SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PENGARUH EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP
SPERMATOGENESIS DAN TEBAL EPITEL TUBULUS SEMINIFERUS TESTIS
MENCIT (Mus musculus) JANTAN
Oleh:
Rita Fitria Purwoistri
NIM. 06520025
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2009
 Buah papaya dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat-
obatan, sementara bijinya dibuang dan terkadang digunakan untuk
keperluan pembibitan
 Biji pepaya mengandung bahan aktif yang diduga dapat dimanfaatkan
sebagai obat antifertilitas
 Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini tidak dalam keadaan
yang sia-sia
 Berbagai macam tumbuhan yang ada di muka bumi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan umat manusia
1.1 Latar BelakangBAB I
 Triterpenoid yang terdapat dalam biji pepaya memiliki keserupaan dan
kemungkinan adanya kaitan biogenesis dengan steroid
 Senyawa flavonoid dapat merangsang pembentukan estrogen
 Alkaloid dapat menekan sekresi hormon testosteron yang diperlukan untuk
berlangsungnya spermatogenesis
 Papain dan chymopapain mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan
dalam melekul protein
 Biji pepaya merupakan bahan yang mempunyai khasiat sebagai
antifertilitas yaitu mempengaruhi spermatogenesis dengan jalan
menghambat penyampaian hormon yang dihasilkan pituitary-
gonadotropin menuju post testicular
 Zat aktif dalam ekstrak biji pepaya dapat menurunan jumlah sel
spermatogenik dan sel sertoli sehinga menyebabkan pengurangan
pada tebal epitel tubulus seminiferus
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
berpengaruh terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus
musculus)?
2. Apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
berpengaruh terhadap tebal epitel tubulus seminiferus pada testis
mencit (Mus musculus)?
3. Apakah ada interaksi antara ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
muda dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tua terhadap
spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus pada mencit
(Mus musculus)?
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan diadakannya penelitian pengaruh ekstrak biji pepaya (carica papaya
L.) terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus testis
mencit (Mus musculus) jantan adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica
papaya L.) berpengaruh terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus
musculus).
2. Untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica
papaya L.) berpengaruh terhadap tebal epitel tubulus seminiferus
pada testis mencit (Mus musculus).
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara ekstrak biji pepaya
(Carica papaya L.) muda dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
tua terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus
pada mencit (Mus musculus).
1.3 Tujuan
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus).
2. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)
terhadap tebal epitel tubulus seminiferus pada testis mencit (Mus
musculus).
3. Terdapat interaksi antara ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) muda
dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tua terhadap
spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus pada mencit
(Mus musculus).
1.4 Hipotesis
1.5 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang
manfaat biji pepaya yang dapat dijadikan alternatif
kontrasepsi pria yang aman.
2. Menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sel-sel spermatogenik yang diamati dari penelitian ini meliputi sel
spermatogonia, spermatosit, spermatid dan sel leydig.
2. Tebal epitel tubulus seminiferus yang diukur dalam penelitian ini adalah
dari testis kanan dan testis kiri mencit yang diamati sel spermatogeniknya.
3. Hewan coba yang dipakai adalah mencit (Mus musculus) galur balb/c jenis
kelamin jantan, fertil, umur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20-25
gram.
4. Biji pepaya yang dipakai dalam penelitian ini adalah biji pepaya muda dan
biji pepaya tua.
5. Dosis ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang dipakai dalam penelitian
ini adalah 200, 250, 350, 400 mg/kg BB.
1.6 Batasan Masalah
BAB II
3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam
rancangan penelitian ini adalah:
Faktor I adalah jenis ekstrak biji pepaya (P) yang terdiri dari 2 level, yaitu:
P1: ekstrak biji pepaya muda
P2: ekstrak biji pepaya tua
Faktor 2 adalah pemberian dosis ekstrak biji pepaya (K) yang terdiri dari 5
level, yaitu:
K0: kontrol
K1: 100 mg/kg BB
K2: 200 mg/kg BB
K3: 300 mg/kg BB
K4: 400 mg/kg BB
BAB III
1. Kelompok kontrol: kelompok pembanding tanpa perlakuan sebayak 3 ekor mencit diberi 0,5
ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
2. Kelompok P1K1: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya muda dengan dosis 200 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
3. Kelompok P1K2: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya muda dengan dosis 250 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
4. Kelompok P1K3: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya muda dengan dosis 350 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
5. Kelompok P1K4: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya muda dengan dosis 400 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
6. Kelompok P2K1: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya tua dengan dosis 200 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
7. Kelompok P2K2: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya tua dengan dosis 250 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
8. Kelompok P2K3: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya tua dengan dosis 350 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
9. Kelompok P2K4: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji
pepaya tua dengan dosis 400 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum.
Dari kedua faktor yang telah diuraikan didapatka 8 kombinasi perlakuan
dan setiap perlakuan diulang 3 kali
1. Variabel bebas : terdiri dari 2 variabel yaitu variabel A dan variabel B. Variabel
A adalah eksrak biji pepaya muda dan biji pepaya tua, sedangkan variabel B
adalah dosis 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB, 350 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB
2. Variabel tergantung : jumlah sel spermatogenik (spermatogonia, spermatosit
primer, spermatosit sekunder, spermatid), jumlah sel leydig dan tebal epitel
tubulus seminiferus testis
3. Variabel terkendali : jenis hewan coba yaitu mencit galur balb/c jenis kelamin
jantan, fertil, kandanga atau bak plastik dengan alas sekam, pakan mecit dan
air minum
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juli 2010 di Laboratorium
Fisiologi Hewan dan Laboratorium Optik, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Ialam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
3.2 Variabel Penelitian
3.4 Populasi dan Sampel
Hewan uji yang dipakai adalah mencit (Mus musculus L.) galur balb/c
jenis kelamin jantan, fertil, umur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20-
2,5 gram sebanyak 30 ekor.
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
3.5.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang hewan coba
(bak plasti), tempat makan dan minum mencit, alas, pencekok oral (gavage),
timbangan digital, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pengaduk, kaca
penutup, objek glass, ayakan tepung, kertas saring, mikrotome, hand counter,
seperangkat alat bedah, botol spesimen, rotary evaporator, corong buncher,
gilingan dan mikroskop komputer (mikrotom).
3.5.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah biji pepaya muda dan
serbuk biji pepaya tua, aqudes, pakan mencit, etanol 96%, formalin 10%,
alkohol 70%, 80%, 90% dan 95%, gelatin 0,5%, xylol, parafin, air,
haematoxylin, eosin, etanol absolut, etilen, klorofom dan Na CMC 0,5%.
3.6.1 Persiapan Hewan Cobaan
3.6 Pelaksanaan Penelitian
Disiapkan tempat
pemeliharan hewan
coba
Mencit diadaptasikan
selama 2 minggu
Dilakukan uji fertilitas
mencit jantan
Mencit fertil
diaklimatisasi selama
1 minggu
3.6.2 Pembuatan Ekstrak
3.6.3 Pembuatan Sediaan Larutan CMC
Menimbang
CMC
Memanaskan
aquades
Menaburkan
CMC
Dibirkan
selama
kurang lebih
15 menit
Diaduk Diencerkan
3.6.4 Pemberian Perlakuan
Menimbang ekstrak
kental biji pepaya
Diencerkan dengan
larutan CMC
Diberikan
menggunaakan gavage
Disiapkan dan
disortir
Dioven Digiling
Serbuk
dimaserasi
Ekstrak
disaring
Dipekatkan
• Ekstrak biji pepaya diberikan secara oral kepada mencit sekali setiap hari, pada
pagi hari jam 08.00-10.30 WIB selama 36 hari dengan dosis 200, 250, 350, 400
mg/kg berat badan mencit
• Pada hari ke 37 seluruh mencit dibius dengan eter kemudian dibedah dan diambil
kedua testisnya untuk dibuat preparat mikroanatomi
• Dalam satu preparat histology terdapat 6 potong melintang testis mencit,
kemudian yang diamati hanya 3 potong testis sebagai perwakilan
• Pengamatan sel spermatogenik dilakukan dengan menggunakan mikroskop
Nikon E 100, yaitu pada tubulus seminiferus yang dipotong bundar dan diambil
secara random. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung satu persatu sel
spermatogenik sampai mengitari tubulus seminiferus
• Tebal epitel tubulus seminiferus diukur dengan mikroskop komputer (mikrokom)
Olympus CX 31 dengan bantuan program aplikasi measurements. Pengukuran
dilakukan dengan mengukur jarak terdekat pada batas antara membran basalis
dan sel spermatogenik sampai ke permukaan lumen tubulus seminiferus. Hasil
pengukuran dinyatakan dengan dalam satuan mikro meter (µm)
• Jumlah sel leydig dihitung pada semua lapangan pandang, kecuali pada sediaan
yang tubulus seminiferusnya terpotong kurang dari setengah. Tiap testis mencit
dihitung jumlah sel leydignya pada tiga (3) preparat yang kemudian diambil rata-
rata dari ketiga preparat tersebut
3.6.5 Kegiatan Penelitian
3.6.6 Pembuatan Preparat Histologi
Coating, pencucian, infiltrasi, embedding, pemotongan, deparanisasi,
rehidrasi, pewarnaan, dehidrasi, clearing, Mounting
3.7 Analisis Data
Untuk mengetahui perbedaan perlakuan dengan kontrol dilakukan analisis
dengan Analisis Variansi (ANAVA) tunggal. Apabila dari hasil analisis
diperoleh nilai F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda
Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5%.
Untuk mengetahui perbedaan kombinasi antar perlakuan ekstrak biji
papaya muda dan ekstrak biji papaya tua dengan dosis 200, 250, 350
dan 400 mg/kg BB dianalisis menggunakan ANAVA ganda. Apabila dari
hasil analisis diperoleh nilai F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan dengan uji
lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf signifikan 5%.
4.1.1.1 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah
Sel Spermatogonium pada Testis Mencit (Mus musculus)
• F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya
terhadap penurunan jumlah sel spermatogonium
• Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatogonium dan
P2K4 adalah perlakuan terbaik
• Hadirnya zat aktif saponin ,golongan steroid & triterpenoid yang
diperkirakkan bersifat antifertilitas
• Triterpenoid mempunyai kemampuan membentuk ikatan kompleks dengan
lipid penyusun membran sel spermatogenik yang mengakibatkan perubahan
permeabilitas membran sel, akibatnya gangguan proses metabolisme seluler
sehingga energi untuk aktifitas sel menurun
• Triterpenoid dapat meningkatkan senyawa steroid sehingga meningkatnya
testosteron , akibatnya terjadi penurunan LH & FSH
• Biji pepaya mengandung estradiol (E2) & progesteron (P4) yang dapat
menyebabkan terganggunya sekresi FSH dan LH
• Penurunan FSH dan LH menyebabkan turunnya jumlah soprmatogonium yang
akan dikuti dengan menurunnya jumlah sel spermatogenik lainnya
BAB IV
4.1.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel
Spermatosit pada Testis Mencit (Mus musculus)
• F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya
terhadap penurunan jumlah sel spermatosit
• Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatosit dan
P2K4 adalah perlakuan terbaik
• Flavonoid dapat menghambat enzim aromatase sehingga testosteron
meningkat dan menekan sekresi FSH & LH
• Glikosida flavonoid, aglikon flavonoid dan alkaloid merupakan benda
asing yang dapat terakumulasi dalam aliran darah sehingga menggangu
sekresi LH&FSH akibatnya suplai nutrien&hormon terganggu
• Flavonoid dapat merangsang pembentukan estrogen & strukturnya ada
kemiripan dengan estrogen sehingga akan memberikan umpan balik
negatif terhadap GnRH
• Fungsi sel sertoli dan spermatogenesis bergantung pada FSH &
testosteron
• Spermatosit primer menggunakan sumber energinya dalam bentuk
asam laktat dan piruvat yang disuplai oleh sel sertoli
4.1.1.3 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah
Sel Spermatid pada Testis Mencit (Mus musculus)
• F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya
terhadap penurunan jumlah sel spermatid
• Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatid dan P2K4
adalah perlakuan terbaik
• Alkaloid dan alkaloid steroid bersifat kompetitif terhadap reseptor FSH
akibatnya pelepasan FSH terganggu&alkaloid bersifat terpenoid dan
triterpenoid memiliki keserupaan dan kemungkinan adanya kaitan
biogenesis dengan steroid
• Turunnya FSH&testosteron dapat mempengaruhi sel sertoli dalam
menghasilkan nutrient dan hormon, perubahan struktur sitoskletal sel
sertoli sehingga mengurangi kemampuan dalam mengikat spermatid,
penurunan daya adhesi antara spermatid dengan sel sertoli yang
menyebabkan sel spermatid terlepas ke dalam lumen tubulus seminiferus,
sintesis protein spermatid terganggu yang akhirnya menyebabkan sel
spermatid mengalami degenerasi
• Lohiya et all., (2002) melaporkan bahwa pemberian ekstrak kloroform biji
pepaya dapat menyebabkan terjadinya penurunan dan vakuolisasi pada sel
sertoli dan sel benih.
4.1.1.4 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel
Leydig pada Testis Mencit (Mus musculus)
• F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap
penurunan jumlah sel leydig
• Perlakuan P1K2 & P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel leydig dan P2K4
adalah perlakuan terbaik
• Alkaloid dapat menurunkan kadar FSH, LH dan testosteron sehingga dapat
menganggu spermatogenesis
• Turunnya LH dapat menyebabkan menurunnya rangsangan pada sel leydig
untuk membelah sehingga sel leydig mengalami degerasi dan jumlahnya
menurun
• Alkaloid bersifat toksik dan dapat menganggu aktifitas enzim ATP-ase sehingga
mengganggu permeabilitas membran sel leydig sehingga transfer zat makanan
sebagai sumber energi biosintesis testosteron terganggu
• Turunnya jumlah sel leydig kemungkinan karena mengalami degenerasi
4.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Tebal Epitel
Tubulus Seminiferus pada Testis Mencit (Mus musculus) Jantan
• F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya
terhadap penurunan tebal epitel tubulus seminiferus
• Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan tebal epitel tubulus
seminiferus dan P2K4 adalah perlakuan terbaik
• Turunnya tebal epitel tubulus seminiferus disebabkan oleh turunnya
jumlah sel spermatogenik penyusun epitel tubulus seminiferus
• Saponin dan flavonoid bersifat sitotoksik dan sitostatik, sehingga
menyebabkan turunnya jumlah sel spermatogenik
• Steroid, triterpenoid dan alkaloid mampu menurunan jumlah sel
spermatogenik yaitu dengan menganggu hormon FSH, LH dan
testosteron
• Papain dan chymopapain mampu menguraikan ikatan-ikatan dalam
melekul protein sebagai bahan baku sintesis hormon akibatnya sintesis
hormon reproduksi akan menurun
• Turunnya kadar hormon FSH, LH&testosteron menyebabkan turunnya
jumlah sel sertoli dan sel spermatogenik sehingga komponen sel
dalam tubulus seminiferus mengalami degenerasi& menurun
4.1.3.1 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatogonium pada Testis Mencit (Mus
musculus)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri)
• P2 menurunkan jumlah sel spermatogonium lebih baik dari pada P1
