SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PEJABAT LELANG
PEJABAT LELANG KELAS I DAN PEJABAT LELANG
KELAS II
Dasar Hukum PL II:
PMK No.189/.06/2017 PMK Ttg kelas II.
Sebelumnya Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 27/PMK.06/2006 diganti
dengan PMK 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat
Lelang kelas II, Diubah dengan PMK No.
159/PKM.06/2013 tentang Perubahan PMK
175/PMK.06/2010.
• PMK NO. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang, Pada saat Peraturan
Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku,” (Pasal 99 PMK
27/PMK.06/2016 ).
Dasar hukum mengingat pembentukan PMK
No. 27 tahun 2016
• Undang-Undang Lelang (Vendu Reglement,
Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad
1908:189 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Staatsblad 1941 :3);
• Instruksi Lelang (Vendu Instructie, Staatsblad
1908:1908 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Staatsblad 1930:85);
P 9- 1 PMK 27/2016 mengatur dua jenis Pejabat
Lelang yang melakukan pelayanan lelang, yaitu :
a. Pejabat Lelang Kelas 1 (PL 1) yang bertempat di
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL), dan
b. Pejabat Lelang Kelas 2 (PL 2) yang bertempat di
Kantor Balai Lelang Swasta.
Berikut pemaparan perbedaan antara kedua Pejabat
Lelang tersebut, antara lain:
Pejabat Lelang Kelas 1 merupakan pegawai
negeri sipil di lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara di Kementerian Keuangan RI,
yang diberikan tugas sebagai Pejabat Lelang.
Pejabat Lelang Kelas 2 Pejabat lelang swasta
yang berwenang melaksanakan lelang eksekusi.
Perbedaan pada wewenang:
PLK I. berwenang semua jenis lelang baik LE, LNE dan
LNESukarela.
Plk II. Terbatas pada LNE Sukarela
Pemohon:
PKL I: Penjual atau pemilik barang
PKL II. Balai Lelang, Penjual/pemilik barang
Wilayah Kerja/yurisdiksi
PLK I. Sesuai wilayah kerja KPKNL
PLK II. Wilayah kerja jabatan tertentu yang berkedudukan
di kabupaten/kota
Perbedaan masa jabatan
• PL 1 dan PL 2 melalui mekanisme pengangkatan
oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas
nama Menteri Keuangan, perbedaannya adalah
pada masa berlakunya jabatan (5 tahun dapat
diperpanjang).
• Bagi PL 1, jabatan berlaku sampai dengan yang
bersangkutan diberhentikan dengan hormat atau
pun tidak dengan hormat sesuai kriteria yang
berlaku
• Sedangkan bagi PL 2, masa jabatan berlaku
selama 5 tahun dan dapat diperpanjang.
Kantor bertempat :
PLK I berhantor di KPKNL sebagai tempat kedudukan
PLK II: Kantor sendiri atau pada kantor Balai Lelang
Imbaan Jasa
PLK I: digaji Negara
PLK II. Berdasarkan persepsi setiap pelaksanaan lelang
Pemberian Kuasa:
PLK I: Tidak berwenang memberi kuasa kepada kepada
orang lain;
PLK II: dapat memberi kuasa untuk melaksanakan lelang
pada orang lain (gedelegeerde) dibawah pengawasan
KPKNL.
PEJABAT LELANG KELAS II
• Pejabat Lelang Kelas II adalah orang swasta
yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan diberi wewenang khusus untuk
melaksanakan penjualan barang secara Lelang
Non Eksekusi Sukarela.
• Oleh karena pejabat lelang kelas II adalah
orang swasta maka kantornya pun bukan
milik pemerintah akan tetapi berkantor secara
swasta.
• Meskipun pejabat lelang kelas II adalah orang
swasta, pengangkatan dan pemberhentiannya
dilakukan oleh Direktur Jenderal yang berada
di bawah naungan Menteri Keuangan.
• Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah
karena jabatannya (ex officio) menjadi
Pengawas Lelang (Superintenden) dari Pejabat
Lelang Kelas II.
Delegatus non Potest Delegari,
Syarat-syarat sebagai berikut:
• a. sehat jasmani dan rohani;
• b. berpendidikan paling rendah Sarjana (S1-Not:
) diutamakan bidang hukum atau ekonomi
manajemen/akuntansi;
• c. tidak pernah dijatuhi hukuman pidana;
• d. tidak pernah terkena sanksi administrasi berat
dan memiliki integritas yang tinggi, khusus untuk
Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) DJPLN/DJKN
