungsional textus muscrllaris striatus (otot rangka dan jantung).Jika miofibril (13) dipisahkan dari serat otot (2), stria A, stria I, dan hneaZ tetap terlihat. Susunan memanjang miofibril yang sejajar menyebabkan serat otot rangka b ergaris - garis.
  • 7. 1 Fasikulus 7 Serat ekstrafusal 2 Serat otot rangka 3 Gelendong otot 8 Kapsul gelendong otot I Serat saraf dengan sel Schwann 10 Serat intrafusal 11 Perimisium 12 Arteriol GAMBAR 6.4 Otot rangka dengan gelendong otot (potongan transversal). Sediaan beku yang dipulas dengan metode Van Gieson modifikasi (hematoksilin, pulasan asam pikrat - ponceau). Kiri: pembesaran sedang; kanan, pembesaran kuat. (Contoh jaringan diberikan oleh Dr. Mark De Santis, WWAMI Medical Program, University of ldaho, Moscow, ldaho). 1 lnti serat otot 11 Fibrosit 12 Eritrosit dalam kapiler 2Seratotot _l N ti trt n) W^ 3 Fibrosit di endomisium 13 Miofibril 14 Endomisium 15 lnti serat otol 4 Sarkolema 5 Sarkoplasma 6Strial TStriaA 8LineaM9LineaZ lOSarkomer GAMBAR 6.5 Serat otot rangka (potongan longitudinal). Pulasan: hematoksilin dan eosin. Potongan plastik. Pembesaran kuat.
  • 8. GAMBAR 6.6 ffi LJltrastruktur fu4infibrii daiam fitat Ranaka Mikrograf elektron memperlihatkan susunan miofibril dalam otot rangka yang sebagian berkontraksi. Setiap miofibril terdiri dari unit berulang yang disebut sarkomer, elemen kontraktil otot rangka. Sarko- -er (9) terletak di antara dua linea Z (8) padat-elektron. Di setiap sarkomer (9) terdapat miofilamen aktin yang tipis dan miosin yang tebal. Filamen aktin tipis memanjang dari linea Z (8) dan membentuk stria I (2) terpulas-terang. Di bagian tengah setiap sarkomer (9) terdapat striaA (5) terpulas-gelap, yang terutama terdiri dari filamen miosin tebal yang bertumpang-tindih dengan filamen aktin tipis. Setiap stria A (5) dibagi menjadi dua oleh stria M (7) yang lebih padat tempat filamen-filamen miosin berkaitan. Di masing-masing sisi stria M (7) terdapat stria H (+, 6) leblh terang yang hanya terdiri dari filamen miosin. Setiap sarkomer dikelilingi oleh tubulus retikulum sarkoplasma (reticulum sarcoplasmicum) (S) dan mitokondria ( f ). Sewaktu kontraksi otot, panjang filamen tebal dan tipis tidak berubah, sementara ukuran setiap sarkomer (9) berkurang (lihat Gambar 6.7). GAMBAR 6.7 ffi tlltrastri"rktur $ar[<*mer, Tubulu* T, dan Triad clalanr #tot Rangka Mikrograf elektron dengan pembesaran lebih kuat memperlihatkan sarkomer pada otot rangka yang berkontraksi. Perhatikan bahwa sewaktu otot berkontrasi dan sarkomer memendek, lineaZ (2, 6) sallng mendekat dan filamen tebal dan tipis bergeser saling melewati. Gerakan ini mempersempit stria I (7) dan stria H (S), sedangkan stria A (t) tldak berubah. Di tengah sarkomer juga terlihat stria M (4) terpulas-gelap. Tubulus retikulum sarkoplasma mengelilingi setiap sarkomer dari setiap miofibril (lihat Gambar 6.6).Di pertautan antara stria A (1) dan stria I (7) (taut A-I), tubulus retikulum sarkoplasma meluas ke dalam sisterna terminalis (cisterna terminalis). Agar stimulasi dan kontraksi sarkomer sinkron, setiap miofibril ditembus oleh invaginasi sarkolema tubularis halus yang disebut tubulus t (a). tubulus ini terletak di taut A-I (1,7). Di sini, satu tubulus T (3) dikelilingi oleh sisterna terminalis retikulum sarkoplasma dan membentuk triad (trias) (S). lada otot rangka mamalia, triad (5) terletak di taut A-I. Rangsangan untuk kontraksi otot kemudian menyebar ke setiap sarkomer