Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan program stunting di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, mencakup target penurunan stunting nasional hingga tahun 2024 sesuai dengan RPJMN, dukungan kebijakan Kemendagri untuk percepatan penurunan stunting melalui berbagai peraturan dan kesepakatan, serta konsep delapan aksi konvergensi penurunan stunting di daerah.
1. PENGELOLAAN KELEMBAGAAN
PROGRAM STUNTING DI KECAMATAN DAN
DESA/KELURAHAN
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DEARAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Disampaikan pada acara Re-Orientasi Satgas P2S Tahun 2023
Regional Barat, Tengah, dan Timur
Disampaikan oleh
Budiono Subambang
Direktur SUPD III Ditjen Bina Bangda Kemendagri
3. TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024
21,6% Balita di Indonesia
mengalami Stunting (SSGI, 2022)
Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*
2%/tahun (2005-2015)
Peru
0,8%/tahun (2000-2015)
Vietnam *World Bank (2017)
❑ Prevalensi Stunting Nasional Tahun 2022 21,6%
(4.558.899 jumlah anak stunting)
❑ Target penurunan stunting di tahun 2023 (RKP)
sebesar 17,5%. Sehingga penurunan dari tahun
2022 ke tahun 2023 sebesar 4,1%.
❑ Target penurunan stunting di tahun 2024
(RPJMN) sebesar 14%. Sehingga penurunan dari
tahun 2023 ke tahun 2024 sebesar 3,5%.
❑ Rata-rata percepatan penurunan stunting untuk
mencapai target RPJMN sebesar 3,8% per tahun
37,2
30,8
27,67
24,4
14
Penurunan Prevalensi Balita Stunting (%), 2013-2024
Target RPJMN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
17,5
Target RKP 2023
21,6
4,1%
3,5%
Target
penurunan
stunting 2024
Sumber : Diolah dari Riskesdas 2018, SSGI 2019, SSGI 2021
3
4. PREVALENSI STUNTING 2021 - 2022
DAN DELTA SSGI 2021 - SSGI 2022 (%)
24.8
30
27.5
22.3
29
25.8
24.5
22.4
24.5
23.5
18.5
10.9
24.4
28.7
37.8
30.2
22.1
17.6
33.2
16.8
29.8
29.7
27.5
21.6
17.3
27.4
27.4
18.6
20.9
22.8
33.8
31.4
23.3
26.2
29.5
18.6
24.6
22.1
17
23.8
21.1
20
18
20.2
19.2
15.2
8
21.6
26.1
35.3
27.7
19.8
15.4
31.2
14.8
27.8
28.2
26
20.5
16.4
26.9
27.2
18.5
20.8
23.9
35
32.7
25.2
30
34.6
-6.2
-5.4 -5.4 -5.3 -5.2 -4.7 -4.5 -4.4 -4.3 -4.3
-3.3 -2.9 -2.8 -2.6 -2.5 -2.5 -2.3 -2.2 -2 -2 -2 -1.5
-1.3999
-1.1 -0.9 -0.5 -0.2 -0.1 -0.1
1.1 1.2 1.3 1.9
3.8
5.1
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
16
-
SUMATERA
SELATAN
63
-
KALIMANTAN
SELATAN
65
-
KALIMANTAN
UTARA
14
-
RIAU
75
-
GORONTALO
12
-
SUMATERA
UTARA
36
-
BANTEN
15
-
JAMBI
32
-
JAWA
BARAT
35
-
JAWA
TIMUR
18
-
LAMPUNG
51
-
BALI
00
-
INDONESIA
81
-
MALUKU
53
-
NUSA
TENGGARA
TIMUR
74
-
SULAWESI
TENGGARA
17
-
BENGKULU
21
-
KEPULAUAN
RIAU
11
-
ACEH
31
-
DKI
JAKARTA
61
-
KALIMANTAN
BARAT
72
-
SULAWESI
TENGAH
82
-
MALUKU
UTARA
71
-
SULAWESI
UTARA
34
-
DI
YOGYAKARTA
62
-
KALIMANTAN
TENGAH
73
-
SULAWESI
SELATAN
19
-
KEPULAUAN
BANGKA
BELITUNG
33
-
JAWA
TENGAH
64
-
KALIMANTAN
TIMUR
76
-
SULAWESI
BARAT
52
-
NUSA
TENGGARA
BARAT
13
-
SUMATERA
BARAT
91
-
PAPUA
BARAT
94
-
PAPUA
SSGI 2021 SSGI 2022 DELTA
Sumber Data : Prevalensi stunting SSGI tahun 2021 - SSGI tahun 2022
Peningkatan Prevalensi
(Delta SSGI 2022 – SSGI 2021)
1. Kalimantan Timur : 1,1%
2. Sulawesi Barat : 1,2%
3. Nusa Tenggara Barat : 1,3%
Penurunan Prevalensi Tertinggi
(Delta SSGI 2022 – SSGI 2021)
1. Sumatera Selatan : 6,2%
2. Kalimantan Selatan : 5,4%
3. Kalimantan Utara: 5,4%
4. Sumatera Barat : 1,9%
5. Papua Barat : 3,8%
6. Papua : 5,1%
4
5. CAKUPAN LAYANAN 29 ESENSIAL NASIONAL TAHUN 2022 (%)
Keterangan : Untuk Cakupan Unmeet Need dan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan semakin rendah persentasenya semakin baik
48
9
26
36
28 32
26 27
40
74 72
18
6
53
62
51
68 68 63
70
40
21
28 30
16
60
53 58
32
58
90 90 90 90 90 90 90 90 90
80
7.4
15.5
80 80
90 90 90 90 90
70
90
70
90 90
100
90 90 90
-20.00
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
REMAJA
PUTRI
YANG
MENGONSUMSI
TABLET
TAMBAH
DARAH
(TTD)
REMAJA
PUTRI
YANG
MENERIMA
LAYANAN
PEMERIKSAAN
STATUS
ANEMIA
(HEMOGLOBIN)
CALON
PENGANTIN
/CALON
IBU
YANG
MENERIMA
TABLET
TAMBAH
DARAH
(TTD)
CALON
PASANGAN
USIA
SUBUR
(PUS)
YANG
MEMPEROLEH
PEMERIKSAAN
KESEHATAN…
CAKUPAN
CALON
PASANGAN
USIA
SUBUR
(PUS)
YANG
MENERIMA
PENDAMPINGAN…
PASANGAN
CALON
PENGANTIN
YANG
MENDAPATKAN
BIMBINGAN
PERKAWINAN…
PASANGAN
USIA
SUBUR
(PUS)
DENGAN
STATUS
MISKIN
DAN
PENYANDANG
MASALAH…
CAKUPAN
PASANGAN
USIA
SUBUR
(PUS)
DENGAN
STATUS
MISKIN
DAN
PENYANDANG…
CAKUPAN
PASANGAN
USIA
SUBUR
(PUS)
FAKIR
MISKIN
DAN
ORANG
TIDAK
MAMPU
YANG…
IBU
HAMIL
KURANG
ENERGI
KRONIK
(KEK)
YANG
MENDAPATKAN
TAMBAHAN
ASUPAN
GIZI
IBU
HAMIL
YANG
MENGONSUMSI
TABLET
TAMBAH
DARAH
(TTD)
MINIMAL
90
TABLET…
PERSENTASE
UNMEET
NEED
PELAYANAN
KELUARGA
BERENCANA
PERSENTASE
KEHAMILAN
YANG
TIDAK
DIINGINKAN
BAYI
USIA
KURANG
DARI
6
BULAN
MENDAPAT
AIR
SUSU
IBU
(ASI)
EKSKLUSIF
ANAK
USIA
6-23
BULAN
YANG
MENDAPAT
MAKANAN
PENDAMPING
AIR
SUSU
IBU
(MP-ASI)
ANAK
BERUSIA
DI
BAWAH
LIMA
TAHUN
(BALITA)
GIZI
BURUK
YANG
MENDAPAT
PELAYANAN…
ANAK
BERUSIA
DI
BAWAH
LIMA
TAHUN
(BALITA)
YANG
DIPANTAU
PERTUMBUHAN
DAN…
ANAK
BERUSIA
DI
BAWAH
LIMA
TAHUN
(BALITA)
GIZI
KURANG
YANG
MENDAPAT
TAMBAHAN…
BALITA
YANG
MEMPEROLEH
IMUNISASI
DASAR
LENGKAP
KELUARGA
YANG
STOP
BABS
KELUARGA
YANG
MELAKSANAKAN
PHBS
KELUARGA
BERISIKO
STUNTING
YANG
MENDAPATKAN
PROMOSI
PENINGKATAN…
PELAYANAN
KELUARGA
BERENCANA
(KB)
PASCAPERSALINAN
KELUARGA
BERISIKO
STUNTING
YANG
MEMPEROLEH
PENDAMPINGAN
KELUARGA
BERISIKO
STUNTING
YANG
MENDAPATKAN
MANFAAT
SUMBER
DAYA…
RUMAH
TANGGA
YANG
MENDAPATKAN
AKSES
AIR
MINUM
LAYAK
RUMAH
TANGGA
YANG
MENDAPATKAN
AKSES
SANITASI
(AIR
LIMBAH
DOMESTIK)
LAYAK
KELOMPOK
KELUARGA
PENERIMA
MANFAAT
(KPM)
PROGRAM
KELUARGA
HARAPAN
(PKH)…
KELUARGA
PENERIMA
MANFAAT
(KPM)
DENGAN
IBU
HAMIL,
IBU
MENYUSUI,
DAN
BADUTA…
Capaian Gap Target
Sumber data: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id, status Mei 2023 5
7. 7
DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI
PERAN KEMENDAGRI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021, tercantum dalam Pilar 1, Pilar 3 dan Pilar 5)
Mendorong Pemerintah Provinsi menetapkan dan memperkuat Tim Koordinasi
Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur,
dengan melibatkan Perangkat Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;
Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan
514 Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan
penurunan stunting dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RPJMD, RAD Pangan
