SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
PERBAIKAN KERUSAKAN DERMAGA / JETTY
TAHAPAN PROSES - NORMAL
1.TAHAP ASSMENT DAN ANALISA KERUSAKAN
>> Konsultan
2.TAHAP PENYUSUNAN BASIC DESIGN BOQ DAN
DOKUMEN PELELANGAN/PENAWARAN (UNTUK
PROSES PEKERJAAN DENGAN METODE DESIGN AND
BUILT/ E P C) >> Konsultan
3.TAHAP PENYUSUNAN DETAIL DESIGN DAN
DOKUMEN
PELELANGAN/PENAWARAN >> Konsultan
4. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERBAIKAN >> Pelaksana Konstruksi
5. TAHAP PEMELIHARAAN >> Pelaksana Konstruksi
PERBAIKAN KERUSAKAN DERMAGA / JETTY
B. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan PerbaikanTAHAP PELAKSANAAN >> Pelaksana
Konstruksi
4. TAHAP PEMELIHARAAN >> Pelaksana Konstruksi
TAHAPAN PROSES – PERCEPATAN (DESING AND BUILT /EPC)
1. TAHAP ASSMENT DAN ANALISA KERUSAKAN >> Konsultan Engineering/EPC
2. TAHAP PENYAMPAIAN PROPOSAL PENAWARAN PERBAIKAN (Gambar Basic Design,
Volume Kerusakan, Penawaran Biaya Perbaikan, Metode & Jadwal)
Engineering/EPC
3. TAHAP PELAKSANAAN
>> Konsultan
A. Penyusunan Detail Engineering (Gambar Kerja dan Spesifikasi /Design & Biult) >>
Konsultan Engineering / EPC
PEKERJAAN ASESSMENT BANGUNAN
DERMAGA / JETTY
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud kegiatan ini adalah mendapatkan rekomendasi
penanganan yang tepat pada Struktur Bangunan Demaga
Tujuan dilakukanAsessment/Pemeriksaan adalah adalah
untuk mengidentifikasi kondisi aktual struktural dan
elemen Bangunan Dermaga/Jetty seraca akurat dan tepat.
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
Mendapatkan informasi secara akurat dan tepat terhadap
Pemeriksaan kondisi elemen Struktur Bangunan DermagaJetty secara
visual dengan cara pemeriksaan pemeriksaan khusus, melalui
peralatan berteknologi tinggi
Melakukan evaluasi kondisi aktual dari hasil pemeriksaan visual
dan pemeriksaan khusus yang dilakukan.
Memberikan Saran dan rekomendasi Konsultansi berdasarkan
hasil pengujian elemen struktur
bangunan tersebut.
PEKERJAAN ASESSMENT BANGUNAN DERMAGA / JETTY
Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan assessment yaitu: a Pemeriksaan Detail Visual
Test Pemeriksaan Khusus, meliputi:
I.Pemeriksaan Non Destruktive Test
1. Hammer Test
2. Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test)
3. Covermeter dan Scanning Rebar Test
4. Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
5. Thickness Test
6. Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test)
II.Pemeriksaan Destruktive Test
1. Core Drill Test
2. Chloride Content
3. Carbonation Test
4. Half Potential Test Pemeriksaan / Loading Test
1.Dynamic Load Test
2.Static Load Test
III.Pelaporan
1. Laporan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Konsultan.
Tahapan kegiatan Asessment
1. Survey Pendahuluan
Kegiatan meliputi koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan arah kegiatan dan proses sinkronisasi
rencana kegiatan yang berhubungan dengan perijinan dan koordinasi wilayah pemeriksaan pada jetty,
review dokumen dan data eksisting jetty dari pihak pengelola jetty, serta penentuan jenis pengujian
berdasarkan pengamatan visual secara umum.
2. Pemeriksaan Secara Visual
Pemeriksaan visual dilakukan terhadap struktur jetty dan kondisi lingkungannya, dilakukan untuk memperoleh data
dan informasi kondisi dan keadaan di lapangan sebagai berikut :
1) Diperoleh gambaran mengenai jenis-jenis kerusakan yang ada pada jetty serta diperkirakan faktor-faktor
penyebabnya.
2) Pemeriksaan visual dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan untuk memeriksa elemen jetty pada
area akses yang terjangkau, yang kemudian setiap jenis kerusakan serta lokasi kerusakan akan
didokumentasikan.
3) Pemeriksaan visual dimaksudkan untuk mengetahui jenis, tingkat kerusakan, kuantitas kerusakan dan
penyebab kerusakan yang terjadi pada elemen jetty.
4) Keluaran dari pemeriksaan detail secara visual ini merupakan Nilai Kondisi (NK) dari setiap elemen jetty.
Sistem Penilaian Elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas :
serangkaian pertanyaan yang berjumlah lima mengenai kerusakan yang ada.
Tahapan kegiatan Asessment
2. Pemeriksaan Secara Visual
Sistem Penilaian Elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas 5 komponen sebagai berikut : :
3. Nilai Kondisi
Sistem penilaian kondisi elemen atau bangunan sebagai berikut :
0 : Elemen / bangunan dalam kondisi baik dan tanpa kerusakan
1 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan ringan, hanya memerlukan pemeriksaan rutin
2 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan berkala
3 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya
4 : Elemen / bangunan dalam kondisi kritis
5 : Elemen/ bangunan tidak berfungsi atau runtuh
1) Structure : apakah Struktur dalam keadaan berbahaya atau tidak
2)
3)
Kerusakan :
Perkembangan (Volume) :
sampai manakah tingkat kerusakan yang telah dicapai karena kerusakan
tersebut, parah atau ringan
apakah kerusakan tersebut sudah atau belum meluas,
artinya apakah kerusakan tersebut terdapat pada kurang atau lebih dari 50%
dari
4) Fungsi : panjang, luas atau volume elemen. apakah elemen tersebut masih berfungsi
5) Pengaruh : apakah elemen yang rusak mempunyai dampak yang serius terhadap elemen
yang lain atau arus lalu lintas
Tahapan kegiatan Asessment
Kriteria Penilaian terhadap Structure
Suatu nilai sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang
ada, menurut kriteria yang diperlihatkan dalam Tabel berikut :
Pemeriksaan Non Destruktive Test
Pemeriksaan Non Destruktif Test
Pengujian UPV Pundit dilakukan berdasarkan BS 1881 Part 203: 1986 dan ASTM C597-
97. Di dalam standar ini dijelaskan bahwa tranduser penerima mendeteksi datangnya komponen pulse yang tiba
lebih awal. Pengukuran Pulse Velocity dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu antara lain:
1.Direct transmission
2.Semi-direct transmission
3.Indirect/surface transmission
Gambar 2. 1 Metode Pengambilan Pulse Velocity (a) Direct Transmission, (b) Semi-
direct Transmission, (c) Indirect / Surface Transmission
Kriteria penilaian Kualitas Beton dengan gelombang ultrasonik
Pemeriksaan Non Destruktive Test
Peralatan UPV Pundit terdiri dari:
1. UPV Pundit Lab+ Versi Digital
2. Gerinda
3. Media kalibrasi
4. Ultrasonic gel/Grease
5. Meteran
6. Sikat Kawat
Alat UPV Pundit Versi Digital
Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai yang dihasilkan PUNDIT
Hasil Indirect pulse velocity perlu diolah agar menghasilkan nilai directpulse velocity. Berdasarkan Guidebook on non-
destructive testing of concrete structures, Ch.11.1.4.4 based on ASTM C215 Test Method for Fundamental Transverse,
Longitudi- nal, and Torsional Resonant Frequencies of Concrete Specimens konversi Indirect factor ke direct
factor dengan meningkatkan hasil velocity sebesar 5% -30%. Dalam kasus kali ini diambil nilai indirect factor sebesar
10%.
Pemeriksaan Non Destruktive Test
Pemeriksaan Non Destruktive Test
Berikut adalah contoh hasil perhitungan pulse velocity disertai kriterianya , untuk selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran UPV test.
Pemeriksaan Non Destruktive Test
Alat pendeteksi tulangan beton merupakan suatu alat elektromagnetik yang digunakan untuk pendeteksian ketebalan
selimut beton. Prinsip kerja alat ini, ialah dengan adanya tulangan di dalam beton yang akan mempengaruhi
medan elektromagnet yang dihasilkan oleh rangkaian
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.Tebal selimut beton (concrete cover).
2.Lokasi tulangan.
3.Diameter dari baja tulangan.
4.Jarak/posisi tulangan.
Peralatan
Peralatan yang digunakan sebagai berikut:
1.Profometer 5+
2.Bar Scanner
3.Gerinda
4.Ultrasonic Gel/Grease
5.Meteran
6.Sikat Kawat
Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
Metode pelaksanaan pemeriksaan susunan tulangan baja secara umum dapat dideskripsikan sesuai tahapan sebagai berikut:
1.Meratakan permukaan beton yang akan diperiksa susunan tulangannya.
2.Mengukur dimensi struktur kolom/pelat lantai/balok yang akan diperiksa.
3.Melakukan persiapan alat Profometer 5+. Pengaturan scan area, object number dan
4. scanning bar.
5.Melakukan scan pada area kolom/pelat lantai/balok yang dituju, untuk scan awal dilakukan pada main bar direction (arah
tulangan utama) dan selanjutnya scan pada stirrups direction (arah tulangan sengkang).
6.Melakukan penyimpanan hasil scan kolom dan mencatat object number.
Pengujian covermeter dan scanning rebar yang dilakukan pada area pelat lantai dan abutment, pengambilan data
dilakukan pada area 1 m x 1 m, sementara covermeter pada elemen balok, area pengambilan data mengikuti dimensi dari
balok tersebut untuk arah Y dan 1 m untuk arah X.
Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
Penjelasan pada hasil pemeriksaan pengujian susunan baja tulangan pada sub-bab ini hanya menjelaskan salah satu
pemeriksaan saja. Selebihnya untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada penjelasan Covermeter dan Scanning Rebar
Test.
Dari hasil pengambilan data dilapangan kemudian data tersebut diolah sehingga
menghasilkan data covermeter test. Berikut adalah salah satu gambar hasil covermeter test pada
salah satu titik uji.
Hasil Data Covermeter Pada Lokasi Balok
Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
Data covermeter tersebut kemudian dibuat tabulasi rekapan jumlah tulangan dengan format seperti dibawah ini:
Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
Pengujian kekerasan Brinell adalah sebuah pengujian kekerasan metal yang dapat menyajikan informasi yang
bermanfaat mengenai material metal. Informasi yang disajikan dapat dikorelasikan ke kuat tarik, ketahanan,
daktalitas atau karakteristik material metal lainnya dan pengujian ini dapat juga berguna sebagai kontrol
kualitas dan sebagai seleksi material.
I.Standar
Standar yang digunakan untuk pengujian kekerasan baja adalah ASTM A956 (Leeb) dan ASTM E 140-97:
Standart hardness conversion Tabels for metals (ASTM E10- 08/Brinell Test: Standart hardness conversion Tabel
for metals.
II.Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian kekerasan baja yaitu :
1. Form pengujian
2. Alat tulis
3. Gerinda
4. 1 Set porTabel hardness tester
Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
III. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Hardness Test dibagi dua tahap yaitu;
1.Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
1) Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa.
2) Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung;
3) Meratakan permukaan bidang uji dengan gerindra.
2.Teknis
Pengujian sebagai berikut :
1) Konfigurasi alat Hardness Tester sesuai pedoman yang ditentukan ;
2) Kalibrasi Alat Hardness Tester dengan ;
3) Sentuh ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi sesuai dengan arah yang dikonfigurasikan
pada alat benda uji ;
4) Lakukan min 3 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan dengan minimal jarak antar pukulan 2
mm ;
5) Data tersimpan dalam Alat.
6) Sketsa Lokasi Titik Uji
7) Beri tanda bahwa lokasi uji telah dilakukan pemeriksaan
Pengujian hardness test dilakukan pada web dan flens profil baja. Untuk 1 test pengujian hardness test mencakup
1 kali pengujian pada flens dengan 3 kali tumbukan dan 1 kali pengujian pada web dengan 3 kali tumbukan.
Pengujian hardness test dilakukan tipikal untuk setiap bentang.
Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
III.Metode Pelaksanaan
Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
Test Pengujian Hardness Test
1. Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai kekerasan yang
sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil
pemeriksaan berupa nilai kekerasan satuan brinell (HB)
kemudian dikorelasikan dengan nilai ultimate tensile
strength sesuai dengan ASTM E140 -Standard Hardness
Conversion Tabels for Metals Relationship Among Brinell
Hardness, Vickers Hardness, Rockwell Hardness,
Superficial Hardness, Knoop Hardness, Scleroscope
Hardness, and Leeb Hardness.
Tabel 2. 7 Tabel Conversion Hardness Value Based On ASTM E140
Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
TENSILE STRENGTH TO HARDNESS CONVERSION CHART
Brinell Vickers or
Firth
Hardnes s
No.
Rockwell Approximat Approximat
Scleroscop e Tensile e Tensile
e No. Strength
Strength 1000 psi
Mpa
Dia. (mm)
:
3000-
Hardnes kg
s
No.
Load
10-
mm Ball
C B
100-
150-kg kg
Load 120° Load
DiamondCon 1/16
e " dia.
Ball
4.40 187 187 10 91 28 93 641
4.45 183 183 9 90 27 91 627
4.50 179 179 8 89 27 89 614
4.55 174 174 7 88 26 87 600
4.60 170 170 6 87 26 85 586
4.65 166 166 4 86 25 83 572
4.70 163 163 3 85 25 82 565
4.75 159 159 2 84 24 80 552
4.80 156 156 1 83 24 78 538
4.85 153 153 82 23 76 524
4.90 149 149 81 23 75 517
4.95 146 146 80 22 74 510
Dari hasil pengujian Hardness dapat disimpulkan bahwa:
a.Nilai kekerasan baja di semua area pada Rangka Baja Utama yang
diuji (Girder Baja) menghasilkan nilai rata-rata 141 HB. Korelasi nilai
kekerasan terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai
rata-rata sebesar 489.04 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan
nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 282.17
mpa.
b.Nilai kekerasan baja di semua area pada Girder Baja Memanjang yang
diuji menghasilkan nilai rata-rata 137 HB. Korelasi nilai kekerasan
terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS)
menghasilkan nilai rata-rata sebesar 476.10 mpa. Korelasi nilai kuat tarik
ultimate dengan nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 274.71 mpa.
Nilai kekerasan baja di semua area pada Bracing Baja yang diuji
menghasilkan nilai rata- rata 116 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap
nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar
404.86 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy)
adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 233.60 mpa.
Nilai kekerasan baja di semua area pada Rangka Baja Tepi yang diuji
menghasilkan nilai rata-rata 186 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap
nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar
641.31 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy)
adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 370.04 mpa.
Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material)
1. Umum
Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna mengetahui seberapa besar nilai pendekatan
ketebalan pada suatu material. Pada struktur baja, pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengetahui nilai ketebalan pada
gelagar dan tiang baja yang telah mengalami korosi atau ketebalan cat pada suatu struktur utama dan pendukung
bangunan. Alat ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat
bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut.
1) Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
 ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual Ultrasonic Pulse Contact Method.
 EN 15317 Non-destructive testing. Ultrasonic testing. Characterization and verification of ultrasonic thickness
measuring equipment.
2) Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Material) yaitu :
 Form pengujian
 Alat tulis
 Gerinda
 1 Set porTabelThickness Gauge
 Piloks
 Ultrasonic Gel.
Set Portabel Thickness Gauge
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material)
Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai prediksi ketebalan yang sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil
pemeriksaan berupa nilai ketebalan baja yang nantinya akan