melalui tubulus T (:) di triad (s) Sebelum rangsangan saraf sampai di otot, otot mengalami relaksasi dan ion kalsium disimpan dalam sisterna retikulum sarkoplasma. Setelah rangsangan saraf tiba dan pelepasan neurotransmiter di junctio neuromuscularis, sarkolema mengalami depolarisasi atau altivasi. Sinyal rangsangan atau potensial aksi menjalar di sepanjang sarkolema dan ditransmisikan jauh ke dalam ke setiap serat otot oleh jaringan tubulus T. Di setiap triad (trias), potensial aksi disalurkan dari tubulus T ke membran retikulum sarkoplasma. Setelah stimulasi, sisterna retikulum sarkoplasma membebaskan ion kalsium ke dalam masing-masing sarkomer dan miofilamen tipis dan tebal yang saling bertumpang-tindih. lon kalsium mengaktifkan pengikatan antara aktin dan miosin menyebabkan keduanya bergeser melewati satu sama lain dan kontraksi otot. J ika rangsangan hilang dan membran tidak lagi terangsang, ion kalsium dikembalikan secara aktif dan disimpan dalam sisterna retikulum sarkoplasma, menyebabkan otot relaksasi.
  • 9. 1 Mitokondria 2 Stria I 4 Stria H GAMBAR 6.6 Ultrastruktur miofibril dalam otot Rowley, Fort Collins, CO. . 5 Stria A 6 Stria H 7 Stria M B Linea Z :,tu;ti!ffi ti W rangka. 33.500 x. Gambar disajikan oleh Carter 1 Stria A GAMBAR 6.7 Ultrastruktur sarkomer, tubulus T, disajikan oleh Carter Rowley, Fort Collins, CO. dan triad dalam otot rangka. 50.000 x. Gambar 5 Triad 6 Linea Z 7 Stria I B Stria H
  • 10. GAMBAR 6.8 m Potongan Longitudinal dan Transversal Otot jantung Serat otot jantung memiliki beberapa ciri yang terlihat pada serat otot rangka. Gambar ini memperli- hatkan otot iantung yang terpotong memanjang (bagian atas) dan melintang (bagian bawah). Cross- striation (Z) pada serat otot jantung sangat mirip dengan yang terlihat pada otot rangka. Meskipun begitu, serat otot jantung memperlihatkan percabangan (5, lO) tanpa banyak perubahan pada diame- ternya. Serat otot jantung juga lebih pendek daripada serat otot rangka dan memiliki satu nukleus (3, 7) yang terletak di tengah. Serat otot binukleus (berinti dua) (S) juga dapat terlihat. Letak intinya (7) yang di tengah jelas terlihat pada serat yang terpotong melintang. Di sekitar inti (3, 7, 8) terdapat daerah jernih yaitu sarcoplasma perinucleare (f, f a) nonfibrillare. Pada potongan melintang, sarcoplasma perinucleare ( f f ) tampak sebagai rongga kosong jika irisan tidak melalui inti. Pada potongan melintang juga terlihat miofibril ( f +) sel otot jantung. Salah satu ciri khas untuk membedakan serat otot jantung adalah diskus interkalaris (+, g). Struk- tur terpulas-gelap ini ditemukan pada interval tidak teratur di otot jantung dan merupakan kompleks taut khusus antara serat-serat otot jantung. Otot jantung memiliki suplai darah yang sangat banyak. Banyak pembuluh darah kecil dan kapiler (6) ditemukan di sekat iaringan ikat (f t) dan endomisium (f Z) di antara masing-masing serat otot. Contoh lain otot jantung dapat dilihat di Bab 8, Sistem Sirkulasi. GAMBAR 6.9 ffi Otot Jantung {Potongan Longitudinal) Fotomikrograf dengan pembesaran-kuat menggambarkan otot jantung yang terpotong memanjang. Serat otot iantung (2) memiliki cross-striation (4), percabangan (a), dan inti (5) tunggal di tengah. Diskus interkalaris (l) terpulas-gelap menghubungkan setiap serat otot jantung (Z). Oi dalam setiap serat otot jantung terlihat miofibril (6) halus. Serat iaringan ikat (7) halus mengelilingi masing-masing serat otot jantung.