dan Gizi) ;
Mendorong Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan
dan meningkatkan alokasi APBD untuk mendukung program/kegiatan intervesi gizi
spesifik dan gizi sensitif;
Memfasilitasi Pemerintah Provinsi untuk melakukan Penilaian kinerja (PK)
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;
Memberikan penghargaan bagi Pemerintah Provinsi Terbaik dan Pemerintah
Kabupaten/Kota terbaik dalam Penurunan Stunting;
7
8. 8
DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
2
3
4
1 Permendagri 59 Tahun 2021 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
Permendagri 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan dan Pembangunan
dan Keuangan Daerah;
Kepmendagri 050-5889 Tahun 2021 Tentang Hasil Verifikasi, Validasi dan Inventarisasi Pemutakhiran
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah;
Permendagri 81 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun
2023;
Permendagri 84 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun 2023;
5
Kesepakatan Bersama Antara Mendagri, Menkes, Kepala BKKBN dan Kepala BPKP Nomor 441.1/5234.A/SJ,
Nomor HK.02.01/Menkes/6434/2021, Nomor 31/KSM/G2/2021, Nomor MoU/D3/2021 tanggal 27 September 2021
Tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah;
6 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/4890/SJ 24 Agustus 2022 tentang Percepatan Penurunan
Stunting di Daerah.
7
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 400.5/8476/SJ 27 November 2022 tentang Hasil Pemetaan Program,
Kegiatan dan Sub Kegiatan yang Mendukung Percepatan Penurunan Stunting di Daerah Berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021
8
Surat Edaran Dirjen Bina Bangda Kemendagri Nomor 440.5.7/4190/Bangda tanggal 1 Maret 2023 tentang
Pelaksanaan 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Daerah
8
10. KERANGKA PIKIR IMPLEMENTASI 8 AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DAERAH
STRATEGI
INTERMEDIATE
OUTCOME
INTERVENSI OUTPUT DAMPAK
Pilar 1
Komitmen dan Visi
Kepemimpinan
Pilar 2
Komunikasi
Perubahan Perilaku
dan Pemberdayaan
Masyarakat
Pilar 3
Konvergensi
Intervensi Spesifik
dan Sensitif
Pilar 4
Ketahanan Pangan
dan Gizi
Pilar 5
Sistem, Data,
Informasi, Riset dan
Inovasi
PENINGKATAN CAKUPAN
INTERVENSI BAGI SETIAP
SASARAN PRIORITAS
Integrasi percepatan penurunan
stunting secara sistematis dan
berkelanjutan
Pemenuhan akses dan kualitas
layanan bagi seluruh sasaran
prioritas stunting
1. PERLUASAN SASARAN
PRIORITAS TERINTEGRASI
2. FOKUS PADA INDIKATOR-
INDIKATOR LAMPIRAN
PERPRES 72/2021 DAN RAN
PASTI
3. PEMBINAAN KELEMBAGAAN
TPPS DAN KADER
DESA/KELURAHAN (TPK,
KPM, TP PKK, DLL)
4. PENGUATAN REGULASI
DAERAH TERMASUK PERAN
DESA/KELURAHAN
5. PENGUATAN PENGELOLAAN
DATA STUNTING DAERAH
6. PENINGKATAN PUBLIKASI
DATA STUNTING SEBAGAI
STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU
7. INTEGRASI PERENCANAAN
DAN PEMBANGUNAN
DAERAH
8. OPTIMALISASI SISTEM DATA
DAN PELAPORAN
PENINGKATAN SISTEM
DATA, PUBLIKASI DAN
PELAPORAN
ADANYA REGULASI
DAERAH YANG RELEVAN
PENINGKATAN
DUKUNGAN ANGGARAN
DAERAH DAN DESA
PERBAIKAN KUALITAS
LAYANAN SPESIFIK DAN
SENSITIF
10
11. KERANGKA KONSEPTUAL 8 (DELAPAN) AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Stunting : Sinyal bahwa ada