dengan pangkat/golongan terakhir paling rendah
Penata (III c);
• e. memiliki kantor Pejabat Lelang Kelas II
paling kurang seluas 36 m2 (tiga puluh enam
meter persegi);
• f. tidak memiliki kredit macet dan tidak
termasuk dalam daftar orang tercela (DOT);
Syarat-syarat tersebut di atas bagi pengangkatan
Pejabat Lelang II wajib dibuktikan dengan
dokumen-dokumen sebagai berikut:
• a. fotokopi identitas diri
• b. Surat Keterangan dokter Pemerintah yang
menyatakan sehat jasmani dan rohani;
• c. fotokopi ijazah Sarjana (S1) yang telah
dilegalisasi pejabat yang berwenang;
• d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
• g. lulus pendidikan dan pelatihan untuk Pejabat
Lelang Kelas II yang diselenggarakan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Kementerian Keuangan, kecuali pensiunan PNS
DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat
Lelang atau yang menguasai tentang lelang;
• h. telah mengikuti praktik kerja (magang),
kecuali pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang pernah
menjadi Pejabat Lelang atau yang menguasai
tentang lelang; dan
• i. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
• e. fotokopi sertifikat atau surat tanda bukti
kepemilikan atau surat perjanjian sewa
dengan jangka waktu sewa paling singkat 2
(dua) tahun dan foto sebagai data pendukung
tersedianya fasilitas kantor dengan luas paling
kurang 36 m2 (tiga puluh enam meter
persegi);
• f. surat pernyataan tidak memiliki kredit
macet dan tidak termasuk DOT;
• g. fotokopi sertifikat lulus Pendidikan dan
Pelatihan Pejabat Lelang yang diselenggarakan
oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Kementerian Keuangan;
• h. Surat Rekomendasi dari Kepala KPKNL,
yang menyatakan calon Pejabat Lelang Kelas II
yang bersangkutan telah melakukan praktik
kerja (magang); dan
• i. fotokopi bukti kepemilikan NPWP
• Dokumen-dokuem persyaratan pengangkatan
Pejabat Lelang Kelas II yang berasal dari pensiunan
PNS DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat
Lelang atau yang menguasai tentang lelang harus
melampirkan tambahan dokumen-dokumen
berupa:
• a. surat rekomendasi dari Direktur Jenderal c.q.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN);
• b. fotokopi Surat Keputusan Pensiun PNS
DJPLN/DJKN dengan pangkat/golongan terakhir
paling rendah Penata (III/c);
• c. fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan
Pejabat Lelang, khusus bagi pensiunan PNS
DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat
Lelang;
• d. daftar riwayat hidup bagi pensiunan PNS
DJPLN/DJKN yang belum pernah menjadi Pejabat
Lelang;
• Oleh karena kedudukan Pejabat Lelang Kelas II
adalah pejabat maka dalam melakukan
jabatannya, Pejabat Lelang Kelas II terikat
dengan sumpah/janji jabatan yang harus
dilaksanakannya.
Sumpah/janji dalam melaksanakan jabatannya
adalah:
• a. tidak memberikan atau menjanjikan
sesuatu kepada siapapun juga yang
bertentangan dengan jabatannya;
• b. tiada sekali-kali akan menerima langsung
atau tidak langsung dari siapapun juga sesuatu
janji atau pemberian yang bertentangan
dengan jabatannya;
• c. akan setia kepada dan akan
mempertahankan serta mengamalkan Pancasila
sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang-
Undang Dasar 1945, dan segala Undang-Undang,
serta peraturan lain yang berlaku bagi Negara
Republik Indonesia.
• d. senantiasa akan menjalankan jabatan dengan
jujur, seksama dan dengan tidak membeda-
bedakan orang dalam melaksanakan kewajiban
saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya seperti layaknya bagi seorang Pejabat
Lelang yang berbudi baik dan jujur, menegakkan
hukum dan keadilan
Pejabat Lelang Kelas II berwenang melakukan
Lelang Noneksekusi Sukarela termasuk tetapi tidak
terbatas pada:
• a. Lelang Barang Milik BUMN/D berbentuk
persero;
• b. Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan;
• c. Lelang Barang Milik Perwakilan Negara Asing;
• d. Lelang Barang Milik Swasta
