SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Siti Choirotin
PSW.B.2013.0036
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : SITI CHOIROTIN
Tempat tanggal lahir : Raha, 10 Juni 1993
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Lakapodo, Kec, Watopute
II. NAMA ORANG TUA
Ayah : BUDI HARTONO
Ibu : SITI AMAN
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri 7 Kusambi : Tamat tahun 2006
2. Lulus SMP Negeri 3 Kusambi : Tamat tahun 2009
3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2012
4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3
Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai
sekarang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal ini dengan judul “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten
Muna Tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia dalam segala aspek
kehidupan.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Bapak La Ode Muhlisi, A. Kep,. M.Kes, selaku
pembimbing I dan Bapak Nassarudin, SKM., M.Si selaku pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing penulis dalam
penyelesaian karya tulis ini dan tak lupa pula penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata
Raha.
2. Ibu dr. Wa Ode Fil Hayah Fitri, selaku Kepala Puskesmas Katobu
3. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
4. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda Budi Hartoni, dan
Ibunda Siti Aman atas doanya dan atas kasih sayang dan perhatiannya.
5. Saudaraku Mustakim, S.Pt atas limpahan cinta, kasih sayang, doa restu serta
dukungan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.
6. Terkhusus untuk Rio Candra yang telah memberikan motivasi dan yang telah
membantu dan memotivasi penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesikan
sesuai waktu yang ditentukan.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program DIII Akbid Paramata Raha khususnya
angkatan 2013 khususnya Sitti Alma Findra, Arni, Fifi, Hasti, Hartina,Fitri,
indah nirwana, Ela, Cerah, Prema dan kak Septianyang telah memberikan
bantuan dan kerjasamanya yang baik.
Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi
penulis juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga
Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua
pihak yang telah berupaya membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Raha, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Tabel .................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Intisari .............................................................................................................. xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6
A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1. Konsep Dasar Penyakit ........................................................... 6
2. Faktor-faktor Penyebab Kejadian Diare.................................. 14
B. Landasan Teori.............................................................................. 17
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 19
D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 20
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 21
A. Jenis Penelitian............................................................................. 21
B. Subjek Penelitian........................................................................... 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 21
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23
G. Cara Analisis Data......................................................................... 23
H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27
B. Pembahasan .................................................................................. 31
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36
A. Kesimpulan ................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................. 34
Daftar Pustaka................................................................................................ 35
Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional 22
Tabel 2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
KatobuMenurut Jenis Kelamin Tahun 2015
27
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun
2016
28
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna
Tahun 2016
29
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna
Tahun 2016
30
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
30
INTISARI
Siti Choirotin (PSW.B.2013.IB.0036) “Karakteristik Ibu dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Wliayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh La Ode Muhlisi dan
Nasaruddin.
Latar Belakang :Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat
kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara
berkembang.. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8
per 1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2
episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).Berdasarkan data pada Puskesmas
Katobu Kecamatan Katobu pada tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita
mulai Januari sampaiMei sebanyak 54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%).
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifdengan
jumlah populasi sebanyak 54 responden dan sampel sebanyak 54 responden
dengan tehnik total Sampling.
Hasil: Kejadian diare berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang
terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikan
rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang
(7,41%). berdasarkan pekerjaan yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja
sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang
(27,78%).Kejadian diare berdasarkan riwayat ASI eksklusif yang terbanyak pada
ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkan
ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%).
Kesimpulan:Berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu responden yang terbanyak
pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%), berdasarkan tingkat pekerjaan ibu
yaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),
dan berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu responden yang terbanyak pada ibu
yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak (96,29).
Kata kunci: Ibu Balita, Diare
Daftar Pustaka 5 buku (2009-2014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization(WHO) pada tahun 2013, diare
merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita
(bawah lima tahun). Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem
imun yang kurang baik seperti pada orang dengan HIV sangat rentan terserang
penyakit diare.Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya.Sebagian
besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau
kehilangan cairan dalam jumlah yang besar.Data World Health Organization
(WHO, 2014), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya.Diare
hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi
dan anak-anak secara global di seluruh dunia. Dari semua kematian yang terjadi
pada anak usia di bawah lima tahun 14,0% diakibatkan oleh diare (Azwar, 2014).
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang.
Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
meninggal setiap tahunnya, sekitar (20%) meninggal karena infeksi diare.
Kematian yang disebabkan diare di antara anak - anak terlihat menurun dalam
kurun waktu lebih dari 50 tahun.Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan
dengan program rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap
tinggi. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per
1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2
episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Riskesdas 2013, insiden diare berdasarkan gejala pada seluruh
kelompok umur sebesar 3,5% dan insiden diare pada balita sebesar 6,7%.
Sedangkan period prevalence diare pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita
pada KLB diare pada balita tahun 2013 menurun secara signifikan dibandingkan
tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun 2013, namun angka
kejadian diare masih tetap tinggi (Riskesdas,2013).
Pengambilan data awal pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun
2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 2020 orang dari jumlah balita
25880 orang (7,80%). Pada tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita
sebanyak 1740 orang dari jumlah balita 28042 orang (6,20%), Sedangkan pada
tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 1200 orang dari jumlah
balita 20.304 orang (5,91%) (DinKes Kab. Muna, 2015).
Berdasarkan data pada Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu pada tahun
2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 51 dari 646 orang (7,8%). Pada
tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita meningkat hingga menjadi 78 dari
723 orang (10,7%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita
meningkat kembali menjadi 127 orang dari jumlah balita 711 orang (17,8%), pada
tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita mulai Januari sampai Mei sebanyak
54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%) (Puskesmas Katobu, 2016).
Berdasarkan uraian diatas penelititertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik ibu
dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita
berdasarkan pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
b. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita
berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang
kejadian diare pada balita.
b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Petugas / Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan intervensi asuhan kebidanan
pada bayi khususnya mengenai kejadian diare.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam
pengembangan konsep tentang masalah kejadian diare di institusi program
Studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
c. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai konstribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1. Konsep Dasar Penyakit
a. Pengertian Diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih
sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini
adalah beberapa penyakit diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan
dimana:
1) Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3
kali pada anak, konsisten fases encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja.
2) Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang
normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan fases yang
tidak terbentuk.
3) Devekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja.
4) Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang
dikeluarkan.
b. Macam-Macam Diare
Diare dapat dikelompokan menjadi:
1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
c. Mekanisme Dasar Diare
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :
1) Gangguan osmotic
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, dan
selnjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2) Gangguan sekresi
Akibat ransangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus,
selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hyperperistaltik akan meningkatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila
peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula. Sebagai akibat dari
diare akut maupun kronis, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut :
a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi ) kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (metabolik
asidosis), karena :Kehilangan Natrium bicarbonate bersama tinja.
(1) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak
sempurna, sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
(2) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia
jaringan.
(3) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguri dan anuria).
(4) Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler kedalam
cairan intraseluler.
b) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita
diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah
menderita Kekurangan Kalori Protein, karena :
(1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.
(2) Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang
terjadi).Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun sampai 40%, pada bayi dan 50 % pada anak-
anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka ransang,
tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.
c) Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi
sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena:
(1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare
atau muntahnya akan bertambah hebat, sehingga orang tua
hanya sering memberikan air teh saja.
(2) Walaupun susu di teruskan, sering di berikan dengan
pengenceran dalam waktu yang terlalu lama.
(3) Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
Akibat fungsi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis
bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan perdarahan di
dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong
maka penderita dapat meninggal (Nita Nasution, 2012).
e. Tanda/Gejala klinis
Cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja
cair, lendir + darah (terkadang), warna tinja lama kelamaan berwarna hijau
karena tercampur dengan empedu, anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi
asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar).
Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan turun, turgor kulit
menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit
kering.Bila dehidrasi berat maka volume darah anak berkurang dengan
demikian nadi anak cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah
menurun, kesadaran menurun yang di akhiri dengan syok.
a) Faktor infeksi :
(1) Internal (dalam saluran pencernaan) misalnya terjadi pada saat
lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu
atau infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang
berasal dari bayi lain yang terinfeksi.
(2) Parenteral (diluar alat pencernaan, mis OMA).
b) Faktor malabsorbsi
(1) Malabsorbsi karbohidrat
(2) Malabsorbsi lemak
(3) Malabsorbsi protein
c) Faktor makanan : makan - makanan basi, racun, alergi dan lain-lain.
d) Faktor psikologis : rasa takut/cemas dan lain-lain.
f. KomplikasiDehidrasi
Ringan (≤ 5 % BB), Sedang (≤ 5- 10 % BB), Berat (≤ 10-15% BB),
renjatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15 – 25 % anak
menyebapkan tekanan darah menurun), hipokalemia, hipoglikemia, kejang
dan malnutrisi.
g. Cara Mencegah Diare
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare
sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat
kontaminasi:
a) Mencuci tangan sebelum makan.
b) Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum
air keran.
c) Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
d) Utamakan bahan makanan yang segar.
e) Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah
seperti berikut ini untuk pencegahan diare menyebar kepada orang-orang
di sekitar Anda.
a) Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan
handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga
lainnya.
b) Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar.
c) Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang
terakhir.
d) Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan
sebelum menyiapkan makanan.
h. Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah : Pemberian cairan, Dietetic dan Obat-
obatan. Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg
BB/hr sebanyak 1 x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam 1 dan
sisanya adlibitum.Jika setiap kali diare dan umur anak≤ 2 tahun diberikan
½ gelas, ≤ 2-6 tahun diberikan 1 gelas dan anak besar diberikan 400 cc (2
gelas).
Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25 –
100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2 x. Oralit diberikan pada
kasus dehidrasi ringan-berat ± 100 ml/kg BB/ 4-6 jam.
(1) Larutan Gula Garam (LGG)
(2) Gula pasir 1 sendok teh munjung
(3) Garam dapur yang halus ½ sendok teh + air masak/air teh hangat 1
gelas
(4) Air tajin (21 + 5 gr garam)
(a) Cara tradisional : 31 air + 100 gr atau sendok makan munjung
berat di masak selama 45 – 60. Setelah masak air tajin (21+ 5 gr
garam).
(b) Cara biasa : 2 lt air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak
hingga mendidih dan akan didapat air tajin (Weni Kristiyanasari,
2009).
i. Jenis Diare
Menurut Dep.Kes.RI 2007 jenis diare terdiri dari tiga macam yaitu:
1) Diare akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari dan
umumnya kurang dari 7 hari.Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.
2) Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibatnya
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
3) Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan
dan gangguan metabolisme.
j. Potofisiologi Diare
Akibat diare dapat dibagi dalam beberapa bagian :
1) Dehidrasi
Kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih
banyak dari pada asupan/input.
2) Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan
akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.
Hal ini disebabkan karena:
a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan
atau muntahnya bertambah hebat. Orang tua hanya memberikan air
teh saja: pengenceran susu yang diberikan terlalu lama.
b) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan di absorbsi
lebih baik karena adanya hiperperistaltik.
k. Obat Diare
Penanganan : Oralit merupakan satu – satunya obat yang dianjurkan untuk
mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh. (Anik Maryunani : 2010).
2. Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Diare
a. Pendidikan
Pendidikan menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan
status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas
mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik
pada balia dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke
bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap morbiditasbalita. Semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si
balita.Pendidikan adalah proses mendidik yang oleh Ki Hajar Dewantara
didefinisikan sebagai daya upaya untuk perkembangan budi pekerti
(kekuatan batin).
Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan kepribadian
seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab serta
tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan upaya
kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat menuju
perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial
ekonomidisamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi,
kehidupankeluarga, kekayaan, rekreasi dan partipasi
kewarganegaraan.Dengan pendidikan memadai merupakan dasar
pengembangan nalar seseorang dan jalan untuk memudahkan seseorang
menerima motivasi (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).
b. Pekerjaan
Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-rata
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibanding ibu yang bekerja
sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan
tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus
membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Sehingga mempunyai resiko
lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. Sebagian besar diare terjadi
pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan
mempuyai risiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.
Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).
Pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang
dimiliki seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung
dengan akses informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan
dibandingkan dengan orang yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup
dari akses informasi. Angka kematian bayi umpamanya sangat erat
hubungannya dengan pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga, dan telah
diketahui bahwa pada umumnya angka kematian bayi dan balita
meningkat pada status sosial ekonomi rendah (Ruly Dwi Kusumawati,
2014).
Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan disebabkan oleh
tiga hal pokok yaitu :
1) Adanya risiko pekerjaan
Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah macam
penyakit yang dideritanya akan berbeda pula.
2) Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan
Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang
diinginkan. Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah berupaya
menghindari pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang erat,
demikian pula sebaiknya mereka yang bertubuh kuat.
3) Adanya perbedaan status sosial ekonomi
Perbedaan macam pekerjaan yang dimiliki seseorang menyebabkan
terdapatnya perbedaan status sosial ekonomi yang menyebabkan
terdapatnya perbedaan penyakit yang dideritanya.Jenis pekerjaan
sebagai satu variabel dalam berbagai penelitian dianggap dapat
berperan dalam timbulnya suatu penyakit atau penyembuhannya.
c. Asi Eksklusif
Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan Asi
Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan Asi Eksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupan yang
aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada
dalam kolostrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman
penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan
mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang
merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh
yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat
berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).
B. Landasan Teori
Diare pada dasarnya adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair.Buang Air Besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM).
Hingga kini diare masih menjadi child killer/pembunuh anak–anak
peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik
balita, anak–anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian
yang tertinggi terutama terjadi pada bayi dan balita
