Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk kekerasan terhadap anak dan perempuan di Indonesia, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan verbal selama pandemi, dan upaya penanganannya. Kekerasan tersebut dapat berdampak buruk secara fisik maupun mental bagi korban. Untuk penanganannya, diperlukan peningkatan pemahaman tentang KDRT, komunikasi yang baik, serta pengembalian kepercayaan diri korban.
2. Kekerasan
Saat ini, kekerasan terhadap anak tidak hanya di kota besar saja
seperti Jakarta, Bandung, Bali, Namun banyak sekali terjadi di kota
kota kecil hanya saja jarang terekspos dimedia. Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa kekerasan pada anak
selalu meningkat setiap tahun. kekerasan pada anak ada 3, yaitu di
lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di lingkungan
masyarakat.
3. ● Kekerasan dalam rumah tangga
Kekerasan dalam rumah tanggaterjadi, karena masih adanya
pemahaman yang keliru mengenai bias gender, di mana seorang
perempuan harus tunduk kepada laki‐laki, hal itu mengakibatkan
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Bentuk KDRT tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan
seksual dan mental seperti caci maki, penghinaan dan terror mental
jika korban meninggalkan atau melaporkan kejadian, juga ancaman
dibunuh.
Contoh Kekerasan
4. contoh kekerasan fisik dan psikis berupa pemukulan di area badan,
dianiaya hampir setiap hari, disiram dengan kopi panas dan lombok
panas.
Selain kekerasan fisik ada kekerasan non fisik, seperti perkataan
kasar, penghinaan, dan diusir dari rumah.
5. ● Kekerasan verbal pada anak saat pandemi
Sejak pandemi Covid-19, budaya work from home tidak asing lagi bagi
masyarakat. Selama pandemi Covid-19, sekitar 50 – 60 % masyarakat bekerja
dari rumah (Ahmad, 2020). Saat bekerja dari rumah, semua pekerjaan
dilakukan di rumah sehingga tingkat stres di tempat kerja seringkali
menyebabkan orang tua melakukan kekerasan verbal kepada anaknya sehingga
dapat menghambat perkembangan kognitif merupakan faktor utama
kemampuan anak untuk berfikir.
6. Data mengenai kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua kepada anak,
apalagi di saat pandemi semakin meningkat dibandingkan sebelum pandemi.
Kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua biasanya tidak disadari oleh orang
tua sendiri (Davis, 2018). Hal ini terlihat dari sikap orang tua terhadap anak berupa
memarahi, memaki, menyalahkan,menghina, dan membentak secara berlebihan
termasuk mengeluarkan katakata yang tidak pantas kepada anak
Orang tua yang melakukan kekerasan verbal kepada anak beralasan bahwa orang
tua melakukan kekerasan verbal bermaksud baik pada anak, yaitu agar anak
tersebut berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah salah
7. ● Kekerasan KDRT
Perlindungan dari kepolisian, perlindungan yang dimaksud yakni
keselamatan jiwa raga, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
diberikan pendampingan, konseling untuk pemulihan psikis, dan
melakukan perawatan.
Layanan seperti upaya yang dilakukan oleh organisasi perempuan
dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk memecahkan
kebisuan korban karena ketidakberanian dan terbatasnya akses
korban kepada hukum.
Pelayanan
8. ● Kekerasan pada anak
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI):Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak anak.
Knakp:Mengembangkan kondisi ideal yang bebas dari tindakan kekerasan terhadap
perempuan. Melakukan upaya penanggulangan serta pencegahan atas tindakan
kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
UPT PPA (Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak):Unit
Pelaksana Teknis operasional Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
9. Melalui via daring
Layanan yang digagas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PPPA) ini dapat diakses melalui hotline 021-129 atau
whatsapp
Layanan tersebut adalah yaitu pengaduan masyarakat, penjangkauan
korban, pengelolaan kasus, pelayanan akses penampungan sementara,
mediasi, dan pendampingan korban.
10. Aplikasi
1.Akasia
Aplikasi yang didominasi warna merah serta masih dalam tahap pengembangan ini akan segera hadir untuk memberantas
kekerasan seksual di Indonesia.
2.G-Friendly
Aplikasi berbasis Android tersebut dirancang terhubung langsung dengan kepolisian, Komnas Perempuan, Kementerian
PPA, dan P2TP2A setiap daerah pengguna.
3.Wonder
aplikasi yang dalam pengembangannya bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ 2)
11. ● Kekerasan KDRT
Korban KDRT tidak hanya mengalami luka fisik tetapi juga luka mental.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memberikan efek yang serius
untuk kesehatan, baik fisik maupun mental. Selain mengalami luka fisik,
korban juga kerap mengalami depresi, trauma, hingga kecemasan
berlebihan
Akibat
12. ● Kekerasan pada anak
Ketika anak memang belum bisa melakukan tindakan
tersebut orang tua menjadi marah, membentak, dan mencaci
anak. Perlakuan menyakiti emosional anak secara terus
menerus sehingga menyebabkan pengaruh buruk seperti
penggunaan bahasa yang salah penyampaian dan
perkembangan kognitif anak menjadi menurun
13. ● Kekerasan KDRT
Dengan melakukan peningkatan pemahaman tentang KDRT dan juga
tentang relasi hubungan rumah tangga yang merupakan ikatan
komitmen kedua belah pihak untuk membentuk keluarga yang saling
menghormati dan tidak ada kekerasan di dalamnya.
Komunikasi. Dalam penanganan KDRT hindari melawan dengan
kekerasan, usahakan komunikasi dengan kepala dingin.
Penanganan
14. ● Kekerasan pada anak oleh keluarga
penanganan anak korban kekerasan keluarga harus dilakukan secara
komprehensif. Salah satu yang paling utama adalah mengembalikan
kepercayaan diri mereka dan menghilangkan trauma. Perlu penanganan
secara kognitif, memberikan pemahaman apa yang terjadi pada orang tua
mereka.
membangun kepercayaan anak terhadap lingkungan juga tak kalah penting
untuk dilakukan. Hal ini untuk memastikan mereka merasa aman berada di
lingkungannya.
15. Referensi
● Jurnal: Bias Gender Penanganan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT) Oleh Penyidik Di Tingkat Kepolisian
● Jurnal: KEKERASAN VERBAL PADA ANAK OLEH ORANG TUA YANG
WORK FROM HOME PADA MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK