PENGELOLAAN PERUBAHAN ( MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB ). dosen pembimbing Susriyanti, SE, MM. kelas M1. kelompok 10
Rumah sakit jiwa provinsi NTB berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan menerapkan kebijakan pengelolaan keuangan berbasis BLUD. Implementasi kebijakan ini memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan dan pelayanan, namun perlu perbaikan untuk memaksimalkan manfaat fleksibilitas BLUD. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan rumah sakit agar dapat bersaing di industri kesehatan ji
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
More Related Content
Similar to PENGELOLAAN PERUBAHAN ( MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB ). dosen pembimbing Susriyanti, SE, MM. kelas M1. kelompok 10
Similar to PENGELOLAAN PERUBAHAN ( MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB ). dosen pembimbing Susriyanti, SE, MM. kelas M1. kelompok 10 (20)
PENGELOLAAN PERUBAHAN ( MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB ). dosen pembimbing Susriyanti, SE, MM. kelas M1. kelompok 10
1. TUGAS BUDAYA DALAM BISNIS
MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT
JIWA PROVINSI NTB
Oleh
KELOMPOK 10
1.VICKY NOFRIAL (16101155310551)
2.SISWANDA ARIFAN (16101155310548)
MANAJEMEN 1
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “ YPTK “ PADANG
2019
2. PENDAHULUAN
MANAJEMEN PERUBAHAN DI LEMBAGA PEMERINTAHAN STUDI KASUS
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PPK-BLUD DI RUMAH SAKIT
JIWA PROVINSI NTB
Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB sebagai satu satu nya pusat rujukan utama
pelayanan jiwa di Provinsi NTB di tuntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat
berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dalam memberikan pelayanan yang
bermutu dan terjangkau bagi masyarakat . Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut
maka sejak 29 Januari 2011 RS Jiwa Provinsi NTB telah mendapat pengesahan penuh
sebagai Rumah Sakit Jiwa dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD). Oleh karena itu, dibutuhkan kajian mendalam tentang implementasi
kebijakan pelaksanaan PPK-BLUD di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB.
Tahap pelaksanaan proses transformasi tidak semuanya berjalan sesuai yang
diharapkan sehingga implementasi kebijakan PPK-BLUD juga tidak berjalan maksimal
karena beberapa fleksibilitas sebagai hak istimewa sebuah RS dengan pola keuangan
BLUD belum dilaksanakan. Para pengelola keuangan masih ragu-ragu untuk menerapkan
fleksibilitas tersebut dimana pola pengelolaan keuangan yang dilaksanakan masih mengikuti
mekanisme pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
Hasil survei terhadap kepuasan masyarakat atas pelayanan di RSJ Provinsi, data
pendapatan dan pengelolaan anggaran serta pembagian jasa pelayanan kepada para
pegawai di RSJ Provinsi memberikan gambaran bahwa implementasi kebijakan PPK-
BLUD di RSJ Provinsi memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan, kinerja
pelayanan dan kinerja manfaat di RSJ Provinsi. Yaitu terjadi peningkatan terhadap jumlah
pendapatan RSJ, beberapa indikator pelayanan mengalami peningkatan dan peningkatan
terhadap pembagian jasa pelayanan kepada seluruh karyawan RSJ.
3. Berdasarkan asumsi tersebut maka penelitian ini mengkaji tentang ”pengelolaan
perubahan terhadap kualitas pelayanan di RSJ Provinsi NTB”. Tujuannya adalah untuk
mengetahui signifikan pengaruh yang dihasilkan dalam peningkatan kualitas pelayanan di
RSJ Provinsi NTB.
Matriks SWOT ini merupakan alat formulasi pengambilan keputusan
untuk menentukan strategi yang ditempuh berdasarkan logika untuk
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan. Tahapan dalam menyusun
matriks SWOT adalah sebagai berikut:
1. Menyusun daftar peluang dan dan ancaman eksternal perusahaan
serta perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
2. Menyusun strategi SO (Strength Opportunity) dengan cara
mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang
eksternal.
3. Menyusun strategi WO (Weakness Opportunity) dengan cara
mencocokkan kelemahan - kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal.
