SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
REKOMENDASI No.: 002/Rek/PP IDAI/XI/2010
Tentang Air Susu Ibu dan Menyusui
1. Dokter spesialis anak dan tenaga medis merekomendasikan ASI bagi
semua bayi yang tidak memiliki kontraindikasi medis serta memberikan
edukasi mengenai manfaat ASI dan menyusui.
a. Kontraindikasi medis yang dimaksud mengacu pada Panduan WHO
2009, termuat pada bagian selanjutnya dari rekomendasi ini. Bila
terdapat kontraindikasi, maka harus ditelaah lebih lanjut, apakah
kontraindikasi tersebut bersifat sementara atau permanen. Bila
kontraindikasi hanya bersifat sementara, maka ibu dianjurkan
memerah ASI untuk menjagai kesinambungan produksi ASI. Bila
menyusui langsung tidak memungkinkan, maka dianjurkan
memberikan ASI yang diperah.
b. Keputusan untuk tidak menyusui atau menghentikan menyusui
sebelum waktunya didasarkan pada pertimbangan bahwa risiko
menyusui akan lebih membahayakan dibanding manfaat yang akan
didapatkan.
2. ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi
makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun
susu selain ASI. Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan
diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif.
3. Seluruh kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI/menyusui harus
didukung. Edukasi orang tua sejak kehamilan merupakan komponen
penting penentu keberhasilan menyusui. Dukungan dan semangat dari
ayah dapat berperan besar dalam membantu ibu menjalani proses
inisiasi dan tahapan menyusui selanjutnya, terutama saat terjadi
masalah.
4. Bayi sehat diletakkan pada dada ibunya agar tercipta kontak kulit ke
kulit segera setelah persalinan sampai bayi mendapat ASI pertamanya.
Bayi sehat dan siaga mampu melakukan perlekatan tanpa bantuan
dalam waktu satu jam pertama setelah melahirkan.
2
. Keringkan bayi, nilai skor Apgar, dan lakukan pemeriksaan fisis awal
saat bayi sedang kontak dengan ibunya.
a. Prosedur penimbangan, pengukuran, memandikan, pengambilan
darah, pemberian suntikan vitamin K, dan profilaksis mata dapat
ditunda sampai bayi mendapat ASI pertamanya.
b. Bayi yang terpengaruh oleh obat-obatan ibu mungkin membutuhkan
bantuan agar mampu melakukan perlekatan yang efektif.
5. Suplemen (air, air gula, susu formula, dan cairan lain) tidak diberikan
pada bayi kecuali atas permintaan dokter sesuai dengan indikasi medis.
6. Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui. Rekomendasi ini tidak
melarang penggunaan empeng untuk tujuan nonnutritive sucking, oral
training untuk bayi prematur, dan bayi yang membutuhkan perawatan
khusus.
7. Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan
bayi. Ibu menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda
lapar seperti terjaga terus, aktif, mouthing, atau rooting.
. Penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming-in)
sepanjang hari sangat membantu keberhasilan menyusui.
a. Lamanya menyusui tergantung pada kehendak bayi. Payudara
diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar
kedua payudara mendapat stimulasi yang sama dan mendapat
pengeringan yang sama.
b. Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau
dirangsang untuk menyusui maksimum setiap 3 jam.
8. Evaluasi keberhasilan menyusui selama dirawat dilakukan oleh tenaga
kesehatan sekurangnya dua kali sehari.
. Hal yang dinilai meliputi posisi menyusui, perlekatan, dan transfer
susu.
a. Kemajuan dan hambatan dalam proses menyusui selama bayi
dirawat dicatat di rekam medis
b. Edukasi ibu untuk mencatat waktu dan durasi setiap kali menyusui,
demikian juga dengan produksi urin dan tinja pada minggu-minggu
pertama.
3
c. Setiap masalah yang ditemui segera dicarikan solusinya sebelum
ibu dan bayi meninggalkan rumah sakit.
9. Bayi yang telah pulang dari rumah sakit mendapat pemeriksaan tenaga
kesehatan pada usia 3-5 hari.
. Dilakukan penilaian bayi yang mencakup pemeriksaan fisis, terutama
untuk mendeteksi ikterus (kuning) dan status hidrasi, pola berkemih
dan defekasi, begitu pula masalah payudara (nyeri, pembengkakan).
a. Teknik menyusui juga harus dinilai, meliputi posisi, perlekatan, dan
transfer susu. Penurunan berat badan lebih dari 7% berat lahir
mengindikasikan kemungkinan masalah menyusui dan harus
dievaluasi lebih lanjut.
10. Bayi yang mendapat ASI diperiksa kesehatannya kembali pada usia 2-3
minggu agar dapat dipantau pertambahan berat badan dan memberikan
dukungan pada periode awal menyusui ini.
11. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai
tumbuh kembang optimal.
12. Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai
usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi
yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat
pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum usia
6 bulan, yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif.
13. Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik.
. Pengenalan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak
meningkatkan asupan kalori maupun kecepatan pertumbuhan berat
badan.
a. Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak
membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca
panas sekalipun. Pemberikan minuman atau makanan selain ASI
berisiko mengandung kontaminan atau alergen.
b. Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan
kesehatan dan perkembangan bayi.
4
c. Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima
susu sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat
besi.
14. Semua bayi yang mendapat ASI mendapat injeksi vitamin K1 1 mg
yang diberikan setelah mendapat ASI pertamanya dalam kurun waktu 6
jam setelah lahir. Bila tidak tersedia vitamin K1 injeksi, maka dapat
diberikan vitamin K1 oral namun diulang dalam kurun waktu 4 bulan.
15. Ibu dan bayi baru lahir berada dalam satu ruangan dan bayi berada
dalam jangkauan ibu selama 24 jam untuk memfasilitasi menyusui.
16. Bila ibu atau bayi dirawat di rumah sakit, diusahakan untuk menjaga
kesinambungan ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberikan
ASI yang diperah.
17. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam
bulan pertama kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal.
Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang
adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan.
18. Bayi risiko tinggi :
. Pemberian ASI direkomendasikan untuk bayi prematur dan bayi
risiko tinggi lain, baik secara langsung maupun pemberian ASI
perah. Dukungan dan edukasi untuk ibu mengenai menyusui dan
teknik memerah ASI diberikan sedini mungkin.
a. Kontak kulit ke kulit dan menyusui langsung dimulai sedini mungkin.
b. Sebagian besar bayi dengan berat lahir sangat rendah terindikasi
mendapat ASI yang difortifikasi. Di negara maju terdapat bank ASI.
Air susu ibu yang berasal dari bank ASI telah memenuhi
persyaratan dan berasal dari donor yang telah diksrining. ASI segar
dari donor yang belum diskrining tidak dianjurkan karena risiko
transmisi kuman.
c. Kewaspadaan diperhatikan untuk bayi dengan defisiensi glukosa-6-
fosfat dehidrogenase (G6PD) karena rentan terhadap hemolisis,
hiperbilirubinemia, dan kernikterus. Ibu yang menyusui bayi dengan
defisiensi atau tersangka defisiensi G6PD harus menghindari obat
yang dapat menginduksi hemolisis.
5
19. Keadaan bencana dan situasi darurat :
. Air Susu Ibu (ASI) dengan daya perlindungan yang dimilikinya
menjadi sangat penting pada keadaan bencana atau situasi darurat.
a. Dalam situasi bencana, bayi yang tidak disusui mempunyai risiko
tinggi terkena penyakit, karena kurangnya air dan sanitasi,
terhentinya persediaan makanan, tempat tinggal yang tidak
memadai, serta tidak adanya fasilitas untuk memasak. Selain itu,
tidak adanya dukungan dan pengetahuan tentang bagaimana cara
pemberian makan pada bayi dan anak dalam keadaan darurat, ikut
berkontribusi meningkatkan risiko timbulnya penyakit.
b. Pemberian susu formula pada keadaan bencana perlu
memperhatikan beberapa hal :
1. Pemberian susu formula dibawah pengawasan dan pemantauan
tenaga kesehatan terlatih.
2. Susu formula diberikan kepada bayi piatu dan bayi yang ibunya
tidak lagi dapat menyusui
3. Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui ibu dan
relaktasi tidak memungkinkan.
4. Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi memadai tentang
cara penyajian susu formula yang aman dan pemberian makan
bayi yang tepat.
5. Ada petunjuk yang jelas tentang cara penyajian susu formula
dalam bahasa yang dimengerti oleh masyarakat setempat
dengan masa kadaluwarsa minimal 1 tahun.
6. Susu kental manis dan susu cair tidak boleh diberikan kepada
bayi berumur kurang dari 12 bulan.
7. Menggunakan air dan alat yang bersih untuk menyiapkan susu
dan menyimpannya (bila sulit menyiapkan air bersih karena
terbatasnya bahan bakar, dapat menggunakan air dalam
kemasan).
8. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk
9. Promosi menyusui secara terus menerus untuk agar ibu yang
masih dapat menyusui tidak memberikan susu formula.
6
c. Industri susu formula tidak diperbolehkan mempromosikan
produknya.
Panduan untuk membersihkan dan sterilisasi peralatan, serta
menyiapkan dan menyajikan Susu Formula Bayi
Cara membersihkan dan sterilisasi peralatan, meliputi :
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum membersihkan dan
mensterilkan peralatan minum bayi; mencuci semua peralatan (botol,
dot, sikat botol dan sikat dot) dengan sabun; dan membilas botol dan
dot dengan air yang mengalir;
2. Sterilisasi dengan cara direbus, meliputi :
a. Botol harus terendam seluruhnya sehingga tidak ada udara di
dalam botol;
b. Panci ditutup dan biarkan sampai mendidih selama 5 – 10 menit;
c. Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot didalamnya sampai
segera akan digunakan;
d. Mencuci tangan dengan sabun sebelum mengambil botol dan dot;
e. Bila botol tidak langsung digunakan setelah direbus botol harus
disimpan ditempat yang bersih dan tertutup; dan dot dan
penutupnya terpasang dengan baik.
Cara menyiapkan dan menyajikan Susu Formula Bayi meliputi :
1. Membersihkan tempat penyiapan Susu Formula Bayi;
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan;
3. Rebus air minum sampai mendidih dalam panci tertutup;
4. Biarkan air tersebut didalam panci tertutup selama 10-15 menit agar
suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70°C;
7
5. Tuangkan air tersebut (suhunya tidak kurang dari 70°C) sebanyak yang
dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan) ke dalam botol susu
yang telah disterilkan;
6. Tambahkan bubuk Susu Formula Bayi sesuai takaran yang dianjurkan
pada label;
7. Tutup kembali botol susu dan kocok sampai Susu Formula Bayi larut
dengan baik;
8. Dinginkan segera dengan merendam bagian bawah botol susu di
dalam air bersih dingin, sampai suhunya sesuai untuk diminum (dicoba
dengan meneteskan Susu Formula Bayi pada pergelangan tangan,
akan terasa agak hangat, tidak panas);
9. Sisa Susu Formula Bayi yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 (dua)
jam.
Ttd. KaRu Flamboyan

More Related Content

What's hot

Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psihkdt
 
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusuicahyatoshi
 
PPT Gizi Bayi
PPT Gizi Bayi PPT Gizi Bayi
PPT Gizi Bayi Chiyapuri
 
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiTahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
 
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)Helliya
 
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juan
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juanParentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juan
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juanJessWongHuiJuan1
 
He mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoHe mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoAmelia Ligianto
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.docGiffward
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Mila Aria Purba
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalOcie Sabrina
 
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariPPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariChiyapuri
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanSam Goufu
 

What's hot (20)

Materi peserta pmba new
Materi peserta pmba  newMateri peserta pmba  new
Materi peserta pmba new
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psi
 
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
 
ASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIFASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIF
 
PPT Gizi Bayi
PPT Gizi Bayi PPT Gizi Bayi
PPT Gizi Bayi
 
MPASI
MPASIMPASI
MPASI
 
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiTahapan pemberian makanan pendamping asi
Tahapan pemberian makanan pendamping asi
 
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
Pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
 
Pesan Kunci MP ASI
Pesan Kunci MP ASIPesan Kunci MP ASI
Pesan Kunci MP ASI
 
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juan
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juanParentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juan
Parentcraft kkkj nutrition and breastfeeding jess wong hui juan
 
He mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligiantoHe mp asi angelin ligianto
He mp asi angelin ligianto
 
Pmt
PmtPmt
Pmt
 
sap asi esklusif
sap asi esklusifsap asi esklusif
sap asi esklusif
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
 
BROSUR ASI
BROSUR ASIBROSUR ASI
BROSUR ASI
 
Banjar bali
Banjar baliBanjar bali
Banjar bali
 
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariPPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahan
 

