SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
SISTIM KEMUDI
Fungsi :
Mengarahkan jalannya kendaraan.
Ada dua tipe :
• Manual steering
• Power steering
Steering Wheel
Dilihat dari ukurannya ada dua macam :
• Besar
Moment yang dipindahkan besar dan lebih stabil.
Makan tempat
• Kecil
Peka terhadap setiap gerakan yang diberikan
Tenaga untuk memutar berat
STEERING MAIN SHAFT
COLLAPSIBLE TYPE
Pada type ini, column mempunyai mata jaring, main shaftnya terdiri dari bagian atas dan
bawah yang disambung dengan platic pin. Pada Column braketnya dipasang capsule.
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft
dan columnnya akan runtuh.
COLLAPSIBLE TYPE
BALL TYPE
Pada type ini, Columnnya terdiri dari dua bagian atas dan bawah yang disambung dengan ball
bearing. Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin . .
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka mian shaft dan
columnnya akan menyusut, tenana benbturan tersebut akan diserap oleh ball bearing
SOLID SILICON RUBBER SEALED TYPE
Pada type ini,Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin
Didalam main shaft bagian bawah di isikan silicon rubber dan braketnya dipasangkan
caster wedge.
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka braketnya
akan runtuh dan main shaftnya menyusut, dengan mrnyusutnya mainshaft ini maka
silicon rubber akan menjadi tepung dan tersembur keluar melalui orifice pada steering
main yoke Pada saat inilah silicon rubber menyerap tenaga benturan.
COLLAPSIBLE TYPE
NON COLLAPSIBLE TYPE
Pada type ini main shaftnya terbuat dari besi yang langsung berhubungan
dengan steering gear box
NON COLLAPSIBLE TYPE
CARA PENYAMBUNGAN STEERING MAIN SHAFT
Cara penyambungan dengan gear box ada empat macam :
• One piece ( langsung )
• Universal joint & spline
• Universal joint
• Flexible joint
STERING GEAR
Fungsi :
Mengatur arah roda depan & memperbesar moment
Perbandingan gigi pada steering gear box :
Steering
gear ratio =
Jumlah putaran
roda kemudi
Jumlah putaran
sector shaft
STEERING GEAR
Worm & Sector :
Worm gear berkaitan langsung dengan sector
roller dibagian tengahnya
Screw Pin :
Pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear
STEERING GEAR
Screw nut :
Pada bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah
nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang
menonjol dan dipasang tuas yang terpasang pada
rumahnya
Recirculating ball :
Peluru ( ball ) diisikan dalam lubang – lubang nut untuk
membentuk hubungan yang menggelinding antara worm
gear.
Rack and Pinion :
Gerak putar pinion dirubah langsung menjadi gerakan mendatar, konstruksi
sederhana, sudut belok tajam dan ringan.
Tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda
kemudi.
STEERING GEAR
STEERING LINKAGE
Fungsi :
Untuk memindahkan tenaga dari roda kemudi ke roda – roda depan.
Rack and Pinion
STEERING LINKAGE PADA SISTEM KEMUDI MODEL RACK AND PINION
STEERING LINKAGE
STEERING LINKAGE
FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE
Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang dalam mm.
1. Toe in terlalu besar
Roda akan aus pada sebelah luar
2. Toe out terlalu besar
Roda akan aus pada sebelah dalam
Fungsi TOE :
Sebagai koreksi Camber
Sebagai koreksi gaya Penggerak
FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI TOE SEBAGAI KOREKSI CAMBER
Reaksi rolling chamber menyebabkan roda menggelinding ke arah luar, oleh
sambungan kemudi roda dipaksa bergerak lurus kearah jalannya kendaraan akibatnya
roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.
FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE IN
Toe in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, efek rolling chamber ke arah
luar dapat teratasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban
menggosok pada permukaan jalan.
Sehingga dapat :
1. Menghemat ban ( ban tidak cepat aus dan keausannya merata )
2. Pengemudian stabil ( tidak timbul getaran )
FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK
Gaya penggerak dari axel
belakang diteruskan ke axel
depan melalui rangka, reaksi
gelinding ban roda depan yang
mengarah ke belakang
menyebabkan bagian depan
cenderung bergerak ke arah luar.
Untuk mengatasi ini, pada
kendaraan dengan penggerak
roda belakang perlu dilakuka
penyetelan toe in ( positive )
FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK
Gaya penggerak dari roda depan
diteruskan ke axel belakang melalui
rangka. Reaksi terhadap gelinding roda
belakang yang mengarah ke belakang (
beban ) menyebabkan roda depan bagian
depan cenderung bergerak kearah dalam.
Untuk mengatasi reaksi ini pada kendaraan
dengan penggerak roda depan perlu
dilakukan penyetelan toe out
FRONT WHEEL ALIGMENT
CAMBER