dibandingkan dengan ketebalan desain rencana untuk mengetahui persentase sisa ketebalan. Dari desain diketahui
bahwa tebal rencana Rangka Baja Utama 23 mm, Rangka Baja Horizontal 13 mm, Bracing Baja 12 mm dan Rangka
Baja Tepi adalah 10 mm. Berikut adalah estimasi persentase sisa ketebalan baja berdasarkan desain rencana.
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material)
Dari hasil pengujian Tickness dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Utama jembatan
a. Cisadane menghasilkan nilai sebesar 14.07 mm pada bagian badan propil baja (Web) dan
21.86 mm pada bagian sayap propil baja (Flens).
a. Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Horizontal jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 7.45 mm pada bagian
badan propil baja (Web) dan
11.91 mm pada bagian sayap propil baja (Flens).
a.Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Bracing Baja jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 6.605 mm pada bagian badan propil
baja (Web) dan 11.76 mm pada bagian sayap propil baja (Flens).
b.Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Tepi jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 9.65 mm pada bagian badan propil baja
(Web) dan 9.37 mm pada bagian sayap propil baja (Flens).
c.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Utama berdasarkan desain (23.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Utama adalah berkisar 94.44%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan girder baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja)
d.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Horizontal berdasarkan desain (13.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Horizontal adalah berkisar
92%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja)
e.Jika ditinjau dengan tebal Bracing Baja berdasarkan desain (12.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Horizontal adalah berkisar 96.18%. Hal
ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja)
f.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Tepi berdasarkan desain (10.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Tepi adalah berkisar 95.10%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja).
Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test)
Umum
Instrumen yang sesuai dengan metode uji ini mengukur ketebalan baja dengan memancarkan pulsa ultrasonik ke dalam lapisan
yang dipantulkan kembali dari substrat ke probe. Waktu perjalanan diubah menjadi pembacaan ketebalan. Instrumen harus
ditempatkan langsung pada permukaan lapisan untuk mengambil pembacaan. Setelah memverifikasi keakuratan pada bagian
yang dilapis yang diketahui dari objek atau bahan yang sama, probe instrumen digabungkan dengan spesimen yang dilapis,
setelah perawatan dan pengkondisian yang tepat sesuai dengan instruksi pabrik pelapisan. ghdg
Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
•ASTM D6132, Nondestructive Measurement of Dry Film Thickness of Applied Organic Coatings Using an Ultrasonic Gage.
•Pedoman Perlindungan KomponenBaja Jembatan dengan Cara Pengecatan, Kementrian PUPR
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Dry Film Thickness (Pengukuran Ketebalan Baja) yaitu:
Form pengujian
•Alat tulis
•Gerinda
•1 Set porTabel Dry Film Thickness
•Piloks
•Ultrasonic Gel
Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test)
Metode Pelaksanaan
Berikut adalah metode pelaksaan pengujian Ketebalan Baja : Gunakan instrumen hanya setelah kalibrasi telah diverifikasi sesuai.
Pastikan bahwa pelapis disembuhkan sebelum menggunakan instrumen.
Kecuali pelapisan lunak, couplant mungkin diperlukan untuk mengirimkan pulsa ultrasonik dari probe instrumen ke dalam
lapisan. Air sangat ideal untuk pelapisan yang halus dan tipis. Untuk pelapisan kasar, gel glikol adalah yang terbaik, asalkan bukan
kontaminan untuk lapisan yang akan diukur. Cairan lain seperti sabun cair dapat digunakan. Untuk informasi spesifik mengenai
penggunaan couplants, lihat petunjuk produsen pengukur.
Letakkan probe instrumen di permukaan dan beri tekanan konstan. Pegang probe dengan stabil selama pengukuran. Ambil
jumlah bacaan yang cukup untuk mengkarakterisasi permukaan.
Contoh Hasil Pengujian
Komparasi hasil tebal cat minimum diperlukan sebagai pembanding untuk mengetahui apakah cat telah memenuhi syarat
minimum.
Berdasarkan Pedoman Perlindungan Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan, Kementrian PUPR, untuk tebal cat area
industry dan area kelembapan tinggi maksimum tebal cat sebesar 200 mikromilimeter.
Pengujian Dry Film Thickness
Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test)
Contoh Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa Saluran pipa teruji menghasilkan tebal
cat sebesar 350 mikromilimeter > 200
mikromilimeter masih memenuhi syarat tebal
minimum cat.
Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton)
Umum
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini
akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut padaa saat
terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi. Alat ini
sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur, karena kesederhanaanya, pengujian menggunakan
alat ini sangat cepat sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap
variasi yang ada pada permukaan beton misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.
Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan
suatu massa yang diaktifkan dengan memberikan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut
pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga, setelah
dikalibrasi dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji.
Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton)
Standar
Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton (Hammer Test) berdasarkan BS 1881 Part 202:1986 dan
ASTM G80S-89.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam Hammer Test sebagai berikut:
•Gerinda
•Form dan Alat Tulis
•Kapur
•Meteran
•1 Set Schimidt Rebound Hammer Digital
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Hammer Test dibagi dua tahap yaitu;
Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa ; Membersihkan permukaan bidang uji
dari plesteran atau pelapis pelindung ;
Meratakan permukaan bidang uji dengan gerindra dengan syarat minimum luas benda uji 100 x 100 mm atau
dengan D = 150 mm.
Teknis
Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton)
Teknis
Lakukan pengujian sebagai berikut :
Konfigurasi alat Schimidt Hammer Digital sesuai pedoman yang ditentukan ;
Sentuh ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi tegak lurus sesuai dengan benda uji ;
Lakukan 10 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan dengan minimal jarak antar pukulan 25 mm
; Data tersimpan dalam Alat
Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan:
Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton)
Contoh Hasil Pengujian Palu (HammerTest)
Cathodic Protection
Umum
Ada tiga hal utama penyebab korosi, yaitu dua buah logam yang memiliki beda potensial elektrik, cairan elektrolit (air dengan
semua jenis garam atau garam yang terlarut di dalamnya), dan dua unit logam yang kontak secara elektrik karena memungkinkan
terjadinya aliran arus listrik. Pada dasarnya korosi tidak dapat dihilangkan, akan tetapi dengan kemajuan teknologi, proses korosi
bisa dikontrol hingga titik optimum. Salah satu metode untuk mengendalikan korosi tersebut adalah cathodic protection.
Cathodic Protection adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada logam dengan cara menjadikan permukaan
logam tersebut sebagai katode dari sel elektrokimia. Cathodic protection ini umumnya digunakan untuk melindungi baja, sistem
perpipaan, tangki, tiang pancang, anjungan lepas pantai, kapal dan casing sumur minyak onshore. Berdasarkan dari sumber
listriknya, Cathodic Protection dibagi menjadi dua metode, yaitu: Sacrificial Anode System dan Impressed-Current Cathodic
Protection System.
Sacrificial Anode System
Metode ini disebut sacrificial anode karena systemnya mengorbankan logam yang lebih reaktif (anode) untuk melindungi logam
utama (katode). Prinsip dari metode ini adalah menciptakan sel elektrokimia dimana dua logam yang berbeda dihubungkan
secara elektris yang ditanam dalam elektrolit alam, seperti: tanah atau air.
Kedua logam yaitu Zinc dan besi, akan mengalami korosi karena kedua logam tersebut mengalami reaksi oksidasi dan
diseimbangkan dengan reaksi reduksi gas hydrogen.
Impressed-Current Cathodic Protection System (ICCP)
Tidak seperti prinsip sacrificial anode, metode ini membutuhkan arus listrik DC (searah) dari sumber luar yang dihubungkan
dengan logam anode dengan logam katode (logam yang dilindungi). Anode system ICCP ini dapat berbentuk batangan tubular
dari berbagai material khusus, seperti: high silicon cast iron, grafit, campuran logam oksida,
Cathodic Protection
platina dan niobium. Metode ini biasanya digunakan untuk mem-proteksi fasilitas- fasilitas yang besar.
Metode ICCP harus dihubungkan dengan arus listrik DC, jika arus listik nya AC maka harus dihubungkan dengan
rectifier (penyearah arus) karena fungsi dari sumber listrik DC ini adalah untuk mengarahkan elektron yang
teroksidasi dari anode menuju ke logam yang dilindungi sehingga logam tersebut tidak mudah untuk
teroksidasi (korosi) karena kehilangan elektronnya.
Untuk pipeline yang tidak diproteksi oleh Impressed-current cathodic protection, pipeline tersebut mengalami
oksidasi (kehilangan electron) tanpa ada logam lain (anode) yang mendonasi electron kepada pipa tersebut
sehingga membuat pipeline ini mudah untuk korosi.
Standar
“Standard Practice for Preparing, Cleaning and Evaluating Corrosion Test Spesimens” ASTM G1-90
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian cathodic protection adalah 1 set potential meter
1 set potential meter
Cathodic Protection
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Cathodic Protection yaitu;
Rangkaian pembacaan potensial pile baja pada 3
tingkat tes di bawah diukur;
•1m di bawah permukaan air laut
•Panjang pertengahan bagian level terendam air
•Level dasar laut
Visual Inspection Underwater
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air)
Umum
Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna mengetahui seberapa besar nilai
pendekatan ketebalan pada suatu material, dalam hal ini adalah steel pile pada bawah permukaan laut. Pada
struktur baja, pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengetahui nilai ketebalan pada pile baja yang telah
mengalami korosi. Alat ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui
suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut.
Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual Ultrasonic Pulse Contact Method.
EN 15317 Non-destructive testing. Ultrasonic testing. Characterization and verification of ultrasonic thickness
measuring equipment
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di bawah laut) yaitu
:
• Form pengujian
• Alat tulis
• Gerinda
• 1 Set Portabel Thickness Gauge
• Piloks
• Ultrasonic Gel
Satu Set Portable Thickness Gauge
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air)
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di bawah laut) sebagai berikut;
Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
1.Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa ;
2.Membersihkan dan meratakan permukaan bidang uji
Teknis
Lakukan pengujian sebagai berikut :
•Lumuri permukaan benda uji dengan ultrasonic gel
•Konfigurasi dan kalibrasi alat Portabel Thickness Gauge
•Tempel Probe pada lokasi benda uji yang telah dilumuri ultrasonic gel
•Lakukan pembacaan pengukuran pada alat Portabel Thickness Gauge
•Sketsa posisi lokasi pengujian
Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai prediksi ketebalan yang sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil
pemeriksaan berupa nilai ketebalan baja yang nantinya akan dibandingkan dengan ketebalan desain rencana
untuk mengetahui persentase sisa ketebalan. Dari desain diketahui bahwa tebal rencana steel pile adalah 19 mm.
Berikut adalah estimasi persentase sisa ketebalan baja berdasarkan desain rencana.
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air)
Dari hasil pengujian Tickness dapat disimpulkan bahwa:
• Berdasarkan
18,71 mm.
hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 1 pada jetty menghasilkan nilai sebesar
• Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 2 pada jetty menghasilkan nilai sebesar
18,76 mm.
•Berdasarka
n
hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 3 pada jetty menghasilkan nilai sebesar
17,98 mm.
Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air)
• Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 4 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 18,20
mm.
• Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 5 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 18,49
mm.
• Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 1
adalah berkisar 98,47%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami
residual (pengurangan ketebalan baja).
• Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 2
adalah berkisar 98,74%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami
residual (pengurangan ketebalan baja).
• Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 3
adalah berkisar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami
residual (pengurangan ketebalan baja).
• Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 4
adalah berkisar 95,79%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami
residual (pengurangan ketebalan baja).
• Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 5
adalah berkisar 97,32%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami
residual (pengurangan ketebalan baja).
Destructive Test
Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
Umum
Pengetesan core drill atau yang disebut juga pemboran beton inti ialah
pengetesan terhadap benda uji beton yang berbentuk silinder hasil pengeboran
pada struktur bangunan yang sudah dilaksanakan. Cara umum untuk mengukur
kekuatan beton pada aktual strukturnya adalah dengan cara memotong beton
dengan bor berbentuk bulat yang berputar. Sampel yang diambil (bentuk silinder)
selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan,
Karbonasi dan Pullout test.
Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
•ASTM C 42 Standard Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams Of Concrete
•SK SNI-61-1990-03 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran
•Peralatan
•Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut :
•Mesin Core Drill
•Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran
Core Drill
Destructive Test
Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Core Drill
Adapun metode pemeriksaan yang dilakukan :
Alat diletakkan pada lapisan perkerasan beton/aspal yang akan diuji dengan posisi
datar. Setelah itu kita sediakan air dengan alat yang mempunyai sistem pompa.
Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada tempat yang
sudah disediakan pada alat tersebut sehingga alat tidak mengalami kerusakan
(terutama mata bor yang berbentuk silinder) selama proses pengujian.
Setelah semua siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan tali yang
dililitkan pada starter alat dan ditarik.
