1. PELAJAR PANCASILA (P5)
PROJEK PENGUATAN PROFIL
Oleh: Raja Rinwidiarti, S.Pd.SD., Gr
Selasa, 28 November 2023
SD Negeri 12 Mengkikip
www.reallygreatsite.com
2. BIODATA
Tempat Tanggal Lahir
Pendidikan
Riwayat Tempat Tugas
Nama Lengkap
Nama Panggilan
: Raja Rinwidiarti, S.Pd.SD., Gr
: Raja / Ririn
: Durai / 8 April 1989
: S1 PGSD (Universitas Terbuka Pokja Batam)
: 1. SD Negeri 005 Durai (2006-2014)
2. SD Negeri 9 Kepau Baru (2014-2016)
3. SD Negeri 19 Alahair Timur (2016-2022)
4. SD Negeri 2 Selatpanjang Kota
(2022-sekarang)
5. P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan merenungkan solusi terhadap apa
yang terjadi di lingkungan sekitar.
P5 menggunakan pendekatan pembelajaran
berbasis proyek (project based learning) yang
beraneka ragam. P5 menjadi salah satu sarana
untuk meraih profil Pelajar Pancasila, memberikan
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan
sebagai proses penguatan karakter siswa, serta
menjadi wadah untuk belajar dari lingkungan
sekitar.
APA ITU PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA (P5)?
6. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar
Pancasila yang mampu berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri,
bernalar kritis, dan kreatif.
7. LATAR BELAKANG
“... perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dekatkan
hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar mereka
tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup
rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri
, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan
rakyatnya.” - Ki Hadjar Dewantara.
8. Pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut tedengar
sangat mulia bagi pendidikan bangsa ini. Namun, dalam
praktiknya hal tersebut belum dilakukan secara optimal
dalam sistem pendidikan saat ini. Oleh sebab itu, untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan bangsa tersebut,
hadirlah Kurikulum Merdeka beserta inovasi-inovasi yang
menyertainya dalam bentuk Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5). Projek tersebut merupakan salah
satu sarana untuk mencapai berbagai target dalam Profil
Pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, projek tersebut
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk ‘mengalami pengetahuan’ sebagai
sebuah proses penguatan karakter sekaligus sebagai
bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya.
9. TUJUAN P5
Meningkatkan Pelajar Pancasila yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila
Menghadapi tantangan revolusi industri 4.0
Berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan
Menjadi warga negara yang demokratis, unggul, dan
produktif di Abad ke-21
10.
11. Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler
bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP),
sementara projek penguatan profil pelajar
Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil
pelajar Pancasila.
12. PRINSIP-PRINSIP P5
Peserta didik menjadi subyek
pembelajaran yang aktif mengelola
proses belajar secara mandiri, termasuk
berkesempatan untuk memilih dan
mengusulkan ide topik P5. Guru
diharapkan dapat mengurangi peran
sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang memberikan banyak
instruksi dan menjelaskan materi.
Berpusat pada
Peserta Didik
Holistik artinya memandang sesuatu
secara utuh dan menyeluruh, tidak
sebagian atau terpisah-pisah. Dalam
konteks perancangan P5, kerangka
berpikir holistik mendorong siswa
untuk menelaah sebuah topik dan
melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami suatu
isu secara mendalam.
Holistik
13. PRINSIP-PRINSIP P5
Prinsip eksploratif mengacu pada
semangat untuk mengembangkan diri dan
inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. P5
tidak berada dalam skema intrakurikuler
yang terkait dengan mata pelajaran
formal. Namun, pelaksanaan P5 memiliki
area yang luas dari segi jangkauan materi,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan
tujuan pembelajaran.
Eksploratif
Prinsip kontekstual berhubungan
dengan upaya berdasarkan
pembelajaran pada pengalaman
nyata dalam keseharian. Prinsip
tersebut dapat memacu tenaga
pendidik dan peserta didik untuk
menjadikan lingkungan sekitar dan
realitas kehidupan sebagai bahan
utama pembelajaran.
Kontekstual
14. MANFAAT P5
Untuk Sekolah
Menjadikan satuan pendidikan sebagai
ekosistem terbuka terhadap partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
Menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan serta komunitas di sekitarnya.
