Ketiga hadis menyoroti pentingnya lingkungan dalam pendidikan Islam. Hadis pertama menganalogikan lingkungan yang baik dan buruk dengan penjual wangi dan tukang besi, menekankan dampaknya. Hadis kedua menyatakan bahwa seseorang akan terpengaruh oleh teman-temannya, sehingga penting memilih teman yang baik. Hadis ketiga juga menekankan pentingnya memilih lingkungan yang tepat.
Lingkungan dan Masyarakat Perspektif Hadist. INAIFAS 2022.pptx
1. HADIST TARBAWI
Kelompok 10
1. AHMAD ZAIN SYADZALI WAGUS 2144012847
2. CHADIQ AHMAD MUTAMMAKIN 2144012849
3. AHMAD MUNDIR SYAFI’I 2144012845
4. ULIL MANSUR 2144012772
5. MUKHTAR GHOZALI 2144012862
“Lingkungan dan Masyarakat Perspektif Hadist”
2. PENGERTIAN
Lingkungan adalah sesuatu yang berada di sekitar manusi (peserta didik). Lingkungan dapat
berupa manusia dan nonmanusia, seperti tumbunhan hewan, gunung, sungai, laut dan udara.
Bahkan ada juga yang di luar diri manusia atau tidak nampak (alam ghaib). Diantara
lingkungan tersebut ada yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan peserta didik.
Yaitu, lingkungan keluarga (orangtua), teman dan setan. (Bukhari Umar, 2014: 167).
Abuddin Nata (2010: 291) menyatakan bahwa pengertian lingkungan secara harfiah adalah
segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan
segala isinya, maupun berupa non-fisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilainilai dan
adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang, serta teknologi.
Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan Islam Kata masyarakat selalu dideskripsikan
sebagai kumpulan individuindividu manusia yang memiliki kesamaan, baik dalam karakteristik
maupun tujuan. Menurut Al-Rasyidin (2008: 32) hal ini boleh jadi, pengertian tersebut diambil
dari kosa kata Bahasa Arab, yakni syaraka yang bisa bermakna bersekutu. Syirkah atau syarika
yang bermakna persekutuan, perserikatan, perkumpulan, atau perhimpunan.
3. Hadist Pertama
َد ْرُب وُبأ َاندثَح َلاَق ِد ِاح َالو ُدْبَع ثناَّدح َلاَق َليِعاَمْسإ ُبن ىَسوُم ثنيَّدح
ُب اَبأ ُتْعِمَس َلاَق هللا ِدْبَع ُبن َة
ِبأ َبن َةَد ْر
ي
س َو ِهْيَلَع هللا صلى هللا ُلرسو َلاَق َلاَق ُهعن ىَلاَعَت هللا ي ِ
ضَر ِهيِبأ ْعن ىَسوُم
لم
(
ِ
يسِلَجْال َو ِحِلاَّصال ِ
يسِلَجْال ُلَثَم
ِب ِاحَص ْنِم َكُمَدْعَي ال ،ِداَّدَحْال ِ
يرِك َو ِكْسِمْال ِب ِاحَص ِلَثَمَك ،ِء ْوَّسال
ِ
ر ُد ِجَت ْوَأ ِهي ِ
رَتْشَت اَّمِإ ِكْسِمْال
ِك َو ،ُهَحي
ُير
ًةَثيِبَخ اًحي ِ
ر ُهْنِم ُد ِجَت ْوَأ َكَب ْوَث ْوَأ ََكنَدَب ُق ِ
رْحُي ِداَّدَحْال
)
Dikisahkan kepadaku oleh Musa bin Ismail, dia berkata telah dikisahkan kepadaku oleh 'Abdul Wahid, dia berkata telah
dikisahkan kepadaku oleh Abu Burdah bin 'Abdillah, dia berkata aku mendengar dari Aba Burdah bin Abi Musa dari
ayahnya RA, dia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: (Badruddin al-'Ainiy)
(Perumpaan pergaulan yang baik dan pergaulan yang buruk, seperti halnya penjual kesturi dan tukang pembakar besi.
Jika kamu membeli kesturi atau mencium aromanya maka janganlah meniadakan/menjauhkan/membuang aromanya.
Adapun pembakar besi itu dapat membakar badanmu atau bajumu atau sehingga kamu mencium aroma tak sedap).