masalah dalam manajemen
penyelenggaraan pelayanan
dasar, sehingga pelayanan untuk
mencegah dan menurunkan
prevalensi stunting belum
tersedia dalam skala dan kualitas
yang memadai, serta tidak
sampai secara lengkap pada
kelompok sasaran prioritas, yaitu
Remaja, Calon Pengantin, Ibu
Menyusui, Ibu Hamil, dan Anak
usia 0 – 59 Bulan.
8 (Delapan) Aksi Konvergensi:
Instrument dalam bentuk
kegiatan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk
memperbaiki manajemen
penyelenggaraan pelayanan
dasar agar lebih terpadu dan
tepat sasaran.
Kemendagri memberikan Capacity Building kepada pemerintah provinsi
untuk bisa membina dan mengawasi Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
8 (Delapan) Aksi Konvergensi dan Penilaian Kinerja
11
12. KETERKAITAN ANTAR 8 AKSI DAN SASARAN
ANTARA AKSI KONVERGENSI
Aksi #1
Analisis Situasi
Aksi #2:
Penyusunan
Rencana Kegiatan
Aksi # 3:
Rembuk
Stunting
Aksi # 8:
Reviu Kinerja
Tahunan
Aksi #4: Peraturan
Bupati/Walikota
Percepatan
Penurunan
Stunting
Aksi #5: Pembinaan
Pelaku Dan
Pemerintahan Desa/
Kelurahan
Aksi # 6: Sistem
Manajemen Data
Stunting
Aksi # 7:
Pengukuran &
Publikasi Stunting
Rekomendasi Lokus dan
Kegiatan Prioritas
Rancangan
Rencana Kegiatan
Masukan untuk
PerBup/Perwali
Peran & Tugas
Pembinaan Pelaku Dan
Pemerintahan Desa/
Kelurahan
Cakupan RT 1000 HPK yg Mendapat
Intervensi Gizi secara Lengkap
Cakupan
&
Keterpaduan
Intervensi
Gizi
pada
Rumah
Tangga
1000
HPK
Komitmen &
Kesepakatan
Rencana
Kegiatan
Kesenjangan
Data
Perkembangan kasus stunting
Data &
Sebaran Stunting
Proses RKPD &
APBD
Data
Stunting
&
Cakupan
Intervensi
Sebaran
&
Penyebab
Stunting
Kegiatan
Perbaikan
Sistem
Data
Acuan
pemantauan
pelaksanaan
VS
hasil
12
13. ALUR PELAKSANAAN AKSI KONVERGENSI MENGIKUTI
JADWAL REGULER PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH
BULAN
JADWAL REGULER PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH
JADWAL PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI PENANGGUNG JAWAB
JANUARI
1. Musrenbang desa/kelurahan
2. Musrenbang kecamatan
3. Rancangan awal RKPD Aksi 1 Analisis
Situasi
Aksi
7
Pengukuran
dan
Publikasi
Stunting
Aksi
6
Sistem
Manajemen
Data
Stunting
Aksi 1 Bappeda (PIC) dan OPD
Aksi 2 Bappeda (PIC) dan OPD
Aksi 3 Sekda dan/atau Bappeda
FEBRUARI
1. Pagu anggaran indikatif
2. Rancangan renja OPD
3. Forum OPD/Lintas OPD
Aksi 2
Penyusunan
Rencana Kegiatan
Aksi 3 Rembuk
Stunting
MARET
1. Rancangan RKPD
2. Musrenbang Kabupaten/Kota
Aksi 4 Peraturan
Bupati/Walikota
Percepatan Penurunan
Stunting
Aksi 5 Pembinaan Pelaku
dan Pemerintahan
Desa/Kelurahan
Aksi 4 Bupati/Walikota dan/atau OPD
yang bertanggung jawab
Aksi 5 OPD
Aksi 6 Bappeda (PIC) dan OPD
Aksi 7 Dinas Kesehatan
APRIL Rancangan Akhir RKPD kabupaten/Kota
MEI Rancangan Perbup/Perwali RKPD
JUNI Perbup/Perwali RKPD
JULI Penyusunan KUA-PPAS
AGUSTUS Pembahasan KUA-PPAS dengan DPRD
SEPTEMBER Penyusunan RKA OPD
OKTOBER Penyusunan APBD
NOVEMBER Pembahasan APBD dengan DPRD
DESEMBER Penetapan APBD
Jan-Feb
tahun n+1
Aksi 8 Reviu Kinerja Tahunan
Aksi 8 Sekda dan Bappeda (PIC) dan
OPD
Keterangan: Tahap Perencanaan & Penganggaran Tahap Pelaksanaan Tahap Pemantauan & Evaluasi