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang
diperoleh si balita. Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-
rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi disbanding ibu yang bekerja sebagai
buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan
dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh
orang lain. Sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan
penyakit. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita
yang berumur 12-24 bulan mempuyai resiko terjadi diare 2,23 kali disbanding
anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang berbasis lingkungan (Atik Sri Wulandari, 2014).
Terwujudnya perilaku hidup sehat merupakan upaya keluarga dalam
meningkatkan status kesehatan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Tampaknya menjadi semakin jelas bahwa dalam kebanyakan keluarga peran-
peran penting tertumpu pada ibu yaitu sebagai istri, sebagai pemimpin dan
pemberi asuhan
kesehatan. Peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan
utama, pendidik, konselor, dan pemberi asuhan dalam keluarga tetap menjadi
temuan dalam penelitian tersebut. Ia juga mempunyai kontrol substansi terhadap
keputusan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif (pengobatan) atan
preventif (pencegahan), dan bertindak sebagai sumber ketenangan dan bantuan
pada masa-masa sakit (Azwar, 2014).
Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
ASIeksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupanyang aman dan bersih bagi
bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolostrum, sehingga
sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam
tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan
sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan
tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat
berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).
C. Kerang Konsep
Variabel IndependenVariabel Dependen
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan variabel yang diteliti
: Variabel Terikat
Gambar 1. Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna tahun 2016?
2. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna tahun 2016?
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ibu
Balita Diare
Riwayat Asi Eksklusif
3. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan
riwayat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan
Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termaksud dalam penelitian yang bersifat deskriptif yaitu
untuk mengetahui Karakteristik Ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli 2016. Adapun tempat
penelitian yaitu di Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu balita penderita diare di wilayah
kerja Puskesmas Katobu Periode Januari s.d. Juli 2016 sebanyak 54 orang.
2. Sampel
Keseluruhan populasi (total Sampling)sebanyak 54 orang.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independent : Pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat ASI
Eksklusif.
2. Variabel Dependent : Balita diare.
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional
Kriteria objektif dan defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1 dibawah ini
Tabel 1. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Kriteria Obyektif Alat
Pengumpul
Data
Dependent
Diare Suatu keadaan
dimana terjadi buang
air besar cair atau
keluar lendir dengan
frekuensi lebih dari
tiga kali sehari yang
dialami oleh balita
yang terpilih sebagai
sampel yang tercatat
di register.
a.
Independent
a. Pendidikan Tingkat pendidikan
terakhir ibu balita
berdasarkan jenjang
tingkat pendidikan
formal yang dilalui
ibu.
a.
a. Tinggi: Akademi/
Perguruan Tinggi
b. Sedang : SMA
c. Rendah: ≤ SMP
Nominal
b. Pekerjaan Kegiatan pokok ibu
yang dilakukan setiap
hari untuk
memperoleh
upah/gaji.
a. Bekerja, bila ibu bekerja
baik sebagai PNS,
Petani, Buruh,
Wiraswasta/
Pedagang.
b. Tidak Bekerja, bila ibu
tidak bekerja atau hanya
sebagai ibu rumah
tangga saja.
Nominal
c. Riwayat Asi
Eksklusif
Pemberian Asi 0
sampai 6 bulan tanpa
memberi makanan
pendamping apapun.
a. Eksklusif : Pemberian
hanya ASI saja tanpa
tambahan makanan atau
cairan lain sampai usia
bayi 6 bulan .
b. Tidak Eksklusif :
Apabila bayi di berikan
makanan lain sebelum
umur 6 bulan
Nominal
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan
data kuesioner checklist yang di isi sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,
yakni:
a. Memeriksa data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,
kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal:
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan
memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (koding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada
saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk
menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan
memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah
diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir
data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan
penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Manual dan Elektronik/komputer.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam
bentuk presentase dengan menggunakan total sample.
P =
f
n
x 100%
Keterangan :
X = Persentasi hasil yang dicapai
F = Jumlah setiap kategori
n = Jumlah keseluruhan sampel
k = konstanta (100%) (Ircham, 2008).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian dimulai dengan mengambil surat pengantar kepada
institusi yang akan di tuju ke Kesbang untuk pengambilan surat penelitian
yang di serahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna,
Direktur Akbid Paramata Raha dan Kepala Puskesmas Katobu agar memulai
penelitian di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan membagikan kuisioner kepada responden sesuai
dengan jumlah sampel yang ditentukan setelah terkumpul maka mencatat
semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data dengan
cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah
terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut
oleh setiap responden.
4. Tahap Akhir
Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan analisis univariat kemudian kesimpulan dari
analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografi
Secara geografis, Katobu terletak dibagian Selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 4.490
– 4500
lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122.420
–
122.430
bujur Timur. Puskesmas Katobu merupakan Pusat Pelayanan
Kesehatan masyarakat di Kecamatan Katobu.
b. Letak teritorial
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.
c. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kelurahan Raha I, Kelurahan
Laende, Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan
Butung-butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan
Kelurahan Raha III dengan luas daratan 12,88 km2
.
d. Demografis
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu Tahun 2015
sebanyak 7.771 jiwa, terdiri dari 14.299 jiwa laki-laki, dan 15.735jiwa
perempuan. Tersebar masing-masing di 7 Kelurahan yaitu :
Tabel 2.
Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015
No. Kelurahan
Jenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
1. Kel. Raha I 1.308 1.414 2.722
2. Kel. Laende 1.697 1.635 3.332
3. Kel. Raha II 2.625 2.900 5.525
4. Kel. Mangga
Kuning
1.364 1.666 3.030
5. Kel. Butung-butung 1.143 1.290 2.433
6. Kel. Watonea 1.647 1.882 3.529
7. Kel. Wamponiki 2.143 2.375 4.518
8. Kel. Raha III 2.372 2.573 4.945
Jumlah 14.299 15.735 30.034
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Katobu, 2015
Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan
Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri dari
Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda 4 1 unit,
kendaraan roda 2 6 unit.
1) Tenaga Kesehatan
Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki
beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis,
paramedis perawat, paramedis non perawat, tata usaha, dan sopir.
Tenaga medis terdiri dari 3 orang Dokter Umum dan 2 orang Dokter
Gigi. Tenaga paramedis terdiri dari 9 orang bidan, perawat 20 orang.
Tenaga paramedis non perawat terdiri dari petugas gizi 4 orang,
kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang dan
FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli komputer 4
orang dan sopir 1 orang.
2. Karakteristik Responden
Data sekunder yang di peroleh dari Register Puskesmas Katobu
Januari s.d Juli Tahun 2016, terdapat 54 berdasarkan analisis univariat
diuraikan sebagai berikut.
a. Umur
Distribusi responden berdasarkan umur di Wilayah Puskesmas Katobu
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna 2016 dapat lihat tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
No. Umur Frekuensi (f) %
1. < 20 Tahun 7 12,96
2. 21-30 Tahun 26 48,15
3. 31-40 Tahun 18 33,33
4. 41-50 Tahun 3 5,56
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada umur 21-30 tahun sebanyak 26 orang (48,15%), umur
31-40 tahun sebanyak 18 orang (33,33%), sebanyak 7 orang (12,96%)
berumur <20 tahun dan umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang (5,56%).
b. Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas
Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada
tabel 4 berikut.
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
No. Pendidikan Frekuensi (f) %
1. Tinggi 4 7,41
2. Sedang 42 77,78
3. Rendah 8 14,81
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%),
pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi
sebanyak 4 orang (7,41%).
c. Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas
Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada
tabel 5 berikut.
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
No. Pekerjaan Frekuensi (f) %
1. Bekerja 15 27,78
2. Tidak Bekerja 39 72,22
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%),
sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).
d. Riwayat Asi Eksklusif
Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Tahun Muna 2016
dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif
di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Tahun 2016
No. Riwayat Asi
Eksklusif
Frekuensi (f) %
1. Eksklusif 2 96,29
2. Tidak eksklusif 52 3,70
Jumlah (n) 54 100
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang
terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak
52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya
sebanyak 2 orang (3,70%).
B. Pembahasan
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.Buang Air Besar yang tidak normal
dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu
kesehatan anak FKUI/RSCM). Adapun variabel yang diteliti adalah pendidikan,
pekerjaan dan riwayat Asi eksklusif.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan
kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung
jawab serta tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan
upaya kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat
menuju perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial
ekonomi disamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi, kehidupan
keluarga, kekayaan, rekreasi dan partisipasikewarganegaraan(Atik Sri
Wulandari, 2014).
Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal
maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa (Ariani, 2014).
Hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada balita yaitu
pada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorietas
pada tingkat preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan
dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.
Hasil penelitian menunjukan dengan kejadian diare berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak
42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan
pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%).
Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bahwa kelompok ibu dengan
status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas
mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada
balita dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah.
Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap morbiditas balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita.
Hasil penelitian ini pendidikan seseorang tidak menjamin dimilikinya
pengetahuan tentang diare dan pencegahannya dapat dilihat dari responden
yang memiliki pendidikan tinggi, sedang maupun rendah tetap berisiko terjadi
diare pada balita.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nisramulan (2012) ’’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita
di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’
kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan ibu, untuk kategori rendah
sebanyak 55responden (70,5%), tingkat pendidikan kategori sedang mencapai
19 responden (24,4%),dan yang mempunyai pendidikan kategoritinggi hanya
4 responden (5,1%).
b. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan
juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung dengan akses
informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan dibandingkan dengan orang
yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup dari akses informasi. Angka
kematian bayi umpamanya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan
pendapatan kepala keluarga, dan telah diketahui bahwa pada umumnya angka
kematian bayi dan balita meningkat pada status sosial ekonomi rendah(Ruly
Dwi Kusumawati, 2014).
Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang
yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan
memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar akan dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan
keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada
ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang
bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).
Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa ada hubungan antara
pekerjaandengan masalah kesehatan disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu :
adanya risiko pekerjaan, adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan,
Adanya perbedaan status sosial ekonomi.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nisramulan (2012) ‘’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’
mayoritas responden tidak bekerja yakni sebanyak 63 orang (80,8%),
sedangkan yang bekerja hanya sebanyak 15 responden (19,2%).
Lebih dari setengah total jumlah responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga, sehingga kurang berinteraksi satu sama lain untuk saling bertukar
informasi tentang masalah-masalah kesehatan sehingga masyarakat kurang
mendapatkan informasi tentang cara menghindari terjadinya suatu penyakit
termasuk kejadiaan diare.
Salah satu penyebabnya terjadi diare pada balita adalah karena ibu
balita harus bekerja sehingga kurang memperhatikan balitanya. Ibu balita yang
tidak bekerja tetapi anaknya dapat terkena penyakit diare hal inidisebabkan
karena balita banyak di lebih lama berada diluar rumah untuk bermain
sehingga ibu tidak mengetahui apa yang dilakukan balita dan makanan yang
dimakan oleh balita sehingga tidak dapat dijangkau kebersihannya oleh ibu
balitanya maka mudah terkena penyakit diare.
c. Riwayat Asi Eksklusif
ASI eksklusif adalah Pemberian Asi 0 sampai 6 bulan tanpa memberi
makanan pendamping apapun. Pemberian Asi secara dini dan eksklusif
sekurang kurang 4-6 bulan akan zat yang dapat membantu mencegah penyakit
pada bayi. Hal ini disebabkan karena ada antibodi penting yang ada dalam
kolostrum dan ASI (dalam jumlah sedikit). Yang tidak mendapatkan ASI
berisiko terkena diare lebih besar dibandingkan dengan balita yang mendapat
ASI (Hardi, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada
ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29)
sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang
(3,70%).Hasil penelitian ini sejalan dengan teori, bahwa ada hubungan antara
pemberian Asi eksklusif dengan kejadian diare dimana dari 54 responden yang
memberikan Asi ekslusif hanya 2 orang. Dan hasil penelitian tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2015) ‘’Hubungan Antara
Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 7-12 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta’’ Hasil Penelitian
yang telah di lakukan terhadap 36 responden menunjukkan ibu yang
meberikan ASI eksklusif sebanyak 25 orang atau 69,4% sedangkan ibu yang
tidak meberikan ASI eksklusif sebanyak 11 orang atau 30,6%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu
responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%),
pendidikan rendah sebanyak (14,81%), dan pendidikan tinggi (7,41%).
1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan ibu yaitu
responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),
sedangkan ibu yang bekerja (27,78%).
2. Gambaran karakteristik responden berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu
responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif
sebanyak (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif sebanyak
(3,70%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang karakteristik ibu dengan kejadian diare
pada balita maka disarankan sebagai berikut.
Bagi petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara
pencegahan dan pencegahan terhadap terjadinya diare pada balita serta
menginformasikan akan hal pentingnya pemberian ASI eklusif pada bayi sehingga
program ASI eklusif bisa tercapai dan manfaat ASI bisa drasakan dimana salah
satunya dapat mencegah terjadinya diare pada anak. Bagi ibu balita yang tidak
bekerja untuk memperhatikan anaknya agar tidak melakukan aktivitas terlalu lama
diluar rumah yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai mcam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Putri Ayu. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitan Kebidanan dan
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Azwar, Saifuddin. (2014). SikapManusia :TeoridanPengukurannya.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Depkes.RI.(2011).Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Diktoral Jendral
PPM dan PL. http: //www. Depkes.go.id/ downloads/SK
1216.01.pdfDiakses pada tanggal 21 Juli 2016
Dwi, Kusumawati Ruly. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
Penanganan Diare pada Balita.Available at http://www.informal/
download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24 Agustus 2014.
Kemenkes, RI.(2013).Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Volume 2
triwulan 2.Jakarta : Tim Redaksi
Kristiyanasari, Weni.(2009) Neonatus dan Asuhan Keperawatan
Anak.Yogyakarata : Nuha Medika
Ircham, Machfoedz MS. (2011) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik.2010Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : CV Trans
Info Media
Nasution, Nita. (2012)Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.Yogyakarta :
Cakrawali Ilmu
Nisramulan (2012) ’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011.
AkbidParamata Raha
Prabowo, Juli (2015) Hubungan pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian diare
pada anak usia 7-12 bulan.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article tanggal31
Agustus 2015
Sri Wulandari, Atik (2014) Kasus diare dengan Faktor Ekonomi.Available at
http://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24
Agustus 2014.
WHO (2014) Diare Pada Balita.http//www.devinfo.info/immunization penting
untuk mencegah penyakit berbahaya. Diposting tanggal 28 Juli 2016
Zubir, Juffrie, M dan Wibowo, T. Kutipan Nisramulan (2009) Faktor-faktor
Risiko Kejadian Diare Akut Pada Anak 0-35 Bulan di Kabupaten Bantul.
Sains Kesehatan
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN
KATOBUKABUPATEN MUNA TAHUN 2016
No Nama Umur
Pendidikan Pekerjaaan Riwayat Asi Eklusif
Tinggi Sedang Rendah Bekerja Tidak Bekerja Eklusif Tidak Ekslusif
1. Ny. S 28 Tahun -  - -  - 
2. Ny. S 27 Tahun -  - -  - 
3. Ny. A 30 Tahun -  - -  - 
4. Ny. U 26 Tahun -  - -  - 
5. Ny. I 24 Tahun -  - -  - 
6. Ny. D 28 Tahun -  - -  - 
7. Ny. H 25 Tahun -  - -  - 
8. Ny. A 33 Tahun  - -  - - 
9. Ny. S 36 Tahun -  - -  - 
10. Ny. Y 32 Tahun -  - -  - 
11. Ny. M 30 Tahun -  - -  - 
12. Ny. S 22 Tahun -  - -  - 
13. Ny. I 33 Tahun -  - -  - 
14 Ny. T 42 Tahun -  - -  - 
15. Ny. F 24 Tahun -  - -  - 
16. Ny. D 20 Tahun - -  -  - 
17. Ny. A 30 Tahun -  - -  - 
18. Ny. I 30 Tahun -  - -  - 
19. Ny. H 35 Tahun -  - -  - 
20. Ny. H 20 Tahun -  - -  - 
21. Ny. N 19 Tahun - -  -  - 
22. Ny. I 18 Tahun - -  -  - 
23. Ny. H 38 Tahun -  - -  - 
24. Ny. L 24 Tahun -  - -  - 
25. Ny. S 32 Tahun -  - -  - 
26. Ny. Z 18 Tahun - -  -  - 
27. Ny. H 31 Tahun -  - -  - 
28. Ny. F 31 Tahun -  - -  - 
29. Ny. H 33 Tahun -  - -  - 
30. Ny. A 25 Tahun -  - -  - 
31. Ny. H 30 Tahun -  -  - - 
32. Ny. N 24 Tahun -  -  - - 
33. Ny. Y 41 Tahun -  -  - - 
34. Ny. R 23 Tahun -  - -  - 
35. Ny. A 34 Tahun -  -  - - 
36. Ny. I 37 Tahun - -  -  - 
37. Ny. D 37 Tahun  - -  - - 
38. Ny. D 38 Tahun -  -  - - 
39. Ny. A 40 Tahun -  -  - - 
40. Ny. I 27 Tahun -  -  - - 
41. Ny. S 23 Tahun - -  -  - 
42. Ny. K 19 Tahun - -   - - 
43. Ny. A 25 Tahun - -  -  - 
44. Ny. M 29 Tahun -  -  - - 
45. Ny. M 25 Tahun  - -  -  -
46. Ny. H 30 Tahun -  -  - - 
47. Ny. A 20 Tahun  - - -  - 
48. Ny. M 43 Tahun -  -  - - 
49. Ny. R 32 Tahun -  - -   
50. Ny. U 29 Tahun -  - -  - 
51. Ny. L 29 Tahun -  - -  - 
52. Ny. F 28 Tahun -  - -  - 
53. Ny. A 28 Tahun -  -  - - 
54. Ny. H 29 Tahun -  - -  - 
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Kode Responden :
A. Karakteristik Responden
1. Nama/Inisial : .......................
2. Umur : .......................
3. Pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tangga
b. Buruh
c. Wiraswasta / pedagang
d. PNS
5. Asi Eksklusif :
a. Ya
b. Tidak
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna dengan judul:
“Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016.”
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan
dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Raha, Juli 2016
Responden
( )
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