Kemiringan roda bagian atas kedalam atau keluar terhadap garis vertikal
Fungsi :
Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada satu
titik . Dengan adanya rolling camber maka gaya untuk memutar roda
kemudi menjadi lebih ringan
Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada satu
titik . Dengan adanya rolling chamber maka gaya untuk memutar roda
kemudi menjadi lebih ringan
FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI CAMBER POSITIVE
FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI CAMBER NEGATIVE
Pada camber negative jatuh titik kutub terhadap jalan ( 1 ) dengan titik putar kemudi
terhadap jalan ( 2 ) semakin jauh
Camber negative menyebabkan rolling camber mengarah ke dalam ( 0 ). Sehingga
pengemudian kendaraan menjadi berat
PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN
CAMBER POSITIVE
Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang mengarah
ke roda menyebabkan reaksi roda menekan ke
arah bantalan dalam sehingga reaksi
kelonggaran bantalan berkurang
Camber positive mengurangi kelonggaran
bantalan
Letak beban kendaraan pada spindel mendekati
bantalan dalam, menyebabkan getaran yang
ditimbulkan spindel dan diteruskan ke sistim
kemudi menjadi kecil
PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN
CAMBER NEGATIVE
Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang
mengarah keluar dari roda menyebabkan
roda ingin lepas dari pengikatnya, reduksi
kecocokan bantalan dapat dirasakan pada
sistim kemudi
Camber negative menyebabkan efek
kebebasan bantalan roda bertambah
Letak beban kendaraan pada sumbu
spindel mendekati bantalan luar
menyebabkan beban spindel bertambah,
getaran yang ditimbulkan spindel
diteruskan ke sistim kemudi bertambah
LETAK BEBAN PADA SPINDEL
CAMBER POSITIVE
Keterangan :
F = Gaya berat kendaraan
Fr = Gaya reaksi ( gaya tegak lurus )
Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada posros
roda ( spindel ) mendekati sumbu putar
kemudi ( king pin ). Camber positif dapat
memperkecil moment bengkok spindel
LETAK BEBAN PADA SPINDEL
CAMBER NEGATIVE
Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada poros
roda ( spindel ) menjauhi sumbu putar kemudi /
king pin. Camber negative dapat memperbesar
moment bengkok spindel
FRONT WHEEL ALIGMENT
CASTER
Kemiringan sumbu kemudi ( kingpin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari
samping Kendaraan.
Fungsi :
Pada saat jalan lurus caster akan mengarahkan roda agar tetap stabil dalam posisi lurus
walau roda kemudi dilepas.
CASTER
Keterangan :
F = Gaya penggerak
Fr = Gaya yang digerakkan
Daya penggerak F bekerja pada titik A dan
menarik roda dititik B. tahanan gelinding roda
memberikan perlawanan ( reaksi ) yang arahnya
berlawanan ( Fr )
Reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan
selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan
arah gaya penggerak.
Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan
roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda
kemud dilepas.
PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN
CASTER TERLALU POSITIVE
~ Makin besar penyetelan caster
positive, makin besar kemampuan
roda kembali ke posisi lurus
~ Bila permukaan jalan jelek, getaran
roda terasa kuat dirasakan pada
kemudi
PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN
CASTER TERLALU NEGATIVE
~ Pada roda timbul getaran
~ Pada roda bergerak tidak stabil saal jalan lurus
SUDUT KINGPIN DAN OFFSET
Kemiringan sumbu kingpin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI SUDUT KING PIN
POSISI LURUS
Keterangan :
TL = Tinggi saat posisi
lurus
Bersama dengan toe mempertahankan posisi roda
agar tetap lurus
FUNGSI SUDUT KING PIN
POSISI BELOK
Keterangan :
TB = Tinggi saat posisi belok
Pada saat belok kiri, king pin kiri terangkat naik,
gerakan ke atas king pin diteruskan ke pegas
dan body kendaraan. Perubahan tinggi king pin
menyebabkan gaya balik kemudi ke posisi lurus
OFFSET
Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu
perpanjangan garis sumbu king pin terhadap permukaan jalan.
Pengaruh Offset
Jika offset semakin besar mengakibatkan :
Setir semakin besar, jarak titik temu garis sumbu roda dan kingpin dengan
jalan semakin besar sehingga tenaga yang digunakan untuk memutar
roda kemudi semakin berat
Yang mempengaruhi besarnya offset
~ Camber
~ Sudut king pin
~ Lebar telapak ban
OFFSET POSITIVE
OFFSET
~ Jarak A ada disebelah dalam kendaraan
~ “A” merupakan offset positive
OFFSET
OFFSET POSITIVE
~ Jarak “A “ ada disebelah luar kendaraan
TURNING RADIUS
FRONT WHEEL ALIGMENT
Turning radius berfungsi untuk membuat
kendaraan lebih lincah pada saat dikemudikan
dan meperpanjang umur pemakaian ban karena
pada saat kendaraan membelok sudut roda kiri
dan kanan dibuat tidak sama

