SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
2019
MUHAMAD YOSA PRATAMA
1901044
SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW)
TEKNIK FABRIKASI
TAHUN AKADEMIK 2019 - 2020
TEKNOLOGI PENGELASAN
Politeknik Indramayu
Pengelasan  proses penyambungan dua buah
logam yang homogen dengan pemanasan
setempat sehingga terjadi ikatan metalurgis
antara logam yang disambung dengan bahan
tambah logam pengisi dengan jalan mencairkan
logam tersebut melalui proses pemanasan.
TEKNOLOGI PENGELASAN (2)
Politeknik Indramayu
Jenis - jenis Proses Las.
Aplikasi Pegelasan Pada Material :
 Pengelasan Baja Carbon / CS (Carbon Steel)
 Pengelasan Stainles Steel / SS
 Pengelasan baja tuang ( steel casting ).
 Pengelasan Besi Tuang / CI (Cast Iron).
 Pengelasan baja Paduan (Alloy Steel).
 Pengelasan Aluminium, Titanium, Zirconium, Tembaga dll
USA EN KATEGORI
SMAW MMAW Manual / Welder
GTAW TIG Manual / Welder
GMAW MIG / MAG Semi Automatic
SAW SAW Automatic
OAW OG Manual / Welder
KEGIATAN PENGELASAN
Politeknik Indramayu
KEGIATAN PENGELASAN
Politeknik Indramayu
Las sisi dalam
KEGIATAN PENGELASAN
Politeknik Indramayu
KEGIATAN PENGELASAN
Politeknik Indramayu
PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENGELASAN
Politeknik Indramayu
1. Adanya rambu-rambu penggunaan peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja serta tanda-tanda peringatan.
2. Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) dan prosedur penanganan kebakaran yang
jelas/tertulis.
3. Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari :
mesin las  kabel las dan kabel las  benda kerja / meja las
serta sambungan dengan tang elektroda. Harus diyakinkan,
bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat
4. Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
5. Pakai pakaian kerja yang aman.
6. Konsentasi dengan pekerjaan.
7. Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol.
8. Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENGELASAN
Politeknik Indramayu
9. Periksa, apakah penghalang sinar las/ruang las sudah
tertutup secara benar.
10. Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak
dipakai.
11. Selalu gunakan kaca mata pengaman (bening) selama
bekerja.
12. Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan
pengelasan berikutnya.
13. Matikan mesin las bila tidak digunakan.
14. Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan
kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.
LAS SMAW
Politeknik Indramayu
 Las busur SMAW (Shielded Metal Arc Welding) 
proses pengelasan yang panasnya diperoleh dari nyala
busur listrik dengan menggunakan elektroda yang
berselaput dimana antara elektroda dan bahan induk
sama-sama mencair sehingga membentuk kawah lasan
yang mencair dan membeku membentuk lasan.
 Elektroda berselaput  sebagai bahan pengisi dan
memberi perlindungan terhadap kontaminasi atmosfir.
 Las busur SMAW  proses manufaktur dan perbaikan
barang-barang mekanik dan konstruksi
LAS SMAW
Politeknik Indramayu
LAS SMAW
Politeknik Indramayu
Peralatan las SMAW :
 Peralatan utama : mesin las (Power supply), kabel las
(welding cable), tang las (electrode holder), klem masa
(Ground clamp), dan kaca helm las (Protective shielded).
 Peralatan bantu : ragum (welding table), palu terak
(chipping hammer), sikat baja, tang penjepit (smit tang),
gerinda tangan (Hand Grindstone)
 Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja : Baju
las (Wearpack), Apron, sarung tangan (Glove) dan sepatu
safety.
PERALATAN LAS UTAMA
Politeknik Indramayu
1. Power Supply
DC – Generator AC – Generator AC/DC - Generator
PERALATAN LAS UTAMA
Politeknik Indramayu
2. Electorde holder
3. Ground clamp
4. Kabel las
PERALATAN LAS UTAMA
Politeknik Indramayu
Ukuran Kabel las
PERALATAN LAS UTAMA
Politeknik Indramayu
5. Protective Shileded
Lens
Clear lens
Clear lens
Filter lens
PERALATAN LAS UTAMA
Politeknik Indramayu
5. Protective Shileded
Secara umum, nomor pencahayaan kaca las :
Shade 5 : u/ sinar las titik
Shade 6 and 7 : u/ ampere las sampai 30 ampere
Shade 8 : u/ ampere las 30 - 75 ampere
Shade 10 : u/ ampere las 75 - 200 ampere
Shade 12 : u/ ampere las - 400 ampere
Shade 14 : u/ ampere lebih dari 400 ampere
PERALATAN LAS BANTU
Politeknik Indramayu
1. Welding table
2. Chinder hammer
3. Hand Gristone
3. Sikat baja
PERALATAN K3
Politeknik Indramayu
1. Welding Clothes 2. Apron
PERALATAN K3
Politeknik Indramayu
1. Welding Clothes 2. Sepatu Safety
POWER SUPPLY / MESIN LAS
Politeknik Indramayu
 Mesin las busur SMAW :
1. Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC
Welding Machine)
2. Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding
Machine)
3. Mesin las Gabungan (AC and DC Welding Machine)
 Mesin las AC dan DC  Dapat menghasilkan dan
menyediakan tegangan dan arus listrik yang cukup untuk
terjadinya proses pengelasan.
 Mesin las 1 phase  220 V, < 200 A  2 kabel, (+) &(-)
 Mesin las 3 phase  380 V, 200 s/d 450 A
 5 kabel (R,S,T) & (N,G)
MESIN LAS AC
Politeknik Indramayu
 Mesin las AC  transformator penurun tegangan.
 Transformator (trafo mesin las)  alat yang dapat
merubah tegangan yang keluar dari mesin las.
 Tegangan yang diperlukan oleh mesin las  110 V, 220 V,
380 V atau 420 V.
 Pengaturan arus pada pengelasan  memutar tuas,
menarik, atau menekan, tergantung pada konstruksinya,
sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik-
turun pada transformator.
 Pada mesin las AC  kabel masa dan kabel elektroda
dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas yang
timbul pada busur nyala.
MESIN LAS AC
Politeknik Indramayu
Ampere rendah
Tegangan tinggi
Primer Sekunder
Input Output
Transformer Step Down
PLN 
Ampere tinggi  maks. 600 A
Tegangan rendah  maks. 80 V
AC OUT-PUT
MESIN LAS DC
Politeknik Indramayu
 Mesin las arus searah (DC)  Sumber tenaga listrik
dari trafo las (AC)  diubah menjadi arus searah (rectifier)
 Pengkutuban mesin las DC :
a. Pengkutuban langsung (Direct Current Straight
Polarity (DCSP) / DCEN (DC Electrode Negatif))
b. Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce
Polarity (DCRP) / DCEP (DC Electrode Positif))
MESIN LAS DC
Politeknik Indramayu
P
L 
N
DC OUT-PUT
SW STD REC
IN OUT
Primer Sekunder
+
-
In put Output
IND
Diode Rectifier
Rectifier  merubah AC  DC
PENGKUTUBAN DCSP/DCEN
Politeknik Indramayu
 Panas pengelasan :
a. 1/3 panas elektroda
b. 2/3 panas benda kerja.
 Benda kerja menerima
panas lebih banyak dari
elektroda.
 Sangat cocok untuk
mengelas benda kerja
yang tipis.
STRAIGHT POLARITY (DCSP)
GENERATOR
+ -
WORK
PENGKUTUBAN DCRP/DCEP
Politeknik Indramayu
 Panas pengelasan :
a. 1/3 panas benda kerja
b. 2/3 panas elektroda
 Benda kerja menerima
panas lebih sedikit dari
elektroda.
 Busur nyala mengeluarkan
tenaga besar pada benda
kerja, mengakibatkan
penembusan yang dalam.
 Sangat cocok untuk
mengelas benda kerja
yang tebal.
GENERATOR
+ -
WORK
KARAKTERISTIK MESIN LAS AC dan DC
Politeknik Indramayu
KARAKTERISTIK ARUS
OUT PUT AC
- Harga murah
- Penetrasi dangkal
- Deformasi besar
- Medan magnet bebas
- Arc blow kurang bagus
- Position Horizontal
- Arus AC > DC
- Tidak semua jenis
elektroda
- Material tertentu
- OCV 40-80V
KARAKTERISTIK ARUS OUT
PUT DC
- Penetrasi dalam
- Medan magnet
searah/circular
- Lebih stabil jika arus rendah
- All material, All elektroda
dan
All position
- Untuk plat tipis
- Polaritas bisa di balik
- OCV 80-100V
PENGARUH PENETRASI DARI POLARITAS HASIL
LAS PADA PENGKUTUBAN MESIN LAS
Politeknik Indramayu
 Pada DCSP, hasil las
lebar dan dangkal.
 Pada DCRP, hasil las
sempit dan dalam.
 Pada AC, hasil las
diantara DCSP dan DCRP
DCSP/DCEN
DCRP/DCEP
AC
PENGATURAN ARUS (AMPERE) LAS
Politeknik Indramayu
 Besar kecilnya ampere las :
a. tergantung besarnya diameter elektroda dan tipe
elektroda.
b. Tergantung jenis bahan yang dilas
c. Tergantung posisi atau arah pengelasan.
PENGATURAN ARUS (AMPERE) LAS
Politeknik Indramayu
DIAMETER ELEKTRODA BESAR ARUS
1/16 Inchi 1,5 mm 20 – 40 Amper
5/64 Inchi 2,0 mm 30 – 60 Amper
3/32 Inchi 2,5 mm 40 – 80 Amper
1/8 Inchi 3,2 mm 70 – 120 Amper
5/32 Inchi 4,0 mm 120 – 170 Amper
3/16 Inchi 4,8 mm 140 –240 Amper
1/4 Inchi 6,4 mm 200 – 350 Amper
Sumber : Modul pengelasan busur manual
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Fungsi elektroda :
1. Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke
busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan
benda kerja
2. Sebagai bahan tambah.
 Bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non
ferro:
- Baja karbon,
- Baja paduan
- Alumunium,
- Kuningan, dll
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Fungsi salutan elektroda untuk :
1. Memberikan gas pelindung pada logam yang dilas.
2. Melindungi kontaminasi udara pada waktu logam
dalam keadaan cair.
3. Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil
pengelasan dari oksidasi udara selama proses
pendinginan.
4. Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu
cepat.
5. Memudahkan penyalaan.
6. Mengontrol stabilitas busur
 Ukuran elektroda :
a. Ukuran diameter elektroda = 1,5 s/d 7 mm.
b. Panjang elektroda = 250 s/d 450 mm.
c. Tebal salutan = 10 s/d 50 % dari diameter elektroda.
 Berat dus elektroda : 5 kg, 20 kg, 25 kg, dll.
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
Selaput ( flux )
Kawat inti
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Menurut American Welding Society (AWS) kode elektroda
dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang
artinya adalah sebagai berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan
tarik (tensile strength) minimum x 1000 psi pada hasil
pengelasan yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi
pengelasan yang artinya sbb :
1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan
( flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E
xx2x )
3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )
Digit terakhir (ke empat/lima) menunjukkan tentang jenis
arus dan tipe salutan.
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang
menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang
digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat
menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
1. Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat
digunakan hanya untuk tipe arus DCRP.
2. Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat
digunakan untuk arus AC atau DCSP.
3. Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat
digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).
4. Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat
digunakan untuk arus AC atau DCRP.
