Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
1. Onkologi Keperawatan
Efektivitas Buah Ceplukan (Physalis angulata Linn.) Terhadap Kanker
Dosen Pembimbing: Ns. Herman, M.Kep
Disusun Oleh:
Yuvita Anggraini
I1031151050
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
2. Systematic Review:
Efektivitas Buah Ceplukan (Physalis angulata Linn.) Terhadap Kanker
Yuvita Aggraini
*Program Studi Keperawatan
Abstrak
Latar belakang: Ciplukan dapat berfungsi sebagai stimulator sistem imun,
memiliki efek sitotoksik pada beberapa tipe sel kanker, dan memiliki aktivitas
antiviral. Metode: Pengumpulan data melaui mesin pencarian Google Schollar,
pengolahan data dilakukan melalui proses pemilihan refernsi sesuai kriteria yang
telah diterapkan yaitu jurnal terbaru minimal 10 tahun terakhir. Hasil: Dari hasil
jurnal penelitian yang di reviewe meunjukkan Ekstrak ceplukan (Physalis
angulata Linn.) yang mempunyai efek sitotoksik bisa di jadikan antikanker.
Kesimpulan: Ektrak ceplukan (Physalis angulata Linn.) efektiv untuk mengatasi
beberapa kanker.
Kata Kunci: Kanker, Buah ceplukan
3. PENDAHULUAN
Kanker merupakan segolongan
penyakit yang ditandai dengan
pembelahan sel yang tidak terkendali
dan kemampuan sel-sel tersebut
untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh
metastasis (Fitria, Armandari,
Septhea, Hermawan, Ikawati, &
Meiyanto, 2011).
Tingginya tingkat kematian
akibat kanker di indonesia antara lain
disebabkan karena pengetahuan
masyarakat tentang bahaya kanker,
tanda-tanda dini dari kanker, faktor-
faktir resiko terkena kanker, cara
penanggulangannya secara benar
serta membiasakan diri dengan pola
hidup sehat (Djajanegara, 2014).
Ada beberapa cara untuk
mengatasi kanker antara lain
pembedahan, radioterapi,
kemoterapi, imuno terapi dan terapi
alternative. Upaya pengobatan
kanker payudara secara umum
kadang menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan, maka perlu
digunakan alternatif lain dengan
senyawa bahan alam yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan yang
berkhasiat obat yang memiliki
banyak fungsi dan hampir seluruh
bagian tanamannya dapat
dimanfaatkan (Dwiyanti, Kusmardi,
& Pertamawati, 2015).
Pengobatan alternative
biasanya menggunakan tanaman
obat-obatan, salah satunya ciplukan.
Ciplukan (Physalis angulata L.)
merupakan salah satu tanaman tropis
dan subtropis yang tumbuh secara
liar (Suryo, 2010).
Ciplukan dapat berfungsi
sebagai stimulator sistem imun,
memiliki efek sitotoksik pada
beberapa tipe sel kanker, dan
memiliki aktivitas antiviral (Darma
& Dkk, 2011).
Ciplukan juga mengandung
saponin, flavonoid, polyphenol dann
physalin yangg berperan dalam
menghambat sel kanker. Adanya
aktivitas sitotoksik pada ciplukan
dapat disebabkan salah satunya
dengan mekanismme apoptosis.
Apoptosis merupakan program
bunuh diri sel-sel yang terapoptosis
4. akan mengalami pengerutaan sel,
kerusakan membran plasma, dan
terjadinya kondensasi kromatin. Jika
apoptosis suatu sel telah selesai,
maka akan tertinggalnkepinngan sel
yang mati yang akan dikenali dengan
sel-sel makrofag dan di fagositosis
(Fitria, Armandari, Septhea,
Hermawan, Ikawati, & Meiyanto,
2011).
METODE
Penulisan systematic review ini
menggunakan metode pengumpulan
berbagai sumber ilmiah berupa jurnal
penelitian dengan studi kepustakaan.