• K4 menurunkan jumlah sel spermatogonium lebih baik dari pada K1, K2&K3
• Semakin tinggi dosis yang diberikan maka jumlah sel spermatogonium semakin
menurun
• Sel-sel dalam tubulus seminiferus mempunyai sensintivitas yang berbeda
terhadap pengaruh dari luar
• Ekstrak biji pepaya muda dan ekstrak biji pepaya tua mengandung zat aktif yang
sama tetapi konsentrasi zat aktif tersebut berbeda
• Zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek sitotoksik,
anti androgen atau berefek estrogenik
• Saponin dan flavonoid digunakan sebagai bahan baku sintesis steroid&bersifat
estrogenik, sehingga menyebabakan umpan balik negatif akan menurunkan
sekresi GnRH, akibatnya LH, FSH&testosteron juga menurun yang menyebabkan
turunnya jumlah sel spermatogonium
4.1.3.2 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatosit pada Testis
Mencit (Mus musculus)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan) dan Fhitung < Ftabel 0,05 (testis kiri)
• K4 menurunkan jumlah sel spermatosit lebih baik dari pada K1, K2&K3
• Perbedaan aliran darah pada testis kanan&kiri menyebabkan zat aktif diterima
kedua tetis juga berbeda
• Ekstrak biji pepaya muda&tua dapat menurunkan jumlah sel spermatogenik
• Ekstrak biji pepaya mempengaruhi spermatogenesis dengan jalan menghambat
penyampaian hormon yang dihasilkan pituitary-gonadotropin menuju post
testicular
• Flavonoid dapat menghambat enzim aromatase&saponin yang tergolong berinti
steroid digunakan untuk membentuk hormon progesteron
• Estradiol &progesteron dapat menganggu produksi FSH&LH
• Testosteron berperanan pada pembelahan profase meiosis pertama tahap
diakinesis
• Spermatosit sensitif terhadap pengaruh luar dan cenderung mengalami
kerusakan setelah profase meiosis pertama khususnya pada tahap pakiten
4.1.3.3 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatid pada Testis Mencit (Mus
musculus)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri)
• P2 mampu menurunkan rata-rata sel spermatid lebih rendah dari pada P1
• K4 menurunkan jumlah sel spermatid lebih baik dari pada K1, K2&K3
• Saponin yang tergolong berinti steroid&triterpenoid menyebabkan umpan
balik negatif pada poros hipotalamus-hipofisis-testis yang menyebabkan
sekresi GnRH menurun, sehingga FSH, LH &testosteron
• Penurunan FSH dan testosteron menyebabkan kerja sel sertoli menjadi tidak
optimal, hal ini menyebabkan suplai nutrien dan ABP terganggu.
• Penurunan FSH&testosteron mengakibatkan terlepasnya spermatid dari sel
sertoli ke lumen tubulus
• Semakin tinggi dosis yang diberikan maka, zat aktif yang terkandung juga
semakin tinggi sehingga mempengaruhi kerja hormon akibatnya
mengurangi jumlah sel-sel spermatogenik
• Tanin berperan sebagai chelator, mengikat enzim-enzim kunci pada sintesis
protein&dapat menggumpalkan protein sehingga phospat yang dihasilkan
tubuh menjadi tidak aktif
4.1.3.4 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Leydig pada Testis Mencit
(Mus musculus)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kanan&kiri)
• P2 mampu menurunkan jumlah sel leydig lebih rendah dari pada P1
• K4 menurunkan jumlah sel leydig lebih baik dari pada K1, K2&K3
• Ekstrak biji pepaya tua menyebabkan degenerasi sel leydig
• Ekstrak biji pepaya muda tidak dapat menurunkan secara
bermakna sel leydig
• Alkaloid menyebabkan gangguan pada membran sel
• Flavonoid bersifat estrogenik sehingga dapat menghambat sekresi
LH yang menyebabkan berkurangnya jumlah sel leydig
• Alkaloid, flavonoid dan tanin dapat merusak mitokondria sel leydig,
sel spermatogenik&sel sertoli
4.1.3.5 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap Tebal Epitel Tubulus Seminiferus pada
Testis Mencit (Mus musculus)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P,K dan PK (testis kanan)
• Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri)
• P2 mampu menurunkan tebal epitel tubulus seminiferus lebih rendah dari
pada P1
• K4 menurunkan tebal epitel tubulus seminiferuslebih baik dari pada K1,
K2&K3
• Turunnya jumlah sel spermatogenik, sel leydig&sel sertoli dapat melalui
hormonal maupun secara langsung
• FSH berperan dalam menstimulus sel sertoli, LH berfungsi merangsang sel
leydig untuk mensekresikan testosteron dan testosteron berperan dalam
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder
• Saponin&flavonoid dapat bersifat sitotoksik dan sitostatik
• Alkaloid steroid dipakai sebagai bahan dasar pembuatan hormon steroid
• Papain dan chymopapain pada biji pepaya mempunyai kemampuan
menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein
• Zat aktif dalam ekstrak biji pepaya dapat menurunkan jumlah sel
spermatogenik, sel sertoli&sel leydig yang menyebabkan pengurangan pada
tebal epitel tubulus seminiferus.
5.1 Kesimpulan
1. Pemberian ekstrak biji pepaya dapat mempengaruhi spermatogenesis
mencit
2. Pemberian ekstrak biji pepaya dapat mempengaruhi tebal epitel
tubulus seminiferus mencit
3. Kombinasi perlakuan dosis dan jenis ekstrak biji pepaya memberikan
efek berbeda dalam mempengaruhi spermatogenesis dan tebal epitel
tubulus seminiferus mencit
5.2 Saran
Agar dilakukan penelitian lanjutan guna mengetahui efek toksisitas
ekstrak biji pepaya melaluai organ-organ yang terkait dengan uji toksisitas
seperti hepar dan ginjal. Selain itu juga perlu dilakukan pengujian efek
ekstrak biji pepaya terhadap mencit betina, misalnya perkembangan folikel
ovarium dan implantasi embrio
BAB V

