Dokumen tersebut membahas konsep dan prinsip-prinsip asesmen pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, termasuk jenis-jenis, bentuk, dan instrumen asesmennya. Asesmen dirancang untuk mendukung proses pembelajaran dan perbaikan mutunya.
1. 36
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mampu memahami dan menerapkan konsep asesmen pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka serta mampu memanfaatkan hasil asesmen untuk
perbaikan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menganalisis konsep asesmen pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka;
2. Mampu menganalisis prinsip-prinsip asesmen pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka;
3. Mampu membedakan jenis-jenis asesmen pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka;
4. Mampu membedakan bentuk-bentuk asesmen pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka;
5. Mampu merumuskan instrumen asesmen pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka;
6. Mampu menganalisis proses refleksi diri dalam Kurikulum Merdeka
POKOK-POKOK MATERI
1. Konsep Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
2. Prinsi-prinsip Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
3. Jenis-jenis Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
4. Bentuk-bentuk Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
KEGIATAN BELAJAR 2:
ASESMEN
DALAM KURIKULUM MERDEKA
2. 37
5. Instrumen Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka;
6. Refleksi Diri dalam Kurikulum Merdeka
URAIAN MATERI
A. Konsep Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka penilaian menggunakan istilah asesmen
yang diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil
belajar peserta didik.
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan
pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu
siklus belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran yang digandengkan dengan
prinsip-prinsip asesmen mengindikasikan pentingnya pengembangan
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau
yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL).
Pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik. Tujuan dari diferensiasi
ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran yang berorientasi pada
kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala.
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen:
1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di
dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran;
2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai
kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang
telah dirancang;
3. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang
dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik;
3. 38
4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode
asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai
asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Sesuai dengan fungsinya, asesmen terbagi kepada tiga jenis, yaitu:
asesmen sebagai proses pembelajaran (Assessment as Learning), asesmen
untuk proses pembelajaran (Assessment for Learning), dan asesmen pada
akhir proses pembelajaran (Assessment of Learning).
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen
sumatif (assessment of learning) yang dijadikan acuan untuk mengisi
laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan
balik untuk perbaikan pembelajaran. Pada pembelajaran paradigma
baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif.
Perbandingan kedua paradigma tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 5
Perubahan Penekanan Pelaksanaan Asesmen
of
Learning
Learning
Pelaksanaan Asesmen
yang Diharapkan
Kecenderungan Pelaksanaan
Asesmen Sebelumnya
4. 39
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada proses penilaian
selama ini, fungsi penilaian lebih dititikberatkan pada akhir pembelajaran
atau sumatif sehingga fungsinya lebih kepada menilai tentang pembelajaran
(assessmen of learning). Sedangkan pada paradigma baru sebagaimana dalam
Kurikulum Merdeka, penilaian atau disebut dengan istilah asesmen lebih
dititikberatkan pada penilaian formatif yang berfungsi sebagai proses
pembelajaran (assessment as learning) dan untuk proses pembelajaran
(assessment for learning). Dengan perubahan paradigma ini, diharapkan akan
dapat mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting
daripada sebatas hasil akhir.
Perbedaan assessment as learning dengan assessment for learning terletak
pada pelibatan peserta didiknya. Pada assessment as learning peserta didik
dilibatkan secara aktif dengan diberi pengalaman untuk belajar menjadi
penilai bagi dirinya sendiri (self assessment) dan temannya (peer assessment).
Sedangkan assessment of learning berfungsi sebagai asesmen sumatif yang
dilakukan pada akhir proses pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen diagnostik menjadi penting
karena bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
peserta didik. Hasilnya dapat digunakan pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik.
B. Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran
Untuk memastikan proses asesmen berjalan dengan baik sehingga
dapat berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran, ada beberapa prinsip
asesmen yang harus diperhatikan, yaitu:
Pertama, asesmen merupakan bagian terpadu dari proses
pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
5. 40
pembelajaran selanjutnya. Dari prinsip pertama tersebut, ada beberapa
implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
1. Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan
untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik;
2. Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang
hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat
menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya;
3. Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk
menstimulasi pola pikir bertumbuh;
4. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui
penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan
balik antar teman;
5. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi
tentang kemampuan mereka, serta bagaimana meningkatkan
kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen;
6. Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan
yang tepat dan umpan balik yang membangun;
7. Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek
perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara
keseluruhan.