Similar to ASI dan Menyusui

2022_5. PMBA.docx
2022_5. PMBA.docx2022_5. PMBA.docx
2022_5. PMBA.docxselfimercy
 
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptxMI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptxtaty38478
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuicahyatoshi
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptMaulidaUchti
 
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitung
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitungmotivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitung
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitungariliendy
 
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptxELande
 
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdf
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdfMateri 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdf
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdfPUSKESMASDAGANGAN
 
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbang
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbangOptimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbang
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbangReiza Suzan Utami, S.Pd
 
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptxAtikaJatimi
 
Asi-Eksklusif.ppt
Asi-Eksklusif.pptAsi-Eksklusif.ppt
Asi-Eksklusif.pptErnaYanti21
 
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdf
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdfSukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdf
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdfJuwitasari61
 
Materi Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptxMateri Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptxFriskaEkatni
 

Similar to ASI dan Menyusui (20)

Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
2022_5. PMBA.docx
2022_5. PMBA.docx2022_5. PMBA.docx
2022_5. PMBA.docx
 
2022_5. PMBA.pdf
2022_5. PMBA.pdf2022_5. PMBA.pdf
2022_5. PMBA.pdf
 
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptxMI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptx
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusui
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitung
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitungmotivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitung
motivasi edukasi to Ibu Hamil.pptxfrom bangka belitung
 
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptx
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Pemberian ASI PPT ok.pptx
Pemberian ASI PPT ok.pptxPemberian ASI PPT ok.pptx
Pemberian ASI PPT ok.pptx
 
Referatasi presentation1
Referatasi presentation1Referatasi presentation1
Referatasi presentation1
 
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdf
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdfMateri 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdf
Materi 4. Edukasi Pemberian Makan Balita.pdf
 
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptxTAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
 
skripsi Hasni. - TRNT.docx
skripsi Hasni. - TRNT.docxskripsi Hasni. - TRNT.docx
skripsi Hasni. - TRNT.docx
 
GIZI PADA IBU HAMIL
GIZI PADA IBU HAMILGIZI PADA IBU HAMIL
GIZI PADA IBU HAMIL
 
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbang
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbangOptimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbang
Optimalisasi pertumbuhan balita dengan gizi seimbang
 
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx
3. kebutuhan nutrisi pada bayi.pptx
 
Asi-Eksklusif.ppt
Asi-Eksklusif.pptAsi-Eksklusif.ppt
Asi-Eksklusif.ppt
 
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdf
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdfSukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdf
Sukses mengikuti seleksi CPNS dan PPPK Bidan Terampil .pdf
 
Materi Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptxMateri Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptx
 

