PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
RUANG KOLABORASI.pdf
1. Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Ruang Kolaborasi Topik 2
PPG Prajabatan Gelombang 1 Pendidikan Sejarah
NAMA : UMI ZAENAB
NIM : 3101022088
NO Perintah Jawaban
1. Pilihlah usia peserta didik yang Anda harapkan bisa
mengajarnya suatu hari nanti.
Usia 15,16,17 Tahun
2. Buatlah daftar karakteristik anak tersebut menurut teori:
a. Perkembangan kognitif Piaget,
b. teori perkembangan sosial-emosional
Bronfenbrenner dan
c. Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.
a. Perkembangan kognitif Piaget, Piaget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat
tahapan perkembangan kognitif: sensori motorik,
pra operasional, operasional konkret, dan formal
operasional. Usia 15,16,17 tahun rata-rata
mengucapkan kata pertama adalah Ibu, mami, ma,
babao. Mereka melakukan tindakan motorik pada
saat lahir sampai 2 tahun.Mereka bisa berbicara
dengan orang lain secara formal pada umur 11
sampai 15 tahun. Orang tua mereka kebanyakan
mengajarkan bahasa pertama adalah Ibu misalnya
orang jawa bahasa yang pertama diajarkan adalah
bahasa krama dan bahasa Indonesia.
b.Teori perkembangan sosial
emosional Bronfenbrenner dan
Ketika membahas perkembangan sosio emosional,
kita akan fokus pada dua teori utama: teori ekologi
2. Bronfenbrenner dan teori perkembangan rentang
hidup Erik Erikson. 1. Teori Ekologi
Bronfenbrenner Teori ekologi yang dikembangkan
oleh Urie Bronfenbrenner berfokus pada konteks
sosial yang mempengaruhi kehidupan individu
sehingga turut mempengaruhi perkembangan
mereka. Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa
individu akan dipengaruhi oleh lima sistem
lingkungan yang berasal dari interaksi
interpersonal terbuka hingga pengaruh berbasis
luas budaya. Kelima sistem tersebut adalah
mikrosistem, mesosistem, eksosistem,
makrosistem, dan kronosistem.
Usia 15,16, 17 tahun, dan pada masa yang masih
menuruti ego dan harus menang. Sosial Emosional
peserta didk sedang meledak-ledak.
c. Teori perkembangan sosial-
emosional Erikson.
Menurut teori sosial-emosional Erikson:
1) Idetity vs Role Confusion (Identitas vs
Kebingungan identitas) adalah tahap
psikososial kelima Erikson. Tahap ini
dihadapkan dengan banyak peran baru dan
status dewasa. Anak perlu diizinkan untuk
mengeksplorasi jalan yang berbeda untuk
mencapai identitas yang sehat. Jika anak
tidak cukup mengeksplorasi peran yang
berbeda dan gagal untuk mengukir jalan
yang positif di masa depan, mereka akan
3. tetap bingung mengenai identitas mereka.
2) Intimacy vs Isolation (Intimasi vs Isolasi)
adalah tahap psikososial Erikson keenam.
Anak mencoba untuk menjalin hubungan
dengan lawan jenis yang mana membentuk
hubungan positif yang erat dengan orang
lain. Bahaya dari tahap ini, jika ia gagal
maka ia akan menutup diri (mengisolasi
diri).
3) Generativity vs Stagnation (Pembangkitan
vs Stagnasi) adalah tahap psikososial
Erikson ketujuh. Contohnya anak
mentransmisi sesuatu yang positif kepada
adik kelasnya karena di sini posisinya ia
telah berada di kelas yang lebih tinggi. Hal
itu seperti memberikan pengalaman dan
nasihat positif untuk adik kelasnya
mengenaipelajaran maupun cara bersosial
dengan teman. Sementara, stagnasi
diartikan sebagai perasaan telah tidak
melakukan apa-apa lagi untuk membantu
adik kelasnya.
4) Integrity vs Desperate (Integritas vs Putus
asa) adalah tahap psikososial Erikson
kedelapan. Anak cenderung melihat kilas
balik kehidupannya dan mengevaluasi apa
yang telah ia lakukan. Jika selama sekolah
4. ia mendapatkan presetasi dibidang
akademik dan kegiatan luar kelas, maka
anak tersebut melihat hidupnya sebagai
hidup yang terintegrasi secara positif dan
layak. Sebaliknya, anak menjadi putus asa
jika melirik ke belakang mereka, terutama
mengenai hal negatif misalkan tidak
bepresetasi dalam hal apapun.
3. Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak
pengalaman masa kecil Anda sendiri.
Kognitif Piaget Berdasarkan dari pengalaman saya pada tahap
operasional formal, saya sudah dapat memahami
materi pembelajaran yang lebih kompleks dan
abstrak berdasarkan dari fakta yang dapat
dibuktikan secara sains. Segi bahasa juga mulai
berkembang, sudah bisa mengkomunikasikan dan
mengutarakan pendapat mengenai hal yang
dipahami dalam
pembelajaran di kelas secara logis berdasarkan
masalah.
