Modul ini merancang projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih di sekolah yang berada di daerah kering dan tandus dengan melibatkan masyarakat setempat. Projek ini bertujuan meningkatkan kompetensi bergotong royong, mandiri, dan peka terhadap lingkungan.
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
BALAI BESAR GURU PENGGERAK
PROVINSI JAWA TENGAH
REFLEKSI PELAKSANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA
Magelang, 6 s.d. 7 September 2023
7. Let’s Reflect…!!!
1. Bagaimana pelaksanaan P5 di sekolah Saudara?
2. Tema dan dimensi apa yang dikembangkan?
3. Hal baik apa yang sudah dilakukan sekolah Saudara
terkait implementasi P5?
4. Apa tantangan dalam pelaksanaan P5 di sekolah Saudara?
5. Apa yang ingin Saudara kembangkan dalam P5?
BRAINSTORMING
11. VISI PENDIDIKAN INDONESIA
“
“
Mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar
kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong-
Royong
Berkebinekaan
Global
11
12. PROFIL PELAJAR PANCASILA
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar
sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai
nilai-nilai Pancasila.”
13. Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Kemdikbudristek, 2022.
GAMBARAN PENCAPAIAN P5 DI SATUAN PENDIDIKAN
14. MENGAPA PERLU P5?
“... perlulah anak anak [Taman Siswa] kita
dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat,
agar supaya mereka tidak hanya memiliki
‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya,
akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri ,
dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan
rakyatnya.”
Ki Hadjar Dewantara
15. PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan
memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Kepmendikbudristek No.262/M/2022
Pendidik dapat tetap
melaksanakan
pembelajaran berbasis
projek di kegiatan mata
pelajaran (intrakurikuler).
Pembelajaran berbasis
projek di intrakurikuler
bertujuan mencapai
Capaian Pembelajaran
(CP), sementara projek
penguatan profil pelajar
Pancasila bertujuan
mencapai kompetensi
profil pelajar Pancasila
17. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam
konteks perancangan projek penguatan profil pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk
menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah
isu secara mendalam.
Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang
dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik
dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan
sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan
utama pembelajaran.
Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan
skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan
memilih dan mengusulkan topik projek sesuai minatnya.
Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk
membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri
dan inkuiri. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak
berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan
berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. Oleh
karenanya, projek ini memiliki area eksplorasi yang luas
dari segi jangkauan materi, alokasi waktu, dan penyesuaian
dengan tujuan pembelajaran.
18. MANFAAT P5
Satuan
Pendidikan
Pendidik
Peserta
Didik
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka
untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
• Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya
• Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila. •
Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir
yang jelas. • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka
untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk
memperkaya hasil pembelajaran
• Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila. •
Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir
yang jelas. • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka
untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk
memperkaya hasil pembelajaran
20. Refleksi Budaya Pendukung P5
1. Apakah ketiga budaya tersebut sudah terbangun dengan baik di satuan
Pendidikan Saudara? Berikan contoh konkret!
2. Bagaimana mengoptimalkan pembangunan budaya tersebut secara
konsisten dan berkelanjutan?
3. Apa kebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat ketiga budaya
tersebut terbangun secara optimal?
4. Selain ketiga budaya tersebut, budaya apa lagi yang perlu dibangun
untuk mendukung pelaksanaan P5
Tulis jawaban Saudara di kertas post it dan tempelkan di kertas plano.
22. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
PELAKSANAAN P5
Contoh pertanyaan untuk komunikasi yang
memberdayakan antara pengawas dan kepala sekolah:
❏ Apa harapan atau tujuan yang ingin dicapai oleh
satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
❏ Bagaimana kondisi kesiapan sekolah saat ini? Apa
sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk
melaksanakan projek profil dan mencapai tujuan
yang diharapkan? Apa saja dimensi profil pelajar
Pancasila yang perlu dikuatkan? Bagaimana
mengidentifikasi isu yang relevan untuk
dikembangkan menjadi tema projek profil?