Kedua, asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Dari
prinsip pertama ini, ada beberapa implikasi yang harus dilakukan oleh guru,
yaitu:
1. Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan
asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan
asesmen di awal pembelajaran;
6. 41
2. Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan
fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk
umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan
keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya. Dari prinsip ketiga ini, ada beberapa
implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
1. Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen
menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk
kepentingan menguji;
2. Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada
peserta didik, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai;
3. Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat
menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen;
4. Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut
pembelajaran.
Keempat, laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
Dari prinsip keempat ini, ada beberapa imlikasi yang harus dilakukan oleh
guru, yaitu:
1. Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas,
mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh
peserta didik dan orang tua;
2. Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik
dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
Kelima, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
7. 42
meningkatkan mutu pembelajaran. Dari prinsip kelima ini, ada beberapa
implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
1. Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis,
dan melakukan refleksi hasil asesmen;
2. Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk
menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu
diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen
digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran;
3. Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik
dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama orang tua.
C. Jenis-jenis Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Secara umum asesmen dalam Kurikulum Merdeka Belajar terdiri dari 3
jenis, yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif.
1. Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi
kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan
pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi
tertentu, informasi terkait latar belakangkeluarga, kesiapan belajar,
motivasi belajar, minat peserta didik, dan beberapa informasi lainnya
tentang anak didik dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan pembelajaran. (hal 21: Print panduan)
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik
kognitif dan asesmen diagnostik non kognitif.
a. Asesmen diagnostik non kognitif
Asesmen diagnostik non kognitif adalah asesmen yang
bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial
emosi peserta didik, mengetahui aktivitas selama belajar di rumah,
mengetahui kondisi keluarga peserta didik, mengetahui latar
8. 43
belakang pergaulan peserta didik, dan mengetahui gaya, karakter,
serta minat peserta didik.
Tahapan dalam asesmen diagnostik non kognitif terdiri dari
persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
1) Persiapan
Pada tahap persiapan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru, di antaranya adalah menyiapkan alat
bantu berupa gambar-gambar yang mewakili emosi, dan
membuat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa dan
pertanyaan panduan.
Contoh beberapa pertanyaan kunci: Apa saja kegiatanmu
selama belajar di rumah? Apa hal yang paling menyenangkan
dan tidak menyenangkan ketika belajar di rumah? Apa
harapanmu?
Sedangkan contoh pertanyaan panduan: Apa yang sedang
kamu rasakan saat ini? Bagaimana perasaanmu saat belajar di
rumah?
Ada beberapa strategi tanya jawab yang harus
diperhatikan, yaitu: memastikan bahwa pertanyaan jelas dan
mudah dipahami, memberikan acuan atau stimulus informasi
yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya,
memberikan waktu untuk berpikir kepada siswa sebelum
menjawab pertanyaan.
Berikut ini adalah beberapa teknik tanya jawab yang dapat
dilakukan oleh guru
- Berikan penguatan
- Berikan pertanyaan
lanjutan untuk
menggali lebih
dalam
- Mengembalikan
fokus jika jawaban
mulai menyimpang
- Langsung menjawab
pertanyaan siswa
- Membantu siswa
untuk dapat
menjawab
pertanyaannya
sendiri
- Mencoba
mengarahkan
kembali pertanyaan
- Memparafrasekan
pertanyaan agar
lebih mudah
dipahami
- Menunggu beberapa
saat
Saat siswa menjawab
pertanyaan
Saat siswa tidak
menjawab
pertanyaan
Saat siswa balik
bertanya
9. 44
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru meminta peserta didik
untuk mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah
serta menjelaskan aktivitasnya. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk menceritakan perasaannya,
yaitu dengan bercerita, menggambar, dan menulis.
3) Tindak Lanjut
Pada tahap tindak lanjut, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh guru, di antaranya: Mengidentifikasi peserta
didik dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat
mata; Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan
dengan peserta didik serta orang tua bila diperlukan;
Mengulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal
pembelajaran.
b. Asesmen diagnostik kognitif
Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang bertujuan
untuk mendiagnosis kemampuan dasar pesera didik dalam topik
sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnostik juga bertujuan untuk
mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan
pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik,
dan memberikan kelas remedial atau kelas tambahan kepada
peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal
pembelajaran, di tengah-tengah proses pembelajaran, dan pada
akhir setelah proses pembelajaran.