4. Hadist Kedua
َلاَق ٍ
ارَّشَب ُْنب ُدَّمَحُم َانَثَّدَح
:
َ
االَق ،َد ُاوَد وُبَأ َو ، ٍ
رِامَع وُبَأ َانَثَّدَح
:
َلاَق ٍدَّمَحُم ُْنب ُْريَهُز َانَثَّدَح
:
َسوُم يِنَثَّدَح
ُْنب ى
َلاَق ،َة َْري َرُه يِبَأ ْنَع ،َانَد ْر َو
:
َو ِهْيَلَع ُ َّ
اَّلل ىَّلَص ِ َّ
اَّلل ُلوُسَر َلاَق
َمَّلَس
:
«
َأ ْرُظْنَيْلَف ،ِهِليِلَخ ِينِد ىَلَع ُلُجَّالر
ْنَم ْمُكُدَح
ُلِلَاخُي»
Telah menceritakan kepadaku, Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepadaku Abu 'Amir dan Abu
Dawud keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepadaku
Musa bin Wardan dari Abi Hurairoh berkata, nabi Muhammad Saw bersabda:
"Seorang laki-laki terikat dengan agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa
dia berteman".
'Abdul Muhsin bin Hamd bin 'Abdul Muhsin bin 'Abdullah Bin Hamd al-'Ibad al-Badr di dalam kitabnya syarah
Sunan Abi Dawud lil-'Ibad menjelaskan, jika ada seseorang menjadi sahabat atau berteman dengan orang lain maka
seseorang itu akan menjadi seperti temannya didalam akhlaknya, sifat-sifatnya dan ibadahnya. Dia hanya memilih teman
yang baik, dan dia yang membantunya dalam ketaatan, dan tidak memilih seorang teman yang akan membantunya
dalam kemaksiatan, atau menyeretnya ke dalam ketidaktaatan, atau menyebabkan dia menyimpang dan
membelokkannya dari jalan. Karena kebanyakan musibah yang menimpa banyak orang berasal dari pergaulan dengan
teman yang jelek/buruk. Dan memilih teman yang baik dan teman yang sholeh itulah yang diuntungkan. Dan Allah
berfirman didalam kitabnya surah az-Zuhruf ayat {َِينقَّتُمْال َّ
الِإ ٌُّودَع ٍ
ضْعَبِل ْمُهُضْعَب ٍذِئَم ْوَي ُء َّ
َّل ِخَأل}ا yang artinya "teman-teman karib pada
hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa".
5. Hadist Ke Tiga
األوزاعي عن إسماعيل بن مبشر حدثنا الرقي مروان بن موسى حدثنا القطان يزيد بن هللا عبد بن الحسين أخبرنا
قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن هريرة أبي عن الرحمن عبد بن حميد عن الزهري عن
( :
على يولد مولود كل
ويمجسانه وينصرانه يهودانه فأبواه ،الفطرة
)
Telah memberitahukan kepadaku Husain bin 'Abdullah bin Yazid al-Qoththon berkata, telah menceritakan kepadaku Musa bin
Marwan ar-Ruqi berkata, telah menceritakan kepadaku Mubasysyar bin Ismail dari al-Auzaro'i dari az-Zuhri dari Hamid bin
'Abdurrohman dari Abi Hurairoh dari nabi Muhammad Saw bersabda "Setiap anak yang dilahirkan pasti dalam keadaan fithroh
(suci). Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi".
Di dalam kitab syarah Shohih Ibnu Hibban Syekh 'Abdul 'Aziz ar-Rojihi memaparkan penjelasan hadits di atas. Yang
dimaksud dengan fitrah yaitu Islam. Yakni, setiap manusia yang lahir dianugerahi naluri untuk mengenal Allah, dan naluri
untuk meng-Esakan Allah degan sifat Rububiyyah. Dan jika manusia itu terjauh dari pengaruh eksternal maka dia akan
condong ke arah kebaikan dan menerima kebaikan, karena hakikatnya dia lahir dalam keadaan fitrah (suci) dan dia telah
dianugerahi naluri untuk mengenal Allah dan meng-Esakannya sehingga dia akan cenderung kedalam kebaikan.
Adapun hadits nabi diatas adalah bersifat umum bahwa setiap manusia yang dilahirkan itu dalam keadaan Islam. Kedua orang
tuanya memindahkannya atau mengarahkannya atau menjadikannya kedalam golongan ahli kitab, Nasrani atau Majusi, dan
tidak disebutkan "kedua orang tuanya memindahkannya kedalam Islam. Oleh karena itu, dari penjelasan hadits di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kata al-fithroh yaitu Islam, atau juga dapat disimpulkan bahwa naluri manusia
sejak lahir adalah Islam.
6. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan dalam
penyelenggaraan pendidikan islam, sebab lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan
tempat terjadinya proses pendidikan. secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. keluarga yang ideal dalam perspektif islam adalah keluarga yang sakinah,
mawaddah, dan rahmah. profil keluarga semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu
mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran islam. kemudian orang tua harus menyadari
pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula
sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.
Begitu pula masyarakat, dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan
peduli terhadap pendidikan. masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang
ada di sekitarnya. selanjutnya, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara
harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran islam. dengan keterpaduan
seperti itu, diharapkan amar ma‟ruf nahi munkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan
sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang baldatun tayyibatun wa
rabbun ghafur
7. REFRENSI
QUUTUL QULUUB FI MU’AAMALATIL MAHBUUB WA WASHFI THORIIQIL MURIID ILA MAQOOMIT TAUHID, MUHAMMAD IBN ‘ALIY IBN
‘ATHIYYAH AL-HARITSIY, ABU THOLIB AL-MAKKIY (MENINGGAL 386 H), DAR AL-KUTUB AL-„ILMIYYAH-BEIRUT/LEBANON (MAKTABAH
SYAMILAH) SHOHIH AL-BUKHORI, MUHAMMAD IBN ISMA’IL IBN IBRAHIM IBN AL-MUGHIROH ABU ‘ABDILLAH AL-BUKHORIY AL-JA’FIY (194-
256 H/810-870 M), DAR THOQO AN-NAJAH (MAKTABAH SYAMILAH) TAFSIR TARBAWI. “ LINGUNGAN DAN MASYARAKAT PERSPEKTIF
HADIST”. KEL.10 FAIDH AL-BARI ‘ALA SHOHIH AL-BUKHORI, MUHAMMAD ANWAR SYAH IBN MU’DZOM SYAH ALKISYMIRIY AL-HINDIY (1292-
1353 H/1875-1934 M), DAR AL-KUTUB AL-„ILMIYYAH-BEIRUT/LEBANON (MAKTABAH SYAMILAH) SYARH SHOHIH AL-BUKHORI LIBNI
BATHTHOL, IBN BATHTHOL ABU AL-HASAN ‘ALIY IBN KHALAF IBN ‘ABD AL-MALIK (MENINGGAL 449 H/1057 M), MAKTABAH AR-RUSYD-AS-
SU‟UDIYYAH/AR-RIYADH (MAKTABAH SYAMILAH) SHOHIH AL-MUSLIM, MUSLIM IBN AL-HAJJAJ ABU AL-HASAN AL-QUSYAIRIY AN-
NAISABURIY (204-261 H/820-875 M), DAR IHYA‟ AT-TUROTS AL-„AROBIY-BEIRUT/LEBANON (MAKTABAH SYAMILAH) SUNAN AT-TIRMIDZI,
MUHAMMAD IBN ‘ISA IBN SAURAH IBN MUSA IBN ADL-DLOHHAK ATTIRMIDZIY (209-279 H/824-892 M), SYARIKAH MAKTABAH WA
MATHBA‟AH MUSHTHOFA AL-BABIY AL-HALABIY-MESIR (MAKTABAH SYAMILAH) MARAQAT ASH-SHU’UD ILA SUNAN ABI DAWUD, ABU AL-
FADL JALAL AD-DIN ‘ABD ARRAHMAN AS-SUYUTHIY (849-911 H/1445-1505 M), DAR IBN HAZM-BEIRUT/LEBANON (MAKTABAH SYAMILAH)
SHOHIH IBN HIBBAN, ABU HATIM MUHAMMAD IBN HIBBAN IBN AHMAD IBN HIBBAN IBN MU’ADZ IBN MA’BAD AT-TAMIMIY AD-DAROMIY
AL-BUSTIY (MENINGGAL 354 H/965 M), MUASSASAH AR-RISALAH-BEIRUT/LEBANON (MAKTABAH SYAMILAH) SYARH SHOHIH IBN HIBBAN,
‘ABD AL-‘AZIZ IBN ‘ABDILLAH IBN ‘ABD AR-RAHMAN AR-RAJIHI (LAHIR SEKITAR TAHUN 1360 H), (MAKTABAH SYAMILAH