❏ Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan? Apa
tantangan yang mungkin dihadapi dan bagaimana
cara menanggulanginya?
25. Langkah Pembentukan Tim Fasilitator Projek
1. Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator
projek profil, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau
pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan dan
mengelola projek.
2. Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek profil
sekolah dapat membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu
orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan
seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih
berdasarkan jenis kekhususan.
3. Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek profil
memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas,
perwakilan dari masingmasing fase) untuk menjadi tim fasilitator
projek profil.
4. Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim
fasilitator projek profil untuk merencanakan dan membuat modul
projek profil bagi setiap kelas atau fase.
26.
27.
28. Dimensi Profil Pelajar Pancasila
• Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar
Pancasila yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran
berjalan.
• Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau
program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
• Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus
yang sasaran projek profil pada satu tahun ajaran.
• Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam
suatu projek profil tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek profil
jelas dan terarah.
• Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan
sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap
pengembangan modul projek profil.
• Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan
kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai
dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
29. Kearifan Lokal
(SD-SMA/sederajat)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA/sederajat)
Berkolaborasi dalam melatih daya
pikir kritis, kreatif, inovatif,
sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya dan
juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA/sederajat)
Mengidentifikasi potensi ekonomi
di tingkat lokal dan masalah yang
ada dalam pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika (SD-
SMA/sederajat)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama
dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai ajaran
yang dianutnya.
Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-
SMA/sederajat)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan Raganya (SD-
SMA/sederajat)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA/sederajat)
Merefleksikan makna demokrasi
dan memahami implementasi
demokrasi serta tantangannya
dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau dalam
dunia kerja.
Kebekerjaan
(Tema wajib di SMK)
Membangun pemahaman terhadap
ketenagakerjaan, peluang kerja,
serta kesiapan kerja untuk
meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
Tema Projek Profil DASMEN
30. Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek dengan tema berbeda
SD/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda
SMP/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda
SMA Kelas X/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda
SMA Kelas XI & XII/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda
SMK Kelas X/Sederajat 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
SMK Kelas XI/Sederajat 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
SMK Kelas XII/Sederajat 1 projek dengan tema Kebekerjaan
Ketentuan jumlah tema dalam satu tahun Ajaran
33. Komponen Modul P5
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut: • Deskripsi singkat projek profil • Pertanyaan
pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik • Alat, bahan, serta media belajar yang perlu
disiapkan • Referensi pendukun
34. Lembar Kerja 01_Merancang Projek
Rancanglah Modul Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila
berdasarkan kasus di bawah ini.
Kasus:
Sekolah Rajawali berada di lereng gunung yang kering dan tandus.
Daerah itu sering kekurangan air bersih karena mata air mengering
pada musim kemarau. Keringnya mata air ini ternyata diakibatkan
karena rusaknya hutan di daerah tersebut akibat erupsi dan pola
pengolahan lahan yang tidak memperhatikan kelestarian alam.
37. Mengadaptasi Modul yang Sudah
Ada
Mengadaptasi modul yang sudah
tersedia dapat dilakukan untuk
mengawali persiapan projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila
pada kesempatan pertama
pelaksanaannya di sekolah.
Membuat Modul secara Mandiri
Setelah terampil mengadaptasi modul
projek, harapannya sekolah dapat
membuat rancangan modulnya secara
mandiri sebagai hasil kolaborasi tim
pengembang projek di sekolah.
Pilihan penyusunan modul projek profil
40. Strategi Backward Design dalam pengembangan modul untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan projek profil
41. Sub-elemen yang disasar
● Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
● Menjaga Lingkungan Alam
Sekitar
● Kerja sama
● Koordinasi Sosial
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi dan
gagasan
Modul Projek Fase D
Tema: Gaya Hidup
Berkelanjutan
Topik: Sampahku,
Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
● Gotong royong
● Bernalar kritis
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap
perubahan iklim
1.