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum
adalah sebagai berikut :
 0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce (E xxx0
atau E xxx1 )
 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile (E xxx2,
E xxx3 atau E xxx4)
 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E
xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )
 7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Contoh pembacaan kode elektroda las :
E 6013
E = elektroda.
60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000
psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC.
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
 Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu
elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya disimpan
dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira-kira 15
C lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila tidak demikian,
maka kelembaban akan menyebabkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk
menyalakan
2. Percikan yang berlebihan.
3. Busur tidak stabil.
4. Asap yang berlebihan
Pemanasan
elektroda
dengan
Oven
Politeknik Indramayu
Pemanasan elektroda dengan Oven
Politeknik Indramayu
POSISI PENEMPATAN ELEKTRODA LAS
Politeknik Indramayu
 Open Circuit
Voltage (OCV) 
posisi elektroda
terlalu tinggi.
 Arc Welding 
posisi pengelasan
yg baik (2-3
mm).
 Short Circuit
Voltage (SCV) 
posisi elektroda
terlalu dekat
dengan benda.
PENYALAAN BUSUR LAS
Politeknik Indramayu
 Scratching method / digores  Tapping method / diketuk
KURVA KARAKTERISTIK VOLTAGE - AMPERE
Politeknik Indramayu
 Constan Current
 Mesin las
manual, SMAW,
GTAW.
 Constan Voltage
 Mesin las
automatic, GMAW.
DUTY CYCLE
Politeknik Indramayu
 Kemampuan mesin las untuk menyala / beroperasi secara
terus-menerus dalam proses pengelasan tanpa berhenti
dalam waktu 10 menit dengan persentase 100%.
contoh :
% Duty cycle Ampere Waktu nyala Waktu mati
100 % 200 A 10 menit 0 menit
83 % 240 A 8 menit 2 menit
80 % 300 A 6 menit 4 menit
WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS)
Politeknik Indramayu
 Current / Ampere
 Voltage / Tegangan
 Welding Speed / Kecepatan pengelasan :
Panjang Pengelasan = cm
waktu menit
 Heat Input (HI):
Ampere x Voltage = Joule / cm = kJ/cm
Welding speed
 Welding Process : DCEP / DCEN
POSISI PENGELASAN
Politeknik Indramayu
 Posisi Pengelasan Secara Umum
1. Posisi dibawah tangan/flat/down hand.
2. Posisi mendatar/horizontal
3. Posisi tegak/vertikal
4. Posisi di atas kepala/overhead.
 Posisi Pengelasan menurut jenis bahan
1. Posisi Pengelasan pada Pelat
2. Posisi Pengelasan pada Pipa
POSISI PENGELASAN PADA PELAT
Politeknik Indramayu
POSISI PENGELASAN PADA PELAT
Politeknik Indramayu
POSISI PENGELASAN PADA PELAT
Politeknik Indramayu
Butt Joint
 Posisi flat sambungan tumpul (1G)
 Posisi horizontal sambungan tumpul (2G)
 Posisi tegak sambungan tumpul (3G).
 Posisi di atas kepala sambungan tumpul (4G)
Fillet Joint
 Posisi flat sambungan sudut/fillet (1F)
 Posisi horizontal sambungan sudut/fillet (2F)
 Posisi tegak sambungan sudut/fillet (3F)
 Posisi di atas kepala sambungan sudut/fillet (4F)
POSISI PENGELASAN PADA PIPA
Politeknik Indramayu
POSISI PENGELASAN PADA PIPA
Politeknik Indramayu
Butt Joint
 Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter
sama/sambungan tumpul (1G)
 Posisi sumbu tegak sambungan tumpul (2G)
 Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar
(tetap) sambungan tumpul (5G)
 Posisi sumbu miring 45 sambungan tumpul (6G)
Fillet Joint
 Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter
berbeda/sambungan sudut/fillet (1F)
 Posisi sumbu tegak sambungan sudut/fillet (2F)
 Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar
(tetap) sambungan sudut /fillet (5F)
 Posisi sumbu miring 45 sambungan pipa-pelat /
sambungan sudut/fillet (6F)
BENTUK AYUNAN GERAKAN ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
Tanpa diayun
Diayun zig-zag
Diayun ½ C
BENTUK SAMBUNGAN /
JOINT
Politeknik Indramayu
BENTUK SAMBUNGAN /
JOINT
Politeknik Indramayu
BENTUK SAMBUNGAN /
JOINT
Politeknik Indramayu
BENTUK
SAMBUNGA
N / JOINT
Politeknik Indramayu
PENEMPATAN BAHAN LAS DAN POSISI
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
Sambungan T Posisi Flat (
1F)
Sambungan T Posisi
Horizontal (2F)
PENEMPATAN BAHAN LAS DAN POSISI
ELEKTRODA
Politeknik Indramayu
Sambungan tumpul posisi flat dan
horizontal ( 1G dan 2G )
Politeknik Indramayu
SAMBUNGAN SUDUT (T) SATU JALUR POSISI DI
BAWAH TANGAN (1F)
700
900
Politeknik Indramayu
SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V POSISI DI
BAWAH TANGAN ( 1G )
2
60 – 70
Persiapan
Hasil
4
1
2 3
SAMBUNGAN SUDUT ( T ) TIGA JALUR POSISI
MENDATAR ( 2F )
Politeknik Indramayu
90
45
1
70
2
3
30
Jalur 1 = 45
Jalur 2 = 70
Jalur 3 = 30
Politeknik Indramayu
SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V DILAS DUA
SISI POSISI HORIZONTAL ( 2G )
200
8
80
80
2
60
3
6
1
4
5
2
Persiapan kampuh
:
Urutan pengelasan
:
Politeknik Indramayu
SAMBUNGAN T SATU JALUR POSISI 3F
Ayunan elektroda
Posisi benda kerja
dan elektroda
Politeknik Indramayu
SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V DILAS DUA
SISI POSISI 3G
2
60
Persiapan kampuh : Urutan pengelasan :
3
1
4
2
200
8
80
80
PEMBUATAN KAMPUH V
Politeknik Indramayu
 Rooting = DCEN
 Filler = DCEP