13
15. 15
TUGAS SATGAS STUNTING
5
06
Satgas Stunting sebagai salah satu komponen pendukung dalam pelaksanaan Percepatan Penurunan
Stunting memiliki tugas yaitu sebagai berikut:
01
Melakukan koordinasi yang intensif dan
efektif dengan Sekretariat Pelaksana Pusat
dan pemerintah daerah
02
Melaksanakan fasilitasi konsultasi
penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan pemerintah desa/kelurahan
03
Memastikan terlaksananya 4 Pasti:
a) Memastikan semua sasaran terdata.
b) Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan.
c) Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua
intervensi.
d) Memastikan semua kegiatan pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting tercatat dan
terlaporkan.
04
Memastikan pengaduan permasalahan
penyelengaraan Percepatan Penurunan
Stunting ditindaklanjuti, baik dari
masyarakat maupun petugas pengelola
program Percepatan Penurunan Stunting
05
Memastikan ketersediaan data, pengelolaan data
dan informasi secara real time, terbaru (update),
regular dan tepat waktu yang berguna untuk menilai
perkembangan pelaksanaan program,
mengidentifikasi permasalahan dan
merekomendasikan kebijakan
Memastikan pelaksanaan audit kasus
Stunting di seluruh jenjang
Sumber Data : PANDUAN SATUAN TUGAS PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING BKKBN
16. OUTPUT SATGAS STUNTING
01 Terlaksananya koordinasi yang intensif dan efektif dengan Sekretariat
Pelaksana Pusat dan pemerintah daerah
02
Terlaksananya fasilitasi konsultasi penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa/kelurahan
03
Terpenuhinya 4 (empat) Pasti:
a) Memastikan semua sasaran terdata;
b) Memastikan semua sasaran memperoleh pelayanan;
c) Memastikan semua sasaran memanfaatkan semua intervensi;
d) Memastikan semua kegiatan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting tercatat dan
terlaporkan
Berdasarkan uraian tugas Satgas Stunting, maka ouput atau hasil kerja Satgas Stunting yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Tertanganinya pengaduan permasalahan penyelengaraan Percepatan Penurunan Stunting ditindaklanjuti, baik dari masyarakat maupun petugas
pengelola program Percepatan Penurunan Stunting;
2. Terpenuhinya ketersediaan data, pengelolaan data dan informasi secara real time, terbaru (update), regular dan tepat waktu yang berguna untuk
menilai perkembangan pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan dan merekomendasikan kebijakan. Data dan informasi dapat
diakses dengan mudah oleh berbagai pihak;
3. Terlaksananya audit kasus Stunting di wilayah kerjanya
1
2
3
Sumber Data : PANDUAN SATUAN TUGAS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING BKKBN
16
19. 19
TIM TPPS TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Mengoordinasikan, menyinkronisasikan, dan memastikan
pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan percepatan
penurunan Stunting antar organisasi perangkat daerah dan
pemerintah desa, maupun dengan pemangku kepentingan
lainnya di tingkat kabupaten/kota;
2. Memastikan pelaksanaan peningkatan kapasitas kelembagaan
dan sumber daya manusia di tingkat kabupaten/kota,
kecamatan, hingga tingkat desa/kelurahan yang dibutuhkan