Perkenalan: Perubahan
Iklim dan Masalah
Pengelolaan Sampah
2.
Eksplorasi Isu
3.
Refleksi awal
4.
Kunjungan ke TPA/
Komunitas Peduli
Sampah
5.
Diskusi Kritis Masalah
Sampah
Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6.
Pengumpulan,
Pengorganisasian, dan
Penyajian Data
7.
Trash Talk:
Sampah di Sekolahku
8.
Pengorganisasian Data
Secara Mandiri
9.
Asesmen Formatif
Presentasi: Sampah di
Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Eksplorasi program
pengelolaan sampah
yang ada
11.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Peranku dan Solusiku
12.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Menentukan
Karakteristik Poster
yang Baik
13.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Membuat Poster
14.
Asesmen Formatif
Simulasi Pameran
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
15.
Asesmen Sumatif
Pameran Poster Aksi
Nyata Sayangi
Sekolahku
16.
Asesmen Sumatif
Evaluasi Solusi Yang
Ditawarkan
17.
Mari Beraksi Sambil
Refleksi
Mengelola Sampah di
Sekolah
Contoh Alur Aktivitas Modul Projek -SMP
48. Strategi Pemilihan Sub-Elemen P5
Yang perlu diperhatikan:
• Pilih elemen dan sub-elemen projek paling relevan
dengan kebutuhan peserta didik dan tema yang dipilih
dari matriks perkembangan dimensi yang sudah
disediakan dalam dokumen Prol Pelajar Pancasila.
• Sesuaikan fase perkembangan sub-elemen yang ingin
dicapai dengan kemampuan awal peserta didik.
• Usahakan ada kesinambungan pengembangan
dimensi, elemen, dan sub-elemen dengan projek
sebelumnya dan berikut
49. Mengolah Asesmen dan Melaporkan Hasil P5
1. Mengoleksi dan Mengelola Hasil Asesmen
2. Menyusun Rapor P5
50. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT P5
1. Prinsip Evaluasi Implementasi P5
2. Contoh Alat dan Metode Evaluasi P5
3. Peran kepala sekolah dalam Evaluasi P5
4. Tindak Lanjut dan Keberlanjutan P5
52. ASESMEN P5
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai asesmen projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila
1. Memiliki variasi bentuk asesmen (formatif dan sumatif) serta instrumen
asesmen (lembar ceklis, rubrik, catatan pengamatan, tes, dan sebagainya).
2. Penekanan pada asesmen performa/kinerja.
3. Perlu diperhatikan keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
4. Pelaporan akhir di jenjang PAUD berupa deskripsi kemunculan kompetensi
tujuan.
5. Pelaporan akhir di jenjang Dasmen berupa rubrik dengan 4 kriteria (Mulai
Berkembang, Sedang Berkembang, Berkembang sesuai Harapan, Sangat
Berkembang) dilengkapi dengan deskripsi pencapaian.
54. MISKONSEPSI P5
❑ Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara mandiri dengan
hanya menyasar pada level dimensi karakter profil pelajar
Pancasila.
❑ Merupakan kegiatan integrasi dari berbagai mata pelajaran.
❑ Wajib menghasilkan sebuah produk dalam bentuk barang
untuk dipamerkan dalam galeri karya.
❑ Asesmen projek menyasar tema dan produk, bukan pada
kompetensi sasaran.
55. Miskonsepsi Konsep yang Benar
Tujuan pembelajaran projek dirumuskan secara
mandiri dengan hanya menyasar pada level dimensi
karakter profil pelajar Pancasila.
Tujuan pembelajaran projek sudah ada di dalam
dokumen profil pelajar Pancasila, menyasar pada
level rumusan kompetensi untuk setiap jenjang.