Berdasarkan penelitian
Dwiyanti, Kusmardi, & Pertamawati,
(2015) yang bertujuan untuk
mengetahui efek sitotoksik fraksi etil
asetat herba ceplukan terhadap sel
T47D secara In vitro dengan metode
erhitunan langsung (viable cell
count) sehingga diketahui nilai LC50.
Berdasarkan penelitian
Sutrisna, Astuti, & Haryadi (2012)
peneliti menggunakan ekperimental
post test only with control group
design untuk mengkaji efek
sitotoksik dan antiproliferatif P.
Angulata Linn. Terhadap sel MCF-7.
Berdasarkan penelitian Fitria,
Armandari, Septhea, Hermawan,
Ikawati, & Meiyanto, (2011) peneliti
menggunakan metode MTT untuk
memperoleh IC50 untuk mengetahui
potensi sitotoksik ekstrak etanolik
herba ciplukan pada sel kanker
payudara MCF-7 serta pengaruhnya
paada pemacuan apoptosis.
Berdasarkan penelitian Safitri,
Nawangsih, Fitriyanti, Nur'aini,
Apliani, & Haniastu, 2016 peneliti
mengggunakan penelitian
eksperimental laboratorium dengan
mengamati aktivitas apoptosis sel
kanker lidah tikus yang diinjeksi
DMBA dengan perlakuan EEC 750
dan 1500 mg/kg BB. Ethical
clearance diperoleh dari Komisi Etik
Penelitian FKG UGM No.
706/KKEP/FKG-UGM/EC/2014.
Berdasarkan penelitian
Darma, et al., (2011) peneliti
menggunan uji in vitro untuk
mengetahui efek ekstrak etanolik
herba ciplukan (EHC) terhadap
aktivitas sitotoksik sel kanker leher
rahim HeLa.
HASIL
5. Pada penelitian Dwiyanti,
Kusmardi, & Pertamawati (2015)
hasilnya fraksi etil asetat ekstrak
etanol 70% herba ceplukan memiliki
sifat sitotoksik terhadap sel kanker
payudara T47D dan memiliki potensi
sebagai obat antikanker.
Pada penelitian Sutrisna,
Astuti, & Haryadi, (2012) ekstrak
etanol ceplukan (P. angulata Linn.)
mempunyai efek sitotoksik dengan
IC50 sebesar 29,2067±1,2602 μg/mL
terhadap sel kanker payudara MCF-7
IC50 ekstrak etanol ceplukan (P.
angulate Linn.) terhadap sel kanker
payudara MCF-7 lebih rendah
dibanding tamoksifen
Pada penelitian Fitria,
Armandari, Septhea, Hermawan,
Ikawati, & Meiyanto, 2011 hasilnya
ekstrak etanolik herba ciplukan
memberikanefek sitotoksik dan
mampu menginduksi apoptosis pada
sel kanker payudara MCF-7 sehingga
ekstrak etanolik dapat dikembangkan
menjadi salah satu alternative dalam
pengobatan kanker payudara.
Pada penelitian Safitri,
Nawangsih, Fitriyanti, Nur'aini,
Apliani, & Haniastu (2016)bahwa
pemberian EEC 750 dan 1500 mg/kg
BB mampu meningkatkan apoptosis
pada kanker lidah tikus yang
diinduksi DMBA sehingga EEC ini
dapat dijadikan salah satu alternatif
dalam pengobatan kanker lidah.
Pada penelitian Darma, et al.,
(2011) hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa
ekstrak etanolik herba ciplukan
(Physalis angulate L.) memiliki efek
sitotoksik terhadap sel HeLa dengan
IC50 158 μg/ml dan menginduksi
ekspresi protein p53 sebagai
regulator proliferasi sel.