More Related Content

Similar to sistem kemudi pada kendaraan ringan mapel smk jurusan TKR

05. pemeriksaan sistem kemudi
05. pemeriksaan sistem kemudi05. pemeriksaan sistem kemudi
05. pemeriksaan sistem kemudiSupriyono Bekasi
 
Differential
DifferentialDifferential
DifferentialEKO DOK
 
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensiBab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensirizky putra
 
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptx
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptxSMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptx
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptxsmkkebangsaanmks
 
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayaya
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayayapower steering mobil avanza velos ayayyayayayayayaya
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayayaferrixDevi
 
Transmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.pptTransmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.ppttomi58
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiAduyarp Namor
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiaduyarpnamor
 
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptx
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptxSISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptx
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptxagussusanto460387
 
Analisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiAnalisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiFathan Rosidi
 
New step 1 training manual i
New step 1 training manual iNew step 1 training manual i
New step 1 training manual iaduyarpnamor
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptMuhammadRizki543854
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptSudiharjoDheDocTor
 

Similar to sistem kemudi pada kendaraan ringan mapel smk jurusan TKR (20)

05. pemeriksaan sistem kemudi
05. pemeriksaan sistem kemudi05. pemeriksaan sistem kemudi
05. pemeriksaan sistem kemudi
 
Differential
DifferentialDifferential
Differential
 
Fwa guru
Fwa guruFwa guru
Fwa guru
 
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensiBab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
 
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptx
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptxSMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptx
SMK KEBANGSAAN INDONESIA MAKASSAR.pptx
 
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayaya
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayayapower steering mobil avanza velos ayayyayayayayayaya
power steering mobil avanza velos ayayyayayayayayaya
 
AUTOMATIC TRANS.ppt
AUTOMATIC TRANS.pptAUTOMATIC TRANS.ppt
AUTOMATIC TRANS.ppt
 
Transmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.pptTransmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.ppt
 
13012 8-368214845111
13012 8-36821484511113012 8-368214845111
13012 8-368214845111
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual ii
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual ii
 
Suspension ruri
Suspension ruriSuspension ruri
Suspension ruri
 
Brake sistem ruri
Brake sistem ruriBrake sistem ruri
Brake sistem ruri
 
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptx
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptxSISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptx
SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DAN PEMODELANNYA kulon.pptx
 
Analisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiAnalisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudi
 
Cvt_&_Ycat.ppt
Cvt_&_Ycat.pptCvt_&_Ycat.ppt
Cvt_&_Ycat.ppt
 
Transmisi manual
Transmisi manualTransmisi manual
Transmisi manual
 
New step 1 training manual i
New step 1 training manual iNew step 1 training manual i
New step 1 training manual i
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
 