Capaian fase dari dimensi
Berkebinekaan Global,
elemen Mengenal dan
Menghargai Budaya, sub
elemen Mendalami Budaya
dan Identitas Budaya
MISKONSEPSI P5
56. Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan integrasi dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan lintas disiplin ilmu yang berada di luar
pelajaran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila bukan integrasi dari
berbagai pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan
pembelajarannya mengacu pada CP, sementara projek profil langsung
mengacu pada rumusan kompetensi profil pelajar Pancasila. Oleh
karenanya, ketika menjadi fasilitator projek, guru-guru tidak lagi
berperan sebagai guru mata pelajaran.
MISKONSEPSI P5
57. Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan projek profil wajib menghasilkan sebuah produk
dalam bentuk barang untuk dipamerkan dalam gelaran karya.
Produk akhir projek profil bisa berupa aksi/kampanye dan tidak
harus diakhiri oleh sebuah pameran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek. Identifikasi perbedaan pembelajaran projek dan
pembelajaran berbasis projek pada tabel berikut:
Pembelajaran projek Pembelajaran berbasis projek
- Penekanan pada produk
- Kegiatan dikembangkan dari
pelaksanaan pembuatan
produk
- Bisa dilakukan dalam waktu
singkat (Beberapa
pertemuan)
- Penekanan pada proses
- Kegiatan dikembangkan dari
isu yang sedang dieksplorasi
- Umumnya perlu dilakukan
dengan waktu yang cukup
memadai (Beberapa pertemuan
untuk setiap tahapan alur)
MISKONSEPSI P5
58. Miskonsepsi Konsep yang Benar
Asesmen projek menyasar tema dan produk, bukan pada
kompetensi sasaran.
Asesmen fokus menyasar rumusan kompetensi profil pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan pembelajaran..
Ilustrasi: Kegiatan projek bertema Gaya Hidup Berkelanjutan yang
menyasar dimensi Kemandirian dan Bernalar Kritis. Aktivitas utama
membuat poster mengenai pelestarian lingkungan.
Asesmen yang keliru: Mengukur kreativitas membuat poster. Kriteria
penilaian berupa pemahaman konten mengenai pelestarian lingkungan
dan kerapian serta estetika dekorasi poster.
Asesmen yang tepat: Mengukur kemampuan selama proses pengerjaan
poster. Kriteria penilaian berupa kemampuan mengelola pekerjaan
secara mandiri dan mengembangkan ide selama pembuatan poster.
MISKONSEPSI P5
59. Hal-hal yang perlu diketahui mengenai
projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.
2. Total alokasi waktu projek di jenjang dasar, menengah, diksus, dan kejuruan
adalah 20-30% dari keseluruhan total JP dalam satu tahun, sementara di
PAUD alokasi kegiatan projek dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (Lihat
Kepmen 262)
3. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema
tersebut, sekolah dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan
konteks kebutuhan.
4. Sekolah berwenang untuk merancang pembagian alokasi waktu kegiatan
projek dan menyusun tim kepanitiaan yang akan memfasilitasi kegiatan
projek.
5. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru
diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat
merancangnya secara mandiri.
60. Dimensi, Elemen dan sub elemen
P3 pada Kurikulum Merdeka
DOKUMEN ACUAN
Panduan Pengembangan P5
62. Pembelajaran berbasis projek adalah kegiatan
membuat karya seperti poster, maket, video, dan
sebagainya.
Benar atau Salah
63. Pembelajaran berbasis projek di program intrakulikuler
sama persis dengan projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Benar atau Salah
64. Kegiatan projek membutuhkan kolaborasi yang optimal
antar berbagai pemangku kepentingan, termasuk
orang tua murid dan dinas pendidikan setempat.
Benar atau Salah
65. Kegiatan projek adalah satu-satunya wadah guru untuk
berkreasi membantu murid mencapai kompetensi
Profil Pelajar Pancasila.
Benar atau Salah
66. Seluruh sekolah diharapkan dapat merancang modul
projek secara mandiri di tahun pertama pelaksanaan
projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Benar atau Salah