More Related Content

What's hot

In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...Repository Ipb
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Dedi Hutapea
 
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamka
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamkauji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamka
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamkafajar_santoso_LoveIndonesia
 
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektorkhakim_nur
 
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...shelap
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08suwoyo
 
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaLAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaIlmianisa Azizah
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Stenly Mandagi
 

What's hot (13)

In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
 
Bpfr vero
Bpfr veroBpfr vero
Bpfr vero
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
 
jojo
jojojojo
jojo
 
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamka
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamkauji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamka
uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih fajar santoso uhamka
 
my thesis
my thesismy thesis
my thesis
 
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor
2009ahs kajian proporsi bagian tubuh dan kadar sebagai hepatoprotektor
 
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM TERHADAP KADAR LDL DAN HDL KOLEST...
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
 
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan KerjaLAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
LAPORAN Produksi Ternak Potong dan Kerja
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
 

Similar to Ppt skrip asli

MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...lisa ruliaty 631971
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdfAsrilBurhan1
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxDodolaneNoya
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptxbengkel2saudara
 
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...Repository Ipb
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...Repository Ipb
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Menjadi yang terbaik di Jalan ALLAH SWT
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingAgus Darwanto
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaLee Hye
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
12 22-2-pb
12 22-2-pb12 22-2-pb
12 22-2-pbdindams
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
 
Contoh laporan biologi
Contoh laporan biologiContoh laporan biologi
Contoh laporan biologiRidha Sabila
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxfitrialavita
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelPublikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelStephanieLexyLouis1
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKSofiaNofianti
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitIrpandi Uciha
 

Similar to Ppt skrip asli (20)

MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
 
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
PEMBENTUKAN EMBRIO SOMATIK SEKUNDER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineen...
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
12 22-2-pb
12 22-2-pb12 22-2-pb
12 22-2-pb
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
 
Contoh laporan biologi
Contoh laporan biologiContoh laporan biologi
Contoh laporan biologi
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
 
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelPublikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
 
Daun kemuning
Daun kemuningDaun kemuning
Daun kemuning
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 