 Capping = DCEP
Root Opening (RO)
Bevel angle
Root
Face
(RF)
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
1.Retak (crack)
yaitu celah atau gap
yang memutuskan atau
memisahkan hasil las
yang dapat terjadi pada
jalur las atau pertemuan
jalur las atau pada
daerah pengaruh panas,
hal ini disebabkan oleh
pendinginan atau
tegangan, jenis
elektroda yang tidak
sesuai dengan logam
dasar.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
2. Terak terperangkap
( slag inclusion )
yaitu suatu benda asing
(bahan logam/ kotoran)
yang terperangkap dan
berada di antara logam
las.
Hal ini dapat
disebabkan oleh
persiapan yang kurang
baik atau teknik
pengelasan yang salah/
tidak sesuai ketentuan.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
3. Lubang pada akhir
jalur las (crater)
yaitu suatu titik atau
beberapa titik lubang
yang biasanya terjadi
pada akhir jalur las, ini
akibat oksidasi dari
oksigen udara luar
terhadap cairan logam
atau sudut elektroda
yang salah pada ujung
jalur las.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
4. Jalur las terlalu lebar.
yaitu kelebihan ukuran
lebar jalur pada
sambungan tumpul, ini
dapat terjadi apabila
gerakan/ayunan
elektroda terlalu jauh
atau tarikan elektroda
terlalu pelan atau arus
terlalu besar atau
gabungan dari hal-hal
diatas.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
5. Ukuran kaki las tidak
sama
yaitu kelebihan dan/atau
kekurangan ukuran
salah satu atau kedua
kaki las pada
sambungan sudut, hal
ini di mungkinkan oleh
sudut pengelasan yang
tidak sesuai dengan
ketentuan.
INCOMPLETE FUSION
Politeknik Indramayu
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
6. Undercut
yaitu suatu alur yang
terjadi pada kaki las
(toe), hal ini dapat
terjadi antara lain
karena penggunaan
arus yang tidak
sesuai atau gerakan/
ayunan elektroda
yang terlalu cepat.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
7. Overlap
yaitu kelebihan logam
las pada bagian tepi
yang menempel
logam dasar dan tidak
terjadi perpaduan
antara logam las. Hal
ini dapat terjadi
karena arus yang
terlalu rendah, sudut
atau ayunan/ gerakan
elektroda yang salah.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
8. Cekungan pada akar las
(root concavity)
yaitu suatu alur yang
terjadi pada jalur penetrasi
(root) sambungan tumpul
yang diakibatkan oleh
penggunaan jenis
elektroda yang kurang
sesuai, pengisian yang
tidak sempurna, sudut
elektroda yang salah atau
karena arc length yang
terlalu jauh.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
9. Pengisian jalur kurang.
yaitu suatu alur atau
celah panjang kontinyu
atau terputus-putus pada
sambungan tumpul yang
disebabkan terutama oleh
pengisian yang terlalu
cepat dan ayunan/
gerakan elektroda yang
salah.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
10.Keropos (porosity)
yaitu satu atau
beberapa lubang udara
yang terdapat di antara
logam las. Hal ini dapat
disebabkan terutama
oleh faktor elektroda,
a.l: terlalu lembab,
berkarat atau tidak
sesuai dengan jenis
bahan yang dilas..
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
11.Kurang penetrasi
yaitu tidak terjadinya
perpaduan di antara
logam yang disambung
yang terdapat pada dasar
logam yang disebabkan
karena arus pengelasan
terlalu rendah, persiapan
kampuh yang salah/ gap
terlalu kecil, arc length
terlalu jauh, atau karena
gerakan elektroda terlalu
cepat.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
12. Kelebihan penetrasi
yaitu akar las pada
sambungan tumpul yang
terlalu tinggi/menonjol
yang disebabkan oleh
arus pengelasan terlalu
tinggi, persiapan
kampuh yang salah/ gap
terlalu besar atau karena
gerakan elektroda terlalu
lambat.
EXCESSIVE PENETRATION
Politeknik Indramayu
CORRECT PENETRATION
EXCESSIVE PENETRATION
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
13. Bentuk penguat/
jalur las tidak
simetris
yaitu sudut yang di
bentuk antara
permukaan benda
kerja dan garis
singgung pada sisi
penguat tidak sama,
hal ini dimungkinkan
karena sudut
elektroda tidak sama.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
14. Kelebihan pengisian
yaitu jalur pengisian/
penguat pada
sambungan tumpul
terlalu tinggi.
Hal ini dapat
disebabkan karena
arus pengelasan agaK
rendah atau
pengelasan terlalu
lambat.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
15. Bekas pukulan
yaitu kerusakan
permukaan benda
kerja di luar jalur las
yang disebabkan
oleh pukulan saat
membersihkan terak
atau saat persiapan.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
16. Penyimpangan
sudut/distorsi
yaitu perubahan bentuk
pada dua bagian yang
disambung sehingga
membentuk sudut. Ini
disebabkan oleh
disrorsi yang tidak
terkontrol saat
pengelasan atau
persiapan yang kurang
memperhitungkan
distorsi yang akan
terjadi.
PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL
Politeknik Indramayu
17. Tidak segaris lurus
yaitu hasil pengelasan
di mana dua bagian
yang disambung tidak
satu bidang/level atau
seperti paralel. Hal ini
terutama disebabkan
oleh persiapan yang
salah atau distorsi
saat pengelasan.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Ari Satriadi Helmi
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawDiki Falyana
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikwiwithardianto
 