Satu catatan dalam asesmen diagnostik kognitif bahwa guru
melakukan asesmen untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran
dengan kemampuan peserta didik, bukan untuk mengejar target
10. 45
kurikulum. Asesmen diagnostik kognitif bisa berupa Asesmen
Formatif maupun Asesmen Sumatif.
Tahapan pelaksanaan asesmen diagnostik kognitif terdiri
dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pada tahap
persiapan dan pelaksanaan, asesmen diagnostik kognitif dapat
dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut:
1) Membuat jadwal pelaksanaan asesmen
2) Mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan
kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
3) Menyusun pertanyaan sederhana dengan pola:
- 2 pertanyaan sesuai kelasnya dengan topik capaian
pembelajaran baru
- 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawahnya
- 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawahnya
Dari semua pola pertanyaan tersebut, satu hal yang harus
diperhatikan bahwa pertanyaan harus disesuaikan dengan topik
yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran pada
jenjang sekarang
Pada tahap tindak lanjut, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh guru, yaitu:
1) Melakukan pengolahan hasil asesmen dengan membuat
kategori penilaian paham utuh, paham sebagian, tidak paham,
serta menghitung rata-rata kelas;
2) Membagi peserta didik menjadi tiga kelompok dengan kategori:
- Peserta didik dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti
pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya;
- Peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti
pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada
kompetensi yang belum terpenuhi;
11. 46
- Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran
dengan pengayaan.
3) Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan
sebelum memulai topik pembelajaran baru, untuk
menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan peserta didik;
4) Mengulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen
formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai
siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
2. Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan
juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik.
Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga
pendidik.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik asesmen formatif:
a. Terintegrasi dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi satu kesatuan.
Demikian juga perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan
perencanaan pembelajaran;
b. Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya, misalnya melalui
penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi meta kognitif
terhadap proses belajarnya;
c. Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah yang
meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan gaya
belajar, sehingga dibutuhkan metode atau strategi pembelajaran serta
dan instrumen penilaian yang tepat;
12. 47
3. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas
dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini asesmen sumatif
digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan
bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau
kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang
berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan
dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik asesmen sumatif:
a. Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, misalnya satu
lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran;
b. Pelaksanaannya bersifat formal, sehingga membutuhkan perancangan
instrument yang tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang
diharapkan;
c. Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orag tua dan
peserta didik, serta kepada pemanggu kepentingan (stake holdser);
d. Digunakan oleh sekolah dan pendidik untuk mengevaluasi efektivitas
program pembelajaran.
Perbadingan antara asesmen formatif dan sumatif tersebut dapat
dijelaskan sebagaimana dalam table berikut:
Jenis Asesmen Fun
gsi
Teknik Hasil/Dokumentasi
Formatif (as & for
learning)
a. Mendiagnosis
kemampuan awal dan
kebutuhan belajar
peserta didik
Berbagai teknik
asesmen (praktik,
produk, proyek,
portofolio, tes
1. Produk hasil
belajar
2. Jurnal refleksi
peserta didik
13. 48
Jenis Asesmen Fun
gsi
Teknik Hasil/Dokumentasi
b. Umpan balik bagi
pendidik untuk
memperbaiki proses
pembelajaran agar
menjadilebih bermakna
c. Umpan balik bagi peserta
didik untuk
memperbaiki strategi
belajarnya
d. Mendiagnosis daya serap
materi peserta didik
dalam aktivitas
pembelajaran di kelas
e. Memacu perubahan
suasana kelas sehingga
dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta
didik dengan program-
program pembelajaran
yang positif, suportif, dan
bermakna.
tertulis/lisan) 3. Rencana tindak
lanjut atas hasil
asesmen
4. Catatan hasil
observasi
5. Catatan anekdotal
6. Nilai berupa angka
Sumatif di akhir
lingkup materi (for
andoflearning)
a. Alat ukur untuk
mengetahuai pencapaian
hasil belajar peserta
didik dalam satu lingkup
materi.
b. Refleksi pembelajaran
dalam satu lingkup
materi.
c. Umpan balik untuk
merancang/perbaikan
proses pembelajaran
berikutnya.
d. Melihat kekuatan
dan kelemahan
belajar pada peserta
didik selama
pembelajaran satu
lingkup materi.