PEMBAHASAN
Ciplukan (Physalis angulata
Linn.). adalah salah satu tanaman
yang mempunyai potensi sebagai
antikanker. Tanaman ini
mengandung beberapa senyawa aktif
antara lain saponin, flavonoida,
polifenol, asam klorogenat, alkaloid,
vitamin C, gula, tanin, asam sitrun,
dan fisalin (Dwiyanti, Kusmardi, &
Pertamawati, 2015). Pada penelitian
Djajanegara, (2014) ekstrak etanol
70% herba ceplukan (Physalis
angulata Linn.) sitotoksik terhadap
sel T47D dengan nilai LC50 28,02
μg/ml (Djajanegara, 2014)). Dengan
6. demikian ekstrak herba ceplukan
dikatakan memiliki potensi sebagai
antikanker karena jika suatu zat
memiliki nilai LC50 < 1000 μg/ml
zat tersebut dianggap sebagai
sitotoksik (Fauzi, Amalia, Sabila,
Hermawan, Ikawati, & Meiyanto,
2011).
Untuk pengolahan buah
ceplukan untuk kanker ada beberapa
macam, ada yang di buat menjadi
ekstrak ceplukan, ada yang di rebus
saja tergantung jenis kanker nya
(Suryo, 2010). Dalam penelitaan ini
kebanyakan penelitian menjadikan
ceplukan menjadi ekstrak untuk
mengobati kanker.
KESIMPULAN
Dari hasil jurnal penelitian
yang di reviewe meunjukkan Ekstrak
ceplukan (Physalis angulata Linn.)
yang mempunyai efek sitotoksik bisa
di jadikan antikanker.
SARAN
Diperlukan penelitian lebih
lanjut lagi untuk mengetahui
efektivitas dan efek samping dari
ektrak buah ceplukan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darma, A. P., Ashari, R. A.,
Nugroho, P. A., Monikawati,
A., Fauzi, I. A., Hermawan,
A., et al. (2011). Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak Etanolik
herba Ciplukan (Physalis
angulata L.) Pada Sel Kanker
Leher Rahim HeLa Melalui
Modulasi Ekspersi Protein
p53. Journal Cancer, 1-10.
Djajanegara, I. (2014). Uji
Sitotoksisitas Ekstrak Ethanol
70% Herba Ceplukan
(Physalis angulataa Linn.)
Terhadap Sel WiDr Secara In
Vitro. BPPT, 149-156.
Dwiyanti, Kusmardi, & Pertamawati,
P. A. (2015). Uji
Sitotoksisitas Fraksi Etil
Ekstrak Etanol 70% Herba
Ceplukan (physalis angulata
Linn.) Terhadap Sel Kanker
Payudara T47D Secara In
Vitro. Farmasains, 295-299.
Fauzi, I. A., Amalia, F., Sabila, N.,
Hermawan, A., Ikawati, U.,
& Meiyanto, E. (2011).
Aktivitas Antiproliferasi
Ekstrak Etanolik Herba
Ciplukan (Physalis angulata
L.) Terhadap Sel Hepar Tikus
7. Betina Galur Sprague Dawley
Terinduksi 7,12-
Dimetilbenz[a]antrasena.
Majalah Kesehatan
PharmaMedika, 3, 194-199.
Fitria, M., Armandari, I., Septhea, D.
B., Hermawan, A., Ikawati,
M., & Meiyanto, E. (2011).
Ekstrak Etanolik Herba
Ciplukan (Physalis Angulata
L.) Berefek Sitotoksik dan
Menginduksi Apoptosis Pada
Sel Kanker Payudara MCF-7.
Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan
Fisik, 13, 101-107.
Safitri, U. H., Nawangsih, E. R.,
Fitriyanti, N. D., Nur'aini, F.,
Apliani, D., & Haniastu, T.
(2016). Studi in vivo ekstrak
etanolik ciplukan (Physalis
angulata) dalam
meningkatkan apoptosis sel
kanker lidah. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia,
2, 109-115.
Suryo, J. (2010). Herbal
Penyembuhan Wasir dan
Kanker Prostat. Yogyakarta:
Bentang Pustaka.
Sutrisna, E., Astuti, I., & Haryadi.
(2012). Efek Sititoksik
Ekstak Etanol Physalis
angulataa Linn. terhadap Seel
MCF-7. Jurnal Farmakologi,
1-5.