Dokumen tersebut membahas tentang definisi, keutamaan, rukun, syarat, dan tata cara wudhu. Wudhu merupakan ibadah dengan membersihkan empat bagian tubuh dengan air bersih untuk menghilangkan hadats kecil sebelum melakukan shalat atau kewajiban agama lainnya.
2. DEFINISI
• Kata wudhu' ( ضوء ُالو ) dalam bahasa Arab berasal dari kata al-
wadha'ah( ةَءاَض َالو ) yang bermakna alhasan ( الحسن ), yaitu kebaikan.
Dan juga sekaligus bermakna an-andzafah ( النظافة ),
• Menurut Istilah, wudhu’ adalah peribadatan kepada Allah dengan
menggunakan air yang suci dan mensucikan di empat anggota
badan yaitu, wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki
dengan cara yang tertentu untuk menghilangkan hadats kecil.
DALIL TENTANG WUDHU’
• Q.S. AL-MAIDAH : 6
آَهُّيَأآَي
ََ
نْي ِذ
َّ
أل
َأْوُنَمَأ
أَذِأ
َْمُتْمُق
ى
َ
لِأ
ََلَّألص
َِة
أْوُل ِ
سْآغَف
َْمُكَهْوُج ُو
َْمُكْي ِدْيَأَو
َِأ
ى
َ
ل
َِ
قِأفَرَم
ْ
أل
أْوُحَسْأمَو
َْمُك ِ
س ُؤُرِب
َْمُكَلُجْرَأَو
ى
َ
لِأ
َِ
نْيَب ْعَلك
ْ
أ
.
(
المائدة
:
6
)
• HADITS NABI
ََّتََح َ
ث َدْحَأَأ َذَِأ ْمُكِدَحََأَةَلََص َُهللا ُ
لَبْقََيَال
ََ آَََّوَتَىَي
(.
َومسلميأهَألبخآرور
)
Artinya : “Allah tidak menerima shalat seseorang diantara
kamu jika ia berhadats sehingga ia berwudhu”.
3. KEISTIMEWAAN BERWUDHU
• Banyak sekali hadits-hadits yang diterima mengenai keutamaan
berwudhu, salah satunya yaitu hadits riwayat Malik, Muslim,
Turmidzi, dan Nasa’I,
ﻮﻋﻥﺃﺒﻲﻫﺮﻴﺮﺓﺮﺿﻲﷲﻋﻨﻪﺃﻥﺍﻠﺮﺴﻮﻞﺼﻠﻰﷲﻋﻠﻴﻪﻮﺴﻠﻢﻘﺎﻞ
:
ﺃﻻﺃﺪﻠﻜﻢﻋﻠﻰﻤﺎﻴﻣﺤﻮﷲﺒﻪﺍﻠﺨﻄﺎﻴﺎﻮﻴﺭﻔﻊﺒﻪﺍﻠﺪﺭ
ﺠﺎﺖﻗﺎﻠﻮﺍﺒﻠﻰﻴﺎﺭﺴﻮﻞﷲﻗﺎﻞﺇﺴﺒﺎﻍﺍﻠﻮﺿﻮﺀﻋﻠﻰﺍﻠﻤﻜﺎﺮﻩﻮﻜﺛﺮﺓﺍﻠﺨﻄﺄﺇﺍﻠﻰﺍﻠﻤﺴﺎﺨﺩﻮﺍﻨﺘﻆﺎﺮﺍﻠﺻﻼﺓﺒﻌﺪﺍﻠﺻ
ﻼﺓﻔﺪﻠﻜﻢﺍﻠﺮﺒﺎﻄﻔﺪﻠﻜﻢﺍﻠﺮﺒﺎﻄﻔﺪﻠﻜﻢﺍﻠﺮﺒﺎﻄ
• Artinya:
• “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Maukah
saya tunjukan padamu hal-hal dengan mana Allah menghapuskan
dosa-dosamu serta mengangkat derajatmu?” “Mau ya Rasulullah”.
Ujar mereka. “Menyempurnakan wudhu, menhadapi segala
kesusahan dan sering melangkah mengunjungi masjid, serta
menunggu shalat demi shalat, Nah itulah dia perjuangan, sekali lagi
perjuangan
4. FARDHU (RUKUN) WUDHU’
1. Niat perbuatan hati semata, yang tak ada sangkut-
pautnya dengan lisan dan mengucapkannya tidaklah
disyari’atkan
2. Membasuh muka (termasuk berkumur dan
memasukkan dan mengeluarkan air ke dan dari
hidung)
3. Membasuh kedua tangan sampai kedua siku,
4. Mengusap (menyapu) seluruh kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki,
6. Tertib (berurutan),
7. Muwalah (tidak diselingi dengan perkara-perkara yang
lain).
5. SYARAT –SYARAT WUDHU
• Syarat-syarat Wudhu
• Terdapat dua syarat dalam wudhu yaitu syarat wajib dan syarat sah.
• Syarat Wajib Wudhu di antaranya,
– Islam.