• e. menolak melaksanakan lelang dalam hal tidak
yakin akan kebenaran formal berkas persyaratan
lelang;
• f. melihat barang yang akan dilelang;
• g. menegur dan/atau mengeluarkan peserta
dan/atau pengunjung lelang jika mengganggu
jalannya pelaksanaan lelang dan/atau melanggar
tata tertib pelaksanaan lelang;
• h. menghentikan pelaksanaan lelang untuk
sementara waktu apabila diperlukan untuk
menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;
• i. meminta bantuan aparat keamanan dalam
hal diperlukan;
• j. mengesahkan pembeli lelang; dan/atau
• k. membatalkan pengesahan pembeli lelang
yang wanprestasi.
Selain kewenangan-kewenangan tersebut di atas,
Pejabat Lelang Kelas II berkewajiban:
• a. memiliki rekening khusus atas nama jabatan
Pejabat Lelang Kelas II;
• b. bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak
berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang
terkait;
• c. mengadakan perikatan perdata dengan Balai
Lelang atau Penjual/Pemilik Barang mengenai
pelaksanaan lelang;
• d. meneliti legalitas formal subjek dan objek
lelang;
• e. melaksanakan lelang dalam hal yakin akan
legalitas formal subjek dan objek lelang;
• f. membuat bagian Kepala Risalah Lelang
sebelum pelaksanaan lelang; membacakan
bagian Kepala Risalah Lelang di hadapan
peserta lelang pada saat pelaksanaan lelang,
kecuali dalam Lelang Noneksekusi Sukarela
melalui internet;
• g. menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;
• h. membuat Minuta Risalah Lelang dan
menyimpannya sesuai peraturan perundang-
undangan;
• i. membuat Salinan Risalah Lelang, Kutipan
Risalah Lelang, dan Grosse Risalah Lelang
sesuai peraturan perundang-undangan;
• j. menyelenggarakan pembukuan, administrasi
perkantoran dan membuat laporan pelaksanaan lelang,
sebagaimana format yang diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal;
• k. mengembalikan Uang Jaminan Penawaran Lelang
seluruhnya tanpa potongan kepada peserta lelang yang
tidak disahkan sebagai Pembeli;
• l. menyetorkan Bea Lelang dan PPh Final atas
Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan dalam
hal yang dilelang berupa tanah dan/atau tanah dan
bangunan ke Kas Negara dalam waktu 1 (satu) hari kerja
setelah Kewajiban Pembayaran Lelang dibayar oleh
Pembeli;
• m. menyetorkan Uang Jaminan Penawaran
Lelang dari Pembeli yang wanprestasi kepada
Pemilik Barang sesuai kesepakatan antara
Pemilik Barang dan Pejabat Lelang Kelas II;
• n. menyerahkan Hasil Bersih Lelang kepada
Penjual/Pemilik Barang paling lama 3 (tiga)
hari kerja setelah pembayaran diterima;
• o. menyerahkan dokumen kepemilikan objek
lelang, kuitansi pembayaran lelang dan
Kutipan Risalah Lelang kepada Pembeli setelah
kewajiban Pembeli dipenuhi.
• Pejabat Lelang Kelas II dalam melaksanakan
jabatannya dilarang:
• a. melayani permohonan Lelang di luar
kewenangannya;
• b. dengan sengaja tidak hadir dalam pelaksanaan
lelang yang telah dijadwalkan;
• c. membeli barang yang dilelang dihadapannya
secara langsung maupun tidak langsung;
• d. menerima Uang Jaminan Penawaran Lelang
dan Kewajiban Pembayaran Lelang dari Pembeli,
dalam hal Balai Lelang sebagai pemohon lelang;
• e. melakukan pungutan lain di luar yang telah
ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• f. melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan kepatutan sebagai Pejabat Lelang;
• g. menolak permohonan lelang, sepanjang
dokumen persyaratan lelang sudah lengkap
dan telah memenuhi legalitas formal subjek
dan objek lelang;
• h. merangkap jabatan atau profesi sebagai
Pejabat Negara, Kurator, Penilai,
Pengacara/Advokat;
• i. merangkap sebagai Komisaris, Direksi,
Pemimpin dan pegawai Balai Lelang;
• j. menerima/menetapkan permohonan lelang
dalam masa cuti; dan/atau
• k. melibatkan keluarga sedarah dalam garis lurus
ke atas dan ke bawah derajat pertama,
suami/isteri serta saudara sekandung Pejabat
Lelang dalam pelaksanaan lelang yang
dipimpinnya.

More Related Content

Similar to 0.3. PERT PJL KELAS II..pptx

Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Eko Wachyu
 
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptx
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptxHIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptx
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptxFarandiAngesti5
 
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03..."Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...Kanaidi ken
 
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatat
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatatPERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatat
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatatNorain Binti Jaafar
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1Sukman Sukman
 
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003LanalTolitoli
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Putroe Phang
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121dhoan Evridho
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012dhoan Evridho
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123EnvaPya
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaanYobin Manik
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Ricco Survival Yubaidi
 

Similar to 0.3. PERT PJL KELAS II..pptx (20)

Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
DISIPLIN_PNS.ppt
DISIPLIN_PNS.pptDISIPLIN_PNS.ppt
DISIPLIN_PNS.ppt
 
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptx
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptxHIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptx
HIBAH BMN Rakernas Aklap 20092022.pptx
 
Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54
 
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03..."Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...
"Metode Lelang dan Penghapusan Aset" _(KepMen BUMN No. 02 Tahun 2010 & No. 03...
 
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatat
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatatPERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatat
PERINTAH AM BAB D : Peraturan-peraturan pegawai awam (kelakuan dan tatat
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1
 
Pokok2 ketentuan kprs80
Pokok2 ketentuan kprs80Pokok2 ketentuan kprs80
Pokok2 ketentuan kprs80
 
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003
Perbedaan perpre54 2010-dan_keppres80-2003
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
 
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20121
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaan
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
 
Uuap5 2011bt
Uuap5 2011btUuap5 2011bt
Uuap5 2011bt
 

Recently uploaded

E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASsusilowati82
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 

Recently uploaded (20)

E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 

0.3. PERT PJL KELAS II..pptx

  • 1. PEJABAT LELANG PEJABAT LELANG KELAS I DAN PEJABAT LELANG KELAS II Dasar Hukum PL II: PMK No.189/.06/2017 PMK Ttg kelas II. Sebelumnya Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 27/PMK.06/2006 diganti dengan PMK 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang kelas II, Diubah dengan PMK No. 159/PKM.06/2013 tentang Perubahan PMK 175/PMK.06/2010.
  • 2. • PMK NO. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” (Pasal 99 PMK 27/PMK.06/2016 ).
  • 3. Dasar hukum mengingat pembentukan PMK No. 27 tahun 2016 • Undang-Undang Lelang (Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1941 :3); • Instruksi Lelang (Vendu Instructie, Staatsblad 1908:1908 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1930:85);
  • 4. P 9- 1 PMK 27/2016 mengatur dua jenis Pejabat Lelang yang melakukan pelayanan lelang, yaitu : a. Pejabat Lelang Kelas 1 (PL 1) yang bertempat di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), dan b. Pejabat Lelang Kelas 2 (PL 2) yang bertempat di Kantor Balai Lelang Swasta. Berikut pemaparan perbedaan antara kedua Pejabat Lelang tersebut, antara lain:
  • 5. Pejabat Lelang Kelas 1 merupakan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di Kementerian Keuangan RI, yang diberikan tugas sebagai Pejabat Lelang. Pejabat Lelang Kelas 2 Pejabat lelang swasta yang berwenang melaksanakan lelang eksekusi.
  • 6. Perbedaan pada wewenang: PLK I. berwenang semua jenis lelang baik LE, LNE dan LNESukarela. Plk II. Terbatas pada LNE Sukarela Pemohon: PKL I: Penjual atau pemilik barang PKL II. Balai Lelang, Penjual/pemilik barang Wilayah Kerja/yurisdiksi PLK I. Sesuai wilayah kerja KPKNL PLK II. Wilayah kerja jabatan tertentu yang berkedudukan di kabupaten/kota
  • 7. Perbedaan masa jabatan • PL 1 dan PL 2 melalui mekanisme pengangkatan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri Keuangan, perbedaannya adalah pada masa berlakunya jabatan (5 tahun dapat diperpanjang). • Bagi PL 1, jabatan berlaku sampai dengan yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat atau pun tidak dengan hormat sesuai kriteria yang berlaku • Sedangkan bagi PL 2, masa jabatan berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang.
  • 8. Kantor bertempat : PLK I berhantor di KPKNL sebagai tempat kedudukan PLK II: Kantor sendiri atau pada kantor Balai Lelang Imbaan Jasa PLK I: digaji Negara PLK II. Berdasarkan persepsi setiap pelaksanaan lelang Pemberian Kuasa: PLK I: Tidak berwenang memberi kuasa kepada kepada orang lain; PLK II: dapat memberi kuasa untuk melaksanakan lelang pada orang lain (gedelegeerde) dibawah pengawasan KPKNL.
  • 9. PEJABAT LELANG KELAS II • Pejabat Lelang Kelas II adalah orang swasta yang berdasarkan peraturan perundang- undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara Lelang Non Eksekusi Sukarela. • Oleh karena pejabat lelang kelas II adalah orang swasta maka kantornya pun bukan milik pemerintah akan tetapi berkantor secara swasta.
  • 10. • Meskipun pejabat lelang kelas II adalah orang swasta, pengangkatan dan pemberhentiannya dilakukan oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah naungan Menteri Keuangan. • Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah karena jabatannya (ex officio) menjadi Pengawas Lelang (Superintenden) dari Pejabat Lelang Kelas II. Delegatus non Potest Delegari,
  • 11. Syarat-syarat sebagai berikut: • a. sehat jasmani dan rohani; • b. berpendidikan paling rendah Sarjana (S1-Not: ) diutamakan bidang hukum atau ekonomi manajemen/akuntansi; • c. tidak pernah dijatuhi hukuman pidana; • d. tidak pernah terkena sanksi administrasi berat dan memiliki integritas yang tinggi, khusus untuk Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) DJPLN/DJKN dengan pangkat/golongan terakhir paling rendah Penata (III c);
  • 12. • e. memiliki kantor Pejabat Lelang Kelas II paling kurang seluas 36 m2 (tiga puluh enam meter persegi); • f. tidak memiliki kredit macet dan tidak termasuk dalam daftar orang tercela (DOT);
  • 13. Syarat-syarat tersebut di atas bagi pengangkatan Pejabat Lelang II wajib dibuktikan dengan dokumen-dokumen sebagai berikut: • a. fotokopi identitas diri • b. Surat Keterangan dokter Pemerintah yang menyatakan sehat jasmani dan rohani; • c. fotokopi ijazah Sarjana (S1) yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang; • d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
  • 14. • g. lulus pendidikan dan pelatihan untuk Pejabat Lelang Kelas II yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan, kecuali pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat Lelang atau yang menguasai tentang lelang; • h. telah mengikuti praktik kerja (magang), kecuali pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat Lelang atau yang menguasai tentang lelang; dan • i. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
  • 15. • e. fotokopi sertifikat atau surat tanda bukti kepemilikan atau surat perjanjian sewa dengan jangka waktu sewa paling singkat 2 (dua) tahun dan foto sebagai data pendukung tersedianya fasilitas kantor dengan luas paling kurang 36 m2 (tiga puluh enam meter persegi); • f. surat pernyataan tidak memiliki kredit macet dan tidak termasuk DOT;
  • 16. • g. fotokopi sertifikat lulus Pendidikan dan Pelatihan Pejabat Lelang yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan; • h. Surat Rekomendasi dari Kepala KPKNL, yang menyatakan calon Pejabat Lelang Kelas II yang bersangkutan telah melakukan praktik kerja (magang); dan • i. fotokopi bukti kepemilikan NPWP
  • 17. • Dokumen-dokuem persyaratan pengangkatan Pejabat Lelang Kelas II yang berasal dari pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat Lelang atau yang menguasai tentang lelang harus melampirkan tambahan dokumen-dokumen berupa: • a. surat rekomendasi dari Direktur Jenderal c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN); • b. fotokopi Surat Keputusan Pensiun PNS DJPLN/DJKN dengan pangkat/golongan terakhir paling rendah Penata (III/c);
  • 18. • c. fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan Pejabat Lelang, khusus bagi pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang pernah menjadi Pejabat Lelang; • d. daftar riwayat hidup bagi pensiunan PNS DJPLN/DJKN yang belum pernah menjadi Pejabat Lelang; • Oleh karena kedudukan Pejabat Lelang Kelas II adalah pejabat maka dalam melakukan jabatannya, Pejabat Lelang Kelas II terikat dengan sumpah/janji jabatan yang harus dilaksanakannya.
  • 19. Sumpah/janji dalam melaksanakan jabatannya adalah: • a. tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun juga yang bertentangan dengan jabatannya; • b. tiada sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga sesuatu janji atau pemberian yang bertentangan dengan jabatannya;
  • 20. • c. akan setia kepada dan akan mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang- Undang Dasar 1945, dan segala Undang-Undang, serta peraturan lain yang berlaku bagi Negara Republik Indonesia. • d. senantiasa akan menjalankan jabatan dengan jujur, seksama dan dengan tidak membeda- bedakan orang dalam melaksanakan kewajiban saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil- adilnya seperti layaknya bagi seorang Pejabat Lelang yang berbudi baik dan jujur, menegakkan hukum dan keadilan
  • 21. Pejabat Lelang Kelas II berwenang melakukan Lelang Noneksekusi Sukarela termasuk tetapi tidak terbatas pada: • a. Lelang Barang Milik BUMN/D berbentuk persero; • b. Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang- undangan; • c. Lelang Barang Milik Perwakilan Negara Asing; • d. Lelang Barang Milik Swasta • e. menolak melaksanakan lelang dalam hal tidak yakin akan kebenaran formal berkas persyaratan lelang;