  • 11. 1 Sarcoplasma perinucleare 2 Seran-lintang (Cross 3 Nukleus sentral 4 Diskus interkalaris 5 Seratjantung 1 Diskus rnterkalaris 2 Serat otot jantung Serat otot jantung bercabang &;,6* GAMBAR 6.9 Otot jantung (potongan longitudinal). Pulasan: Trikrom Masson. 130 x # ,.jJ o. :_11{ 8 Serat binukleus 9 Diskus interkalaris 10 Seratjantung bercabang 11 Jaringan ikat Endomisium Sarcoplasma perinukleare Seran-lintang ( Cross-sfrlafion) lnti Miofibril bercabang 6 Kapiler Z Nukleus sentral 14 Miofibril GAMBAR 6.8 Potongan longitudinal dan transversal otot jantung. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat. 12 '13
  • 12. GAMBAR 6.10 ffi fitCIt Jantung dalam Fotcngan L*ngitudinal Perbandingan otot jantung dan otot rangka pada pembesaran lebih kuat dan pewarnaan yang sama (Gambar 6.5) memperlihatkan kesamaan dan perbedaan kedua jenis jaringan otot. Cross-striation (t) serupa baik di otot rangka maupun otot jantung tetapi kurang menonjol di serat otot jantung. Serat otot iantung (9) ya"g bercabang jelas berbeda dari serat otot rangka yang tidak bercabang dan memanjang. Adanya diskus interkalaris (5, 7) di serat otot jantung dan strukturnyayang tidak teratur tampak lebih jelas pada pembesaran yang lebih kuat. Diskus interkalaris (5, Z) tampak sebagai pita lurus (5) atau terputus-putus memotong setiap serat. Inti (3) besar lonjong, biasanya satu dalam satu sel, terletak di bagian tengah serat otot jantung, berbeda dengan inti serat otot rangka yang gepeng dan terletak di tepi. Inti serat otot jantung dikelilingi oleh sarcoplasma perinucleare (2, tO) yang menyolok dan tidak memperlihatkan cross-striation dan miofibril. Fibrosit (6, 8) laringan ikat dan serat jaringan ikat endomisium (4) yang halus mengelilingi serat otot jantung. Dalam keadaan normal terdapat kapiler yang mengandung eritrosit ( I I ) di endomisium (4, 6,8). Meskipun susunan protein kontraktil di serat otot jantung (cardiomyofibra) dan sarkomer pada dasarnya sama dengan yang terdapat di otot rangka, namun terdapat perbedaan yang penting. Tubulus T terletak di linea Z, lebih besar daripada di otot rangka, dan retikulum saikoplasma kurang berkembang. Mitokondria di sel jantung lebih banyak, yang mencerminkan tingginya kebutuhan metabolik serat otot jantung untuk aktivitas yang berkelanjutan. Sel-sel jantung dihubungkan ujung-ke-ujung oleh kompleks taut interdigitasi khusus yang disebut diskus interkalaris (discus intercalaris). Selain fasia adheren (fascia adhaerens) dan desmosom (desmosoma), diskus ini mengandung nexus yang secara fungsional menggabungkan semua serat otot jantung sehingga memungkinkan penyebaran cepat stimulus untuk kontraksl otot jantung. Hantaran impuls eksitatorik ke sarkomer jantung berlangsung melalui tubulus T dan retikulum sarkoplasma. Difusi ion-ion melalui pori di nexus antara serat-serat otot jantung mengoordinasikan fungsi jantung dan otot jantung yang bekerla sebagai sinsitium funlsional memungkinkan rangsangan untuk kontraksi melalui seluruh otot jantung. Serat otot jantung memperlihatkan otoritmisitas, suatu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontan. Jantung dipersarafi baik oleh divisi parasimpatis maupun simpatis sistem saraf otonom. Serat saraf dari divisi parasimpatis, melalui saraf vagus, memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah. Serat saraf dari divisi simpatis meninrbulkan efek yang berlawanan dan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. lnformasi tambahan tentdng histologi jantung, pemacu jantung, serat Purkinje, dan hormon jantung disajikan secara lebih rinci di Bab 8. Sistem Sirkulasi.
