SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MEKANIKA
REKAYASA
Created by : Sri Nur Haslinda
44419024
1A MEKATRONIKA
ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬‫اّلل‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ْ‫ي‬
Diagram Benda Bebas
Gambar atau diagram yang digunakan
untuk menunjukkan gaya-gaya (diketahui
atau belum) yang bekerja pada partikel
tersebut disebut dengan diagram benda
bebas.
Dalam penyelesaian suatu
kesetimbangan harus diperhiitungkan semua
gaya yang berkerja pada partikel, maka
pentingnya menggambarkan suatu diagram
benda bebas sebelum menerapkan persamaan
kesetimbangan terhadap penyelesaian sebuah
soal tidak dapat diabaikan.
Tahapan Menggambar Diagram
Benda Bebas
1. Pisahkan dan isolasi benda yang menjadi pusat
perhatian kita dan benda-benda yang berhubungan
kontak dengannya.
2. Gambarakan gaya-gaya aksi yang bekerja pada
posisinya masing-masing sesuai dengan data yang ada
pada benda yang diisolasi.
3. Gambarakan gaya-gaya reaksi yang timbul akibat
pemisahan kontak phisik dengan benda-benda yang
lain (Hukum Newton II) dari benda yang diisolasi.
4. Gaya-gaya yang diketahui harus diberi label dengan
besar dan arahnya yang benar. Besar suatu gaya
ialah selalu positif sehingga jika penyelesaian
menghasilkan skalar “negatif “, tanda minus
menyatakan bahwa kepala anak panah atau tanda arah
gaya berlawanan dengan yang pertama kali di
asumsikan.
Bentuk Umum
A. Benda pada Bidang Datar
1. Bidang Datar Licin
a. Arah gaya sejajar dengan arah gerak
Gaya yang menyebabkan benda tersebut bergerak adalah
gaya yang sejajar dengan lantai (sumbu-x), yaitu Fx, maka
berdasarkan hukum kedua Newton berlaku persamaan:
ΣFx=m⋅a
F=m⋅a  ⟹  a=F/m
Sedangkan gaya yang sejajar
dengan sumbu-y (Fy) adalah sama dengan nol.
ΣFy=0
N−w=0  ⟹  N=w
Bentuk Umum
A. Benda pada Bidang Datar
1. Bidang Datar Licin
b. Arah gaya membentuk sudut terhadap arah gerak
Sama seperti sebelumnya, gaya yang menyebabkan benda tersebut
bergerak adalah gaya yang sejajar dengan lantai (sumbu-x), yaitu Fx
yang besarnya adalah F cos α. Sehingga, berdasarkan hukum kedua
Newton berlaku persamaan:
ΣFx=m⋅a
Fcosα=m⋅a ⟹  a=Fcosα/m
Sedangkan gaya yang sejajar
dengan sumbu-y (Fy) adalah:
ΣFy=0
N+Fsinα−w=0
N=w–Fsinα
Bentuk Umum
A. Benda pada Bidang Datar
2. Bidang Datar Kasar
Sama seperti benda pada bidang datar licin, hanya saja ditambah
satu gaya lagi, yaitu gaya gesek antara benda dengan lantai.
Pada sumbu-x, berlaku hukum kedua Newton sehingga persamaannya
menjadi:
ΣFx=m⋅a