Untuk Guru
Membuka ruang dan waktu untuk siswa
mengembangkan kompetensi dan memperkuat
karakter sesuai profil Pelajar Pancasila.
Menyusun proses pembelajaran P5 dengan tujuan
akhir yang jelas.
Mengembangkan kompetensi sebagai guru yang
terbuka untuk berkolaborasi guna memperkaya
hasil pembelajaran
Untuk Siswa
Mengasah inisiatif dan partisipasi untuk menyusun pembelajaran yang aktif dan berkelanjutan.
Mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam mengerjakan P5 pada periode waktu
tertentu.
Melatih kemampuan memecahkan masalah dalam berbagai situasi belajar.
Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di lingkungan sekitar sebagai salah satu
bentuk hasil belajar.
Mengasah daya belajar dan kepemimpinan peserta didik dalam proses pembelajaran.
16. Membentuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Mengidentifkasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan
pendidikan.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah
projek beserta alokasi waktunya. (Dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan sekolah).
Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
menentukan subelemen (tujuan projek); mengembangkan topik, alur, dan durasi projek, serta; mengembangkan
aktivitas dan asesmen projek.
Merancang strategi pelaporan hasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan pelaporan hasil projek.
17. Membentuk Tim Fasilitator Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang
berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek
profil
Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan
dan koordinator projek profil
Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan (dilihat dari jumlah
peserta didik, banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,
jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan
untuk projek profil, atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan
masing-masing satuan pendidikan.
18. Langkah Pembentukan Tim
Fasilitator P5
Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek profil,
bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai
pengalaman mengembangkan dan mengelola projek
Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek profil sekolah dapat
membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas
1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus,
koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis kekhususan
Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek profil memetakan
pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari
masingmasing fase) untuk menjadi tim fasilitator projek profil.
Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator
projek profil untuk merencanakan dan membuat modul projek profil bagi
setiap kelas atau fase.
19. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab
dalam Pengelolaan P5
Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek profil di skala
satuan pendidikan (Berupa dokumentasi dan portofolio)
Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek profil:
masyarakat, komunitas, akademisi, praktisi.
Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan
pendidikan, orang tua peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait)
Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan
alokasi waktu projek profil yang sudah diatur oleh pemerintah.
Melibatkan pendidik, bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses
berjalannya projek profil dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis
maupun kebutuhan emosional peserta didik
Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan
projek profil
Satuan Pendidikan
20. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki
pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola projek profil
Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek profil di satuan
pendidikan.
Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat
menyelesaikan projek profil dengan sukses.
Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di
dalam tim fasilitator projek profil.
Memastikan alur projek profil memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk
mengoptimalkan prinsip eksploratif.
Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan
yang sudah ditetapkan.
Koordinator P5
21. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat
memberikan stimulan atau tantangan yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan
gaya belajar, daya imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek
profil
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan
pengembangan projek profil, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam
tingkat keterlibatan.
Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran
yang kontekstual dengan tema projek profil sesuai dengan minat masing-masing
peserta didik
Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait (orang tua, mitra, lingkungan satuan
pendidikan, dll. ) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek profil
Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam
memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
Fasilitator P5
22. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional.
(Contoh dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu dalam penyediaan buku,
surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang berhubungan
dengan projek profil, dan Narasumber yang dapat memperkaya proses pelaksanaan
projek profil.)
Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik
untuk mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan
Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti (menyiapkan surat pengantar yang
dibutuhkan untuk menghubungi sumber pembelajaran, dan mencari kontak dan
menghubungi narasumber)
Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik, mulai dari awal hingga
akhir pelaksanaan projek profil.
Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan
kegiatan projek profil yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik
Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan
mempresentasikan projek profil mereka
Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek profil.
24. Menentukan Dimensi dan Tema P5
Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan
menentukan dimensi profil pelajar Pancasila
yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan
pada tahun ajaran berjalan.
Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi
misi satuan pendidikan atau program yang
akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang
paling relevan untuk menjadi fokus sasaran
projek profil pada satu tahun ajaran.
1.
2.
3.
25. Tema Projek dan Contoh Implementasinya
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Jakarta: situasi banjir
Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah
organik
Peserta didik memahami dampak aktivitas
manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
membangun kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku ramah lingkungan, mempelajari
potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya.