Sosial-emosional
Bronfenbrenner
Pada teori ini ada beberapa tahapan diantaranya
yang sesuai dengan pengalaman saat SMA:
Eksosistem (disini contohnya pengalaman yang
didapat antara siswa dengan guru missal saya masih
ingat ketika belajar dengan cara karyawisata dengan
guru dan teman-teman ketika di SMA sehingga
adanya hubungan pengalaman yang didapat).
Makrosistem (dipengaruhi oleh faktor kebudayaan
dan ekonomi, pengalaman saya saat SMA yaitu
5. adanya semacam larangan dari orang tua maupun
guru tentang kalimat ‘’pamali’’ jika melakukan
sesuatu yang negative missal duduk diatas meja atau
berdiri diatas meja. Selanjutnya faktor ekonomi,
missal siswa A berada pada keluarga dengan
ekonomi rendah maka juga akan mempengaruhi
motivasi belajar mereka tetapi jika dia berada di
keluarga yang menengah / menengah keatas maka
segala fasilitasnya terpenuhi dan motiasi belajarnya
relative stagnan). Kronosistem (tergantung dari
sosio-historis siswa, contoh pengalaman anak yang
memiliki latar belakang keluarga yang kurang
baik/menyayangi nya maka akan berdampak pada
tumbuh kembangnya dalam hal sosio- emosional
tetapi tergantung dari lingkungan yang siswa
tersebut ciptakan baik di masyarakat maupun
sekolah).
Sosial-emosional Erikson. Pengalaman saya saat SMA dimana guru
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa
untuk mengungkapkan pendapat mereka masing-
masing hingga mampu membuat
koneksi sosial dengan cara berteman.
4. Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda
buat:
a. Jelaskan dengan
cara apa anak bisa
mengembangkan
a. Cara mengembangkan secara kognitif dan
sosial-emosional:
Mengembangkan fungsi kognitif pd anak SMA
6. fungsi kognitifnya
serta sosio-
emosionalnya?
harus berorientasi pada teori konstruktivisme
karena anak SMA berada pada tahap
operasional formal. Tahap ini anak sdh dpt
berpikir lebih abstrak, idealis, dan logis. Salah
satu penerepannya dengan penggunaan model
PBL dimana anak dihadapkan dengan suatu
masalah, mereka dapat merumuskan hipotesis,
memecahkan masalah tersebut, hingga
mencapai kesimpulan secara sistematis.
Siswa SMA (15-17 tahun) memasuki tahapan
perkembangan sosio- emosional tahap identity
vs Role-conclution menurut Erikson, pada
tahapan tersebut mereka mulai mencari tau
siapa mereka, apa yang mereka mau sehingga
mereka perlu mengeksplorasi jalan yang
berbeda untuk mencapai indentitas yang sehat.
Jika mereka tidak cukup mengeksplorasi peran
yang berbeda maka mereka akan bingung
mengenai identitas mereka.
Untuk mengembangkan sosio-emosional anak
SMA yaitu dengan memasukan pendidikan
karakter profil pelajar pancasila (beriman
bertakwa kepada tuhan YME, Mandiri,
Bernalar Kritis, Kreatif, Bergotong Royong,
Berkebhinekaan Global).
b. Penyesuaian yang
seperti apa yang Interaksi 1. Guru harus memiliki
7. Anda butuhkan
agar anak bisa
berinteraksi secara
efektif bersama
Anda?
pengetahuan atas
pengalaman sesuai
dengan karateristik
siswa
Contoh
Siswa SMA bertanya,
apakah dia lebih fokus
ke basket, ataubelajar
sehingga mengikuti
eskul hanya sebatas
hobi saja ?. Guru harus
tau seberapa jauh
kemampuan dan
kemungkinansukses
ketika dia mengambil
keputusan untuk
hidupnya.
2. Memiliki pengetahuan
akan peran
bermasyarakat seperti
apa,kemudian memiliki
pengetahuan terkait
rambu-rambu remaja
dalam mengetahui
identitas mereka
Contoh: Siswa SMA
bertanya, bagaimana peran
8. sebagai ketua pelaksana
kegiatan 17 agustus?, maka
apa yang harus dilakukan,
maka guru harus punya
pengetahuan dalam peran
bermasyarakat
3. Maka, guru harus
memiliki kemampuan
menganalisis bahwaanak
ini dibesarkan dalam
lingkungan yang
bagaimana Contoh :
Misalkan siswa saat
dikelas kurang
memperhatikan, sering
bermain dengan gawai
atau hal lain. Guru harus
menganalisis,ternyata
siswa dibesarkan
dilingkungan yang
dimanjakan
Komunikasi Guru sebagai menyampai
pesan, harus memberikan
gesture yang tidak berlebihan,
mengikuti dan belajar
komunikasi mereka sesuai
dengan karateristik siswa.
Contoh :
9. 1. Saat siswa SMA
berkomunikasi dengan guru
2. Maka, guru
memberikan
gesture dewasa
dan tegas saat
menghadapi
siswa SMA
3. Memberikan apresiasi bisa
di depan umum.
Memberikan teguran bisa di
tempat khusus, untuk
menjagakepercayaan diri
siswa.