sistem kemudi pada kendaraan ringan mapel smk jurusan TKR

  • 1. SISTIM KEMUDI Fungsi : Mengarahkan jalannya kendaraan. Ada dua tipe : • Manual steering • Power steering
  • 2. Steering Wheel Dilihat dari ukurannya ada dua macam : • Besar Moment yang dipindahkan besar dan lebih stabil. Makan tempat • Kecil Peka terhadap setiap gerakan yang diberikan Tenaga untuk memutar berat
  • 3. STEERING MAIN SHAFT COLLAPSIBLE TYPE Pada type ini, column mempunyai mata jaring, main shaftnya terdiri dari bagian atas dan bawah yang disambung dengan platic pin. Pada Column braketnya dipasang capsule. Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft dan columnnya akan runtuh.
  • 4. COLLAPSIBLE TYPE BALL TYPE Pada type ini, Columnnya terdiri dari dua bagian atas dan bawah yang disambung dengan ball bearing. Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin . . Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka mian shaft dan columnnya akan menyusut, tenana benbturan tersebut akan diserap oleh ball bearing
  • 5. SOLID SILICON RUBBER SEALED TYPE Pada type ini,Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin Didalam main shaft bagian bawah di isikan silicon rubber dan braketnya dipasangkan caster wedge. Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka braketnya akan runtuh dan main shaftnya menyusut, dengan mrnyusutnya mainshaft ini maka silicon rubber akan menjadi tepung dan tersembur keluar melalui orifice pada steering main yoke Pada saat inilah silicon rubber menyerap tenaga benturan. COLLAPSIBLE TYPE
  • 6. NON COLLAPSIBLE TYPE Pada type ini main shaftnya terbuat dari besi yang langsung berhubungan dengan steering gear box
  • 7. NON COLLAPSIBLE TYPE CARA PENYAMBUNGAN STEERING MAIN SHAFT Cara penyambungan dengan gear box ada empat macam : • One piece ( langsung ) • Universal joint & spline • Universal joint • Flexible joint
  • 8. STERING GEAR Fungsi : Mengatur arah roda depan & memperbesar moment Perbandingan gigi pada steering gear box : Steering gear ratio = Jumlah putaran roda kemudi Jumlah putaran sector shaft
  • 9. STEERING GEAR Worm & Sector : Worm gear berkaitan langsung dengan sector roller dibagian tengahnya Screw Pin : Pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear
  • 10. STEERING GEAR Screw nut : Pada bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang tuas yang terpasang pada rumahnya Recirculating ball : Peluru ( ball ) diisikan dalam lubang – lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara worm gear.
  • 11. Rack and Pinion : Gerak putar pinion dirubah langsung menjadi gerakan mendatar, konstruksi sederhana, sudut belok tajam dan ringan. Tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda kemudi. STEERING GEAR
  • 12. STEERING LINKAGE Fungsi : Untuk memindahkan tenaga dari roda kemudi ke roda – roda depan. Rack and Pinion STEERING LINKAGE PADA SISTEM KEMUDI MODEL RACK AND PINION
  • 15. FRONT WHEEL ALIGMENT TOE Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang dalam mm. 1. Toe in terlalu besar Roda akan aus pada sebelah luar 2. Toe out terlalu besar Roda akan aus pada sebelah dalam Fungsi TOE : Sebagai koreksi Camber Sebagai koreksi gaya Penggerak
  • 16. FRONT WHEEL ALIGMENT FUNGSI TOE SEBAGAI KOREKSI CAMBER Reaksi rolling chamber menyebabkan roda menggelinding ke arah luar, oleh sambungan kemudi roda dipaksa bergerak lurus kearah jalannya kendaraan akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.
  • 17. FRONT WHEEL ALIGMENT TOE IN Toe in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, efek rolling chamber ke arah luar dapat teratasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan. Sehingga dapat : 1. Menghemat ban ( ban tidak cepat aus dan keausannya merata ) 2. Pengemudian stabil ( tidak timbul getaran )
  • 18. FRONT WHEEL ALIGMENT TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK Gaya penggerak dari axel belakang diteruskan ke axel depan melalui rangka, reaksi gelinding ban roda depan yang mengarah ke belakang menyebabkan bagian depan cenderung bergerak ke arah luar. Untuk mengatasi ini, pada kendaraan dengan penggerak roda belakang perlu dilakuka penyetelan toe in ( positive )
  • 19. FRONT WHEEL ALIGMENT TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke axel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding roda belakang yang mengarah ke belakang ( beban ) menyebabkan roda depan bagian depan cenderung bergerak kearah dalam. Untuk mengatasi reaksi ini pada kendaraan dengan penggerak roda depan perlu dilakukan penyetelan toe out
