Dokumen tersebut membahas upaya membangun budaya positif di sekolah melalui penerapan keyakinan kelas dan layanan restitusi. Tujuannya adalah membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti religius, disiplin, dan bertanggung jawab. Kegiatannya meliputi sosialisasi, pembentukan keyakinan kelas, layanan restitusi, dan evaluasi secara berkala. Hasilnya adalah terbentuknya
3. Karakter adalah salah satu hal krusial yang harus ditanamkan dalam
diri siswa sejak dini. Untuk itu perlu diterapkan kebiasaan-kebiasaan
baik yang terus dilakukan secara konsisten demi terwujudnya nuansa
positif yang berkembang dalam jiwa anak. Untuk menumbuhkan
karakter baik tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
melalui penanaman budaya positif. budaya positif di sekolah
merupakan nilai-nilai, keyakinan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini di Sekolah dengan
tetap berpihak pada anak.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak adar mereka
dapat mencapai keselarasan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat
LATAR BELAKANG
4. LATAR BELAKANG
Upaya dalam menanamkan budaya positif di sekolah, guru memiliki
peran sentral yaitu posisi kontrol guru sebagai manajer dalam
menerapkan budaya positif. guru juga berperan sebagai motivator dan
inspirator dalam menumbuhkan budaya positif sehingga nantinya guru
akan menjadi 'ing ngarso sang tulado' dan menjadi agen transformasi
perubahan untuk mewujudkan murid yang memiliki karakter profil
pelajar pancasila. maka, guru tentunya harus bekerjasama dengan
warga sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah, Rekan Sejawat, dan
juga murid serta melibatkan orangtua dan masyarakat, dengan
kolaborasi tersebut diharpkan dapat menciptakan karakter murid
yang memiliki Nilai-Nilai Pelajar Pancasila
5. TUJUAN
Terwujudnya visi sekolah melalui penerapan budaya positif.
Terbentuknya karakter disiplin yang kuat.
Menumbuhkan dan menguatkan karakter positif melalui
pembiasaan-pembiasaan positif.
Menumbuhkembangkan karakter profil pelajar pancasila
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Menguatkan peran sebagai guru penggerak melalui penerapan
restitusi dalam menanamkan disiplin positif pada siswa.
Adapun yang menjadi tujuan dalam tindakan nyata ini adalah sebagai
berikut:
6. Terbentuknya keyakinan kelas sebagai landasan dalam
memecahkan permasalahan yang ada dikelas. Keyakinan kelas
ini dibentuk dan disepakati oleh peserta didik bersama guru
Konsistensi peserta didik dan guru dalam menjalankan keyakinan
kelas.
Minimal 75% peserta didik sudah menunjukkan menguatnya
karakter positif seperti religius, peduli, disiplin, toleransi, gotong
royong dan bertanggungjawab pada proses pembelajaran
maupun diluar proses pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan
untuk mengontrol kegiatan agar tetap tearah pada tujuan yang sudah
ditetapkan, maka tolak ukur yang digunakan adalah sebagai berikut :
TOLAK UKUR
7. Membudayanya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
Munculnya karakter berdaya nalar kritis pada proses pembelajaran
yang terlihat dari keaktifan peserta didik dalam bertanya,
berpendapat/berargumen, dan menjawab pertanyaan dari guru.
Dokumentasi kegiatan pembentukan keyakinan kelas bersama peserta
didik dan guru, proses kegiatan restitusi, kegiatan kolaborasi dan
sharing dengan walikelas dan rekan sejawat, serta hasil pengumpulan
tugas.
TOLAK UKUR
8. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
Adapun rincian dari tindakan nyata yang akan dilakukan adalah :
MINGGU I
Membuat perencanaan aksi nyata
dan mengkomunikasikannya kepada
kepala sekolah.
MINGGU II
Mensosialisasikan kepada rekan-
rekan guru tentang pengimbasan
budaya positif
MINGGU III
MINGGU IV
Mengevaluasi dan refleksi kegiatan
tindakan aksi nyata dalam rangka
membudayakan kebiasaan positif di
sekolah.
Pengenalan budaya positif dan
Melakukan Kegiatan Pembentukan
Keyakinan Kelas
9. Dukungan yang dibutuhkan.
Kepala Sekolah dan rekan sejawat.
Orang tua dan komite sekolah.
Peserta didik.
Masyarakat
Sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
Untuk menjalankan tindakan aksi nyata ini dibutuhkan dukungan:
10. HASIL AKSI
NYATA
Terbentuknya keyakinan kelas yang dibuat dan
disepakati oleh peserta didik bersama
Kegiatan aksi nyata melalui membangun keyakinan
kelas membuat murid lebih percaya diri dan
bertanggungung jawab karena merasa menjadi
bagian dalam pengambilan keputusan dikelasnya
Rekan guru disekolah juga antusias ingin
menerapkan budaya positif dan membuat
keyakinan kelas yang berpihak pada murdi
Adanya Poster Keyakinan kelas yang dipajang
dikelas.
11. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Pentingnya membuat keyakinan kelas untuk menumbuhkan motivasi internal
pada diri peserta didik.
Adanya dukungan dari dari berbagai pihak terkait, sarana dan prasarana yang
memadai sangat berkontribusi dalam usaha membangun disiplin positif.
Layanan restitusi dalam menyelesaikan permasalahan memfokuskan peserta
didik untuk belajar dari kesalahan, menuntun untuk melihat ke dalam diri,
memperbaiki hubungan, fokus pada karakter dan solusi.
Untuk menerapkan disiplin restitusi, seorang guru harus mampu memposisikan
diri sebagai manajer agar dapat membimbing siswa sehingga siswa mampu
mengevaluasi diri bagaimana menjadi diri sendiri yang lebih baik.
Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan aksi nyata dalam
membangun budaya positif ini adalah:
13. Rencana Perbaikan Untuk Pelaksanaan di masa mendatang
Setiap 3 bulan, butir-butir keyakinan kelas dievaluasi dan diperbaiki. Jika
item butir-butir keyakinan kelas sudah membudaya, maka diganti dengan
item lainnya sehingga akan semakin banyak item-item budaya positif yang
dapat ditumbuhkan pada peserta didik.
23. Bu Ulina : "Dengan sosialisasi
Budaya Positif yang dilakukan
oleh CGP, saya lebih memahami
tentang bagaimana menjadi guru
yang sebenarnya ketika
menghadapi murid yang
bermasalah, menjadi posisi
manajer dikelas dan membuat
keyakinan kelas di kelas"
Guru
24. Tira : "Menurut saya, dengan adanya
keyakinan kelas membuat saya lebih
termotivasi dalam pembelajaran, saling
menghargai di dalam kelas dan bekerja
sama dengan baik di kelas"
Murid