SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
PROSES YANG
DIALAMI OBAT
(ADME)
Tujuan terapi obat?

Mencegah, menyembuhkan, atau
mengendalikan berbagai keadaan
penyakit

Diperlukan dosis obat yang cukup 
besarnya efek obat dan lamanya kerja
obat dikontrol oleh proses Absorbsi,
Distribusi, Metabolisme, Eliminasi



Absorbsi adalah transfer suatu obat dari tempat
pemberian ke dalam aliran darah
Kecepatan dan efisiensi absorbsi tergantung pada
cara/rute pemberian
1. Intravena  absorbsi sempurna  dosis
obat total seluruhnya mencapai sirkulasi
sistemik
2. Rute lain  hanya bisa menghasilkan
absorbsi yang partial  menurunkan
ketersediaan hayati (ex : pemberian secara
p.o  first pass metabolism)
Tenaga penggerak difusi pasif
 perbedaan konsentrasi
antar kompartemen

Cara masuk obat ini melibatkan proteinprotein karier terutama yang terentang pada
membran sel
Aliran darah ke
tempat absorbsi

• Absorbsi dari usus lebih baik daripada dari lambung
 aliran darah ke usus > daripada lambung

Jumlah luas
permukaan
Absorbsi

• Absorbsi obat melalui usus lebih efisien  usus
memiliki permukaan yang kaya dengan mikrovili 
luas permukaannya 1000 kali lebih luas daripada
lambung

Waktu kontak
pada permukaan
absorbsi

• Jika obat bergerak melalui permukaan absorbsi
dengan cepat  obat tidak diabsorbsi dengan baik
Bioavailabilitas  fraksi obat yang diberikan
yang mencapai sirkulasi sistemik

Ketersediaan hayati dinyatakan sebagai fraksi
dari obat yang diberikan yang masuk ke sirkulasi
sistemik dalam suatu bentuk yang secara
kimiawi berubah
Parameter yang menggambarkan besarnya obat
mencapai sirkulasi sistemik:
• AUC/ luas area di bawah kurva obat dalam
plasma
• F (fraksi dosis terabsorbsi atau ketersediaan
hayati)
Ka
• Tetapan laju
absorbsi

T maks
• waktu obat
mencapai
konsentrasi
puncak

Cp maks
• konsentrasi
obat
mencapai
maksimum




Distribusi obat  proses suatu obat yang secara
reversible meninggalkan aliran darah dan masuk ke
interstisium dan atau ke sel-sel jaringan
Faktor yang mempengaruhi distribusi :

Aliran Darah

Permeabilitas
Kapiler

Pengikatan
obat pada
protein
Aliran darah

• Kecepatan aliran darah kapiler sangat bervariasi
sebagai output jantung yang tidak sama ke berbagai
organ
• Aliran darah ke otak, hati dan ginjal > otot rangka

Permeabilitas
Kapiler

• Struktur kapiler  struktur kapiler sangat bervariasi
dalam hal fraksi membran basalis yang terlihat
diantara celah sempit antara sel-sel endotel
• Struktur obat  sifat kimia obat sangat
mempengaruhi kemampuannya untuk menembus
membran sel


Volume distribusi  suatu volume cairan tubuh dengan
obat yang tersebar di dalamnya

Ex :
Jika 25 mg obat (D = 25 mg) diberikan dan konsentrasi dalam plasma adalah 1
mg/L, maka volume distribusinya adalah?
Vd = 25 mg
1 mg/L
= 25 L


Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia
biotransformasi baik pada zat2 endogen maupun
eksogen yg terjadi secara enzimatik



Tujuan metabolisme: mengubah zat dari aktif menjadi
tidak aktif, dari kurang polar menjadi polar sehingga
mudah diekskresi melalui urine



Tempat metabolisme: hati, kulit, paru2, saluran cerna,
ginjal, dan jaringan lain
Fase I  berfungsi untuk mengubah
molekul lipofilik menjadi molekul
yang lebih polar

Fase II  fase ini terdiri dari reaksi
konjugasi. Jika metabolit dari
metabolisme fase I sifatnya sudah
cukup polar maka dapat diekskresikan
oleh ginjal
Pada dosis tinggi  metabolisme
obat mengikuti orde nol, yang
konstan dan tidak tergantung pada
dosis obat

Pada dosis rendah metabolisme
obat mengikuti orde satu, yang
proporsional dengan dosis obat


Eliminasi obat sebagian besar melalui hati dan ginjal



Parameter farmakokinetik tahap eliminasi:

Klirens (Cl)

Tetapan laju
eliminasi (K)

Waktu paruh
eliminasi (t ½
eliminasi)




Ilmu Galenika adalah ilmu yang mempelajari
tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan
cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan
hewan)
Pembuatan sediaan galenika :
Bagian tumbuhan yang mengandung
obat diolah menjadi simplisia atau
bahan obat nabati