More Related Content

What's hot (18)

Cover
CoverCover
Cover
 
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAUKti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH
 
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti nelsa
 
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti nelsa
 
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAUKti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAUKti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti194493399 tugas-kti
194493399 tugas-kti
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswari
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
129061118 ratifah2
129061118 ratifah2129061118 ratifah2
129061118 ratifah2
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanMakalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
 

Viewers also liked

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
 
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Kamu Aku
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 

Viewers also liked (8)

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
Fitriani
FitrianiFitriani
Fitriani
 
Lembar bimbingan
Lembar bimbinganLembar bimbingan
Lembar bimbingan
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN ...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 

Similar to KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...Warnet Raha
 

Similar to KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA (20)

IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAUKti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
 
Kti ayu fitriani
Kti ayu fitrianiKti ayu fitriani
Kti ayu fitriani
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUS...
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Tanda bahaya Nifas.pdf
Tanda bahaya Nifas.pdfTanda bahaya Nifas.pdf
Tanda bahaya Nifas.pdf
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAUKti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI WILAYA...
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 

Recently uploaded (16)

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

  • 1. KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Karya Tulis Penelitian Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Siti Choirotin PSW.B.2013.0036 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2.
  • 3.
  • 4. RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS Nama : SITI CHOIROTIN Tempat tanggal lahir : Raha, 10 Juni 1993 Suku/Bangsa : Muna/Indonesia Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Desa Lakapodo, Kec, Watopute II. NAMA ORANG TUA Ayah : BUDI HARTONO Ibu : SITI AMAN III. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Lulus SD Negeri 7 Kusambi : Tamat tahun 2006 2. Lulus SMP Negeri 3 Kusambi : Tamat tahun 2009 3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2012 4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
  • 5. KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini dengan judul “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak La Ode Muhlisi, A. Kep,. M.Kes, selaku pembimbing I dan Bapak Nassarudin, SKM., M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing penulis dalam penyelesaian karya tulis ini dan tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan karya tulis ilmiah ini, yaitu : 1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata Raha. 2. Ibu dr. Wa Ode Fil Hayah Fitri, selaku Kepala Puskesmas Katobu 3. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan. 4. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda Budi Hartoni, dan Ibunda Siti Aman atas doanya dan atas kasih sayang dan perhatiannya.
  • 6. 5. Saudaraku Mustakim, S.Pt atas limpahan cinta, kasih sayang, doa restu serta dukungan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan karya tulis ini. 6. Terkhusus untuk Rio Candra yang telah memberikan motivasi dan yang telah membantu dan memotivasi penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesikan sesuai waktu yang ditentukan. 7. Rekan-rekan mahasiswa Program DIII Akbid Paramata Raha khususnya angkatan 2013 khususnya Sitti Alma Findra, Arni, Fifi, Hasti, Hartina,Fitri, indah nirwana, Ela, Cerah, Prema dan kak Septianyang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya yang baik. Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi penulis juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua pihak yang telah berupaya membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini. Raha, Juli 2016 Penulis
  • 7. DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. i Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii Riwayat Hidup ................................................................................................. iv Kata Pengantar ................................................................................................. v Daftar Isi........................................................................................................... vii Daftar Tabel .................................................................................................... ix Daftar Gambar.................................................................................................. x Intisari .............................................................................................................. xi Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4 Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6 A. Telaah Pustaka............................................................................... 6 1. Konsep Dasar Penyakit ........................................................... 6 2. Faktor-faktor Penyebab Kejadian Diare.................................. 14 B. Landasan Teori.............................................................................. 17 C. Kerangka Konsep .......................................................................... 19 D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 20 Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 21 A. Jenis Penelitian............................................................................. 21 B. Subjek Penelitian........................................................................... 21 C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21 D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 21 E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22 F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23 G. Cara Analisis Data......................................................................... 23 H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27 B. Pembahasan .................................................................................. 31
  • 8. Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36 A. Kesimpulan ................................................................................... 34 B. Saran ............................................................................................. 34 Daftar Pustaka................................................................................................ 35 Lampiran-lampiran
  • 9. DAFTAR TABEL Tabel 1 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional 22 Tabel 2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas KatobuMenurut Jenis Kelamin Tahun 2015 27 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 28 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 29 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 30 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 30
  • 10. INTISARI Siti Choirotin (PSW.B.2013.IB.0036) “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wliayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh La Ode Muhlisi dan Nasaruddin. Latar Belakang :Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang.. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per 1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2 episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).Berdasarkan data pada Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu pada tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita mulai Januari sampaiMei sebanyak 54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%). Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifdengan jumlah populasi sebanyak 54 responden dan sampel sebanyak 54 responden dengan tehnik total Sampling. Hasil: Kejadian diare berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%). berdasarkan pekerjaan yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).Kejadian diare berdasarkan riwayat ASI eksklusif yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%). Kesimpulan:Berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%), berdasarkan tingkat pekerjaan ibu yaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%), dan berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak (96,29). Kata kunci: Ibu Balita, Diare Daftar Pustaka 5 buku (2009-2014)
  • 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan World Health Organization(WHO) pada tahun 2013, diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita (bawah lima tahun). Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem imun yang kurang baik seperti pada orang dengan HIV sangat rentan terserang penyakit diare.Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya.Sebagian besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau kehilangan cairan dalam jumlah yang besar.Data World Health Organization (WHO, 2014), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya.Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak secara global di seluruh dunia. Dari semua kematian yang terjadi pada anak usia di bawah lima tahun 14,0% diakibatkan oleh diare (Azwar, 2014). Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang. Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar (20%) meninggal karena infeksi diare. Kematian yang disebabkan diare di antara anak - anak terlihat menurun dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun.Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap tinggi. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per
