2. Standar Pembangunan Jalan
Desa
1. GEOMETRI JALAN 2. JALAN ASPAL 3. JALAN BETON
Kendaraan dan Kecepatan Rencana Pondasi Jalan Batu Belah (Telford) Lapis Pondasi Bawah
Lebar Jalan Lapis Pondasi Makadam (Lapen) Beton Semen
Lengkung Horizontal dan Vertikal
Landai Maksimum
Faktor Keselamatan Jalan
Sumber: Panduan Pembangunan Jalan Untuk Perdesaan, Kementerian PUPR (2017)
3. Fungsi Jalan Desa
SEBAGAI PENGHUBUNG HUNIAN
SEBAGAI PENGHUBUNG ANTAR DESA DAN
ATAU KE LOKASI PEMASARAN
5. 1. Geometri Jalan
Kendaraan yang diizinkan melewati jalan
perdesaan mempunyai berat dan dimensi
tidak melebihi gambar disamping.
Kecepatan rencana pada daerah datar
adalah 40 km/jam, sementara untuk daerah
perbukitan/pegunungan adalah 20 km/jam.
6. 1. Geometri Jalan
Lebar perkerasan (LP) untuk jalan perdesaan
disarankan 4,0 meter
Lebar bahu (LB) kiri dan kanan masing-masing
1,5 meter.
Untuk kondisi khusus lebar perkerasan (LP)
minimum 3,0 meter dengan
Lebar bahu (LB) kiri dan kanan masing-masing
1,5 meter.
Kemiringan melintang perkerasan jalan 3% dan
kemiringan melintang bahu jalan 5%
14. 2. Jalan Aspal
Pembangunan jalan aspal untuk perdesaan
dapat menggunakan konstruksi pondasi
jalan batu belah (Telford) dengan lapis
permukaan menggunakan lapis penetrasi
Makadam (lapen).
Pondasi Jalan Batu Belah (Telford)
Panduan jalan perdesaan ini mengacu pada
Pedoman Perancangan Pelaksanaan
Perkerasan Jalan Telford, Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat nomor : 04/SE/M/2016 tanggal 15
Maret 2016.
15. 2. Jalan Aspal
Lapis Penetrasi Makadam (Lapen)
Panduan jalan perdesaan ini mengacu pada
Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi Makadam
(lapen), SNI 6751 : 2016, untuk tebal lapen
5-8 cm.
16. 3. Jalan Beton
Pembangunan jalan beton untuk pedesaan
menggunakan konstruksi lapis pondasi
agregat, beton kurus dan beton mutu K250.
Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja
dan dapat diganti dengan bahan lain yang
berfungsi sama.
Panduan jalan perdesaan ini mengacu pada
RSNI Tata Cara Perencanaan Jalan Beton
untuk Lalu Lintas Rendah.