Berbagai teknik
asesmen (praktik,
produk, proyek,
portofolio, tes
tertulis,tes lisan)
1. Produk hasil
belajar.
2. Nilai berupa
angka.
14. 49
Jenis Asesmen Fun
gsi
Teknik Hasil/Dokumentasi
*Sumatif semester
(of learning)
Merupakan
pilihan.
Satuan pendidikan
dapat melakukan
sumatif pada akhir
semester jika
satuan pendidikan
merasa perlu
mengkonfirmasi
hasil sumatif
akhir lingkup
materi untuk
mendapatkan
data yang lebih
lengkap.
a. Alat ukur untuk
mengetahui pencapaian
hasil belajar peserta
didik pada periode
tertentu.
b. Mendapatkan nilai
capaian hasil belajar
untuk dibandingkan
dengan kriteria capaian
yang telah ditetapkan.
c. Umpan balik untuk
merancang/ perbaikan
proses pembelajaran
semester/tahun ajaran
berikutnya (sama
sepertifungsi penilaian
formatif)
d. Melihat kekuatan dan
kelemahan belajar
pada peserta didik
(sama seperti fungsi
pada asesmen
diagnostik)
Praktik, produk,
proyek, portofolio,
tertulis.
1. Produk
hasilbelajar.
3. Nilai berupa
angka.
D. Merencanakan Asesmen Pembelajaran
Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan, maka ia
tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik yang
mengembangkan sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran dan/atau
modul ajar, maka dia perlu merencanakan asesmen formatif yang akan
digunakan.
Tahapan yang dapat dilakukan dalam merencanakan asesmen adalah
merumuskan tujuan asesmen yang berkaitan erat dengan tujuan
pembelajaran. Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih/mengembangkan instrumen, antara lain:
karakteristik peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan
15. 50
pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen
untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan pendidik.
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat
menjadi inspirasi bagi pendidik:
1. Rubrik, yaitu pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi
kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat
menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.
Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian
pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara
bertingkat dari kurang sampai terbaik;
2. Ceklis, yaitu daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen
yang dituju;
3. Catatan anecdotal, yaitu catatan singkat hasil observasi yang difokuskan
pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang
kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan;
4. Grafik perkembagan, yaitu grafik atau infografik yang menggambarkan
tahap perkembangan belajar.
Instrumen asesmen tersebut dapat dikembangkan berdasarkan teknik
penilaian yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh
teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu:
1. Observasi, yaitu penilaian peserta didik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati secara
berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per
individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian;
2. Kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen
16. 51
kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek,
atau membuat portofolio;
3. Projek, yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu;
4. Tes tertulis, yaitu tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
didik. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-
bentuk tes tertulis lainnya;
5. Tes lisan, yaitu pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran;
6. Penugasan, yaitu pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan;
7. Portofolio, yaitu kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai
dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian tidak
menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan
dengan kondisi satuan PAUD, dengan menekankan pengamatan pada anak
secara autentik sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya,
portofolio, dokumentasi, dll.
Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena
perlu pendekatan individual. Pada Pendidikan Kesetaraan, asesmen mata
pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes lisan, tes
tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi pada lembaga sertifikasi dan
kompetensi.
17. 52
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran atau belum, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik
merencanakan asesmen yang dilakukan saat pendidik menyusun
perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi
salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen,
karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa
yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pendidik
tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan
pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1)
menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai
kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2)
menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai,
atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik
dalam mengembangkannya. Berikut adalah contohcontoh pendekatan yang
dimaksud.
