Dokumen tersebut membahas tentang hukum menerima hadiah dan nafkah dari harta haram. Ada tiga jenis harta haram yaitu haram karena zatnya, mengambil hak adami, dan dihasilkan dari muamalah yang batil. Harta jenis ketiga hanya haram bagi pelakunya, tidak untuk pihak lain yang menerimanya melalui jalur yang sah. Nabi pernah menerima hadiah dari Yahudi walaupun harta mereka berasal d
2. Syaikh ‘Atha abu Rasythah pernah ditanya
Apakah boleh menerima hadiah
seseorang dari harta haram (misalnya
hasil berjudi, riba, asuransi, jual beli
miras)? Apakah boleh bagi keluarganya
menerima nafkah dari harta yng
dihasilkan dari sumber yang haram?
3. JENIS-JENIS HARTA HARAM
01. HARAM KARENA ZATNYA
Jenis ini haram dihadiahkan karena ia haram
secara zatnya baik bagi pemilik maupun yang
diberi. Nabi bersabda:
ِب ُرْمَخْلا ِتَمِِّ
رُح
اَهِنْيَع
“Khamr diharamkan karena zatnya” (HR. an
Nasaai)
4. JENIS-JENIS HARTA HARAM
02. Harta haram karena mengambil hak adami (manusia)
Seperti harta curian dan rampasan (ghashab). Harta ini haram dimiliki oleh
pencuri dan perampas dan tidak boleh dihadiahkan. Karena harta jenis ini
haram baik bagi pelakunya maupun yang menerima hadiah. Karena harta ini
milik si pemiliknya asal. Ketika harta ini ditemukan maka wajib dikembalikan
pada pemiliknya. Di antara dalilnya adalah hadist dari Samurah, ia berkata,
bersabda Nabi saw:
َم ُهَل َعاَض ْوَأ ٌعاَتَم ِلُجَّالر ْنِم َق ِ
رُس اَذِإ
ٍلُجَر ِدَيِب ُهَدَجَوَف ٌعاَت
ْشُمْلا ُع ِجْرَيَو ِهِب ُّقَحَأ َوُهَف ِهِنْيَعِب
ِنَمَّثالِب ِعِئاَبْلا ىَلَع ي ِ
رَت
Jika barang seseorang dicuri, atau hilang, kemudian ia mendapatinya di tangan
orang lain, maka ia lebih berhak terhadap barang tersebut. Adapun orang yg
membelinya harus mengembalikan kepada si penjual (dengan tetap
memperoleh) uang pembelian. [HR. Ahmad ].
5. 02. Harta haram karena mengambil hak
adami (manusia)
Demikian pula harta ghasab maka wajib atas perampas
mengembalikan barang rampasannya pada pemiliknya.
Berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Samurah, Nabi
saw bersabda:
َح ْتَذَخَأ اَم ِدَيال ىَلَع
َيِِّدَؤُت ىَّت
“Wajib atas tangan bertanggung jawab atas semua yang
diambilnya, hingga dia menunaikannya
(mengembalilannya)”.(Hr. Tirmidzi, Hasan Shahih)
6. 03. Harta haram karena dihasilkan dari
mu’amalah yang batil
seperti harta riba dan hasil berjudi. Harta jenis ini hanya haram
untuk pelakunya (pihak yang memperolehnya). Tapi tidak haram
bagi pihak yang memperolehnya melalui jalur yang dibolehkan
syari’at (meski dengan bermuamalah dengan pemilik harta riba
atau harta hasil berjudi tersebut). Misalnya anda menjual barang
tertentu pada pelaku riba, dan anda mendapatkan harga
(uang)nya, istri yang mendapat nafkah dari hasil riba, atau hadiah
yang didapatkan dari hasil riba, dst. Sesungguhnya dosa atas
harta ini hanya menimpa pelaku riba (yang memperoleh harta
riba) bukan pada uang hasil jual beli, penerima nafkah, dan
penerima hadiah.
7. Dalilnya….
1. Tidak saling memikul dosa
َهْيَلَع ا
َلِإ ٍ
سْفَن ُّلُك ُبِسْكَت َ
َلَو
ْخُأ َرْزِو ٌةَر ِ
ازَو ُر ِ
زَت َ
َلَو ا
ىَر
Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain (QS. Al an’am: 164)
تجازى إنما النفوس أن ،وعدله وحكمه تعالى هللا جزاء
يحم ال وأنه ،فشر اًشر وإن ،فخير اًخير إن بأعمالها
من ل
أحد على أحد خطيئة
.
تعالى عدله من وهذا
(
ابن تفسير
كثير
)
8. Nabi saw biasa bermuamalah dengan dengan orang Yahudi
di Madinah, padahal telah diketahui bahwa kebanyakan
harta mereka dari riba.