– Baligh.
– Berakal.
– Mampu menggunakan air yang suci dan mencukupi.
– Berlakunya hadath.
– Suci daripada haidh dan nifas.
– Kesempitan waktu. Wudhu tidak diwajibkan ketika waktu yang
panjang tetapi diwajibkan ketika kesempitan waktu.
6. • Sedangkan Syarat Sah Wudhu di antaranya,
– Meratakan air yang suci ke atas kulit, yaitu perbuatan
meratakan air pada seluruh anggota yang dibasuh
hingga tiada bagian yang tertinggal.
– Menghilangkan apa saja yang menghalang
sampainya air ke anggota wudhu.
– Tidak terdapat perkara-perkara yang boleh
membatalkan wudhu seperti darah haidh, nifas, air
kencing dan seumpamanya.
– Masuk waktu sembahyang bagi orang yang
berterusan dalam keadaan hadath seperti orang yang
mengidap kencing tidak lawas.
7. SUNNAH WUDHU’
1. Mencuci kedua Tangan
2. Membaca basmalah sebelum berwudhu`
3. Berkumur dan Istinsyaq
4. Bersiwak sebelum berwudhu’
5. Meresapkan Air ke Jenggot
6. Membasuh Tiga Kali
7. Membasahi seluruh kepala dengan air
8. Membasuh dua telinga
9. Mendahulukan Kanan
10. Berdo’a sesudah wudhu
َو ُه
َ
ل َ
كْيِرَش َال ُه َدْحَو ْهللا َّالِإ َه
َ
لِإ َال ْ
نَا ُدَهْشَا
ُ
لْوُسَرَو ُه ُدْبَع ا ًدَّمَح ُم َّ
نَا ُدَهْشَا
ُه
.
ىِن
ْ
ل َعْاج َّمُهَّللَا
َ
نْيِرِهَطَتُم
ْ
ال َ
نِم ىِن
ْ
ل َعْاجَو َ
نْيِباَّوَّالت َ
نِم
8. YANG MEMBATALKAN WUDHU’
1. Kencing, buang air besar, dan kentut.
2. Keluarnya air mani, wadi, dan madzi
3. Tidur lelap (dalam keadaan tidak sadar)
4. Hilangnya akal karena mabuk, pingsan dan
gila
5. Menyentuh kemaluan tanpa ada batas
9. HAL-HAL YANG MEMAKRUKAN WUDHU
Yang dinamakan makruh adalah Khitab atau firman Allah SWT., yang
memerintahkan agar dijauhi atau ditinggalkan, tapi tidak secara pasti atau
lebih baik ditinggalkan dari pada dikerjakan.
Adapun yang makruh dalam berwudhu menurut pendapat Imam Hanafiyah
ialah:
• Makruh ada dua macam yaitu,
• Makruh Tanzih ialah apa yang tidak disiksa, bila mengerjakannya
dan diberi pahala, bila ditinggalkan, tapi pahalanya sedikit.
• Makruh Tahrim ialah yang lebih dekat kepada haram. Dapat
diterangkan, bahwa ia adalah meninggalkan salah satu wajib yang
dinilainya kurang dari fardhu.
• Makruh tanzih ialah:
• Menigakalikan, karena hendak membersihkan atau mendinginkan
badan.
• Terlalu banyak menggunakan air.
• Terlalu sedikit menggunakan air, sehingga air yang menetes tidak
suci lagi.
10. • Diantara makruh tahrim itu ialah
• Memukulkan air wudhu dengan keras ke muka,
karena ia menggambarkan seolah-olah ia
membenci mukanya.
• Berkumur-kumur dan melansing air dengan
menggunakan tangan kiri.
• Membersihkan kotoran dengan menggunakan
tangan kanan.
• Menigakalikan menyapu kepala dengan air baru.
Karena yang diperintah hanyalah menyapu
pertama dengan air baru dan mengulangnya
dengan tidak menggunakan air baru. Begitu pula
menyapu telinga.
• Menentukan satu bejana untuk wudhu.
• Melebihkan membasuh dan menyapu dari tiga kali.
11. TATA CARA WUDHU
• Adapun tata cara dalm berwudhu di antaranya,
• Membasuh kedua telapak tangan dengan air yang suci dan
mensucikan, dan dengan membaca basmalah.
• Berkumur-kumur memasukkan air ke dalam mulut. Gunanya untuk
membersihkan sisa-sisa makanan.
• Membersihkan atau menghisap air ke dalam lubang hidung
(Istinsyaq).
• Membasuh muka sambil membaca niat wudhu dalam hati.
• Membasuh kedua tangan sampai siku (diawali tangan kanan
kemudian tangan kiri).
• Mengusap sebagian kepala atau rambut dengan air.
• Mengusap daun telinga dengan cara kedua telunjuk tangan masuk
kedalam lubang telinga dan ibu jari pada daun telinga, dimulai dari
bawah ke atas.
• Membasuh kedua kaki sampai mata kaki (dimulai kaki kanan
kemudian kaki kiri).