E. Bentuk-bentuk Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Bentuk asesmen dalam Kurikulum Merdeka, baik untuk asesmen
formatif maupun sumatif terbagi kepada dua bentuk, yaitu tertulis dan tidak
tertulis. Bentuk asesmen tertulis adalah:
18. 53
1. Jurnal yang bertujuan untuk melatih kemampuan murid untuk
mengorganisasi dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka dalam
bentuk tulisan, memberikan kebebasan berpikir, dan menjadi alat untuk
murid merefleksikan perkembangan mereka secara berkesinambungan;
2. Essay yang bertujuan untuk mengasah keterampilan peserta didik dalam
menulis akademis, seperti mengembangkan argumen, menyajikan bukti,
mencari sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan
menggunakan referensi dengan tepat. Essay juga bertujuan untuk
mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis murid;
3. Poster yang bertujuan untuk mendorong kemampuan murid untuk
mengeksplorasi topik dan mengkomunikasikan pemahaman mereka
dengan cara semenarik mungkin
4. Tes Tertulis yang terdiri dari soal multiple choice, kuis, dan lainnya
Sedangkan bentuk asesmen tidak tertulis di antaranya adalah:
1. Diskusi kelas yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi di depan publik dan mengemukakan
pendapat, serta melatih peserta didik untuk belajar berdemokrasi,
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang mungkin
berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut dengan cara yang
sopan dan simpatik;
2. Drama yang bertujuan mengembangkan kemampuan seni peran dan
berkomunikasi murid. Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah
dari perspektif yang berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati
dan berpikiran kritis murid;
3. Produk dalam bentuk membuat model miniatur 3 dimensi (diorama),
produk digital, produk seni, dll. Pembuatan produk ini bertujuan untuk
mengembangkan kreativitas dan menanamkan pengertian mengenai
sebuah peristiwa;
19. 54
4. Presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan mendorong peserta didik untuk memahami topik
presentasi dengan mendalam;
5. Tes lisan dalam bentuk kuis tanya jawab secara lisan dengan tujuan untuk
mengonfirmasi pemahaman murid dan menerapkan umpan balik.
F. Penyusunan Instrumen Penilaian
Dari beberapa bentuk asesmen di atas, berikut ini adalah proses
penyusunan instrumennya.
1. Tes tertulis
Tes tertulis dapat dirumuskan dalam bentuk tes objektif maupun
tes subjektif (essay). Untuk soal bentuk tes objektif, pilihan ganda adalah
salah satu bentuk tes objektif yang sering digunakan dalam asesmen yang
bersifat nasional, karena penilainnya dijamin objektif. Sebagaimana
dijelaskan pada KB-1 bahwa soal pilihan ganda ada beberapa bentuk,
yaitu pilihan ganda biasa, pilihan ganda asosiatif, pilihan ganda kasuistik,
dan pilihan ganda kompleks. Tetapi tes objektif juga bisa dirumuskan
dalam bentuk true-false (benar salah), matching test (menjodohkan), fill-in
atau completion (melengkapi), dan short answer (jawaban pendek).
Sedangkan untuk tes subjektif, tes tertulis dapat dirumuskan dalam
bentuk essay bebas, essay terbatas, atau essay terstruktur.
Dalam Kurikulum Merdeka, tes tertulis juga dapat dilakukan
dengan meminta siswa untuk membuat poster, esai, dan jurnal yang
semuanya menuntur peserta didik untuk menuangkan pemikirannya
dalam bentuk tulisan.
2. Penilaian Sikap (Afektif)
Sikap adalah perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan.
20. 55
Dalam Kurikulum Merdeka, untuk melakukan asesmen terhadap
sikap, dapat digunakan teknik self assessment (penilaian diri), peer
assessment (penilain antarteman), observasi, ceklist, dan catatan anecdotal
sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.
Berikut contoh instrumen self assessment/penilaian sikap adalah sebagai
berikut:
a. Penilaian antar teman
Nama siswa yang dinilai :
Sikap yang dinilai : Sikap Disiplin
Kelas :
NO INDIKATOR PENILAIAN Skala
SL SR JR TP
1 Teman saya datang ke sekolah sebelum bel
masuk berbunyi
2 Teman saya mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh guru pada waktu yang telah
ditentukan
3 Teman saya tidak mengobrol selama proses
belajar mengajar berlangsung
4 Teman saya minta izin kepada guru jika
mau keluar kelas ketika proses belajar
berlangsung
Dst
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering (SR)
JR = Jarang (JR)
1 = Tidak pernah (TP)
Skor ini digunakan jika semua indicator statemennya positif, tetapi jika
negative maka skornya bisa dibalik. Untuk menghindari penilaian yang
subjektif, sebaiknya skor pada masing-masing option ini tidak
diberitahukan kepada peserta didik, cukup menjadi acuan untuk
pendidik saja.
