3. Kalender Perjalanan Penyakit Tuberkulosis Primer
Komplex Primer
Sebagian besar
sembuh sendiri
(3-24 bulan)
Pleural effusion
(3-6 bulan)
Erosi Bronkus
(3-9 bulan)
Meningitis
TB Milier
(dalam 12 bulan)
TB Tulang
(dalam 3 tahun)
TB Ginjal
(setelah 5 tahun)
HIPERSENSITIVITAS KEKEBALAN DIDAPAT
TES TUBERKULIN POSITIF
2 -12 Minggu
(6-8 minggu)
1 tahun
Risiko tertinggi untuk
Komplikasi Lokal dan Diseminasi Risiko menurun
INFEKSI
3
5. Definisi investigasi kontak
Kegiatan yang bertujuan untuk:
–Mengidentifikasi anak yang kontak erat
dengan penderita TB paru
–Memeriksa ada tidaknya sakit/infeksi TB
pada orang yang kontak tersebut
–Memberikan terapi yang sesuai
6. Mengapa investigasi kontak penting?
• Ditujukan langsung pada kelompok berisiko
meningkatkan temuan kasus baru (CDR)
• Menemukan kontak yang memiliki ILTB sehingga
mereka dapat diberikan pencegahan (INH profilaksis)
• kesempatan untuk memberikan edukasi
7. semua pasien TB yang merupakan kasus pertama
yang ditemukan di suatu rumah atau tempat-tempat
lain (kantor, sekolah, tempat penitipan anak,
lapas/rutan, panti, dsb).
Kasus
indeks
Kontak
orang yang terpajan/berkontak dengan kasus indeks,
misalnya orang serumah, sekamar, satu asrama, satu
tempat kerja, satu kelas, atau satu
penitipan/pengasuhan
Kontak
serumah
Kontak
erat
orang yang tinggal serumah minimal satu malam, atau
sering tinggal serumah pada siang hari dengan kasus
indeks dalam 3 bulan terakhir sebelum kasus indeks
mulai mendapat obat anti tuberkulosis (OAT).
orang yang tidak tinggal serumah, tetapi sering
bertemu dengan kasus indeks dalam waktu yang
cukup lama, yang intensitas pajanan/berkontaknya
hampir sama dengan kontak serumah.
8. Mengapa anak menjadi prioritas pada
investigasi kontak?
Prevalensi infeksi TB pada anak kontak erat : 30-60%
10 % dari anak yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
Anak berisiko tinggi untuk:
menderita TB setelah terinfeksi
menderita TB berat (meningitis TB atau TB milier)
Anak dengan infeksi laten TB bisa menjadi kasus TB
pada masa dewasanya
Pemberian profilaksis INH akan menurunkan resiko
menjadi sakit TB sebesar 60%
11. Alur
Investigasi
Kontak TB
Anak berkontak dengan pasienTB
sensitif OAT
Gejala TB
Tidak Ada
Umur < 5 thn atau HIV (+)
Follow up rutin
TIDAK
Umur > 5 thn dan
HIV (-)
Tidak perlu PP INH
YA
PP INH
Lengkapi pemberian
INH selama 6 bulan
Observasi
Lihat alur diagnosis TB
pada Anak
Timbul gejala atau tanda TB
12. Identifikasi kontak
Dilakukan pada saat kasus indeks memulai pengobatan
Tanya dan catat informasi berikut pada TB.01 kasus indeks:
1. Apakah ada kontak serumah ataupun kontak erat?
2. Nama, jenis kelamin dan usia kontak
3. Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-
anak, misalnya guru atau pengasuh
Jika ada anak kontak, pasien diminta membawa anak tersebut ke
fasyankes
Jika kontak tidak dibawa ke fasyankes, maka petugas/kader
kesehatan dapat mendatangi kontak tersebut.
13. • Jika anak tidak mempunyai gejala TB:
a) Usia ≤5 tahun (tanpa memandang status HIV): beri PPINH.
b) Anak dengan HIV positif: beri PP INH.
c) Usia >5 tahun dan HIV negatif: diobservasi.
Orang tua diedukasi untuk mengamati ada tidaknya gejala dan
tanda sakit TB tekankan pentingnya membawa anak ke
fasyankes untuk pemeriksaan lebih lanjut jika sewaktu-waktu
timbul gejala
• Anak yang bergejala TB alur diagnosis TB
a. Jika hasil pemeriksaan mendukung diagnosis TB OAT.
b. Jika hasil pemeriksaan tidak mendukung diagnosis TB PP
INH
Pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya
infeksi laten TB (ILTB) atau sakit TB
14. Tata laksana pada anak kontak
Umur HIV Hasil
pemeriksan
Tata laksana
Balita (+)/(-) ILTB PPINH
Balita (+)/(-) Terpajan PPINH
> 5 th (+) ILTB PPINH
> 5 th (+) Terpajan PPINH
> 5 th (-) ILTB observasi
> 5 th (-) Terpajan observasi
15. Prioritas Investigasi Kontak pada Anak
1 Kontak dari kasus indeks TB yang infeksius (TB
terkonfirmasi bakteriologis)
2 Kontak dari kasus indeks TB resistan obat
3 Kontak dari kasus indeks TB yang terinfeksi HIV
4 Kontak yang terinfeksi HIV
16. Proporsi anak kontak dengan PPD positif berdasarkan derajat
BTA sumber penularan
Kenyon TA et al, Int J Tuberc Lung Dis 2002
17. Pengobatan pencegahan dengan Isoniazid pada
Anak
Prinsip
Diberikan kepada kontak yang tidak terbukti sakit TB.