  • 20. FRONT WHEEL ALIGMENT CAMBER Kemiringan roda bagian atas kedalam atau keluar terhadap garis vertikal Fungsi : Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada satu titik . Dengan adanya rolling camber maka gaya untuk memutar roda kemudi menjadi lebih ringan
  • 21. Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada satu titik . Dengan adanya rolling chamber maka gaya untuk memutar roda kemudi menjadi lebih ringan FRONT WHEEL ALIGMENT FUNGSI CAMBER POSITIVE
  • 22. FRONT WHEEL ALIGMENT FUNGSI CAMBER NEGATIVE Pada camber negative jatuh titik kutub terhadap jalan ( 1 ) dengan titik putar kemudi terhadap jalan ( 2 ) semakin jauh Camber negative menyebabkan rolling camber mengarah ke dalam ( 0 ). Sehingga pengemudian kendaraan menjadi berat
  • 23. PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN CAMBER POSITIVE Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang mengarah ke roda menyebabkan reaksi roda menekan ke arah bantalan dalam sehingga reaksi kelonggaran bantalan berkurang Camber positive mengurangi kelonggaran bantalan Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam, menyebabkan getaran yang ditimbulkan spindel dan diteruskan ke sistim kemudi menjadi kecil
  • 24. PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN CAMBER NEGATIVE Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang mengarah keluar dari roda menyebabkan roda ingin lepas dari pengikatnya, reduksi kecocokan bantalan dapat dirasakan pada sistim kemudi Camber negative menyebabkan efek kebebasan bantalan roda bertambah Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalan luar menyebabkan beban spindel bertambah, getaran yang ditimbulkan spindel diteruskan ke sistim kemudi bertambah
  • 25. LETAK BEBAN PADA SPINDEL CAMBER POSITIVE Keterangan : F = Gaya berat kendaraan Fr = Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada posros roda ( spindel ) mendekati sumbu putar kemudi ( king pin ). Camber positif dapat memperkecil moment bengkok spindel
  • 26. LETAK BEBAN PADA SPINDEL CAMBER NEGATIVE Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada poros roda ( spindel ) menjauhi sumbu putar kemudi / king pin. Camber negative dapat memperbesar moment bengkok spindel
  • 27. FRONT WHEEL ALIGMENT CASTER Kemiringan sumbu kemudi ( kingpin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping Kendaraan. Fungsi : Pada saat jalan lurus caster akan mengarahkan roda agar tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas.
  • 28. CASTER Keterangan : F = Gaya penggerak Fr = Gaya yang digerakkan Daya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda dititik B. tahanan gelinding roda memberikan perlawanan ( reaksi ) yang arahnya berlawanan ( Fr ) Reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak. Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemud dilepas.
  • 29. PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN CASTER TERLALU POSITIVE ~ Makin besar penyetelan caster positive, makin besar kemampuan roda kembali ke posisi lurus ~ Bila permukaan jalan jelek, getaran roda terasa kuat dirasakan pada kemudi
  • 30. PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN CASTER TERLALU NEGATIVE ~ Pada roda timbul getaran ~ Pada roda bergerak tidak stabil saal jalan lurus
  • 31. SUDUT KINGPIN DAN OFFSET Kemiringan sumbu kingpin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan FRONT WHEEL ALIGMENT
  • 32. FUNGSI SUDUT KING PIN POSISI LURUS Keterangan : TL = Tinggi saat posisi lurus Bersama dengan toe mempertahankan posisi roda agar tetap lurus
  • 33. FUNGSI SUDUT KING PIN POSISI BELOK Keterangan : TB = Tinggi saat posisi belok Pada saat belok kiri, king pin kiri terangkat naik, gerakan ke atas king pin diteruskan ke pegas dan body kendaraan. Perubahan tinggi king pin menyebabkan gaya balik kemudi ke posisi lurus
  • 34. OFFSET Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis sumbu king pin terhadap permukaan jalan. Pengaruh Offset Jika offset semakin besar mengakibatkan : Setir semakin besar, jarak titik temu garis sumbu roda dan kingpin dengan jalan semakin besar sehingga tenaga yang digunakan untuk memutar roda kemudi semakin berat Yang mempengaruhi besarnya offset ~ Camber ~ Sudut king pin ~ Lebar telapak ban
  • 35. OFFSET POSITIVE OFFSET ~ Jarak A ada disebelah dalam kendaraan ~ “A” merupakan offset positive
  • 36. OFFSET OFFSET POSITIVE ~ Jarak “A “ ada disebelah luar kendaraan
  • 37. TURNING RADIUS FRONT WHEEL ALIGMENT Turning radius berfungsi untuk membuat kendaraan lebih lincah pada saat dikemudikan dan meperpanjang umur pemakaian ban karena pada saat kendaraan membelok sudut roda kiri dan kanan dibuat tidak sama