  • 13. $n$$Ms 1 Seran-lintang (Cross-sfrlaflon) 2 Sarcoplasma perinucleare 3 Nukleus sentralis 4 Endomisium 5 Diskus interkalaris 6 Fibrosit di endomisium 1&1€ u"* 7 Diskus interkalaris 8 Fibrosit di endomisium 9 Serat otot jantung bercabang 10 Sarcoplasma perinucleare 11 Eritrosit dalam kapiler GAMBAR 6.10 Otot jantung dalam potongan longitudinal. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat.
  • 14. GAMBAR 6.11 tr ilotnngan Lnngrtudinal dan Transversal fttnt Fok:s: ilinding LjsLrs Halus Di bagian otot usus halus, serat otot polos tersusun dalam dua lapisan konsentrik: lapisan sirkularis da- lam dan lapisan longitudinal luar. Di sini, serat-serat otot sangat rapat dan serat-serat otot dari satu lapisan tersusun tegak lurus terhadap serat dari lapisan yang berdekatan. Di bagian atas gambar terlihat serat otot polos di lapisan sirkularis dalam yang terpotong meman- jang. Serat otot polos (f ) adalah sel bentuk-kumparan dengan kedua ujung meruncing. Sitoplasma (sarkoplasma) setiap otot terpulas gelap, dengan inti (7) lonjong atau memanjang di bagian tengah serat otot. Bagian bawah gambar memperlihatkan otot di lapisan longitudinal yang terpotong melintang. I(arena sel bentuk-kumparan terpotong dalam berbagai bidang irisan sepanjang seratnya, sel-sel itu memperlihatkan berbagai ukuran dan bentuk. Inti (5) besar hanya tampak pada serat otot polos (5) yang terpotong di tengah. Serat otot yang tidak terpotong di tengah hanya tampak daerah sitoplasma (sarkoplasma) (3, yang bawah; 9, yang bawah) jernih yang berwarna gelap atau sebagian inti sel. Di usus halus, lapisan-lapisan otot polos terletakberdekatan dan hanya dipisahkan oleh sedikit serat jaringan ikat dan fibroblas (2, 4, 8, l0) yang terdapat di antara kedua lapisan. Otot polos juga mengandung banyak kapiler (6, t t ) di antara serat dan lapisan ototnya. GAMBAR 6.12 Hi *tct Fclo*t: Einrding {Jsr:* L**i,;s {Fn?*ng*n"!"ran*qversal dan L*nGitudinal) Fotomikrograf usus halus memperlihatkan dinding muskular luarnya. Serat-serat otot polos tersusun dalam dua lapisan, lapisan sirkularis dalam (Z) da" lapisan longitudinal luar (S). Pada lapisan sirkularis dalam (7) tampak sebuah inti (1) di bagian tengah sitoplasma (Z). lada lapisan longitudinal luar (8), terpotong melintang, sitoplasma (5) tampak kosong dan sebuah inti (6) serat otot hanya terlihat jika bidang irisan melaluinya. Di antara kedua lapisan otot polos usus halus terdapat sekelompok neuron otonom pleksus saraf mienterikus (3). Tampak pembuluh darah (4) kecil di antara serat- serat otot dan lapisan otot. Di otot polos (textus muscularis levis), miofilamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan teratur seperti dijumpai di textus muscularis striatus. Miofilamentum intermeclium, aktin dan miosin, membentuk suatu anyaman kisi-kisi di sarkoplasma. Filamentum intermedium yang tipis menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum (dense bodyl di sarkoplasma yang sepadan dengan linea Z textus muscularis striatus. Sebagai respons terhadap rangsangan, terjadi peningkatan kalsium yang menyebabkan kontraksi otot polos. Filamentum intermedium dan aktin menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum. Baik aktin maupun miosin berkontraksi melalui