Simplia  bahan obat yang terdapat
di dalamnya diambil dan diolah
menjadi bentuk sediaan/preparat
Memisahkan obat-obat yang terkandung
dalam simplisia dari bagian lain yang
dianggap tidak bermanfaat
 Membuat suatu sediaan yang sederhana dan
mudah dipakai
 Membuat agar obat yang terkandung di
dalam sediaan tersebut menjadi stabil dalam
penyimpanan dalam waktu yang lama

Derajat
Kehalusan

Konsentrasi

Suhu dan
lamanya waktu

Bahan penyari
dan cara

• Disesuaikan dengan sukar atau tidaknya obat yang terkandung
tersebut disari  semakin susah disari, simplisia harus dibuat
semakin halus
• Harus diketahui berapa jumlah obat yang terkandung dalam
sediaan tersebut  agar tidak menimbulkan kesulitan dalam
pembuatan

• Suhu dan lama waktu penyarian disesuaikan dengan sifat obat :
mudah menguap/tidak, mudar tersari/tidak

• Disesuaikan dnegan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan
penyari ke dalam simplisia
• Ekstrak
• Tingtur
• Decocta/infus

Hasil
Penarikan

Hasil
pemerasan
• Aqua aromatika
• Olea volatilia
• Olea pinguia

Sirop
Extractio berasal dari kata extrahere  to
drow out  menarik sari  cara untuk
menarik satu atau lebih zat dari bahan asal
 Ekstraksi dikerjakan untuk simplisia yang
mengandung zat-zat yang berkhasiat
Simplisia mengandung khasiat pengobatan
 alkaloid, glukosida, damar, oleoresin,
minyak atsiri, lemak, dsb

Mendapatkan atau memisahkan sebanyak
mungkin zat-zat yang memiliki khasiat
pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang
tidak berfaedah  agar lebih mudah
digunakan dan disimpan dibandingkan
simplisia asal  tujuan pengobatan lebih
terjamin
Menstrum

• Cairan penarik yang
digunakan

Marc/faeses

• Ampas yang sisa proses
penyarian

Macerate
liquid

• Cairan yang dipisahkan
dari ampas
Air

Kloroform

Etanol

Aseton

Glicerinum

Solvane
Hexane

Eter
1. Perkolasi
 Dalam bahasa latin “per” yang berarti menembus dan

“colare” yang berarti menyerkai
 Cara penarikan simplisia dengan alat (perkolator),
simplisia terendam dalam cairan penyari  zat-zat
akan terlarut  larutan akan menetes secara
beraturan

2. Maserasi
 Dalam bahasa latin “macerare” yang berarti

melunakkan
 Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia
tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa
maupun memakai pemanasan (15˚-25˚)
3. Digerasi
 Dalam bahasa latin “digerer” yang berarti

memisahkan atau melarutkan
 Cara penarikan simplisia yang suhunya sedikit
lebih tinggi dari maserasi (40˚-60˚)


Tingtur adalah larutan mengandung etanol
atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia


Maserasi
 20 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan

derajat halus yang cocok) + 75 bagian cairan
penyari diaduk  bejana tertutup selama 5 hari
 Serkai selagi panas, peras, cuci ampas dengan
cairan penyari sampai 100 bagian
 Pindah ke bejana tertutup, terlindung dari cahaya,
tempat sejuk selama 2 hari
 Enap tuangkan/saring


Perkolasi
 10 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan derajat








halus yang cocok) + 2,5-5 bagian cairan penyari diaduk 
bejana tertutup selama >3 jam
Pindah massa sedikit demi sedikit ke perkolator
Tuangkan penyari q.s sampai perkolator menetes, tutup
24 jam (diatas simplisia ada selapis cairan penyari)
Cairan menetes 1ml/menit, sampai diperoleh 80 bagian
Peras massa, campur ke dalam perkolat, tambah cairan
penyari hingga 100 bagian
Pindah ke bejana tertutup, terlindung cahaya, ditempat
sejuk 2 hari
Enap tuangkan atau saring
Penyimpanan  dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya, dan di tempat
yang sejuk
 Pada umumnya cairan penyari yang
digunakan adalah etanol 70%

Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh
dalam air dari minyak mudah menguap.
 Cara pembuatan :


Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam
masing-masing monografi dalam 60 ml etanol 95%

Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume
100 ml sambil dikocok kuat-kuat

Tambahkan 500mg talk, kocok, diamkan, saring

Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air
Pemerian: cairan jernih atau agak keruh,
mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpang
dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
 Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.
 Air aromatika yang tertera pada FI:


Aqua Foeniculi

Aqua Menthae
Piperitae

Aqua Rosae
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai. Kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan
 Cairan penyari: air, eter atau campuran etanol
dan air.
Ekstrak:
 Ekstractum liquidum (cair)
 Ekstractum spissum (kental)
 Ekstraktum siccum (kering)



Sirup: sediaan cair berupa larutan yg
mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdk
kurang dari 64,0% dan tdk lebih dari 66%

More Related Content

What's hot

Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
Abner D Nero
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
07051994
 
Suppositoria.docx
Suppositoria.docxSuppositoria.docx
Suppositoria.docx
Pharmacist
 

What's hot (20)

Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Biofarmasi
BiofarmasiBiofarmasi
Biofarmasi
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Ekstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitikEkstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitik
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
kormatografi fase padat
kormatografi fase padatkormatografi fase padat
kormatografi fase padat
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Suppositoria.docx
Suppositoria.docxSuppositoria.docx
Suppositoria.docx
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 

Similar to Farmakokinetik dan galenika

Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Novi Fachrunnisa
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Nursela13
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
APOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
dinana88
 

Similar to Farmakokinetik dan galenika (20)

BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 

Farmakokinetik dan galenika

  • 2. Tujuan terapi obat? Mencegah, menyembuhkan, atau mengendalikan berbagai keadaan penyakit Diperlukan dosis obat yang cukup  besarnya efek obat dan lamanya kerja obat dikontrol oleh proses Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Eliminasi
  • 3.
  • 4.   Absorbsi adalah transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah Kecepatan dan efisiensi absorbsi tergantung pada cara/rute pemberian 1. Intravena  absorbsi sempurna  dosis obat total seluruhnya mencapai sirkulasi sistemik 2. Rute lain  hanya bisa menghasilkan absorbsi yang partial  menurunkan ketersediaan hayati (ex : pemberian secara p.o  first pass metabolism)
  • 5. Tenaga penggerak difusi pasif  perbedaan konsentrasi antar kompartemen Cara masuk obat ini melibatkan proteinprotein karier terutama yang terentang pada membran sel
  • 6. Aliran darah ke tempat absorbsi • Absorbsi dari usus lebih baik daripada dari lambung  aliran darah ke usus > daripada lambung Jumlah luas permukaan Absorbsi • Absorbsi obat melalui usus lebih efisien  usus memiliki permukaan yang kaya dengan mikrovili  luas permukaannya 1000 kali lebih luas daripada lambung Waktu kontak pada permukaan absorbsi • Jika obat bergerak melalui permukaan absorbsi dengan cepat  obat tidak diabsorbsi dengan baik
  • 7. Bioavailabilitas  fraksi obat yang diberikan yang mencapai sirkulasi sistemik Ketersediaan hayati dinyatakan sebagai fraksi dari obat yang diberikan yang masuk ke sirkulasi sistemik dalam suatu bentuk yang secara kimiawi berubah Parameter yang menggambarkan besarnya obat mencapai sirkulasi sistemik: • AUC/ luas area di bawah kurva obat dalam plasma • F (fraksi dosis terabsorbsi atau ketersediaan hayati)
  • 8. Ka • Tetapan laju absorbsi T maks • waktu obat mencapai konsentrasi puncak Cp maks • konsentrasi obat mencapai maksimum
  • 9.   Distribusi obat  proses suatu obat yang secara reversible meninggalkan aliran darah dan masuk ke interstisium dan atau ke sel-sel jaringan Faktor yang mempengaruhi distribusi : Aliran Darah Permeabilitas Kapiler Pengikatan obat pada protein
  • 10. Aliran darah • Kecepatan aliran darah kapiler sangat bervariasi sebagai output jantung yang tidak sama ke berbagai organ • Aliran darah ke otak, hati dan ginjal > otot rangka Permeabilitas Kapiler • Struktur kapiler  struktur kapiler sangat bervariasi dalam hal fraksi membran basalis yang terlihat diantara celah sempit antara sel-sel endotel • Struktur obat  sifat kimia obat sangat mempengaruhi kemampuannya untuk menembus membran sel
  • 11.  Volume distribusi  suatu volume cairan tubuh dengan obat yang tersebar di dalamnya Ex : Jika 25 mg obat (D = 25 mg) diberikan dan konsentrasi dalam plasma adalah 1 mg/L, maka volume distribusinya adalah? Vd = 25 mg 1 mg/L = 25 L
  • 12.  Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia biotransformasi baik pada zat2 endogen maupun eksogen yg terjadi secara enzimatik  Tujuan metabolisme: mengubah zat dari aktif menjadi tidak aktif, dari kurang polar menjadi polar sehingga mudah diekskresi melalui urine  Tempat metabolisme: hati, kulit, paru2, saluran cerna, ginjal, dan jaringan lain
  • 13. Fase I  berfungsi untuk mengubah molekul lipofilik menjadi molekul yang lebih polar Fase II  fase ini terdiri dari reaksi konjugasi. Jika metabolit dari metabolisme fase I sifatnya sudah cukup polar maka dapat diekskresikan oleh ginjal