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xii
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xiiSilabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xii
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xiismkpui2
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikSILVIANAWANDAFENTIA1
 
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikacontoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikaFitriyana Migumi
 
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet   cnc lathe sinumeric 802 cJobsheet   cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 cYudi Ismanto
 
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIKINSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIKdhinnar
 
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptx
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptxAKSI NYATA -SAPARINAH.pptx
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptxmuinfatkhul
 
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Aulin Hipgalz
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMask Black
 
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaPerawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaEko Supriyadi
 
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptx
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptxRENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptx
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptxFiryalKinanty
 
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikAplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikFilla Fidyana
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smaw
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
 
Kisi kisi soal usbn teknik pemesinan
Kisi kisi soal usbn teknik pemesinanKisi kisi soal usbn teknik pemesinan
Kisi kisi soal usbn teknik pemesinan
 
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xii
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xiiSilabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xii
Silabus c3 tpm teknik pemesinan bubut kelas xii
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
Pengelasan
PengelasanPengelasan
Pengelasan
 
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknikKd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
Kd 3.3 jobsheet kerja bengkel dan gambar teknik
 
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisikacontoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
contoh anggaran pembelian alat praktikum laboratorium fisika
 
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet   cnc lathe sinumeric 802 cJobsheet   cnc lathe sinumeric 802 c
Jobsheet cnc lathe sinumeric 802 c
 
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIKINSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
 
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptx
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptxAKSI NYATA -SAPARINAH.pptx
AKSI NYATA -SAPARINAH.pptx
 
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
Forum diskusi kb.1 kb.4 modul pedagogik 1
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaPerawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
UNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDINGUNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDING
 
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptx
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptxRENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptx
RENCANA PROGRAM KERJA_FKKS KM 4_SDN CIKIRAY KIDUL.pptx
 
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetikAplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
Aplikasi kontrol motor listrik secara elektromagnetik
 
Power tools
Power toolsPower tools
Power tools
 

Similar to SMAW.pptx

Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XIAnthonSalim
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Oktavian Kusumawardhana
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptxAbiArbiana
 
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptssuser0bb0d21
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxLuffyAlbiFradana
 
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.ppt
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.pptfdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.ppt
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.pptrichoedys
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluanpraptome
 
Perlakuan permukaan ARC SPRAYING
Perlakuan permukaan ARC SPRAYINGPerlakuan permukaan ARC SPRAYING
Perlakuan permukaan ARC SPRAYINGJae Samore
 
Elektrik tingkatan 1
Elektrik tingkatan 1Elektrik tingkatan 1
Elektrik tingkatan 1Rodziah Anuar
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasanKiarraRaffa
 

Similar to SMAW.pptx (20)

Pengelasan_SMAW.pptx
Pengelasan_SMAW.pptxPengelasan_SMAW.pptx
Pengelasan_SMAW.pptx
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
 
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.ppt
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.pptfdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.ppt
fdokumen.com_ppt-teknologi-las-fcawppt.ppt
 
dokumen res
dokumen resdokumen res
dokumen res
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
Las listrik
Las listrikLas listrik
Las listrik
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan
 
Welding presentation
Welding presentationWelding presentation
Welding presentation
 
Joint Process
Joint ProcessJoint Process
Joint Process
 
Perlakuan permukaan ARC SPRAYING
Perlakuan permukaan ARC SPRAYINGPerlakuan permukaan ARC SPRAYING
Perlakuan permukaan ARC SPRAYING
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
Elektrik tingkatan 1
Elektrik tingkatan 1Elektrik tingkatan 1
Elektrik tingkatan 1
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasan
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