untuk percepatan penurunan Stunting;
3. Menyelenggarakan kerjasama dan kemitraan dengan
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan percepatan
penurunan Stunting di tingkat kabupaten/kota;
4. Merumuskan dan memfasilitasi pelaksanaan manajemen
pendampingan untuk percepatan penurunan Stunting di tingkat
kabupaten/kota, kecamatan, hingga tingkat desa/kelurahan;
5. Mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
percepatan penurunan Stunting bersama secara lintas sektor di
tingkat kabupaten/kota;
6. Membentuk TPPS di tingkat kecamatan dan TPPS
desa/kelurahan; dan
7. Melaporkan penyelenggaraan percepatan penurunan Stunting
kepada Tim Pengarah 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pelaksana Tugas
1. Susunan Keanggotaan:
a. Ketua Pelaksana: Wakil
Bupati/Walikota
b. Wakil Ketua: Sekretaris Daerah
c. Sekretaris Kepala OPD
d. Bidang Bidang:
a) Koordinator: OPD
b) Anggota: OPD
2. Bidang Perubahan Perilaku dan
Pendampingan Keluarga:
a. Koordinator: OPD
b. Anggota: OPD
3. Bidang Koordinasi dan Konvergensi:
a. Koordinator: Bappeda Kab/Kota
b. Anggota: OPD
4. Bidang Data, Monitoring, Evaluasi dan
Knowledge Management
a. Koordinator: Unsur Perguruan Tinggi
b. Anggota: OPD
20. 20
STRUKTUR TPPS TINGKAT KECAMATAN
PENGARAH
TPPS KAB/KOTA
PELAKSANA
Ketua : Camat
Wakil: Kepala Puskesmas
Ka.UPT KB Kec/Koord.
Penyuluh KB
BIDANG KOORDINASI
PENGGERAKAN LAPANGAN
Koord:Ketua TP. PKK
Anggota
Penyuluh KB/PLKB, Fasilitator PKM,
Toma, Toga, Todat, dan Pemangku
Kepentingan
BIDANG KOORDINAS PELAYANAN
SPESIFIK & SENSITIF
Koord: Ketua IBI
Anggota:
Bidan, Tenaga Gizi, Tenaga
Kesehatan Link. Puskesmas, Kader
Posyandu dan Pemangku
Kepentingan
BIDANG KOORDINASI DATA
Koord: Sekretaris Camat/ Penyuluh
KB/PLKB
Anggota
Koord Statistik Kecamatan, Petugas
Data Kecamatan, dan Pemangku
Kepentingan
Keanggotaan bidang-bidang dalam
TPPS Kecamatan dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan
dan potensi wilayah
21. 21
TIM TPPS TINGKAT KECAMATAN
PERAN PENGARAH TPPS KECAMATAN
1. Memberikan arahan dalam pelaksanaan
kebijakan, rencana, program dan kegiatan
percepatan penurunan Stunting di tingkat
kecamatan;
2. Memberikan pertimbangan, saran, dan
rekomendasi dalam penyelesaian kendala
dan hambatan penyelenggaraan percepatan
penurunan Stunting di tingkat kecamatan;
3. Melakukan rapat dengan pelaksana 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan; dan
4. Melaporkan penyelenggaraan percepatan
penurunan Stunting kepada Ketua Pelaksana
TPPS Kabupaten/Kota 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
PERAN PELAKSANA TPPS KECAMATAN
1. Penyediaan data penyelenggaraan percepatan penurunan
Stunting di tingkat kecamatan;
2. Menggerakan dan pendampingan lapangan untuk
percepatan penurunan Stunting di tingkat kecamatan;
3. Pendampingan dan pengawasan perencanaan dan
pemanfaatan dana desa dan alokasi dana desa untuk
percepatan penurunan Stunting;
4. Monitoring dan evaluasi Stunting di tingkat kecamatan;
5. Mengoordinasikan peningkatan kerja sama dan kemitraan
dengan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
percepatan penurunan Stunting;
6. Mengoordinasikan mekanisme penghargaan bagi kader
terkait percepatan penurunan Stunting di tingkat
