SlideShare a Scribd company logo
nama
Dede Ayubi
 Endah Damayanti
Tauhid menurut bahasa adalah meng-Esakan.
Sedangkan menurut syariat adalah meyakini
keesaan Allah. Adapun yang disebut ilmu
tauhid adalah ilmu yang membicarakan
tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah
dengan didasarkan pada dalil-dalil yang benar.
Tidak ada yang menyamainya dan tak ada
padanan bagi-Nya. Mustahil ada yang mampu
menyamai-Nya.
“Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi
kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan, dan dari
jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula, dijadikan-
Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatu yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.
Ash-Shura(QS 42:11)
Seluruh alam semesta ini diciptakan oleh Allah, dan tidak
ada pelaku yang bertindak sendiri dan merdeka
sepenuhnya selain Allah.
1. Tauhid Rububiyah.
Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatan-
Nya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan
segenap makhluk-Nya. Dan alam semesta ini diatur oleh Mudabbir
(Pengelola), Pengendali Tunggal, Tak disekutui oleh siapa dan
apapun dalam pengelolaan-Nya. Allah menciptakan semua
makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya.
Bahkan orang-orang musrik yang menyekutukan Allah dalam
ibadahnya juga mengakui keesaan rububiyah-Nya. Jadi jenis tauhid
ini diakui semua orang. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan
untuk mengakui-Nya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang
lainnya. Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah
Fir’aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya.
Tauhid Rububiyah mengharuskan adanya Tauhid Uluhiyah.
Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk
Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki,
dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui
bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan
segala macamnya kecuali Allah. Dan itulah yang disebut
Tauhid Uluhiyah. Jadi tauhid rububiyah adalah bukti
wajibnya tauhid uluhiyah. Jalan fitri untuk menetapkan
tauhid uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyah.
Maka tauhid rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid
uluhiyah.
2. Tauhid Uluhiyah.
Tauhid Uluhiyah yaitu ibadah. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah
dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan
seperti doa, nadzar, kurban, raja’ (pengharapan), takut, tawakal, raghbah
(senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini
adalah inti dakwah para rasul. Disebut demikian, karena tauhid uluhiyah adalah
sifat Allah yang ditunjukkan oleh nama-Nya, “Allah” yang artinya dzul uluhiyah
(yang memiliki uluhiyah), dan juga karena tauhid uluhiyah merupakan pondasi
dan asas tempat dibangunnya seluruh amal. Juga disebut sebagai tauhid ibadah
karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (makhluknya) yang wajib menyembah Allah
secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-
Baqarah : 163)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah apa yang kamu
dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah syahadat bahwa tiada Tuhan yang
berhak diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun ‘Alaih). Dalam riwayat Imam
Bukhari,“Sampai mereka mentauhidkan Allah”.
ISLAM
Islam menurut bahasa adalah masuk dalam kedamaian. Sedangkan
menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah, bertauhid dan tunduk kepada-
Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik dan pengikutnya.
IMAN
Iman menurut bahasa berarti membenarkan disertai percaya dan amanah.
Sedangkan menurut syara’, iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam
hati, dan perbuatan dengan anggota badan.
IHSAN
Ihsan menurut bahasa berarti kebaikan, yakni segala sesuatu yang
menyenangkan dan terpuji. Sedangkan menurut syara’ adalah sebagaimana yang
dijelaskan oleh baginda Nabi yang artinya “Engkau menyembah Allah seolah-olah
engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu”. Syaikh Ibnu Taimiyah berkata “Ihsan itu mengandung kesempurnaan ikhlas
kepada Allah dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah”.
Rasulullah menjadikan din itu adalah Islam, Iman, dan Ihsan. Maka jelaslah bahwa din
itu bertingkat, dan sebagian tingkatannya lebih tinggi dari yang lainnya. Tingkatan yang
pertama adalah Islam, tingkatan yang kedua adalah Iman, dan tingkatan yang paling
tinggi adalah Ihsan.
Tauhid Asma’ Wa Sifat yaitu beriman kepada nama-nama
Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan
dalam Al Qur’an dan Sunah Rasul-Nya. Maka barang siapa
yang mengingkari nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya
atau menamai Allah dan menyifati-Nya dengan nama-
nama dan sifat-sifat makhluk-Nya atau menakwilkan dari
maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang
Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan
Rasulnya.
 Sifat Dzatiyah
Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang senantiasa melekat dengan-
Nya. Sifat ini berpisah dengan dzat-Nya. Seperti berilmu,
kuasa atau mampu, mendengar, bijaksana, melihat, dll.
 Sifat Fi’liyah
Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia perbuat jika
berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke
langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan
dating pada Hari Kiamat.
Adapun sifat wajib dan mustahil bagi Allah ialah sebagai berikut
 Wujud (Ada), ‘Adam (Yang tidak ada);
 Qidam (Terdahulu), Huduts (Baru);
 Baqa.’ (Kekal), Fanaa’ (Yang hancur);
 Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan makhluk-
Nya), Mumaasilatu lilhawaadis (Menyamai dengan yang baru);
 Qiyamu binafsihi (Berdiri sendiri), Qiyamuhu ma’a ghairihi
(Berdiri bersama-sama dengan yang lain);
 Wahdaniyyah (Yang Esa), Ta’addud (Berbilang atau lebih dari
satu);
 Qudrah (Yang Kuasa), ‘Ajzun (Lemah);
 Iradah (Yang berkehendak), Karahah (Terpaksa);
 ‘Ilmu ( Mengetahui), Jahlun (Bodoh);
 Hayat ( Hidup), Al-maut (Mati);
 Sama’ (Mendengar), Ash-shummu (Tuli);
 Bashar (Melihat), Al-‘umyu (Buta);
 Kalam ( Berbicara), Al-bukmu (Bisu);
 Qaadiran (Yang Maha Berkuasa), ‘Aajizan (Yang lemah);
 Muriidan (Yang Memiliki Kehendak), Mukrohan (Yang tidak
berkehendak);
 ‘Aliman (Yang Maha Mengetahui), Jaahilan (Yang bodoh);
 Hayyan (Yang Maha Hidup), Mayyitan (Yang mati);
 Samii’an(Yang Maha Mendengar), ash-shomma (Yang tuli);
 Bashiiran (Yang Maha Melihat), A‘maa (Yang buta);
 Mutakalliman( Yang Berfirman atau berbicara), Abkam (Yang bisu)
Sifat Jaiz Allah ialah berwenang untuk berbuat atau tidak berbuat.
 Sifat jaiz adalah sifat yang boleh ada dan boleh pun tidak ada bagi allah
 https://ayundi1456.wordpress.com
/2013/01/02/pengertian-dan-
macam-macam-tauhid/
 http://www.seputarpengetahuan.c
om/2015/11/pengertian-tauhid-
dan-macam-macam-tauhid.html

More Related Content

Similar to auhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.

Tiga serangkai sendi agama
Tiga serangkai sendi agama Tiga serangkai sendi agama
Tiga serangkai sendi agama
Al-Islami Caligrafi
 
Tauhid bagian 1
Tauhid bagian 1Tauhid bagian 1
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannyaKonsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannyaMohd Hamidi
 
Tauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannyaTauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannya
Anas Abdillah Al Cilacapi
 
ppt kalimat tauhid.pptx
ppt  kalimat tauhid.pptxppt  kalimat tauhid.pptx
ppt kalimat tauhid.pptx
NadinAnindyaFadiatur
 
Persentasi aqidah kel iii
Persentasi aqidah kel iiiPersentasi aqidah kel iii
Persentasi aqidah kel iiiHerry Erwanto
 
Kel.04 iman kepada_allah[1]
Kel.04 iman kepada_allah[1]Kel.04 iman kepada_allah[1]
Kel.04 iman kepada_allah[1]
MRamadhanyI
 
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehekelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
MUHAMMADRIZIQAZZAKI
 
Modul Kajian Intensif
Modul Kajian IntensifModul Kajian Intensif
Modul Kajian Intensif
Doddy Elzha Al Jambary
 
SFAT 20 BAGI ALLAH
SFAT 20 BAGI ALLAHSFAT 20 BAGI ALLAH
SFAT 20 BAGI ALLAH
Mandiri Sekuritas
 
Pengertian taqwa
Pengertian   taqwaPengertian   taqwa
Pengertian taqwa
Helmon Chan
 