SMAW.pptx

  • 1. POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU 2019 MUHAMAD YOSA PRATAMA 1901044 SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) TEKNIK FABRIKASI TAHUN AKADEMIK 2019 - 2020
  • 2. TEKNOLOGI PENGELASAN Politeknik Indramayu Pengelasan  proses penyambungan dua buah logam yang homogen dengan pemanasan setempat sehingga terjadi ikatan metalurgis antara logam yang disambung dengan bahan tambah logam pengisi dengan jalan mencairkan logam tersebut melalui proses pemanasan.
  • 3. TEKNOLOGI PENGELASAN (2) Politeknik Indramayu Jenis - jenis Proses Las. Aplikasi Pegelasan Pada Material :  Pengelasan Baja Carbon / CS (Carbon Steel)  Pengelasan Stainles Steel / SS  Pengelasan baja tuang ( steel casting ).  Pengelasan Besi Tuang / CI (Cast Iron).  Pengelasan baja Paduan (Alloy Steel).  Pengelasan Aluminium, Titanium, Zirconium, Tembaga dll USA EN KATEGORI SMAW MMAW Manual / Welder GTAW TIG Manual / Welder GMAW MIG / MAG Semi Automatic SAW SAW Automatic OAW OG Manual / Welder
  • 8. PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENGELASAN Politeknik Indramayu 1. Adanya rambu-rambu penggunaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta tanda-tanda peringatan. 2. Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis. 3. Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari : mesin las  kabel las dan kabel las  benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang elektroda. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat 4. Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan. 5. Pakai pakaian kerja yang aman. 6. Konsentasi dengan pekerjaan. 7. Setiap gerakan elektroda harus selalu terkontrol. 8. Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
  • 9. PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENGELASAN Politeknik Indramayu 9. Periksa, apakah penghalang sinar las/ruang las sudah tertutup secara benar. 10. Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai. 11. Selalu gunakan kaca mata pengaman (bening) selama bekerja. 12. Bersihkan terak dan percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya. 13. Matikan mesin las bila tidak digunakan. 14. Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.
  • 10. LAS SMAW Politeknik Indramayu  Las busur SMAW (Shielded Metal Arc Welding)  proses pengelasan yang panasnya diperoleh dari nyala busur listrik dengan menggunakan elektroda yang berselaput dimana antara elektroda dan bahan induk sama-sama mencair sehingga membentuk kawah lasan yang mencair dan membeku membentuk lasan.  Elektroda berselaput  sebagai bahan pengisi dan memberi perlindungan terhadap kontaminasi atmosfir.  Las busur SMAW  proses manufaktur dan perbaikan barang-barang mekanik dan konstruksi
  • 12. LAS SMAW Politeknik Indramayu Peralatan las SMAW :  Peralatan utama : mesin las (Power supply), kabel las (welding cable), tang las (electrode holder), klem masa (Ground clamp), dan kaca helm las (Protective shielded).  Peralatan bantu : ragum (welding table), palu terak (chipping hammer), sikat baja, tang penjepit (smit tang), gerinda tangan (Hand Grindstone)  Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja : Baju las (Wearpack), Apron, sarung tangan (Glove) dan sepatu safety.
  • 13. PERALATAN LAS UTAMA Politeknik Indramayu 1. Power Supply DC – Generator AC – Generator AC/DC - Generator
  • 14. PERALATAN LAS UTAMA Politeknik Indramayu 2. Electorde holder 3. Ground clamp 4. Kabel las
  • 15. PERALATAN LAS UTAMA Politeknik Indramayu Ukuran Kabel las
  • 16. PERALATAN LAS UTAMA Politeknik Indramayu 5. Protective Shileded Lens Clear lens Clear lens Filter lens
  • 17. PERALATAN LAS UTAMA Politeknik Indramayu 5. Protective Shileded Secara umum, nomor pencahayaan kaca las : Shade 5 : u/ sinar las titik Shade 6 and 7 : u/ ampere las sampai 30 ampere Shade 8 : u/ ampere las 30 - 75 ampere Shade 10 : u/ ampere las 75 - 200 ampere Shade 12 : u/ ampere las - 400 ampere Shade 14 : u/ ampere lebih dari 400 ampere
  • 18. PERALATAN LAS BANTU Politeknik Indramayu 1. Welding table 2. Chinder hammer 3. Hand Gristone 3. Sikat baja
  • 19. PERALATAN K3 Politeknik Indramayu 1. Welding Clothes 2. Apron
  • 20. PERALATAN K3 Politeknik Indramayu 1. Welding Clothes 2. Sepatu Safety
  • 21. POWER SUPPLY / MESIN LAS Politeknik Indramayu  Mesin las busur SMAW : 1. Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) 2. Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding Machine) 3. Mesin las Gabungan (AC and DC Welding Machine)  Mesin las AC dan DC  Dapat menghasilkan dan menyediakan tegangan dan arus listrik yang cukup untuk terjadinya proses pengelasan.  Mesin las 1 phase  220 V, < 200 A  2 kabel, (+) &(-)  Mesin las 3 phase  380 V, 200 s/d 450 A  5 kabel (R,S,T) & (N,G)
  • 22. MESIN LAS AC Politeknik Indramayu  Mesin las AC  transformator penurun tegangan.  Transformator (trafo mesin las)  alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las.  Tegangan yang diperlukan oleh mesin las  110 V, 220 V, 380 V atau 420 V.  Pengaturan arus pada pengelasan  memutar tuas, menarik, atau menekan, tergantung pada konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik- turun pada transformator.  Pada mesin las AC  kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
  • 23. MESIN LAS AC Politeknik Indramayu Ampere rendah Tegangan tinggi Primer Sekunder Input Output Transformer Step Down PLN  Ampere tinggi  maks. 600 A Tegangan rendah  maks. 80 V AC OUT-PUT
  • 24. MESIN LAS DC Politeknik Indramayu  Mesin las arus searah (DC)  Sumber tenaga listrik dari trafo las (AC)  diubah menjadi arus searah (rectifier)  Pengkutuban mesin las DC : a. Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity (DCSP) / DCEN (DC Electrode Negatif)) b. Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity (DCRP) / DCEP (DC Electrode Positif))
  • 25. MESIN LAS DC Politeknik Indramayu P L  N DC OUT-PUT SW STD REC IN OUT Primer Sekunder + - In put Output IND Diode Rectifier Rectifier  merubah AC  DC
  • 26. PENGKUTUBAN DCSP/DCEN Politeknik Indramayu  Panas pengelasan : a. 1/3 panas elektroda b. 2/3 panas benda kerja.  Benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.  Sangat cocok untuk mengelas benda kerja yang tipis. STRAIGHT POLARITY (DCSP) GENERATOR + - WORK
  • 27. PENGKUTUBAN DCRP/DCEP Politeknik Indramayu  Panas pengelasan : a. 1/3 panas benda kerja b. 2/3 panas elektroda  Benda kerja menerima panas lebih sedikit dari elektroda.  Busur nyala mengeluarkan tenaga besar pada benda kerja, mengakibatkan penembusan yang dalam.  Sangat cocok untuk mengelas benda kerja yang tebal. GENERATOR + - WORK
  • 28. KARAKTERISTIK MESIN LAS AC dan DC Politeknik Indramayu KARAKTERISTIK ARUS OUT PUT AC - Harga murah - Penetrasi dangkal - Deformasi besar - Medan magnet bebas - Arc blow kurang bagus - Position Horizontal - Arus AC > DC - Tidak semua jenis elektroda - Material tertentu - OCV 40-80V KARAKTERISTIK ARUS OUT PUT DC - Penetrasi dalam - Medan magnet searah/circular - Lebih stabil jika arus rendah - All material, All elektroda dan All position - Untuk plat tipis - Polaritas bisa di balik - OCV 80-100V
  • 29. PENGARUH PENETRASI DARI POLARITAS HASIL LAS PADA PENGKUTUBAN MESIN LAS Politeknik Indramayu  Pada DCSP, hasil las lebar dan dangkal.  Pada DCRP, hasil las sempit dan dalam.  Pada AC, hasil las diantara DCSP dan DCRP DCSP/DCEN DCRP/DCEP AC
  • 30. PENGATURAN ARUS (AMPERE) LAS Politeknik Indramayu  Besar kecilnya ampere las : a. tergantung besarnya diameter elektroda dan tipe elektroda. b. Tergantung jenis bahan yang dilas c. Tergantung posisi atau arah pengelasan.
  • 31. PENGATURAN ARUS (AMPERE) LAS Politeknik Indramayu DIAMETER ELEKTRODA BESAR ARUS 1/16 Inchi 1,5 mm 20 – 40 Amper 5/64 Inchi 2,0 mm 30 – 60 Amper 3/32 Inchi 2,5 mm 40 – 80 Amper 1/8 Inchi 3,2 mm 70 – 120 Amper 5/32 Inchi 4,0 mm 120 – 170 Amper 3/16 Inchi 4,8 mm 140 –240 Amper 1/4 Inchi 6,4 mm 200 – 350 Amper Sumber : Modul pengelasan busur manual
  • 32. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Fungsi elektroda : 1. Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja 2. Sebagai bahan tambah.  Bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro: - Baja karbon, - Baja paduan - Alumunium, - Kuningan, dll
  • 33. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Fungsi salutan elektroda untuk : 1. Memberikan gas pelindung pada logam yang dilas. 2. Melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair. 3. Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan. 4. Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat. 5. Memudahkan penyalaan. 6. Mengontrol stabilitas busur  Ukuran elektroda : a. Ukuran diameter elektroda = 1,5 s/d 7 mm. b. Panjang elektroda = 250 s/d 450 mm. c. Tebal salutan = 10 s/d 50 % dari diameter elektroda.  Berat dus elektroda : 5 kg, 20 kg, 25 kg, dll.
  • 35. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Menurut American Welding Society (AWS) kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut : E = elektroda Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik (tensile strength) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang diperkenankan. Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya sbb : 1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x ) 2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan ( flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x ) 3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x ) 4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x ) Digit terakhir (ke empat/lima) menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan.
  • 36. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu : 1. Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe arus DCRP. 2. Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau DCSP. 3. Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ). 4. Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC atau DCRP.
  • 37. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut :  0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce (E xxx0 atau E xxx1 )  2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile (E xxx2, E xxx3 atau E xxx4)  5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )  7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
  • 38. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Contoh pembacaan kode elektroda las : E 6013 E = elektroda. 60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi 1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi 3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC. E 8018-B2 E = elektroda. 80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi 1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi 8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP. B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.
  • 39. ELEKTRODA Politeknik Indramayu  Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira-kira 15 C lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila tidak demikian, maka kelembaban akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut : 1. Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakan 2. Percikan yang berlebihan. 3. Busur tidak stabil. 4. Asap yang berlebihan
  • 41. Pemanasan elektroda dengan Oven Politeknik Indramayu
  • 42. POSISI PENEMPATAN ELEKTRODA LAS Politeknik Indramayu  Open Circuit Voltage (OCV)  posisi elektroda terlalu tinggi.  Arc Welding  posisi pengelasan yg baik (2-3 mm).  Short Circuit Voltage (SCV)  posisi elektroda terlalu dekat dengan benda.
  • 43. PENYALAAN BUSUR LAS Politeknik Indramayu  Scratching method / digores  Tapping method / diketuk
  • 44. KURVA KARAKTERISTIK VOLTAGE - AMPERE Politeknik Indramayu  Constan Current  Mesin las manual, SMAW, GTAW.  Constan Voltage  Mesin las automatic, GMAW.
  • 45. DUTY CYCLE Politeknik Indramayu  Kemampuan mesin las untuk menyala / beroperasi secara terus-menerus dalam proses pengelasan tanpa berhenti dalam waktu 10 menit dengan persentase 100%. contoh : % Duty cycle Ampere Waktu nyala Waktu mati 100 % 200 A 10 menit 0 menit 83 % 240 A 8 menit 2 menit 80 % 300 A 6 menit 4 menit
  • 46. WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) Politeknik Indramayu  Current / Ampere  Voltage / Tegangan  Welding Speed / Kecepatan pengelasan : Panjang Pengelasan = cm waktu menit  Heat Input (HI): Ampere x Voltage = Joule / cm = kJ/cm Welding speed  Welding Process : DCEP / DCEN
  • 47. POSISI PENGELASAN Politeknik Indramayu  Posisi Pengelasan Secara Umum 1. Posisi dibawah tangan/flat/down hand. 2. Posisi mendatar/horizontal 3. Posisi tegak/vertikal 4. Posisi di atas kepala/overhead.  Posisi Pengelasan menurut jenis bahan 1. Posisi Pengelasan pada Pelat 2. Posisi Pengelasan pada Pipa
  • 48. POSISI PENGELASAN PADA PELAT Politeknik Indramayu
  • 49. POSISI PENGELASAN PADA PELAT Politeknik Indramayu
  • 50. POSISI PENGELASAN PADA PELAT Politeknik Indramayu Butt Joint  Posisi flat sambungan tumpul (1G)  Posisi horizontal sambungan tumpul (2G)  Posisi tegak sambungan tumpul (3G).  Posisi di atas kepala sambungan tumpul (4G) Fillet Joint  Posisi flat sambungan sudut/fillet (1F)  Posisi horizontal sambungan sudut/fillet (2F)  Posisi tegak sambungan sudut/fillet (3F)  Posisi di atas kepala sambungan sudut/fillet (4F)
  • 51. POSISI PENGELASAN PADA PIPA Politeknik Indramayu