b. Penilaian Diri :
Nama siswa :
21. 56
Sikap yang dinilai : Sikap Spiritual
Kelas :
NO INDIKATOR PENILAIAN Skala
SL SR JR TP
1. Saya meminta tolong kepada Allah melalui
shalat
2. Saya melaksanakan shalat wajib lima waktu
penuh
3. Saya membaca Al-Qur’an setiap hari
4. Saya bersyukur atas apapun yang
ditetapkan Allah untuk kehidupan saya
5. Saya mengucapkan bismillah setiap
memulai aktivitas
Dst
Penilaian Diri ini bisa juga digunakan untuk penilian sikap sosial,
sebagai pembanding atas penilaian sikap yang dilakukan dengan
menggunakan pengamatan atau Teknik yang lainnya.
Penilaian diri siswa tentang partisipasinya dalam diskusi
Nama : ----------------------------
Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------
Kegiatan kelompok : ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5,
isilah dengan angka sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya:
(a) Selalu, (b) sering, (c) Jarang, (d) tidak pernah.
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, saya memberikan kesempatan kepada semua anggota
kelomok untuk mengemukakan pendapat
3.--- Saya mencatat semua pendapat dari anggota kelompok
4.--- Saya meminta anggota kelompok untuk melakukan voting ketika terjadi perdebatan
yang alot
5.--- Saya mendengarkan semua usulan dari anggota kelompok tanpa memotong
pembicaraannya
Dst
22. 57
c. Jurnal Penilaian Sikap
Jurnal
Nama :
Kelas
Hari/tgl Kejadian (positif atau negative) Keterangan
Jurnal Penilaian Sikap
NO Tanggal Nama
Peserta
Didik
Catatan Butir
Sikap
Tindak
lanjut
1 20 /
9/2020
Andri Bersegera ibadah
tanpa disuruh
Beribadah
Maryam Berani
mengemukakan
pendapat saat
berdiskusi
Percaya
diri
Tono Berkeberatan
berkelompok
dengan teman
untuk belajar
bersama
Kerjasama Perlu
diberikan
pengertian
tentang
pentingnya
bekerjasama
Keren Berani mengakui
kesalahan
Jujur
Tindak lanjut berfungsi untuk mengidentifikasi siswa yang perlu
pembinaan sikap berdasarkan catatan yang tertulis di dalam jurnal.
Pembinaan dilakukan kepada siswa yang tercatat mempunyai sikap yang
kurang, untuk diperbaiki sehingga siswa mempunyai perilaku yang baik.
Selain jurnal, dalam proses penilaian sikap, guru dapat membuat format
penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri dan antarteman
berfungsi sebagai alat konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh
pendidik. Penilaian antar teman paling baik dilakukan pada saat peserta
didik melakukan kegiatan berkelompok.
23. 58
3. Penilaian Keterampilan
Ada beberapa teknik penilaian keterampian, yaitu praktik, produk,
projek, dan portofolio. Untuk menggunakan teknik tersebut, dibutuhkan
rubrik penilaian yang akan mempermudah dan bisa menjaga objektivitas
penilaian.
Untuk melakukan penilaian kinerja, ada beberapa langkah yang harus
ditempuh, yaitu: identifikasi semua langkah-langkah penting yang
diperlukan, tentukan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang harus
dikuasai, usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan
diukur, definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur,
urutan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang dapat diamati.