Contoh kontekstualisasi tema:
2. Kearifan Lokal
Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata
acara adat Jawa
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik
mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat
lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, konsep
dan nilai-nilai di balik kesenian dan tradisi lokal, serta
merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan
diterapkan dalam kehidupan mereka.
Contoh kontekstualisasi tema:
26. Tema Projek dan Contoh Implementasinya
3. Bhinneka Tunggal Ika
Peserta didik mengenal dan mempromosikan
budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar
membangun dialog penuh hormat tentang
keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya. Peserta didik juga mempelajari
perspektif berbagai agama dan kepercayaan,
secara kritis dan reflektif menelaah berbagai
stereotip negatif dan dampaknya terhadap
terjadinya konflik dan kekerasan.
Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di
lingkungan sekitar dan mengeksplorasi
pemecahannya
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Jenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk
masalah cyber bullying yang marak di kalangan
remaja.
Jenjang SMPLB/SMALB: Pengembangan kemandirian
dalam merawat diri dan menjaga kesehatan
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan
memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik
melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-
masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan
keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah
yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan
fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan
kesehatan reproduksi.
Contoh kontekstualisasi tema:
27. Tema Projek dan Contoh Implementasinya
5. Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan
berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan
antara peran individu terhadap kelangsungan
demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini
peserta didik merefleksikan makna demokrasi
dan memahami implementasi demokrasi serta
tantangannya dalam konteks yang berbeda,
termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja.
Contoh kontekstualisasi tema:
Sistem musyawarah yang dilakukan
masyarakat adat tertentu untuk memilih
kepala desa.
6. Rekayasa dan Teknologi
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi
yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart
society dengan menyelesaikan persoalan-
persoalan di masyarakat sekitarnya melalui
inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan
aspek sosial dan aspek teknologi.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat desain inovatif sederhana yang
menerapkan teknologi untuk menjawab
permasalahan di sekitar satuan pendidikan.
28. Tema Projek dan Contoh Implementasinya
7. Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi
di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya
dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Peserta didik juga
membuka wawasan tentang peluang masa
depan, peka akan kebutuhan masyarakat,
menjadi problem solver yang terampil, serta siap
untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat produk dengan konten lokal yang
memiliki daya jual.
8. Kebekerjaan
Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil
dari limbah daun nanas
Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan
pengolahan tanaman lokal Betawi
Peserta didik menghubungkan berbagai
pengetahuan yang telah dipahami dengan
pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun pemahaman terhadap
ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja
untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja
terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan
mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja.
Contoh kontekstualisasi tema:
29. Penentuan tema dan topik spesifik sesuai
dengan tahapan satuan pendidikan
30.
31. SD/MI KELAS I-V
252 JP
SD/MI KELAS VI
224 JP
JUMLAH JAM
DITENTUKAN DALAM
KEPMENDIBUDRISTEK
RI NOMOR 56/M/2022
TENTANG PEDOMAN
PENERAPAN
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN
PEMBELAJARAN.
32. PILIHAN WAKTU PELAKSANAAN P5
Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek
profil (misalnya hari Jumat). Seluruh jam belajar pada hari itu
digunakan untuk projek profil.
Mengalokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk
mengerjakan projek profil. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar
satuan pendidikan sebelum peserta didik pulang.
Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu
periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah
jam tatap muka yang dialokasikan pada setiap projek profil)
1.
2.
3.
35. TENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN DARI LAPORAN
TERSEBUT
MERANCANG STRATEGI
PELAPORAN HASIL PROJEK
TENTUKAN STRUKTUR LAPORAN YANG AKAN DIGUNAKAN
(PENDAHULUAN, METODOLOGI, HASIL, DAN KESIMPULAN)
TULIS LAPORAN DENGAN GAYA BAHASA YANG FORMAL,
JELAS, DAN MUDAH DIPAHAMI
37. KESIMPULAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA (P5) MERUPAKAN KEGIATAN
KOKURIKULER BERBASIS PROJEK
MENGUATKAN KOMPETENSI DAN
KARAKTER PELAJAR PANCASILA
TERSUSUN BERDASARKAN STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN