SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
SNIStandar Nasional Indonesia
SNI 07-2052-2002
Baja tulangan beton
w $$:
' "
. :
ICS 27.180 -~-. .~ Badan- - ~ Stanzfardisasi. - - - - Nasioi:al
SNI 07-2052-2002
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
...................................................................................................................1 Ruang lingkup 1
..................................................................................................................2 Acuan normatif 1
3 lstilah dan definisi.............................................................................................................1
4 Jenis ................................................................................................................................. 2
5 Syarat rnutu ......................................................................................................................2
6 Cara pengarnbilan contoh.................................................................................................7
.............................................................................................................................7 Cara uji 7
8 Syarat Penandaan............................................................................................................9
9 Syarat lulus uji .................................................................................................................. 9
10 Cara pengemasan.......................................................................................................... 10
Bibliografi...............................................................................................................................II
Prakata
Revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-1997, Baja tulangan beton dilaksanakan
karena dalam rangka upaya mempersempit peluang adanya produk Baja tulangan beton non
standar yang kita kenal dengan istilah besi beton banci, adanya usulan dari produsen produk
baja tulangan beton mengingat sejak tahun 1984 standar yang dimaksud belum pernah
diadakan revisi.
Standar ini disusun berdasarkan hasil pembahasan rapat-rapat teknis dan rapat
prakonsensus dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 12 November
2001, yang dihadiri wakil-wakil oleh produsen, konsumen, lembaga uji dan instansi terkait
lainnya.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik lndustri Besi Baja dan Produk Baja - Pusat
Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan ditulis
sesuai dengan Pedoman BSlV No. 8 tahun 2000, penulisan SNI.
SNI 07-2052-2002
Baja tulangan beton
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, jenis, syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan
beton.
2 Acuan normatif
SNl 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam,
SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam,
SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan,
3 lstilah dan definisi
3.1
baja tulangan beton
baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton,
yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)
3.2
bahan baku yang digunakan
billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia
3.3
ukuran nominal
ukuran sesuai yang ditetapkan
3.4
toleransi
besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
3.5
diameter dalam
ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan baton sirip
3.6
sirip melintang
setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang
terhadap susut batang baja tulangan beton
3.7
rusuk
setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja tulangan
beton
3.8
gap (rib)
lebar rusuk atau celah
3.9
ikat
dua 'batang atau leb~hbaja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki
ukuran, jenis serta kelas baja yang sama
3.10.
bundel
dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang
sama
3.11
lot
dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja
yarlg sama ditumpuk dalam satu kelompok
3.12
karat ringan
karat yang apabi!a digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan
3.13
cerna
luka pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai
4 Jenis
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja
tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip.
4.1 Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP.
4.2 Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk
meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif
terhadap beton, disingkat BjTS.
5 Syarat mutu
5.1 Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna
yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan
5.2 Bentuk
5.2.1 Baja tulangan beton polos
Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip.
2 dari I 1
SNI 07-2052-2002
5.2.2 Baja tulangan beton sirip
5.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang
diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu
batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.
5.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak padajarak
yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-
angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada
posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan.
5.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45" terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut antara 45" sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi,
atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70" arah yang berlawanan tidak
diperlukan.
5.3 llkuran dan toleransi
5.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1.
Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada
Tabel 2.
Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos
No.
1.
2.
Diameter nominal
(d)
(mm)
6
8
Penamaan
P.6
P.8
77
12 1,131
5. P.14 14 1,539
6. P.16 16 2,011
7. P.19 19 2,835
8. P.22 22 3,801
Luas
penampang
Nominal (L)
(cm2>
0,2827
0,5027
9.
10.
11.
Berat nominal
per meter
(kglm)
0,222
0,395
P.25
P.28
P.32
25
28
32
4,909
6,158
8,042
3,85
4,83
6,31
Tabel 2 Ukaran bzja tulangan beton sirip
- . .. ----
Dia- I Dia- Tp
CATATAN Cara menghitung luas penampang nomnal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran
sirip adalah sebagai berikut:
a) Luas penampang nominal (L)
dibulatkan sampai 4 angka berarti
b) Keliling nominal (K)
K = 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal
c) Berat = 0,785 x L (kglm) dibulatkan sampai 3 angka berarti
d) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
e) Tinggi sirip minimum = 0,05 d
Tinggi sirip maksimum = 0,10 d
dibulatkan sampai 1angka desimal
dibulatkan sampai 1 angka desimal
f) Jumlah berat rusuk maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka desimal
5.3.2 Toleransi diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 3
4 dari 11
SNI 07-2052-2002
Diameter (d)
(mm)
Toleransi
(mm)
Penyimpangan
kebundaran (%)
CATATAN
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan minimum dari
hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton
2. Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam
2
Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut
a) Jenis bamboo (Ea171booti/.ge)
/*
/
3 16(d(25
batas toleransi
8 2 d 5 1 4
rusuk
Gambar 1 Beberapa jenis baja tulangan beton sirip a), b)! dan c)
-+ 0,4 Maksimum 70 dari
5.3.3 Panjang
Paniang baja tc~langanbeton ditetapkan 6 m. 9 m:dan 12 m
5.3.4 Toleransi panjang
Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm (+ 70
mm).
5.3.5 Toleransi berat
5.3.5.1 Toleransi berat per batang
Toleransi berat per batang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum
dalam Tabel 4
Tabel 4 Toleransi berat per batang
5.3.5.2 Toleransi berat per lot
Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum
dalam Tabel 5
Diameter nominal
(rnm)
6 d 8
10 d 11
16 d 28
d 28
Tabel 5 Toleransi berat per lot
Toleransi
(Oh)
+7
+6
+ 5
k 4
5.4 Sifat mekanis
Sifat mekanis baja tuiangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 6
Diameter nominal
(mm)
6 5 d 5 8
1 0 5 d (11
16 c d (28
d (28
6 dari 11
Toleransi
(%)
+6
+5
f 4
+ 3,5
SNI 07-2052-2002
Tabel Sifat mekanis
Kelas
baja
tulangan
BjTP 24
BjTP 30
BjTP 30
I 2. Untuk baja tulangan sirip 2 S.32 nilai renggangdikurangi 2 02
Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 dikurangi 4 % dari nilai yang tercantum
pada tabel 6.
3. 1 kgf/mm2= 9,81 ~/mm'
BjTP 40
BjTP 50
6 Cara pengambilan contoh
No. 2 Minimum 24 Minimum 39 20
6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang
No. 3
No. 2
No. 3
No. 2
No. 3
I BJTP35 1 (345) (490) el
CATATAN 1. Hasil uji lengkungtidak bolehterletak pada sisi luar lengkungan
No. 2
No. 3
No. 2
No. 3
6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual
untuk melakukan tugasnya
180'
6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random)
(235)
Minimum 30
(295)
Minimum 30
(295)
d > 1 6 = 3 x d
Minimum 40
(390)
Minimum 50
(490)
6.4 Jumlah contoh uji
16<dr40 = 4xd
6.4.1 Setiap kelompok yang terdiri dari nomor leburan dan ukuran yang sama diambil satu
contoh uji
(380)
Minimum 45
(440)
Minimum 45
(440)
Minimum 57
(500)
Minimum 57
(620)
6.4.2 Setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu nomor leburan (campuran) dari satu
ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima)
ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh uji
6.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing,
maksimum 1,50 mm yang dipotong dari salah satu ujung batang baja tulangan beton dan
tidak boleh dengan cara panas.
24
18
20
10
18
16
18
12
14
7 Cara uji
7.1 Uji sifat tarnpak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa b;?t:!?-- c?!?t ~!!:t:!j:me!??e:iksaadanya cacat-
cacat seperti pada butir 5.1
180'
180'
180'
180'
d > 1 6 = 3 x d
d > 1 6 = 4 x d
d r 16=3xd
d > 16=4xd
d 2 40 = 5xd
5 x d
d I25 = 5xd
d > 25 = 6xd
7.2 Uji i~kc~ran~berat dan bentuk
7.2.1 Baja tulangan beton polos
7.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter
minimum dan maksimum.
7.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh qji
dan dihitung nilai rata-ratanya.
7.2.1.3 Penentuan berat ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktuaS) yang diperhitungkan
dengan panjang contoh uji.
7.2.2 Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, lebar rusuk, diameter dalam dan
sudut sirip.
7.2.2.1 Jarak sirip
Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang
berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanva.
7.2.2.2 Tinggi sirip
Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) kali buah sirip dan dihitung nilai rata-
ratanya.
7.2.2.3 Lebar rusuk
Pengukuranterhadap lebar rusuk dilakukan dengan mengukur lebar semua rusuk atau celah
kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing rusuk dijumlahkan.
7.2.2.4 Diameter dalam
Diameter dalam diukur sekurang-kurangnya 3 (tiga) pada tempat yang berbeda dalam
jumlah contoh uji.
7.2.2.5 Sudut sirip melintang
Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh
dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau tanah
liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut
7.3 Uji sifat mekanis
7.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan kulit canai tidak boleh dikerjakan
(dihilangkan)
7.3.2 Jumlah batang uji
Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing l(satu) kali percobaan dari masing-masing
potongan contoh uji
7.4 Pelaksanaan uji
7.4.1 Uji tarik
Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, dengan batang uji
sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam (batang uji tarik no. 2 untuk
diameter < 25 mm dan batang uji tarik no. 3 untuk diameter 2 25 mm). untuk menghitung
batas ulur dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang
yang dihitung dari diameter nominal contoh uji.
8 dari 11
SNI 07-2052-2002
7.4.2 Uji lengkung
Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan.
8 Syarat Penandaan
8.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul
yang menu~jukkaninisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.
8.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung
penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti
pada Tabel 7.
Tabel 7 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton
8.3 Setiap kemasan, harus diberi label dengan mencantumkan:
8.3.1 Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
Warna
Hitam
biru
merah
kuning
hijau
Kelas baja
8.8.2 Ukuran (diameter dan panjang)
8.3.3 Kelas baja
8.3.4 Nomor lembaran (No. Heat)
BjTP 24
BjTP 30
8.3.5 Nomor seri produksi dan tanggal produksi
8.3.6 Nomor SNI
BjTS 30
BjTS 35
BjTS 40
BjTS 50
9 Syarat lulus uji
9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut
memenuhi butir 5 (Syarat mutu) dan butir 8.1.
9.2 Apabila sebagian syarah-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan
contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok
yang sama.
9.3 Apab~lahas11kedua u]i ulang sernua syarat-syarat terpenuhi, kelompok dinyatakan
lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak
dipenuhi.
10 Cara pengemasan
10.1 Baja tulangan beton yang ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama, dibundel dan diikat
secara kuat, rapi, dan kokoh.
10.2 Baja tulangan beton yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat,
rapih, dan kokoh.
10 dari 11
SNI 07-2052-2002
Bibliografi
JlS G 3112-91, Steel bar for concrete reinforcement,
ASTM A615-99, Standard spesification for deformed and plain billet bars for concrete
reinforcement
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 1C270
Telp: 021- 574 7043: Faks: 021- 5747045; e-mail : bsnlii)bsn.go.id

More Related Content

What's hot

Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakفهرودين سفي
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton Arnas Aidil
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasarUmar Fathoni
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanahahmad fuadi
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokShaleh Afif Hasibuan
 

What's hot (20)

Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetak
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
PPT JEMBATAN
PPT JEMBATANPPT JEMBATAN
PPT JEMBATAN
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
 
Hammer test report
Hammer test reportHammer test report
Hammer test report
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 

Viewers also liked

Sni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulangSni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulangRonny wisanggeni
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 
Cara uji slump beton
Cara uji slump betonCara uji slump beton
Cara uji slump betonardi nasir
 
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedungSni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedungWSKT
 
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirSni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirahmad mukhlish
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondirBunz Lynch
 
Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)feliks patty
 
Kp 06 2010 parameter bangunan
Kp 06 2010 parameter bangunanKp 06 2010 parameter bangunan
Kp 06 2010 parameter bangunanArizki_Hidayat
 
Kp 05 2010 petak tersier
Kp 05 2010 petak tersierKp 05 2010 petak tersier
Kp 05 2010 petak tersierArizki_Hidayat
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaArizki_Hidayat
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Yusrizal Mahendra
 
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino Uno
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino UnoSistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino Uno
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino UnoRizki Verdian
 
Pondasi bendungan
Pondasi bendunganPondasi bendungan
Pondasi bendungantina002
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiArizki_Hidayat
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 

Viewers also liked (20)

Sni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulangSni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulang
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
Cara uji slump beton
Cara uji slump betonCara uji slump beton
Cara uji slump beton
 
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedungSni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
 
Software Sondir
Software SondirSoftware Sondir
Software Sondir
 
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirSni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)
 
Kp 06 2010 parameter bangunan
Kp 06 2010 parameter bangunanKp 06 2010 parameter bangunan
Kp 06 2010 parameter bangunan
 
Kp 05 2010 petak tersier
Kp 05 2010 petak tersierKp 05 2010 petak tersier
Kp 05 2010 petak tersier
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
 
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino Uno
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino UnoSistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino Uno
Sistem Irigasi Otomatis menggunakan Arduino Uno
 
Pondasi bendungan
Pondasi bendunganPondasi bendungan
Pondasi bendungan
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
 
Bendungan tipe urugan
Bendungan tipe uruganBendungan tipe urugan
Bendungan tipe urugan
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
 
22118 sni 1727 2013
22118 sni 1727 201322118 sni 1727 2013
22118 sni 1727 2013
 
Kp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluranKp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluran
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 

Similar to Baja Tulangan Beton

Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonYusrizal Mahendra
 
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfSNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfYusrizal Mahendra
 
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...NoelepediHarianja
 
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganSni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganNurAlisyamsi
 
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdfWahyu360392
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deliBarryPrima2
 
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfKupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfNoni Sidabutar
 
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonSni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonHartanty Utami
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptAlrifqi3
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptTasyaGalih
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton iwina athfi
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Fajar Istu
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja iinizar amody
 

Similar to Baja Tulangan Beton (20)

BAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETONBAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETON
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
 
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfSNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
 
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
 
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganSni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
 
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
 
Sni tiang pancang
Sni tiang pancangSni tiang pancang
Sni tiang pancang
 
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfKupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
 
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonSni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton i
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja ii
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Baja Tulangan Beton

  • 1. SNIStandar Nasional Indonesia SNI 07-2052-2002 Baja tulangan beton w $$: ' " . : ICS 27.180 -~-. .~ Badan- - ~ Stanzfardisasi. - - - - Nasioi:al
  • 2. SNI 07-2052-2002 Daftar isi Daftar isi.....................................................................................................................................i Prakata ..................................................................................................................................... ii ...................................................................................................................1 Ruang lingkup 1 ..................................................................................................................2 Acuan normatif 1 3 lstilah dan definisi.............................................................................................................1 4 Jenis ................................................................................................................................. 2 5 Syarat rnutu ......................................................................................................................2 6 Cara pengarnbilan contoh.................................................................................................7 .............................................................................................................................7 Cara uji 7 8 Syarat Penandaan............................................................................................................9 9 Syarat lulus uji .................................................................................................................. 9 10 Cara pengemasan.......................................................................................................... 10 Bibliografi...............................................................................................................................II
  • 3. Prakata Revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-1997, Baja tulangan beton dilaksanakan karena dalam rangka upaya mempersempit peluang adanya produk Baja tulangan beton non standar yang kita kenal dengan istilah besi beton banci, adanya usulan dari produsen produk baja tulangan beton mengingat sejak tahun 1984 standar yang dimaksud belum pernah diadakan revisi. Standar ini disusun berdasarkan hasil pembahasan rapat-rapat teknis dan rapat prakonsensus dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 12 November 2001, yang dihadiri wakil-wakil oleh produsen, konsumen, lembaga uji dan instansi terkait lainnya. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik lndustri Besi Baja dan Produk Baja - Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan ditulis sesuai dengan Pedoman BSlV No. 8 tahun 2000, penulisan SNI.
  • 4. SNI 07-2052-2002 Baja tulangan beton 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan beton. 2 Acuan normatif SNl 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam, SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan, 3 lstilah dan definisi 3.1 baja tulangan beton baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) 3.2 bahan baku yang digunakan billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia 3.3 ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan 3.4 toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal 3.5 diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan baton sirip 3.6 sirip melintang setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap susut batang baja tulangan beton 3.7 rusuk setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja tulangan beton
  • 5. 3.8 gap (rib) lebar rusuk atau celah 3.9 ikat dua 'batang atau leb~hbaja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki ukuran, jenis serta kelas baja yang sama 3.10. bundel dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama 3.11 lot dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yarlg sama ditumpuk dalam satu kelompok 3.12 karat ringan karat yang apabi!a digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan 3.13 cerna luka pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai 4 Jenis Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip. 4.1 Baja tulangan beton polos Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP. 4.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS. 5 Syarat mutu 5.1 Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan 5.2 Bentuk 5.2.1 Baja tulangan beton polos Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip. 2 dari I 1
  • 6. SNI 07-2052-2002 5.2.2 Baja tulangan beton sirip 5.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. 5.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak padajarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka- angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan. 5.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45" terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45" sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70" arah yang berlawanan tidak diperlukan. 5.3 llkuran dan toleransi 5.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos No. 1. 2. Diameter nominal (d) (mm) 6 8 Penamaan P.6 P.8 77 12 1,131 5. P.14 14 1,539 6. P.16 16 2,011 7. P.19 19 2,835 8. P.22 22 3,801 Luas penampang Nominal (L) (cm2> 0,2827 0,5027 9. 10. 11. Berat nominal per meter (kglm) 0,222 0,395 P.25 P.28 P.32 25 28 32 4,909 6,158 8,042 3,85 4,83 6,31
  • 7. Tabel 2 Ukaran bzja tulangan beton sirip - . .. ---- Dia- I Dia- Tp CATATAN Cara menghitung luas penampang nomnal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip adalah sebagai berikut: a) Luas penampang nominal (L) dibulatkan sampai 4 angka berarti b) Keliling nominal (K) K = 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal c) Berat = 0,785 x L (kglm) dibulatkan sampai 3 angka berarti d) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal e) Tinggi sirip minimum = 0,05 d Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1angka desimal dibulatkan sampai 1 angka desimal f) Jumlah berat rusuk maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka desimal 5.3.2 Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 3 4 dari 11
  • 8. SNI 07-2052-2002 Diameter (d) (mm) Toleransi (mm) Penyimpangan kebundaran (%) CATATAN 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton 2. Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam 2 Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut a) Jenis bamboo (Ea171booti/.ge) /* / 3 16(d(25 batas toleransi 8 2 d 5 1 4 rusuk Gambar 1 Beberapa jenis baja tulangan beton sirip a), b)! dan c) -+ 0,4 Maksimum 70 dari
  • 9. 5.3.3 Panjang Paniang baja tc~langanbeton ditetapkan 6 m. 9 m:dan 12 m 5.3.4 Toleransi panjang Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm (+ 70 mm). 5.3.5 Toleransi berat 5.3.5.1 Toleransi berat per batang Toleransi berat per batang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 4 Tabel 4 Toleransi berat per batang 5.3.5.2 Toleransi berat per lot Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 5 Diameter nominal (rnm) 6 d 8 10 d 11 16 d 28 d 28 Tabel 5 Toleransi berat per lot Toleransi (Oh) +7 +6 + 5 k 4 5.4 Sifat mekanis Sifat mekanis baja tuiangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 6 Diameter nominal (mm) 6 5 d 5 8 1 0 5 d (11 16 c d (28 d (28 6 dari 11 Toleransi (%) +6 +5 f 4 + 3,5
  • 10. SNI 07-2052-2002 Tabel Sifat mekanis Kelas baja tulangan BjTP 24 BjTP 30 BjTP 30 I 2. Untuk baja tulangan sirip 2 S.32 nilai renggangdikurangi 2 02 Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 dikurangi 4 % dari nilai yang tercantum pada tabel 6. 3. 1 kgf/mm2= 9,81 ~/mm' BjTP 40 BjTP 50 6 Cara pengambilan contoh No. 2 Minimum 24 Minimum 39 20 6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang No. 3 No. 2 No. 3 No. 2 No. 3 I BJTP35 1 (345) (490) el CATATAN 1. Hasil uji lengkungtidak bolehterletak pada sisi luar lengkungan No. 2 No. 3 No. 2 No. 3 6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya 180' 6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) (235) Minimum 30 (295) Minimum 30 (295) d > 1 6 = 3 x d Minimum 40 (390) Minimum 50 (490) 6.4 Jumlah contoh uji 16<dr40 = 4xd 6.4.1 Setiap kelompok yang terdiri dari nomor leburan dan ukuran yang sama diambil satu contoh uji (380) Minimum 45 (440) Minimum 45 (440) Minimum 57 (500) Minimum 57 (620) 6.4.2 Setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu nomor leburan (campuran) dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh uji 6.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maksimum 1,50 mm yang dipotong dari salah satu ujung batang baja tulangan beton dan tidak boleh dengan cara panas. 24 18 20 10 18 16 18 12 14 7 Cara uji 7.1 Uji sifat tarnpak Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa b;?t:!?-- c?!?t ~!!:t:!j:me!??e:iksaadanya cacat- cacat seperti pada butir 5.1 180' 180' 180' 180' d > 1 6 = 3 x d d > 1 6 = 4 x d d r 16=3xd d > 16=4xd d 2 40 = 5xd 5 x d d I25 = 5xd d > 25 = 6xd
  • 11. 7.2 Uji i~kc~ran~berat dan bentuk 7.2.1 Baja tulangan beton polos 7.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter minimum dan maksimum. 7.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh qji dan dihitung nilai rata-ratanya. 7.2.1.3 Penentuan berat ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktuaS) yang diperhitungkan dengan panjang contoh uji. 7.2.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, lebar rusuk, diameter dalam dan sudut sirip. 7.2.2.1 Jarak sirip Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanva. 7.2.2.2 Tinggi sirip Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) kali buah sirip dan dihitung nilai rata- ratanya. 7.2.2.3 Lebar rusuk Pengukuranterhadap lebar rusuk dilakukan dengan mengukur lebar semua rusuk atau celah kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing rusuk dijumlahkan. 7.2.2.4 Diameter dalam Diameter dalam diukur sekurang-kurangnya 3 (tiga) pada tempat yang berbeda dalam jumlah contoh uji. 7.2.2.5 Sudut sirip melintang Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau tanah liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut 7.3 Uji sifat mekanis 7.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan kulit canai tidak boleh dikerjakan (dihilangkan) 7.3.2 Jumlah batang uji Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing l(satu) kali percobaan dari masing-masing potongan contoh uji 7.4 Pelaksanaan uji 7.4.1 Uji tarik Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam (batang uji tarik no. 2 untuk diameter < 25 mm dan batang uji tarik no. 3 untuk diameter 2 25 mm). untuk menghitung batas ulur dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter nominal contoh uji. 8 dari 11
  • 12. SNI 07-2052-2002 7.4.2 Uji lengkung Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan. 8 Syarat Penandaan 8.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menu~jukkaninisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. 8.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton 8.3 Setiap kemasan, harus diberi label dengan mencantumkan: 8.3.1 Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat Warna Hitam biru merah kuning hijau Kelas baja 8.8.2 Ukuran (diameter dan panjang) 8.3.3 Kelas baja 8.3.4 Nomor lembaran (No. Heat) BjTP 24 BjTP 30 8.3.5 Nomor seri produksi dan tanggal produksi 8.3.6 Nomor SNI BjTS 30 BjTS 35 BjTS 40 BjTS 50 9 Syarat lulus uji 9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut memenuhi butir 5 (Syarat mutu) dan butir 8.1. 9.2 Apabila sebagian syarah-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok yang sama. 9.3 Apab~lahas11kedua u]i ulang sernua syarat-syarat terpenuhi, kelompok dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak dipenuhi.
  • 13. 10 Cara pengemasan 10.1 Baja tulangan beton yang ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapi, dan kokoh. 10.2 Baja tulangan beton yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih, dan kokoh. 10 dari 11
  • 14. SNI 07-2052-2002 Bibliografi JlS G 3112-91, Steel bar for concrete reinforcement, ASTM A615-99, Standard spesification for deformed and plain billet bars for concrete reinforcement
  • 15. BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 1C270 Telp: 021- 574 7043: Faks: 021- 5747045; e-mail : bsnlii)bsn.go.id