  • 14. Pada dosis tinggi  metabolisme obat mengikuti orde nol, yang konstan dan tidak tergantung pada dosis obat Pada dosis rendah metabolisme obat mengikuti orde satu, yang proporsional dengan dosis obat
  • 15.  Eliminasi obat sebagian besar melalui hati dan ginjal  Parameter farmakokinetik tahap eliminasi: Klirens (Cl) Tetapan laju eliminasi (K) Waktu paruh eliminasi (t ½ eliminasi)
  • 16.   Ilmu Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan) Pembuatan sediaan galenika : Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati Simplia  bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah menjadi bentuk sediaan/preparat
  • 17. Memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat  Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai  Membuat agar obat yang terkandung di dalam sediaan tersebut menjadi stabil dalam penyimpanan dalam waktu yang lama 
  • 18. Derajat Kehalusan Konsentrasi Suhu dan lamanya waktu Bahan penyari dan cara • Disesuaikan dengan sukar atau tidaknya obat yang terkandung tersebut disari  semakin susah disari, simplisia harus dibuat semakin halus • Harus diketahui berapa jumlah obat yang terkandung dalam sediaan tersebut  agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan • Suhu dan lama waktu penyarian disesuaikan dengan sifat obat : mudah menguap/tidak, mudar tersari/tidak • Disesuaikan dnegan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia
  • 19. • Ekstrak • Tingtur • Decocta/infus Hasil Penarikan Hasil pemerasan • Aqua aromatika • Olea volatilia • Olea pinguia Sirop
  • 20. Extractio berasal dari kata extrahere  to drow out  menarik sari  cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal  Ekstraksi dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat-zat yang berkhasiat Simplisia mengandung khasiat pengobatan  alkaloid, glukosida, damar, oleoresin, minyak atsiri, lemak, dsb 
  • 21. Mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah  agar lebih mudah digunakan dan disimpan dibandingkan simplisia asal  tujuan pengobatan lebih terjamin
  • 22. Menstrum • Cairan penarik yang digunakan Marc/faeses • Ampas yang sisa proses penyarian Macerate liquid • Cairan yang dipisahkan dari ampas
  • 24. 1. Perkolasi  Dalam bahasa latin “per” yang berarti menembus dan “colare” yang berarti menyerkai  Cara penarikan simplisia dengan alat (perkolator), simplisia terendam dalam cairan penyari  zat-zat akan terlarut  larutan akan menetes secara beraturan 2. Maserasi  Dalam bahasa latin “macerare” yang berarti melunakkan  Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa maupun memakai pemanasan (15˚-25˚)
  • 25. 3. Digerasi  Dalam bahasa latin “digerer” yang berarti memisahkan atau melarutkan  Cara penarikan simplisia yang suhunya sedikit lebih tinggi dari maserasi (40˚-60˚)
  • 26.  Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia
  • 27.  Maserasi  20 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan derajat halus yang cocok) + 75 bagian cairan penyari diaduk  bejana tertutup selama 5 hari  Serkai selagi panas, peras, cuci ampas dengan cairan penyari sampai 100 bagian  Pindah ke bejana tertutup, terlindung dari cahaya, tempat sejuk selama 2 hari  Enap tuangkan/saring
  • 28.  Perkolasi  10 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan derajat       halus yang cocok) + 2,5-5 bagian cairan penyari diaduk  bejana tertutup selama >3 jam Pindah massa sedikit demi sedikit ke perkolator Tuangkan penyari q.s sampai perkolator menetes, tutup 24 jam (diatas simplisia ada selapis cairan penyari) Cairan menetes 1ml/menit, sampai diperoleh 80 bagian Peras massa, campur ke dalam perkolat, tambah cairan penyari hingga 100 bagian Pindah ke bejana tertutup, terlindung cahaya, ditempat sejuk 2 hari Enap tuangkan atau saring
  • 29. Penyimpanan  dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan di tempat yang sejuk  Pada umumnya cairan penyari yang digunakan adalah etanol 70% 
  • 30. Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air dari minyak mudah menguap.  Cara pembuatan :  Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 ml etanol 95% Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat Tambahkan 500mg talk, kocok, diamkan, saring Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air
  • 31. Pemerian: cairan jernih atau agak keruh, mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.  Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.  Air aromatika yang tertera pada FI:  Aqua Foeniculi Aqua Menthae Piperitae Aqua Rosae
  • 32. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan  Cairan penyari: air, eter atau campuran etanol dan air. Ekstrak:  Ekstractum liquidum (cair)  Ekstractum spissum (kental)  Ekstraktum siccum (kering) 
  • 33.  Sirup: sediaan cair berupa larutan yg mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdk kurang dari 64,0% dan tdk lebih dari 66%