  • 12. 1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2 episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013). Menurut Riskesdas 2013, insiden diare berdasarkan gejala pada seluruh kelompok umur sebesar 3,5% dan insiden diare pada balita sebesar 6,7%. Sedangkan period prevalence diare pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita pada KLB diare pada balita tahun 2013 menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun 2013, namun angka kejadian diare masih tetap tinggi (Riskesdas,2013). Pengambilan data awal pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 2020 orang dari jumlah balita 25880 orang (7,80%). Pada tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 1740 orang dari jumlah balita 28042 orang (6,20%), Sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 1200 orang dari jumlah balita 20.304 orang (5,91%) (DinKes Kab. Muna, 2015). Berdasarkan data pada Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu pada tahun 2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 51 dari 646 orang (7,8%). Pada tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita meningkat hingga menjadi 78 dari 723 orang (10,7%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita meningkat kembali menjadi 127 orang dari jumlah balita 711 orang (17,8%), pada tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita mulai Januari sampai Mei sebanyak 54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%) (Puskesmas Katobu, 2016).
  • 13. Berdasarkan uraian diatas penelititertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016”. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016. b. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.
  • 14. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang kejadian diare pada balita. b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Petugas / Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk perencanaan intervensi asuhan kebidanan pada bayi khususnya mengenai kejadian diare. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tentang masalah kejadian diare di institusi program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. c. Manfaat Bagi Penulis Sebagai konstribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
  • 15. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka 1. Konsep Dasar Penyakit a. Pengertian Diare Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini adalah beberapa penyakit diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan dimana: 1) Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak, konsisten fases encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja. 2) Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan fases yang tidak terbentuk. 3) Devekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. 4) Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang dikeluarkan. b. Macam-Macam Diare Diare dapat dikelompokan menjadi:
  • 16. 1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari. 2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari. 3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. c. Mekanisme Dasar Diare Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut : 1) Gangguan osmotic Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, dan selnjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 2) Gangguan sekresi Akibat ransangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus, selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3) Gangguan motilitas usus Hyperperistaltik akan meningkatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula. Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut :
  • 17. a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi ) kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis), karena :Kehilangan Natrium bicarbonate bersama tinja. (1) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak sempurna, sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh. (2) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan. (3) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguri dan anuria). (4) Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. b) Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita Kekurangan Kalori Protein, karena : (1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu. (2) Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang terjadi).Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40%, pada bayi dan 50 % pada anak- anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka ransang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma. c) Gangguan Gizi
  • 18. Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena: (1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntahnya akan bertambah hebat, sehingga orang tua hanya sering memberikan air teh saja. (2) Walaupun susu di teruskan, sering di berikan dengan pengenceran dalam waktu yang terlalu lama. (3) Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. Akibat fungsi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong maka penderita dapat meninggal (Nita Nasution, 2012). e. Tanda/Gejala klinis Cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair, lendir + darah (terkadang), warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena tercampur dengan empedu, anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar). Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan turun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit kering.Bila dehidrasi berat maka volume darah anak berkurang dengan demikian nadi anak cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah menurun, kesadaran menurun yang di akhiri dengan syok.
  • 19. a) Faktor infeksi : (1) Internal (dalam saluran pencernaan) misalnya terjadi pada saat lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi. (2) Parenteral (diluar alat pencernaan, mis OMA). b) Faktor malabsorbsi (1) Malabsorbsi karbohidrat (2) Malabsorbsi lemak (3) Malabsorbsi protein c) Faktor makanan : makan - makanan basi, racun, alergi dan lain-lain. d) Faktor psikologis : rasa takut/cemas dan lain-lain. f. KomplikasiDehidrasi Ringan (≤ 5 % BB), Sedang (≤ 5- 10 % BB), Berat (≤ 10-15% BB), renjatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15 – 25 % anak menyebapkan tekanan darah menurun), hipokalemia, hipoglikemia, kejang dan malnutrisi. g. Cara Mencegah Diare Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:
  • 20. a) Mencuci tangan sebelum makan. b) Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran. c) Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang. d) Utamakan bahan makanan yang segar. e) Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan. Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah seperti berikut ini untuk pencegahan diare menyebar kepada orang-orang di sekitar Anda. a) Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga lainnya. b) Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar. c) Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir. d) Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan. h. Penatalaksanaan Prinsip perawatan diare adalah : Pemberian cairan, Dietetic dan Obat- obatan. Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg BB/hr sebanyak 1 x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum.Jika setiap kali diare dan umur anak≤ 2 tahun diberikan
  • 21. ½ gelas, ≤ 2-6 tahun diberikan 1 gelas dan anak besar diberikan 400 cc (2 gelas). Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25 – 100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2 x. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat ± 100 ml/kg BB/ 4-6 jam. (1) Larutan Gula Garam (LGG) (2) Gula pasir 1 sendok teh munjung (3) Garam dapur yang halus ½ sendok teh + air masak/air teh hangat 1 gelas (4) Air tajin (21 + 5 gr garam) (a) Cara tradisional : 31 air + 100 gr atau sendok makan munjung berat di masak selama 45 – 60. Setelah masak air tajin (21+ 5 gr garam). (b) Cara biasa : 2 lt air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak hingga mendidih dan akan didapat air tajin (Weni Kristiyanasari, 2009). i. Jenis Diare Menurut Dep.Kes.RI 2007 jenis diare terdiri dari tiga macam yaitu: 1) Diare akut Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari dan umumnya kurang dari 7 hari.Akibat diare akut adalah dehidrasi,
  • 22. sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare. 2) Disentri Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibatnya disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa. 3) Diare Persisten Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme. j. Potofisiologi Diare Akibat diare dapat dibagi dalam beberapa bagian : 1) Dehidrasi Kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih banyak dari pada asupan/input. 2) Gangguan Gizi Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan karena:
  • 23. a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan atau muntahnya bertambah hebat. Orang tua hanya memberikan air teh saja: pengenceran susu yang diberikan terlalu lama. b) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan di absorbsi lebih baik karena adanya hiperperistaltik. k. Obat Diare Penanganan : Oralit merupakan satu – satunya obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh. (Anik Maryunani : 2010). 2. Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Diare a. Pendidikan Pendidikan menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada balia dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditasbalita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita.Pendidikan adalah proses mendidik yang oleh Ki Hajar Dewantara didefinisikan sebagai daya upaya untuk perkembangan budi pekerti (kekuatan batin). Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab serta tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan upaya
  • 24. kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat menuju perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial ekonomidisamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi, kehidupankeluarga, kekayaan, rekreasi dan partipasi kewarganegaraan.Dengan pendidikan memadai merupakan dasar pengembangan nalar seseorang dan jalan untuk memudahkan seseorang menerima motivasi (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014). b. Pekerjaan Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibanding ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempuyai risiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014). Pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung dengan akses informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan dibandingkan dengan orang yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup dari akses informasi. Angka kematian bayi umpamanya sangat erat
  • 25. hubungannya dengan pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga, dan telah diketahui bahwa pada umumnya angka kematian bayi dan balita meningkat pada status sosial ekonomi rendah (Ruly Dwi Kusumawati, 2014). Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu : 1) Adanya risiko pekerjaan Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah macam penyakit yang dideritanya akan berbeda pula. 2) Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang diinginkan. Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah berupaya menghindari pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang erat, demikian pula sebaiknya mereka yang bertubuh kuat. 3) Adanya perbedaan status sosial ekonomi Perbedaan macam pekerjaan yang dimiliki seseorang menyebabkan terdapatnya perbedaan status sosial ekonomi yang menyebabkan terdapatnya perbedaan penyakit yang dideritanya.Jenis pekerjaan sebagai satu variabel dalam berbagai penelitian dianggap dapat berperan dalam timbulnya suatu penyakit atau penyembuhannya. c. Asi Eksklusif Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan Asi Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak
  • 26. mendapatkan Asi Eksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupan yang aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolostrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015). B. Landasan Teori Diare pada dasarnya adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.Buang Air Besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM). Hingga kini diare masih menjadi child killer/pembunuh anak–anak peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik balita, anak–anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang tertinggi terutama terjadi pada bayi dan balita Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita. Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata- rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi disbanding ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita
  • 27. yang berumur 12-24 bulan mempuyai resiko terjadi diare 2,23 kali disbanding anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan (Atik Sri Wulandari, 2014). Terwujudnya perilaku hidup sehat merupakan upaya keluarga dalam meningkatkan status kesehatan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Tampaknya menjadi semakin jelas bahwa dalam kebanyakan keluarga peran- peran penting tertumpu pada ibu yaitu sebagai istri, sebagai pemimpin dan pemberi asuhan kesehatan. Peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik, konselor, dan pemberi asuhan dalam keluarga tetap menjadi temuan dalam penelitian tersebut. Ia juga mempunyai kontrol substansi terhadap keputusan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif (pengobatan) atan preventif (pencegahan), dan bertindak sebagai sumber ketenangan dan bantuan pada masa-masa sakit (Azwar, 2014). Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASIeksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupanyang aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolostrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).
  • 28. C. Kerang Konsep Variabel IndependenVariabel Dependen Keterangan : : Variabel yang diteliti : Hubungan variabel yang diteliti : Variabel Terikat Gambar 1. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016? 2. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016? Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu Balita Diare Riwayat Asi Eksklusif
  • 29. 3. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan riwayat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?
  • 30. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termaksud dalam penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui Karakteristik Ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli 2016. Adapun tempat penelitian yaitu di Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua ibu balita penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Katobu Periode Januari s.d. Juli 2016 sebanyak 54 orang. 2. Sampel Keseluruhan populasi (total Sampling)sebanyak 54 orang. D. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Independent : Pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat ASI Eksklusif. 2. Variabel Dependent : Balita diare.
  • 31. E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional Kriteria objektif dan defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini Tabel 1. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional Variabel Definisi Operasional Kriteria Obyektif Alat Pengumpul Data Dependent Diare Suatu keadaan dimana terjadi buang air besar cair atau keluar lendir dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari yang dialami oleh balita yang terpilih sebagai sampel yang tercatat di register. a. Independent a. Pendidikan Tingkat pendidikan terakhir ibu balita berdasarkan jenjang tingkat pendidikan formal yang dilalui ibu. a. a. Tinggi: Akademi/ Perguruan Tinggi b. Sedang : SMA c. Rendah: ≤ SMP Nominal b. Pekerjaan Kegiatan pokok ibu yang dilakukan setiap hari untuk memperoleh upah/gaji. a. Bekerja, bila ibu bekerja baik sebagai PNS, Petani, Buruh, Wiraswasta/ Pedagang. b. Tidak Bekerja, bila ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Nominal c. Riwayat Asi Eksklusif Pemberian Asi 0 sampai 6 bulan tanpa memberi makanan pendamping apapun. a. Eksklusif : Pemberian hanya ASI saja tanpa tambahan makanan atau cairan lain sampai usia bayi 6 bulan . b. Tidak Eksklusif : Apabila bayi di berikan makanan lain sebelum umur 6 bulan Nominal
  • 32. F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan data kuesioner checklist yang di isi sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu. G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan, yakni: a. Memeriksa data (Editing Data) Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut: 1) Perhitungan dan penjumlahan Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. 2) Koreksi Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal: memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan memeriksa keseragaman data b. Memberi Kode (koding Data) Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk
  • 33. menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan. c. Tabulasi Data (tabulating) Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Manual dan Elektronik/komputer. 2. Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis data univariat yaitu untuk mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam bentuk presentase dengan menggunakan total sample. P = f n x 100% Keterangan : X = Persentasi hasil yang dicapai F = Jumlah setiap kategori n = Jumlah keseluruhan sampel k = konstanta (100%) (Ircham, 2008).
  • 34. H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Persiapan penelitian dimulai dengan mengambil surat pengantar kepada institusi yang akan di tuju ke Kesbang untuk pengambilan surat penelitian yang di serahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, Direktur Akbid Paramata Raha dan Kepala Puskesmas Katobu agar memulai penelitian di lapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan membagikan kuisioner kepada responden sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan setelah terkumpul maka mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan 3. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data dengan cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut oleh setiap responden. 4. Tahap Akhir Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis univariat kemudian kesimpulan dari analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.
  • 35. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografi Secara geografis, Katobu terletak dibagian Selatan garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 4.490 – 4500 lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122.420 – 122.430 bujur Timur. Puskesmas Katobu merupakan Pusat Pelayanan Kesehatan masyarakat di Kecamatan Katobu. b. Letak teritorial 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu. 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton. 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka. 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga. c. Wilayah Kerja Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kelurahan Raha I, Kelurahan Laende, Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan Butung-butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan Kelurahan Raha III dengan luas daratan 12,88 km2 .
  • 36. d. Demografis Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu Tahun 2015 sebanyak 7.771 jiwa, terdiri dari 14.299 jiwa laki-laki, dan 15.735jiwa perempuan. Tersebar masing-masing di 7 Kelurahan yaitu : Tabel 2. Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 No. Kelurahan Jenis Kelamin JumlahLaki-laki Perempuan 1. Kel. Raha I 1.308 1.414 2.722 2. Kel. Laende 1.697 1.635 3.332 3. Kel. Raha II 2.625 2.900 5.525 4. Kel. Mangga Kuning 1.364 1.666 3.030 5. Kel. Butung-butung 1.143 1.290 2.433 6. Kel. Watonea 1.647 1.882 3.529 7. Kel. Wamponiki 2.143 2.375 4.518 8. Kel. Raha III 2.372 2.573 4.945 Jumlah 14.299 15.735 30.034 Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Katobu, 2015 Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri dari Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda 4 1 unit, kendaraan roda 2 6 unit.
  • 37. 1) Tenaga Kesehatan Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis, paramedis perawat, paramedis non perawat, tata usaha, dan sopir. Tenaga medis terdiri dari 3 orang Dokter Umum dan 2 orang Dokter Gigi. Tenaga paramedis terdiri dari 9 orang bidan, perawat 20 orang. Tenaga paramedis non perawat terdiri dari petugas gizi 4 orang, kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang dan FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli komputer 4 orang dan sopir 1 orang. 2. Karakteristik Responden Data sekunder yang di peroleh dari Register Puskesmas Katobu Januari s.d Juli Tahun 2016, terdapat 54 berdasarkan analisis univariat diuraikan sebagai berikut. a. Umur Distribusi responden berdasarkan umur di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna 2016 dapat lihat tabel 3 berikut. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 No. Umur Frekuensi (f) % 1. < 20 Tahun 7 12,96 2. 21-30 Tahun 26 48,15 3. 31-40 Tahun 18 33,33 4. 41-50 Tahun 3 5,56 Jumlah (n) 54 100
  • 38. Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada umur 21-30 tahun sebanyak 26 orang (48,15%), umur 31-40 tahun sebanyak 18 orang (33,33%), sebanyak 7 orang (12,96%) berumur <20 tahun dan umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang (5,56%). b. Pendidikan Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 No. Pendidikan Frekuensi (f) % 1. Tinggi 4 7,41 2. Sedang 42 77,78 3. Rendah 8 14,81 Jumlah (n) 54 100 Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%). c. Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada tabel 5 berikut.
  • 39. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 No. Pekerjaan Frekuensi (f) % 1. Bekerja 15 27,78 2. Tidak Bekerja 39 72,22 Jumlah (n) 54 100 Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%). d. Riwayat Asi Eksklusif Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Tahun Muna 2016 dilihat pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 No. Riwayat Asi Eksklusif Frekuensi (f) % 1. Eksklusif 2 96,29 2. Tidak eksklusif 52 3,70 Jumlah (n) 54 100 Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%).
  • 40. B. Pembahasan Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.Buang Air Besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM). Adapun variabel yang diteliti adalah pendidikan, pekerjaan dan riwayat Asi eksklusif. a. Pendidikan Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab serta tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan upaya kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat menuju perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial ekonomi disamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi, kehidupan keluarga, kekayaan, rekreasi dan partisipasikewarganegaraan(Atik Sri Wulandari, 2014). Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa (Ariani, 2014).
  • 41. Hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada balita yaitu pada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorietas pada tingkat preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukan dengan kejadian diare berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%). Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bahwa kelompok ibu dengan status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita. Hasil penelitian ini pendidikan seseorang tidak menjamin dimilikinya pengetahuan tentang diare dan pencegahannya dapat dilihat dari responden yang memiliki pendidikan tinggi, sedang maupun rendah tetap berisiko terjadi diare pada balita. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nisramulan (2012) ’’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’ kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan ibu, untuk kategori rendah
  • 42. sebanyak 55responden (70,5%), tingkat pendidikan kategori sedang mencapai 19 responden (24,4%),dan yang mempunyai pendidikan kategoritinggi hanya 4 responden (5,1%). b. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung dengan akses informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan dibandingkan dengan orang yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup dari akses informasi. Angka kematian bayi umpamanya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga, dan telah diketahui bahwa pada umumnya angka kematian bayi dan balita meningkat pada status sosial ekonomi rendah(Ruly Dwi Kusumawati, 2014). Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014).
  • 43. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%). Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa ada hubungan antara pekerjaandengan masalah kesehatan disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu : adanya risiko pekerjaan, adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan, Adanya perbedaan status sosial ekonomi. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nisramulan (2012) ‘’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’ mayoritas responden tidak bekerja yakni sebanyak 63 orang (80,8%), sedangkan yang bekerja hanya sebanyak 15 responden (19,2%). Lebih dari setengah total jumlah responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga kurang berinteraksi satu sama lain untuk saling bertukar informasi tentang masalah-masalah kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapatkan informasi tentang cara menghindari terjadinya suatu penyakit termasuk kejadiaan diare. Salah satu penyebabnya terjadi diare pada balita adalah karena ibu balita harus bekerja sehingga kurang memperhatikan balitanya. Ibu balita yang tidak bekerja tetapi anaknya dapat terkena penyakit diare hal inidisebabkan karena balita banyak di lebih lama berada diluar rumah untuk bermain sehingga ibu tidak mengetahui apa yang dilakukan balita dan makanan yang
  • 44. dimakan oleh balita sehingga tidak dapat dijangkau kebersihannya oleh ibu balitanya maka mudah terkena penyakit diare. c. Riwayat Asi Eksklusif ASI eksklusif adalah Pemberian Asi 0 sampai 6 bulan tanpa memberi makanan pendamping apapun. Pemberian Asi secara dini dan eksklusif sekurang kurang 4-6 bulan akan zat yang dapat membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena ada antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah sedikit). Yang tidak mendapatkan ASI berisiko terkena diare lebih besar dibandingkan dengan balita yang mendapat ASI (Hardi, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%).Hasil penelitian ini sejalan dengan teori, bahwa ada hubungan antara pemberian Asi eksklusif dengan kejadian diare dimana dari 54 responden yang memberikan Asi ekslusif hanya 2 orang. Dan hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2015) ‘’Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 7-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta’’ Hasil Penelitian yang telah di lakukan terhadap 36 responden menunjukkan ibu yang meberikan ASI eksklusif sebanyak 25 orang atau 69,4% sedangkan ibu yang tidak meberikan ASI eksklusif sebanyak 11 orang atau 30,6%.
  • 45. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%), pendidikan rendah sebanyak (14,81%), dan pendidikan tinggi (7,41%). 1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan ibu yaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja (27,78%). 2. Gambaran karakteristik responden berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif sebanyak (3,70%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan tentang karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita maka disarankan sebagai berikut. Bagi petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara pencegahan dan pencegahan terhadap terjadinya diare pada balita serta menginformasikan akan hal pentingnya pemberian ASI eklusif pada bayi sehingga program ASI eklusif bisa tercapai dan manfaat ASI bisa drasakan dimana salah satunya dapat mencegah terjadinya diare pada anak. Bagi ibu balita yang tidak bekerja untuk memperhatikan anaknya agar tidak melakukan aktivitas terlalu lama diluar rumah yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai mcam penyakit.
  • 46. DAFTAR PUSTAKA Arianti, Putri Ayu. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitan Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Azwar, Saifuddin. (2014). SikapManusia :TeoridanPengukurannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset. Depkes.RI.(2011).Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Diktoral Jendral PPM dan PL. http: //www. Depkes.go.id/ downloads/SK 1216.01.pdfDiakses pada tanggal 21 Juli 2016 Dwi, Kusumawati Ruly. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Penanganan Diare pada Balita.Available at http://www.informal/ download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24 Agustus 2014. Kemenkes, RI.(2013).Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Volume 2 triwulan 2.Jakarta : Tim Redaksi Kristiyanasari, Weni.(2009) Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.Yogyakarata : Nuha Medika Ircham, Machfoedz MS. (2011) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogyakarta : Fitramaya Maryunani, Anik.2010Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : CV Trans Info Media Nasution, Nita. (2012)Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.Yogyakarta : Cakrawali Ilmu Nisramulan (2012) ’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011. AkbidParamata Raha Prabowo, Juli (2015) Hubungan pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian diare pada anak usia 7-12 bulan.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article tanggal31 Agustus 2015 Sri Wulandari, Atik (2014) Kasus diare dengan Faktor Ekonomi.Available at http://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24 Agustus 2014. WHO (2014) Diare Pada Balita.http//www.devinfo.info/immunization penting untuk mencegah penyakit berbahaya. Diposting tanggal 28 Juli 2016 Zubir, Juffrie, M dan Wibowo, T. Kutipan Nisramulan (2009) Faktor-faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Anak 0-35 Bulan di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan
  • 47. KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBUKABUPATEN MUNA TAHUN 2016 No Nama Umur Pendidikan Pekerjaaan Riwayat Asi Eklusif Tinggi Sedang Rendah Bekerja Tidak Bekerja Eklusif Tidak Ekslusif 1. Ny. S 28 Tahun -  - -  -  2. Ny. S 27 Tahun -  - -  -  3. Ny. A 30 Tahun -  - -  -  4. Ny. U 26 Tahun -  - -  -  5. Ny. I 24 Tahun -  - -  -  6. Ny. D 28 Tahun -  - -  -  7. Ny. H 25 Tahun -  - -  -  8. Ny. A 33 Tahun  - -  - -  9. Ny. S 36 Tahun -  - -  -  10. Ny. Y 32 Tahun -  - -  -  11. Ny. M 30 Tahun -  - -  -  12. Ny. S 22 Tahun -  - -  -  13. Ny. I 33 Tahun -  - -  -  14 Ny. T 42 Tahun -  - -  -  15. Ny. F 24 Tahun -  - -  -  16. Ny. D 20 Tahun - -  -  -  17. Ny. A 30 Tahun -  - -  -  18. Ny. I 30 Tahun -  - -  -  19. Ny. H 35 Tahun -  - -  -  20. Ny. H 20 Tahun -  - -  -  21. Ny. N 19 Tahun - -  -  - 
  • 48. 22. Ny. I 18 Tahun - -  -  -  23. Ny. H 38 Tahun -  - -  -  24. Ny. L 24 Tahun -  - -  -  25. Ny. S 32 Tahun -  - -  -  26. Ny. Z 18 Tahun - -  -  -  27. Ny. H 31 Tahun -  - -  -  28. Ny. F 31 Tahun -  - -  -  29. Ny. H 33 Tahun -  - -  -  30. Ny. A 25 Tahun -  - -  -  31. Ny. H 30 Tahun -  -  - -  32. Ny. N 24 Tahun -  -  - -  33. Ny. Y 41 Tahun -  -  - -  34. Ny. R 23 Tahun -  - -  -  35. Ny. A 34 Tahun -  -  - -  36. Ny. I 37 Tahun - -  -  -  37. Ny. D 37 Tahun  - -  - -  38. Ny. D 38 Tahun -  -  - -  39. Ny. A 40 Tahun -  -  - -  40. Ny. I 27 Tahun -  -  - -  41. Ny. S 23 Tahun - -  -  -  42. Ny. K 19 Tahun - -   - -  43. Ny. A 25 Tahun - -  -  -  44. Ny. M 29 Tahun -  -  - -  45. Ny. M 25 Tahun  - -  -  - 46. Ny. H 30 Tahun -  -  - -  47. Ny. A 20 Tahun  - - -  -  48. Ny. M 43 Tahun -  -  - - 
  • 49. 49. Ny. R 32 Tahun -  - -    50. Ny. U 29 Tahun -  - -  -  51. Ny. L 29 Tahun -  - -  -  52. Ny. F 28 Tahun -  - -  -  53. Ny. A 28 Tahun -  -  - -  54. Ny. H 29 Tahun -  - -  - 
  • 50. KUESIONER PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Kode Responden : A. Karakteristik Responden 1. Nama/Inisial : ....................... 2. Umur : ....................... 3. Pendidikan : a. Tidak sekolah b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Perguruan Tinggi 4. Pekerjaan : a. Ibu rumah tangga b. Buruh c. Wiraswasta / pedagang d. PNS 5. Asi Eksklusif : a. Ya b. Tidak
  • 51. FORMAT PERSETUJUAN (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Umur : Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna dengan judul: “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016.” Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Raha, Juli 2016 Responden ( )