Prioritas pemberian pengobatan pencegahan adalah anak
balita dan anak dengan infeksi HIV positif semua usia.
Tujuan
Menurunkan beban TB pada anak. Efek perlindungan
pengobatan pencegahan dengan pemberian selama 6
bulan dapat menurunkan risiko TB pada anak tersebut di
masa datang.
18. Mengapa anak perlu diberikan profilaksis?
Sekitar 50-60% anak yang tinggal
dengan pasien TB paru dewasa dengan
BTA sputum positif, akan terinfeksi TB
19. Pengobatan pencegahan diberikan kepada anak
dengan kontak TB namun anak terbukti tidak
sakit TB dengan kriteria berikut :
Usia kurang dari 5 tahun
Anak dengan HIV positif
Anak dengan kondisi imunokompromais lain (misalnya
gizi buruk, diabetes mellitus, keganasan, mendapatkan
steroid sistemik jangka panjang, transplantasi organ).
Indikasi
20. • Jika kasus indeks sensitif OAT, digunakan
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP
INH)
• Dosis PP INH 10 mg/kg BB (maks 300 mg/hari).
• Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada
waktu yang sama dan saat perut kosong.
PP INH
• Pada pasien dengan gizi buruk dan infeksi HIV,
diberikan Vitamin B6 10 mg untuk dosis INH ≤200
mg/hari
• Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 28 hari
pengobatan).
• Obat tetap diberikan sampai 6 bulan, walaupun
kasus indeks meninggal atau BTA kasus indeks
sudah menjadi negatif.
• Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap
bulan.
21. Pemantauan dan evaluasi
1. Keteraturan minum obat
2. Efek samping
3. Evaluasi munculnya gejala TB
Efek Samping INH Penanganan
Gatal, kemerahan kulit/ruam Anti alergi
Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur
Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan PP INH sampai ikterus menghilang
Baal, kesemutan Berikan dosis vitamin B6 sampai dengan
100mg
22. Evaluasi munculnya gejala TB
1. Pantau gejala: Lesu, nafsu makan kurang, demam menetap
>2 minggu dan atau keringat malam, batuk menetap >3
minggu, pembengkakan di leher, diare menetap > 2 minggu
2. Pantau Berat Badan (BB) sesuai grafik CDC WHO. Waspadai
arah garis pertumbuhan BB pada grafik (tidak ada kenaikan,
ada penurunan, atau naik tidak sesuai arah garis).
3. Periksa apakah ada pembesaran kelenjar getah bening di
leher, ketiak dan inguinal, serta gejala TB di organ lain.
23. Hasil akhir
pemberian
PP INH
Pengobat
an
lengkap
Menyelesaikan pengobatan
pencegahan INH selama 6
bulan
Putus
berobat
Tidak minum obat INH selama
1 bulan secara berturut turut
atau lebih
Gagal Dalam pengobatan PP INH
menjadi sakit TB
Meninggal meninggal sebelum
menyelesaikan PP INH selama
6 bulan dengan sebab apapun
24. PENCATATAN
Pencatatan terkait investigasi kontak:
1. TB.01
2. TB.15 form pelacakan kontak anak
3. TB.16 register kontak
4. TB.01P kartu pengobatan pencegahan TB
25. Form pelacakan kontak
anak (TB.15)
Merupakan form skrining/penapisan
TB pada kontak anak.
Berisi identitas kontak, hasil
pemeriksaan dan simpulan.
26. • Register kontak (TB.16)
Merupakan register seluruh kontak
• Anak maupun dewasa,
• Kontak serumah maupun kontak erat) dari seluruh
kasus indeks yang diobati difasyankes.
• Seluruh kontak yang sudah dicatat di TB.01 ditulis di
register kontak beserta hasil pemeriksaannya
Diulang dan ditenkankan lagi konsep infeksi dan sakit TB.
Di sini ditekankan bahwa investigasi kontak bukan hanya mendata atau mengidentifikasi nama kontak dan mencatat di TB 01, tetapi harus dilanjutkan dengan pemeriksaan dan pemberian terapi yang sesuai
Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-anak, misalnya guru (baik guru di sekolah, guru mengaji maupun guru les di rumah), pengasuh di tempat penitipan anak, atau perawat di bangsal anak.
This study from Botswana emphasise the high risk of infection in child contacts
The risk is affected by closeness of contact to and the degree of smear-positivity of the source case.
Thus, contact screening recommendations usually focus on contacts of smear-positive cases.