Berikut contoh instrumen penilaian keterampilan adalah sebagai berikut :
a. Penilaian praktik
Format Rubrik Penilaian Praktik Berwudhu (Alternatif 1)
Nama Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Nama Siswa :
Kelas/ Semester :
Hari / Tanggal :
Keterampilan : Berwudhu
NO ASPEK YANG DIUKUR SEKOR
(1-4)
1 Niat wudu
2 Mencuci tangan
3 Berkumur
4 Mencuci hidung
5 Membasuh muka
6 Membasuh tangan sampai siku
24. 59
NO ASPEK YANG DIUKUR SEKOR
(1-4)
7 Membasuh kepala
8 Membasuh telinga
9 Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
10 Berdoa sesudah wudu
Keterangan Pensekoran :
4 = Sangat sempurna
3 = Sempurna
2 = kurang sempurna
1 = Tidak Sempurna
Nilai = Sekor perolehan x 100
40
Format Rubrik Penilaian Praktik Tayamum (Alternatif 2)
Nama Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Nama Siswa :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :
Petunjuk: Berilah penilaian dengan menggunakan tanda cek ( V ) pada setiap
aspek yang tertera di bawah ini sesuai dengan tingkat penguasaan siswa :
NO INDIKATOR
PENILAIAN
NILAI
Sangat
Sempurna
Sempurna Kurang
Sempurna
Tidak
Sempurna
1. Niat wudu
2. Mencuci tangan
3. Berkumur
4. Mencuci hidung
5. Membasuh muka
25. 60
NO INDIKATOR
PENILAIAN
NILAI
Sangat
Sempurna
Sempurna Kurang
Sempurna
Tidak
Sempurna
6. Membasuh tangan
sampai siku
7 Membasuh kepala
8
Membasuh telinga
9 Membasuh kedua kaki
sampai mata kaki
10 Berdoa sesudah wudu
a. Penilaian Proyek
Format Penilaian Proyek
Penelitian Sederhana Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah di Lingkungan
Masjid
Mata pelajaran :
Nama proyek :
Alokasi waktu :
Nama siswa :
Kelas/smt :
Sekor
(1-4)
No Aspek
Yang
Diamati
Kriteria dan Sekor
1 2 3 4
1 Kejelasan
laporan
Jika memuat
tujuan,
topik, dan
alasan
Jika memuat
tujuan,
topik,
alasan, dan
tempat
penelitian
Jika memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
dan
responden
Jika memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
dan
responden
dan daftar
pertanyaan
2 Informasi
laporan
Jika data
diperoleh
tidak
lengkap,
tidak
terstruktur,
Jika data
diperoleh
kurang
lengkap,
kurang
terstruktur,
Jika data
diperoleh
lengkap,
kurang
terstruktur,
dan kurang
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktur,
dan sesuai
tujuan
26. 61
dan tidak
sesuai
tujuan
dan kurang
sesuai
tujuan
sesuai
tujuan
3 Isi
laporan
Jika
pembahasan
data tidak
sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
tapi tidak
relevan dan
tidak ada
saran
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
tapi tidak
relevan
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
tapi kurang
relevan
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
yang
relevan
Jumlah Sekor
Nilai = Sekor perolehan x 100
12
b. Penilaian Produk
Format Penilaian Produk
Mata Pelajaran : Qur’an Hadits
Nama Proyek : Membuat kaligrafi
Nama Siswa : ______________________ Kelas : ________
No Aspek Skor (1 – 5) *
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan
Kebersihan)
27. 62
3. Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi
c. Estetika/keindahan
Total Skor
Catatan :
Sekor diberikan dengan rentang sekor (1-5), dengan ketentuan semakin
lengkap / sempurna maka semakin tinggi nilainya.
Nilai = Sekor perolehan x 100
12
c. Penilaian Portopolio
Salah satu contoh penilaian portopolio
1) Dokumen fortopolio memperlihatkan pertumbuhan dan kemajuan belajar
siswa tentang hasil belajar yang teridentifikasi.
Format Penilaian Portopolio
Keterangan :
28. 63
a. Pencapaian kuantitatif, misalnya skala nilai 0 – 100, 0 – 10, atau 0 – 4
(A,B,C,D,E)
b. Pencapaian kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, dan
gagal.
c. Refleksi/keterangan merupakan komentar, kritik, saran atau catatan
mengenai ketercapaian hasil yang dilakukan oleh guru atau tenaga
kependidikan lainnya, siswa, atau pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Process Portopolio :
Mendokumenkan seluruh segi tahapan proses belajar
3) Showcase portopolio :
Penguasaan siswa terhadap bukti hasil belajar selama waktu tertentu
29. 64
G. Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil
asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai
umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan
cara sebagaimana dalam (Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022) sebagai
berikut.
1. Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses pembelajaran.
2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama
Pendidik, kepala Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.
Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik yang
bersangkutan perlu melakukan refleksi paling sedikit satu kali dalam satu
semester. Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses perencanaan dan
proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan
berikut untuk membantu melakukan proses refleksi.
1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar semester/tahun ini?
3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil?
4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu peningkatan?
5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun
depan?
6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam semester/tahun ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangantantangan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah dan dikembangkan sendiri
sesuai dengan kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini juga
dapat digunakan oleh sesama pendidik dan kepala sekolah.
30. 65
Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh sesama
pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun
budaya saling belajar, kerja sama dan saling mendukung. Sebagaimana
refleksi diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling sedikit satu kali
dalam satu semester. Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan oleh
sesama peserta didik.
1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
(dapat menggunakan/ menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Refleksi oleh Peserta Didik
Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.
1. Membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
dan kehidupan sehari-hari;
2. Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan
mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran;
3. Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi
umpan balik kepada pendidik dan peserta didik.
4. Melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.
Dalam pelaksanaannya pendidik dapat membuat questioner yang dapat
memberikan informasi tentang evaluasi perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan refleksi ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam
satu semester.
Setelah pendidik melakukan refleksi dan mendapatkan masukan dari
sesama pendidik, kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta didik;
pendidik kemudian menyusun rencana perbaikan-perbaikan kualitas
31. 66
pembelajaran. Dengan demikian, pendidik akan terus meningkatkan kualitas
pengajaran yang bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.
CONTOH SOAL HOT PILIHAN GANDA BIASA
1. Asesmen dalam Kurikulum Merdeka dilakukan sejalan dengan fungsinya
sebagai assessment as learning, assessmen for learning, dan assessment of learning.
Sesuai dengan fungsinya tersebut, dalam Kurikulum Merdeka dikenal dengan
3 jenis asesmen, yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen
sumatif. Dalam kaitannya dengan pembelajaran terdiferensiasi, berikut ini
adalah jenis-jenis asesmen yang mendukung pembelajaran tersebut,
kacuali….
a. Asesmen Formatif
b. Asesmen Sumatif
c. Asesmen Diagnostik kognitif
d. Asesmen Diagnistik non Kognitif
e. Asesmen diagnostik
TINDAK LANJUT BELAJAR
1. Simak lah sumber belajar dalam bentuk video dalam LMS Program PPG. Baca
artikel kemudian lakukan analisis berdasarkan isi artikel
2. Kaitkan isi artikel dengan nilai-nilai moderasi dalam proses pembelajarannya
di sekolah/madrasah.
3. Ikuti tes akhir modul dan cermati hasil tesnya. Bila hasil tes akhir modul di
bawah standar minimum ketuntasan (70), maka saudara melakukan
pembelajaran remedial dengan memperhatikan petunjuk dalam LMS
program PPG.
GLOSARIUM
Asesmen Asesmen adalah istilah untuk penilaian yang digunakan dalam
Kurikulum Merdeka yang diartikan sebagai proses pengumpulan
32. 67
dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar,
perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik
Diagnostik Asesmen yang bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, dan kelemahan peserta didik
Formatif Asesmen yang bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen formatif bisa dilaksanakan di awal pembelajaran, di saat
sedang proses pembelajaran, dan di akhir pertemuan setiap proses
pembelajaran.
Sumatif Asesmen yang dilakukan di akhir pembelajaran yang bertujuan
untuk untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP
peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau
kelulusan dari satuan pendidikan
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
Potofolio penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbudristek RI (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen (Pendidikan
anak Usia Dini, Pendidikan dasar, dan Menengah.
Kemendikbudristek RI (2021). Panduan Pembelajaran dan Asesmen (Jenjang
Pendidikan dasar dan Menengah SD/MI, SMP/MTs/SMA SMK/MA
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kemenag.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
33. 68
Hayat, Bahrul (2008). Assessment Berbasis Kelas. Jakarta: Pusat Penilaian
Balitbang Depdiknas
Kemenristekdikti (2018), Evaluasi Pembelajaran, Jakarta.
Kuvbyzan, Tom dan Gary Borich. (2010). Educational Testing anad Measurument.
Denver: Jhon Willey&Sons.
Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Jokjakarta: Mitra Cendikia Press.