Allah SWT berfirman:
ِهْيَلَع اَنْمَّرَح ُواداَه َينِذَّلا َنِم ٍمْلُظِبَف
َصِبَو ْمُهَل ْتَّل ِحُأ ٍتاَبِيَط ْم
ِليِبَس َْنع ْمِهِد
اًيرِثَك ِ َّ
َّللا
(
160
)
َو ُهْنَع واُهُن ْدَقَو اَب ِ
الر ُمِهِذْخَأَو
ِ
اسَّنال َلاَوْمَأ ْمِهِلْكَأ
َع ْمُهْنِم َين ِ
رِفَاكْلِل اَنْدَتْعَأَو ِلِاطَبْلاِب
اًميِلَأ اًباَذ
(
161
)
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan
harta benda orang dengan jalan yang batil (QS. An Nisa: 160-161)
10. Nabi Pernah Menerima Hadiah dari
Yahudi
Riwayat dari Ibnu ‘Abbas, bahwa seorang wanita yahudi
Khaibar memberi hadiah pada Nabi saw kambing
panggang yang beracun. Nabi lalu mengembalikannya,
lalu bersabda: apa yang mendorongmu
melakukannya?Wanita itu menjawab, “aku suka (aku
ingin tahu), Jika engkau adalah seorang nabi, maka
Allah pasti kan memberitahukan racun itu padamu. Jika
engkau bukan nabi, maka aku telah melepaskan manusia
darimu”.
11. Sebagian shahabat dan tabi’in bahwa mereka
membolehkan hadiah dari pelaku riba
Seseorang lelaki menemui Ibnu Mas’ud, ia berkata:
إ
ُهانِإَو ،اَبِِّ
الر ُلُكْأَي اًارَج يِل ان
،يِنُوعْدَي ُلاَزَي َ
َل
َلاَقَف
" :
َلَع ُهُمْثِإَو َكَل ُهُؤَنْهَم
ِهْي
“Aku bertetangga dengan orang yang memakan riba. Ia
senantiasa mengundangku (untuk makan-makan)”.
Ibnu Mas’ud menjawab: “Nikmatnya (keselamatan)
untukmu dan dosanya baginya”. (HR. Abdurrazaq ash
shan’ani dalam mushannafnya)
12. Al-Hasan ditanya tentang hukum memakan makanan dari
penukar mata uang (ash shayarifah) ? Beliau menjawab:
َو ِدوُهَيْلا َِنع ُ ا
َّللا ُمُكَخبرَأ ْدَق
ُكْأَي ْمُهانِإ ،ىَارَصانال
َونُل
ْمُهَماَعَط ْمُكَل الَحَأَو ،اَبِِّ
الر
“ Allah SWT telah mengabarkan pada kalian mengenai orang-
orang Yahudi dan Nasrani. Sesungguhnya mereka memakan riba,
sementara Allah telah menghalalkan bagi kalian makanan
mereka” (HR. Abdurrazaq ash shan’ani dalam mushannafnya
dari Ma’mar)
13. Tanbiih
Meski demikian lebih utama jika tidak bermuamalah dengan
pemilik harta haram yang diperoleh dari riba, tidak menjual
apapun pada mereka, tidak menerima hadiahnya untuk alasan
kewara’an (kehati-hatian). Sungguh Para Shahabat menjauhi
banyak perkara yang hukumnya mubah karena takut mendekati
pada keharaman. Terdapat hadis shahih dari Nabi saw, beliau
bersabda:
َ
َل
ُغُلْبَي
ُدْبَعال
ْنَأ
َُونكَي
ِم
َن
َينِقاتُمال
ىاتَح
َي
َعَد
اَم
َ
َل
َ
سْأَب
ِهِب
اًرَذَح
اَمِل
ِهِب
ُسْأَبال
“ seorang hamba tidak akan sampai pada derajat muttaqin
hingga menghindari apa-apa yang tidak dilarang (mubah) karena
takut terjatuh pada perkara yang dilarang (haram). (Hr. Tirmidzi,
hadist hasan)
14. Kesimpulan
با يتعامل للذي تبيع أن يجوز والخالصة
لربا
هديت تقبل أن ويجوز ،غيرها أو البنوك مع
،ه
هدي تقبل وَل له تبيع َل أن األفضل ولكن
ته
Kesimpulannya, boleh hukumnya berjual sesuatu dengan orang
yang bermuamalah riba (memungut riba) dari bank dan lainnya.
Boleh pula menerima hadiahnya, akan tetapi lebih utama untuk
tidak berjual beli padanya dan tidak menerima hadiah darinya.
4
صفر من
1434
هـ
7/12/2012
م