Recently uploaded

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Ppt skrip asli

  • 1. PENGARUH EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP SPERMATOGENESIS DAN TEBAL EPITEL TUBULUS SEMINIFERUS TESTIS MENCIT (Mus musculus) JANTAN Oleh: Rita Fitria Purwoistri NIM. 06520025 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009
  • 2.  Buah papaya dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat- obatan, sementara bijinya dibuang dan terkadang digunakan untuk keperluan pembibitan  Biji pepaya mengandung bahan aktif yang diduga dapat dimanfaatkan sebagai obat antifertilitas  Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini tidak dalam keadaan yang sia-sia  Berbagai macam tumbuhan yang ada di muka bumi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia 1.1 Latar BelakangBAB I
  • 3.  Triterpenoid yang terdapat dalam biji pepaya memiliki keserupaan dan kemungkinan adanya kaitan biogenesis dengan steroid  Senyawa flavonoid dapat merangsang pembentukan estrogen  Alkaloid dapat menekan sekresi hormon testosteron yang diperlukan untuk berlangsungnya spermatogenesis  Papain dan chymopapain mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam melekul protein  Biji pepaya merupakan bahan yang mempunyai khasiat sebagai antifertilitas yaitu mempengaruhi spermatogenesis dengan jalan menghambat penyampaian hormon yang dihasilkan pituitary- gonadotropin menuju post testicular  Zat aktif dalam ekstrak biji pepaya dapat menurunan jumlah sel spermatogenik dan sel sertoli sehinga menyebabkan pengurangan pada tebal epitel tubulus seminiferus
  • 4. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus)? 2. Apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap tebal epitel tubulus seminiferus pada testis mencit (Mus musculus)? 3. Apakah ada interaksi antara ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) muda dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tua terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus pada mencit (Mus musculus)? 1.2 Rumusan Masalah
  • 5. Tujuan diadakannya penelitian pengaruh ekstrak biji pepaya (carica papaya L.) terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus testis mencit (Mus musculus) jantan adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus). 2. Untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap tebal epitel tubulus seminiferus pada testis mencit (Mus musculus). 3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) muda dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tua terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus pada mencit (Mus musculus). 1.3 Tujuan
  • 6. Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus). 2. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap tebal epitel tubulus seminiferus pada testis mencit (Mus musculus). 3. Terdapat interaksi antara ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) muda dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tua terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus pada mencit (Mus musculus). 1.4 Hipotesis 1.5 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang manfaat biji pepaya yang dapat dijadikan alternatif kontrasepsi pria yang aman. 2. Menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya.
  • 7. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sel-sel spermatogenik yang diamati dari penelitian ini meliputi sel spermatogonia, spermatosit, spermatid dan sel leydig. 2. Tebal epitel tubulus seminiferus yang diukur dalam penelitian ini adalah dari testis kanan dan testis kiri mencit yang diamati sel spermatogeniknya. 3. Hewan coba yang dipakai adalah mencit (Mus musculus) galur balb/c jenis kelamin jantan, fertil, umur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20-25 gram. 4. Biji pepaya yang dipakai dalam penelitian ini adalah biji pepaya muda dan biji pepaya tua. 5. Dosis ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang dipakai dalam penelitian ini adalah 200, 250, 350, 400 mg/kg BB. 1.6 Batasan Masalah
  • 9. 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam rancangan penelitian ini adalah: Faktor I adalah jenis ekstrak biji pepaya (P) yang terdiri dari 2 level, yaitu: P1: ekstrak biji pepaya muda P2: ekstrak biji pepaya tua Faktor 2 adalah pemberian dosis ekstrak biji pepaya (K) yang terdiri dari 5 level, yaitu: K0: kontrol K1: 100 mg/kg BB K2: 200 mg/kg BB K3: 300 mg/kg BB K4: 400 mg/kg BB BAB III
  • 10. 1. Kelompok kontrol: kelompok pembanding tanpa perlakuan sebayak 3 ekor mencit diberi 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 2. Kelompok P1K1: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya muda dengan dosis 200 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 3. Kelompok P1K2: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya muda dengan dosis 250 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 4. Kelompok P1K3: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya muda dengan dosis 350 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 5. Kelompok P1K4: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya muda dengan dosis 400 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 6. Kelompok P2K1: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya tua dengan dosis 200 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 7. Kelompok P2K2: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya tua dengan dosis 250 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 8. Kelompok P2K3: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya tua dengan dosis 350 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. 9. Kelompok P2K4: kelompok perlakuan sebanyak 3 ekor mencit yang diberi larutan ekstrak biji pepaya tua dengan dosis 400 mg/kg BB + 0,5 ml Na CMC 0,5%, makan dan minum. Dari kedua faktor yang telah diuraikan didapatka 8 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali
  • 11. 1. Variabel bebas : terdiri dari 2 variabel yaitu variabel A dan variabel B. Variabel A adalah eksrak biji pepaya muda dan biji pepaya tua, sedangkan variabel B adalah dosis 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB, 350 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB 2. Variabel tergantung : jumlah sel spermatogenik (spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid), jumlah sel leydig dan tebal epitel tubulus seminiferus testis 3. Variabel terkendali : jenis hewan coba yaitu mencit galur balb/c jenis kelamin jantan, fertil, kandanga atau bak plastik dengan alas sekam, pakan mecit dan air minum 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juli 2010 di Laboratorium Fisiologi Hewan dan Laboratorium Optik, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ialam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 3.2 Variabel Penelitian