kecamatan;
7. Melaksanakan minilokarya di tingkat kecamatan minimal 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan;
8. Melaksanakan rembuk Stunting di tingkat kecamatan
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan;
9. Melaporkan penyelenggaraan percepatan penurunan
Stunting kepada Tim Pengarah 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
22. 22
STRUKTUR TPPS TINGKAT DESA/KELURAHAN
PENGARAH
TPPS KAB/KOTA
Kepala Desa/Lurah
PELAKSANA
Ketua: Ketua TP PKK
Wakil: Sekretaris
Desa/Lurah
Sekretaris: PPKBD
KOORDINATOR LAPANGAN
TIM PENDAMPING KELUARGA
Koord: Bidan/Penyuluh
KB/PLKB/Ketua Pokja IV TP. PKK
KOORDINATOR LAPANGAN
PENGELOLAAN DATA
Koord : KPM/Kader Sub
PPKBD/Koord. Posyandu
TIM PENDAMPING KELUARGA
(BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB)
TIM PENDAMPING KELUARGA
(BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB)
TIM PENDAMPING KELUARGA
(BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB)
23. 23
TIM TPPS TINGKAT DESA/KELURAHAN
PERAN PENGARAH TPPS DESA/KELURAHAN
1. Membentuk TPPS Desa/Kelurahan;
2. Memberikan arahan bagi perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, rencana, program dan
kegiatan percepatan penurunan Stunting di
tingkat desa/kelurahan;
3. Memberikan pertimbangan, saran, dan
rekomendasi dalam penyelesaian kendala
dan hambatan penyelenggaraan percepatan
penurunan Stunting di desa/kelurahan;
4. Melakukan rapat dengan pelaksana 1 (satu)
kali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan; dan
5. Melaporkan penyelenggaraan percepatan
penurunan Stunting kepada TPPS kecamatan
dan TPPS kabupaten/kota setidaknya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
PERAN PELAKSANA TPPS DESA/KELURAHAN
1. Memfasilitasi dan memastikan pelaksanaan
kegiatan percepatan penurunan Stunting di tingkat
desa/kelurahan;
2. Memfasilitasi tim pendamping keluarga berisiko
Stunting dalam pendampingan, pelayanan dan
rujukan Stunting bagi kelompok sasaran dalam
percepatan penurunan Stunting di tingkat
desa/kelurahan;
3. Melakukan pendataan, pemantauan dan evaluasi
secara berkala dalam pendampingan, dan
pelayananan bagi kelompok sasaran percepatan
penurunan Stunting di tingkat desa/kelurahan;
4. Melaksanakan rembuk Stunting di tingkat
desa/kelurahan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan; dan
5. Melaporkan penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting kepada Pengarah 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
24. 24
REKOMENDASI PENINGKATAN TUGAS DAN FUNGSI SATGAS P2S
01
02
03
04
Satgas P2S memastikan pemerintah daerah menetapkan target stunting
dalam RPJMD, RKPD dan menjabaran Target Nasional penurunan stunting
14% pada tahun 2024 dalam target Kabupaten/Kota; .
Satgas P2S mendorong Pemerintah Daerah memberikan dukungan
operasional Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tk Kecataman dan
Desa untuk kegiatan operasionalnya
Satgas P2S mengawal dan memastikan pelaksanaan TPPS Tingkat Kecamatan
dan Desa berfungsi secara optimal dalam melaksanakan upata penurunan
stunting sesuai tufoksinya;
Satgas P2S mengawal penyusun pelaporan pelaksanan P2S baik 6 bulanan
(Semester 1 dan 2) setiap tahunnya.