4. Menyusun strategi ST (Strength Threat) dengan cara mencocokkan
kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal.
5. Menyusun strategi WT (Weakness Threat) dengan cara mencocokkan
kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal.
4. TINJAUAN PUSTAKA
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik memegang
peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut
untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu
bersaing danmemberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.
Bentuk layanan umum merupakan bentuk yang paling pas untuk rumah sakit
publik. Badan Layanan Umum (BLU) adalah suatu badan kuasai pemerintah yang
tidak bertujuan mencari laba, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan
memberikan otonomi atau fleksibilitas manajemen rumah sakit publik, baik milik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas, berdasarkan Goetsch dan Davis
(Dalam Tangkilisan 2005:209), bahwa kualitas adalah suatu kondisi yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan, maka pelayanan kesehatan dikatakan berkualitas
apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi atau melebihi harapan pasien, baik dari
segi produk/outcome maupun prosesnya. Secara garis besar mutu pelayanan rumah
sakit menurut Suryawati, dkk (dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Vol. 09 tahun 2006), dapat ditelaah dari tiga hal, yaitu struktur, Proses dan
Outcome. Sedangkan menurut Tangkilisan, kualitas pelayanan dapat diketahui dari
tingkat responsivitas, kesopanan, akses dan komunikasinya (2005: 222). Indikator
tersebut dapat diketahui saat rumah sakit melaksanakan proses pelayanan kepada
pasien. oleh karena itu penilaian kualitas kesehatan di rumah sakit lebih tepat jika
ditelaah dari kepuasan pasien terhadap proses pelayanan kesehatan.
5. Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan pada
sebuah institusi atau organisasi. Keenam variabel tersebut adalah standar dan sasaran
kebijakan, sumber daya, hubungan atau komunikasi antar organisasi, karakteristik
agen pelaksana, kondisi sosial politik dan ekonomi serta disposisi implementor atau
sikap para pelaksana. sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Model implementasi kebijakan menurut Meter dan Horn
Ukuran dan
tujuan kebijakan
Karakteristik badan
pelaksana Disposis
pelaksana
Komunikasi antar organisasi
dan kegiatan pelaksana
Kinerja
implem
entasi
sumberdaya Lingkungan
ekonomi,sosial
dan politik
6. PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan Matriks SOWT. Matriks
SWOT ini merupakan alat formulasi pengambilan keputusan untuk menentukan
strategi yang ditempuh berdasarkan logika untuk memaksimalkan kekuatan
dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman perusahaan. Tahapan dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun daftar peluang dan dan ancaman eksternal perusahaan serta
perusahaan serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
2. Menyusun strategi SO (Strength Opportunity) dengan cara
mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal.
3. Menyusun strategi WO (Weakness Opportunity) dengan cara
mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal.
4. Menyusun strategi ST (Strength Threat) dengan cara mencocokkan
kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal.
5. Menyusun strategi WT (Weakness Threat) dengan cara mencocokkan
kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal.
7. Tabel 1
Faktor-faktor Internal kunci Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB
No Keterangan Skor
1 Kekuatan ( Strenght)
1. Kemudahan akses dari jalan raya utama Banyumas buntu 3
2. Peralatan modren dan terbaru 3
3. Jumlah kamar 30 tipe pavilium 2
4. Fasilitas kamar yang nyaman 3
5. Dokter umum dan spesialis yang memadai 1
2 Kelemahan ( Weaknes )
1.Dokter melakukan praktek di rumah sakit 3
2. Belum memiliki pengalaman dalam hal penanganan dan pengelolaan
fasilitas dan pelayanan pavilium
3
3. Belum ada rencana pengembangan jangka panjang 2
4. Belum melakukan riset atau survei pangsa pasar pavilium 3
5. Persaingan yang ketat di Banyumas 2
8. Tabel 2
Faktor-faktor Eksternal kunci Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB
No Keterangan Skor
1 Peluang ( opportunity )
1.peluang untuk menguasai pasar 4
2.bisa menjadi rumah sakit yang baik dalam melayani 3
3.bersaing dalam rumah sakit yang ada di banyumas 2
4.mencapai visi dan misi sesuaidengan target yang ingin dicapai 2
5.menjadikan kekuatan sebagaipeluang untuk mengembangkan rumah sakit 3
2 ancaman ( treath )
1.ancaman persaingan antara 12 rumah sakit di kabupaten banyumas 2
2.ancaman berdirinya rumah sakit yang baru 3
3.ancaman kurang nyaman pasien atas pelayanan yang diberikan 4
4.ancaman respon yang lambat terhadap pasaien 3
5.ancaman struktur yang kurang jelas 2
9. Matriks SWOT
No Keterangan
1 S
1. Kemudahan akses
dari jalan raya
utama NTB buntu
perusahaan obat-
obatan.