F−f=m⋅a
F−μ⋅N=m⋅a  ⟹  a=F−μ⋅N/m
Gaya gesek (f) pada permasalahan di atas
bergantung pada keaddan benda. Jika benda diam,
maka berlaku gaya gesek statis (fs). Sedangkan
jika benda bergerak, maka berlaku gaya gesek
kinetis (fk). Sedangkan gaya yang sejajar
dengan sumbu-y (Fy) adalah:
ΣFy=0
N−w=0
N=w
Bentuk Umum
B. Benda pada Bidang Miring
1. Bidang Miring Licin
Pada diagram benda di samping, bisa kita lihat, bahwa gaya berat harus
diuraikan ke sumbu-x dan sumbu-y. Pada sumbu-x, berlaku hukum Newton kedua karena
benda bergerak pada arah yang sejajar dengannya. Kita anggap arah gerak adalah ke
kanan, sehingga gaya yang ke kanan positif dan yang ke kiri negatif. Sehingga
persamaannya menjadi:
ΣFx = m⋅a
F − w sinα = m⋅a
F − m⋅g sinα = m⋅a
a = F − m⋅g sinα/m
a = F/m–gsinα
Sedangkan pada sumbu-y berlaku hukum Newton pertama,
karena benda tidak bergerak sejajar sumbu tersebut.
ΣFy = 0
N − w cosα = 0
N = w cosα
Bentuk Umum
B. Benda pada Bidang Miring
2. Bidang Miring kasar
Pada bidang miring kasar, sebenarnya sama saja dengan di bidang miring
licin. Hanya saja ditambah dengan gaya gesek (f). Gaya gesek selalu berlawanan arah
dengan gerak benda. Maka, jika pada gambar gerak benda kita anggap ke atas, gaya
gesek akan mempunyai arah ke bawah. Sehingga persamaan pada sumbu-x adalah:
ΣFx=m⋅a
F−wsinα−f=m⋅a
F−m⋅gsinα−f=m⋅a
a=F−f−m⋅gsinα/m
a=F−f/m–gsinα
Sedangkan pada sumbu-y berlaku hukum Newton pertama,
sama seperti sebelumnya.
ΣFy=0
N−wcosα=0
N=wcosα
Bentuk Umum
C. Benda Saling Sentuh
Pada gambar di samping terdapat dua buah benda yang saling menempel didorong
dengan gaya sebesar F. Sehingga akan terjadi gaya kontak antara keduanya. Besar
gaya kontak yang mengenai keduanya adalah sama dan besarnya dapat dicari seperti
berikut ini:
Benda 1 Benda 2
ΣF1=m1⋅a ΣF2=m2⋅a
F−F21=m1⋅a F12=m2⋅a
F21=F−m1⋅a
Bentuk Umum
D. Benda yang Diikat Tali
Pada diagram benda di atas, kita bisa menghitung gaya tegangan talinya
seperti berikut ini:
ΣF1=m1⋅a
T=m1⋅a
ΣF2=m2⋅a
T=F−m2⋅a
Bentuk Umum
D. Benda yang Diikat Tali
Pada diagram ini, massa katrol diabaikan, sehingga T1 sama dengan T2. Untuk
mencari percepatannya, kita bisa gunakan hukum kedua Newton berikut:
ΣF=m⋅a
w2=(m1+m2)⋅a
a=w2/m1+m2
Sedangkan untuk tegangan talinya bisa kita cari menggunakan:
ΣF1=m1⋅a
T1=m1⋅a
ΣF2=m2⋅a
w2–T2=m2⋅a
T2=w2–m2⋅a
T2=m2⋅g–m2⋅a
T2=m2⋅(g−a)
REFRENSI
https://www.anashir.com/fisika/diagram-benda-bebas/
https://id.scribd.com/doc/227055693/Mekanika-Teknik-Statika
Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas

More Related Content

What's hot

Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntirdedeknurhuda
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGanisa Elsina Salamena
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaSyaRi EL-nahLy
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibelumammuhammad27
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)GGM Spektafest
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfMekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfBkkKramat
 

What's hot (20)

Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntir
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)
 
PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)Fluida Statis (PPT)
Fluida Statis (PPT)
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfMekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
 
Laporan gerak jatuh bebas
Laporan gerak jatuh bebasLaporan gerak jatuh bebas
Laporan gerak jatuh bebas
 

Similar to Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas

IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikaIIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikabaskimia
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusAde Hidayat
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikelachieasik89
 
Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12materipptgc
 
Mengenal dinamika partikel
Mengenal dinamika partikel Mengenal dinamika partikel
Mengenal dinamika partikel Harjum Budiman
 
Hukum newton-dinamika
Hukum newton-dinamikaHukum newton-dinamika
Hukum newton-dinamikaauliarika
 
Bab1 hukum newton
Bab1 hukum newtonBab1 hukum newton
Bab1 hukum newtonZains34
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaEko Efendi
 
MEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIKMEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIKWInpri
 

Similar to Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas (20)

HUKUM NEWTON.pptx
HUKUM NEWTON.pptxHUKUM NEWTON.pptx
HUKUM NEWTON.pptx
 
HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
 
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikaIIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
fisika hukum newton
fisika hukum newtonfisika hukum newton
fisika hukum newton
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurus
 
PPT HUKUM NEWTON.ppt
PPT HUKUM NEWTON.pptPPT HUKUM NEWTON.ppt
PPT HUKUM NEWTON.ppt
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Hk. Dinamika
Hk. Dinamika Hk. Dinamika
Hk. Dinamika
 
Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12
 
Mengenal dinamika partikel
Mengenal dinamika partikel Mengenal dinamika partikel
Mengenal dinamika partikel
 
P3. dinamika
P3. dinamikaP3. dinamika
P3. dinamika
 
Hukum Newton- Dinamika
Hukum Newton- DinamikaHukum Newton- Dinamika
Hukum Newton- Dinamika
 
Hukum newton-dinamika
Hukum newton-dinamikaHukum newton-dinamika
Hukum newton-dinamika
 
Bab1 hukum newton
Bab1 hukum newtonBab1 hukum newton
Bab1 hukum newton
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamika
 
Hk newton
Hk newtonHk newton
Hk newton
 
MEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIKMEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIK
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas

  • 1. MEKANIKA REKAYASA Created by : Sri Nur Haslinda 44419024 1A MEKATRONIKA ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬‫اّلل‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ْ‫ي‬
  • 2. Diagram Benda Bebas Gambar atau diagram yang digunakan untuk menunjukkan gaya-gaya (diketahui atau belum) yang bekerja pada partikel tersebut disebut dengan diagram benda bebas. Dalam penyelesaian suatu kesetimbangan harus diperhiitungkan semua gaya yang berkerja pada partikel, maka pentingnya menggambarkan suatu diagram benda bebas sebelum menerapkan persamaan kesetimbangan terhadap penyelesaian sebuah soal tidak dapat diabaikan.
  • 3. Tahapan Menggambar Diagram Benda Bebas 1. Pisahkan dan isolasi benda yang menjadi pusat perhatian kita dan benda-benda yang berhubungan kontak dengannya. 2. Gambarakan gaya-gaya aksi yang bekerja pada posisinya masing-masing sesuai dengan data yang ada pada benda yang diisolasi. 3. Gambarakan gaya-gaya reaksi yang timbul akibat pemisahan kontak phisik dengan benda-benda yang lain (Hukum Newton II) dari benda yang diisolasi. 4. Gaya-gaya yang diketahui harus diberi label dengan besar dan arahnya yang benar. Besar suatu gaya ialah selalu positif sehingga jika penyelesaian menghasilkan skalar “negatif “, tanda minus menyatakan bahwa kepala anak panah atau tanda arah gaya berlawanan dengan yang pertama kali di asumsikan.
  • 4. Bentuk Umum A. Benda pada Bidang Datar 1. Bidang Datar Licin a. Arah gaya sejajar dengan arah gerak Gaya yang menyebabkan benda tersebut bergerak adalah gaya yang sejajar dengan lantai (sumbu-x), yaitu Fx, maka berdasarkan hukum kedua Newton berlaku persamaan: ΣFx=m⋅a F=m⋅a  ⟹  a=F/m Sedangkan gaya yang sejajar dengan sumbu-y (Fy) adalah sama dengan nol. ΣFy=0 N−w=0  ⟹  N=w
  • 5. Bentuk Umum A. Benda pada Bidang Datar 1. Bidang Datar Licin b. Arah gaya membentuk sudut terhadap arah gerak Sama seperti sebelumnya, gaya yang menyebabkan benda tersebut bergerak adalah gaya yang sejajar dengan lantai (sumbu-x), yaitu Fx yang besarnya adalah F cos α. Sehingga, berdasarkan hukum kedua Newton berlaku persamaan: ΣFx=m⋅a Fcosα=m⋅a ⟹  a=Fcosα/m Sedangkan gaya yang sejajar dengan sumbu-y (Fy) adalah: ΣFy=0 N+Fsinα−w=0 N=w–Fsinα
  • 6. Bentuk Umum A. Benda pada Bidang Datar 2. Bidang Datar Kasar Sama seperti benda pada bidang datar licin, hanya saja ditambah satu gaya lagi, yaitu gaya gesek antara benda dengan lantai. Pada sumbu-x, berlaku hukum kedua Newton sehingga persamaannya menjadi: ΣFx=m⋅a F−f=m⋅a F−μ⋅N=m⋅a  ⟹  a=F−μ⋅N/m Gaya gesek (f) pada permasalahan di atas bergantung pada keaddan benda. Jika benda diam, maka berlaku gaya gesek statis (fs). Sedangkan jika benda bergerak, maka berlaku gaya gesek kinetis (fk). Sedangkan gaya yang sejajar dengan sumbu-y (Fy) adalah: ΣFy=0 N−w=0 N=w
  • 7. Bentuk Umum B. Benda pada Bidang Miring 1. Bidang Miring Licin Pada diagram benda di samping, bisa kita lihat, bahwa gaya berat harus diuraikan ke sumbu-x dan sumbu-y. Pada sumbu-x, berlaku hukum Newton kedua karena benda bergerak pada arah yang sejajar dengannya. Kita anggap arah gerak adalah ke kanan, sehingga gaya yang ke kanan positif dan yang ke kiri negatif. Sehingga persamaannya menjadi: ΣFx = m⋅a F − w sinα = m⋅a F − m⋅g sinα = m⋅a a = F − m⋅g sinα/m a = F/m–gsinα Sedangkan pada sumbu-y berlaku hukum Newton pertama, karena benda tidak bergerak sejajar sumbu tersebut. ΣFy = 0 N − w cosα = 0 N = w cosα
  • 8. Bentuk Umum B. Benda pada Bidang Miring 2. Bidang Miring kasar Pada bidang miring kasar, sebenarnya sama saja dengan di bidang miring licin. Hanya saja ditambah dengan gaya gesek (f). Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gerak benda. Maka, jika pada gambar gerak benda kita anggap ke atas, gaya gesek akan mempunyai arah ke bawah. Sehingga persamaan pada sumbu-x adalah: ΣFx=m⋅a F−wsinα−f=m⋅a F−m⋅gsinα−f=m⋅a a=F−f−m⋅gsinα/m a=F−f/m–gsinα Sedangkan pada sumbu-y berlaku hukum Newton pertama, sama seperti sebelumnya. ΣFy=0 N−wcosα=0 N=wcosα
  • 9. Bentuk Umum C. Benda Saling Sentuh Pada gambar di samping terdapat dua buah benda yang saling menempel didorong dengan gaya sebesar F. Sehingga akan terjadi gaya kontak antara keduanya. Besar gaya kontak yang mengenai keduanya adalah sama dan besarnya dapat dicari seperti berikut ini: Benda 1 Benda 2 ΣF1=m1⋅a ΣF2=m2⋅a F−F21=m1⋅a F12=m2⋅a F21=F−m1⋅a
  • 10. Bentuk Umum D. Benda yang Diikat Tali Pada diagram benda di atas, kita bisa menghitung gaya tegangan talinya seperti berikut ini: ΣF1=m1⋅a T=m1⋅a ΣF2=m2⋅a T=F−m2⋅a
  • 11. Bentuk Umum D. Benda yang Diikat Tali Pada diagram ini, massa katrol diabaikan, sehingga T1 sama dengan T2. Untuk mencari percepatannya, kita bisa gunakan hukum kedua Newton berikut: ΣF=m⋅a w2=(m1+m2)⋅a a=w2/m1+m2 Sedangkan untuk tegangan talinya bisa kita cari menggunakan: ΣF1=m1⋅a T1=m1⋅a ΣF2=m2⋅a w2–T2=m2⋅a T2=w2–m2⋅a T2=m2⋅g–m2⋅a T2=m2⋅(g−a)