mekanisme pergeseran filamen yangtimbul serupa pada otot rangka. Ketika kompleks aktin-miosin berkontraksi, perlekatan filamen pada vinculum sarcoplasmicum menyebabkan sel memendek. Otot polos biasanya menampakkan aktivitas spontan bergelombang berupa kontraksi lambat terus-menerus di seluruh otot. Dengan cara ini, otot polos menghasilkan kontraksi kontinu dengan kekuatan rendah dan mempertahankan tonus di struktur berongga. Di ureter, tuba uterina, dan organ pencernaan, kontraksi otot polos menimbulkan kontraksi peristaltik, yang mendorong isi di sepanjang organ ini. Di arteri dan pembuluh darah lainnya, otot polos mengatur diameter lumen. Otot polos juga saling berkontak melalui nexus khusus. Nexus ini memungkinkan komunikasi ionik yang cepat di antara serat otot polos sehingga terjadi aktivitas terkoordinasi di lapisan otot polos. Otot polos adalah otot involunter. Otot ini dipersarafi dan diatur oleh saraf-saraf dari neuron pascaganglionik yang badan selnya terletak di divisi simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom. Persarafan ini mempengaruhi kecepatan dan kekuatan kontraksi. Selain itu, serat otot polos mengalami kontraksi dan relaksasi sebagai respons terhadap rangsangan nonsaraf, misalnya peregangan atau pajanan terhadap hormon.
  • 15. 1 Serat otot polos 2 Jaringan ikat 3 Serat otot polos 4 Fibroblas 5 lnti serat otot polos ffi 11 Kaniler GAMBAR 6.11 Potongan longitudinal dan transversal otot polos di dinding usus halus. Pulasan: hematoksilin dan eosin. Pembesaran kuat. N 6 Kapiler 7 Inti serat otot polos 8 Jaringan ikat dan fibroblas 9 lnti dan sitoplasma serat otot polos 10 Jaringan ikat 7 Lapisan sirkular dalam 2 Sitoplasma 3 Neuron pleksus mienterikus 4 Pembuluh darah 5 Sitoplasma 6 lnti GAMBAR 6.12 Otot polos: dinding usus halus (potongan transversal dan longitudinal). Pu hematoksilin dan eosin. 80 x. l ! a rupi."n I longitudinal ) uar lasan: flr. l ,lx{ ii ,ti, f t t ,$r
  • 16. BAB 6 Ringkasan farlngan #tot o Tiga ienis jaringan otot: otot rangka, otot jantung dan otot polos o Semua otot terdiri dari sel memanjang yaitu serat o Sitoplasma otot adalah sarkoplasma dan membran sel otot adalah sarkolema o Serat otot mengandung miofibril, terbentuk dari protein kontraktil aktin dan miosin fitnt Rangka o Serat multinukleus dengan nukleus terletak di tepi o Filamen aktin dan miosin membentuk p ola cross-striationyangnyata o Otot dikelilingi oleh jaringan ikat epimisium o Fasikulus otot dikelilingi oleh jaringan ikat perimisium . Setiap serat otot dikelilingi oleh jaringan ikat endomisium o Otot volunter berada di bawah kontrol kesadaran o Junctio neuromuscularis adalah tempat persarafan dan transmisi rangsangan ke otot o Terminal akson mengandung neurotransmiter asetilkolin o Potensial aksi menyebabkan pembebasan asetilkolin di celah sinaps r Asetilkolin berikatan dengan reseptornya di membran otot o Asetilkolinesterase di celah sinaps menetralkan asetilkolin dan mencegah kontraksi lebih lanjut o Gelendong neuromuskularis adalah reseptor regang khusus di hampir semua otot rangka o Peregangan otot menyebabkan refleks regang dan gerakan untuk memperpendek otot fiamharan Mikreiskop f;lektrsn $tst Rangka o Pita terang adalah stria I dan dibentuk oleh filamen