2. Peralatan modren
dan terbaru.
3. Jumlah kamar 40
tipe pavilium.
4. Fasilitas kamar
yang nyaman.
5. Dokter umum dan
spesialis yang
memadai.
W
1. Dokter melakukan praktek
di rumah sakit lain.
2. Belum memiliki
pengalaman dalam hal
penanganan dan
pengelolaan fasilitas dan
pelayanan pavilium
Banyaknya kompetitor.
3. Belum ada rencana
pengembangan jangka
panjang.
4. Belum melakukan riset atau
survei pangsa pasar
pavilium.
5. Persaingan yang ketat di
daerah NTB.
2 O
1. Peluang untuk menguasai
pasar.
2. Bisa menjadi rumah sakit
yang baik dalam melayani.
3. Bersaing dalam rumah sakit
yang ada di NTB.
4. Ancaman respon yang
lambat terhadap pasien.
5. Menjadikan kekuatan
sebagai peluang untuk
mengembangkan rumah
sakit.
Strategi SO
1. Dengan adanya
Kemudahan akses darijalan
raya utama NTB buntu
perusahaan obat-obatan
dapat menjadikan kekuatan
sebagai peluang untuk
mengembangkan rumah
sakit.
(S1:O5)
Strategi WO
1. Dengan Dokter melakukan
praktek di rumah sakit lain
mengakibatkan terjadinya
peluang untuk menguasai
pasar.
(W1:O1)
T
1. Ancaman persaingan antara
14 rumah sakit di Provinsi
NTB.
2. Berdirinya rumah sakit
baru.
3. Ancaman kurang nyaman
pasien atas pelayanan yang
diberikan.
4. Ancaman respon yang
lambat terhadap pasien.
5. Ancaman struktur yang
kurang jelas.
Strategi ST
1. Fasilitas kamar
yang nyaman
mengakibatkan
ancaman kurang
nyaman pasien atas
pelayanan yang
diberikan.
(S4:T3)
Strategi WT
1. Persaingan yang ketat didaerah
NTB mengakibatkan berdirinya
rumah sakit baru.
(W5:T2)
10. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis SWOT dan matriks space dapat diperoleh strategi yang tepat
untuk pengembangan rumah sakit jiwa (RSJ) Provinsi NTB adalah strategi agresif yaitu
dengan melaksanakan tindakan-tindakan agresif untuk merebut pasar dan pembangunan
pavilium rumah sakit jiwa (RSJ) Provinsi NTB layak untuk dijalankan.
a. Kualitas pelayanan di RSJ NTB sangat ditentukan oleh tingginya kemampuan
petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
b. Sarana dan prasarana seperti ruangan rawat inap serta jumlah tenaga kerja yang
kurang memadahi dapat menghambat kelancaran jalannya pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
11. DAFTAR PUSTAKA
Buse K, Membuat Kebijakan Kesehatan, London School of Hygiene and Tropical
Medicine, London, 2007.
French Bell, Organization Development and Transformation (Managing Effective
Change), McGraw-Hill Book Co, Singapore, 2000.
Reinke, Perencanaan Kesehatan untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen,
Jogyakarta, Gadjah Mada University Press, Diterjemahkan oleh Laksono
Trisnantoro dan Sigit Ryarto,1994.
Suryawati, Chriswardani, dkk. 2006. Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit Di Provinsi Jawa Tengah. Dalam Jurnal Manajeman
Pelayanan Kesehatan. Vol. 09. Desember 2006.
Winardi, Manajemen Perubahan, Kencana, Jakarta, 2004.