2. Pengertian
Tauhid
BAB 1i
BAB ii1
BAB 1v
BAB v
lampiran
Kata “tauhid” di dalam bahasa Arab berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan, yang artinya
menjadikan (sesuatu) satu-satunya. Kata tersebut berasal dari kata wahidun yang berarti satu atau
tunggal. Adapun menurut istilah adalah menyendirikan atau mengesakan Allah dalam beribadah.
Adapun pengertian secara lebih luas lagi adalah menyendirikan atau mengesakan Allah dalam hal-hal
yang merupakan kekhususan bagi Allah, baik dalam rububuiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun nama-
nama dan sifat-sifat-Nya, serta tidak ada sekutu bagi Allah dalam semua hal tersebut.
3. BAB 1
BAB ii1
BAB 1v
BAB v
lampiran
DALIL AL – QUR’AN DAN HADITS TENTANG TAUHID
1. Tauhid yang berhubungan dengan ke Tuhanan yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah kita harus
berTuhan, beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh dan merendah serta tidak kepada yang lain.
(Q.S. al-Mukmin [40] : 65)
2. Tauhid yang berhubungan dengan sifat Allah yang Maha Memelihara yaitu mempercayai bahwa Allah Swt.
adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa dan pengatur alam semesta ini (Q.S.al-Mukminun
[23] : 14)
3. Tauhid yang berhubungan dengan kesempurnaan sifat Allah yaitu mempercayai hanya Allah SWT. . (Q.S. Al-
An’am [6] : 100).
4. BAB 1 BAB 1i BAB ii1
BAB 1v
BAB v
lampiran
HADITS TENTANG TAUHID
Menjaga tauhid hingga akhir hayat
َيِقَل ْنَم ُلوُقَي َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل َلوُس َر ُتْعِمَس َلاَق ِ ه
اَّلل ِدْبَع ِْنب ِ
رِباَج ْنَع
َ
ل ه
اَّلل
ِهِب ُك ِ
رْشُي
ارهنال َلَخَد ِهِب ُك ِ
رْشُي ُهَيِقَل ْنَم َو َةهنَجْال َلَخَد اًئْيَش
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa
bertemu Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka dia masuk surga, dan barang siapa
yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka.” [HR.
Muslim].
5. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v
BAB v
lampiran
MACAM-MACAM TAUHID
1. Tauhid Dzat
Secara global, makna dari tauhid dzat adalah meng-Esakan dzat Allah SWT. Secara definisi, tauhid dzat bisa diartikan
sebagai wujud Allah tanpa berbentuk,
2. Tauhid Sifat
kata “”صفة dalam bahasa Arab berbeda dengan “sifat” dalam bahasa indonesia. Kata “”صفة dalam bahasa arab
mencakup segala informasi yang melekat pada suatu yang wujud. Dengan demikian, kata “هللا ”صفة mencakup perbuatan,
kekuasaan, dan apa saja melekat pada Dzat Allah, dan segala informasi tentang Allah.
3. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah suatu kepercayaan, bahwa hanya Allah adalah satu-satunya dzat yang menciptakan segala apa
yang ada di alam semesta ini.
4. Tauhid Uluhiyah
Kata uluhiyah diambil dari kata ilah yang berarti Yang disembah dan yang Ditaati. Kata ini digunakan untuk menyebut
sembahan yang hak dan yang batil. Untuk sembahan yang hak terlihat misalnya dalam firman Allah SWT:
(al-Baqarah:225)
6. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v BAB v lampiran
Tauhidullah
Tauhidullah artinya mengesakan yakni mengakui dan menyakini Allah Ta'ala.
Tauhidullah didalam ajaran islam mencakup :
1. Tauhid Rububiyyah artinya mengesakan rububiyyatullah, yakni mengakui dan meyakini Allah sebagai satu-
satunya Rabb.
2. Tauhid Mulkiyah artinya mengesakan mulkiyatullah, dia adalah satu-satunya pemimpin dan pelindung yang
hakiki.
3. Tauhid Rububiyyah artinya mengesakan rububiyyahtullah, yakni mengakui dan meyakini Allah Ta'ala.
7. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v BAB v lampiran
Makna dari Kalimat Laailaaha illalloh, Ma’rifatullah, dan Muqarabah
Laailaaha illalloh
Laailaaha illalloh adalah kalimat yang terdiri dari 4 kata, yaitu : laa, ilaha, illa, Allah
• Laa adalah nafiyah lil jins (Meniadakan keberadaan semua jenis kata benda yang datang setelahnya)
• bermakna ma`luh yang artinya adalah ma’bud (yang diibadahi). Karena Ilaah adalah mashdar (kata dasar) yang
bermakna maf’ul (obyek) sehingga aliha maknanya adalah ‘abada sehingga makna ma’luh adalah ma’bud.
• Illa (kecuali).
• Lafadz “Allah” asal katanya adalah Al-Ilah dibuang hamzahnya untuk mempermudah membacanya, Nama “Allah”
menunjukkan bahwa Dialah yang merupakan ma’luh (yang disembah) ma’bud (yang diibadahi). Seluruh makhluk
beribadah kepadanya dengan penuh kecintaan, pengagungan dan ketundukan”.
8. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v BAB v lampiran
Ma’rifatulláh
ma’rifatulláh adalah puncak pencapaian żikir kepada Alláh yang memberi pengaruh besar kepada jiwa seseorang dan
tercermin pada ke salehan-kesalehan hidupnya.
Delapan langkah mencapai ma’rifatullah :
• Kodrat
Secara harfiah, meiliki arti “kuasa” atau “kekuasaan”, sehingga kodratullah dapat diartikan sebagai kekuasaan Allah.
Suatu kekuasaan yang tunggal atau hanya satu-satunya, suatu kekuasaan yang “mutlak”.
• Iradat
Secara harfiah iradat memiliki arti “kehendak”, sehingga iradat Allah diartikan sebagai kehendak Allah.
• Ilmu
Ilmu atau pengetahuan merupakan langkah ketiga yang harus dilalui oleh seorang pencari Tuhan (salik).
• Hayat
Diartikan sebagai hidup, Maha Hidup. Keyakinan bahwa Allah ada dan hidup, maka harus menjadi keyakinan utama bagi
kaum muslim
9. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v BAB v lampiran
• Hayat
Diartikan sebagai hidup, Maha Hidup. Keyakinan bahwa Allah ada dan hidup, maka harus menjadi keyakinan utama bagi
kaum muslim
• Sama’
Diartikan sebagai mendengar, suatu sifat wajib bagi Allah
• Bashar
Diartikan sebagai “melihat”, sehingga “bashar Allah” diartikan sebagai “penglihatan Allah” atau “pandangan/pandangan
Allah”. Dalam arti lebih luas bashar Allah sebagai “Allah Yang Maha Melihat, Allah Yang Maha Mengetahui, ataupun Allah
Yang Maha Menyaksikan”.
• Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan atau mengandung keterangan tentang kalam Allah berupa firman-firman-
Nya, yang kemudian tersampaikan kepada umat manusia melalui para utusan-Nya.
• Syariat
Syariat berasal dari asal kata syara yang diartikan memperkenalkan atau mengedepankan ataupun menetapkan. Artinya,
Allah telah memperkenalkan, mengedepankan, dan menetapkan aturan main di dunia ini kepada makhluk ciptaan-Nya
yang disebut manusia, melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an Al-Karim bacaan yang mulia”.
10. BAB 1 BAB 1i BAB ii1 BAB 1v BAB v lampiran
Muraqabah
Muraqabah berarti adanya keyakinan seseorang yang kuat akan adanya pantauan Allah SWT terhadap segala gerak-
geriknya. Kesadaran itu lahir dari keimanannya bahwa Allah SWT dengan sifat’ilmu, bashar dan sama’ (mengetahui,
melihat, dan mendengar)-Nya mengetahui apa saja yang dia lakukan kapan dan dimana saja. Dia mengetahui apa
yang dia pikirkan dan rasakan. Tidak ada satupun yang luput dari pengawasan-Nya.
11. KESIMPULAN
Tauhid adalah menyendirikan atau mengesakan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah,
baik dalam rububuiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta tidak ada sekutu bagi
Allah dalam semua hal tersebut. Sedangkan Ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan keesaan Allah dan hal-hal
yang terkait dengannya. Ilmu ini berkaitan dengan pembahasan tentang penetapan akidah yang diambil dari dalil-
dalil yang diyakini, yaitu Al-Qur’an dan hadist serta dalil naqli