Recently uploaded

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 

Recently uploaded (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

ASI dan Menyusui

  • 1. 1 IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA REKOMENDASI No.: 002/Rek/PP IDAI/XI/2010 Tentang Air Susu Ibu dan Menyusui 1. Dokter spesialis anak dan tenaga medis merekomendasikan ASI bagi semua bayi yang tidak memiliki kontraindikasi medis serta memberikan edukasi mengenai manfaat ASI dan menyusui. a. Kontraindikasi medis yang dimaksud mengacu pada Panduan WHO 2009, termuat pada bagian selanjutnya dari rekomendasi ini. Bila terdapat kontraindikasi, maka harus ditelaah lebih lanjut, apakah kontraindikasi tersebut bersifat sementara atau permanen. Bila kontraindikasi hanya bersifat sementara, maka ibu dianjurkan memerah ASI untuk menjagai kesinambungan produksi ASI. Bila menyusui langsung tidak memungkinkan, maka dianjurkan memberikan ASI yang diperah. b. Keputusan untuk tidak menyusui atau menghentikan menyusui sebelum waktunya didasarkan pada pertimbangan bahwa risiko menyusui akan lebih membahayakan dibanding manfaat yang akan didapatkan. 2. ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif. 3. Seluruh kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI/menyusui harus didukung. Edukasi orang tua sejak kehamilan merupakan komponen penting penentu keberhasilan menyusui. Dukungan dan semangat dari ayah dapat berperan besar dalam membantu ibu menjalani proses inisiasi dan tahapan menyusui selanjutnya, terutama saat terjadi masalah. 4. Bayi sehat diletakkan pada dada ibunya agar tercipta kontak kulit ke kulit segera setelah persalinan sampai bayi mendapat ASI pertamanya. Bayi sehat dan siaga mampu melakukan perlekatan tanpa bantuan dalam waktu satu jam pertama setelah melahirkan.
  • 2. 2 . Keringkan bayi, nilai skor Apgar, dan lakukan pemeriksaan fisis awal saat bayi sedang kontak dengan ibunya. a. Prosedur penimbangan, pengukuran, memandikan, pengambilan darah, pemberian suntikan vitamin K, dan profilaksis mata dapat ditunda sampai bayi mendapat ASI pertamanya. b. Bayi yang terpengaruh oleh obat-obatan ibu mungkin membutuhkan bantuan agar mampu melakukan perlekatan yang efektif. 5. Suplemen (air, air gula, susu formula, dan cairan lain) tidak diberikan pada bayi kecuali atas permintaan dokter sesuai dengan indikasi medis. 6. Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui. Rekomendasi ini tidak melarang penggunaan empeng untuk tujuan nonnutritive sucking, oral training untuk bayi prematur, dan bayi yang membutuhkan perawatan khusus. 7. Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan bayi. Ibu menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti terjaga terus, aktif, mouthing, atau rooting. . Penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming-in) sepanjang hari sangat membantu keberhasilan menyusui. a. Lamanya menyusui tergantung pada kehendak bayi. Payudara diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar kedua payudara mendapat stimulasi yang sama dan mendapat pengeringan yang sama. b. Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk menyusui maksimum setiap 3 jam. 8. Evaluasi keberhasilan menyusui selama dirawat dilakukan oleh tenaga kesehatan sekurangnya dua kali sehari. . Hal yang dinilai meliputi posisi menyusui, perlekatan, dan transfer susu. a. Kemajuan dan hambatan dalam proses menyusui selama bayi dirawat dicatat di rekam medis b. Edukasi ibu untuk mencatat waktu dan durasi setiap kali menyusui, demikian juga dengan produksi urin dan tinja pada minggu-minggu pertama.
  • 3. 3 c. Setiap masalah yang ditemui segera dicarikan solusinya sebelum ibu dan bayi meninggalkan rumah sakit. 9. Bayi yang telah pulang dari rumah sakit mendapat pemeriksaan tenaga kesehatan pada usia 3-5 hari. . Dilakukan penilaian bayi yang mencakup pemeriksaan fisis, terutama untuk mendeteksi ikterus (kuning) dan status hidrasi, pola berkemih dan defekasi, begitu pula masalah payudara (nyeri, pembengkakan). a. Teknik menyusui juga harus dinilai, meliputi posisi, perlekatan, dan transfer susu. Penurunan berat badan lebih dari 7% berat lahir mengindikasikan kemungkinan masalah menyusui dan harus dievaluasi lebih lanjut. 10. Bayi yang mendapat ASI diperiksa kesehatannya kembali pada usia 2-3 minggu agar dapat dipantau pertambahan berat badan dan memberikan dukungan pada periode awal menyusui ini. 11. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh kembang optimal. 12. Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif. 13. Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik. . Pengenalan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan kalori maupun kecepatan pertumbuhan berat badan. a. Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun. Pemberikan minuman atau makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau alergen. b. Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi.