  • 22. • f. melihat barang yang akan dilelang; • g. menegur dan/atau mengeluarkan peserta dan/atau pengunjung lelang jika mengganggu jalannya pelaksanaan lelang dan/atau melanggar tata tertib pelaksanaan lelang; • h. menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu apabila diperlukan untuk menjaga ketertiban pelaksanaan lelang; • i. meminta bantuan aparat keamanan dalam hal diperlukan; • j. mengesahkan pembeli lelang; dan/atau • k. membatalkan pengesahan pembeli lelang yang wanprestasi.
  • 23. Selain kewenangan-kewenangan tersebut di atas, Pejabat Lelang Kelas II berkewajiban: • a. memiliki rekening khusus atas nama jabatan Pejabat Lelang Kelas II; • b. bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait; • c. mengadakan perikatan perdata dengan Balai Lelang atau Penjual/Pemilik Barang mengenai pelaksanaan lelang; • d. meneliti legalitas formal subjek dan objek lelang;
  • 24. • e. melaksanakan lelang dalam hal yakin akan legalitas formal subjek dan objek lelang; • f. membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum pelaksanaan lelang; membacakan bagian Kepala Risalah Lelang di hadapan peserta lelang pada saat pelaksanaan lelang, kecuali dalam Lelang Noneksekusi Sukarela melalui internet;
  • 25. • g. menjaga ketertiban pelaksanaan lelang; • h. membuat Minuta Risalah Lelang dan menyimpannya sesuai peraturan perundang- undangan; • i. membuat Salinan Risalah Lelang, Kutipan Risalah Lelang, dan Grosse Risalah Lelang sesuai peraturan perundang-undangan;
  • 26. • j. menyelenggarakan pembukuan, administrasi perkantoran dan membuat laporan pelaksanaan lelang, sebagaimana format yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal; • k. mengembalikan Uang Jaminan Penawaran Lelang seluruhnya tanpa potongan kepada peserta lelang yang tidak disahkan sebagai Pembeli; • l. menyetorkan Bea Lelang dan PPh Final atas Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan dalam hal yang dilelang berupa tanah dan/atau tanah dan bangunan ke Kas Negara dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah Kewajiban Pembayaran Lelang dibayar oleh Pembeli;
  • 27. • m. menyetorkan Uang Jaminan Penawaran Lelang dari Pembeli yang wanprestasi kepada Pemilik Barang sesuai kesepakatan antara Pemilik Barang dan Pejabat Lelang Kelas II; • n. menyerahkan Hasil Bersih Lelang kepada Penjual/Pemilik Barang paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pembayaran diterima; • o. menyerahkan dokumen kepemilikan objek lelang, kuitansi pembayaran lelang dan Kutipan Risalah Lelang kepada Pembeli setelah kewajiban Pembeli dipenuhi.
  • 28. • Pejabat Lelang Kelas II dalam melaksanakan jabatannya dilarang: • a. melayani permohonan Lelang di luar kewenangannya; • b. dengan sengaja tidak hadir dalam pelaksanaan lelang yang telah dijadwalkan; • c. membeli barang yang dilelang dihadapannya secara langsung maupun tidak langsung; • d. menerima Uang Jaminan Penawaran Lelang dan Kewajiban Pembayaran Lelang dari Pembeli, dalam hal Balai Lelang sebagai pemohon lelang;
  • 29. • e. melakukan pungutan lain di luar yang telah ditentukan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku; • f. melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepatutan sebagai Pejabat Lelang; • g. menolak permohonan lelang, sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang;
  • 30. • h. merangkap jabatan atau profesi sebagai Pejabat Negara, Kurator, Penilai, Pengacara/Advokat; • i. merangkap sebagai Komisaris, Direksi, Pemimpin dan pegawai Balai Lelang; • j. menerima/menetapkan permohonan lelang dalam masa cuti; dan/atau • k. melibatkan keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas dan ke bawah derajat pertama, suami/isteri serta saudara sekandung Pejabat Lelang dalam pelaksanaan lelang yang dipimpinnya.