tipis aktin o Stria I dipotong oleh linea Z o Di antara lineaZ terdapat unit kontraktil terkecil otot yaitu sarkomer o Pita gelap adalah stria A dan terletak di bagian tengah sarkomer o Stria A dibentuk oleh filamen aktin dan miosin yang tumpang-tindih r Stria M di bagian tengah stria A memperlihatkan ikatan filamen-filamen miosin o Stria H di setiap sisi stria M hanya mengandung filamen miosin . Setiap sarkomer dikelilingi oleh retikulum sarkoplasma dan mitokondria o Ketika otot berkontraksi, stria I dan H memendek, sementara stria A tidak berubah r Invaginasi sarkolema ke dalam masing-masing serat otot membentuk tubulus T o Sisterna terminalis retikulum sarkoplasma dan tubulus T membentuk triad e Pada otot rangka mamalia, triad terletak di taut A-I o Rangsangan untuk kontraksi otot dibawa oleh tubulus T ke setiap serat otot o Setelah stimulasi, retikulum sarkoplasma membebaskan ion kalsium ke dalam sarkomer r I(alsium mengaktifkan pengikatan aktin dan miosin, menyebabkan kontraksi otot o Pada akhir kontraksi, kalsium secara aktif diangkut ke dan disimpan di dalam retikulum sarkoplasma fftst famtung o Terletak di jantung dan pembuluh besar yang melekat pada jantung o Cross-striqtion aktin dan miosin membentuk stria I, stria A, dan linea Z yang serupa dengan otot rangka o Mengandung satu atau dua nukleus di sentral; serat bercabang o Ditandai oleh kompleks taut padat yaitu diskus interkalaris yang mengandung nexus o Tubulus T terletak di linea Z; lebih besar daripada di otot rangka o Retikulum sarkoplasma kurang berkembang o Nexus menyatukan semua serat untuk kontraksi ritmik 138
  • 17. a a Memperlihatkan otoritmisitas dan menghasilkan rangsangan secara spontan Sistem saraf otonom mempersarafi jantung dan mempengaruhi kecepatan deny'ut jantung dan tekanan darah Otnt Pnlos o Ditemukan di organ berongga dan pembuluh darah o Mengindung filamen aktin dan miosin tanpa pola cross-striation o Serat berbentuk fusiformis dan mengandung satu nukleus o Di ususr otot tersusun dalam lapisan konsentrik o Filamen aktin dan miosin tidak memperlihatkan susunan teratur dan tidak terdapat serat-melintang o Aktin dan miosin membentuk anyaman kisi-kisi dan menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum di sarkoplasma o Aktin dan miosin berkontraksi dan memperpendek otot dengan mekanisme pergeseran yang mirip dengan otot rangka o Memperlihatkan aktivitas spontan dan mempertahankan tonus di organ berongga o Nexus menggabungkan otot dan memungkinkan komunikasi ionik di antara semua serat . Otot involunter diatur oleh sistem saraf otonom, hormon, dan peregangan.
  • 18. Kulit kepala Encephalon Cranium Vas sanguineum Pia mater Cortex cerebri Granulatio arachnoidea Sinus sagittalis superior Substantia alba cerebri l-p"r" o"r;o"1ss Lr. 11 ,--'l R"r" meningea 4 L,/ Ruang subdural -rc Trabecula arachnoidea Arachnoidea mater Spatium subarachnoideum Substantia alba Substantia grisea Canalis centralis Pars peripherica Medulla spinalis Vas sanguineum Arachnoidea mater GAMBARAN UMUM 7.1 Susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Dalam gambar diperlihatkan otak dan medula spinalis dengan lapisan-lapisan jaringan ikat pelindung yaitu meningen (dura mater, araknoid mater, dan pia mater) . 140