  • 4. 4 c. Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi. 14. Semua bayi yang mendapat ASI mendapat injeksi vitamin K1 1 mg yang diberikan setelah mendapat ASI pertamanya dalam kurun waktu 6 jam setelah lahir. Bila tidak tersedia vitamin K1 injeksi, maka dapat diberikan vitamin K1 oral namun diulang dalam kurun waktu 4 bulan. 15. Ibu dan bayi baru lahir berada dalam satu ruangan dan bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam untuk memfasilitasi menyusui. 16. Bila ibu atau bayi dirawat di rumah sakit, diusahakan untuk menjaga kesinambungan ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberikan ASI yang diperah. 17. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. 18. Bayi risiko tinggi : . Pemberian ASI direkomendasikan untuk bayi prematur dan bayi risiko tinggi lain, baik secara langsung maupun pemberian ASI perah. Dukungan dan edukasi untuk ibu mengenai menyusui dan teknik memerah ASI diberikan sedini mungkin. a. Kontak kulit ke kulit dan menyusui langsung dimulai sedini mungkin. b. Sebagian besar bayi dengan berat lahir sangat rendah terindikasi mendapat ASI yang difortifikasi. Di negara maju terdapat bank ASI. Air susu ibu yang berasal dari bank ASI telah memenuhi persyaratan dan berasal dari donor yang telah diksrining. ASI segar dari donor yang belum diskrining tidak dianjurkan karena risiko transmisi kuman. c. Kewaspadaan diperhatikan untuk bayi dengan defisiensi glukosa-6- fosfat dehidrogenase (G6PD) karena rentan terhadap hemolisis, hiperbilirubinemia, dan kernikterus. Ibu yang menyusui bayi dengan defisiensi atau tersangka defisiensi G6PD harus menghindari obat yang dapat menginduksi hemolisis.
  • 5. 5 19. Keadaan bencana dan situasi darurat : . Air Susu Ibu (ASI) dengan daya perlindungan yang dimilikinya menjadi sangat penting pada keadaan bencana atau situasi darurat. a. Dalam situasi bencana, bayi yang tidak disusui mempunyai risiko tinggi terkena penyakit, karena kurangnya air dan sanitasi, terhentinya persediaan makanan, tempat tinggal yang tidak memadai, serta tidak adanya fasilitas untuk memasak. Selain itu, tidak adanya dukungan dan pengetahuan tentang bagaimana cara pemberian makan pada bayi dan anak dalam keadaan darurat, ikut berkontribusi meningkatkan risiko timbulnya penyakit. b. Pemberian susu formula pada keadaan bencana perlu memperhatikan beberapa hal : 1. Pemberian susu formula dibawah pengawasan dan pemantauan tenaga kesehatan terlatih. 2. Susu formula diberikan kepada bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi dapat menyusui 3. Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui ibu dan relaktasi tidak memungkinkan. 4. Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi memadai tentang cara penyajian susu formula yang aman dan pemberian makan bayi yang tepat. 5. Ada petunjuk yang jelas tentang cara penyajian susu formula dalam bahasa yang dimengerti oleh masyarakat setempat dengan masa kadaluwarsa minimal 1 tahun. 6. Susu kental manis dan susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur kurang dari 12 bulan. 7. Menggunakan air dan alat yang bersih untuk menyiapkan susu dan menyimpannya (bila sulit menyiapkan air bersih karena terbatasnya bahan bakar, dapat menggunakan air dalam kemasan). 8. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk 9. Promosi menyusui secara terus menerus untuk agar ibu yang masih dapat menyusui tidak memberikan susu formula.
  • 6. 6 c. Industri susu formula tidak diperbolehkan mempromosikan produknya. Panduan untuk membersihkan dan sterilisasi peralatan, serta menyiapkan dan menyajikan Susu Formula Bayi Cara membersihkan dan sterilisasi peralatan, meliputi : 1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan minum bayi; mencuci semua peralatan (botol, dot, sikat botol dan sikat dot) dengan sabun; dan membilas botol dan dot dengan air yang mengalir; 2. Sterilisasi dengan cara direbus, meliputi : a. Botol harus terendam seluruhnya sehingga tidak ada udara di dalam botol; b. Panci ditutup dan biarkan sampai mendidih selama 5 – 10 menit; c. Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot didalamnya sampai segera akan digunakan; d. Mencuci tangan dengan sabun sebelum mengambil botol dan dot; e. Bila botol tidak langsung digunakan setelah direbus botol harus disimpan ditempat yang bersih dan tertutup; dan dot dan penutupnya terpasang dengan baik. Cara menyiapkan dan menyajikan Susu Formula Bayi meliputi : 1. Membersihkan tempat penyiapan Susu Formula Bayi; 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan; 3. Rebus air minum sampai mendidih dalam panci tertutup; 4. Biarkan air tersebut didalam panci tertutup selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70°C;
  • 7. 7 5. Tuangkan air tersebut (suhunya tidak kurang dari 70°C) sebanyak yang dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan) ke dalam botol susu yang telah disterilkan; 6. Tambahkan bubuk Susu Formula Bayi sesuai takaran yang dianjurkan pada label; 7. Tutup kembali botol susu dan kocok sampai Susu Formula Bayi larut dengan baik; 8. Dinginkan segera dengan merendam bagian bawah botol susu di dalam air bersih dingin, sampai suhunya sesuai untuk diminum (dicoba dengan meneteskan Susu Formula Bayi pada pergelangan tangan, akan terasa agak hangat, tidak panas); 9. Sisa Susu Formula Bayi yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 (dua) jam. Ttd. KaRu Flamboyan