Setelah alat hidup mata bor diturunkan secara perlahan-lahan pada titik yang
telah kita tentukan sampai kedalaman tertentu, kemudian setelah kedalaman
tertentu alat dimatikan dan mata bor dinaikkan.
Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan menggunakan penjapit,
setelah itu diukur tebal dan dimensinya dan diamati sampel tersebut apakah layak
pakai atau tidak.
Metode Kerja Core drill Test
Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil
contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan. Pengambilan
contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan,
Destructive Test
Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
Metode Kerja Core drill Test
Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat
tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga
diperoleh contoh beton berupa silinder.
Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 50mm sampai 150 mm. Namun
sebaiknya diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuranmaksimum agregat betonnya. Jika uji bor inti dipilih maka beberapa
hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03):
Umur beton minimal 14 hari.
Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji
contoh beton dari masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh.
Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya) diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat
yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangandekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
Pengeboran harustegak lurus dengan permukaan beton.
Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda ujisilinder beton (hasil bor inti) harus diuji
dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus
direndamdahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah. Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh (daerah beton
yang diragukan) dapatdinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil
dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikt:
Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’.
Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.
Destructive Test
Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan pada Struktur Kolom,Balok dan Pelat Lantai sesuai lokasi
yang ditentukan. Struktur Kolom dengan 4 Pengujian, Balok dengan 3 Pengujian,
dan Pelat Lantai dengan 3 pengujian. Total 10 pengujian pada Kolom, Balok dan
Pelat Lantai. Berikut adalah tabulasi Nilai kuat tekan beton pada Struktur Kolom,
Balok dan Pelat Lantai Sesuai dengan hasil pengujian di Laboratorium Pengujian.
Berikut data Tabulasi Kuat Tekan Beton pada kolom, balok dan pelat lantai.
Concrete Core
Dari hasil diatas dapat diambil komparasi Mutu beton berdasarka nilai Hammer Test, Upv Test, dan
Concrete Core Drill Test.
Destructive Test
Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
Contoh Hasil Pengujian
Pemeriksaan dilakukan pada Struktur Kolom,Balok dan Pelat Lantai sesuai lokasi
yang ditentukan. Struktur Kolom dengan 4 Pengujian, Balok dengan 3 Pengujian,
dan Pelat Lantai dengan 3 pengujian. Total 10 pengujian pada Kolom, Balok dan
Pelat Lantai. Berikut adalah tabulasi Nilai kuat tekan beton pada Struktur Kolom,
Balok dan Pelat Lantai Sesuai dengan hasil pengujian di Laboratorium Pengujian.
Berikut data Tabulasi Kuat Tekan Beton pada kolom, balok dan pelat lantai.
Tabulasi Nilai Kuat Tekan Beton Kolom, Balok, dan
Pelat Lantai
Destructive Test
Chloride Content Test
Umum
Pengujian ini biasa dilakukan seperti dijelaskan dalam BS 1881 hanya jika ada keraguan tentang kualitas beton.
Misalnya, mutu rata-rata massa beton, atau mutu bagian tertentu dari massa ini mungkin dipertanyakan. Ukuran massa
bisa sangat bervariasi dan teknik pengambilan sampel yang diperlukan untuk memberikan informasi tentang kualitas
beton akan ditentukan oleh bentuk beton. Misalnya, persyaratan untuk Retaining Wall beton dan untuk dukungan
beton ke panel dekoratif bisa sangat berbeda. Untuk alasan seperti itu, sangat sulit untuk menentukan bagaimana
sampel harus diambil dan tidak ada persyaratan yang dapat diberikan. CATATAN. Sangat disarankan agar tidak ada
sampel yang diambil untuk pengujian tanpa kesepakatan antara pihak yang berkepentingan mengenai metode
pengambilan sampel dan jumlah bahan yang dianggap diwakili oleh sampel.
1) Jumlah Sampel
Bila informasi tentang komposisi beton dengan volume sampai 10 m³ diperlukan, ambil paling sedikit dua dan lebih baik
empat sampel perwakilan dan independen dan analisis secara terpisah. Bila volume beton atau sejumlah unit
beton yang sangat besar harus diperiksa, setidaknya ada sepuluh sampel independen dan menganalisisnya
secara terpisah. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan
penyelidikan lebih ekstensif.
Chloride Content Test
Metode Pengambilan Sampel
Berikut metode pengambilan sampel untuk chloride test:
1.Pastikan sampel dalam satu bagian saja, tanpa bukti adanya retak retak, jika
kadar air asli ditentukan.
2.Hindari semua benda asing dan baja tulangan kecuali jika merupakan subjek
pengujian.
3.Deteriminasi Lokasi Pengujian.
4.Bor Beton dengan lubang diameter 20-25 mm dan kedalaman 10 mm terlebih
dahulu.
5.Ambil dan simpan sampel debu beton dari pengeboran beton setebal 10 mm.
6. Bor Beton dengan lubang diameter 20-25 mm dan kedalaman 20 mm kedu di
lokasi pengujian yang sama.
7. Ambil dan simpan sampel debu beton dari pengeboran beton sampai
kedalaman 20 mm. Lakukan pengeboran untuk kedalaman 30 mm, 40 mm,
50
mm sampai 60 mm. Ambil dansimpan debu beton dari pengeboran beton untu
tiap-tiap pengeboran. Jadi, total jumlah sampel untuk satu pengujian adalah
6
sampel.
a
k
Destructive Test
Pengambilan Sampel Chloride Test
Carbonation Test
Umum
Karbonasi pada beton terjadi saat karbon dioksida pada udara lembab bereaksi dengan material semen
yang terhidrasi dan menghasilkan carbonat seperti kalium karbonat. Karbonasi pada permukaan beton yang
terekspose terjadi sangat perlahan. Pentingnya mengetahui karbonasi adalah untuk memproteksi tulangan
didalam beton, yang disebabkan oleh reaksi kimia antar kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari
luar dan mengakibatkan pengembangan volume beton sehingga massa beton terdesak dan pecah.
Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
ASTM C 856 - 14 (Standard Practice for Petrographic Examination of Hardened Concrete), dan BS 1881 - 201
:
1986 (Testing Concrete, guide to the use of non- destructive methods of test for hardened concrete).
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Carbonation Test yaitu :
•Form Pengujian
•Bor
•Sigmat
•Phenophtalein 5% dan Spray
•Bottle Compressor
•Piloks
Destructive Test
Carbonation Test
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Carbonation Test Sebagai Berikut ; Tahapan Persiapan :
•Menentukan lokasi titik uji ditinjau secara visual
•Melubangi lokasi titik uji dengan bor dengan kedalaman sedalam selimut beton
•Membersihkan area titik uji dari serbuk beton hasil pengeboran
•Mempersiapkan cairan phenolpthalein kedalam Spray Bottle
Tahapan Pengujian :
•Menyemprotkan cairan Phenophthalein (5 %) kedalam lubang titik uji.
•Diamkan sejenak dan amati perubahan warna pada beton
•Ukur kedalaman karbonasi sebanyak minimal tiga kali pengukuran
•Catat dan sketsa lokasi dan hasil pengujian
Flowchart Pelaksanaan
Flowchart / diagram alir Carbonation Test Sebagai Berikut ;
Pengujian Karbonasi Beton
Destructive Test
Carbonation Test
Destructive Test
Hasil Pengujian Carbonation Test
Half Potential Test
Umum
Metode pengukuran half-cell potensial biasanya melibatkan pengukuran kekuatan tulangan relatif terhadap rujukan
penempatan half-cell pada permukaan beton. Pada pengujian half-cell biasanya digunakan tembaga/tembaga sulfat atau
perak/sel perak klorida atau kombinasi lainnya. Beton berfungsi sebagai elektrolit dan resiko korosi tulangan di dekat
lokasi pengujian dapat terkait secara empiris pada perbedaan pengukuran potensial. Pada beberapa kondisi, pengukuran
yang bermanfaat dapat diperoleh antara dua half-cell pada permukaan beton. Teknik ini biasa digunakan untuk penilaian
ketahanan beton bertulang dimana diprediksi terjadi korosi tulangan.
Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
•ASTM C876-91 (Standar Test methode for half-Cell Potential of Uncoated Reinforcing Steel in Concrete) dan ACI 222R-
01
(Protection of Metal in Concrete Againts Corrosion).
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Half Potential Test yaitu :
•Form Pengujian
•Meteran
•1 set Half potential Tester
•Botol dan sendok
•Air
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Half Potential Test Sebagai Berikut ; Tahapan Persiapan :
Membuat larutan elektroda, yaitu mencampurkan 1 gelas besar berisi air (550 ml) dengan 1 sendok bubuk sulfat, kemudian
larutkan dan diaduk. Memindahkan larutan ke probe.
Merendam soak dan wooden plug selama 1 jam dan dibiarkan
Destructive Test
Half Potential Test
Area pengujian dibuat dalam ukuran 50cm x 50cm, dengan jarak titik dari tepi terluar adalah 5 cm dan jarak antar
titik adalah 10 cm, lalu mengebor beton di dekat area pengujian untuk menghubungkan canin dengan beton.
Melubangi beton sedalam selimut beton Tahapan Pengujian :
Menghubungkan probe yang berisi larutan elektroda dengan Half Potential Tester menggunakan kabel connector
dan tempelkan kabel connector beton tulangan yang sudah dilubangi. Memastikan alat terpasang dengan benar.
Mengatur ID, dan mengkonfigurasikan alat tersebut.
Pengujian dilakuan dengan menempelkan probe yaitu soak pada permukaan beton berdasarkan area marking.
Melakukan penyimpanan data.
Destructive Test
Metode Pelaksanaan HPT
Perlengkapan 1 set Half Potential Tester
Half Potential Test
1. Flowchart Pelaksanaan
Flowchart pelaksanaan Half Potential Test sebagai berikut :
Destructive Test
Destructive Test
Dynamic Load Test
Umum
Pengujian Struktur Pelabuhan dengan pembebanan Secara dinamik diperlukan untuk mengetahui frekuensi struktur saat
diberi beban tumbukan. Peninjauan pengujian ini adalah berupa hasil pembacaaan frekuensi getaran.
Standar
•British Standard, BS 5228.2:2009. Code of practice for noise and vibration control on construction and open sites – Part 2: Vibration.
•British Standard, BS 6472-1:2008. Guide to evaluation of human exposure to vibration in buildings – Part 1: Vibration sources other than blasting.
•British Standard, BS 5228.2:2009. Code of practice for noise and vibration control on construction and open sites – Part 2: Vibration.
•Pt T-05-2002-B, Penilaian Kondisi Jembatan Untuk Bangunan Atas Dengan Cara Uji Getar, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengujian dynamic loading test sebagai berikut:
Form pengujian
Alat tulis
1 Set Data Acquasition Equipment Pengganjal setinggi 10-15 mm 8 set Accelerometer
Piloks
Cable Accelerometer
Rol Meter / Meteran
Cable Connector
1 set Toolbox
Dial gauge
Etc.
Destructive Test
Dynamic Load Test
Metode Pelaksanaan
Persiapan Pengujian
Urutan persiapan pengujian :
Membuat layout area pengujian dan menentukan posisi titik sensor serta dial
gauge.
Melakukan pemeriksaaan kondisi aktual area pelabuhan dan disesuaikan dengan
titik pengujian.
Jika kondisi aktual pelabuhan sudah dipastikan bisa dilakukan pemasangan
sensor
dan dial gauge maka dilakukan penandaan posisi titik sensor sesuai layout.
Kordinasi persiapan kapal dan urutan pengujian ke personal yang terlibat dalam
pengujian.
Pelaksanaan Pengujian
Urutan pelaksanaan pengujian :
Pemasangan sensor dan dial gauge sesuai titik yang ditandai.
• Memastikan Sensor Bekerja Dengan Baik
• Kapal diposisikan mengarah ke dermaga dan ditumbukkan dengan
kecepatan 0,5 knot.
• Persiapkan personil untuk melakukan perekaman dial gauge menggunakan
video recorder untuk mengetahui pergeseran pelabuhan saat dilakukan
tumbukan.
• Proses penumbukan kapal dilakukan sebanyak total 2 kali tumbukan pada
dermaga 3 dan dermaga 2.
Pemasangan Sensor
Destructive Test
Dynamic Load Test
1. Contoh Hasil Pengujian
1. Nilai Getaran Puncak (Frekuensi Aktual)
Dari hasil rekaman dilakukan pemrosesan sinyal dengan metoda Fourier
Transform untuk mendapatkan nilai-nilai frekuensi struktur menggunakan
software dewetron dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.
Pengambilan frekuensi yang diambil adalah puncak maksimum tiap keenam
sensor terpasang dengan arah nya dan diambil rata-rata dari hasil
pembacaannya setelah dilakukan pengujian impulse.
Pembacaan nilai yang getaran puncak yang diambil adalah sesaat setelah
dilakukan tumbukan kapal dengan kecepatan berkisar ± 0.6 knot ditumbuk
tegak lurus terhadap fender pada struktur. Pencatatan waktu dan kejadian
pembacaan getaran sebelum pengujian diperlukan untuk menentukan waktu
tumbukan kapal. Berikut adalah salah satu contoh pembacaan getaran.
Destructive Test
Dynamic Load Test
Destructive Test
Dynamic Load Test
Hasil pembacaan tersebut kemudian direkap menjadikan nilai frekuensi tiap sensor dan dirata-rata sesuai pada tabel
berikut :
Destructive Test
Dynamic Load Test
Hasil pembacaan tersebut kemudian dirata-ratakan berdasarkan arah sensornya sehingga menghasilkan tabel berikut :
Peak Particle Velocity (PPV)
Peak Particle Velocity (PPV) adalah Puncak kecepatan partikel (nyata atau imajiner) yang terjadi akibat
pengaruh suatu gelombang penggangu yang ditangkap medium transmisi gelombang. Dalam pengujian
ini, gelombang penggangu yang digunakan adalah tumbukan kapal dan nilai PPV dapat ditentukan pada
saat reaksi puncak amplitude terjadi akibat pengaruh tumbukan (tepat pada saat tumbukan kapal terjadi).
Berikut adalah salah satu contoh pembacaan nilai PPV. Untuk Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
Dynamic Load Test.
Destructive Test
Dynamic Load Test
Pembacaan Dial Gauge
Berikut adalah Hasil Pembacaan Dari Dial Gauge tertinggi pada saat struktur dermaga dibenturkan terhadap
tumbukan kapal:
Dermaga Serbaguna No. 2
Hasil pembacaan dilakukan langsung setelah kapal menumbuk dermaga. Pengambilan hasil pembacaan
berdasarkan hasil tertinggi dari pembacaan dial (dalam video):
Destructive Test
Dynamic Load Test
Static Load Test
Static Load Test dilakukan dengan menentukan kapasitas kemampuan beban pada struktur eksisting di
lapangan. Pengujian Static Load dilakukan berdasarkan standar BS 8110 : Part 2, Section 9 dan standar
ACI Chapther 20.4.8. Untuk menentukan beban pada pengujian Static Load, digunakan kombinasi beban :
RENCANA PENGUJIAN
Jumlah Sampel Pengujian
Berikut adalah jumlah sampel pengujian yang disarankan berdasarkan area pemeriksaan, jumlah sampel
pengujian masih bersifat pengajuan yang nilainya dapat berubah sesuai keputusan pihak yang saling
terkait.
RENCANA PENGUJIAN
Estimasi Jumlah Sampel Pengujian
Dermaga Pertamina Pulau BAAI Bengkulu
DETAIL TESTING
NO DESCRIPTION Unit Qty Unit Price (IDR) Total (IDR)
B. PENGUKURAN DAN PENGUJIAN DETAIL DERMAGA
Pengecekan Detail Visual Area LS 1
Pemeriksaan Non Destruktive Test
1Hammer Test sample
2Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test) sample
3Covermeter dan Scanning Rebar Test sample
4Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja) sample
5Thickness Test sample
6Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) sample
7Dry Film Test
8Underwater Thickness Test
9Cathodic Protection Test
Pemeriksaan Destruktive Test
1Core Drill Test sample
2Chloride Content sample
3Carbonation Test sample
4Half Potential Test sample
5Dynamic Load Test sample
6Static Load Test sample