  • 52. POSISI PENGELASAN PADA PIPA Politeknik Indramayu Butt Joint  Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter sama/sambungan tumpul (1G)  Posisi sumbu tegak sambungan tumpul (2G)  Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar (tetap) sambungan tumpul (5G)  Posisi sumbu miring 45 sambungan tumpul (6G) Fillet Joint  Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter berbeda/sambungan sudut/fillet (1F)  Posisi sumbu tegak sambungan sudut/fillet (2F)  Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar (tetap) sambungan sudut /fillet (5F)  Posisi sumbu miring 45 sambungan pipa-pelat / sambungan sudut/fillet (6F)
  • 53. BENTUK AYUNAN GERAKAN ELEKTRODA Politeknik Indramayu Tanpa diayun Diayun zig-zag Diayun ½ C
  • 58. PENEMPATAN BAHAN LAS DAN POSISI ELEKTRODA Politeknik Indramayu Sambungan T Posisi Flat ( 1F) Sambungan T Posisi Horizontal (2F)
  • 59. PENEMPATAN BAHAN LAS DAN POSISI ELEKTRODA Politeknik Indramayu Sambungan tumpul posisi flat dan horizontal ( 1G dan 2G )
  • 60. Politeknik Indramayu SAMBUNGAN SUDUT (T) SATU JALUR POSISI DI BAWAH TANGAN (1F) 700 900
  • 61. Politeknik Indramayu SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V POSISI DI BAWAH TANGAN ( 1G ) 2 60 – 70 Persiapan Hasil 4 1 2 3
  • 62. SAMBUNGAN SUDUT ( T ) TIGA JALUR POSISI MENDATAR ( 2F ) Politeknik Indramayu 90 45 1 70 2 3 30 Jalur 1 = 45 Jalur 2 = 70 Jalur 3 = 30
  • 63. Politeknik Indramayu SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V DILAS DUA SISI POSISI HORIZONTAL ( 2G ) 200 8 80 80 2 60 3 6 1 4 5 2 Persiapan kampuh : Urutan pengelasan :
  • 64. Politeknik Indramayu SAMBUNGAN T SATU JALUR POSISI 3F Ayunan elektroda Posisi benda kerja dan elektroda
  • 65. Politeknik Indramayu SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V DILAS DUA SISI POSISI 3G 2 60 Persiapan kampuh : Urutan pengelasan : 3 1 4 2 200 8 80 80
  • 66. PEMBUATAN KAMPUH V Politeknik Indramayu  Rooting = DCEN  Filler = DCEP  Capping = DCEP Root Opening (RO) Bevel angle Root Face (RF)
  • 67. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 1.Retak (crack) yaitu celah atau gap yang memutuskan atau memisahkan hasil las yang dapat terjadi pada jalur las atau pertemuan jalur las atau pada daerah pengaruh panas, hal ini disebabkan oleh pendinginan atau tegangan, jenis elektroda yang tidak sesuai dengan logam dasar.
  • 68. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 2. Terak terperangkap ( slag inclusion ) yaitu suatu benda asing (bahan logam/ kotoran) yang terperangkap dan berada di antara logam las. Hal ini dapat disebabkan oleh persiapan yang kurang baik atau teknik pengelasan yang salah/ tidak sesuai ketentuan.
  • 69. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 3. Lubang pada akhir jalur las (crater) yaitu suatu titik atau beberapa titik lubang yang biasanya terjadi pada akhir jalur las, ini akibat oksidasi dari oksigen udara luar terhadap cairan logam atau sudut elektroda yang salah pada ujung jalur las.
  • 70. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 4. Jalur las terlalu lebar. yaitu kelebihan ukuran lebar jalur pada sambungan tumpul, ini dapat terjadi apabila gerakan/ayunan elektroda terlalu jauh atau tarikan elektroda terlalu pelan atau arus terlalu besar atau gabungan dari hal-hal diatas.
  • 71. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 5. Ukuran kaki las tidak sama yaitu kelebihan dan/atau kekurangan ukuran salah satu atau kedua kaki las pada sambungan sudut, hal ini di mungkinkan oleh sudut pengelasan yang tidak sesuai dengan ketentuan.
  • 73. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 6. Undercut yaitu suatu alur yang terjadi pada kaki las (toe), hal ini dapat terjadi antara lain karena penggunaan arus yang tidak sesuai atau gerakan/ ayunan elektroda yang terlalu cepat.
  • 74. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 7. Overlap yaitu kelebihan logam las pada bagian tepi yang menempel logam dasar dan tidak terjadi perpaduan antara logam las. Hal ini dapat terjadi karena arus yang terlalu rendah, sudut atau ayunan/ gerakan elektroda yang salah.
  • 75. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 8. Cekungan pada akar las (root concavity) yaitu suatu alur yang terjadi pada jalur penetrasi (root) sambungan tumpul yang diakibatkan oleh penggunaan jenis elektroda yang kurang sesuai, pengisian yang tidak sempurna, sudut elektroda yang salah atau karena arc length yang terlalu jauh.
  • 76. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 9. Pengisian jalur kurang. yaitu suatu alur atau celah panjang kontinyu atau terputus-putus pada sambungan tumpul yang disebabkan terutama oleh pengisian yang terlalu cepat dan ayunan/ gerakan elektroda yang salah.
  • 77. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 10.Keropos (porosity) yaitu satu atau beberapa lubang udara yang terdapat di antara logam las. Hal ini dapat disebabkan terutama oleh faktor elektroda, a.l: terlalu lembab, berkarat atau tidak sesuai dengan jenis bahan yang dilas..
  • 78. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 11.Kurang penetrasi yaitu tidak terjadinya perpaduan di antara logam yang disambung yang terdapat pada dasar logam yang disebabkan karena arus pengelasan terlalu rendah, persiapan kampuh yang salah/ gap terlalu kecil, arc length terlalu jauh, atau karena gerakan elektroda terlalu cepat.
  • 79. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 12. Kelebihan penetrasi yaitu akar las pada sambungan tumpul yang terlalu tinggi/menonjol yang disebabkan oleh arus pengelasan terlalu tinggi, persiapan kampuh yang salah/ gap terlalu besar atau karena gerakan elektroda terlalu lambat.
  • 80. EXCESSIVE PENETRATION Politeknik Indramayu CORRECT PENETRATION EXCESSIVE PENETRATION
  • 81. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 13. Bentuk penguat/ jalur las tidak simetris yaitu sudut yang di bentuk antara permukaan benda kerja dan garis singgung pada sisi penguat tidak sama, hal ini dimungkinkan karena sudut elektroda tidak sama.
  • 82. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 14. Kelebihan pengisian yaitu jalur pengisian/ penguat pada sambungan tumpul terlalu tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena arus pengelasan agaK rendah atau pengelasan terlalu lambat.
  • 83. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 15. Bekas pukulan yaitu kerusakan permukaan benda kerja di luar jalur las yang disebabkan oleh pukulan saat membersihkan terak atau saat persiapan.
  • 84. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 16. Penyimpangan sudut/distorsi yaitu perubahan bentuk pada dua bagian yang disambung sehingga membentuk sudut. Ini disebabkan oleh disrorsi yang tidak terkontrol saat pengelasan atau persiapan yang kurang memperhitungkan distorsi yang akan terjadi.
  • 85. PEMERIKSAAN SAMBUNGAN SECARA VISUAL Politeknik Indramayu 17. Tidak segaris lurus yaitu hasil pengelasan di mana dua bagian yang disambung tidak satu bidang/level atau seperti paralel. Hal ini terutama disebabkan oleh persiapan yang salah atau distorsi saat pengelasan.