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAMW2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
latifstpp
 
2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslimShahirah Said
 
Makalah Rukun Iman
Makalah Rukun ImanMakalah Rukun Iman
Makalah Rukun Iman
Akfar ikifa
 
Konsep Dasar Tauhid.pptx
Konsep Dasar Tauhid.pptxKonsep Dasar Tauhid.pptx
Konsep Dasar Tauhid.pptx
HayyikSirrulAsror
 
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.TPpt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
MRamadhanyI
 
Terjemah Kitab Tijanu al Darori
Terjemah Kitab Tijanu al DaroriTerjemah Kitab Tijanu al Darori
Terjemah Kitab Tijanu al Darori
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Aqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.pptAqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.ppt
NaufalKurniawan12
 
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinyaJuhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
Juhdi Heryadi
 

Similar to auhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan. (20)

Tiga serangkai sendi agama
Tiga serangkai sendi agama Tiga serangkai sendi agama
Tiga serangkai sendi agama
 
Tauhid bagian 1
Tauhid bagian 1Tauhid bagian 1
Tauhid bagian 1
 
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannyaKonsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
 
Tauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannyaTauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannya
 
ppt kalimat tauhid.pptx
ppt  kalimat tauhid.pptxppt  kalimat tauhid.pptx
ppt kalimat tauhid.pptx
 
Persentasi aqidah kel iii
Persentasi aqidah kel iiiPersentasi aqidah kel iii
Persentasi aqidah kel iii
 
Kel.04 iman kepada_allah[1]
Kel.04 iman kepada_allah[1]Kel.04 iman kepada_allah[1]
Kel.04 iman kepada_allah[1]
 
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehekelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
kelas X MA tauhid hajaksnehdiskebehdudjehe
 
Modul Kajian Intensif
Modul Kajian IntensifModul Kajian Intensif
Modul Kajian Intensif
 
SFAT 20 BAGI ALLAH
SFAT 20 BAGI ALLAHSFAT 20 BAGI ALLAH
SFAT 20 BAGI ALLAH
 
Pengertian taqwa
Pengertian   taqwaPengertian   taqwa
Pengertian taqwa
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAMW2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
W2/W3-D1 - POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
 
2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim
 
Makalah Rukun Iman
Makalah Rukun ImanMakalah Rukun Iman
Makalah Rukun Iman
 
Konsep Dasar Tauhid.pptx
Konsep Dasar Tauhid.pptxKonsep Dasar Tauhid.pptx
Konsep Dasar Tauhid.pptx
 
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.TPpt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
Ppt agama kel_4[1] Iman Kepada Allah S.W.T
 
Terjemah Kitab Tijanu al Darori
Terjemah Kitab Tijanu al DaroriTerjemah Kitab Tijanu al Darori
Terjemah Kitab Tijanu al Darori
 
Aqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.pptAqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.ppt
 
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinyaJuhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
Juhdi,pengertian tauhid dan urgensinya
 

auhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.

  • 2. Tauhid menurut bahasa adalah meng-Esakan. Sedangkan menurut syariat adalah meyakini keesaan Allah. Adapun yang disebut ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil yang benar. Tidak ada yang menyamainya dan tak ada padanan bagi-Nya. Mustahil ada yang mampu menyamai-Nya.
  • 3. “Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan, dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula, dijadikan- Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. Ash-Shura(QS 42:11) Seluruh alam semesta ini diciptakan oleh Allah, dan tidak ada pelaku yang bertindak sendiri dan merdeka sepenuhnya selain Allah.
  • 4. 1. Tauhid Rububiyah. Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatan- Nya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk-Nya. Dan alam semesta ini diatur oleh Mudabbir (Pengelola), Pengendali Tunggal, Tak disekutui oleh siapa dan apapun dalam pengelolaan-Nya. Allah menciptakan semua makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya. Bahkan orang-orang musrik yang menyekutukan Allah dalam ibadahnya juga mengakui keesaan rububiyah-Nya. Jadi jenis tauhid ini diakui semua orang. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakui-Nya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lainnya. Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir’aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya.
  • 5. Tauhid Rububiyah mengharuskan adanya Tauhid Uluhiyah. Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah. Dan itulah yang disebut Tauhid Uluhiyah. Jadi tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Jalan fitri untuk menetapkan tauhid uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyah. Maka tauhid rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah.
  • 6. 2. Tauhid Uluhiyah. Tauhid Uluhiyah yaitu ibadah. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, raja’ (pengharapan), takut, tawakal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul. Disebut demikian, karena tauhid uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh nama-Nya, “Allah” yang artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah), dan juga karena tauhid uluhiyah merupakan pondasi dan asas tempat dibangunnya seluruh amal. Juga disebut sebagai tauhid ibadah karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (makhluknya) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al- Baqarah : 163) Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah apa yang kamu dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun ‘Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari,“Sampai mereka mentauhidkan Allah”.
  • 7. ISLAM Islam menurut bahasa adalah masuk dalam kedamaian. Sedangkan menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah, bertauhid dan tunduk kepada- Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik dan pengikutnya. IMAN Iman menurut bahasa berarti membenarkan disertai percaya dan amanah. Sedangkan menurut syara’, iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan perbuatan dengan anggota badan. IHSAN Ihsan menurut bahasa berarti kebaikan, yakni segala sesuatu yang menyenangkan dan terpuji. Sedangkan menurut syara’ adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh baginda Nabi yang artinya “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Taimiyah berkata “Ihsan itu mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah”. Rasulullah menjadikan din itu adalah Islam, Iman, dan Ihsan. Maka jelaslah bahwa din itu bertingkat, dan sebagian tingkatannya lebih tinggi dari yang lainnya. Tingkatan yang pertama adalah Islam, tingkatan yang kedua adalah Iman, dan tingkatan yang paling tinggi adalah Ihsan.
  • 8. Tauhid Asma’ Wa Sifat yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an dan Sunah Rasul-Nya. Maka barang siapa yang mengingkari nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya atau menamai Allah dan menyifati-Nya dengan nama- nama dan sifat-sifat makhluk-Nya atau menakwilkan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan Rasulnya.
  • 9.  Sifat Dzatiyah Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang senantiasa melekat dengan- Nya. Sifat ini berpisah dengan dzat-Nya. Seperti berilmu, kuasa atau mampu, mendengar, bijaksana, melihat, dll.  Sifat Fi’liyah Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia perbuat jika berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan dating pada Hari Kiamat.
  • 10. Adapun sifat wajib dan mustahil bagi Allah ialah sebagai berikut  Wujud (Ada), ‘Adam (Yang tidak ada);  Qidam (Terdahulu), Huduts (Baru);  Baqa.’ (Kekal), Fanaa’ (Yang hancur);  Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan makhluk- Nya), Mumaasilatu lilhawaadis (Menyamai dengan yang baru);  Qiyamu binafsihi (Berdiri sendiri), Qiyamuhu ma’a ghairihi (Berdiri bersama-sama dengan yang lain);  Wahdaniyyah (Yang Esa), Ta’addud (Berbilang atau lebih dari satu);  Qudrah (Yang Kuasa), ‘Ajzun (Lemah);  Iradah (Yang berkehendak), Karahah (Terpaksa);  ‘Ilmu ( Mengetahui), Jahlun (Bodoh);  Hayat ( Hidup), Al-maut (Mati);
  • 11.  Sama’ (Mendengar), Ash-shummu (Tuli);  Bashar (Melihat), Al-‘umyu (Buta);  Kalam ( Berbicara), Al-bukmu (Bisu);  Qaadiran (Yang Maha Berkuasa), ‘Aajizan (Yang lemah);  Muriidan (Yang Memiliki Kehendak), Mukrohan (Yang tidak berkehendak);  ‘Aliman (Yang Maha Mengetahui), Jaahilan (Yang bodoh);  Hayyan (Yang Maha Hidup), Mayyitan (Yang mati);  Samii’an(Yang Maha Mendengar), ash-shomma (Yang tuli);  Bashiiran (Yang Maha Melihat), A‘maa (Yang buta);  Mutakalliman( Yang Berfirman atau berbicara), Abkam (Yang bisu) Sifat Jaiz Allah ialah berwenang untuk berbuat atau tidak berbuat.  Sifat jaiz adalah sifat yang boleh ada dan boleh pun tidak ada bagi allah