More Related Content

What's hot

Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanFaisal Purnawarman
 
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptx
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptxFile_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptx
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptxFerryFerry39
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptxLaodeAkbarSultani
 
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptx
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptxFile_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptx
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptxRizalYogaPrasetya
 
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptxPelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptxnaenunishikmawati
 
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdf
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdfSNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdf
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdfMuhammadLuthfi995084
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxYosiAndre1
 
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)Joy Irman
 
struktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptstruktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptAndyanto3
 
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptx
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptxFile_Soal_17_160_29_1660796769.pptx
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptxTeguhRiswanto2
 
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptx
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptxTugas ppt yusman aydin- Copy.pptx
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptxyusmanaydin2
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianJoy Irman
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT filetrisna gallaran
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000frans1982
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...Mira Pemayun
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiAfret Nobel
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASadedudi
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiJocky Nahor
 

What's hot (20)

RK3 K
RK3 KRK3 K
RK3 K
 
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
 
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptx
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptxFile_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptx
File_Soal_17_159_29_1659408257 (1).pptx
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
 
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptx
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptxFile_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptx
File_Soal_17_158_29_1659598070 (2).pptx
 
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptxPelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
 
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdf
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdfSNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdf
SNI 3638-2012-Kuat Tekan Bebas-.pdf
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
 
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
 
struktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptstruktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.ppt
 
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptx
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptxFile_Soal_17_160_29_1660796769.pptx
File_Soal_17_160_29_1660796769.pptx
 
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptx
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptxTugas ppt yusman aydin- Copy.pptx
Tugas ppt yusman aydin- Copy.pptx
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
 
Kurva s jasa konsultansi
Kurva s jasa konsultansiKurva s jasa konsultansi
Kurva s jasa konsultansi
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 

Similar to ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt

PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptx
PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptxPPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptx
PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptxJohanSon12
 
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfmateri tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfAhmadAndi16
 
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptx
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptxPRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptx
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptxchristianosandro
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdfNurulAnnisa465786
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Testinka -chan
 
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptxssuser74dfa6
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Andika Wahyu Al Amin
 
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdf
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdfPRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdf
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdfchristianosandro
 
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxPAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxYudhianaNugraha1
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujianChache Go
 
Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4PPGhybrid3
 
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptx
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptxLaporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptx
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptxHeverMorderd
 
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.docSupervisiPW092022
 
WELDING INSPECTION.pptx
WELDING INSPECTION.pptxWELDING INSPECTION.pptx
WELDING INSPECTION.pptxZelviaMonica1
 

Similar to ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt (20)

PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptx
PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptxPPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptx
PPT Pengujian Struktur Gedung Pasar Jembatan Lima.pptx
 
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdfmateri tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
materi tentang Teknik Forensik - Sumargo.pdf
 
PRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptxPRESENTASI.pptx
PRESENTASI.pptx
 
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptx
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptxPRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptx
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PENCILJATISRONO.pptx
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
 
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx
260124-PENYELIDIKAN RUSUN KOPASSUS SOLO_Rev04-3.pptx
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
 
pengujian lentur
pengujian lenturpengujian lentur
pengujian lentur
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdf
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdfPRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdf
PRESENTASI REKOMENDASI SERTIFIKAT LAIK FUNGSI-PUHPELEM.pdf
 
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxPAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
 
Jurnal%20 ta
Jurnal%20 taJurnal%20 ta
Jurnal%20 ta
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Laporan pengujian
Laporan pengujianLaporan pengujian
Laporan pengujian
 
Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4Materi i teknik mesin m6 kb4
Materi i teknik mesin m6 kb4
 
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptx
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptxLaporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptx
Laporan Magang Proyek Twin Tower UPN Veteran Jatim.pptx
 
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc
5. Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.doc
 
WELDING INSPECTION.pptx
WELDING INSPECTION.pptxWELDING INSPECTION.pptx
WELDING INSPECTION.pptx
 
PPT QA QC.pptx
PPT QA QC.pptxPPT QA QC.pptx
PPT QA QC.pptx
 

ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt

  • 1. PERBAIKAN KERUSAKAN DERMAGA / JETTY TAHAPAN PROSES - NORMAL 1.TAHAP ASSMENT DAN ANALISA KERUSAKAN >> Konsultan 2.TAHAP PENYUSUNAN BASIC DESIGN BOQ DAN DOKUMEN PELELANGAN/PENAWARAN (UNTUK PROSES PEKERJAAN DENGAN METODE DESIGN AND BUILT/ E P C) >> Konsultan 3.TAHAP PENYUSUNAN DETAIL DESIGN DAN DOKUMEN PELELANGAN/PENAWARAN >> Konsultan 4. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERBAIKAN >> Pelaksana Konstruksi 5. TAHAP PEMELIHARAAN >> Pelaksana Konstruksi
  • 2. PERBAIKAN KERUSAKAN DERMAGA / JETTY B. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan PerbaikanTAHAP PELAKSANAAN >> Pelaksana Konstruksi 4. TAHAP PEMELIHARAAN >> Pelaksana Konstruksi TAHAPAN PROSES – PERCEPATAN (DESING AND BUILT /EPC) 1. TAHAP ASSMENT DAN ANALISA KERUSAKAN >> Konsultan Engineering/EPC 2. TAHAP PENYAMPAIAN PROPOSAL PENAWARAN PERBAIKAN (Gambar Basic Design, Volume Kerusakan, Penawaran Biaya Perbaikan, Metode & Jadwal) Engineering/EPC 3. TAHAP PELAKSANAAN >> Konsultan A. Penyusunan Detail Engineering (Gambar Kerja dan Spesifikasi /Design & Biult) >> Konsultan Engineering / EPC
  • 4. Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud kegiatan ini adalah mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat pada Struktur Bangunan Demaga Tujuan dilakukanAsessment/Pemeriksaan adalah adalah untuk mengidentifikasi kondisi aktual struktural dan elemen Bangunan Dermaga/Jetty seraca akurat dan tepat. Sasaran dari kegiatan ini adalah: Mendapatkan informasi secara akurat dan tepat terhadap Pemeriksaan kondisi elemen Struktur Bangunan DermagaJetty secara visual dengan cara pemeriksaan pemeriksaan khusus, melalui peralatan berteknologi tinggi Melakukan evaluasi kondisi aktual dari hasil pemeriksaan visual dan pemeriksaan khusus yang dilakukan. Memberikan Saran dan rekomendasi Konsultansi berdasarkan hasil pengujian elemen struktur bangunan tersebut. PEKERJAAN ASESSMENT BANGUNAN DERMAGA / JETTY
  • 5. Ruang Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan assessment yaitu: a Pemeriksaan Detail Visual Test Pemeriksaan Khusus, meliputi: I.Pemeriksaan Non Destruktive Test 1. Hammer Test 2. Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test) 3. Covermeter dan Scanning Rebar Test 4. Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja) 5. Thickness Test 6. Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) II.Pemeriksaan Destruktive Test 1. Core Drill Test 2. Chloride Content 3. Carbonation Test 4. Half Potential Test Pemeriksaan / Loading Test 1.Dynamic Load Test 2.Static Load Test III.Pelaporan 1. Laporan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Konsultan.
  • 6. Tahapan kegiatan Asessment 1. Survey Pendahuluan Kegiatan meliputi koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan arah kegiatan dan proses sinkronisasi rencana kegiatan yang berhubungan dengan perijinan dan koordinasi wilayah pemeriksaan pada jetty, review dokumen dan data eksisting jetty dari pihak pengelola jetty, serta penentuan jenis pengujian berdasarkan pengamatan visual secara umum. 2. Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan visual dilakukan terhadap struktur jetty dan kondisi lingkungannya, dilakukan untuk memperoleh data dan informasi kondisi dan keadaan di lapangan sebagai berikut : 1) Diperoleh gambaran mengenai jenis-jenis kerusakan yang ada pada jetty serta diperkirakan faktor-faktor penyebabnya. 2) Pemeriksaan visual dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan untuk memeriksa elemen jetty pada area akses yang terjangkau, yang kemudian setiap jenis kerusakan serta lokasi kerusakan akan didokumentasikan. 3) Pemeriksaan visual dimaksudkan untuk mengetahui jenis, tingkat kerusakan, kuantitas kerusakan dan penyebab kerusakan yang terjadi pada elemen jetty. 4) Keluaran dari pemeriksaan detail secara visual ini merupakan Nilai Kondisi (NK) dari setiap elemen jetty. Sistem Penilaian Elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas : serangkaian pertanyaan yang berjumlah lima mengenai kerusakan yang ada.
  • 7. Tahapan kegiatan Asessment 2. Pemeriksaan Secara Visual Sistem Penilaian Elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas 5 komponen sebagai berikut : : 3. Nilai Kondisi Sistem penilaian kondisi elemen atau bangunan sebagai berikut : 0 : Elemen / bangunan dalam kondisi baik dan tanpa kerusakan 1 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan ringan, hanya memerlukan pemeriksaan rutin 2 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan berkala 3 : Elemen / bangunan mengalami kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya 4 : Elemen / bangunan dalam kondisi kritis 5 : Elemen/ bangunan tidak berfungsi atau runtuh 1) Structure : apakah Struktur dalam keadaan berbahaya atau tidak 2) 3) Kerusakan : Perkembangan (Volume) : sampai manakah tingkat kerusakan yang telah dicapai karena kerusakan tersebut, parah atau ringan apakah kerusakan tersebut sudah atau belum meluas, artinya apakah kerusakan tersebut terdapat pada kurang atau lebih dari 50% dari 4) Fungsi : panjang, luas atau volume elemen. apakah elemen tersebut masih berfungsi 5) Pengaruh : apakah elemen yang rusak mempunyai dampak yang serius terhadap elemen yang lain atau arus lalu lintas
  • 8. Tahapan kegiatan Asessment Kriteria Penilaian terhadap Structure Suatu nilai sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang ada, menurut kriteria yang diperlihatkan dalam Tabel berikut :
  • 9. Pemeriksaan Non Destruktive Test Pemeriksaan Non Destruktif Test Pengujian UPV Pundit dilakukan berdasarkan BS 1881 Part 203: 1986 dan ASTM C597- 97. Di dalam standar ini dijelaskan bahwa tranduser penerima mendeteksi datangnya komponen pulse yang tiba lebih awal. Pengukuran Pulse Velocity dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu antara lain: 1.Direct transmission 2.Semi-direct transmission 3.Indirect/surface transmission Gambar 2. 1 Metode Pengambilan Pulse Velocity (a) Direct Transmission, (b) Semi- direct Transmission, (c) Indirect / Surface Transmission Kriteria penilaian Kualitas Beton dengan gelombang ultrasonik
  • 10. Pemeriksaan Non Destruktive Test Peralatan UPV Pundit terdiri dari: 1. UPV Pundit Lab+ Versi Digital 2. Gerinda 3. Media kalibrasi 4. Ultrasonic gel/Grease 5. Meteran 6. Sikat Kawat Alat UPV Pundit Versi Digital Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai yang dihasilkan PUNDIT
  • 11. Hasil Indirect pulse velocity perlu diolah agar menghasilkan nilai directpulse velocity. Berdasarkan Guidebook on non- destructive testing of concrete structures, Ch.11.1.4.4 based on ASTM C215 Test Method for Fundamental Transverse, Longitudi- nal, and Torsional Resonant Frequencies of Concrete Specimens konversi Indirect factor ke direct factor dengan meningkatkan hasil velocity sebesar 5% -30%. Dalam kasus kali ini diambil nilai indirect factor sebesar 10%. Pemeriksaan Non Destruktive Test
  • 13. Berikut adalah contoh hasil perhitungan pulse velocity disertai kriterianya , untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran UPV test. Pemeriksaan Non Destruktive Test
  • 14. Alat pendeteksi tulangan beton merupakan suatu alat elektromagnetik yang digunakan untuk pendeteksian ketebalan selimut beton. Prinsip kerja alat ini, ialah dengan adanya tulangan di dalam beton yang akan mempengaruhi medan elektromagnet yang dihasilkan oleh rangkaian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui : 1.Tebal selimut beton (concrete cover). 2.Lokasi tulangan. 3.Diameter dari baja tulangan. 4.Jarak/posisi tulangan. Peralatan Peralatan yang digunakan sebagai berikut: 1.Profometer 5+ 2.Bar Scanner 3.Gerinda 4.Ultrasonic Gel/Grease 5.Meteran 6.Sikat Kawat Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
  • 15. Metode pelaksanaan pemeriksaan susunan tulangan baja secara umum dapat dideskripsikan sesuai tahapan sebagai berikut: 1.Meratakan permukaan beton yang akan diperiksa susunan tulangannya. 2.Mengukur dimensi struktur kolom/pelat lantai/balok yang akan diperiksa. 3.Melakukan persiapan alat Profometer 5+. Pengaturan scan area, object number dan 4. scanning bar. 5.Melakukan scan pada area kolom/pelat lantai/balok yang dituju, untuk scan awal dilakukan pada main bar direction (arah tulangan utama) dan selanjutnya scan pada stirrups direction (arah tulangan sengkang). 6.Melakukan penyimpanan hasil scan kolom dan mencatat object number. Pengujian covermeter dan scanning rebar yang dilakukan pada area pelat lantai dan abutment, pengambilan data dilakukan pada area 1 m x 1 m, sementara covermeter pada elemen balok, area pengambilan data mengikuti dimensi dari balok tersebut untuk arah Y dan 1 m untuk arah X. Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
  • 16. Penjelasan pada hasil pemeriksaan pengujian susunan baja tulangan pada sub-bab ini hanya menjelaskan salah satu pemeriksaan saja. Selebihnya untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada penjelasan Covermeter dan Scanning Rebar Test. Dari hasil pengambilan data dilapangan kemudian data tersebut diolah sehingga menghasilkan data covermeter test. Berikut adalah salah satu gambar hasil covermeter test pada salah satu titik uji. Hasil Data Covermeter Pada Lokasi Balok Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
  • 17. Data covermeter tersebut kemudian dibuat tabulasi rekapan jumlah tulangan dengan format seperti dibawah ini: Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter Test)
  • 18. Pengujian kekerasan Brinell adalah sebuah pengujian kekerasan metal yang dapat menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai material metal. Informasi yang disajikan dapat dikorelasikan ke kuat tarik, ketahanan, daktalitas atau karakteristik material metal lainnya dan pengujian ini dapat juga berguna sebagai kontrol kualitas dan sebagai seleksi material. I.Standar Standar yang digunakan untuk pengujian kekerasan baja adalah ASTM A956 (Leeb) dan ASTM E 140-97: Standart hardness conversion Tabels for metals (ASTM E10- 08/Brinell Test: Standart hardness conversion Tabel for metals. II.Peralatan Peralatan yang digunakan pada pengujian kekerasan baja yaitu : 1. Form pengujian 2. Alat tulis 3. Gerinda 4. 1 Set porTabel hardness tester Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
  • 19. III. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan Hardness Test dibagi dua tahap yaitu; 1.Persiapan Pengujian Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut: 1) Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa. 2) Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung; 3) Meratakan permukaan bidang uji dengan gerindra. 2.Teknis Pengujian sebagai berikut : 1) Konfigurasi alat Hardness Tester sesuai pedoman yang ditentukan ; 2) Kalibrasi Alat Hardness Tester dengan ; 3) Sentuh ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi sesuai dengan arah yang dikonfigurasikan pada alat benda uji ; 4) Lakukan min 3 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan dengan minimal jarak antar pukulan 2 mm ; 5) Data tersimpan dalam Alat. 6) Sketsa Lokasi Titik Uji 7) Beri tanda bahwa lokasi uji telah dilakukan pemeriksaan Pengujian hardness test dilakukan pada web dan flens profil baja. Untuk 1 test pengujian hardness test mencakup 1 kali pengujian pada flens dengan 3 kali tumbukan dan 1 kali pengujian pada web dengan 3 kali tumbukan. Pengujian hardness test dilakukan tipikal untuk setiap bentang. Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
  • 20. III.Metode Pelaksanaan Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja) Test Pengujian Hardness Test
  • 21. 1. Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai kekerasan yang sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil pemeriksaan berupa nilai kekerasan satuan brinell (HB) kemudian dikorelasikan dengan nilai ultimate tensile strength sesuai dengan ASTM E140 -Standard Hardness Conversion Tabels for Metals Relationship Among Brinell Hardness, Vickers Hardness, Rockwell Hardness, Superficial Hardness, Knoop Hardness, Scleroscope Hardness, and Leeb Hardness. Tabel 2. 7 Tabel Conversion Hardness Value Based On ASTM E140 Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja) TENSILE STRENGTH TO HARDNESS CONVERSION CHART Brinell Vickers or Firth Hardnes s No. Rockwell Approximat Approximat Scleroscop e Tensile e Tensile e No. Strength Strength 1000 psi Mpa Dia. (mm) : 3000- Hardnes kg s No. Load 10- mm Ball C B 100- 150-kg kg Load 120° Load DiamondCon 1/16 e " dia. Ball 4.40 187 187 10 91 28 93 641 4.45 183 183 9 90 27 91 627 4.50 179 179 8 89 27 89 614 4.55 174 174 7 88 26 87 600 4.60 170 170 6 87 26 85 586 4.65 166 166 4 86 25 83 572 4.70 163 163 3 85 25 82 565 4.75 159 159 2 84 24 80 552 4.80 156 156 1 83 24 78 538 4.85 153 153 82 23 76 524 4.90 149 149 81 23 75 517 4.95 146 146 80 22 74 510
  • 22. Dari hasil pengujian Hardness dapat disimpulkan bahwa: a.Nilai kekerasan baja di semua area pada Rangka Baja Utama yang diuji (Girder Baja) menghasilkan nilai rata-rata 141 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 489.04 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 282.17 mpa. b.Nilai kekerasan baja di semua area pada Girder Baja Memanjang yang diuji menghasilkan nilai rata-rata 137 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 476.10 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 274.71 mpa. Nilai kekerasan baja di semua area pada Bracing Baja yang diuji menghasilkan nilai rata- rata 116 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 404.86 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 233.60 mpa. Nilai kekerasan baja di semua area pada Rangka Baja Tepi yang diuji menghasilkan nilai rata-rata 186 HB. Korelasi nilai kekerasan terhadap nilai kuat tarik ultimate (UTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 641.31 mpa. Korelasi nilai kuat tarik ultimate dengan nilai kuat leleh (fy) adalah menghasilkan nilai rata-rata sebesar 370.04 mpa. Pemeriksaan Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja)
  • 23. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material) 1. Umum Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna mengetahui seberapa besar nilai pendekatan ketebalan pada suatu material. Pada struktur baja, pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengetahui nilai ketebalan pada gelagar dan tiang baja yang telah mengalami korosi atau ketebalan cat pada suatu struktur utama dan pendukung bangunan. Alat ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut. 1) Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:  ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual Ultrasonic Pulse Contact Method.  EN 15317 Non-destructive testing. Ultrasonic testing. Characterization and verification of ultrasonic thickness measuring equipment. 2) Peralatan Peralatan yang digunakan pada Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Material) yaitu :  Form pengujian  Alat tulis  Gerinda  1 Set porTabelThickness Gauge  Piloks  Ultrasonic Gel. Set Portabel Thickness Gauge
  • 24. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material) Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai prediksi ketebalan yang sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil pemeriksaan berupa nilai ketebalan baja yang nantinya akan dibandingkan dengan ketebalan desain rencana untuk mengetahui persentase sisa ketebalan. Dari desain diketahui bahwa tebal rencana Rangka Baja Utama 23 mm, Rangka Baja Horizontal 13 mm, Bracing Baja 12 mm dan Rangka Baja Tepi adalah 10 mm. Berikut adalah estimasi persentase sisa ketebalan baja berdasarkan desain rencana.
  • 25. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Material) Dari hasil pengujian Tickness dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Utama jembatan a. Cisadane menghasilkan nilai sebesar 14.07 mm pada bagian badan propil baja (Web) dan 21.86 mm pada bagian sayap propil baja (Flens). a. Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Horizontal jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 7.45 mm pada bagian badan propil baja (Web) dan 11.91 mm pada bagian sayap propil baja (Flens). a.Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Bracing Baja jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 6.605 mm pada bagian badan propil baja (Web) dan 11.76 mm pada bagian sayap propil baja (Flens). b.Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada Rangka Baja Tepi jembatan Cisadane menghasilkan nilai sebesar 9.65 mm pada bagian badan propil baja (Web) dan 9.37 mm pada bagian sayap propil baja (Flens). c.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Utama berdasarkan desain (23.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Utama adalah berkisar 94.44%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan girder baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja) d.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Horizontal berdasarkan desain (13.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Horizontal adalah berkisar 92%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja) e.Jika ditinjau dengan tebal Bracing Baja berdasarkan desain (12.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Horizontal adalah berkisar 96.18%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja) f.Jika ditinjau dengan tebal Rangka Baja Tepi berdasarkan desain (10.00 mm), persentase nilai sisa tebal Rangka Baja Tepi adalah berkisar 95.10%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan Rangka baja masih dalam kondisi normal dan belum mengalami residual (pengurangan ketebalan baja).
  • 26. Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) Umum Instrumen yang sesuai dengan metode uji ini mengukur ketebalan baja dengan memancarkan pulsa ultrasonik ke dalam lapisan yang dipantulkan kembali dari substrat ke probe. Waktu perjalanan diubah menjadi pembacaan ketebalan. Instrumen harus ditempatkan langsung pada permukaan lapisan untuk mengambil pembacaan. Setelah memverifikasi keakuratan pada bagian yang dilapis yang diketahui dari objek atau bahan yang sama, probe instrumen digabungkan dengan spesimen yang dilapis, setelah perawatan dan pengkondisian yang tepat sesuai dengan instruksi pabrik pelapisan. ghdg Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah: •ASTM D6132, Nondestructive Measurement of Dry Film Thickness of Applied Organic Coatings Using an Ultrasonic Gage. •Pedoman Perlindungan KomponenBaja Jembatan dengan Cara Pengecatan, Kementrian PUPR Peralatan Peralatan yang digunakan pada Dry Film Thickness (Pengukuran Ketebalan Baja) yaitu: Form pengujian •Alat tulis •Gerinda •1 Set porTabel Dry Film Thickness •Piloks •Ultrasonic Gel
  • 27. Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) Metode Pelaksanaan Berikut adalah metode pelaksaan pengujian Ketebalan Baja : Gunakan instrumen hanya setelah kalibrasi telah diverifikasi sesuai. Pastikan bahwa pelapis disembuhkan sebelum menggunakan instrumen. Kecuali pelapisan lunak, couplant mungkin diperlukan untuk mengirimkan pulsa ultrasonik dari probe instrumen ke dalam lapisan. Air sangat ideal untuk pelapisan yang halus dan tipis. Untuk pelapisan kasar, gel glikol adalah yang terbaik, asalkan bukan kontaminan untuk lapisan yang akan diukur. Cairan lain seperti sabun cair dapat digunakan. Untuk informasi spesifik mengenai penggunaan couplants, lihat petunjuk produsen pengukur. Letakkan probe instrumen di permukaan dan beri tekanan konstan. Pegang probe dengan stabil selama pengukuran. Ambil jumlah bacaan yang cukup untuk mengkarakterisasi permukaan. Contoh Hasil Pengujian Komparasi hasil tebal cat minimum diperlukan sebagai pembanding untuk mengetahui apakah cat telah memenuhi syarat minimum. Berdasarkan Pedoman Perlindungan Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan, Kementrian PUPR, untuk tebal cat area industry dan area kelembapan tinggi maksimum tebal cat sebesar 200 mikromilimeter. Pengujian Dry Film Thickness
  • 28. Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) Contoh Hasil Pengujian Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Saluran pipa teruji menghasilkan tebal cat sebesar 350 mikromilimeter > 200 mikromilimeter masih memenuhi syarat tebal minimum cat.
  • 29. Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton) Umum Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan menggunakan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut padaa saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur, karena kesederhanaanya, pengujian menggunakan alat ini sangat cepat sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan memberikan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga, setelah dikalibrasi dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji.
  • 30. Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton) Standar Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton (Hammer Test) berdasarkan BS 1881 Part 202:1986 dan ASTM G80S-89. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam Hammer Test sebagai berikut: •Gerinda •Form dan Alat Tulis •Kapur •Meteran •1 Set Schimidt Rebound Hammer Digital Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan Hammer Test dibagi dua tahap yaitu; Persiapan Pengujian Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut: Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa ; Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung ; Meratakan permukaan bidang uji dengan gerindra dengan syarat minimum luas benda uji 100 x 100 mm atau dengan D = 150 mm. Teknis
  • 31. Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton) Teknis Lakukan pengujian sebagai berikut : Konfigurasi alat Schimidt Hammer Digital sesuai pedoman yang ditentukan ; Sentuh ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi tegak lurus sesuai dengan benda uji ; Lakukan 10 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan dengan minimal jarak antar pukulan 25 mm ; Data tersimpan dalam Alat Flowchart Pelaksanaan Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan:
  • 32. Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton) Contoh Hasil Pengujian Palu (HammerTest)
  • 33. Cathodic Protection Umum Ada tiga hal utama penyebab korosi, yaitu dua buah logam yang memiliki beda potensial elektrik, cairan elektrolit (air dengan semua jenis garam atau garam yang terlarut di dalamnya), dan dua unit logam yang kontak secara elektrik karena memungkinkan terjadinya aliran arus listrik. Pada dasarnya korosi tidak dapat dihilangkan, akan tetapi dengan kemajuan teknologi, proses korosi bisa dikontrol hingga titik optimum. Salah satu metode untuk mengendalikan korosi tersebut adalah cathodic protection. Cathodic Protection adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada logam dengan cara menjadikan permukaan logam tersebut sebagai katode dari sel elektrokimia. Cathodic protection ini umumnya digunakan untuk melindungi baja, sistem perpipaan, tangki, tiang pancang, anjungan lepas pantai, kapal dan casing sumur minyak onshore. Berdasarkan dari sumber listriknya, Cathodic Protection dibagi menjadi dua metode, yaitu: Sacrificial Anode System dan Impressed-Current Cathodic Protection System. Sacrificial Anode System Metode ini disebut sacrificial anode karena systemnya mengorbankan logam yang lebih reaktif (anode) untuk melindungi logam utama (katode). Prinsip dari metode ini adalah menciptakan sel elektrokimia dimana dua logam yang berbeda dihubungkan secara elektris yang ditanam dalam elektrolit alam, seperti: tanah atau air. Kedua logam yaitu Zinc dan besi, akan mengalami korosi karena kedua logam tersebut mengalami reaksi oksidasi dan diseimbangkan dengan reaksi reduksi gas hydrogen. Impressed-Current Cathodic Protection System (ICCP) Tidak seperti prinsip sacrificial anode, metode ini membutuhkan arus listrik DC (searah) dari sumber luar yang dihubungkan dengan logam anode dengan logam katode (logam yang dilindungi). Anode system ICCP ini dapat berbentuk batangan tubular dari berbagai material khusus, seperti: high silicon cast iron, grafit, campuran logam oksida,
  • 34. Cathodic Protection platina dan niobium. Metode ini biasanya digunakan untuk mem-proteksi fasilitas- fasilitas yang besar. Metode ICCP harus dihubungkan dengan arus listrik DC, jika arus listik nya AC maka harus dihubungkan dengan rectifier (penyearah arus) karena fungsi dari sumber listrik DC ini adalah untuk mengarahkan elektron yang teroksidasi dari anode menuju ke logam yang dilindungi sehingga logam tersebut tidak mudah untuk teroksidasi (korosi) karena kehilangan elektronnya. Untuk pipeline yang tidak diproteksi oleh Impressed-current cathodic protection, pipeline tersebut mengalami oksidasi (kehilangan electron) tanpa ada logam lain (anode) yang mendonasi electron kepada pipa tersebut sehingga membuat pipeline ini mudah untuk korosi. Standar “Standard Practice for Preparing, Cleaning and Evaluating Corrosion Test Spesimens” ASTM G1-90 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian cathodic protection adalah 1 set potential meter 1 set potential meter
  • 35. Cathodic Protection Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan Cathodic Protection yaitu; Rangkaian pembacaan potensial pile baja pada 3 tingkat tes di bawah diukur; •1m di bawah permukaan air laut •Panjang pertengahan bagian level terendam air •Level dasar laut Visual Inspection Underwater
  • 36. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air) Umum Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna mengetahui seberapa besar nilai pendekatan ketebalan pada suatu material, dalam hal ini adalah steel pile pada bawah permukaan laut. Pada struktur baja, pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengetahui nilai ketebalan pada pile baja yang telah mengalami korosi. Alat ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut. Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah: ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual Ultrasonic Pulse Contact Method. EN 15317 Non-destructive testing. Ultrasonic testing. Characterization and verification of ultrasonic thickness measuring equipment Peralatan Peralatan yang digunakan pada Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di bawah laut) yaitu : • Form pengujian • Alat tulis • Gerinda • 1 Set Portabel Thickness Gauge • Piloks • Ultrasonic Gel Satu Set Portable Thickness Gauge
  • 37. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air) Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di bawah laut) sebagai berikut; Persiapan Pengujian Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut: 1.Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa ; 2.Membersihkan dan meratakan permukaan bidang uji Teknis Lakukan pengujian sebagai berikut : •Lumuri permukaan benda uji dengan ultrasonic gel •Konfigurasi dan kalibrasi alat Portabel Thickness Gauge •Tempel Probe pada lokasi benda uji yang telah dilumuri ultrasonic gel •Lakukan pembacaan pengukuran pada alat Portabel Thickness Gauge •Sketsa posisi lokasi pengujian Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai prediksi ketebalan yang sudah dicatat berdasarkan data lapangan. Hasil pemeriksaan berupa nilai ketebalan baja yang nantinya akan dibandingkan dengan ketebalan desain rencana untuk mengetahui persentase sisa ketebalan. Dari desain diketahui bahwa tebal rencana steel pile adalah 19 mm. Berikut adalah estimasi persentase sisa ketebalan baja berdasarkan desain rencana.
  • 38. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air) Dari hasil pengujian Tickness dapat disimpulkan bahwa: • Berdasarkan 18,71 mm. hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 1 pada jetty menghasilkan nilai sebesar • Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 2 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 18,76 mm. •Berdasarka n hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 3 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 17,98 mm.
  • 39. Thickness Test (Pengukuran Ketebalan Steel Pile di Bawah Muka Air) • Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 4 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 18,20 mm. • Berdasarkan hasil pengujian Tickness yang diuji pada steel pile 5 pada jetty menghasilkan nilai sebesar 18,49 mm. • Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 1 adalah berkisar 98,47%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami residual (pengurangan ketebalan baja). • Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 2 adalah berkisar 98,74%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami residual (pengurangan ketebalan baja). • Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 3 adalah berkisar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami residual (pengurangan ketebalan baja). • Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 4 adalah berkisar 95,79%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami residual (pengurangan ketebalan baja). • Jika ditinjau dengan tebal steel pile berdasarkan desain (19.00 mm), persentase nilai sisa tebal steel pile 5 adalah berkisar 97,32%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sisa ketebalan steel pile sudah mengalami residual (pengurangan ketebalan baja).
  • 40. Destructive Test Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) Umum Pengetesan core drill atau yang disebut juga pemboran beton inti ialah pengetesan terhadap benda uji beton yang berbentuk silinder hasil pengeboran pada struktur bangunan yang sudah dilaksanakan. Cara umum untuk mengukur kekuatan beton pada aktual strukturnya adalah dengan cara memotong beton dengan bor berbentuk bulat yang berputar. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test. Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah: •ASTM C 42 Standard Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams Of Concrete •SK SNI-61-1990-03 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran •Peralatan •Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut : •Mesin Core Drill •Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran Core Drill
  • 41. Destructive Test Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Core Drill Adapun metode pemeriksaan yang dilakukan : Alat diletakkan pada lapisan perkerasan beton/aspal yang akan diuji dengan posisi datar. Setelah itu kita sediakan air dengan alat yang mempunyai sistem pompa. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut sehingga alat tidak mengalami kerusakan (terutama mata bor yang berbentuk silinder) selama proses pengujian. Setelah semua siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan tali yang dililitkan pada starter alat dan ditarik. Setelah alat hidup mata bor diturunkan secara perlahan-lahan pada titik yang telah kita tentukan sampai kedalaman tertentu, kemudian setelah kedalaman tertentu alat dimatikan dan mata bor dinaikkan. Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan menggunakan penjapit, setelah itu diukur tebal dan dimensinya dan diamati sampel tersebut apakah layak pakai atau tidak. Metode Kerja Core drill Test Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan,
  • 42. Destructive Test Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) Metode Kerja Core drill Test Uji core drill atau bor inti ialah cara uji beton keras dengan cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder. Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 50mm sampai 150 mm. Namun sebaiknya diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuranmaksimum agregat betonnya. Jika uji bor inti dipilih maka beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03): Umur beton minimal 14 hari. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya) diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangandekat sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama. Pengeboran harustegak lurus dengan permukaan beton. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda ujisilinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndamdahulu minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah. Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan) dapatdinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikt: Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’. Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.
  • 43. Destructive Test Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan pada Struktur Kolom,Balok dan Pelat Lantai sesuai lokasi yang ditentukan. Struktur Kolom dengan 4 Pengujian, Balok dengan 3 Pengujian, dan Pelat Lantai dengan 3 pengujian. Total 10 pengujian pada Kolom, Balok dan Pelat Lantai. Berikut adalah tabulasi Nilai kuat tekan beton pada Struktur Kolom, Balok dan Pelat Lantai Sesuai dengan hasil pengujian di Laboratorium Pengujian. Berikut data Tabulasi Kuat Tekan Beton pada kolom, balok dan pelat lantai. Concrete Core Dari hasil diatas dapat diambil komparasi Mutu beton berdasarka nilai Hammer Test, Upv Test, dan Concrete Core Drill Test.
  • 44. Destructive Test Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) Contoh Hasil Pengujian Pemeriksaan dilakukan pada Struktur Kolom,Balok dan Pelat Lantai sesuai lokasi yang ditentukan. Struktur Kolom dengan 4 Pengujian, Balok dengan 3 Pengujian, dan Pelat Lantai dengan 3 pengujian. Total 10 pengujian pada Kolom, Balok dan Pelat Lantai. Berikut adalah tabulasi Nilai kuat tekan beton pada Struktur Kolom, Balok dan Pelat Lantai Sesuai dengan hasil pengujian di Laboratorium Pengujian. Berikut data Tabulasi Kuat Tekan Beton pada kolom, balok dan pelat lantai. Tabulasi Nilai Kuat Tekan Beton Kolom, Balok, dan Pelat Lantai
  • 45. Destructive Test Chloride Content Test Umum Pengujian ini biasa dilakukan seperti dijelaskan dalam BS 1881 hanya jika ada keraguan tentang kualitas beton. Misalnya, mutu rata-rata massa beton, atau mutu bagian tertentu dari massa ini mungkin dipertanyakan. Ukuran massa bisa sangat bervariasi dan teknik pengambilan sampel yang diperlukan untuk memberikan informasi tentang kualitas beton akan ditentukan oleh bentuk beton. Misalnya, persyaratan untuk Retaining Wall beton dan untuk dukungan beton ke panel dekoratif bisa sangat berbeda. Untuk alasan seperti itu, sangat sulit untuk menentukan bagaimana sampel harus diambil dan tidak ada persyaratan yang dapat diberikan. CATATAN. Sangat disarankan agar tidak ada sampel yang diambil untuk pengujian tanpa kesepakatan antara pihak yang berkepentingan mengenai metode pengambilan sampel dan jumlah bahan yang dianggap diwakili oleh sampel. 1) Jumlah Sampel Bila informasi tentang komposisi beton dengan volume sampai 10 m³ diperlukan, ambil paling sedikit dua dan lebih baik empat sampel perwakilan dan independen dan analisis secara terpisah. Bila volume beton atau sejumlah unit beton yang sangat besar harus diperiksa, setidaknya ada sepuluh sampel independen dan menganalisisnya secara terpisah. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan penyelidikan lebih ekstensif.
  • 46. Chloride Content Test Metode Pengambilan Sampel Berikut metode pengambilan sampel untuk chloride test: 1.Pastikan sampel dalam satu bagian saja, tanpa bukti adanya retak retak, jika kadar air asli ditentukan. 2.Hindari semua benda asing dan baja tulangan kecuali jika merupakan subjek pengujian. 3.Deteriminasi Lokasi Pengujian. 4.Bor Beton dengan lubang diameter 20-25 mm dan kedalaman 10 mm terlebih dahulu. 5.Ambil dan simpan sampel debu beton dari pengeboran beton setebal 10 mm. 6. Bor Beton dengan lubang diameter 20-25 mm dan kedalaman 20 mm kedu di lokasi pengujian yang sama. 7. Ambil dan simpan sampel debu beton dari pengeboran beton sampai kedalaman 20 mm. Lakukan pengeboran untuk kedalaman 30 mm, 40 mm, 50 mm sampai 60 mm. Ambil dansimpan debu beton dari pengeboran beton untu tiap-tiap pengeboran. Jadi, total jumlah sampel untuk satu pengujian adalah 6 sampel. a k Destructive Test Pengambilan Sampel Chloride Test
  • 47. Carbonation Test Umum Karbonasi pada beton terjadi saat karbon dioksida pada udara lembab bereaksi dengan material semen yang terhidrasi dan menghasilkan carbonat seperti kalium karbonat. Karbonasi pada permukaan beton yang terekspose terjadi sangat perlahan. Pentingnya mengetahui karbonasi adalah untuk memproteksi tulangan didalam beton, yang disebabkan oleh reaksi kimia antar kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar dan mengakibatkan pengembangan volume beton sehingga massa beton terdesak dan pecah. Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah: ASTM C 856 - 14 (Standard Practice for Petrographic Examination of Hardened Concrete), dan BS 1881 - 201 : 1986 (Testing Concrete, guide to the use of non- destructive methods of test for hardened concrete). Peralatan Peralatan yang digunakan pada Carbonation Test yaitu : •Form Pengujian •Bor •Sigmat •Phenophtalein 5% dan Spray •Bottle Compressor •Piloks Destructive Test
  • 48. Carbonation Test Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Carbonation Test Sebagai Berikut ; Tahapan Persiapan : •Menentukan lokasi titik uji ditinjau secara visual •Melubangi lokasi titik uji dengan bor dengan kedalaman sedalam selimut beton •Membersihkan area titik uji dari serbuk beton hasil pengeboran •Mempersiapkan cairan phenolpthalein kedalam Spray Bottle Tahapan Pengujian : •Menyemprotkan cairan Phenophthalein (5 %) kedalam lubang titik uji. •Diamkan sejenak dan amati perubahan warna pada beton •Ukur kedalaman karbonasi sebanyak minimal tiga kali pengukuran •Catat dan sketsa lokasi dan hasil pengujian Flowchart Pelaksanaan Flowchart / diagram alir Carbonation Test Sebagai Berikut ; Pengujian Karbonasi Beton Destructive Test
  • 49. Carbonation Test Destructive Test Hasil Pengujian Carbonation Test
  • 50. Half Potential Test Umum Metode pengukuran half-cell potensial biasanya melibatkan pengukuran kekuatan tulangan relatif terhadap rujukan penempatan half-cell pada permukaan beton. Pada pengujian half-cell biasanya digunakan tembaga/tembaga sulfat atau perak/sel perak klorida atau kombinasi lainnya. Beton berfungsi sebagai elektrolit dan resiko korosi tulangan di dekat lokasi pengujian dapat terkait secara empiris pada perbedaan pengukuran potensial. Pada beberapa kondisi, pengukuran yang bermanfaat dapat diperoleh antara dua half-cell pada permukaan beton. Teknik ini biasa digunakan untuk penilaian ketahanan beton bertulang dimana diprediksi terjadi korosi tulangan. Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah: •ASTM C876-91 (Standar Test methode for half-Cell Potential of Uncoated Reinforcing Steel in Concrete) dan ACI 222R- 01 (Protection of Metal in Concrete Againts Corrosion). Peralatan Peralatan yang digunakan pada Half Potential Test yaitu : •Form Pengujian •Meteran •1 set Half potential Tester •Botol dan sendok •Air Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Half Potential Test Sebagai Berikut ; Tahapan Persiapan : Membuat larutan elektroda, yaitu mencampurkan 1 gelas besar berisi air (550 ml) dengan 1 sendok bubuk sulfat, kemudian larutkan dan diaduk. Memindahkan larutan ke probe. Merendam soak dan wooden plug selama 1 jam dan dibiarkan Destructive Test
  • 51. Half Potential Test Area pengujian dibuat dalam ukuran 50cm x 50cm, dengan jarak titik dari tepi terluar adalah 5 cm dan jarak antar titik adalah 10 cm, lalu mengebor beton di dekat area pengujian untuk menghubungkan canin dengan beton. Melubangi beton sedalam selimut beton Tahapan Pengujian : Menghubungkan probe yang berisi larutan elektroda dengan Half Potential Tester menggunakan kabel connector dan tempelkan kabel connector beton tulangan yang sudah dilubangi. Memastikan alat terpasang dengan benar. Mengatur ID, dan mengkonfigurasikan alat tersebut. Pengujian dilakuan dengan menempelkan probe yaitu soak pada permukaan beton berdasarkan area marking. Melakukan penyimpanan data. Destructive Test Metode Pelaksanaan HPT Perlengkapan 1 set Half Potential Tester
  • 52. Half Potential Test 1. Flowchart Pelaksanaan Flowchart pelaksanaan Half Potential Test sebagai berikut : Destructive Test
  • 53. Destructive Test Dynamic Load Test Umum Pengujian Struktur Pelabuhan dengan pembebanan Secara dinamik diperlukan untuk mengetahui frekuensi struktur saat diberi beban tumbukan. Peninjauan pengujian ini adalah berupa hasil pembacaaan frekuensi getaran. Standar •British Standard, BS 5228.2:2009. Code of practice for noise and vibration control on construction and open sites – Part 2: Vibration. •British Standard, BS 6472-1:2008. Guide to evaluation of human exposure to vibration in buildings – Part 1: Vibration sources other than blasting. •British Standard, BS 5228.2:2009. Code of practice for noise and vibration control on construction and open sites – Part 2: Vibration. •Pt T-05-2002-B, Penilaian Kondisi Jembatan Untuk Bangunan Atas Dengan Cara Uji Getar, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Peralatan Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengujian dynamic loading test sebagai berikut: Form pengujian Alat tulis 1 Set Data Acquasition Equipment Pengganjal setinggi 10-15 mm 8 set Accelerometer Piloks Cable Accelerometer Rol Meter / Meteran Cable Connector 1 set Toolbox Dial gauge Etc.
  • 54. Destructive Test Dynamic Load Test Metode Pelaksanaan Persiapan Pengujian Urutan persiapan pengujian : Membuat layout area pengujian dan menentukan posisi titik sensor serta dial gauge. Melakukan pemeriksaaan kondisi aktual area pelabuhan dan disesuaikan dengan titik pengujian. Jika kondisi aktual pelabuhan sudah dipastikan bisa dilakukan pemasangan sensor dan dial gauge maka dilakukan penandaan posisi titik sensor sesuai layout. Kordinasi persiapan kapal dan urutan pengujian ke personal yang terlibat dalam pengujian. Pelaksanaan Pengujian Urutan pelaksanaan pengujian : Pemasangan sensor dan dial gauge sesuai titik yang ditandai. • Memastikan Sensor Bekerja Dengan Baik • Kapal diposisikan mengarah ke dermaga dan ditumbukkan dengan kecepatan 0,5 knot. • Persiapkan personil untuk melakukan perekaman dial gauge menggunakan video recorder untuk mengetahui pergeseran pelabuhan saat dilakukan tumbukan. • Proses penumbukan kapal dilakukan sebanyak total 2 kali tumbukan pada dermaga 3 dan dermaga 2. Pemasangan Sensor
  • 55. Destructive Test Dynamic Load Test 1. Contoh Hasil Pengujian 1. Nilai Getaran Puncak (Frekuensi Aktual) Dari hasil rekaman dilakukan pemrosesan sinyal dengan metoda Fourier Transform untuk mendapatkan nilai-nilai frekuensi struktur menggunakan software dewetron dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut. Pengambilan frekuensi yang diambil adalah puncak maksimum tiap keenam sensor terpasang dengan arah nya dan diambil rata-rata dari hasil pembacaannya setelah dilakukan pengujian impulse. Pembacaan nilai yang getaran puncak yang diambil adalah sesaat setelah dilakukan tumbukan kapal dengan kecepatan berkisar ± 0.6 knot ditumbuk tegak lurus terhadap fender pada struktur. Pencatatan waktu dan kejadian pembacaan getaran sebelum pengujian diperlukan untuk menentukan waktu tumbukan kapal. Berikut adalah salah satu contoh pembacaan getaran.
  • 57. Destructive Test Dynamic Load Test Hasil pembacaan tersebut kemudian direkap menjadikan nilai frekuensi tiap sensor dan dirata-rata sesuai pada tabel berikut :
  • 58. Destructive Test Dynamic Load Test Hasil pembacaan tersebut kemudian dirata-ratakan berdasarkan arah sensornya sehingga menghasilkan tabel berikut : Peak Particle Velocity (PPV) Peak Particle Velocity (PPV) adalah Puncak kecepatan partikel (nyata atau imajiner) yang terjadi akibat pengaruh suatu gelombang penggangu yang ditangkap medium transmisi gelombang. Dalam pengujian ini, gelombang penggangu yang digunakan adalah tumbukan kapal dan nilai PPV dapat ditentukan pada saat reaksi puncak amplitude terjadi akibat pengaruh tumbukan (tepat pada saat tumbukan kapal terjadi). Berikut adalah salah satu contoh pembacaan nilai PPV. Untuk Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Dynamic Load Test.
  • 59. Destructive Test Dynamic Load Test Pembacaan Dial Gauge Berikut adalah Hasil Pembacaan Dari Dial Gauge tertinggi pada saat struktur dermaga dibenturkan terhadap tumbukan kapal: Dermaga Serbaguna No. 2 Hasil pembacaan dilakukan langsung setelah kapal menumbuk dermaga. Pengambilan hasil pembacaan berdasarkan hasil tertinggi dari pembacaan dial (dalam video):
  • 60. Destructive Test Dynamic Load Test Static Load Test Static Load Test dilakukan dengan menentukan kapasitas kemampuan beban pada struktur eksisting di lapangan. Pengujian Static Load dilakukan berdasarkan standar BS 8110 : Part 2, Section 9 dan standar ACI Chapther 20.4.8. Untuk menentukan beban pada pengujian Static Load, digunakan kombinasi beban :
  • 61. RENCANA PENGUJIAN Jumlah Sampel Pengujian Berikut adalah jumlah sampel pengujian yang disarankan berdasarkan area pemeriksaan, jumlah sampel pengujian masih bersifat pengajuan yang nilainya dapat berubah sesuai keputusan pihak yang saling terkait.
  • 62. RENCANA PENGUJIAN Estimasi Jumlah Sampel Pengujian Dermaga Pertamina Pulau BAAI Bengkulu DETAIL TESTING NO DESCRIPTION Unit Qty Unit Price (IDR) Total (IDR) B. PENGUKURAN DAN PENGUJIAN DETAIL DERMAGA Pengecekan Detail Visual Area LS 1 Pemeriksaan Non Destruktive Test 1Hammer Test sample 2Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test) sample 3Covermeter dan Scanning Rebar Test sample 4Hardness Test (Pengujian Kekerasan Mutu Baja) sample 5Thickness Test sample 6Pengujian Ketebalan Cat (Dry Film Thickness Test) sample 7Dry Film Test 8Underwater Thickness Test 9Cathodic Protection Test Pemeriksaan Destruktive Test 1Core Drill Test sample 2Chloride Content sample 3Carbonation Test sample 4Half Potential Test sample 5Dynamic Load Test sample 6Static Load Test sample