  • 12. 3.4 Populasi dan Sampel Hewan uji yang dipakai adalah mencit (Mus musculus L.) galur balb/c jenis kelamin jantan, fertil, umur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20- 2,5 gram sebanyak 30 ekor. 3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang hewan coba (bak plasti), tempat makan dan minum mencit, alas, pencekok oral (gavage), timbangan digital, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pengaduk, kaca penutup, objek glass, ayakan tepung, kertas saring, mikrotome, hand counter, seperangkat alat bedah, botol spesimen, rotary evaporator, corong buncher, gilingan dan mikroskop komputer (mikrotom). 3.5.2 Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah biji pepaya muda dan serbuk biji pepaya tua, aqudes, pakan mencit, etanol 96%, formalin 10%, alkohol 70%, 80%, 90% dan 95%, gelatin 0,5%, xylol, parafin, air, haematoxylin, eosin, etanol absolut, etilen, klorofom dan Na CMC 0,5%.
  • 13. 3.6.1 Persiapan Hewan Cobaan 3.6 Pelaksanaan Penelitian Disiapkan tempat pemeliharan hewan coba Mencit diadaptasikan selama 2 minggu Dilakukan uji fertilitas mencit jantan Mencit fertil diaklimatisasi selama 1 minggu 3.6.2 Pembuatan Ekstrak 3.6.3 Pembuatan Sediaan Larutan CMC Menimbang CMC Memanaskan aquades Menaburkan CMC Dibirkan selama kurang lebih 15 menit Diaduk Diencerkan 3.6.4 Pemberian Perlakuan Menimbang ekstrak kental biji pepaya Diencerkan dengan larutan CMC Diberikan menggunaakan gavage Disiapkan dan disortir Dioven Digiling Serbuk dimaserasi Ekstrak disaring Dipekatkan
  • 14. • Ekstrak biji pepaya diberikan secara oral kepada mencit sekali setiap hari, pada pagi hari jam 08.00-10.30 WIB selama 36 hari dengan dosis 200, 250, 350, 400 mg/kg berat badan mencit • Pada hari ke 37 seluruh mencit dibius dengan eter kemudian dibedah dan diambil kedua testisnya untuk dibuat preparat mikroanatomi • Dalam satu preparat histology terdapat 6 potong melintang testis mencit, kemudian yang diamati hanya 3 potong testis sebagai perwakilan • Pengamatan sel spermatogenik dilakukan dengan menggunakan mikroskop Nikon E 100, yaitu pada tubulus seminiferus yang dipotong bundar dan diambil secara random. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung satu persatu sel spermatogenik sampai mengitari tubulus seminiferus • Tebal epitel tubulus seminiferus diukur dengan mikroskop komputer (mikrokom) Olympus CX 31 dengan bantuan program aplikasi measurements. Pengukuran dilakukan dengan mengukur jarak terdekat pada batas antara membran basalis dan sel spermatogenik sampai ke permukaan lumen tubulus seminiferus. Hasil pengukuran dinyatakan dengan dalam satuan mikro meter (µm) • Jumlah sel leydig dihitung pada semua lapangan pandang, kecuali pada sediaan yang tubulus seminiferusnya terpotong kurang dari setengah. Tiap testis mencit dihitung jumlah sel leydignya pada tiga (3) preparat yang kemudian diambil rata- rata dari ketiga preparat tersebut 3.6.5 Kegiatan Penelitian
  • 15. 3.6.6 Pembuatan Preparat Histologi Coating, pencucian, infiltrasi, embedding, pemotongan, deparanisasi, rehidrasi, pewarnaan, dehidrasi, clearing, Mounting 3.7 Analisis Data Untuk mengetahui perbedaan perlakuan dengan kontrol dilakukan analisis dengan Analisis Variansi (ANAVA) tunggal. Apabila dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5%. Untuk mengetahui perbedaan kombinasi antar perlakuan ekstrak biji papaya muda dan ekstrak biji papaya tua dengan dosis 200, 250, 350 dan 400 mg/kg BB dianalisis menggunakan ANAVA ganda. Apabila dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf signifikan 5%.
  • 16. 4.1.1.1 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatogonium pada Testis Mencit (Mus musculus) • F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap penurunan jumlah sel spermatogonium • Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatogonium dan P2K4 adalah perlakuan terbaik • Hadirnya zat aktif saponin ,golongan steroid & triterpenoid yang diperkirakkan bersifat antifertilitas • Triterpenoid mempunyai kemampuan membentuk ikatan kompleks dengan lipid penyusun membran sel spermatogenik yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel, akibatnya gangguan proses metabolisme seluler sehingga energi untuk aktifitas sel menurun • Triterpenoid dapat meningkatkan senyawa steroid sehingga meningkatnya testosteron , akibatnya terjadi penurunan LH & FSH • Biji pepaya mengandung estradiol (E2) & progesteron (P4) yang dapat menyebabkan terganggunya sekresi FSH dan LH • Penurunan FSH dan LH menyebabkan turunnya jumlah soprmatogonium yang akan dikuti dengan menurunnya jumlah sel spermatogenik lainnya BAB IV
  • 17. 4.1.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatosit pada Testis Mencit (Mus musculus) • F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap penurunan jumlah sel spermatosit • Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatosit dan P2K4 adalah perlakuan terbaik • Flavonoid dapat menghambat enzim aromatase sehingga testosteron meningkat dan menekan sekresi FSH & LH • Glikosida flavonoid, aglikon flavonoid dan alkaloid merupakan benda asing yang dapat terakumulasi dalam aliran darah sehingga menggangu sekresi LH&FSH akibatnya suplai nutrien&hormon terganggu • Flavonoid dapat merangsang pembentukan estrogen & strukturnya ada kemiripan dengan estrogen sehingga akan memberikan umpan balik negatif terhadap GnRH • Fungsi sel sertoli dan spermatogenesis bergantung pada FSH & testosteron • Spermatosit primer menggunakan sumber energinya dalam bentuk asam laktat dan piruvat yang disuplai oleh sel sertoli
  • 18. 4.1.1.3 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatid pada Testis Mencit (Mus musculus) • F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap penurunan jumlah sel spermatid • Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel spermatid dan P2K4 adalah perlakuan terbaik • Alkaloid dan alkaloid steroid bersifat kompetitif terhadap reseptor FSH akibatnya pelepasan FSH terganggu&alkaloid bersifat terpenoid dan triterpenoid memiliki keserupaan dan kemungkinan adanya kaitan biogenesis dengan steroid • Turunnya FSH&testosteron dapat mempengaruhi sel sertoli dalam menghasilkan nutrient dan hormon, perubahan struktur sitoskletal sel sertoli sehingga mengurangi kemampuan dalam mengikat spermatid, penurunan daya adhesi antara spermatid dengan sel sertoli yang menyebabkan sel spermatid terlepas ke dalam lumen tubulus seminiferus, sintesis protein spermatid terganggu yang akhirnya menyebabkan sel spermatid mengalami degenerasi • Lohiya et all., (2002) melaporkan bahwa pemberian ekstrak kloroform biji pepaya dapat menyebabkan terjadinya penurunan dan vakuolisasi pada sel sertoli dan sel benih.
  • 19. 4.1.1.4 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Leydig pada Testis Mencit (Mus musculus) • F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap penurunan jumlah sel leydig • Perlakuan P1K2 & P1K1 sudah mampu menurunkan jumlah sel leydig dan P2K4 adalah perlakuan terbaik • Alkaloid dapat menurunkan kadar FSH, LH dan testosteron sehingga dapat menganggu spermatogenesis • Turunnya LH dapat menyebabkan menurunnya rangsangan pada sel leydig untuk membelah sehingga sel leydig mengalami degerasi dan jumlahnya menurun • Alkaloid bersifat toksik dan dapat menganggu aktifitas enzim ATP-ase sehingga mengganggu permeabilitas membran sel leydig sehingga transfer zat makanan sebagai sumber energi biosintesis testosteron terganggu • Turunnya jumlah sel leydig kemungkinan karena mengalami degenerasi
  • 20. 4.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Tebal Epitel Tubulus Seminiferus pada Testis Mencit (Mus musculus) Jantan • F hitung > F tabel 0,05, ada pengaruh nyata pemberian ekstrak biji pepaya terhadap penurunan tebal epitel tubulus seminiferus • Perlakuan P1K1 sudah mampu menurunkan tebal epitel tubulus seminiferus dan P2K4 adalah perlakuan terbaik • Turunnya tebal epitel tubulus seminiferus disebabkan oleh turunnya jumlah sel spermatogenik penyusun epitel tubulus seminiferus • Saponin dan flavonoid bersifat sitotoksik dan sitostatik, sehingga menyebabkan turunnya jumlah sel spermatogenik • Steroid, triterpenoid dan alkaloid mampu menurunan jumlah sel spermatogenik yaitu dengan menganggu hormon FSH, LH dan testosteron • Papain dan chymopapain mampu menguraikan ikatan-ikatan dalam melekul protein sebagai bahan baku sintesis hormon akibatnya sintesis hormon reproduksi akan menurun • Turunnya kadar hormon FSH, LH&testosteron menyebabkan turunnya jumlah sel sertoli dan sel spermatogenik sehingga komponen sel dalam tubulus seminiferus mengalami degenerasi& menurun
  • 21. 4.1.3.1 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatogonium pada Testis Mencit (Mus musculus) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri) • P2 menurunkan jumlah sel spermatogonium lebih baik dari pada P1 • K4 menurunkan jumlah sel spermatogonium lebih baik dari pada K1, K2&K3 • Semakin tinggi dosis yang diberikan maka jumlah sel spermatogonium semakin menurun • Sel-sel dalam tubulus seminiferus mempunyai sensintivitas yang berbeda terhadap pengaruh dari luar • Ekstrak biji pepaya muda dan ekstrak biji pepaya tua mengandung zat aktif yang sama tetapi konsentrasi zat aktif tersebut berbeda • Zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek sitotoksik, anti androgen atau berefek estrogenik • Saponin dan flavonoid digunakan sebagai bahan baku sintesis steroid&bersifat estrogenik, sehingga menyebabakan umpan balik negatif akan menurunkan sekresi GnRH, akibatnya LH, FSH&testosteron juga menurun yang menyebabkan turunnya jumlah sel spermatogonium
  • 22. 4.1.3.2 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatosit pada Testis Mencit (Mus musculus) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan) dan Fhitung < Ftabel 0,05 (testis kiri) • K4 menurunkan jumlah sel spermatosit lebih baik dari pada K1, K2&K3 • Perbedaan aliran darah pada testis kanan&kiri menyebabkan zat aktif diterima kedua tetis juga berbeda • Ekstrak biji pepaya muda&tua dapat menurunkan jumlah sel spermatogenik • Ekstrak biji pepaya mempengaruhi spermatogenesis dengan jalan menghambat penyampaian hormon yang dihasilkan pituitary-gonadotropin menuju post testicular • Flavonoid dapat menghambat enzim aromatase&saponin yang tergolong berinti steroid digunakan untuk membentuk hormon progesteron • Estradiol &progesteron dapat menganggu produksi FSH&LH • Testosteron berperanan pada pembelahan profase meiosis pertama tahap diakinesis • Spermatosit sensitif terhadap pengaruh luar dan cenderung mengalami kerusakan setelah profase meiosis pertama khususnya pada tahap pakiten
  • 23. 4.1.3.3 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Spermatid pada Testis Mencit (Mus musculus) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor K (testis kanan) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri) • P2 mampu menurunkan rata-rata sel spermatid lebih rendah dari pada P1 • K4 menurunkan jumlah sel spermatid lebih baik dari pada K1, K2&K3 • Saponin yang tergolong berinti steroid&triterpenoid menyebabkan umpan balik negatif pada poros hipotalamus-hipofisis-testis yang menyebabkan sekresi GnRH menurun, sehingga FSH, LH &testosteron • Penurunan FSH dan testosteron menyebabkan kerja sel sertoli menjadi tidak optimal, hal ini menyebabkan suplai nutrien dan ABP terganggu. • Penurunan FSH&testosteron mengakibatkan terlepasnya spermatid dari sel sertoli ke lumen tubulus • Semakin tinggi dosis yang diberikan maka, zat aktif yang terkandung juga semakin tinggi sehingga mempengaruhi kerja hormon akibatnya mengurangi jumlah sel-sel spermatogenik • Tanin berperan sebagai chelator, mengikat enzim-enzim kunci pada sintesis protein&dapat menggumpalkan protein sehingga phospat yang dihasilkan tubuh menjadi tidak aktif
  • 24. 4.1.3.4 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Jumlah Sel Leydig pada Testis Mencit (Mus musculus) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kanan&kiri) • P2 mampu menurunkan jumlah sel leydig lebih rendah dari pada P1 • K4 menurunkan jumlah sel leydig lebih baik dari pada K1, K2&K3 • Ekstrak biji pepaya tua menyebabkan degenerasi sel leydig • Ekstrak biji pepaya muda tidak dapat menurunkan secara bermakna sel leydig • Alkaloid menyebabkan gangguan pada membran sel • Flavonoid bersifat estrogenik sehingga dapat menghambat sekresi LH yang menyebabkan berkurangnya jumlah sel leydig • Alkaloid, flavonoid dan tanin dapat merusak mitokondria sel leydig, sel spermatogenik&sel sertoli
  • 25. 4.1.3.5 Pengaruh Interaksi Antara Jenis dan Dosis Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Tebal Epitel Tubulus Seminiferus pada Testis Mencit (Mus musculus) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P,K dan PK (testis kanan) • Fhitung > Ftabel 0,05 pada faktor P dan K (testis kiri) • P2 mampu menurunkan tebal epitel tubulus seminiferus lebih rendah dari pada P1 • K4 menurunkan tebal epitel tubulus seminiferuslebih baik dari pada K1, K2&K3 • Turunnya jumlah sel spermatogenik, sel leydig&sel sertoli dapat melalui hormonal maupun secara langsung • FSH berperan dalam menstimulus sel sertoli, LH berfungsi merangsang sel leydig untuk mensekresikan testosteron dan testosteron berperan dalam pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder • Saponin&flavonoid dapat bersifat sitotoksik dan sitostatik • Alkaloid steroid dipakai sebagai bahan dasar pembuatan hormon steroid • Papain dan chymopapain pada biji pepaya mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein • Zat aktif dalam ekstrak biji pepaya dapat menurunkan jumlah sel spermatogenik, sel sertoli&sel leydig yang menyebabkan pengurangan pada tebal epitel tubulus seminiferus.
  • 26. 5.1 Kesimpulan 1. Pemberian ekstrak biji pepaya dapat mempengaruhi spermatogenesis mencit 2. Pemberian ekstrak biji pepaya dapat mempengaruhi tebal epitel tubulus seminiferus mencit 3. Kombinasi perlakuan dosis dan jenis ekstrak biji pepaya memberikan efek berbeda dalam mempengaruhi spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit 5.2 Saran Agar dilakukan penelitian lanjutan guna mengetahui efek toksisitas ekstrak biji pepaya melaluai organ-organ yang terkait dengan uji toksisitas seperti hepar dan ginjal. Selain itu juga perlu dilakukan pengujian efek ekstrak biji pepaya terhadap mencit betina, misalnya perkembangan folikel ovarium dan implantasi embrio BAB V